You are on page 1of 11

p-ISSN 2086-6380 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):56-66

e-ISSN 2548-7949 DOI: https://doi.org/10.26553/jikm.2017.8.1.56-66


Available online at http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm

PERAN KEMITRAAN SEKTOR KESEHATAN DAN NON KESEHATAN


DALAM PERLUASAN KEPESERTAAN JKN DI KABUPATEN BANYUASIN

Widya Naralita,1Iwan Stia Budi, Dian Safriantini


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

THE ROLE OF HEALTH AND NON HEALTH SECTOR IN EXPANSION


THE NHI MEMBERSHIP AT BANYUASIN REGENCY

ABSTRACT
Backgroud: Based on BPJS Kesehatan of Palembang‟s membership data on NHI era, the lowest percentage
is Banyuasin Regency, that is 36,33% (registered member is 338.075 people/total population 930.523
people).One of the strategies in the expansion of membership is the integration between institutions
(Partnership with other sectors).The aim from this study is to analyze role of partnership in health and non
health sector in case to expand the membership of NHI in Banyuasin Regency.
Method: This study is a qualitative study. Data were obtained through indeepth interview and observation.
Analysis data is content analysis.
Result: The partnership that exist between health and non health sector with BPJS Kesehatan had the type of
membership, that is „Partnerships‟. The communication that established regularly and nicely and activities
are planned joint unrealized. Non health sector and BPJS Kesehatan have been sharing the data, but the
data are involved is not accurate. This partnership had a MoU and decree, but it wasn‟t downgraded to
other relevant agencies. The participation of key stakeholders are good and the partner act flexible with the
change of rules and tasks. Vision and mission of special joint expansion membership and roles distribution
wasn‟t written and there is the party who haven‟t believe that UHC in 2019 will be achieved.
Conclusion: The partnership that exist between health and non health sector with BPJS had done. However,
there was still the lack. Sugesstion for this study is to be better for the agreement of joint vision and mission
and roles distribution to be written. It is better for the local goverment to continiouing the MoU to other
relevant agencies and intertwining of good coordination among partners.
Keywords: partnerships, expansion of partisipation NHI

ABSTRAK
Latar Belakang: Berdasarkan data kepesertaan JKN BPJS Kesehatan Palembang persentase kepesertaan
yang terendah adalah Kabupaten Banyuasin, yaitu sebesar 36,33% (peserta terdaftar 338.075 orang/penduduk
930.523 orang). Salah satu strategi dalam perluasan kepesertaan adalah keterpaduan antar instansi (kemitraan
dengan sektor lain). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran kemitraan sektor kesehatan dan
non kesehatan dalam perluasan kepesertaan JKN di Kabupaten Banyuasin.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara
mendalam dan observasi. Analisa data yang digunakan adalah analisis isi.
Hasil Penelitian: Kemitraan yang terjalin antara sektor kesehatan dan non kesehatan dengan BPJS
Kesehatan dalam perluasan kepesertaan JKN ini memiliki tipe kemitraan, yaitu Partnerships. Terdapat
komunikasi yang terjalin rutin dan baik dan beberapa kegiatan yang direncanakan bersama belum
terealisasikan. Kemitraan ini memiliki MoU dan SK, tapi tidak diturunkan ke instansi-instansi terkait.
Keikutsertaan pemangku kepentingan utama sudah baik, dan mitra bersikap fleksibel dengan adanya
perubahan peraturan maupun tugas. Visi misi bersama khusus perluasan kepesertaan tidak tertuang dalam
bentuk tertulis, tidak ada dokumen tertulis mengenai pembagian peran dan masih ada pihak yang belum
yakin bahwa UHC Tahun 2019 akan tercapai.
Kesimpulan: Kemitraan yang terjalin antara sektor kesehatan dan non kesehatan dengan BPJS Kesehatan
dalam perluasan kepesertaan JKN sudah berjalan. Namun, masih ada kekurangan. Saran penelitian ini adalah
sebaiknya kesepakatan visi misi bersama dan pembagian peran dituangkan dalam bentuk tertulis. Hendaknya
pemerintah daerah meneruskan MoU kepada pihak instansi terkait serta terjalinnya koordinasi yang baik
antar mitra.
Kata Kunci: kemitraan, perluasan kepesertaan JKN

Alamat Korespondensi: Widya Naralita, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya, Jl. Palembang Prabumulih KM. 32,
Indralaya Indah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, e-mail: widyasamfabrays@gmail.com

56 Maret 2017
Naralita et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):56-66

PENDAHULUAN program-program yang sedang dilaksanakan


oleh BPJS Kesehatan serta juga dapat
UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem
mendukung dalam perluasan kepesertaan
Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
JKN.2
mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib
bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan METODE
Kesehatan Nasional (JKN) melalui satu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Desain penelitian yang digunakan
(BPJS).1Persentase jumlah peserta per jumlah adalah penelitian dengan metode kualitatif.
penduduk yang terendah sampai dengan bulan Teknik penentuan informan menggunakan
Januari Tahun 2016 di antara 5 daerah otonom purposive sampling. Jenis data yang
BPJS Kesehatan KCU Palembang, yaitu Kota digunakan adalah data primer dan sekunder
Palembang, Kabupaten Musi Banyuasin, yang diperoleh melalui wawancara mendalam
Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan dan observasi dokumen. Informan berjumlah
Komering Ilir, dan Kabupaten Ogan 9 orang terdiri dari Kepala dan Relationship
Komering Ulu adalah KLOK Kabupaten Officer Unit Pemasaran (BPJS Kesehatan
Banyuasin, yaitu sebesar 36,33% dengan KCU Palembang), Kepala Bidang Jaminan &
jumlah penduduk sebanyak 930.523 orang dan Sarana Kesehatan dan Kepala Seksi Jaminan
jumlah peserta yang terdaftar sebanyak Kesehatan (Dinkes) Kepala Dinas Sosial dan
338.075 orang. plt Kepala Seksi Pendayagunaan Sumber
Target kepesertaan Jaminan Kesehatan Dana & Jaminan Sosial (Dinsos), Sekretaris
adalah seluruh penduduk yang tinggal di Dinas dan Kepala Seksi Identitas Penduduk
Indonesia. Pada kurun waktu periode 2015- (Disdukcapil), serta Kepala Seksi Hubungan
2019 fokusnya adalah pada perluasan Industrial dan Jaminan Sosial (Disnakertrans).
kepesertaan menuju Universal Health Triangulasi yang digunakan, yaitu sumber,
Coverage. Perlu dilakukan 3 strategi dalam teknik, dan teori.
perluasan kepesertaan, yakni strategi
HASIL PENELITIAN
pengelompokkan sasaran kepesertaan, strategi Komunikasi
kewilayahan dan strategi keterpaduan antar
instansi. BPJS Kesehatan tidak bisa Komunikasi antara BPJS Kesehatan
melakukan sendiri percepatan perluasan dengan Sektor Kesehatan dan non kesehatan
kepesertaan JKN yang tinggal beberapa tahun sudah terjalin salah satunya melalui forum.
lagi, maka daripada itu perlu adanya bentuk Forum ini dinamakan Forum Komunikasi
kerja sama dengan sektor lain, sehingga bisa Pemangku Kepentingan Utama (FKPKU)
dicapainya pemahaman yang sama terhadap yang diadakan setiap triwulan sekali.

Sektor Kesehatan BPJS Kesehatan Sektor Non Kesehatan


KCU Palembang

Melalui Forum Komunikasi


Pemangku Kepentingan Utama

Gambar 1.
Komunikasi antara Sektor Kesehatan dan Non Kesehatan
dengan BPJS Kesehatan

Hal-hal yang dibahas saat pengintegrasian Jamkesda, dan data


berkomunikasi adalah cakupan kepesertaan kependudukan.
JKN di Kabupaten Banyuasin,

Maret 2017 57
Naralita et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):56-66

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Utama, dan yang terakhir Kepala BPJS
Divisi Regional III BPJS Kesehatan Nomor Kesehatan KLOK Banyuasin.
15 Tahun 2016 terdapat 11 anggota FKPKU
Sumber Daya
yang terdiri dari Bupati sebagai pengarah,
Sekretaris Daerah sebagai ketua, Kepala BPJS Ada keterlibatan (sharing) sumber daya
Kesehatan KCU Palembang sebagai dalam kemitraan perluasan kepesertaan JKN
sekretaris, dan 8 anggota yang terdiri dari di Kabupaten Banyuasin ini, sektor kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan, Dinas melibatkan sumber daya manusia. Sektor non
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Daerah, kesehatan melibatkan data kependudukan,
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, data penduduk fakir miskin dan tidak mampu,
Dinas Sosial, Kepala Badan Pengelolaan dan data tenaga kerja. BPJS Kesehatan
Keuangan dan Aset Daerah, Badan melibatkan pendanaan untuk beban rapat
Perencanaan dan Pembangunan Daerah, sidang dan honorarium peserta.
anggota Ad hoc Pemangku Kepentingan

BPJS Kesehatan
Sharing Dana

Sektor Kesehatan Sektor Non Kesehatan


Sharing SDM Sharing Data-data
Kemitraan Perluasan
Kepesertaan JKN

Gambar 2.
Keterlibatan (Sharing) Sumber Daya
Dalam Perluasan kepesertaan JKN di Kabupaten Banyuasin

Sektor Non Kesehatan dan BPJS antara sektor non kesehatan dengan BPJS
Kesehatan telah melakukan Sharing data, akan Kesehatan.
tetapi data yang dilibatkan belum akurat. Keterlibatan sumber daya dalam
Menurut data kepesertaan JKN yang dimiliki kemitraan ini diperlukan dalam rangka
oleh BPJS Kesehatan, jumlah penduduk peningkatan kepesertaan JKN, agar setiap
Kabupaten Banyuasin s.d bulan Agustus 2016 instansi menyadari peran atau tupoksinya
sebanyak 930.523 jiwa. Sementara itu, jumlah masing-masing dan tidak tercampur-campur
penduduk menurut Disdukcapil Kabupaten peranannya serta BPJS Kesehatan tidak dapat
Banyuasin Jumlah penduduk Kabupaten melakukan perluasan kepesertaan sendiri
Banyuasin s.d Bulan Juni 2016 sebanyak perlu adanya bantuan dari pihak yang lain.
799.094 jiwa. begitu pula dengan data
Perencanaan
penduduk fakir miskin dan orang tidak
mampu (PBI dalam JKN) yang dimiliki oleh Ada perencanaan bersama yang
BPJS Kesehatan tidak sama atau melebihi biasanya dibahas di awal pertemuan saat
data penduduk fakir miskin dan orang tidak mengadakan forum. Perencanaan harus
mampu yang dimiliki oleh Dinas Sosial relevan dengan peta jalan yang sudah
Kabupaten Banyuasin. Hal ini menunjukkan ditetapkan dalam peraturan Presiden No. 111
bahwa kurang adanya koordinasi yang baik Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013

58 Maret 2017
Naralita et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):56-66

Tentang Jaminan Kesehatan.


Sektor terealisasikan. Berikut tabel perencanaan
Kesehatan dan non kesehatan juga melakukan kegiatan sektor kesehatan dan non kesehatan
perencanaan bersama, namun beberapa yang belum diimplementasikan baik baru
kegiatan yang direncanakan bersama belum sebagian ataupun sepenuhnya:

Tabel 1.
Perencanaan Kegiatan Sektor Kesehatan dan Non Kesehatan dalam Perluasan
Kepesertaan JKN di Kabupaten Banyuasin

No. Area / Sektor Perencanaan /Kegiatan Kendala


Sektor Kesehatan
1. Dinas Kesehatan Melakukan sosialisasi program JKN dan meningkatkan Belum terealisasikan
pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Kabupaten sepenuhnya
Banyuasin.
Sektor Non Kesehatan
1. Disdukcapil Melakukan pendataan penduduk di wilayah border line. Belum terealisasikan
2. Dinas Sosial Verifikasi data PBI Tahun 2015 ke desa-desa. Belum terealisasikan
3. Disnakertrans Melakukan pengawasan dan pembinaan kepada Belum terealisasikan
perusahaan yang belum mendaftarkan pekerja ke dalam sepenuhnya.
program JKN.
dimiliki Kabupaten Banyuasin yang belum
Hal yang menjadi kendala kegiatan
mencukupi.
yang sudah direncanakan bersama belum
Target yang harus dicapai adalah
direalisasikan karena sebagian besar desa
seluruh penduduk khususnya Kabupaten
yang ada di Kabupaten Banyuasin merupakan
Banyuasin sudah terjamin dalam program
desa yang berada di wilayah perairan,
JKN pada Tahun 2019. Pencapaian target
sehingga lokasinya sulit dijangkau baik untuk
kepesertaan JKN di Kabupaten Banyuasin s.d
melakukan sosialiasi program JKN, perbaikan
Bulan Agustus 2016 adalah sebesar 37,87%
pelayanan kesehatan, pengawasan dan
(peserta yang terdaftar sebanyak 370.202
pembinaan kepada perusahaan ataupun
peserta/jumlah penduduk sebanyak 977.492
pendataan penduduk serta anggaran yang
jiwa).

Tabel 2.
Jumlah Peserta Terdaftar BPJS Kesehatan per Jenis Kepesertaan
S.D Agustus Tahun 2016 di Kabupaten Banyuasin

Jumlah Peserta
No. Kategori Kepesertaan Terdaftar Persentase (%)

1 DPRD/PNS/POLRI/TNI 20.547 5,5%


2 PBI 300.659 81,21%
3 Badan Usaha 27.072 7,31%
4 Bukan Pekerja 3.334 0,90%
5 PBPU 18.590 5,03%
Total 370.202 100%
Sumber : BPJS Kesehatan KCU Palembang, 2016 (diolah)
Kendala dalam perluasan kepesertaan di mendaftarkan pekerja Buruh Harian Lepas
Kabupaten Banyuasin, sehingga target belum (BHL), masih rendahnya kesadaran TNI,
tercapai, yaitu sangsi yang diberikan kepada PNS, dan POLRI untuk mengikutsertakan
perusahaan yang tidak mendaftarkan keluarganya, dan belum dilakukannya
pekerjanya belum tegas, adanya anggapan pengintegrasian Jamkesda kedalam program
pemberi kerja yang keberatan untuk JKN.

Maret 2017 59
Naralita et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):56-66

Kemitraan ini memiliki perjanjian kesehatan, Kepala Unit Pemasaran dan


tertulis yang dituangkan dalam bentuk MoU Kepesertaan, Kepala BPJS Kesehatan KCU
tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Palembang. Masing-masing pimpinan
Jaminan Sosial di Daerah dan SK Kepala berperan aktif dalam setiap kegiatan perluasan
Divre III BPJS Kesehatan No. 15 Tahun 2016 kepesertaan sesuai dengan peran atau tugas
tentang Forum Komunikasi Para Pemangku dari masing-masing instansi.
Kepentingan Utama Tingkat Provinsi dan
Kepemimpinan
Kab/Kota. Beberapa pihak tidak mengetahui
ada atau tidak adanya MoU dan SK terkait Pimpinan sektor kesehatan, non
perluasan kepesertaan JKN. kesehatan maupun BPJS Kesehatan
melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan
“sampai saat ini kita belum ada MoU perluasan kepesertaan JKN di Kabupaten
tertulis...SK belum ada di kita belum Banyuasin sesuai dengan Tupoksi dan
turun mungkin nanti...”(RU). tanggung jawab instansinya. Kepala Dinas
Nilai-nilai dan Tujuan Bersama Kesehatan menghimbau stafnya untuk
melakukan sosialisasi program JKN. Kepala
Nilai-nilai yang menjadi tuntunan
Dinas Sosial mengkoordinir petugas untuk
dalam melaksanakan tugas dalam perluasan
mendata penduduk fakir miskin dan orang
kepesertaan JKN ini yang paling utama antara
tidak mampu masuk kedalam program JKN.
lain, keterbukaan, kejujuran, dan tanggung
Kepala Disdukcapil melakukan pembenaran
jawab.
data-data penduduk. Kepala Disnakertrans
Visi dan misi khusus tentang perluasan
sering melakukan koordinasi dan ikut rapat
kepesertaan dari seluruh instansi yang terlibat
dengan BPJS Kesehatan. Kepala Unit
dalam forum kemitraan di Kabupaten
Pemasaran merumuskan strategi untuk
Banyuasin tidak tertuang dalam bentuk
kegiatan forum maupun teknis dilapangan,
tertulis.
melakukan rapat dan memberikan arahan
“...kalo bentuk dituangkan dalam kepada staf pelaksana.
tulisan visi misi ga ada...”(CB). Keputusan yang diambil oleh para
Visi nya adalah semua masyarakat pimpinan berdasarkan kesepakatan bersama
khususnya di Kabupaten Banyuasin bisa dengan staf dan para pimpinan masing-masing
dijamin di dalam program JKN. Misi nya instansi mengajak staf untuk ikut
adalah membangun dan meningkatkan berpartisipasi dalam kegiatan perluasan
kerjasama dengan berbagai pihak-pihak yang kepesertaan JKN dan juga memberikan
terkait baik itu sektor kesehatan maupun non motivasi kepada staf.
kesehatan.
Fleksibilitas
Partisipasi Pemangku Kepentingan Utama Semua mitra dapat menyesuaikan diri
Ada keterkaitan stakeholder dalam dengan adanya perubahan peraturan terkait
kemitraan ini. Keterkaitan pemerintah daerah JKN dan penambahan atau perubahan peran
Kabupaten Banyuasin maupun BPJS dalam perluasan kepesertaan JKN di
Kesehatan sudah baik dalam kemitraan ini. Kabupaten Banyuasin.
“…partisipasi mereka sejauh ini sudah “...cukup merespon perubahan-
cukup baik...”(M). perubahan itu dengan merubah dan
menyesuaikan terhadap aturan-aturan
Pemangku kepentingan utama dalam
yang baru itu…”(DA).
perluasan kepesertaan JKN di Kabupaten
Banyuasin adalah Bupati, Sekretaris Daerah, Semua mitra bisa menjalankan peran
Kepala Dinas sektor kesehatan dan non atau tugas yang diubah atau ditambah dalam

60 Maret 2017
Naralita et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):56-66

perluasan kepesertaan JKN, selama peran atau Untuk dapat memecahkan


tugas tersebut sesuai dengan tupoksi instansi permasalahan yang dihadapi, ada beberapa hal
masing-masing. yang dapat mendukung terjalinnya kerja sama
yang baik yaitu masing-masing pihak yang
“tergantung penambahan tugasnya apa
bekerja sama perlu berkomunikasi.3
ya kalo memang masih bisa kita
Komunikasi yang terjalin antara sektor
jalankan dan memang sesuai dengan
kesehatan dan non kesehatan dengan BPJS
tupoksi dinas kesehatan ya pasti bisa,
Kesehatan KCU Palembang sudah terjalin
pasti dilaksanakan”(ET).
rutin dan baik.
Tidak ada dokumen tertulis mengenai
Salah satu saluran komunikasi diantara
pembagian peran dalam kemitraan ini, mitra adalah dengan diadakannya
pembagian tugas hanya disampaikan secara pertemuan/rapat rutin. Pertemuan rutin dan
lisan. terjadwal antar mitra sangat dibutuhkan untuk
“e untuk saat ini belum ada dokumen mengetahui perkembangan kemitraan.4
tertulis tersebut, hanya saja kami Komunikasi yang terjalin dalam perluasan
disampaikan secara lisan…”(A). kepesertaan JKN ini salah satunya dengan
Kepercayaan diadakannya forum komunikasi pemangku
kepentingan utama yang diadakan setiap 3
Masih ada pihak yang pesimis atau
bulan sekali.
belum yakin bahwasannya UHC akan tercapai
Pemangku kepentingan sebaiknya di
tahun 2019 khususnya di Kabupaten
organisir dalam suatu wadah seperti forum
Banyuasin.
untuk memudahkan proses interaksi dan
“…ya saya agak pesimis ya itu bisa integrasi, serta dalam rangka menerapkan
tercapai yang universal coverage nya analisis keberadaan pemangku kepentingan.5
2019...”(ET). Berdasarkan susunan organisasi forum
Sisi yang tidak meyakinkan informan komunikasi di Kabupaten Banyuasin yang ada
penelitian adalah karena program JKN ini di dalam Surat Keputusan Kepala Divisi
hanya mengandalkan sosialisasi dan berjalan Regional III BPJS Kesehatan Nomor 15
seperti sekarang ini, sanksi yang ada bagi Tahun 2016 terdapat 11 anggota FKPKU,
perusahaan yang tidak mengikutsertakan yaitu Bupati sebagai pengarah, Sekretaris
pekerjanya tidak diterapkan, kemudian Daerah sebagai ketua, Kepala BPJS
permasalahan pembiayaan atau keuangan Kesehatan KCU Palembang sebagai
negara yang tidak cukup serta kesadaran sekretaris, dan 8 anggota tetap, anggota Ad
masyarakat yang mampu masih rendah untuk hoc, dan Banyuasin.
mengikutsertakan diri dalam program JKN. Sumber Daya
“ya kalo kita cuma mengandalkan Membangun suatu kemitraan untuk
sosialisasi atau ini seperti sekarang ya mencapai tujuan bersama sudah tentu
ini mungkin agak berat ya…”(ET). memerlukan sumber daya. Sumber daya ini
“yakin sih kalo sanksi nya benar-benar dapat berasal dari masing-masing mitra yang
diterapkan baru yakin kalo sebatas terlibat, tetapi juga dapat diupayakan bersama.
sanksi sebatas norma tanpa ada apa ya Dengan demikian jelas bahwa untuk mencapai
a tanpa ada eksekusi ya mungkin kek tujuan yang telah ditetapkan bersama,
ini aja...”(DE). dibutuhkan pengorbanan dari masing-masing
anggota atau mitra.6
PEMBAHASAN
Kemitraan sektor kesehatan dan non
Komunikasi
kesehatan dengan BPJS Kesehatan dalam

Maret 2017 61
Naralita et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):56-66

perluasan kepesertaan JKN di Kabupaten mengadakan sosialisasi terkait JKN dan


Banyuasin memiliki keterlibatan (sharing) melakukan pembinaan dan pengawasan
sumber daya. Setiap instansi mempunyai kepada perusahaan agar mengikutsertakan
sumber daya yang tidak sama. Tidak dapat pekerjanya dalam program Jaminan
dipungkiri bahwa tiap-tiap instansi memiliki Kesehatan Nasional.
kekurangan atau keterbatasan. Oleh sebab itu, Hal lain yang termasuk juga dalam
dalam kemitraan sangatlah diperlukan adanya perencanaan kemitraan adalah apakah
rasa saling melengkapi segala sumber daya.7 kemitraan menggunakan atau tidak
menggunakan suatu perjanjian. Perjanjian
Perencanaan
tertulis dengan instansi yang menjadi mitra
Perencanaan dibuat untuk merumuskan menguraikan kontribusi apa yang akan
apa ingin dicapai oleh sebuah organisasi dan diberikan oleh masing-masing anggota dan
bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut hal yang diterima oleh mitra.9 Kemitraan
dapat diwujudkan melalui serangkaian dalam perluasan kepesertaan JKN di
rumusan rencana kegiatan tertentu.8 Sektor Kabupaten Banyuasin ini memiliki MoU dan
kesehatan dan non kesehatan dengan BPJS SK.
Kesehatan dalam kemitraan perluasan
kepesertaan JKN di Kabupaten Banyuasin Nilai-Nilai dan Tujuan Bersama
melakukan perencanaan bersama. Nilai moral merupakan nilai yang
Perencanaan bersama yang direncanakan dijadikan tuntunan berperilaku dalam
bersama belum sepenuhnya melakukan kegiatan seluruh jajaran
diimplementasikan. 10
organisasi. Nilai-nilai dan tujuan bersama
Merumuskan sebuah perencanaan ada sangat penting untuk keberhasilan suatu
baiknya melibatkan stakeholder kunci dalam kemitraan.9 Nilai-nilai yang menjadi tuntunan
semua tahap kemitraan, termasuk dalam suatu dalam melaksanakan tugas dalam kemitraan
perencanaan.9 Forum yang diadakan oleh ini yang paling utama terkandung antara lain
BPJS Kesehatan melibatkan pemangku keterbukaan, kejujuran, dan tanggung jawab.
kepentingan utama didalamnya. Pelaksanaan suatu kegiatan baru dapat
Target yang harus dicapai dalam terlaksana dengan lancar, apabila tujuan
kemitraan ini adalah seluruh penduduk bersama dapat dipahami dengan baik oleh
khususnya Kabupaten Banyuasin sudah para anggota. Dengan demikian, tujuan
terjamin dalam program JKN pada Tahun dilakukannya kemitraan harus dipahami
2019. Pencapaian target kepesertaan JKN di bersama oleh pihak-pihak yang terlibat.11
Kabupaten Banyuasin s.d Bulan Agustus 2016 Terdapat visi dan misi bersama dalam
adalah sebesar 37,87%. Ada berbagai kemitraan ini. Visi dan misi khusus tentang
kendala-kendala, sehingga target ini belum perluasan kepesertaan dari seluruh instansi
tercapai. Maka daripada itu, menurut yang terlibat dalam forum kemitraan tidak
informan perlu adanya langkah-langkah yang tertuang dalam bentuk tertulis, hanya
dilakukan untuk mencapai target tersebut, disampaikan secara lisan. Visinya adalah
antara lain membangun persepsi yang sama semua masyarakat khususnya di Kabupaten
dan kesadaran dari stakeholder terhadap Banyuasin bisa dijamin di dalam program
tupoksi masing-masing, melakukan verifikasi JKN. Misinya adalah membangun dan
dan validasi data, sosialisasi terkait JKN meningkatkan kerja sama dengan berbagai
kepada masyarakat, anggaran untuk penerima pihak-pihak yang terkait.
bantuan iuran harus diberikan tepat sasaran,
menyediakan fasilitas kesehatan, Partisipasi Pemangku Kepentingan Utama
meningkatkan pelayanan kesehatan,

62 Maret 2017
Naralita et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):56-66

Pemangku kepentingan bisa yang bisa menyebabkan kinerja menjadi lebih


dikategorikan sebagai pelaku, sedangkan baik ataupun sebaliknya. Oleh karena itu,
partisipasi merupakan media dalam mencapai motivasi harus terus ditumbuhkembangkan,
tujuan pelaksanaan kegiatan. Pemangku baik oleh pimpinan maupun pegawai dalam
kepentingan diharapkan mampu rangka untuk mendukung kinerja organisasi
memformulasikan dan sekaligus secara keseluruhan.14 Semua pimpinan yang
mengimplementasikan aksi bersama melalui berada di masing-masing instansi yang
partisipasinya.5Ada keterkaitan stakeholder bermitra dalam kemitraan ini sudah
dan keterkaitannya baik di dalam kemitraan memberikan motivasi kepada staf-stafnya.
perluasan kepesertaan JKN di Kabupaten
Fleksibilitas
Banyuasin, antara lain dalam hal ini adalah
pemerintah daerah dan BPJS Kesehatan. Fleksibilitas pada saat ini menjadi
Pemangku kepentingan utama dari persyaratan penting bagi suatu organisasi,
masing-masing instansi dalam perluasan karena fleksibilitas memungkinkan organisasi
kepesertaan JKN di Kabupaten Banyuasin untuk lebih adaptif, dan inovatif dalam
adalah Bupati, Sekretaris Daerah, Kepala menanggapi lingkungan yang cepat
Dinas masing-masing instansi, Kepala Unit berubah.15Semua pihak dalam kemitraan ini
Pemasaran dan peserta BPJS Kesehatan KCU dapat menyesuaikan diri dengan adanya
Palembang. perubahan-perubahan peraturan terkait JKN.
Prinsipnya di dalam sebuah kemitraan,
Kepemimpinan pembagian peran harus juga dapat
Gaya kepemimpinan merupakan mempertimbangkan kompetensi masing-
strategi yang digunakan oleh seorang masing partner dan mitra harus menjalankan
pemimpin dalam berinteraksi dengan para peran sesuai dengan fungsinya masing-
bawahannya untuk mengarahkan, masing.4 Peran yang diemban dalam
mempengaruhi perilaku, dan membimbing kemitraan ini sudah jelas dan sesuai dengan
bawahannya supaya bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing.
tugas yang diberikan.12 Semua pimpinan Tidak ada dokumen tertulis mengenai
masing-masing instansi dalam kemitraan ini pembagian peran dalam kemitraan ini. Penting
memiliki gaya kepemimpinan demokratis. bagi setiap anggota untuk mengetahui
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tugasnya masing-masing. Jika setiap anggota
pimpinan mengarah pada gaya kepemimpinan kurang atau bahkan tidak memahami,
demokratis apabila dalam pengambilan mengetahui dan melaksanakan tupoksinya
keputusan pimpinan mengikutsertakan dan masing-masing, maka akan terjadinya
berkoordinasi dengan bawahannya, selalu tumpang-tindih atau ketidakjelasan peran
memberikan dukungan serta arahan kepada yang akan berdampak pada efektivitas kerja
bawahannya.13Keputusan yang diambil organisasi.16
pimpinan sektor kesehatan, non kesehatan dan
Kepercayaan
BPJS Kesehatan merupakan keputusan
bersama yang melibatkan staf. Pimpinan Faktor kepercayaan penting ada di
sudah melibatkan staf untuk ikut dalam sebuah kemitraan. Kepercayaan
berpartisipasi dalam kegiatan perluasan terhadap kemampuan yang dimiliki diri dan
kepesertaan JKN dan juga memberikan keyakinan terhadap keberhasilan yang dicapai
perhatian baik terhadap kinerja staf maupun membuat seseorang bekerja lebih giat dan
masalah yang terjadi. selalu ingin menghasilkan yang terbaik.17
Adanya motivasi dalam suatu Masih ada pihak dalam kemitraan ini
organisasi dipandang sebagai suatu unsur yang pesimis atau belum yakin jika UHC

Maret 2017 63
Naralita et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):56-66

Tahun 2016 akan tercapai khususnya di kepesertaan JKN di Kabupaten Banyuasin


Kabupaten Banyuasin sebab berdasarkan berbagi sumber daya. Sehingga, peneliti
informan program JKN ini hanya berasumsi bahwa tipe kemitraan sektor
mengandalkan sosialisasi dan berjalan seperti kesehatan dan non kesehatan dalam perluasan
sekarang ini, sanksi yang ada bagi perusahaan kepesertaan JKN di Kabupaten Banyuasin
yang tidak mengikutsertakan pekerjanya tidak adalah kemitraan (partnerships).
diterapkan, permasalahan pembiayaan atau
keuangan negara yang tidak cukup serta KESIMPULANDAN SARAN
kesadaran masyarakat yang mampu masih Berdasarkan hasil penelitian dan
rendah untuk mengikutsertakan diri dalam pembahasan, peneliti menarik kesimpulan,
program JKN. Pegawai yang cenderung yaitu:
kurang memiliki optimisme atau keyakinan
1. Kemitraan yang terjalin antara sektor
dalam bekerja akan dapat menghambat
kesehatan dan non kesehatan dengan BPJS
kesuksesannya dalam hal pencapaian
Kesehatan dalam perluasan kepesertaan
keberhasilan tujuan dari sebuah organisasi.18
JKN sudah berjalan, namun masih
Tipe Kemitraan memiliki kekurangan di dalamnya, yaitu
Model The Continum of Joint Effort ada perencanaan bersama, namun beberapa
membagi jenis-jenis kemitraan menjadi 5 kegiatan yang direncanakan bersama
jenis. Kelima jenis kemitraan ini memiliki belum terealisasikan. Sektor kesehatan dan
ciri-ciri tersendiri, antara lain jaringan kerja non kesehatan dan BPJS Kesehatan telah
(network): tidak ada risiko, dialog, dan melakukan sharing data, akan tetapi data
komitmen yang rendah. Kerja sama yang dikumpulkan belum akurat, terdapat
(cooperation): risiko rendah, investasi yang perbedaan antara data yang dimiliki BPJS
rendah, komitmen yang rendah dan tanpa ada Kesehatan dengan Sektor non kesehatan.
biaya yang dibutuhkan. Koordinasi MoU dan SK tidak diturunkan ke instansi
(coordination): adanya pemahaman yang terkait, visi misi bersama khusus perluasan
lebih resmi, hubungan jangka panjang, dan kepesertaan tidak tertuang dalam bentuk
adanya upaya perencanaan. Kolaborasi tertulis, dan tidak ada dokumen tertulis
(collaboration): hubungan tahan lama, mengenai pembagian peran serta masih
struktur dan proses yang baru, perencanaan ada pihak yang belum yakin bahwa UHC
yang komprehensif, komitmen usaha dan tahun 2019 akan tercapai.
sumber daya dan menggabungkan dan/atau 2. Tipe kemitraan sektor kesehatan dan non
berbagi sumber daya. Mitra kerja/kemitraan kesehatan dalam perluasan kepesertaan
(partnership): hubungan yang berkelanjutan, JKN di Kabupaten Banyuasin adalah
adanya perjanjian formal/MoU, visi dan kemitraan (Partnerships).
tujuan bersama, keadaan saling tergantung, Saran dari penelitian ini sebagai
perencanaan yang rinci dan kejelasan peran, berikut:
dan perencanaan bersama.19 1. Kesepakatan visi dan misi bersama khusus
Kemitraan dalam perluasan kepesertaan untuk perluasan kepesertaan JKN di
JKN di Kabupaten Banyuasin ini memiliki Kabupaten Banyuasin dan pembagian
perjanjian formal tertulis seperti MoU dan SK, peran masing-masing instansi terkait
adanya visi dan misi bersama, ada sebaiknya dituangkan dalam bentuk
perencanaan bersama dan peran yang tertulis. Hal ini diharapkan menjadi
diberikan kepada masing-masing mitra sudah landasan dalam melaksanakan tugas
jelas dan sesuai dengan tugas masing-masing, perluasan kepesertaan JKN di Kabupaten
serta instansi yang bermitra dalam perluasan Banyuasin kedepannya nanti.

64 Maret 2017
Naralita et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):56-66

2. Hendaknya pemerintah daerah meneruskan perannya masing-masing untuk mencapai


MoU kepada sektor kesehatan dan non UHC Tahun 2019.
kesehatan agar adanya MoU juga diketahui 3. Ada baiknya koordinasi antara pihak-pihak
oleh mereka. Hal ini diharapkan agar MoU yang bermitra dalam perluasan kepesertaan
agar timbulnya komitmen sektor kesehatan JKN di Kabupaten Banyuasin menjadi
dan kesehatan dalam menjalankan lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA Group of Alberta. Dari:
http://en.copian.ca. 1996.
1. Kemenkes RI. Jaminan Kesehatan dalam 10. Amirin, Tatang M. ‘Model-Model
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional Perencanaan Strategik’, Jurnal
Bahan Paparan JKN. Departemen Manajemen Pendidikan, 2005.no.1, pp.
Kesehatan, Jakarta. 2013. 24-36.
2. Tim JKN RI. Peta Jalan Menuju Jaminan 11. Harsasto, Priyatno., & Adnan,
Kesehatan Nasional 2012-2019. Jakarta. Muhammad. ‘Kerjasama Pemerintah dan
2012. Swasta di Kota Surakarta (Studi
3. Setiyanti, Sri Wiranti. ‘Membangun Kerjasama Pemerintah dan Swasta di
Kerja Sama Tim (Kelompok)’, Jurnal Surakarta 2005-2009)’, Jurnal Ilmu
STIE Semarang, 2012. vol.4, no.3, pp. Politik, vol. 4, no. 1, pp. 30-41.
59-65. 12. Cahyani, Putu Novia., & Ardana, I
4. Nanur, Fransiska Nova. Kemitraan Komang. ‘Pengaruh Lingkungan Kerja
Dukun dengan Bidan dalam Pertolongan Fisik, Gaya Kepemimpinan dan Insentif
Persalinan di Kecamatan Borong Finansial Terhadap Kinerja Pegawai Non
Kabupaten Manggarai Timur Provinsi Medis pada Rumah Sakit Balimed
Nusa Tenggara Timur, [Tesis]. Program Denpasar’, e-Jurnal Manajemen
Pascasarjana Prodi Ilmu Kesehatan Universitas Udayana, 2013. vol. 2, no. 4,
Masyarakat Universitas Udayana, pp. 423-435.
Denpasar. 2015. 13. Napirah, Muh. Ryman., Herawanto., &
5. Iqbal, Muhammad. ‘Analisis Peran Magido, Chelsea Christine Natalia.
Pemangku Kepentingan dan ‘Hubungan Budaya Organisasi dan Gaya
Implementasinya Dalam Pembangunan Kepemimpinan dengan Komitmen
Pertanian’, Jurnal Litbang Pertanian, Organisasi Pada Perawat di Ruang Rwat
2007. vol. 26, no. 3, pp. 89-99. Inap Rumah Sakit Umum Daerah
6. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi (RSDU) Undata Palu’, Jurnal Kesehatan
Kesehatan Teori & Aplikasi. Rineka Masyarakat, 2016. vol. 7, no. 1, pp. 53-
Cipta: Jakarta. 2010. 64.
7. Kuswidanti. Gambaran Kemitraan Lintas 14. Nawawi, Muhammad. ‘Pengaruh
Sektor dan Organisasi di Bidang Motivasi dan Kompetensi Tenaga
Kesehatan dalam Upaya Penanganan Flu Kesehatan terhadap Kinerja Pusat
Burung di Bidang Komunikasi Komite Kesehatan Masyarakat’, Mimbar, 2012.
Nasional Flu Burung dan Pandemi vol. 28, no. 1, pp. 93-102.
Influenza (Komnas FBPI), [Skripsi]. 15. Darsono, Licen Indahwati. ‘Transformasi
Program Sarjana Fakultas Kesehatan Organisasional dan MSDM: Hambatan
Masyarakat Universitas Indonesia, dan Implikasinya Pada Rekrutmen dan
Depok. 2008. Seleksi’, Jurnal Manajemen &
8. Sule, Ernie Tisnawati., & Saefullah, Kewirausahaan, 2002. vol. 4, no. 2, pp.
Kurniawan. Pengantar Manajemen. 77-90.
Kencana Prenada Media Group: Jakarta. 16. Sutrisno, Edy., Sasongko, Agus Eko
2012. Tejo., & Wahyiarini, Tri. ‘Kejelasan
9. Skage, Sharon. Building Strong and Peran Serta Penerapannya dalam
Effective Community Partnerships: A Menunjang Efektivitas Kerja
Manual for Family Literacy Workers. Teknisi/Laboran di Lingkungan
Brooks, Alberta: Family Literacy Action Politeknik Negeri Pontianak (Polnep)’,

Maret 2017 65
Naralita et al. / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):56-66

Jurnal Eksos, 2012. vol. 8, no. 3, pp. 164- Perbankan Syariah BDS (Barokah Dana
175. Sejahtera) Yogyakarta, [Skripsi].
17. Engko, Cecilia. ‘Pengaruh Kepuasan Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial
Kerja Terhadap Kinerja Individual dan Humaniora Universitas Islam Negeri
dengan Self Esteem dan Self Efficacy Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 2015.
Sebagai Variabel Intervening’, Jurnal 19. Victorian Council of Social Services
Bisnis dan Akutansi, 2008. vol. 10, no. 1, (VCOSS) and Victoria Department of
pp. 1-12. Health and Human Services. 2009.
18. Mauludi, Sina. Pengaruh Pelatihan Partnership Practice Guides 1 Preparing
Efikasi Diri terhadap Peningkatan to Partner. Melbourne. Dari:
Optimisme Pencapaian Target pada http://www.vcoss.org.au.
Karyawan Bagian Pemasaran di

66 Maret 2017

You might also like