You are on page 1of 6

Skenario

Deforestation and Malaria Prevalence in Ibu Kota Nusantara as New Capital


City of Indonesia

Swandari Paramita1, Yohanes Budi Sulistioadi2,3, Rahmat Bakhtiar1,


Ronny Isnuwardana1, Hanis Kusumawati Rahayu1

1
Department of Community Medicine, Faculty of Medicine,
Mulawarman University, East Kalimantan, Indonesia
2
Graduate School of Environment, Mulawarman University, East Kalimantan, Indonesia
3
Center for Geospatial Information Infrastructure Development,
Institute for Research and Community Service, Mulawarman University, East Kalimantan, Indonesia

Indonesia ranks second in malaria cases in Asia, with some Indonesians living in high-risk
areas, particularly in the parts of Kalimantan, known for their unique malaria challenges.
Deforestation, urbanization, and climate change add complexity to this issue. The government's
decision to relocate the capital to Ibu Kota Nusantara (IKN) in East Kalimantan at Penajam Paser
Utara (PPU) Regency raises environmental concerns, with a focus on its deforestation impact. This
article explores the intersection of deforestation and malaria in this evolving landscape. The study
uses land cover data analysis from the Ministry of Environment and Forestry to reveal substantial
forest loss in the Penajam and Sepaku District in the PPU Regency as the IKN region from 1990 to
2021. Malaria prevalence data from PPU in 2022 were also examined to pinpoint high-risk areas.
The findings show a significant decrease in forest cover in Penajam, compared to decrease in forest
cover in Sepaku over the same period. Additionally, the study identifies ten villages in PPU with the
highest malaria cases, with the top three villages in Penajam (Sotek, Giripurwa and Petung). Despite
ongoing development plans, the high malaria prevalence in PPU, particularly in the IKN region,
remains a major health concern. Deforestation is identified as a critical environmental factor
contributing to the spread of malaria, as forest loss can lead to increased mosquito breeding and
biting rates. However, the relationship between deforestation and malaria is complex, influenced by
various factors, including socioeconomic conditions and immunity. Therefore, an integrated
approach that combines malaria control and environmental science is crucial for mitigating malaria
risks in deforested areas. With ongoing large-scale development projects in the IKN region,
understanding the connection between deforestation and public health is essential for effective policy
planning and sustainable development.

Presented in the 8th International Conference of Science and Technology (ICST) 2023 hosted by
University of Mataram Indonesia, co-hosted by Binus University and Mulawarman University

Pertanyaan untuk Step 2 (masalah yang mungkin muncul) HARUS TERKAIT skenario
“Deforestation and Malaria Prevalence”, bukan tentang topik kesehatan lingkungan (yang ini baru
akan dibahas pada saat DKK 2)
Identifikasi Istilah
 Deforestasi : penggundulan hutan
 Urbanisasi : permindahan penduduk dari dessa ke kota
Identifikasi Masalah
1. Mengapa Kalimantan memiliki risiko tinggi terkena malaria?
2. Apa hubungan deforestasi, urbanisasi, dan perubahan iklim dengan malaria?
3. Apakah terdapat dampak dari IKN yang menjadi ibukota negara baru dengan kesehatan
lingkungan?
4. Sebagai dokter dan tenaga kesehatan, apa yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi
permasalahan kesehatan berupa malaria tersebut?
Analisis Masalah
1. Mengapa Kalimantan memiliki risiko tinggi terkena malaria?
Jawab :
 Karena iklim tropis hutan kalimantan yang lembab dan lebat, dan juga merupakan
huttan tropis terbesar yang mendukung perkembangan nyamuk anopheles, sehingga
meningkatkan resiko penyebaran malaria
 Sosioekonomi, Masih banyak masyarakat di kalimantan yang mencari penghasilan
didalam hutan pada malam hari
 Masyarakat sering bekerja di hutan pada malam hari
 Karena breading place dari nyamuk anopheles yang berpindah dari hutan ke
pemukiman, dikarenakan terjadinya deforestasi yang menyebabkan hilangnya habitan
dari vektor tersebut
2. Apa hubungan deforestasi, urbanisasi, dan perubahan iklim dengan malaria?
Jawab :
 Dimulai dari urbanisasi ketika masyarakat berpindah kebutuhan pemukiman
bertambah, pemerintah pun memilih membuka lahan di daerah hutan sehingga terjadi
deforestasi
 Deforestasi menciptakan kondisi yang menguntungkan perkembangannyamuk, seperti
kolom air terkena matahari sehingga meningkatkan suhu yang mana akan menjadi
tempat perkembang biakan yang baik bagi nyamuk
 Perubahan iklim mempengaruhi cuaca dalam jangka panjang, dan jika dalam suatu
waktu terjadi hujan yang panjang yang kemungkinan lebih banyak genangan air dan
udara menjadi lebih lembab
3. Apakah terdapat dampak dari IKN yang menjadi ibukota negara baru dengan
kesehatan masyarakat?
Jawab :
 Pembangunan infrastruktur di IKN berdampak pada biodiversitas, kualitas lanskap
wilayah, pencemaran, limbah, sistem drainase sampah
 Perpindahan orang yang semakin banyak maka akan menyebabkan penurunan
kualitas hidup
4. Sebagai dokter dan tenaga kesehatan, apa yang dapat kita lakukan untuk
menanggulangi permasalahan kesehatan berupa malaria tersebut?
Jawab :
 Edukasi terakait gejala dan pencegahan malaria
 Pemeriksaan berkala
 Pemberian profilaksis kepada orang yang ingin berkunjung/pindah (doksisiklin,
kloroquin)
 Penelitian mengenai malaria, untuk mengetahui prevalensi, pencegahan
Strukturisasi Konsep
Kesehatan
Masyarakat

Dipengaruhi oleh :

Lingkungan Pelayanan Perilaku Masyarakat Genetik


Kesehatan (Sosioekonomi)

Learning Objective
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dan prinsip dasar IKM
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengaruh prilaku masyarat terhadap kesehatan
masyarakat
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengaruh lingkungan terhadap kesehatan masyarakat
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengaruh genetik terhadap kesehatan masyarakat
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengaruh pelayanan kesehatan terhadap kesehatan
masyarakat
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dan prinsip dasar IKM

Kesehatan adalah hasil interaksi baik internal maupun eksternal dari manusia, internal
meruakan segala suatu dari tubuh manusia itu sendiri, sedang kan eksternal berasal dari
lingkungan, sosioekonomi,

Ilmu kesehatan adalah suatu ilmu dan seni untuk memperbaiki kesehatan hidup, seperti
menjaga sanitasi yang baik, upaya memperbaiki kesehatan hidup manusia

Pendidikan kesehatan manusia, kesehatan ibu dan anak, pemberantasan penyakit menular

Sanutasi lingkungan, epidemiologi, kesehatan kerja, biostatistik kesehatan, gizi kesehatan

Prinsip dasar
Usaha kesehatan, usaha preventif dan promotif menggunakan biaya yang rendah,
melandaskan dari masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri, mengajak seluruh
masyarakat,

Teori glom Status kesehatan : Genetik, faktor prilaku, faktor lingkungan, faktor pelayanan
kesehatan

Upaya untuk mencapai kesehatan masyarakat : promotif, edukatif (perventif/pencegahan),


kuratif, rehabilitatif

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengaruh prilaku masyarat terhadap


kesehatan masyarakat

Prilaku : internal dan eksternal


Perilaku kesehatan, harapan seseorang untuk tanggapan dalam upaya kesehatan pada
seseorang, seperti seorang ibu memasak makanan yang bergizi.
Pencegahan
Pengobatan
Pemulihan kesehatan, seseorang yang menjaga kesehatan setelah mengalami sakit

Pemeliharan da
Mencegah dari sakit
Meningkatkan kesehatan
Me
Bila telah sembuh menjaga kesehatan

Prilaku praventif
Prilaku kuratif

Dengan prilaku masyarakat yang kondusof maka massyarakat akan lebih sadar untuk
menjaga kesehatan dirinya dan orang disekitarnya (healthy behavior)
Seperti edukasi kepada orang-orang

3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengaruh lingkungan terhadap kesehatan


masyarakat

Sebagai faktor predisposisi (tinggal di daerah endemis), dan penyebab munculnya penykit,
faktor perjalanan penyakit.

Polusi, ketika ada polusi maka seseorang lebih rentan terkena suata penyakit (seperti debu
yang masuk kedalam saluran pernapasan, jika sedikit maka tubuh masih dapat mengatasi hal
tersebut dengan seperti mengeluarkan debu itu sendiri tetapi apabila banyak dantubuh tidak
dapat mengkompensasi maka akan timbul suatu penyakit)

Dapat terkenan Kuman TB apabila dengan lingkungan ruang tertutup, lingkungan lembab,
dapat menjadikan seseorang lebih mudah terkerna TB

4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengaruh genetik terhadap kesehatan


masyarakat

Genetik berkaitan dari sifat anak dari orang tua, seperti jika orang tuanya lebih rentan terkena
DM maka sang anak akan memiliki faktor riwayat keturunan yang rentan mengalmi DM juga
dan harus lebih menjaga kesehatannya

Jika faktor predisposisinya merupakan keturunan genetiknya, seperti riwayat ortu dan
keluarga DM, down sindrom, buta warna, leukimia,

5. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengaruh pelayanan kesehatan terhadap


kesehatan masyarakat

Faktor pelayanan kesehatan berperan untuk memberikan pelayanan baik kuratif maupun
preventif, dari segi pemberian kesehatan, edukasi pencegahan penyakit.

Pelayanan kehatan dimulai dari administrasi (membuat perencanaan dan mengarahkan),


selanjutnya untuk pemberdayaan masyarakat (masyarakat kurang mampu dan masyarakat
yang tinggal jauh).

Sebagai dokter, pelayanan kesehatan deteksi dini dan pengobatan terhadap suatu penyakit.
6.

You might also like