You are on page 1of 11

118

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP LEADERSHIP, EMPLOYEE INVOLVEMENT, DAN CONTINUOUS


IMPROVEMENT TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

THE EFFECT OF APPLYING THE PRINCIPLES OF LEADERSHIP, EMPLOYEE INVOLVEMENT, AND


CONTINUOUS IMPROVEMENT ON EMPLOYEE JOB SATISFACTION

Aderia Putri Prasanti, Nyoman Anita Damayanti


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
E-mail: aderia.prasanti@gmail.com

ABSTRACT

Job satisfaction rate of Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya (RSMU)’s employees increasedfrom
76,92% to 78,92% in 2012-2013. Unfortunately, in 2014 this rate decreased to 74,91%. The target set by
management is 80%. Therefore, job satisfaction rate of RSMU’s employees has not reached the target. The aim
of this study is to analyze the influence of leadership, employee involvement, and continuous improvement
principle implementationtowards the job satisfaction of RSMU’s employees. This study used observational
method with cross sectional design. The data was obtained through questionnaire with simple random sampling
involving 90 employees as the sample of the research. The next step is analyzing the data analytically by using
logistic regression test univariate (α=0,05) to examine the influence of leadership, employee involvement, and
continuous improvement principle implementation towards the employee’s job satisfaction. The test result
indicates that there are influences of two principles implementation towards the employee’s job satisfaction.
Those principles, on the one hand, are leadership (sig=0,002) and continuous improvement (sig=0,006). On the
other hand, the implementation of employee involvement does not affect the job satisfaction.

Keywords :Employee job satisfaction, leadership, employee involvement, continuous improvement

PENDAHULUAN terdiri dari employee involvement, continuous

Robbins (2001) menyatakan kepuasan kerja improvement, customer focus, teamwork, serta

merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan training and education memiliki pengaruh yang

seseorang atau selisih antara banyaknya ganjaran siginifikan baik secara simultan maupun parsial

yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang terhadap kepuasan kerja karyawan.Menurut Boselie

mereka yakini apa yang seharusnya mereka terima. dan Van der Wiele (2001) terdapat beberapa prinsip

Terdapat beberapa faktor yang mendorong Total Quality Management yang memiliki pengaruh

kepuasan kerja yaitu ganjaran atau upah, kerja yang positif terhadap kepuasan kerja karyawan yaitu

secara mental menantang, kondisi kerjadan rekan leadership kerjasama, informasi gaji, kondisi kerja,

kerja yang mendukung (Robbins, 2001). Best dan dan penetapan tujuan.

Thurston (2004) menyatakan bahwa kepuasan kerja Hasil penelitian Ijaz (2011) menyebutkan bahwa

karyawan ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor penerapan prinsip leadership, training and education,

lingkungan kerja, faktor individu karyawan, dan faktor reward and recognition employee empowerment,

organisasi. dan cooperation dalam Total Quality Management

Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa memiliki hubungan yang positif terhadap kepuasan

terdapat pengaruh penerapan beberapa prinsip Total kerja karyawan. Aryanti (2002) menyatakan bahwa

Quality Management terhadap kepuasan kerja terdapat hubungan yang positif antara penerapan

karyawan.Bhaskara (2011) menyatakan bahwa prinsip continuous improvement dalam Total Quality

penerapan prinsip Total Quality Management yang Management dengan kepuasan kerja karyawan.Hasil

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015


119

survei pendahuluan dalam penelitian ini sebenarnya (Robbins, 2001).Kepuasan kerja

menunjukkan bahwa Rumah Sakit Mata Undaan merupakan suatu sikap positif yang menyangkut

(RSMU) Surabaya telah lama menerapkan prinsip penyesuaian diri yang sehat dari para karyawan

Total Quality Manajemen seperti leadership, terhadap kondisi dan situasi kerja, termasuk di

employee involvement, dan continuous improvement dalamnya kondisi fisik, upah, dan kondisi psikologi

dalam aktivitas manajerialnya. (Arnold dan Feldman, 1988).

Rumah Sakit Mata UndaanSurabaya secara Ada dua cara pengukuran kepuasan kerja,

rutin setiap tahunnya mengadakan survei kepuasan yaitu mengukur kepuasan kerja secara keseluruhan

kerja karyawan. Berdasarkan data sekunder yang dan mengukur kepuasan kerja terhadap aspek

ada diketahui bahwa kepuasan kerja karyawan kerja.Pengukuran kepuasan kerja terhadap aspek

secara keseluruhan sempat mengalami kenaikan di kerja dilakukan dengan cara menjumlahkan

tahun 2012 yakni 76,92% menjadi 78,92%di tahun kepuasan terhadap aspek kerja tersebut sehingga

2013.Namun demikian tingkat kepuasan kerja diperoleh kepuasan kerja secara keseluruhan

karyawan RSMUkembali mengalami penurunan di (Wahyudi, 2010). Kedua jenis pengukuran tersebut

tahun 2014 menjadi 74,91%. Target kepuasan kerja digunakan sesuai dengan tujuannya.Pembuat

karyawan yang ditetapkan pihak manajemen adalah kebijakan mungkin tertarik pada kepuasan kerja

80%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan dari unit kerja tertentu atau

tingkat kepuasan kerja karyawan Rumah Sakit Mata untuk mengetahui perubahan kepuasan kerja secara

Undaan Surabaya belum mencapai target di tahun keseluruhan dari waktu ke waktu. Sebaliknya

2012-2013. pengukuran kepuasan terhadap aspek kerja akan

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh dipilih apabila organisasi meningkatkan kepuasan

penerapan prinsip leadership, employee aspek kerja karyawannya atau mencari penjelasan

involvement, dan continuous improvement terhadap mengapa seseorang meninggalkan pekerjaannya.

kepuasan kerja karyawan. Hasil dari penelitian ini Instrumen yangdigunakan untuk

diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak mengukur kepuasan kerja secara keseluruhan

manajemen untuk meningkatkan kepuasan kerja misalnya Gallup Poll Question, Hoppock Job

karyawan hingga mencapai atau melebihi target Satisfaction Scale, dan Job in General Faces Scale.

yang ditetapkan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur

kepuasan terhadap aspek kerja misalnya Job

PUSTAKA Descriptio Index dan MinnesotaSatisfaction

Kepuasan kerja merupakan suatu sikap Quetionnaire (Scarpello dan Campbell, 1983).

umum terhadap pekerjaan seseorang yang Tujuan dari kepemimpinan dalam manajemen

merupakan selisih antara banyaknya ganjaran yang kualitas adalah untuk meningkatkan performansi

diterima seorang pegawai denganharapan mereka manusia dan mesin, memperbaiki kualitas yang ada,

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015


120

meningkatkan output dan produktivitas, serta secara masa yang akan datang, dan kemajuan yang telah

simultan mampu menciptakan kebanggan kerja mereka capai dalam mewujudkan tujuan mereka.

(pride of workmanship) bagi pekerja.Menurut Continuous improvement dalam sistem manajemen

Gasperz (2005) menyebutkan 4 tugas pemimpin diwujudkan dalam bentuk organisasi sebagai

dalam manajemen kualitas yakni mengembangkan destabilizer, de-jobbed organization, teamwork,

visi serta menetapkan arah dan strategi perusahaan, cross-functional approach, kualitas, keandalan,

mengkomunikasikan tujuan melalui pernyataan dan kecepatan, dan efisiensi biaya.

tindakan nyata, memberikan motivasi bagi karyawan

untuk mengatasi hambatan dalam perubahan METODE

menuju perbaikan, serta menciptakan perubahan Penelitian ini termasuk dalam penelitian

bagi kemajuan perusahaan. observasional analitik dengan rancang bangun

Konsep employee involvement berarti bahwa bersifat cross sectional. Teknik pengumpulan data

setiap individu bertanggung jawab untuk tindakannya dilakukan dengan menggunakan kuesioner.Terdapat

sehingga setiap orang harus bertanggung jawab dua jenis variabel dalam penelitian ini yakni variabel

untuk mengidentifikasi tindakan-tindakan yang independen dan variabel dependen. Variabel

diperlukan dan kemudian bertindak tanpa perlu independen terdiri dari penerapan prinsip leadership,

diarahkan atau diperintah secara langsung. Praktek- employee involvement, dan continuous

praktek manajemen tradisional adalah bersifat improvement. Variabel dependen dalam penelitian ini

sentralisasi dan mengembangkan adalah kepuasan kerja karyawan.Masing-masing

struktur wewenang yang kaku, sedangkan TQM variabel independen diuji pengaruhnyaterhadap

menerapkan struktur organisasi desentralisasi. kepuasan kerja karyawan dengan menggunakan uji

Dengan demikian, jika karyawan dari organisasi regresi logistik univariat.

telah terlibat dan mengadopsi ide-ide tanggung Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan

jawab pada sumber penyebab masalah, maka Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya yang

manajemen harus mendelegasikan tanggung jawab berjumlah 115 orang.Besar sampel diperoleh

dan wewenang kepada karyawan yang telah dapat berdasarkan perhitungan menggunakan rumus

didayagunakan itu. simple random sampling.Jumlah sampel dalam

Continous improvement mindset terdiri dari penelitian ini adalah 90 orang.Data primer diperoleh

paradigma improvement berkelanjutan, keyakinan dari hasil pengisian kuesioner mengenai penilaian

dasar terhadap improvement berkelanjutan, dan karyawan terhadap penerapan prinsip TQM yang

nilai-nilai dasar yang melandasi improvement terdiri dari leadership, employee involvement, dan

berkelanjutan.Continous improvement continuous improvement, serta kepuasan kerja

mengharuskan personel mengetahui dimana mereka karyawan itu sendiri.

sekarang berada, kemana mereka ingin menuju di

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015


121

HASIL DAN PEMBAHASAN maupun faktor lingkungan kerja.Indikator kepuasan

Kepuasan Kerja Karyawan kerja karyawan yang berasal dari faktor organisasi

Gibson et al. (2009) menyatakan bahwa terdiri dari struktur penggajian, insentif, tunjangan

kepuasan kerja merupakan suatu sikap pekerja karyawan, jaminan kesehatan, jaminan pensiun,

mengenai pekerjaannya yang dihasilkan dari kebijakan manajemen, keterlibatan dalam organisasi,

persepsi mereka terhadap pekerjaannya pelatihan, penghargaan atas prestasi, dan

berdasarkan faktor yang terdapat dalam lingkungan pengembangan karier.Sedangkan indikator

kerja seperti gaya penyelia, kebijakan dari prosedur, kepuasan kerja dari faktor lingkungan kerja meliputi

afiliasi kelompok kerja, kondisi kerja, dan manfaat beban kerja, waktu kerja, kemanan tempat kerja,

lainnya bagi pekerja. Pada tabel 1.disajikan hasil hubungan antar unit kerja, hubungan antar

pengukuran kepuasan kerja karyawan. karyawan, hubungan dengan atasan, kelengkapan

Tabel 1 Hasil Pengukuran Kepuasan Kerja alat kerja, dan suasana tempat kerja.Pada tabel

Karyawan Rumah Sakit Mata Undaan 2.disajikan hasil pengukuran kepuasan terhadap

Surabaya faktor organisasi. Selanjutnya pada tabel 3.disajikan

Kepuasan Frekuensi Persentase hasil pengukuran kepuasan terhadap faktor


Kerja (%)
Tinggi 70 77,8 lingkungan kerja.
Rendah 20 22,2
Total 90 100 Tabel 2 menunjukkan sebagian besar

karyawan memiliki tingkat kepuasan yang tinggi


Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar
terhadap beberapa indikator kepuasan kerja yang
karyawan yakni 77,8% atau 70 dari 90
berasal dari faktor organisasi. Namun demikian jika
karyawanmemiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi.
diperhatikan kembali masih terdapat beberapa
Namun demikian masih terdapat 22,2% atau 20 dari
indikator kepuasan kerja yang masih memiliki
90 orang karyawan yang memiliki tingkat kepuasan
kategori hasil rendah dengan persentase lebih dari
kerja yang rendah. Teori Pareto menyebutkan aturan
20%.Indikator yang dimaksud antara lainstruktur
80/20, yang artinya 80% masalah (cacat) ditimbulkan
penggajian, tunjangan karyawan, jaminan
oleh 20% penyebab (Pitsoulis, 2008). Dalam hal ini
kesehatan, tunjangan hari tua, kebijakan
kepuasan kerja karyawan yang rendah mencapai
manajemen, keterlibatan dalam organisasi,
22,2% sehingga hal tersebut perlu menjadi perhatian
penghargaan atas prestasi, pengembangan karier,
khusus bagi pihak manajemen agar tidak
serta pelatihan dan pendidikan. Pihak manajemen
menimbulkan masalah yang lebih besar terhadap
perlu memperhatikan dan meninjau kembali sistem
kepuasan kerja karyawan.
terkait beberapa indikator tersebut.Hal ini penting
Tingkat kepuasan kerja karyawan diperoleh
dilakukan untuk mencegah dampak negatif terhadap
berdasarkan perolehan skor pertanyaan indikator
kepuasan kerja karyawan yang sebenarnya sudah
kepuasan kerja yang berasal dari faktor organisasi
tinggi.

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015


122

Tabel 2 Hasil Pengukuran Indikator Kepuasan Kerja Karyawan yang Berasal dari Faktor Organisasi
Indikator Kepuasan Frekuensi (%)
Tinggi 63 70
Struktur Penggajian Rendah 27 30
Total 90 100
Tinggi 72 80
Insentif Rendah 18 20
Total 90 90
Tinggi 63 70
Tunjangan Karyawan Rendah 27 30
Total 90 100
Tinggi 55 61,1
Jaminan Kesehatan Rendah 35 38,9
Total 90 100
Tinggi 68 75,6
Tunjangan hari tua Rendah 22 24,4
Total 90 100
Tinggi 65 72,2
Kebijakan manajemen Rendah 25 27,8
Total 90 90
Tinggi 71 78,9
Keterlibatan dalam
Rendah 19 21,1
organisasi
Total 90 100
Tinggi 64 71,1
Penghargaan atas
Rendah 26 28,9
prestasi
Total 90 100
Tinggi 62 68,9
Pengembangan karier Rendah 28 31,1
Total 90 100
Tinggi 68 75,6
Pelatihan dan Pendidikan Rendah 22 24,4
Total 90 100

Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian kecelakaan kerja, mengajukan lebih sedikit keluhan,

besar responden memiliki tingkat kepuasan yang meningkatkan kinerja, mengurangi pergantian

tinggi terhadap indikator kepuasan kerja yang karyawan dan ketidakhadiran. Kepuasan kerja

berasal dari faktor lingkungan kerja. Namun karyawan RSMU yang tinggi seharusnya dapat

demikian masih terdapat beberapa indikator yang dimanfaatkan oleh pihak manajemen dengan baik.

memiliki kategori hasil rendah dengan persentase Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa

lebih dari 20% yakni keamanan tempat kerja dan karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang

suasana tempat kerja.Hal tersebut tentu harus tinggi memiliki kecenderungan peningkatan kinerja

menjadi perhatian khusus bagi pihak manajemen yang tentunya akan berdampak positif terhadap

sebagai langkah antisipasi untuk mencegah peningkatan mutu rumah sakit.

timbulnya masalah kepuasan kerja karyawan. Namun demikian pihak manajemen juga perlu

Luthans (2006) mengemukakan bahwa meninjau kembali sistem terkait beberapa indikator

karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi kepuasan kerja karyawan dengan kategori hasil

cenderung memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, rendah yang mencapai lebih dari 20%.Hal ini penting

mempelajari tugas yang berhubungan dengan dilakukan untuk mencegah dampak negatif terhadap

pekerjaan baru dengan lebih cepat, memiliki sedikit kepuasan kerja karyawan sebenarnya sudah tinggi.

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015


123

Tabel 3 Hasil Pengukuran Indikator Kepuasan Kerja Karyawan yang Berasal dari Faktor Lingkungan Kerja

Indikator Kepuasan Frekuensi (%)


Tinggi 83 92,2
Beban Kerja Rendah 7 7,8
Total 90 100
Tinggi 83 92,2
Waktu Kerja Rendah 7 7,8
Total 90 100
Tinggi 68 75,6
Kemanan Tempat Kerja Rendah 22 24,4
Total 90 100
Tinggi 80 88,9
Hubungan Antar Unit
Rendah 10 11,1
Kerja
Total 90 100
Tinggi 88 97,8
Hubungan antar
Rendah 2 2,2
Karyawan
Total 90 100
Tinggi 78 86,7
Hubungan dengan Atasan Rendah 12 13,3
Total 90 100
Tinggi 77 85,6
Kelengkapan Alat Kerja Rendah 13 14,4
Total 90 100
Tinggi 68 75,6
Suasana Tempat Kerja Rendah 22 24,4
Total 90 100
Tinggi 83 92,2
Beban Kerja Rendah 7 7,8
Total 90 100
Tinggi 83 92,2
Waktu Kerja Rendah 7 7,8
Total 90 100
Tinggi 68 75,6
Kemanan Tempat Kerja Rendah 22 24,4
Total 90 100
Tinggi 80 88,9
Hubungan Antar Unit
Rendah 10 11,1
Kerja
Total 90 100
Tinggi 88 97,8
Hubungan antar
Rendah 2 2,2
Karyawan
Total 90 100
Tinggi 78 86,7
Hubungan dengan Atasan Rendah 12 13,3
Total 90 100
Tinggi 77 85,6
Kelengkapan Alat Kerja Rendah 13 14,4
Total 90 100
Tinggi 68 75,6
Suasana Tempat Kerja Rendah 22 24,4
Total 90 100

Pekerja yang tidak puas cenderung bersikap yang kontraproduktif. Ketidakpuasan juga alasan

menentang dalam hubungannya dengan utama seseorang meninggalkan organisasi (Hughes

kepemimpinan dan terlibat dalam berbagai prilaku et al.,2012).

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015


124

Tabel 4 Hasil Pengukuran Penerapan Prinsip Leadership, Employee Involvement, dan Continuous Improvement

Variabel Hasil Jumlah Persentase (%)


Baik 83 92,2
Leadership Kurang Baik 7 7,8
Total 90 100
Baik 77 85,6
Employee Involvement Kurang Baik 13 14,4
Total 90 100
Baik 84 93,3
Kurang
Continuous Improvement 6 6,7
Baik
Total 100 100

Penerapan Prinsip Leadership, Employee baik seharusnya mampu membawa dampak yang

Involvement, dan Continuous Improvement positif bagi kemajuan rumah sakit.

Hasil pengukuran penerapan prinsip leadership, Tabel 4.juga menunjukkan bahwa sebagian

employee involvement, dan continuous improvement besar responden atau 85,6% menilai penerapan

diperoleh berdasarkan penilaian karyawan terhadap prinsip employee involvement termasuk dalam

penerapan ketiga prinsip tersebut.Hasil penilaian kategori baik. Hasil tersebut diperoleh berdasarkan

karyawan dikelompokkan ke dalam dua kategori penilaian karyawan atas keaktifan partisipasinya

hasil yakni baik dan kurang baik. dalam upaya peningkatan mutu rumah

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar sakit.Partisipasi itu diwujudkan dalam memberikan

respondenyakni 92,2%menilai bahwa penerapan saran terkait peningkatan mutu, serta aktif terlibat

prinsip leadership di Rumah Sakit Mata Undaan dalam setiap kegiatan dan pelatihan terkait

Surabaya termasuk dalam kategori baik. Hasil peningkatan mutu rumah sakit.Masing-masing aspek

tersebut diperoleh berdasarkan penilaian tersebut dinilai termasuk dalam kategori bagus oleh

karyawan atas peran kepemimpinan yang dijalankan sebagian besar responden.Keterlibatan yang tinggi

oleh pihak manajemen. Peran yang dimaksud antara sangat dibutuhkan karena kesuksesan peningkatan

lain keaktifan pengembangan, penetapan strategi, mutu rumah sakit akan sangat tergantung pada

serta komunikasi visi dan misi kepada karyawan dan karyawan. Setiap pengembangan TQM tergantung

dorongan motivasi yang diberikan pihak manajemen pada orang-orang yang sedang mengerjakan

kepada karyawan. Yasin (2001) mengemukakan pekerjaan-pekerjaan produktif, sedang bekerja lebih

bahwa keberhasilan kegiatan usaha pengembangan cerdas, dan sedang membantu meningkatkan sistem

organisasi, sebagian besar ditentukan oleh kualitas itu (Lowery, 2000).

kepemimpinan atau pengelolanya dan komitmen Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian, dapat

pimpinan puncak organisasi untuk investasi energi diketahui pula bahwa sebagian besar responden

yang diperlukan maupun usaha-usaha pribadi atau 93,3% menilai penerapan prinsip continuous

pimpinan.Oleh karena itu penerapan prinsip improvement di Rumah Sakit Mata Undaan

leadership di RSMU yang temasuk dalam kategori Surabaya termasuk dalam kategori baik. Hasil

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015


125

tersebut diperoleh berdasarkan penilaian karyawan terdapat hubungan yang positif antara penerapan

atas keaktifan pengembangan indikator mutu, kepemimpinan dalam TQM terhadap kepuasan kerja

penilaian kinerja, penyelenggaraan kegiatan karyawan.Penerapan leadership di setiap level

peningkatan kompetensi karyawan, dan dalam organisasi merupakan kunci untuk

pemanfaatan saran dan kritik dari pasien. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan

adanya perbaikan kualitas secara terus menerus, memotivasi karyawan mencapai keuntungan bagi

seperti penilaian kinerja dan pemanfaatan umpan perusahaan (Lawler et al. 1998).

balik pasien maka manajemen kualitas dari rumah Siagian (2002) mengemukakan bahwa peranan

sakit akan tetap terjaga (Baskara, 2011). pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau

Pengaruh Penerapan Prinsip Leadership perusahaan ada tiga bentuk yaitu peranan yang

Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan bersifat interpersonal, peranan yang bersifat

Pengaruh penerapan prinsip leadership informasional, dan peran pengambilan

terhadap kepuasan kerja karyawan berdasarkan keputusan.Berpengaruhnya penerapan prinsip

hasil uji regresi logistik univariat memiliki signifikansi leadership terhadap kepuasan kerja karyawan di

sebesar 0,002 yang berarti lebih kecil dari α (0,05). Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya menjelaskan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat bahwa pimpinan atau dalam hal ini pihak manajemen

pengaruh antara variabel penerapan prinsip telah menjalankan perannya dengan baik. Peranan

leadership terhadap kepuasan kerja karyawan.Nilai yang dimaksud antara lain adalah peranan yang

Exp. (B) yang diperoleh adalah 0,344.Koefisien ini bersifat interpersonal, informasional, dan peran

menunjukkan kuatnya pengaruh penerapan prinsip pengambilan keputusan. Peran interpersonal banyak

leadershipterhadap kepuasan kerja karyawan. Arti terkait dengan hubungan yang terjalin antara

dari Exp. (B) = 0,344 adalah kemungkinan karyawan karyawan dan pihak manajemen dimana hal tersebut

yang menilai penerapan prinsip continuous menjadi salah satu indikator kepuasan kerja

improvement termasuk dalam kategori baik akan karyawan.Begitu pula dengan peran informasional

mengalami kepuasan kerja yang tinggi sebesar 2,91 dan pengambilan keputusan.Pihak manajemen yang

(1/0,344) kali lebih besar dibandingkan dengan aktif mengkomunikasikan informasi dan hal terkait

karyawan yang menilai penerapan prinsip pengambilan keputusan terbukti memberikan

leadershiptermasuk dalam kategori kurang baik. dampak yang positif bagi kepuasan kerja karyawan

Dengan demikian secara sederhana dapat RSMU (Prasanti, 2015).

disimpulkan bahwa penerapan prinsip leadership Pengaruh Penerapan Prinsip Employee

yang baik memiliki kecenderunganmenciptakan Involvement Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

kepuasan kerja yang tinggi pada karyawan. Hasil Pengaruh penerapan prinsip employee

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang involvement terhadap kepuasan kerja karyawan

dilakukan oleh Ijaz (2012) yang menyatakan bahwa berdasarkan hasil uji regresi logistik memiliki

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015


126

signifikansi0,427 yang berarti lebih besar dari α Pengaruh Penerapan Prinsip Continuous

(0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Improvement Terhadap Kepuasan Kerja

tidak terdapat pengaruh antara variabel penerapan Karyawan

prinsip employee involvement terhadap kepuasan Pengaruh penerapan prinsip continuous

kerja karyawan. improvement terhadap kepuasan kerja karyawan

Hasil dari penelitian ini berlawanan dengan teori berdasarkan hasil uji regresi logistik univariat

yang dikemukakan Lawler et al. (1998) yang memiliki signifikansisebesar 0,006 yang berarti lebih

menyatakan keterlibatan karyawan merupakan kunci kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat

motivasi bagi terciptanya kepuasan kerja karena hal disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan

tersebut menciptakan lingkungan dalam organisasi prinsip continuous improvement terhadap kepuasan

dimana karyawan terlibat dan berpartisipasi dalam kerja karyawan.Nilai Exp. (B) yang diperoleh adalah

aktivitas penetapan keputusan. Semakin tinggi 0,43. Koefisien ini menunjukkan kuatnya pengaruh

keterlibatan karyawan dalam pekerjaan mereka penerapan prinsip continuous improvement terhadap

membantu meningkatkan komitmen dan kinerja kepuasan kerja karyawan. Arti dari Exp. (B) = 0,43

karyawan. adalah kemungkinan karyawan yang menilai

Dalam kaitannya dengan faktor penentu penerapan prinsip continuous improvement termasuk

kepuasan kerja beberapa peneliti seperti Judge dan dalam kategori baik akan mengalami kepuasan kerja

Bono (2001) dan Best dan Thurston (2004), yang tinggi sebesar 2,32 (1/0,43) kali lebih besar

sertaChing, Ying-Ling dan Rong-Da (2000), dibandingkan dengan karyawan yang menilai

mengemukakan bahwa variabel kepuasan kerja penerapan prinsip continuous improvement termasuk

dapat dikategorikan menjadi dua dimensi yaitu fitur dalam kategori kurang baik. Dengan demikian

internal dan fitur eksternal. Fitur internal yaitu secara sederhana dapat disimpulkan bahwa

kesempatan untuk menunjukkan kemampuan, rasa penerapan prinsip continuous improvement yang

prestasi yang diperoleh dari pekerjaan, nilai-nilai etis baik memiliki kecenderungan menciptakan kepuasan

dari pekerjaan, dan peluang untuk menyediakan kerja yang tinggi pada karyawan.Penemuan tersebut

layanan.Fitur eksternal yaitu terdiri dari deskripsi mendukung hasil penelitian Bhaskara (2011) yang

pekerjaan, gaji, dan kompensasi, promosi, fasilitas, menyatakan bahwa faktor continuous improvement

peralatan, dan lingkungan kerja. Hal tersebut ternyata berpengaruh terhadap kepuasan kerja

menjelaskan banyak faktor lain di luar keterlibatan karyawan.

karyawan yang dapat berpengaruh terhadap Upaya continuous improvement yang dilakukan

kepuasan kerja karyawan Rumah Sakit Mata RSMU meliputi perbaikan atau pengembangan

Undaan Surabaya. indikator mutu, penilaian kinerja karyawan, pelatihan,

dan pemanfaatan saran dan kritik

pasien.Pengembangan indikator mutu dan penilaian

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015


127

kinerja yang ditetapkan pihak Rumah Sakit Mata improvement.Sedangkan variabel employee

Undaan Surabaya bertujuan untuk menstimulasi involvement tidak berpengaruh terhadap kepuasan

karyawan untuk bekerja lebih baik dan memberikan kerja karyawan.

tantangan yang lebih dalam pekerjaan Peningkatan kepuasan kerja karyawan dapat

mereka.Karyawan dituntut selalu memberikan dilakukan dengan meningkatkan penerapan prinsip

performa yang terbaik sesuai indikator mutu dan leadership dengan cara dijalankannya peran

standar penilaian kinerja yang ada.Robbins (1996) kepemimpinan dengan baik. Peran yang dimaksud

menyatakan karyawan cenderung lebih menyukai adalah peran yang bersifat interpersonal,

pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka informasional, dan pengambilan

kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan keputusan.Selanjutnya upaya peningkatan kepuasan

kemampuan mereka serta menawarkan beragam kerja juga dapat dilakukan dengan meningkatkan

tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai penerapan prinsip continuous improvement melalui

keberhasilan mereka. Pada kondisi tantangan yang dijalankannya pengembangan indikator mutu,

sesuai dengan tingkat kemampuan karyawan, penilaian kinerja, pemanfaatan saran dan kritik

mereka akan mengalami kesenangan dan kepuasan. pasien, dan pelatihan dan pendidikan.

Penerapan prinsip continuous improvement

yang dilakukan pihak manajemen juga terkait DAFTAR PUSTAKA

keaktifan pihak mengadakan kegiatan Arnold, H. J., & Daniel C. Feldman.(1988).


Organizational Behavior. New York: Mc Graw-
peningkatan/pelatihan kompetensi karyawan dalam Hi II Inc.
Arumugan, V.C.,& Mojtahedzadeh, R.
peningkatan mutu rumah sakit. Adanya pelatihan (2006).Measuring Customer Satisfaction with
Service Quality Using American Customer
akan membantu karyawan untuk memahami suatu Satisfaction Model (ACSI Model).International
Journal of Academic Research in Bussiness
pengetahuan praktis dan penerapannya untuk and Social Science Vol 1. No.3
Bhaskara, R.A. (2011). Analisis Pengaruh
meningkatkan keterampilan yang dimilikinya, Penerapan PrinsipTotal Quality Management
terhadap Kepuasan Kerja Perawat Obstetri
sehingga dapat tercipta suatu dimana karyawan bisa dan Ginekologi RSU Dr. Soetomo.
Surabaya:Universitas Airlangga
memperoleh dan mempelajari baik sikap, Best, M.F., &Thurston, N.E. 2004.Measuring
NurseJob Satisfaction.Journal of Nurse
kemampuan, pengetahuan, dan perilaku spesifik Administration 34(6): 283-90
Ching, S., Ling, Y., & Rong-Da. (2005). Effects of
yang berkaitan dengan pekerjaannya (Handoko Job Rotation and Role Stress Among Nurse
on Job Satisfaction and Organizational
danTjiptono, 1998). Hal ini tentu akan menimbukan
Commitment. BMC Health Service Research
kepuasan tersendiri bagi seorang karyawan. Dale. (2003). Total Quality Management (Edisi
Ketiga). New Jersey : Prentice Hall
Dose, J.J. (1997). Work Values: An Integrative
Framework And Illustrative Application To
SIMPULAN Organizational Socialization. Journal of
Occupational and Organizational Psychology
Hasil uji pengaruhmenunjukkan bahwa Vol 70
Gasperz, V. ( 2005). Total Quality Management
variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Terjemahan). Jakarta. PT. Gramedia
Pustaka Utama
karyawan adalah leadership dan continuous

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015


128

Gibson, dkk. (2009). Organizational: Behavior, Prasanti, A.A. 2015. Analisis Pengaruh Penerapan
Structure, Process. New York : The McGraw Prinsip Total Quality Management Terhadap
Hill Companies, Inc. Kepuasan Kerja Karyawan. Surabaya:
Hughes. 2012. Leadership: Memperkaya Pelajaran Universitas Airlangga
dari Pengalaman, edisi 7. Jakarta: Salemba Pisoulis, L., Migdalas, A., Pardalos, M., and
Humanika Chinchuluun A. (2008).Pareto Optimality,
Ijaz, A. 2012.Internal Customer Job Satisfaction and Game Theory and Equilibria. Retrivied from
Role of TQM Practices.Far East Journal of http://books.google.com/books
Psychology and Business Vol. 6 No. 2 Robbins, S.P. (2001). Perilaku Organisasi, Buku I
February 2012 Edisi 9. Jakarta: Gramedia
Judge, T.A., & Bono, J.E. (2000) Five Factor Model Siagian, P. (2005). Kiat Meningkatkan Produktivitas
of Personality and Transformasional Kerja. Cetakan Pertama.Jakarta: PT. Rineka
Leadership.Journal of Applied Psychology Cipta
Lawler, E.E., Mohrman, S.A., and Ledford, G.E., Scarpello, V., & Campbell, J. P. (1983). Job
(1998).Strategies For High Performance Satisfaction: Are All The Parts There? Pers.
Organizations – The CEO Report Employee Psychology,36,577-600.
Involvement, TQM, And Reengineering
Tjiptono, F. (2003).Strategi Pemasaran. Edisi Kedua.
Programs In Fortune 1000 Corporations. San
Fransisco: Jossey-Bass Publishers Yogyakarta: Penerbit Andi
Luthans, F. (2006).Perilaku Organisasi. Edisi Wahyudi, T. 2010. Upaya Meningkatkan Kepuasan
Sepuluh. Yogyakarta: Penerbit Andi Kerja Karyawan di Rumah Sakit
Lowery, C.M., Beadles, N.A., and Carpenter, J.B. Muhammadiyah Surabaya. Surabaya:
(2000). TQM’s Human Resources Universitas Airlangga
Component. Quality Progress, Vol. 33. No. 2 Yasin.(2001). Kepemimpinan dalam Pengembangan
Organisasi.Jurnal Lintasan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya Malang,
Volume 18 Nomor 1, Malang

Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 3 Nomor 2 Juli-Desember 2015

You might also like