You are on page 1of 10

JURNAL PRAKTEK

MESIN ARUS BOLAK


BALIK

Nama : Andi Mustanira Al Haris


NIM : 201971004
Kelas :A
Tgl. Praktek : 17 – OKTOBER- 2020
Jurusan : D-III Teknologi Listrik
Asisten : Bintang Prima Anzaeny

LABORATORIUM DISTRBUSI DAN


PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2020
NAMA : ANDI MUSTANIRA AL HARIS NIM 201971004

GENERATOR DENGAN BEBAN


ANDI MUSTANIRA AL HARIS
201971004
Praktikum Mesin ABB
Kelas A
Andi1971004@itpln.ac.id
(ANDI MUSTANIRA AL HARIS)

ABSTRACT
Synchronous Generator is an electrical machine that converts mechanical energy in the form of
rotation into electrical energy. With the discovery of synchronous generators, it has provided an
important relationship in the effort to utilize the energy contained in coal, gas, oil, and water, uranium
into useful forms, namely electricity in households and industries. In this paper, the author discusses
the comparative analysis of synchronous impedance methods, twisted amperage and potential triangle
in determining the voltage regulation of a synchronous generator with resistive, inductive and
capacitive loading, where the data are as follows. Inductive synchronous impedance method: 75.27%
resistive: 34.41% capacitive: 1.89%. Inductive ampere method: 31.34% resistive: 11.9% capacitive: -
15.32%. Potential inductive method: 25.38% resistive: 13.8% capacitive: 0% so the regulation using
the potier triangle method for resistive and capacitive loads is more positive than regulation with the
coil amper method, for inductive loads the potent method has the smallest value . However, the potier
triangle method is the most accurate of the three methods used.

Keywords: arrangement, impedance, amperlite, potier


ABSTRAK

. Generator Sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis berupa putaran
menjadi energi listrik. Dengan ditemukannya generator sinkron, telah memberikan hubungan
yang penting dalam usaha pemanfaatan energi yang terkandung dalam batu bara, gas, minyak,
air uranium kedalam bentuk yang bermanfaat yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.
Pada makalah ini penulis membahas analisa perbandingan metode impedansi sinkron, amper
lilit dan segitiga potier dalam menentukan regulasi tegangan generator sinkron dengan pembebanan
resistif, induktif, dan kapasitif, dimana datanya sebagai berikut. Metode impedansi sinkron
induktif : 75,27 % resistif : 34,41 % kapasitif : 1,89 % . Metode amper lilit induktif : 31,34 %
resistif : 11,9 % kapasitif : -15,32 % . Metode potier induktif : 25,38 % resistif : 13,8 % kapasitif : 0
%jadi regulasi dengan menggunakan metode segitiga potier untuk beban resistif dan kapasitif
lebih positif dari pada regulasi dengan metode amper lilit, untuk beban induktif metode potier
memiliki nilai yang paling kecil. Namun metode setitiga potier merupakan metode yang
paling akurat dari ketiga metode yang dipakai.

Kata kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Generator Sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis berupa
putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan oleh penggerak mulanya,
sedangkan energi listrik akan dihasilkan pada rangkaian jangkarnya. Dengan
ditemukannya Generator Sinkron, telah memberikan hubungan yang penting
Lab DistribusidanPemanfataanTenagaListrik
1
NAMA : ANDI MUSTANIRA AL HARIS NIM 201971004

dalam usaha pemanfaatan energi yang terkandung pada batu bara, air, minyak,
gas uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat dan mudah digunakan yaitu listrik
dalam rumah tangga dan industri. Beban yang dipikul alternator dapat bersifat
resistif, induktif, dan kapasitif, yang ketiga beban tersebut memiliki faktor daya
yang berbeda. Untuk itu perlu dilakukan pengujian berupa analisa perbandingan
untuk ketiga beban tersebut terhadap regulasi tegangan dari sebuah generator
sinkron dengan menggunakan beberapa metode yaitu metode impedansi
sinkron, amper lilit dan metode segitiga potier yang digunakan untuk
menghitung regulasi tegangan pada generator sinkron. Makalah ini bertujuan
untuk menganalisa perbandingan pengaruh pembebanan resistif, kapasitif, dan
induktif terhadap regulasi tegangan generator sinkron tiga fasa.

2. LANDASAN TEORI

Alternator Berbeban

Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan terjadinya reaksi
jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu dinyatakan sebagai reaktansi, dan disebut
reaktansi magnetisasi (Xm ). Reaktansi pemagnet (Xm ) ini bersama-sama dengan reaktansi
fluks bocor (Xa ) dikenal sebagai reaktansi sinkron (Xs) .

Bila generator diberi beban yang berubah-ubah maka besarnya tegangan terminal V akan
berubah-ubah pula, hal ini disebabkan adanya kerugian tegangan pada:

Resistansi jangkar Ra
Reaktansi bocor jangkar X
Reaksi Jangkar Xa
a) Resistansi Jangkar

Resistansi jangkar/fasa Ra menyebabkan terjadinya kerugian tegang/fasa (tegangan jatuh/fasa)


dan I.Ra yang sefasa dengan arus jangkar.

b) Reaktansi Bocor Jangkar

Saat arus mengalir melalui penghantar jangkar, sebagian fluks yang terjadi tidak mengimbas
pada jalur yang telah ditentukan, hal seperti ini disebut Fluks Bocor

c) Reaksi Jangkar

Adanya arus yang mengalir pada kumparan jangkar saat generator dibebani akan menimbulkan
fluksi jangkar (ΦA ) yang berintegrasi dengan fluksi yang dihasilkan pada kumparan medan
rotor(ΦF), sehingga akan dihasilkan suatu fluksi resultan sebesar :

Persamaan tegangan pada generator adalah:

Ea = V + I.Ra + j I.Xs

Xs = Xm + Xa

yang mana:

Ea = tegangan induksi pada jangkar

V = tegangan terminal output

Ra = resistansi jangkar
Lab DistribusidanPemanfataanTenagaListrik
2
NAMA : ANDI MUSTANIRA AL HARIS NIM 201971004

Xs = reaktansi sinkron
Rangkaian Ekuivalen Generator Sinkron

Tegangan induksi Ea dibangkitkan pada fasa generator sinkron. Tegangan ini biasanya tidak
sama dengan tegangan yang muncul pada terminal generator. Tegangan induksi sama dengan
tegangan output terminal hanya ketika tidak ada arus jangkar yang mengalir pada mesin.
Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan antara tegangan induksi dengan tegangan
terminal adalah:

Distorsi medan magnet pada celah udara oleh mengalirnya arus pada stator, disebut reaksi
jangkar.
Induktansi sendiri kumparan jangkar.
Resistansi kumparan jangkar.
Efek permukaan rotor kutub sepatu.
Menentukan Parameter Generator Sinkron

Harga X diperoleh dari dua macam percobaan yaitu percobaan tanpa beban dan percobaan
hubungan singkat. Pada pengujian tanpa beban, generator diputar pada kecepatan ratingnya
dan terminal generator tidak dihubungkan ke beban. Arus eksitasi medan mula adalah nol.
Kemudian arus eksitasi medan dinaikan bertahap dan tegangan terminal generator diukur pada
tiap tahapan. Dari percobaan tanpa beban arus jangkar adalah nol (Ia = 0) sehingga V sama
dengan Ea. Sehingga dari pengujian ini diperoleh kurva Ea sebagai fungsi arus medan (If).
Dari kurva ini harga yang akan dipakai adalah harga liniernya (unsaturated). Pemakaian harga
linier yang merupakan garis lurus cukup beralasan mengingat kelebihan arus medan pada
keadaan jenuh sebenarnya dikompensasi oleh adanya reaksi jangkar.

Pengujian yang kedua yaitu pengujian hubung singkat. Pada pengujian ini mula-mula arus
eksitasi medan dibuat nol, dan terminal generator dihubung singkat melalui ampere meter.
Kemudian arus jangkar Ia (= arus saluran) diukur dengan mengubah arus eksitasi medan. Dari
pengujian hubung singkat akan menghasilkan hubungan antara arus jangkar (Ia ) sebagai
fungsi arus medan (If), dan ini merupakan garis lurus.
Kerja Paralel Alternator

Untuk melayani beban yang berkembang, maka diperlukan tambahan sumber daya listrik.
Agar sumber daya listrik yang yang baru (alternator baru) bisa digunakan bersama, maka
dilakukan penggabungan alternator dengan cara mempararelkan dua atau lebih alternator pada
sistem tenaga dengan maksud memperbesar kapasitas daya yang dibangkitkan pada sistem.
Selain untuk tujuan di atas, kerja pararel juga sering dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas
pelayanan apabila ada mesin (alternator) yang harus dihentikan, misalnya untuk istirahat atau
reparasi, maka alternator lain masih bisa bekerja untuk mensuplai beban yang lain. Untuk
maksud mempararelkan ini, ada beberapa pesyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:

Harga sesaat ggl kedua alternator harus sama dalam kebesarannya, dan bertentangan dalam
arah, atau harga sesaat ggl alternator harus sama dalam kebesarannya dan bertentangan dalam
arah dengan harga efektif tegangan jalajala.
Frekuensi kedua alternator atau frekuensi alternator dengan jala harus sama
Fasa kedua alternator harus sama
Urutan fasa kedua alternator harus sama
Bila sebuah generator ’G’ akan diparaelkan dengan jala-jala, maka mula-mula G diputar oleh
penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu penguatan IF diatur hingga tegangan
terminal generator tersebut sama denga jala-jala. Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa
kedua tegangan (generator dan jala-jala) digunakan alat pendeteksi yang dapat berupa lampu
sinkronoskop hubungan terang. Benar tidaknya hubungan pararel tadi, dapat dilihat dari lampu
tersebut.
Menentukan Resistansi dan Reaktansi
Lab DistribusidanPemanfataanTenagaListrik
3
NAMA : ANDI MUSTANIRA AL HARIS NIM 201971004

Untuk bisa menentukan nilai reaktansi dan impedansi dari sebuah generator, harus dilakukan
percobaan (test). Ada tiga jenis test yang biasa dilakukan, yaitu:

Test Tanpa beban ( Beban Nol )


Test Hubung Singkat.
Test Resistansi Jangkar.

Lab DistribusidanPemanfataanTenagaListrik
4
NAMA : ANDI MUSTANIRA AL HARIS NIM 201971004

3. METODE PRAKTEK

3.1 Alat dan Perlengkapan Praktek


1. Generator Sinkron 3 phase 1 Buah
2. Motor induksi 3 phase 1 Buah
3. AVO meter 1 Buah
4. Tachometer 1 Buah
5. Kabel penghubung
6. Sumber listrik AC 3 phase 1 Buah

3.2 Langkah Praktek


1. Siapkan sumber listrik sesuai kebutuhan praktek (sumber arus bolak-balik tiga fasa
dan arus searah masing-masing 1 set )
2. Siapkan alat ukur dengan batas-ukur sesuai peralatan listrik yang akan diukur.
3. Siapkan kabel penghubung secukupnya
4. Siapkan Beban lampu (3 buah)
5. Lakukan pengawatan seperti pada gambar 2.2
6. Jangan nyalakann sumber listrik terlebih dahulu sebelum asissten
memeriksanya
7. Masukkan sumber listrik untuk motor 3 fasa dan pastikan posisi pengatur
tegangan adalah “ nol “
8. Naikkan tegangan secara bertahap sampai putaran motor mencapai
nominalnya.
9. Masukkan sumber listrik untuk penguatan ( excitasi ), pastikan posisi pengatur
tegangan adalah “nol“ dan naikkan tegangannya secara bertahap sampai
menunjukkan arus excitasi nominal yang sudah ditentukan
10. Masukkan Tegangan secara bertahap sampai nominal yang sudah
ditentukan, amati penunjukan :
• Tegangan generator
• Arus generator
• Arus excitasi
• Putaran motor pada setiap perubahan nilai arus beban
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
Praktek Mesin Arus Bolak Balik |13
11. Turunkan tegangan sumber listrik untuk excitasi sampai mencapai nilai “nol” dan
matikan
sumber listriknya.
12. Turunkan tegangan sumber listrik untuk pengatur putaran motor sampai mencapai nilai
“nol” dan matikan sumber listriknya.
13. Rapihkan dan bereskan alat dan perlengkapan praktikum kembali seperti semula
14. Analisa hasil percobaan
Lab DistribusidanPemanfataanTenagaListrik
5
NAMA : ANDI MUSTANIRA AL HARIS NIM 201971004

4. Hasil dan Pembahasan

Hasilnya adalah jika semakin besar beban yang diberikan maka lampu semakin terang

4.1 Data

TEG TEG TEG


ANG ANG ANG
AN AN AN

NO VR-S VS-T VT-R


1 1,6V 1,6V 1,6V
2 0,8V 0,8V 0,8V
3 88,3V 85,2V 87,6V
4 46,2V 43,7V 48,5V
5 202V 201V 168V
6 109V 109V 109V

ARUS ARUS ARUS


NO IR IS ST
1 0,1A 0,1A 0,1A
2 0,5A 0,5A 0,6A
3 0,08A 0,08A 0,02A

PUTARAN KETERANGAN
GENERATOR LAMPU
2982RPM TDK MENYALA
2976RPM REDUP
2966RPM TERANG

4.2 Analisa
Pada praktikum ini yaitu yang berjudul generator dengan beban kita
dapat memahami perbedaan generator berbeban, mampu memahami
prinsip kerja dari generator berbeban, dan mampu merangkai dan
menganalisa generator ac berbeban.Generator sinkron (sering disebut
alternator) adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya
mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkron dapat berupa generator
sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari
kebutuhan. Konstruksi Generator Sinkron

Pada dasarnya konstruksi dari generator sinkron adalah sama dengan


konstruksi motor sinkron, dan secara umum biasa disebut mesin sinkron.
Ada dua struktur kumparan pada mesin sinkron yang merupakan dasar
kerja dari mesin tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan
DC (membangkitkan medan magnet, biasa disebut sistem eksitasi) dan
sebuah kumparan (biasa disebut jangkar) tempat dibangkitkannya GGL
arus bola-balik.

Lab DistribusidanPemanfataanTenagaListrik
6
NAMA : ANDI MUSTANIRA AL HARIS NIM 201971004

Hampir semua mesin sinkron mempunyai belitan GGL berupa stator


yang diam dan struktur medanmagnit berputar sebagai rotor. Kumparan
DC pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber DC
luar melaui slipring dan sikat arang, tetapi ada juga yang tidak
mempergunakan sikat arang yaitu sistem “brushless excitation”.

Bentuk Penguatan

Seperti telah diuraikan diatas, bahwa untuk membangkitkan fluks magnetik


diperlukan penguatan DC. Penguatan DC ini bisa diperoleh dari generator DC
penguatan sendiri yang seporos dengan rotor mesin sinkron. Pada mesin sinkron
dengan kecepatan rendah, tetapi rating daya yang besar, seperti generator
Hydroelectric (Pembangkit listrik tenaga air), maka generator DC yang digunakan
tidak dengan penguatan sendiri tetapi dengan “Pilot Exciter” sebagai penguatan atau
menggunakan magnet permanent (magnet tetap). Alternatif lainnya untuk penguatan
eksitasi adalah menggunakan Diode silikon dan Thyristor.Ada dua tipe sistem
penguatan “Solid state”, yaitu:
1.Sistem statis yang menggunakan Diode atau Thyristor statis, dan arus dialirkan
ke rotor melalui Slipring.
2.“Brushless System”, pada sistem ini penyearah dipasangkan diporos yang
berputar dengan rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slip-ring.

Motor membutuhkan eksitansi untuk bergerak. Pada percobaan ini menggunakan


rangkaian whye karena mengurangi arus melonjak pada start awalnya,XZY
dipercobaan ini dijumper karena ingin mnemui titik netral nah gunakan titik netral
sendiri iyalah untuk menyeimbang pada warna fasa sesuai dengan kuil 2000 fasa
juga memiliki beda antar fasa sebesar 120 derajat pada generator juga berlaku
hukum faraday

4.3 Tugas Akhir


1. Bagaimana pengaruh eksitasi terhadap beban(lampu)?
2. Rugi-rugi apa yang terjadi pada saat generator berbeban ?
3. Hituglah Daya pada percobaan diatas!
4. Hitunglah Slip pada percobaan diatas ?
5. Gambarkan kurva karakteristik generator berbeban ?

Jawab
1. Semakin besar eksitansi semakin terang beban/lampu
2. 1. Rugi-Rugi Tembaga (Rugi I2 R)
2. Rugi-Rugi Sikat
3. Rugi-Rugi Inti
4. Rugi-Rugi Mekanis
5. Rugi-Rugi Beban Stray
3. Rumus P = V x I x Cos phi x√3
#VR-S
-P=1,6Vx0,1Ax0,8 x√3 =0,22Watt
-P=0,8Vx0,5Ax0,8x√3 =0,55Watt
-P=88,3Vx0,08Ax0,8x√3=9,78Watt
#VS-T
-P=1,6Vx0,1Ax0,8x√3=0,22Watt
-P=0,8Vx0,5Vx0,8x√3=0,55Watt
-P=85,2Vx0,08Ax0,8x√3=9,44Watt
Lab DistribusidanPemanfataanTenagaListrik
7
NAMA : ANDI MUSTANIRA AL HARIS NIM 201971004

#VT-R
-1,6Vx0,1Ax0,8x√3=0,22Watt
-0,8Vx0,6Ax0,8x√3=0,66Watt
-87,6Vx0,08Ax0,8x√3=9,71Watt

4.
#VR-S
-S=0,9=90%
-S=0,77=77%
-S=3,05=305%
#VS-T
-S=0,9=90%
-S=0,77=77%
-S=3,8=380%
#VT-R
-S=0,9=90%
-S=0,8=80%
-S=3,02=302%

5.

5. Kesimpulan dan saran

Pada praktikum kali ini dapat kita simpulkan semakin besar eksitansi maka beban
atau lampu semakin terang . Pada percobaan ini menggunakan rangkaian whye
karena mengurangi arus melonjak pada start awalnya,XZY dipercobaan ini dijumper
karena ingin mnemui titik netral nah gunakan titik netral sendiri iyalah untuk
menyeimbang pada warna fasa sesuai dengan kuil 2000 fasa juga memiliki beda
antar fasa sebesar 120 derajat pada generator juga berlaku hukum faraday

6.UCAPAN TERIMAKASIH

Lab DistribusidanPemanfataanTenagaListrik
8
NAMA : ANDI MUSTANIRA AL HARIS NIM 201971004

Alhamdulilah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan kesehatan dan banyak nikmat yang telah diberikan. Sehingga saya
dapat mengikuti praktikum modul 2 ini dan dapat membuat jurnal dengan lancar
saya juga menyadari bahwa tanpa adanya doa dan dukungan dari berbagai pihak
praktikum dan jurnal ini tidak akan selesai, pada kesempatan ini saya mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu saya untuk menyelesaikan jurnal
ini, yaitu :
1. Kepala Program Teknologi Listrik ibu Retno Aita Diantari, ST, MT
2. Dosen Pengampun Praktikum Dasar Konversi Tenaga Listrik bapak Sugeng
Purwanto, ST.,M.Sc
3. Laboratorium Distribusi dan Pemanfataan Tenaga Listrik
Seluruh asisten lab .
DAFTAR PUSTAKA

1.Modul Mesin ABB


2. https://anggadewangga.wordpress.com/2011/03/28/generator-sinkron/

Lab DistribusidanPemanfataanTenagaListrik
9

You might also like