Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Job satisfaction rate of Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya (RSMU)’s employees increasedfrom
76,92% to 78,92% in 2012-2013. Unfortunately, in 2014 this rate decreased to 74,91%. The target set by
management is 80%. Therefore, job satisfaction rate of RSMU’s employees has not reached the target. The aim
of this study is to analyze the influence of leadership, employee involvement, and continuous improvement
principle implementationtowards the job satisfaction of RSMU’s employees. This study used observational
method with cross sectional design. The data was obtained through questionnaire with simple random sampling
involving 90 employees as the sample of the research. The next step is analyzing the data analytically by using
logistic regression test univariate (α=0,05) to examine the influence of leadership, employee involvement, and
continuous improvement principle implementation towards the employee’s job satisfaction. The test result
indicates that there are influences of two principles implementation towards the employee’s job satisfaction.
Those principles, on the one hand, are leadership (sig=0,002) and continuous improvement (sig=0,006). On the
other hand, the implementation of employee involvement does not affect the job satisfaction.
Robbins (2001) menyatakan kepuasan kerja improvement, customer focus, teamwork, serta
merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan training and education memiliki pengaruh yang
seseorang atau selisih antara banyaknya ganjaran siginifikan baik secara simultan maupun parsial
yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang terhadap kepuasan kerja karyawan.Menurut Boselie
mereka yakini apa yang seharusnya mereka terima. dan Van der Wiele (2001) terdapat beberapa prinsip
Terdapat beberapa faktor yang mendorong Total Quality Management yang memiliki pengaruh
kepuasan kerja yaitu ganjaran atau upah, kerja yang positif terhadap kepuasan kerja karyawan yaitu
secara mental menantang, kondisi kerjadan rekan leadership kerjasama, informasi gaji, kondisi kerja,
kerja yang mendukung (Robbins, 2001). Best dan dan penetapan tujuan.
Thurston (2004) menyatakan bahwa kepuasan kerja Hasil penelitian Ijaz (2011) menyebutkan bahwa
karyawan ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor penerapan prinsip leadership, training and education,
lingkungan kerja, faktor individu karyawan, dan faktor reward and recognition employee empowerment,
Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa memiliki hubungan yang positif terhadap kepuasan
terdapat pengaruh penerapan beberapa prinsip Total kerja karyawan. Aryanti (2002) menyatakan bahwa
Quality Management terhadap kepuasan kerja terdapat hubungan yang positif antara penerapan
karyawan.Bhaskara (2011) menyatakan bahwa prinsip continuous improvement dalam Total Quality
penerapan prinsip Total Quality Management yang Management dengan kepuasan kerja karyawan.Hasil
menunjukkan bahwa Rumah Sakit Mata Undaan merupakan suatu sikap positif yang menyangkut
(RSMU) Surabaya telah lama menerapkan prinsip penyesuaian diri yang sehat dari para karyawan
Total Quality Manajemen seperti leadership, terhadap kondisi dan situasi kerja, termasuk di
employee involvement, dan continuous improvement dalamnya kondisi fisik, upah, dan kondisi psikologi
Rumah Sakit Mata UndaanSurabaya secara Ada dua cara pengukuran kepuasan kerja,
rutin setiap tahunnya mengadakan survei kepuasan yaitu mengukur kepuasan kerja secara keseluruhan
kerja karyawan. Berdasarkan data sekunder yang dan mengukur kepuasan kerja terhadap aspek
ada diketahui bahwa kepuasan kerja karyawan kerja.Pengukuran kepuasan kerja terhadap aspek
secara keseluruhan sempat mengalami kenaikan di kerja dilakukan dengan cara menjumlahkan
tahun 2012 yakni 76,92% menjadi 78,92%di tahun kepuasan terhadap aspek kerja tersebut sehingga
2013.Namun demikian tingkat kepuasan kerja diperoleh kepuasan kerja secara keseluruhan
karyawan RSMUkembali mengalami penurunan di (Wahyudi, 2010). Kedua jenis pengukuran tersebut
tahun 2014 menjadi 74,91%. Target kepuasan kerja digunakan sesuai dengan tujuannya.Pembuat
karyawan yang ditetapkan pihak manajemen adalah kebijakan mungkin tertarik pada kepuasan kerja
80%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan dari unit kerja tertentu atau
tingkat kepuasan kerja karyawan Rumah Sakit Mata untuk mengetahui perubahan kepuasan kerja secara
Undaan Surabaya belum mencapai target di tahun keseluruhan dari waktu ke waktu. Sebaliknya
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh dipilih apabila organisasi meningkatkan kepuasan
penerapan prinsip leadership, employee aspek kerja karyawannya atau mencari penjelasan
kepuasan kerja karyawan. Hasil dari penelitian ini Instrumen yangdigunakan untuk
diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak mengukur kepuasan kerja secara keseluruhan
manajemen untuk meningkatkan kepuasan kerja misalnya Gallup Poll Question, Hoppock Job
karyawan hingga mencapai atau melebihi target Satisfaction Scale, dan Job in General Faces Scale.
Kepuasan kerja merupakan suatu sikap Quetionnaire (Scarpello dan Campbell, 1983).
umum terhadap pekerjaan seseorang yang Tujuan dari kepemimpinan dalam manajemen
merupakan selisih antara banyaknya ganjaran yang kualitas adalah untuk meningkatkan performansi
diterima seorang pegawai denganharapan mereka manusia dan mesin, memperbaiki kualitas yang ada,
meningkatkan output dan produktivitas, serta secara masa yang akan datang, dan kemajuan yang telah
simultan mampu menciptakan kebanggan kerja mereka capai dalam mewujudkan tujuan mereka.
Gasperz (2005) menyebutkan 4 tugas pemimpin diwujudkan dalam bentuk organisasi sebagai
visi serta menetapkan arah dan strategi perusahaan, cross-functional approach, kualitas, keandalan,
menuju perbaikan, serta menciptakan perubahan Penelitian ini termasuk dalam penelitian
Konsep employee involvement berarti bahwa bersifat cross sectional. Teknik pengumpulan data
setiap individu bertanggung jawab untuk tindakannya dilakukan dengan menggunakan kuesioner.Terdapat
sehingga setiap orang harus bertanggung jawab dua jenis variabel dalam penelitian ini yakni variabel
diperlukan dan kemudian bertindak tanpa perlu independen terdiri dari penerapan prinsip leadership,
diarahkan atau diperintah secara langsung. Praktek- employee involvement, dan continuous
praktek manajemen tradisional adalah bersifat improvement. Variabel dependen dalam penelitian ini
struktur wewenang yang kaku, sedangkan TQM variabel independen diuji pengaruhnyaterhadap
menerapkan struktur organisasi desentralisasi. kepuasan kerja karyawan dengan menggunakan uji
telah terlibat dan mengadopsi ide-ide tanggung Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
jawab pada sumber penyebab masalah, maka Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya yang
manajemen harus mendelegasikan tanggung jawab berjumlah 115 orang.Besar sampel diperoleh
dan wewenang kepada karyawan yang telah dapat berdasarkan perhitungan menggunakan rumus
Continous improvement mindset terdiri dari penelitian ini adalah 90 orang.Data primer diperoleh
paradigma improvement berkelanjutan, keyakinan dari hasil pengisian kuesioner mengenai penilaian
dasar terhadap improvement berkelanjutan, dan karyawan terhadap penerapan prinsip TQM yang
nilai-nilai dasar yang melandasi improvement terdiri dari leadership, employee involvement, dan
Kepuasan Kerja Karyawan kerja karyawan yang berasal dari faktor organisasi
Gibson et al. (2009) menyatakan bahwa terdiri dari struktur penggajian, insentif, tunjangan
kepuasan kerja merupakan suatu sikap pekerja karyawan, jaminan kesehatan, jaminan pensiun,
mengenai pekerjaannya yang dihasilkan dari kebijakan manajemen, keterlibatan dalam organisasi,
kerja seperti gaya penyelia, kebijakan dari prosedur, kepuasan kerja dari faktor lingkungan kerja meliputi
afiliasi kelompok kerja, kondisi kerja, dan manfaat beban kerja, waktu kerja, kemanan tempat kerja,
lainnya bagi pekerja. Pada tabel 1.disajikan hasil hubungan antar unit kerja, hubungan antar
Tabel 1 Hasil Pengukuran Kepuasan Kerja alat kerja, dan suasana tempat kerja.Pada tabel
Karyawan Rumah Sakit Mata Undaan 2.disajikan hasil pengukuran kepuasan terhadap
Tabel 2 Hasil Pengukuran Indikator Kepuasan Kerja Karyawan yang Berasal dari Faktor Organisasi
Indikator Kepuasan Frekuensi (%)
Tinggi 63 70
Struktur Penggajian Rendah 27 30
Total 90 100
Tinggi 72 80
Insentif Rendah 18 20
Total 90 90
Tinggi 63 70
Tunjangan Karyawan Rendah 27 30
Total 90 100
Tinggi 55 61,1
Jaminan Kesehatan Rendah 35 38,9
Total 90 100
Tinggi 68 75,6
Tunjangan hari tua Rendah 22 24,4
Total 90 100
Tinggi 65 72,2
Kebijakan manajemen Rendah 25 27,8
Total 90 90
Tinggi 71 78,9
Keterlibatan dalam
Rendah 19 21,1
organisasi
Total 90 100
Tinggi 64 71,1
Penghargaan atas
Rendah 26 28,9
prestasi
Total 90 100
Tinggi 62 68,9
Pengembangan karier Rendah 28 31,1
Total 90 100
Tinggi 68 75,6
Pelatihan dan Pendidikan Rendah 22 24,4
Total 90 100
Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian kecelakaan kerja, mengajukan lebih sedikit keluhan,
besar responden memiliki tingkat kepuasan yang meningkatkan kinerja, mengurangi pergantian
tinggi terhadap indikator kepuasan kerja yang karyawan dan ketidakhadiran. Kepuasan kerja
berasal dari faktor lingkungan kerja. Namun karyawan RSMU yang tinggi seharusnya dapat
demikian masih terdapat beberapa indikator yang dimanfaatkan oleh pihak manajemen dengan baik.
memiliki kategori hasil rendah dengan persentase Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa
lebih dari 20% yakni keamanan tempat kerja dan karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang
suasana tempat kerja.Hal tersebut tentu harus tinggi memiliki kecenderungan peningkatan kinerja
menjadi perhatian khusus bagi pihak manajemen yang tentunya akan berdampak positif terhadap
timbulnya masalah kepuasan kerja karyawan. Namun demikian pihak manajemen juga perlu
Luthans (2006) mengemukakan bahwa meninjau kembali sistem terkait beberapa indikator
karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi kepuasan kerja karyawan dengan kategori hasil
cenderung memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, rendah yang mencapai lebih dari 20%.Hal ini penting
mempelajari tugas yang berhubungan dengan dilakukan untuk mencegah dampak negatif terhadap
pekerjaan baru dengan lebih cepat, memiliki sedikit kepuasan kerja karyawan sebenarnya sudah tinggi.
Tabel 3 Hasil Pengukuran Indikator Kepuasan Kerja Karyawan yang Berasal dari Faktor Lingkungan Kerja
Pekerja yang tidak puas cenderung bersikap yang kontraproduktif. Ketidakpuasan juga alasan
Tabel 4 Hasil Pengukuran Penerapan Prinsip Leadership, Employee Involvement, dan Continuous Improvement
Penerapan Prinsip Leadership, Employee baik seharusnya mampu membawa dampak yang
Hasil pengukuran penerapan prinsip leadership, Tabel 4.juga menunjukkan bahwa sebagian
employee involvement, dan continuous improvement besar responden atau 85,6% menilai penerapan
diperoleh berdasarkan penilaian karyawan terhadap prinsip employee involvement termasuk dalam
penerapan ketiga prinsip tersebut.Hasil penilaian kategori baik. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan
karyawan dikelompokkan ke dalam dua kategori penilaian karyawan atas keaktifan partisipasinya
hasil yakni baik dan kurang baik. dalam upaya peningkatan mutu rumah
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar sakit.Partisipasi itu diwujudkan dalam memberikan
respondenyakni 92,2%menilai bahwa penerapan saran terkait peningkatan mutu, serta aktif terlibat
prinsip leadership di Rumah Sakit Mata Undaan dalam setiap kegiatan dan pelatihan terkait
Surabaya termasuk dalam kategori baik. Hasil peningkatan mutu rumah sakit.Masing-masing aspek
tersebut diperoleh berdasarkan penilaian tersebut dinilai termasuk dalam kategori bagus oleh
karyawan atas peran kepemimpinan yang dijalankan sebagian besar responden.Keterlibatan yang tinggi
oleh pihak manajemen. Peran yang dimaksud antara sangat dibutuhkan karena kesuksesan peningkatan
lain keaktifan pengembangan, penetapan strategi, mutu rumah sakit akan sangat tergantung pada
serta komunikasi visi dan misi kepada karyawan dan karyawan. Setiap pengembangan TQM tergantung
dorongan motivasi yang diberikan pihak manajemen pada orang-orang yang sedang mengerjakan
kepada karyawan. Yasin (2001) mengemukakan pekerjaan-pekerjaan produktif, sedang bekerja lebih
bahwa keberhasilan kegiatan usaha pengembangan cerdas, dan sedang membantu meningkatkan sistem
kepemimpinan atau pengelolanya dan komitmen Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian, dapat
pimpinan puncak organisasi untuk investasi energi diketahui pula bahwa sebagian besar responden
yang diperlukan maupun usaha-usaha pribadi atau 93,3% menilai penerapan prinsip continuous
pimpinan.Oleh karena itu penerapan prinsip improvement di Rumah Sakit Mata Undaan
leadership di RSMU yang temasuk dalam kategori Surabaya termasuk dalam kategori baik. Hasil
tersebut diperoleh berdasarkan penilaian karyawan terdapat hubungan yang positif antara penerapan
atas keaktifan pengembangan indikator mutu, kepemimpinan dalam TQM terhadap kepuasan kerja
pemanfaatan saran dan kritik dari pasien. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan
adanya perbaikan kualitas secara terus menerus, memotivasi karyawan mencapai keuntungan bagi
seperti penilaian kinerja dan pemanfaatan umpan perusahaan (Lawler et al. 1998).
balik pasien maka manajemen kualitas dari rumah Siagian (2002) mengemukakan bahwa peranan
sakit akan tetap terjaga (Baskara, 2011). pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau
Pengaruh Penerapan Prinsip Leadership perusahaan ada tiga bentuk yaitu peranan yang
hasil uji regresi logistik univariat memiliki signifikansi leadership terhadap kepuasan kerja karyawan di
sebesar 0,002 yang berarti lebih kecil dari α (0,05). Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya menjelaskan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat bahwa pimpinan atau dalam hal ini pihak manajemen
pengaruh antara variabel penerapan prinsip telah menjalankan perannya dengan baik. Peranan
leadership terhadap kepuasan kerja karyawan.Nilai yang dimaksud antara lain adalah peranan yang
Exp. (B) yang diperoleh adalah 0,344.Koefisien ini bersifat interpersonal, informasional, dan peran
menunjukkan kuatnya pengaruh penerapan prinsip pengambilan keputusan. Peran interpersonal banyak
leadershipterhadap kepuasan kerja karyawan. Arti terkait dengan hubungan yang terjalin antara
dari Exp. (B) = 0,344 adalah kemungkinan karyawan karyawan dan pihak manajemen dimana hal tersebut
yang menilai penerapan prinsip continuous menjadi salah satu indikator kepuasan kerja
improvement termasuk dalam kategori baik akan karyawan.Begitu pula dengan peran informasional
mengalami kepuasan kerja yang tinggi sebesar 2,91 dan pengambilan keputusan.Pihak manajemen yang
(1/0,344) kali lebih besar dibandingkan dengan aktif mengkomunikasikan informasi dan hal terkait
leadershiptermasuk dalam kategori kurang baik. dampak yang positif bagi kepuasan kerja karyawan
kepuasan kerja yang tinggi pada karyawan. Hasil Pengaruh penerapan prinsip employee
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang involvement terhadap kepuasan kerja karyawan
dilakukan oleh Ijaz (2012) yang menyatakan bahwa berdasarkan hasil uji regresi logistik memiliki
signifikansi0,427 yang berarti lebih besar dari α Pengaruh Penerapan Prinsip Continuous
(0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Improvement Terhadap Kepuasan Kerja
Hasil dari penelitian ini berlawanan dengan teori berdasarkan hasil uji regresi logistik univariat
yang dikemukakan Lawler et al. (1998) yang memiliki signifikansisebesar 0,006 yang berarti lebih
menyatakan keterlibatan karyawan merupakan kunci kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat
motivasi bagi terciptanya kepuasan kerja karena hal disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan
tersebut menciptakan lingkungan dalam organisasi prinsip continuous improvement terhadap kepuasan
dimana karyawan terlibat dan berpartisipasi dalam kerja karyawan.Nilai Exp. (B) yang diperoleh adalah
aktivitas penetapan keputusan. Semakin tinggi 0,43. Koefisien ini menunjukkan kuatnya pengaruh
keterlibatan karyawan dalam pekerjaan mereka penerapan prinsip continuous improvement terhadap
membantu meningkatkan komitmen dan kinerja kepuasan kerja karyawan. Arti dari Exp. (B) = 0,43
Dalam kaitannya dengan faktor penentu penerapan prinsip continuous improvement termasuk
kepuasan kerja beberapa peneliti seperti Judge dan dalam kategori baik akan mengalami kepuasan kerja
Bono (2001) dan Best dan Thurston (2004), yang tinggi sebesar 2,32 (1/0,43) kali lebih besar
sertaChing, Ying-Ling dan Rong-Da (2000), dibandingkan dengan karyawan yang menilai
mengemukakan bahwa variabel kepuasan kerja penerapan prinsip continuous improvement termasuk
dapat dikategorikan menjadi dua dimensi yaitu fitur dalam kategori kurang baik. Dengan demikian
internal dan fitur eksternal. Fitur internal yaitu secara sederhana dapat disimpulkan bahwa
kesempatan untuk menunjukkan kemampuan, rasa penerapan prinsip continuous improvement yang
prestasi yang diperoleh dari pekerjaan, nilai-nilai etis baik memiliki kecenderungan menciptakan kepuasan
dari pekerjaan, dan peluang untuk menyediakan kerja yang tinggi pada karyawan.Penemuan tersebut
layanan.Fitur eksternal yaitu terdiri dari deskripsi mendukung hasil penelitian Bhaskara (2011) yang
pekerjaan, gaji, dan kompensasi, promosi, fasilitas, menyatakan bahwa faktor continuous improvement
peralatan, dan lingkungan kerja. Hal tersebut ternyata berpengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan yang dapat berpengaruh terhadap Upaya continuous improvement yang dilakukan
kepuasan kerja karyawan Rumah Sakit Mata RSMU meliputi perbaikan atau pengembangan
kinerja yang ditetapkan pihak Rumah Sakit Mata improvement.Sedangkan variabel employee
Undaan Surabaya bertujuan untuk menstimulasi involvement tidak berpengaruh terhadap kepuasan
tantangan yang lebih dalam pekerjaan Peningkatan kepuasan kerja karyawan dapat
performa yang terbaik sesuai indikator mutu dan leadership dengan cara dijalankannya peran
standar penilaian kinerja yang ada.Robbins (1996) kepemimpinan dengan baik. Peran yang dimaksud
menyatakan karyawan cenderung lebih menyukai adalah peran yang bersifat interpersonal,
kemampuan mereka serta menawarkan beragam kerja juga dapat dilakukan dengan meningkatkan
tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai penerapan prinsip continuous improvement melalui
keberhasilan mereka. Pada kondisi tantangan yang dijalankannya pengembangan indikator mutu,
sesuai dengan tingkat kemampuan karyawan, penilaian kinerja, pemanfaatan saran dan kritik
mereka akan mengalami kesenangan dan kepuasan. pasien, dan pelatihan dan pendidikan.
Gibson, dkk. (2009). Organizational: Behavior, Prasanti, A.A. 2015. Analisis Pengaruh Penerapan
Structure, Process. New York : The McGraw Prinsip Total Quality Management Terhadap
Hill Companies, Inc. Kepuasan Kerja Karyawan. Surabaya:
Hughes. 2012. Leadership: Memperkaya Pelajaran Universitas Airlangga
dari Pengalaman, edisi 7. Jakarta: Salemba Pisoulis, L., Migdalas, A., Pardalos, M., and
Humanika Chinchuluun A. (2008).Pareto Optimality,
Ijaz, A. 2012.Internal Customer Job Satisfaction and Game Theory and Equilibria. Retrivied from
Role of TQM Practices.Far East Journal of http://books.google.com/books
Psychology and Business Vol. 6 No. 2 Robbins, S.P. (2001). Perilaku Organisasi, Buku I
February 2012 Edisi 9. Jakarta: Gramedia
Judge, T.A., & Bono, J.E. (2000) Five Factor Model Siagian, P. (2005). Kiat Meningkatkan Produktivitas
of Personality and Transformasional Kerja. Cetakan Pertama.Jakarta: PT. Rineka
Leadership.Journal of Applied Psychology Cipta
Lawler, E.E., Mohrman, S.A., and Ledford, G.E., Scarpello, V., & Campbell, J. P. (1983). Job
(1998).Strategies For High Performance Satisfaction: Are All The Parts There? Pers.
Organizations – The CEO Report Employee Psychology,36,577-600.
Involvement, TQM, And Reengineering
Tjiptono, F. (2003).Strategi Pemasaran. Edisi Kedua.
Programs In Fortune 1000 Corporations. San
Fransisco: Jossey-Bass Publishers Yogyakarta: Penerbit Andi
Luthans, F. (2006).Perilaku Organisasi. Edisi Wahyudi, T. 2010. Upaya Meningkatkan Kepuasan
Sepuluh. Yogyakarta: Penerbit Andi Kerja Karyawan di Rumah Sakit
Lowery, C.M., Beadles, N.A., and Carpenter, J.B. Muhammadiyah Surabaya. Surabaya:
(2000). TQM’s Human Resources Universitas Airlangga
Component. Quality Progress, Vol. 33. No. 2 Yasin.(2001). Kepemimpinan dalam Pengembangan
Organisasi.Jurnal Lintasan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya Malang,
Volume 18 Nomor 1, Malang