Professional Documents
Culture Documents
2, Juli 2020
ISSN 2614-4719
ABSTRACT
Hypertension is one of the biggest problems that cause death because many are
undiagnosed and hypertensive sufferers often experience asymptomatic events causing
difficulty to know the causes of hypertension. Treatment of hypertension can perform by
pharmacology and non-pharmacology. Non-pharmacological treatment may be in the form of
aromatherapy. This study aimed to determine the effect of aqueous aromatherapy on the
decrease of blood pressure in hypertensive patients at Royal Prima Hospital Medan in 2017.
The study design was quasi-experiment with one group pretest-postest design provided with
aromatherapy for 10 minutes. The population consisted of 28 people. The 10 people as
sampling were drawn by a purposive sampling technique. Data collection was performed by
interview and observation. The bivariate analysis used was paired sample t-test with a
significance level of 0.05 (5%). The results showed that the level of systolic and diastolic
blood pressure before aromatherapy aqueous treatment was 156.60 mmHg and 92.40 mmHg.
Systolic and diastolic blood pressure after aqueous aromatherapy administration was 142.60
mmHg and 81.80 mmHg. Based on the results of statistical tests it was found that there was a
difference in blood pressure between before and after aromatherapy, {systolic, p-value =
0.000 (p <0.05) and diastolic, p-value = 0.000 (p <0.05)}. The results of this study concluded
that there is an effect of giving aqueous aromatherapy (Kananga odorata) on the decrease of
blood pressure in hypertension patients at Royal Prima Hospital Medan in 2017. It is
suggested that aqueous aromatherapy can be applied as an alternative therapy to lower
blood pressure.
102
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719
kematian, sekitar 12,8% dari total seluruh hipertensi sedangkan terapi non
kematian. Hal ini menyumbang 57 juta farmakologis terdiri dari menghentikan
tahun hidup yang disesuaikan dengan merokok, menurunkan berat badan
kecacatan (DALYS) atau 3,7% dari total berlebih, latihan fisik, menurunkan asupan
DALYS (World Health Organization, garam, meningkatkan konsumsi buah dan
2016). sayur serta menurunkan asupan lemak
Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 (Potter & Perry, 2015). Pemberian terapi
prevalensi hipertensi berdasarkan hasil non farmakologis relatif praktis dan
pengukuran pada penduduk usia 18 tahun efisien yaitu dengan cara pemberian
sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan aromaterapi.
Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Aromaterapi merupakan salah satu
Papua sebesar (22,2%). Prevalensi terapi pelengkap yang menggunakan
hipertensi provinsi Sumatera Utara minyak atsiri sebagai agen terapeutik
sebesar 29,2%. Hipertensi terjadi pada utama untuk mengobati beberapa
kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), penyakit. Minyak esensial atau minyak
umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 atsiri diekstraksi dari bunga, kulit kayu,
tahun (55,2%) (Kementerian Kesehatan batang, daun, akar, buah-buahan dan
RI, 2019). bagian tanaman lainnya dengan berbagai
Penting untuk disadari bahwa metode. Penghirupan, aplikasi lokal dan
mayoritas (lebih dari 95%) kasus mandi adalah metode utama yang
hipertensi yang terlihat dalam praktik digunakan dalam aromaterapi yang
klinis disebabkan oleh hipertensi Essential memanfaatkan minyak ini untuk
atau Primer (yaitu tidak ada penyebab menembus permukaan kulit manusia
yang pasti) di mana hipertensi dalam dengan aura yang jelas (Ali et al., 2015).
banyak kasus berkembang secara bertahap Minyak esensial kenanga (Cananga
seiring waktu dengan bertambahnya usia Odorata) merupakan salah satu jenis
(Kumanan et al., 2018). aromaterapi yang mempunyai beberapa
Kejadian penyakit hipertensi yang kandungan senyawa alami seperti asam
meningkat setiap tahun perlu bensoat, geraniol, farnesol, geraniol,
mendapatkan perhatian dan segera diatasi. eugenol, linalool, sadrol (Sharma, 2008).
Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi Sebuah studi percontohan yang
farmakologis dan non farmakologis. melibatkan 34 profesional dari sebuah
Terapi farmakologis yaitu obat anti kelompok perawat dilakukan di Portugal
103
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719
104
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719
105
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719
laki-laki berjumlah 4 orang (40%). (20%), dan 164 mmHg (20%). Tekanan
Berdasarkan umur lebih banyak pada darah diastolik paling banyak 90 mmHg
rentang usia di bawah 55 tahun, yaitu (40%). Rata-rata tekanan darah sistolik
sebanyak 4 orang (40%), usia diatas 59 adalah 156.60 mmHg dan rata-rata
tahun sebanyak 4 orang (40%) dan di tekanan darah diastolik adalah 92.40
rentang 55-59 tahun sebanyak 2 orang mmHg.
(20%). Berdasarkan pendidikan lebih Hasil pengukuran tekanan darah
banyak tamatan SLTP, yaitu berjumlah 4 sesudah pemberian aromaterapi kenanga
orang (40%), tamatan SLTA berjumlah 3 di Rumah Sakit, dengan nilai terbanyak
orang (30%), tamatan Perguruan Tinggi sistolik adalah 146 mmHg (30%). Nilai
berjumlah 2 orang (20%), dan 1 orang terbanyak diastolik adalah 80 mmHg
(10%) tamatan SD. (30%). Rerata nilai dari sistolik adalah
142.60 mmHg dan rata-rata nilai diastolik
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Rerata adalah 81.80 mmHg.
Tekanan Darah Sebelum dan
Analisa Bivariat
Sesudah Pemberian
Aromaterapi Kenanga Selama Pengaruh tekanan darah sebelum dan
5 Hari
sesudah pemberian aromaterapi kenanga
Tekanan Darah Tekanan Darah
Sebelum Sesudah terhadap penurunan tekanan darah pada
Sistol Diastol f Sistol Diastol f pasien hipertensi dapat dilihat di Tabel 3
148 84 1 138 76 1 yaitu:
160 100 1 150 90 1 Tabel 3. Pengaruh Pemberian
156 90 1 146 80 1 Aromaterapi Kenanga
150 90 1 140 82 1 terhadap Penurunan Tekanan
164 102 1 146 84 1 Darah pada Pasien Hipertensi
150 92 1 130 82 1 Tekanan p-
164 98 1 150 86 1 No Mean SD T-test
Darah value
156 90 1 142 80 1 Sistolik
158 90 1 138 80 1 156.60 5.739
sebelum
160 88 1 146 78 1 1. 10.773 0.00
Sistolik
142.60 6.257
Total Total 10 sesudah
Diastolik
92.40 5.719
Berdasarkan Tabel 2 tekanan darah sebelum
2. 11.818 0.000
Diastolik
sebelum pemberian aromaterapi kenanga 81.80 4.050
sesudah
di Rumah Sakit yang paling banyak
Berdasarkan Tabel 3 data yang telah
adalah tekanan darah sistolik 150 mmHg
diperoleh berdistribusi normal,
(20%), 156 mmHg (20%), 160 mmHg
106
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719
107
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719
membantu untuk rileksasi, dan dapat aromaterapi kenanga, yaitu rerata tekanan
menurunkan aktifitas vasokonstriksi darah sistolik sebelum pemberian
pembuluh darah, aliran darah menjadi aromaterapi sebesar 156.60 mmHg dan
lancar sehingga menurunkan tekanan setelah pemberian aromaterapi sebesar
darah (Sharma, 2008). 142.60 mmHg. Rerata tekanan darah
Hasil penelitian takanan darah sebelum diastolik sebelum pemberian aromaterapi
pemberian aromaterapi kenanga dengan sebesar 92.40 mmHg dan setelah
rata-rata sistolik 156.60 mmHg dan pemberian aromaterapi sebesar 81.80
diastolik 92.40 dengan Standard Deviasi mmHg.
sistolik menunjukkan bahwa 5.739 dan Saat aromaterapi kenanga masuk
diastolik 5.719. Hal ini menunjukkan melalui hidung, aroma akan diterima oleh
sebagian responden termasuk dalam cilia dalam hidung yang kemudian akan di
kategori hipertensi ringan. Menurut data kirim ke sistem limbic dalam bentuk
Kemenkes RI, (2019), berdasarkan impuls listrik. Impuls ini memberikan
variabel umur dan jenis kelamin, efek, dimana sistem ini yang menjadi
kelompok yang banyak berkontribusi pusat kontrol emosi, suasana hati (mood)
terhadap ketidakpatuhan pengukuran dan memori, sehingga meningkatkan
tekanan darah adalah kelompok umur 18- gelombang alfa dalam otak. Pengaturan
24 tahun dengan proporsi sebesar 55,3% ini membuat rileks dan dapat menurunkan
dan laki-laki sebesar 50,5%. aktifitas vasokonstriksi pembuluh darah,
Pengukuran tekanan darah dilakukan aliran darah menjadi lancar sehingga
sebelum pemberian aromaterapi selama 10 menurunkan tekanan darah (Sharma,
menit. Tekanan darah responden diukur 2008).
kembali setelah pemberian aromaterapi. Pemberian aromaterapi minyak
Pengukuran tekanan darah menggunakan kenanga terbukti berpengaruh dalam
Spygmomanometer dan stetoskop yang menurunkan tekanan darah pada penderita
hasilnya dicatat di lembar observasi. hipertensi sehingga aromaterapi minyak
Setelah dilakukan pemberian aromaterapi kenanga dapat dijadikan sebagai salah
dengan minyak kenanga diketahui bahwa satu intervensi keperawatan non-
rata-rata sistolik 142.60 mmHg dan farmakologis dalam menurunkan
diastolik 81.80 mmHg. Hasil penelitian tekanan darah pada penderita hipertensi
menunjukkan terjadi penurunan tekanan (Shaleha, 2016). Hasil penelitian Majidi &
darah sebelum dan sesudah pemberian Juanita, (2013) yang berjudul pemberian
108
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719
109
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719
110