You are on page 1of 8

Jurnal BENING Volume 3 Nomor 2 Juni 2019

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP


KEBIASAAN BELAJAR SISWA SMK NEGERI 4 KENDARI

Oleh:

Cintya Vega Amalia1), Sudarmi Suud Binasar2), Aspin3)


1)2)3)
Jurusan Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Halu Oleo
Email: acintyavega@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian :untuk mengetahui efektivitas layanan bimbingan kelompok terhadap kebiasaan belajar
siswa SMK Negeri 4 Kendari. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, model pre-eksperimental design
one group pretest-postest. Hipotesis penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok efektif terhadap
kebiasaan belajar siswa kelas X jurusan Desain Komunikasi Visual SMK 4 Negeri Kendari. Subjek dalam
penelitian ini berjumlah 8 siswa dari 50 siswa kelas X jurusan Desain Komunikasi SMK Negeri 4 Kendari.
Metode pengumpulan data menggunakan skala kebiasaan belajar siswa. Berdasarkan analisis inferensial
dengan menggunkan uji Wilcoxon Match Pairs dengan menunjukan nilai Z = -2,533ª dengan nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) = 0,011 (p<0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok
efektif terhadap kebiasaan belajar siswa kelas X SMK Negeri 4 Kendari.

Kata Kunci: Layanan Bimbingan Kelompok, Kebiasaan Belajar

THE EFFECTIVENESS OF GROUP GUIDANCE SERVICE ON THE STUDENTS LEARNING


HABIT OF THE GRADE TENTH OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL 4 KENDARI

ABSTRACT

The purpose of this study: The purpose of the effectiveness of group guidance service on the students learning
habit of the grade tenth of vocational high school 4 Kendari. The research used quantitative method with Pre-
Experimental One-Group Pre-Test-Post-Test Designs. The Hypothesis of the research was that group
guidance counseling is effective to improve the students’ learning habit of the Graders Tenth of the Visual
Communication Design of Vocational High School 4 Kendari. Off 50 students who have been studying at the
Grade Tenth of the Visual Communication Designs of Vocational High school 4 Kendari, They were 8
students taken as samples. The method of data collections used the scale of the students’ learning habit. Based
on the result of analysis of Wilcoxon Match Pairs Test, it was found that the score was Z = -2.533a with its
Asymp.Sig. (2-Tailed) = 0.011 (p˂0.05). The result of the research can therefore be concluded that group
guidance service is effective to improve the students’ learning habit of the graders tenth of vocational high
school 4 Kendari.

Keywords: Group Guidance Service, Learning Habit.

Cintya Vega Amalia, Sudarmi Suud Binasar, Aspin | 11


Jurnal BENING Volume 3 Nomor 2 Juni 2019

Pendahuluan mengganggu kegiatan belajarnya dan dapat


Setiap orang menyadari bahwa mereka yang menurunkan prestasi belajarnya di kelas.
berhasil dalam hidupnya ialah mereka yang Salah satu yang dapat difungsikan dalam
seksama telah merencanakan dan melaksanakan upaya mengatasi kebiasaan belajar siswa yang
aktivitas belajar dengan teratur dan terencana. buruk adalah dengan menggunakan pemberian
Begitu pula dengan belajar, untuk mencapai layanan bimbingan kelompok. Layanan dalam
keberhasilan maka aktivitas dalam belajar harus kegiatan bimbingan dan konseling ini merupakan
terarah dan teratur sehingga dapat mendisplinkan sebuah opsi yang dapat dijalankan peneliti dalam
diri sendiri. Belajar memegang peranan penting rangka membantu siswa menemukan cara-cara
dalam perkembangan, kebiasaan, sikap dan yang efektif untuk melangsungkan kegiatan belajar
kepribadian seseorang. Salah satu peranan penting yakni dapat membantu dalam membentuk persepsi
dalam belajar adalah kebiasaan belajar. dan sikap positif siswa terhadap belajar. Dengan
Kebiasaan belajar merupakan tingkah laku adanya kegiatan bimbingan kelompok siswa dapat
yang terbentuk karena dilakukan berulang-ulang menguasai informasi dan materi tertentu yang
sepanjang hidup individu dan biasanya berkaitan dengan pengembangan diri serta
mengikuti pola tertentu, sehingga akan terbentuk pembahasan mengenai masalah atau topik-topik
kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar dapat umum.
terbentuk dari aktifitas belajar, baik secara sengaja Bimbingan kelompok atau group guidance
ataupun tidak sengaja. merupakan salah satu konsep layanan bimbingan
Sudjana (2014) mengemukakan dan konseling. Gibson & Mitchell (dalam Folastri
“keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran & Rangka, 2016) menjelaskan bahwa bimbingan
banyak bergantung kepada kebiasaan belajar yang kelompok mengacu pada aktivitas-aktivitas
teratur dan berkesinambungan” kebiasaan belajar kelompok yang berfokus pada penyediaan
merupakan salah satu faktor internal yang dapat informasi atau pengalaman melalui aktivitas
memengaruhi hasil belajar siswa. Kebiasaan kelompok yang terencana dan teroganisasi. Jadi
belajar bukanlah merupakan bakat alamiah atau bimbingan kelompok dalam penelitian ini adalah
pembawaan lahir yang dimiliki siswa sejak kecil. pemberian informasi atau pemahaman tips dan trik
Seorang siswa dikatakan memiliki kebiasaan yang efektif untuk mengatasi kebiasaan belajar
belajar yang baik apabila ia mampu memilih cara- yang buruk dan mengurangi peilaku menunda-
cara belajar yang baik sehingga tercapai suasana nunda pekerjaan tugas sekolah yang ditandai oleh
belajar yang benar-benar mendukungnya untuk pengalihan kapasitas berfikir, perasaan dan
belajar. Kebiasaan seorang siswa dapat dilihat dari tindakan siswa kepada hal lain yang
kegiatan belajarnya yang berupa cara atau teknik mengakibatkan gagalnya penyelesaian tugas
dalam kebiasaan yang baik karena setiap siswa sekolah.
menginginkan kegiatan belajar yang berbeda-beda Melalui layanan bimbingan kelompok, siswa
antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. terdorong untuk memahami, mengembangkan dan
SMK Negeri 4 Kendari adalah Sekolah memotivasi siswa agar dapat merubah kebiasaan
Menengah Kejuruan yang memiliki 9 kelas di belajar yang lebih baik, memerkuat perilaku baru
kelas X. Penelitian ini memfokuskan pada kelas X baik di rumah maupun di sekolah. Dengan
pada Jurusan Desain Komunikasi Visual yang suka demikian dapat diasumsikan bahwa layanan
membolos pada saat jam pelajaran, tidak bimbingan kelompok peneliti memberikan
mengerjakan tugas rumah, sering tidur dan infomasi dan materi-materi tertentu dari layanan
bercerita ketika guru sedang mengajar, menyontek ini yang dapat membentuk sikap dan kebiasaan
pada saat Ujian Tengah Semester (UTS) kurang baru dengan mengembangkan, melatih sikap dan
aktif pada saat berdiskusi kelompok dan memunyai kebiasaan yang sudah ada agar proses belajar
perilaku prokrastinasi. Berdasarkan hasil mengajarnya dapat berjalan secara efektif.
wawancara, seharusnya siswa memiliki kebiasaan Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
belajar yang baik. Kebiasaan belajar siswa kelas X permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah
jurusan Desain Komunikasi Visual SMK Negeri 4 layanan bimbingan kelompok efektif terhadap
Kendari memunyai kebiasaan belajar yang buruk kebiasaan belajar siswa kelas X SMK Negeri 4
harus diubah ke arah yang lebih positif karena Kendari?”. Penelitian ini bertujuan untuk
apabila tidak segera diubah dikhawatirkan mengetahui efektifitas layanan bimbingan

12 | Cintya Vega Amalia, Sudarmi Suud Binasar, Aspin


Jurnal BENING Volume 3 Nomor 2 Juni 2019

kelompok terhadap kebiasaan belajar siswa kelas X 4. Memelajari buku teks


SMKN 4 Kendari. Kebiasaan membaca buku harus
Pengertian kebiasaan belajar dibudayakan dalam kehidupan. Dengan
Syah (2006: 120) mengemukakan kebiasaan membaca buku siswa akan lebih kaya dalam
belajar termasuk ke dalam manifestasi atau memahami bahan pelajaran yang diberikan oleh
perwujudan perilaku belajar yang sering tampak guru.
perubahannya”. Burghardt (dalam Syah, 2006:120) 5. Menghadapi ujian
mengemukakan kebiasaan itu timbul karena proses Menghadapi ujian antara lain: memerkuat
penyusutan kecenderungan respons dengan kepercayaan diri, membaca pertanyaan yang
menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. lebih mudah, memeriksa jawaban sebelum
Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi dikumpulkan.
pengurangan perilaku yang tidak diperlukan.
Berdasarkan beberapa pengertian kebiasaan Dari beberapa uraian di atas dapat
belajar di atas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan disimpulkan bahwa karakteristik kebiasaan belajar
belajar adalah kebiasaan belajar yang relatif didefinisikan yaitu kegiatan belajarnya setiap hari
menetap yang dilakukan siswa pada waktu dengan teratur, memahami bahan pelajaran yang
menerima pelajaran dari guru, membaca buku dan diberikan oleh guru dan dapat memecahkan
mengerjakan tugas-tugas sekolah, serta pengaturan persoalan tersebut sehingga diperoleh hasil yang
waktu untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan baik dalam belajarnya. Karakteristik kebiasaan
tersebut karena sudah berulang-ulang (rutin) belajar tersebut akan digunakan sebagai kisi-kisi
dilakukan, baik cara, strategi belajar, maupun pembuatan instrumen dalam penelitian ini.
pendekatan yang digunakan dalam belajar dalam
rangka menambah ilmu pengetahuan baik di Faktor-faktor yang memengaruhi kebiasaan belajar
sekolah, di rumah, maupun bersama teman. Slameto (2010) menyebutkan faktor-faktor
yang memengaruhi kebiasaan belajar adalah:
Karakteristik kebiasaan belajar 1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya
Sudjana (2014: 165-171) mengemukakan Jadwal adalah pembagian untuk sejumlah
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang
kebiasaan belajar, yakni: setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh
1. Cara mengikuti pelajaram terhadap belajar. Agar belajar dapat berjalan
Cara mengikuti pelajaran merupakan bagian dengan baik dan berhasil perlu seseorang siswa
penting dari proses belajar sebab dalam proses memunyai jadwal yang baik dan
belajar tersebut, siswa diberikan arahan tentang melaksanakannya dengan teratur/ disiplin.
apa dan bagaimana bahan pelajaran harus 2. Membaca dan membuat catatan.
dikuasai. Membaca besar pengaruhnya terhadap
2. Cara belajar mandiri di rumah. belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar
Belajar mandiri di rumah adalah tugas adalah membaca. Agar dapat belajar dengan
paling pokok dari setiap siswa. Syarat utama baik maka perlu membaca dengan baik pula.
belajar di rumah adalah adanya keteraturan Karena membaca adalah alat belajar. Salah satu
belajar, misalnya memiliki jadwal belajar metode membaca yang baik dan banyak dipakai
tersendiri sekalipun terbatas waktunya. Bukan untuk belajar adalah metode SQR4 atau survey
lamanya belajar yang diutamakan tetapi (meninjau), quetion (mengajukan pertanyaan),
kebiasaan teratur dan rutin melakukan belajar. read (membaca). write (menulis) dan review
(menginggat kembali).
3. Cara belajar kelompok 3. Mengulangi bahan pelajaran
Belajar bersama pada dasarnya memecahkan Mengulangi besar pengaruhnya dalam
persoalan secara bersama. Artinya setiap orang belajar, karena dengan adanya pengulangan
turut memberikan sumbangan pikiran dalam (review) “Bahan yang belum dikuasai serta
memecahkan persoalan tersebut sehingga mudah terlupakan” akan tetap tertanam dalam
diperoleh hasil yang lebih baik. Pikiran dari otak seseorang. Mengulang dapat secara
banyak orang biasanya lebih sempurna daripada langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan
satu orang. lebih penting, adalah memelajari kembali bahan
pelajaran yang sudah dipelajari.

Cintya Vega Amalia, Sudarmi Suud Binasar, Aspin | 13


Jurnal BENING Volume 3 Nomor 2 Juni 2019

4. Konsentrasi Berdasarkan paparan di atas dapat


Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok
belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan bertujuan untuk membantu mengarahkan siswa
berkonsentrasi maka belajarnya akan sia-sia, dalam pencapaian perkembanganya yang optimal
karena hanya membuang tenaga, waktu dan melalui potensi yang dimilikinya.
biaya saja. Seseorang yang dapat belajar dengan Tahap-tahap bimbingan kelompok
baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi Nurihsan (2005: 18) mengemukakan tahap
dengan baik, dengan kata lain ia harus memiliki pelaksanaan layanan bimbingan kelompok sebagai
kebiasaan untuk memusatkan pemikiran. berikut:
5. Mengerjakan Tugas 1. Langkah awal
Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan Langkah awal ini dimulai dengan penjelasan
tes/ ulangan atau ujian yang diberikan oleh tentang adanya layanan bimbingan kelompok
guru, tetapi juga termasuk membuat/ bagi para siswa mulai dari pengertian, tujuan,
mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam dan kegunaan bimbingan kelompok. Setelah
buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. penjelasan ini, langkah selanjutnya
menghasilkan kelompok yang langsung
Pengertian bimbingan kelompok merencanakan waktu dan tempat
Sukardi (2000: 48) menjelaskan bimbingan menyelenggarakan kegiatan bimbingan
kelompok yaitu layanan bimbingan yang kelompok.
memungkinkan sejumlah peserta didik secara 2. Perencanaan kegiatan
bersama-sama memeroleh berbagai bahan dari Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok
narasumber tertentu (terutama pembimbing/ meliputi penetapan materi layanan, tujuan yang
konselor) yang berguna untuk menunjang ingin dicapai, sasaran kegiatan, bahan atau
kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sumber bahan untuk bimbingan kelompok,
sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat rencana penilaian, serta waktu dan tempat.
serta untuk pertimbangan dalam pengambilan 3. Pelaksanaan kegiatan
keputusan. Selanjutnya Tohirin (2015: 164) Kegiatan yang telah direncanakan itu
menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok selanjutnya dilaksanakan melalui kegiatan
merupakan suatu cara memberikan bantuan sebagai berikut:
(bimbingan) kepada individu atau siswa melalui a. Persiapan menyeluruh yang meliputi
kegiatan kelompok. persiapan fisik (tempat dan
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, kelengkapannya); persiapan bahan,
dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok persiapan keterampilan dan persiapan
adalah pemberian bantuan kepada peserta didik administrasi.
melalui kegiatan kelompok, mereka bersama-sama b. Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan
memeroleh informasi yang bermanfaat untuk 1) Tahap pertama: Pembentukan
mengembangkan potensinya dari narasumber (guru Temanya pengenalan, pelibatan, dan
BK) dengan memanfaatkan dinamika kelompok. pemasukan diri. Meliputi kegiatan: (a)
mengungkapkan pengertian dan tujuan
Tujuan layanan bimbingan kelompok kelompok (b) menjelaskan cara-cara dan
Tohirin (2007: 165-166) menyatakan bahwa asas-asas bimbingan kelompok (c) saling
secara umum layanan bimbingan kelompok memerkenalkan dan mengungkapkan diri
bertujuan untuk pengembangan kemampuan (d) teknik khusus (e) permainan
bersosialisasi, khususnya kemampuan penghangatan/ pengakraban
berkomunikasi peserta layanan (siswa). Secara 2) Tahap kedua: Peralihan
lebih khusus, layanan bimbingan kelompok Meliputi kegiatan: (a) menjelaskan
bertujuan untuk mendorong pengembangan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap
perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap berikutnya, (b) menawarkan atau
yang menunjang perwujudan tingkah laku yang mengamati apakah para anggota sudah
lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan siap menjalani kegiatan pada tahap
berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para selanjutnya (c) membahas suasana yang
siswa. terjadi, (d) meningkatkan kemampuan
keikutsertaan anggota, (e) kalau perlu

14 | Cintya Vega Amalia, Sudarmi Suud Binasar, Aspin


Jurnal BENING Volume 3 Nomor 2 Juni 2019

kembali ke beberapa aspek tahap pertama seluruh anggota kelompok berkomitmen penuh
atau tahap pembentukan. untuk melaksanakannya.
3) Tahap ketiga: Kegiatan 2. Asas keterbukaan
Meliputi kegiatan: (a) pemimpin Para anggota bebas dan terbuka
kelompok mengemukakan suatu masalah mengemukakan pendapat, ide, saran, tentang
atau topik, (b) tanya jawab antara apa saja yang dirasakan dan dipikirannya tanpa
anggota dan pemimpin kelompok tentang adanya rasa malu dan ragu-ragu.
hal-hal yang belum jelas yang 3. Asas kesukarelaan
menyangkut masalah atau topik yang Kesukarelaan anggota kelompok dimulai
dikemukakan pimpinan kelompok, (c) sejak awal rencana pembentukan kelompok
anggota membahas masalah atau topik oleh konselor (pimpinan kelompok).
tersebut secara mendalam dan tuntas, (d) Kesukarelaan terus menerus dibina melalui
kegiatan selingan. upaya pimpinan kelompok mengembangkan
4) Tahap keempat: Pengakhiran syarat-syarat kelompok yang efektif dan
Meliputi kegiatan: (a) pemimpin penstrukturan tentang layanan bimbingan
kelompok mengemukakan bahwa kelompok. Dengan kesukarelaan itu anggota
kegiatan akan segera diakhiri, (b) kelompok akan mewujudkan peran aktif diri
pemimpin dan anggota kelompok mereka masing-masing untuk mencapai tujuan
mengemukakan kesan dan hasil-hasil layanan.
kegiatan, (c) membahas kegiatan 4. Asas kenormatifan
lanjutan, (d) mengemukakan pesan dan Asas kenormatifan dipraktikan berkenaan
harapan. dengan cara-cara berkomunikasi dan
bertatakrama dalam kegiatan kelompok, dan
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dalam mengemas isi bahasan.
disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok
dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu: Metode Penelitian
langkah awal, perencanaan kegiatan, pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4
kegiatan, dan pelaksanan pengakhiran. Kendari dari bulan Januari sampai bulan Februari
tahun 2018. Subjek dalam penelitian ini adalah 8
Asas layanan bimbingan kelompok siswa kelas X Jurusan Desain Komunikasi Visual
Kegiatan layanan bimbingan kelompok juga SMK Negeri 4 Kendari yang memiliki tingkat
terdapat asas-asas yang merupakan ketentuan- kebiasaan belajar yang buruk yang ditentukan
ketentuan yang harus diterapkan dalam berdasarkan hasil analisis pre-test.
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Penggunaan asas-asas ini akan mengarah pada pre-eksperimental dengan metode pre-test and
pencapaian tujuan yang optimal dalam post-test one group design. Peneliti menggunakan
pelaksanaannya. Prayitno (2015: 115) menjelaskan pendekatan dan jenis penelitian tersebut karena
bahwa asas-asas yang digunakan dalam pelayanan berdasarkan pendapat Latipun (2015: 68) bahwa
bimbingan kelompok, diantaranya: pre-eksperimental adalah eksperimen yang
1. Asas Kerahasiaan dilakukan dengan tanpa melakukan pengendalian
Segala sesuatu yang dibahas dan muncul terhadap variabel-variabel yang berpengaruh,
dalam kegiatan kelompok hendaknya menjadi dengan penelitian yang mengutamakan perlakuan
rahasia kelompok yang hanya boleh diketahui tanpa ada kelompok kontrol.
oleh anggota kelompok dan tidak Teknik pengumpulan data yang digunakan
disebarluaskan ke luar kelompok. Seluruh dalam penelitian ini adalah angket. Peneliti
anggota kelompok hendaknya menyadari benar memberikan seperangkat pernyataan tertulis yang
hal ini dan bertekad untuk melaksanakannya. berkaitan dengan masalah kebiasaan belajar untuk
Aplikasi asas kerahasiaan ini lebih dirasakan dijawab. Angket yang akan digunakan terlebih
pentingnya dalam bimbingan kelompok dahulu dilakukan uji coba untuk memenuhi kriteria
mengingat pokok bahasan adalah masalah yang telah ditetapkan dalam penelitian ilmiah yaitu
pribadi yang dialami anggota kelompok. validitas dan reliabilitas. Uji validitas
Pimpinan kelompok dengan sungguh-sungguh menggunakan bantuan program komputer
hendaknya memantapkan asas ini sehingga microsoft excel 2007 dan uji reliabilitas pada

Cintya Vega Amalia, Sudarmi Suud Binasar, Aspin | 15


Jurnal BENING Volume 3 Nomor 2 Juni 2019

instrumen menggunakan bantuan program Deskripsi data hasil post test siswa
komputer Statistical Packages for Social Science Kebiasaan belajar buruk siswa kelas X
(SPSS) versi 16.0. Adapun kriteria yang digunakan Jurusan Desain Komunikasi Visual di SMK Negeri
untuk uji validitas adalah apabila nilai r xy > rtabel 4 Kendari setelah diberikan layanan bimbingan
dengan taraf signifikan sebesar 5% maka kelompok, peneliti memberikan post test siswa
instrument dikatakan valid, sedangkan uji kelas X Jurusan Desain Komunikasi Visual di
reliabilitas ini didasarkan pada ketentuan bahwa SMK Negeri 4 Kendari dengan menggunakan
apabila nilai rhitung > rtabel maka instrumen dikatakan skala kebiasaan belajar, sebagaimana yang tertera
reliabel. pada tabel berikut:
Teknik analisis data menggunakan analisis Tabel 2
deskriptif persentase untuk mengetahui gambaran Skor Post Test Setelah Diberikan Layanan
kebiasaan belajar buruk siswa dan statistik Bimbingan Kelompok
inferensial digunakan untuk menguji hipotesis No Nama Skor Kriteria
penelitian. 1 MA 113 Rendah
2 MI 108 Rendah
Hasil Penelitian dan Pembahasan 3 JT 107 Rendah
Hasil Penelitian 4 SPM 110 Rendah
Deskripsi data hasil pre test siswa 5 RJ 143 Rendah
Deskripsi pre test pada penelitian ini 6 RS 103 Sangat Rendah
bertujuan untuk mengetahui kebiasaan belajar 7 KR 110 Rendah
8 MAT 95 Sangat Rendah
buruk siswa kelas X jurusan Desain Komunikasi
Rata-rata 111.12 Rendah
Visual di SMK Negeri 4 Kendari sebelum
dilakukan perlakuan peneliti mengadakan pre test
Berdasarkan tabel tersebut kebiasaan belajar
kepada siswa kelas X jurusan Desain Komunikasi
buruk siswa setelah diberikan perlakuan (post test)
Visual di SMK Negeri 4 Kendari dengan
dengan pemberian layanan bimbingan kelompok
menggunakan pengisian skala kebiasaan belajar
sebanyak 3 kali pertemuan mengalami perubahan
siswa yang disebar pada 8 orang siswa,
dari kategori tinggi menjadi kategori rendah. Hal
sebagaimana yang tertera pada tabel berikut:
ini dapat dilihat dari rata-rata skor siswa sekitar
111.12 dari 8 orang subjek penelitian. Jadi dapat
Tabel 1
disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari post
Skor Pre Test Siswa Sebelum Diberikan
test sebelum diberikan layanan bimbingan
Layanan Bimbingan Kelompok
kelompok menunjukan tingkat kebiasaan belajar
No Nama Skor Kriteria
buruk siswa tinggi, setelah diberikan perlakuan
1 MA 172 Tinggi berupa layanan bimbingan kelompok menjadi
2 MI 179 Tinggi rendah.
3 JT 156 Tinggi
4 SPM 160 Tinggi
Perbandingan data pre test dan post test
5 RJ 166 Tinggi
Setelah melakukan pre test, pemberian
6 RS 154 Tinggi
7 KR 150 Tinggi perlakuan berupa layanan bimbingan kelompok
8 MAT 133 Tinggi dan melakukan post test, dapat diketahui bahwa
adanya kebiasaan belajar yang buruk sebelum dan
Rata-rata 147.64 Tinggi
setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok.
Hal ini berati bahwa kebiasaan belajar siswa
Berdasarkan tabel di atas kebiasaan belajar mengalami peningkatan sehingga siswa memunyai
buruk siswa kelas X Jurusan Desain Komunikasi kebiasaan belajar yang lebih baik. Berikut ini
Visual di SMK Negeri 4 Kendari sebelum
merupakan perbandingan hasil pre test dan post
diberikan pre test termasuk kategori tinggi. Hal ini test secara keseluruhan siswa kelas X jurusan
dapat dilihat dari rata-rata persentase kebiasaan Desain Komunikasi Visual di SMK Negeri 4
belajar yang buruk siswa mencapai 84.43% dari 8 Kendari. Data selngkapnya dapat dilihat pada tabel
orang subjek penelitian. Jadi dapat disimpulkan
berikut ini:
bahwa subjek penelitian memiliki tingkat
kebiasaan belajar buruk siswa yang tinggi.

16 | Cintya Vega Amalia, Sudarmi Suud Binasar, Aspin


Jurnal BENING Volume 3 Nomor 2 Juni 2019

Tabel 3 tersebut menunjukan perilaku yang menandakan


Perbandingan Hasil Perhitungan bahwa siswa-siswa tersebut memunyai kebiasaan
Pre Test dan Post Test belajar buruk. Perilaku tersebut ditandai dengan
karakteristik seperti bercerita pada saat peneliti
memberikan bimbingan kelompok.
Untuk menurunkan kebiasaan belajar yang
buruk siswa harus membangun motivasi terlebih
dahulu dalam belajar untuk mengembangkan dan
mampu mencapai hasil belajar yang maksimal
sehingga dapat berpartisipasi dalam belajar sesuai
yang diharapkan. Sebagai peningkatan motivasi
dalam belajar untuk menurunkan kebiasaan belajar
buruk siswa, peneliti melakukan tahapan sesuai
prosedur penelitian eksperimen yang peneliti
lakukan, yaitu melakukan pre test sebagai langkah
awal indetifikasi kebiasaan belajar buruk siswa,
kemudian diberikan perlakuan berupa layanan
bimbingan kelompok dan setelah diberikan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perlakuan maka dilakukan identifikasi akhir post
kebiasaan belajar buruk siswa kelas X jurusan test. Ini dilakukan untuk mengetahui adanya
Desain Komunikasi Visual di SMK Negeri 4 perubahan antara sebelum diberi perlakuan dan
Kendari setelah melakukan pre test (tahap awal), sesudah diberi perlakuan.
pemberian perlakuan (treatment) berupa layanan Dari analisis data pre test secara keseluruhan
bimbingan kelompok sebanyak 3 kali pertemuan, dan post test secara keseluruhan semua indikator
dan melakukan post test (test akhir) mengalami mengalami peningkatan. Dalam hal ini, siswa
penurunan per indikator. Hal ini dilihat dari adanya siswa yang dijadikan subjek penelitian dapat
perbedaan tingkat kebiasaan belajar yang buruk per dikatakan sudah mampu menguasai yang ada pada
indikator sebelum dan setelah pemberian layanan indikator kebiasaan belajar siswa. Dengan
bimbingan kelompok. Persentase rata-rata skor per demikian dapat disimpulkan bahwa, kebiasaan
indikator pre-test sebesar 24,6 per indikator post- belajar buruk siswa mengalami penurunan melalui
test sebesar 18,5. layanan bimbingan kelompok.
Prayitno (dalam Folastri & Rangka, 2016)
Pembahasan menyatakan bahwa bimbingan kelompok
Berdasarkan hasil analisis data penelitian merupakan suatu kegiatan yang memanfaatkan
terbukti bahwa penerapan layanan bimbingan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan
kelompok efektif terhadap kebiasaan belajar siswa pelayanan bimbingan dan konseling. Artinya,
yang menggunakan hasil uji Wilxocom Match semua siswa dalam kegiatan bimbingan kelompok
Pairs Test dengan menunjukan nilai Z = -2,533ª saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat,
dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,011 (p < menanggapi, memberi saran dan lain sebagainya,
0,05). Artinya dapat disimpulkan bahwa layanan apa yang dibicarakan salam kegiatan bimbingan
bimbingan kelompok telah diketahui bahwa kelompok dimaksudkan untuk diri siswa
subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah bimbingan. Berdasarkan pendapat tersebut, telah
siswa kelas X jurusan Desain Komunikasi Visual terbukti dalam penelitian ini bahwa siswa mampu
SMK Negeri 4 Kendari yang memiliki kebiasaan menunjukan perubahan dari kebiasaan belajarnya
belajar buruk yang dapat menyebabkan berbagai yang sering menunda-nunda tugas sekolah, sering
masalah seperti suka membolos, tidak mengerjakan bolos pada saat jam pelajaran, menghindari
tugas rumah, sering tidur, bercerita di saat guru masalah belajar yang paling dianggap rumit, sering
sedang mengajar, menyontek, kurang aktif pada menyontek pada saat ujian dan tidak aktif di kelas
saat diskusi kelompok dan memunyai perilaku pada saat jam pelajaran. Setelah diberikan layanan
prokrastinasi. bimbingan kelompok siswa sangat bersemangat
Subyek penelitian ini merupakan siswa yang dalam pemberian materi layanan, mulai berfikir
memunyai kebiasaan belajar yang buruk. Dalam kritis dan memiliki motivasi yang tinggi untuk
proses peneliti telah mengamati bahwa siswa-siswa

Cintya Vega Amalia, Sudarmi Suud Binasar, Aspin | 17


Jurnal BENING Volume 3 Nomor 2 Juni 2019

menyelesaikan segala tugas dan permasalahan Sukardi, Dewa Ketut. (2000). Pengantar
belajarnya. Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Layanan bimbingan kelompok yang Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka
diberikan kepada siswa mampu mengembangkan Cipta.
dan memberikan pemahaman kepada siswa akan
kebutuhan belajarnya dalam upaya menurunkan Syah,Muhibbin.(2006). Psikologi Pendidikan
kebiasaan belajar yang buruk serta meningkatkan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
mutu layanan bimbingan kelompok. Dengan Remaja Rosdakarya.
adanya bimbingan ini, siswa diberikan langkah-
langkah proses mengatasi masalah yang secara Tohirin. (2015). Bimbingan dan Konseling di
sistematis kepada guru bimbingan dan konseling Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali
maupun memberikan pelajaran kepada siswa agar Pers.
dapat menerapkan kebiasaan belajarnya di
kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan kelompok mampu menurunkan tingkat
kebiasaan belajar buruk siswa kelas X Jurusan
Desain Komunikasi Visual di SMK Negeri 4
Kendari.

Saran
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah
dilakukan di kelas X Jurusan Desain Komunikasi
Visual di SMK Negeri 4 Kendari. Maka saran yang
dapat diberikan sebagai berikut:
1. Untuk guru, terus mendorong dan memotivasi
siswa untuk mendukung kebiasaan belajar
siswa agar siswa dapat termotivasi untuk lebih
giat belajar.
2. Untuk siswa, aplikasikan apa yang telah
diperoleh melalui layanan bimbingan kelompok
dan berusaha mengembangkan kemampuan
keterampilan belajar dan kebiasaan belajar agar
dapat mengatasi hambatan yang muncul

Daftar Pustaka
Latipun. (2015). Psikologi Eksperimen. Malang:
UMM Press.

Prayitno. (2009). Dasar-dasar Bimbingan dan


Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang


Memengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2014). Dasar-dasar Proses


Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

18 | Cintya Vega Amalia, Sudarmi Suud Binasar, Aspin

You might also like