You are on page 1of 8

1205 Yeniwati, Nayang Helmayunita, Nurzi Sebrina: Analisis Pemahaman Pajak...

Analisis Pemahaman Pajak Oleh Bendaharawan Pemerintah Daerah


(Studi Kasus Pada Kabupaten Pasaman Barat)

Yeniwati
(Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi UNP, email: yeniwati_unp@yahoo.com)

Nayang Helmayunita
(Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNP, email: nayang.helma@gmail.com)

Nurzi Sebrina
(Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNP, email: nurzisebrina@gmail.com)

Absctract
As parties that do the cutting and tax collection, the Government's Treasurer must understand tax aspects,
especially with regard to the obligation to do the cutting and/or collection of income tax, value added tax Value
(VAT), this research aims to know the extent to which understanding of the Treasurer of the local Government
about the tax laws, in particular the income tax 21, 22, 23 and VAT through the training by bringing a resource
person competent in the field of taxation. It is a descriptive analysis of the research by disseminating a
questionnaire to the response that is the Treasurer of the local government organization in Pasaman Barat. The
results showed that there is still a lack of understanding of the Treasurer of local government organization in
Pasaman Barat on taxation legislation particularly income tax and VAT. The most difficult thing they
understand is about the set fee and imposed sanctions against violations of income tax. Because so importance
of the Treasurer of the local government in terms of tax collection that resulted in increased locally-generated
revenue, It is expected the Treasurer of each local government organization in the area especially in Pasaman
Barat can understand more about the tax laws through training as well as workshops on taxation.

Keywords: treasurer, income tax, value added tax

1. Pendahuluan dari APBN/APBD, ditetapkan sebagai


Sebagai pihak yang melakukan Pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
pemotongan dan/atau pemungutan pajak, Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22. Selain
bendahara pemerintah harus mengerti aspek- sebagai Pemungut, Bendaharawan Pemerintah
aspek perpajakan, terutama yang berkaitan juga sebagai pemotong PPh Pasal 4 ayat 2, PPh
dengan kewajiban untuk melakukan Pasal 21/26, dan Pasal 23/26 sebagaimana
pemotongan dan/atau pemungutan Pajak ketentuan yang berlaku umum
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai Bendaharawan wajib memotong PPh
(PPN), serta Bea Meterai. Secara umum, Pasal 21 atas pembayaran penghasilan berupa
kewajiban perpajakan bagi bendahara gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pemerintah adalah mendaftarkan diri menjadi pembayaran lain yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak, melakukan pemotongan dan/atau Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
pemungutan PPh, PPN dan Bea Materai, serta sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,
melakukan penyetoran dan pelaporan pajak jasa, dan kegiatan.Berdasarkan PP No 80 tahun
yang telah dipotong/dipungut. 2010 bahwa Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
Berdasarkan Keputusan Menteri terutang atas penghasilan tetap dan teratur
Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 tentang yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS,
Penunjukan Bendaharawan Pemerintah Dan Anggota TNI, dan Anggota POLRI, Pensiunan
Kantor Perbendaharaan Dan Kas Negara setiap bulan yang menjadi beban APBN atau
Untuk Memungut, Menyetor, Dan Melaporkan APBD ditanggung oleh pemerintah atas beban
Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak APBN atau APBD. Apabila sumber dananya
Penjualan Atas Barang Mewah Beserta Tata berasal dari selain APBN/APBD, maka
Cara Pemungutan Penyetoran, Dan perlakuannya adalah ketentuan
Pelaporannya, Bendaharawan Pemerintah, pemungutan/pemotongan yang berlaku umum.
yaitu Bendaharawan dan Pejabat yang Penghasilan berupa honorarium, uang sidang,
melakukan pembayaran yang dananya berasal uang hadir uang lembur, Imbalan Prestasi kerja
Jurnal WRA, Vol 6, No 1, April 2018 1206

dan imbalan lain dengan nama apapun yang pengisian data pajak dan pelaporan pajak,
sumber dananya berasal dari APBN/APBD, maka dirasa perlu untuk dilakukan pelatihan
maka tata caranya adalah sebagaimana yang berkesinambungan untuk bendaharawan
jugadiatur dalam PP 80 Tahun 2010. Apabila tersebut
penerima penghasilan tersebut Non Pejabat Kabupaten Pasaman Barat yang
Negara/PNS/ABRI, maka tata cara merupakan pemekaran dari kabupaten
pemotongan/ pemungutan adalah tata cara Pasaman, memiliki sebelas kecamatan yaitu :
yang berlaku umum Perdirjen Pajak Sungai Beremas, Ranah Batahan, Koto
No.31/PJ/2009 sebagaimana diubah dalam Balingka, Sungai Aur, Lembah Melintang,
Perdirjen Pajak No 5/PJ/2009. Gunung Tuleh, Talamau, Pasaman, Luhak Nan
Jenis-jenis penghasilan yang dapat Duo, Sasak Ranah Pasisie dan Kinali dengan
dikenakan PPh Pasal 21 adalah penghasilan jumlah penduduk ± 376.548 jiwa, luas wilayah
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau 3.887,77 Km², memiliki ibu kota kabupaten
kegiatan dengan nama dan dalam bentuk sebagai pusat pemerintahan di Simpang
apapun diantaranya: Empat. Sebagaimana kabupaten lainnya,
a. Penghasilan pegawai atau penerima Pemerintah kabupaten Pasaman Barat terdiri
pensiun secara teratur atas Satuan Perangkat Kerja daerah (SKPD)
b. Penghasilan pegawai, penerima pensiun yang bertugas membantu Bupati untuk
atau mantan pegawai secara tidak teratur mencapai Visi Misi yang telah ditetapkan.
c. Upah harian, mingguan, satuan, borongan Observasi awal terkait dengan
d. Uang tebusan pensiun, Tabungan Hari perpajakan untuk bendahara pengeluaran di
Tua atau Jaminan Hari Tua, uang organisasi perangkat daerah Kabupaten
pesangon Pasaman Barat terutama untuk bendahara
e. Honorarium, uang saku, hadiah, komisi, pengeluaran menunjukkan bahwa masih
bea siswa dan imbalan lain sehubungan ditemukannya kendala tentang kewajiban
dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang perpajakan. Petunjuk teknis memang sudah
terdiri dari tenaga ahli, pemusik, ada, namun bendahara pengeluaran sangat
penyanyi, olahragawan, pengajar, membutuhkan pelatihan yang lebih mendalam
penceramah, penyuluh, peserta sidang dsb. tentang perpajakan ini. Beberapa dokumen
f. Gaji, gaji kehormatan, tunjangan- terkait dengan kewajiban perpajakan keuangan
tunjangan lain yang terkait dengan gaji yang belum tersedia ataupun telah tersedia
dan honorarium atau imbalan lain namun belum diisi karena belum paham teknis
Bendaharawan dalam hal ini adalah pengisiannya semakin memperkuat keinginan
bendaharawan pengeluaran sangat memiliki tim pengabdian untuk memberikan pelatihan
peran penting untuk pengelolaan pajak. perpajakan untuk bendahara pengeluaran ini.
Kondisi di lapangan sering ditemui adalah Berdasarkan fenomena yang diuraikan
bahwa bendaharawan diisi oleh staf yang tidak diatas maka permasalahan yang ingin dibahas
memiliki latar belakang tentang dalam penelitian ini mengenai pemahaman
perbendaharaan atau minimal orang yang bendaharawan pengeluaran organisasi
berlatar belakang ekonomi terutama akuntansi. perangkat daerah. Dimana kasus yang diambil
Sehingga meskipun pernah dilakukan pelatihan adalah di daerah Kabupaten Pasaman Barat.
yang diikuti oleh bendaharawan namun masih
juga ditemukan kesalahan dan kekeliruan 2. Telaah Literatur
terutama dalam hal penghitungan tarif 2.1 Definisi Pajak
perpajakan. Pajak menurut pasal 1 angka 1 Undang-
Hal–hal lain yang ditemukan dilapangan Undang Nomor 8 tahun 2007 tentang
adalah sering terjadinya mutasi dan rotasi ketentuan umum dan tata cara perpajakan
bendaharawan, sehingga bendaharawan yang didefinsikan sebagai kontribusi wajib kepada
menempati posisi baru sebagai bendaharawan negara yang terutang oleh orang pribadi atau
sering harus memerlukan waktu untuk badan yang bersifat memaksa berdasarkan
beradaptasi dan mempelajari tentang pajak Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
bendaharawan. Untuk dapat meningkatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
kemampuan Bendaharawan di kantor keperluan negara bagi sebesar-besarnya
organisasi perangkat daerah dalam pengelolaan kemakmuran rakyat.
pajak seperti untuk perhitungan pajak,
1207 Yeniwati, Nayang Helmayunita, Nurzi Sebrina: Analisis Pemahaman Pajak...

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, 2) Penerima uang pesangon, pensiun atau uang
SH, pajak adalah iuran rakyat kepada kas manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau
negara berdasarkan Undang-Undang (yang jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya;
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa 3) Bukan pegawai yang menerima atau
timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat memperoleh penghasilan sehubungan
ditunjukkan dan yang digunakan untuk dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan
membayar pengeluaran umum. 4) Penerima imbalan lainnya.
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani pajak Tidak termasuk dalam pengertian
adalah iuran masyarakat kepada negara (yang Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh
dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang Pasal 21 adalah:
wajib membayarnya menurut peraturan- 1) Pejabat perwakilan diplomatik dan
peraturan umum (Undang-Undang) dengan konsulat atau pejabat lain dari negara
tidak mendapat prestasi kembali yang langsung asing, dan orang-orang yang
dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk diperbantukan kepada mereka yang
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum bekerja pada dan bertempat tinggal
berhubung tugas negara untuk bersama mereka, dengan syarat bukan
menyelenggarakan pemerintahan. warga negara Indonesia dan di Indonesia
tidak menerima atau memperoleh
2.2. Pajak Penghasilan (PPh) penghasilan lain di luar jabatan atau
2.2.1. Pasal 21 pekerjaannya tersebut, serta negara yang
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah bersangkutan memberikan perlakuan
pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, timbal balik;
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain 2) Pejabat perwakilan organisasi
dengan nama dan dalam bentuk apapun internasional sebagaimana dimaksud
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-
jasa,dan kegiatan yang dilakukan oleh orang Undang Pajak Penghasilan, yang telah
pribadi Subjek Pajak dalam negeri (Siti, 2014 : ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan
179) syarat bukan warga negara Indonesia dan
Definisi tersebut menyatakan bahwa PPh tidak menjalankan usaha atau kegiatan
pasal 21 terjadi karena adanya kegiatan yang atau pekerjaan lain untuk memperoleh
dilakukan oleh subjek pajak dalam negeri penghasilan dari Indonesia.
sehubungan dengan pekerjaannya sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21
pegawai atau bukan pegawai, peserta kegiatan meliputi:
dan ketentuan lain yang diatur dalam dasar 1) Pemberi kerja yang terdiri dari orang
hukum PPh pasal 21, maka ketika subjek pajak pribadi dan badan, baik merupakan pusat
orang pribadi dalam negeri ini menerima maupun cabang, perwakilan atau unit yang
penghasilan dari kegiatan ini, akan dikenakan membayar gaji, upah, honorarium,
pemotongan PPh pasal 21. tunjangan, dan pembayaran lain dengan
Penerima Penghasilan yang dipotong nama dan dalam bentuk apapun, sebagai
PPh Pasal 21 adalah orang pribadi yang imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau
merupakan: jasa yang dilakukan oleh pegawai atau
1) Pegawai, yaitu orang pribadi yang bekerja bukan pegawai,
pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai 2) Bendahara atau pemegang kas pemerintah,
tetap atau pegawai tidak tetap/tenaga kerja termasuk bendahara atau pemegang kas
lepas berdasarkan perjanjian atau pada Pemerintah Pusat termasuk institusi
kesepakatan kerja baik secara tertulis TNI/POLRI, Pemerintah Daerah, instansi
maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga
suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan negara lainnya, dan Kedutaan Besar
tertentu dengan memperoleh imbalan yang Republik Indonesia di luar negeri, yang
dibayarkan berdasarkan periode tertentu, membayarkan gaji, upah, honorarium,
penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain tunjangan, dan pembayaran lain dengan
yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
orang pribadi yang melakukan pekerjaan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
dalam jabatan negeri atau badan usaha milik kegiatan,
negara atau badan usaha milik daerah,
Jurnal WRA, Vol 6, No 1, April 2018 1208

3) Dana pensiun, badan penyelenggara pembayaran atas pembelian barang yang


jaminan sosial tenaga kerja, dan badan- dananya dari belanja Negara dan atau
badan lain yang membayar uang pensiun belanja daerah, kecuali badan-badan tersebut
dan tunjangan hari tua atau jaminan hari pada butir 4.
tua; 4) Bank Indonesia (BI), Badan Penyehatan
4) Orang pribadi yang melakukan kegiatan Perbankan Nasional (BPPN), Badan Urusan
usaha atau pekerjaan bebas serta badan Logistik (BULOG), PT TELKOM, PLN,PT
yang membayar: Garuda Indonesia, PT Indosat, PT Krakatau
5) Penyelenggara kegiatan, termasuk badan Stell, dan BUMN yang melakukan
pemerintah, organisasi yang bersifat pembelian barang yang dananya bersumber
nasional dan internasional, perkumpulan, baik dari APBN maupun non APBN.
orang pribadi serta lembaga lainnya yang 5) Badan usaha yang bergerak dibidang
menyelenggarakan kegiatan, yang industri semen, industri rokok, industri
membayar honorarium, hadiah, atau kertas, industri baja, dan industri otomotif,
penghargaan dalam bentuk apapun kepada yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan
Wajib pajak orang pribadi dalam negeri Pajak, atas penjualan hasil produksi di
berkenaan dengan suatu kegiatan. dalam negeri.
Tidak termasuk sebagai pemberi kerja Adapun yang menjadi objek pemungutan
yang mempunyai kewajiban untuk melakukan PPh pasal 22 adalah:
pemotongan pajak adalah: 1) Impor Barang
1) Kantor perwakilan Negara asing, 2) Pembayaran atas pembelian barang yang
2) Organisasi-organisasi internasional dilakukan Dirjen Anggaran, Bendaharawan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat pemerintah baik ditingkat Pusat maupun
(1) huruf c Undang-Undang Pajak Pemerintah Daerah.
Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh 3) Pembayaran atas pembelian barang yang
Menteri Keuangan, pemberi kerja orang dilakukan oleh BUMN dan BUMD yang
pribadi yang tidak melakukan kegiatan dananya dari belanja Negara dan atau
usaha atau pekerjaan bebas yang semata- belanja daerah.
mata mempekerjakan orang pribadi untuk 4) Penjualan hasil produksi yang dilakukan
melakukan pekerjaan rumah tangga atau oleh Pertamina dan badan usaha lain selain
pekerjaan bukan dalam rangka melakukan Pertamina yang bergerak di bidang bahan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. bakar minyak jenis premix dan gas.
5) Pembelian bahan-bahan untuk keperluan
2.2.2. PPh Pasal 22 industry atau ekspor industry dan eksportir
PPh pasal 22 merupakan pembayaran yang bergerak dalam sektor perhutanan,
Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan yang perkebunan, pertanian, dan perikanan dari
dipungut oleh : pedagang pengumpul.
1) Bendaharawan pemerintah baik pusat Dikecualikan dari pemungutan PPh pasal 22
maupun daerah, instansi atau lembaga adalah:
pemerintah dan lembaga-lembaga Negara 1) Impor barang
lainnya sehubungan dengan pembayaran 2) Impor barang yang dibebaskan dari Bea
atas penyerahan barang. masuk :
2) Badan-badan tertentu baik badan 1) Barang dari perwakilan Negara asing
pemerintah maupun swasta berkenaan beserta para pejabatnya yang bertugas
dengan kegiatan dibidang impor atau di Indonesia berdasarkan asas timbal
kegiatan usaha di bidang lainnya. balik.
Pemungut PPh Pasal 22 adalah: 2) Barang kiriman hadiah untuk keperluan
1) Bank Devisa dan Dirjen Bea Cukai, atas ibadah umum, amal, sosial atau
impor barang. kebudayaan.
2) Direktorat Jendral Anggaran, 3) Barang untuk keperluan penelitian dan
Bendaharawan Pemerintah baik ditingkat pengembangan ilmu pengetahuan alam.
Pusat maupun Pemerintah Daerah, yang 4) Peti atau kemasan lain yang berisi
melakukan atas pembeliaan barang. jenazah atau abu jenazah
3) Badan Usaha Milik Negara dan Badan 5) Barang pindahan
Usaha Milik Daerah yang melakukan
1209 Yeniwati, Nayang Helmayunita, Nurzi Sebrina: Analisis Pemahaman Pajak...

6) Vaksin polio dalam rangka pelaksanaan 3. Metode Penelitian


program Pekan Imunisasi Nasional Jenis penelitian ini adalah analisis
(PIN) deskriptif. Untuk dapat mengetahui
1) Dalam hal impor sementara jika pada pemahaman bendaharawan pajak mengenai
waktu impor nyata-nyata pasal-pasal yang berkaitan dengan pajak
dimaksudkan untuk diekspor bendaharawan maka diawali dengan
kembali. melakukan pelatihan melalui bimbingan
2) Pembayaran yang jumlahnya paling terpadu kepada pihak – pihak yang terkait
banyak Rp 1.000.000,-(Satu juta dengan mendatangkan narasumber yang
rupiah) dan tidak merupakan kompeten dalam bidang perpajakan.
pembayaran yang terpecah - pecah. Setelah melakukan pelatihan untuk tahap
3) Pembayaran untuk pembelian bahan berikutnya dilakukan monitoring. Monitoring
bakar minyak, listrik, gas, air ini dilakukan dengan maksud untuk melihat
minum/PDAM dan benda-benda pos. sejauhmana kemampuan peserta dalam
memahami konsep dan praktek kewajiban
2.2.3. PPh Pasal 23 perpajakan dengan memberikan kuisioner yang
Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) isinya berkaitan dengan pasal-pasal perpajakan
mengatur mengenai pajak yang dipotong oleh yaitu PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal
pemungut pajak dari Wajib Pajak atas 23, dan PPN
penghasilan yang diperoleh dari modal Adapun yang menjadi objek dalam
(dividen, bunga, royalty dll.), penyerahan jasa, penelitian ini adalah bendaharawan organisasi
atau penyelenggaraan kegiatan selain yang perangkat daerah (OPD) yang berada di
dipotong dalam Pajak Penghasilan Pasal 21 Kabupaten Pasaman Barat. Namun tidak
1) Pemotong PPh Pasal 23: termasuk OPD yang berada di kecamatan.
a) badan pemerintah; Jumlah objek penelitian adalah sebanyak 40
b) Subjek Pajak badan dalam negeri; peserta yang berasal dari berbagai OPD yang
c) penyelenggaraan kegiatan; berada di Kabupaten Pasaman Barat .
d) bentuk usaha tetap (BUT); Untuk mengetahui tingkat ketercapaian
e) perwakilan perusahaan luar negeri tujuan yang telah ditetapkan, maka digunakan
lainnya; dua alat evaluasi, yaitu lembar observasi dan
f) Wajib Pajak orang pribadi dalam kuisioner. Lembar observasi digunakan untuk
negeri tertentu, yang ditunjuk oleh menilai aktifitas peserta dalam kegiatan
Direktur Jenderal Pajak. pelatihan, sedangkan kuisioner digunakan
2) Penerima penghasilan yang dipotong PPh untuk menjaring pemahaman objek penelitian
Pasal 23: yaitu bendaharawan mengenai perpajakan
a) WP dalam negeri; setelah dilakukan pelatihan. Kuesioner berisi
b) Badan Usaha Tetap (BUT) permasalahan yang berkaitan dengan
perpajakan yang menjadi materi pelatihan.
2.3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas 4. Pembahasan
setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa Kabupaten Pasaman Barat yang
dalam peredarannya dari produsen ke merupakan pemekaran dari kabupaten
konsumen. Dalam bahasa Inggris, PPN disebut Pasaman, memiliki sebelas kecamatan yaitu :
Value Added Tax (VAT) atau Goods and Sungai Beremas, Ranah Batahan, Koto
Services Tax (GST). PPN merupakan jenis Balingka, Sungai Aur, Lembah Melintang,
pajak tidak langsung untuk disetor oleh pihak Gunung Tuleh, Talamau, Pasaman, Luhak Nan
lain (pedagang) yang bukan merupakan Duo, Sasak Ranah Pasisie dan Kinali dengan
penanggung pajak (konsumen akhir). Prinsip jumlah penduduk ± 376.548 jiwa, luas wilayah
dasarnya adalah suatu pajak yang harus 3.887,77 Km², memiliki ibu kota kabupaten
dikenakan pada setiap proses produksi dan sebagai pusat pemerintahan di Simpang
distribusi, tetapi jumlah pajak yang terutang Empat. Sebagaimana kabupaten lainnya,
dibebankan kepada konsumen akhir yang Pemerintah kabupaten Pasaman Barat terdiri
memakai produk tersebut. atas Satuan Perangkat Kerja daerah (SKPD)
yang bertugas membantu Bupati untuk
mencapai Visi Misi yang telah ditetapkan.
Jurnal WRA, Vol 6, No 1, April 2018 1210

Kabupaten Pasaman Barat merupakan Secara umum para bendaharawan


daerah yang bentukan daerahnya adalah pemerintah daerah Kabupaten Pasaman Barat
dataran. Secara administratif. Batas wilayah sudah mengeathui mengenai undang-undang
Kabupaten Pasaman Barat adalah sebagai perpajakan terumatam PPh dan PPN. Namun
berikut. Bagian Utara berbatasan dengan pemahaman para bendaharawan tersebut hanya
Kabupaten Mandailing Natal Provinsi secara garis besar saja. Dari pertanyaan yang
Sumatera Utara. Bagian Timur berbatasan diajukan kepada 40 responden, rata-rata
dengan Pasaman. Bagian Selatannya pengetahuan mereka dari berbagai aspek yang
berbatasan dengan Kabupaten Agam ditanyakan mengenai kewajiban bendahara
sedangkan bagian Barat berbatasan dengan pemerintah, Pajak Penghasilan (PPh) dan
Samudera Indonesia. Kecamatan terluas di Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hanya sebesar
Kabupaten Pasaman Barat adalah Kecamatan 44,75 persen. Aspek yang ditanyakan berkaitan
Pasaman dengan luas 508.93 km2 (13.09%) dengan kewajiban dari Bendahara Pemerintah,
dan kecamatan Sasak Ranah Pasisie sanksi administrasi bagi bendahara yang tidak
merupakan wilayah yang terkecil yakni hanya melaksanakan tugas pokoknya,, batas waktu
123.71 km2 (3.18%). penyetoran pajak dengan berbagai keadaan,
Sumber pendapatan utama Kabupaten dan berbagai pertanyaan yang berkaitan
Pasaman Barat berasal dari subsektor tanaman dengan PPh pasal 21, 22, 24 juga mengenai
pangan. Meski demikian, Kabupaten Pasaman Pajak Pertambahan Nilai.
Barat lebih dikenal karena produksi kelapa Sebagain besar dari responden dalam
sawitnya. Disamping kelapa sawit, Kabupaten penelitian ini mengetahui mengenai tugas
Pasaman Barat juga dikenal akan produksi pokok dari bendahara pemerintah dan sanksi
minyak nilamnya. Minyak Nilam yang yang akan diberikan jika bendaharawan tidak
dihasilkan Kabaupaten Pasaman Barat melakukan kewajiabannya dalam menyetoran
merupakan salah satu yang terbaik d dunia. pajak maupun pelaporan pajak dimana rata-
Pajak mempunyai dua fungsi rata pemahaman responden sebesar 96 persen.
penerimaan negara (budgetair) dan fungsi Namun mengenai batas akhir waktu
pengatur bidang-bidang lainnya (regulerend). penyetoran pajak apabila terjadi pada hari libur
Agar dapat menjalankan kedua fungsi tersebut nasional para responden kurang
secara efektif, dalam hal-hal tertentu pajak mengetahuinya hanya berkisar 18 persen. Hal
perlu menyesuaikan peraturan - peraturan ini disebabkan para bendaharawan pemerintah
pelaksanaanya sehingga selaras dengan daerah yang berada di Kabupaten Pasaman
perubahan yang terjadi di bidang lain. Sesuai Barat melakukan penyetoran pajak sebelum
dengan ketentuan yang berlaku di bidang jatuh tempo atau sebelum batas akhir
perpajakan, pihak yang melakukan penyetoran pajak.
pemotongan dan/atau pemungutan pajak atas Pemotongan PPh pasal 21 berlaku untuk
pengeluaran yang berasal dari Anggaran semua subjek pajak orang pribadi dalam negeri
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), baik sebagai pegawai ataupun bukan pegawai.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sementara yang tidak termasuk adalah pejabat
(APBD), atau Anggaran Pendapatan dan perwakilan diplomatik dan perwakilan
Belanja Desa (APBDes) adalah bendahara organisasi internasional.
pemerintah. Termasuk dalam pengertian Rata-rata pengetahuan responsen
bendahara pemerintah antara lain bendahara mengenai PPh psal 21 ini secara umum sebesar
pengeluaran, bendahara desa, pemegang kas, 71,8 persen. Pertanyaan yang diajukan
dan pejabat lain yang menjalankan fungsi yang mengenai siapa saja yang menjadi objek pajak
sama. peenghasilan para responden memahaminya
Tugas pokok dari Bendaharawan sampai 90 persen. Namun pemahaman
Pemerintah Daerah adalah mendaftarkan diri mengenai wajib pajak orang pribadi atau badan
menjadi wajib pajak, memotong dan atau yang mempunyai kewajiban untuk melakukan
memungut pajak, menyetor dan melaporkan. pemotongan PPh pasal 21 ini cukup rendah
Para Bendaharawan tidak dibenarkan untuk hanya sebesar 25 persen. Tetapi pemahaman
menyimpan hassil pemungutan pajak yang para bendaharawan Organisasi Pemerintah
telah mereka lakukan. Jika hal ini mereka Daerah di Kabupaten Pasaman Barat mengenai
lakukan dapat dikenakan sanksi berupa bagaimana menghitung penghasilan netto bagi
kurungan penjara. karayawan tetap hanya sebesar 63 persen dari
1211 Yeniwati, Nayang Helmayunita, Nurzi Sebrina: Analisis Pemahaman Pajak...

total bendaharawan yang menjadi objek penghasilan untuk pasal 21 dan 22, para
penelitian. bendaharawan organisasi pemerintah daerah di
Adapun isi dari undang- undang Kabupaten Pasaman Barat juga mengalami
perpajakan mengenai obejk pajak penghasilan kesulitan dalam menghitungnya. Ini dapat
pasal 22 adalah Pemotongan untuk PPh pasal dilihat dengan rata-rata pemahaman
22 adalah belanja barang yang besarnya 1,5 bendaharawan yang sebesar 8 persen.
persen dari nilai pembayaran. Sedangkan Besarnya pajak penghasilan yang
pengecualiannya adalah pembayaran atas dipotong pada pajak penghasilan pasal 4 ayat 2
belanja barang dengan nominal sampai Rp yang berkaitan dengan pajak pengahasilan
2.000.000,00, pemayaran atas pembelian yang bersifat final atas sewa tanah ataupun
gabah/beras, BBM, BBG, benda pos, bangunan, pemahaman bendaharawan
pemaiakaian air dan listrik serta pembelian Organisasi Pemerintah Daerah di Kabupaten
barang atas penggunaan dana Pasaman Barat rata-rata sebesar 5 persen.
BOS.Pemahaman bendaharawan Organisasi Sementara pemahaman yang berkaitan dengan
Pemerintah Daerah di Kabupaten Pasaman dasar hukum dari pengenaan pajak penghasilan
Barat mengenai PPh pasal 22, mengenai atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi
besarnya tarif pemungutan PPh pasal 22 atas dipahami responden sebesar 43 persen. Untuk
pembelian barang yang dibiayai dengan APBN pasal 4 ayat 2 ini mengenai siapa saja objek
dan APBD rata-rata sebesar 98 persen. Namun yang dikenakan masih kurang dipahami oleh
aplikasi dalam menghitung besarnya tarif yang para responden, ini dapat dilihat dari rata-rata
menyangkut PPh pasal 22 ini para responden pemahamannya sebesar 38 persen.
hanya memahaminya sebesar 65 persen. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Besarnya PPh pasal 22 yang akan merupakan pajak pertambahan nilai dari
dipotong oleh bendaharawan pemerintah barang atau jasa dalam peredarannya dari
ternyata hanya di pahami oleh responden produsen ke konsumen. Untuk pemahaman
sebesar 20 persen saja. Namun pemahaman bendaharawan organisasi pemerintah daerah di
bendaharawan organisasi pemerintah di Kabupaten Pasaman Barat untuk semua
Kabupaten Pasaman Barat ini mengenai batas pertanyaan yang diberikan, penguasaan
waktu pembayaran atau penyetoran PPh pasal materinya rata -rata adalah 34.
22 yang akan dilakukan oleh bendaharawan Pemahaman mengenai siapa saja
raata- rata sebesar 65 persen dari total pengusaha yang mendapat pengecualian dari
responden. Begitu juga dengan pemahaman pengenaan pajak pertambahan nilai rata-rata
mengenai batas waktu paling lambat dalam sebesar 78 persen. Sementara pemahaman
penyampaian surat pemberitahuan tahunan mengenai surat apa saja yang digunakan oleh
pemahaman para bendaharawan rata-rata wajib pajak untuk menyampaikan laporan
sebesar 70 persen. bulanan mengenai pajak masukan, pajak
Dilihat dari total pertanyaan yang keluaran dan penyetoran pajak atau
diberikan kepada para bendaharawan kompensasi dipahami oleh bendaharawan rata-
organisasi pemerintahan di Kabupaten rata 25 persen.
Pasaman Barat mengenai pajak penghasilan Mengenai pertanyaan pajak pertambahan
pasal 22 ini rata-rata pemahaman mereka nilai yang dibayar pada saat pengusaha kena
sebesar 53 persen. pajak melakukan pembelian barang kena pajak
Sementara itu pajak penghasilan pasal 23 atau jasa kena pajak dijawab benar oleh para
berkaitan dengan penghasilan yang diperoleh responden sebesar 40 persen. Dari tiga
dari modal, penyerahan jasa dan selain pertanyaan yang diajukan kepada responden
kegiatan yang dipotong dalam PPh pasal 21. bendahrawan mengenai aplikasi penghitungan
Pada pajak penghasilan pasal 23, batas waktu pajak pertambahan nilai ini rata-rata yang
selambat-lambatnya bagi pemotong untuk benar sebesar 29 persen.
menyampaikan SPT nya rata-rata pemahaman Sementara itu pemahaman mengenai
responden hanya sebesar 40 persen. Pada PPh syarat-syarat dari penyerahan barang yang
yang sama dalam memahami besarnya pajak dapat dikenakan pajak pertambahan nilai
penghasilan yang dikenakan atas jasa teknik, belum terlalu dipahami oleh para
manajemen, konsultan hukum dan konsusltan bendaharwan. Ini dapat dilihat dari rata rata
pajak rata-rata hnaya sebesar 10 persen. pemahaman janya sebesar 13 persen.
Hampir sama dengan penghitungan pajak Pemahaman bendaharawan yang berkaitan
Jurnal WRA, Vol 6, No 1, April 2018 1212

dengan jenis barang yang tidak dikenakan peningkatan PAD daerah, diharapkan
pajak pertambahan nilai rata-rata sebesar 55 bendaharawan masing-masing OPD di
persen. Kabupaten Pasaman Barat dapat lebih
Di dalam pertanyaan yang diberikan memahami mengenai undang-undang
kepada para bendaharawan pemerintah daerah perpajakan melalui pelatihan-pelatihan
Kabupaten Pasaman Barat juga maupun workshop mengenai perpajakan
mempertanyakan kategori wajib pajak patuh. khususnya mengeai PPh dan PPN. Dengan
Pemahaman para bendaharawan terhadap meningkatnya PAD, dapat meningkatkan
permasalahan ini rata-rata sebesar 65 persen. kinerja perekonomian daerah yang berdamapk
Pertanyaan terakhir yang diberikan adalah pula pada kesejahteraan masyarakatnya.
berkaitan dengan jenis-jenis kepatuhan pajak,
dimana pemahaman para bendaharawan
organisasi pemerintah di Kabupaten Pasaman Daftar Pustaka
Barat mencapai 50 persen. Dina, Amalia. 2017. Ketentuan Tarif PPh
Pasal 21 yang Seang Berlaku di
5. Kesimpulan Indonesia. Jurnal Consulting Indonesia.
Pemotongan PPh pasal 21 berlaku untuk Republik, Indonesia. 2007. Undang-Undang
semua subjek pajak orang pribadi dalam negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan
baik sebagai pegawai ataupun bukan pegawai. Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6
Sementara yang tidak termasuk adalah pejabat Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
perwakilan diplomatik dan perwakilan Tata Cara Perpajakan. Jakarta.
organisasi internasional. Republik, Indonesia. 2008. Undang-Undang
Pemotongan untuk PPh pasal 22 adalah Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan
belanja barang yang besarnya 1,5 persen dari Keempat atas Undang-Undang Nomor 7
nilai pembayaran. Sedangkan pengecualiannya Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
adalah pembayaran atas belanja barang dengan Jakarta.
nominal sampai Rp 2.000.000,00, pemayaran Republik, Indonesia. 2013. Peraturan
atas pembelian gabah/beras, BBM, BBG, Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46
benda pos, pemaiakaian air dan listrik serta Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan
pembelian barang atas penggunaan dana BOS. atas Penghasilan dari Usaha yang
PPh pasal 23 berkaitan dengan Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak
penghasilan yang diperoleh dari modal, yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
penyerahan jasa dan selain kegiatan yang Jakarta
dipotong dalam PPh pasal 21. Sedangkan Republik, Indonesia. 2015. Peraturan Menteri
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan Keuangan Republik Indonesia Nomor
pajak pertambahan nilai dari barang atau jasa 122/PMK.010/2015 tentang Penyesuaian
dalam peredarannya dari produsen ke Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
konsumen. Jakarta.
Dari semua pasal PPh dan PPN yang Siti, Resmi. 2011. Perpajakan : Teori dan
ditanyakan kepada Bendaharawan Pemerintah Kasus. Edisi 6. Buku 2. Jakarta : Salemba
Daerah di Kabupaten Pasaman Barat yang Empat.
mereka pahami lebih mendalam adalah PPh ______ 2014. Perpajakan : Teori dan Kasus.
pasal 21 dan PPh pasal 22. Sementara PPh Edisi 8. Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba
pasal 23 dan pasal 4 ayat (1) para Empat.
bendaharawan pemerintah ini kurang Suwardi. 2011. Panduan Paraktis Pemungutan
memahaminya terutama dalam menghitung Pajak Penghasilan Pasal 22 Bagi
nilai dari pajaknya. Sama halnyaa dengan Bendaharawan Pemerintah.
pajak pertambhaan nilai para bendaharawan (www.bppk.kemenkeu.go.id. Diakses
pemerintah kabupaten Pasaman Barat juga tanggal 14 April 2017)
kurang memahaminya. Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Edisi
Begitu pentingnya peranan dari 11. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.
Bendaharawan Pemerintah Daerah dalam hal _______ 2011. Perpajakan Indonesia. Edisi
pemungutan pajak yang berdampak pada 10. Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.

You might also like