You are on page 1of 11

Cendekia Akuntansi Vol. 4 No.

2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

PERAN KOMITE AUDIT INTERNAL DALAM IMPLEMENTASI GOOD


CORPORATE GOVERNANCE

Oleh :
Ardyan Firdausi Mustoffa
Dosen Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Email : ardyanfirdausi@gmail.com

ABSTRAK

This study aims to determine internal audit, audit committe for influence Good
Corporate Governance (GCG). GCG is the situation toward good manage in the
business, there are transparency and accountability. implementation of GCG is the
establishment of the Audit Committee in a company. The existence of the Audit
Committee is related to the enforcement of GCG and a barometer of whether the
The existence and role of the Audit Committee of the company is expected to provide
the maximum added value for the company, especially in the context of the
implementation of GCG. To make real good corporate governanceneeds to be
improvement in the company, by enforcing the Internal Control System (ICS) in the
company, so that deviations can be minimized, and this is the task of the auditor
intern. The audit committee will need to examine the work of the internal auditors,
the audit committee may also affect and assist the management in the appointment of
auditors of public accounting firms.
Internal Control System (ICS) has performed auditor intern, auditor intern are
responsible for their tasks to the management company. In the structure of
companies in Indonesia audit committee is a body under the Board of
Commissioners and a representative of the commissioners for operational of the
company. This committee is in charge of assisting the Board of Commissioners in the
field of accounting policies, internal controls and the implementation of the financial
statements.
The audit committee has the task of controlling the success of the internal audit and
management and the appointment of auditors of public accounting firms thus the
need for good cooperation between the audit committee by internal auditors in
realizing the conditions of the GCG.

Keywords: Good Corporate Governance, Auditor Intern, Audit Committee, and


Internal Control System (ICS).

PENDAHULUAN Terbentuknya Komite Audit pada


Latar Belakang perusahaan-perusahaan di banyak negara
Saat ini, gaung Good Corporate merupakan ciri dari Corporate
Governance(GCG) telah menggema Governance yang mulai terbentuk
dimana-mana. Salah satu bentuk dari dengan baik. Keberadaan komite ini
GCG adalah perusahaan harus merupakan persyaratan untuk listed di
membentuk Komite Audit Tugas komite NYSE (New York Stock Exchange) sejak
ini adalah memberikan pendapat akhir tahun 1970 dan menjadi ketentuan
profesional yang independen kepada hukum di Kanada sejak pertengahan
Dewan Komisaris terhadap laporan atau tahun 1970. Dibeberapa negara,
hal-hal yang disampaikan oleh Direksi. ketentuan mengenai keberadaan komite

11
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

ini berangsur-angsur diterima sebagai kegagalan sebagian besar perusahaan


suatu kewajiban bagi perusahaan yang yang terjadi pada tahun 1987 dan adanya
terdaftar di Bursa Efek. Sejalan dengan “crash” pasar saham dalam hal ini
kecenderungan internasional ini, terlalu seringnya terjadi pelanggaran
persyaratan semacam ini telah ditetapkan atau malpraktek di dalam perusahaan
di Indonesia melalui GCG yang yang dilakukan oleh pejabat-pejabat
diterbitkan pada bulan Maret 2001. senior.
Dalam pelaksanaannya saat ini Komite audit juga berperan
GCG menemui banyak kendala, dalam mengurangi adanya
diantaranya adalah masalah penyimpangan-penyimpangan dalam
penyimpangan yang banyak terjadi, perusahaan. Peranannya adalah
misalnya adanya penyelewengan- mendeteksi adanya beberapa kekeliruan
penyelewengan terutama dalam hal dalam proses pelaporan keuangan dan
pengelolaan keuangan. Hal ini tidak memonitor hubungan antara manajemen
akan terjadi apabila kontrol dalam perusahaan dan auditor (lawrence,
perusahaan tersebut dilaksanakan 2003). Hal tersebut menunjukkan bahwa
efektif, dalam hal ini sistem perlu Komite Audit memiliki peranan penting
ditegakkan, yaitu perlu penerapan dalam mengawasi berbagai aspek
Sistem Pengendalian Intern (SPI). Suatu organisasi. Eksistensi komite ini terkait
perusahaan dengan SPI yang baik dapat erat dengan penegakkan GCG dan
meminimalkan penyimpangan menjadi tolak ukur, apakah perusahaan
penyimpangan. Pihak yang dianggap yang bersangkutan telah melaksanakan
berperan dalam penegakan SPI adalah GCGatau belum.
internal auditor. Kesadaran akan pentingnya
Internal auditor merupakan suatu komite audit internal audit dalam
profesi akuntan yang bekerja dalam mewujudkan GCGseperti yang telah
perusahaan dengan tuntutannya adalah disebutkan sebelumnya merupakan titik
dapat memberikan nilai tambah (value tolak mengapa penulis mengambil topik
added) bagi manajemen perusahaan ini. Penulis merasa perlu mencari tahu
(Sawyer, 2003). Tugas internal auditor apa sebenarnya komite audit itu internal
tidak hanya mencakup audit keuangan audit dan apa yang ada dibalik pemikiran
saja tetapi juga audit ketaatan dan para regulator sehingga menjadikan
operasional perusahaan, dengan komite audit internal audit menjadi
demikian profesi ini bertanggung bagian penting dalam mewujudkan
jawab terhadap kebijakan-kebijakan GCG. Lebih khusus lagi artikel ini akan
perusahaan agar dapat berjalan efektif. di bahas bagaimanakah eksistensi dan
Perusahaan-perusahaan besar terutama peran Komite Audit internal audit dalam
yang sudah go publik tentunya rangka implementasi GCG?
membutuhkan profesi internal auditor
dalam perusahaannya.
Munculnya Komite Audit LANDASAN TEORI
disebabkan oleh adanya kegagalan Definisi Komite Audit
beberapa perusahaan dan praktek yang Arens dan Loebbecke (2000)
salah oleh corporate yang tidak dalam buku Auditing:An Integrated
diharapkan sebelumnya (Porter: 1993; Approach (hal 90-91) menyatakan
Wolmizer : 1995; dalam Brenda A. bahwa:
Porter: 1998). Porter juga menjelaskan An audit committee is a selected number
bahwa munculnya Komite Audit juga o f members o f com pany’ board
didasari oleh pengalaman-pengalaman ofdirectors whose responsibilities
negara Anglo Amerika Latin, serta include helping auditors remain

12
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

independent of management. Most audit formal antara dewan, manajemen,


committees are made up three to five or auditor eksternal, dan auditor internal.
sometimesas many as seven directors Keberadaan komite audit pada
who are not a part o f company saat ini telah menjadi salah satu aspek
management. dalam kriteria penilaian dalam hal
Komite Audit adalah sekelompok pelaksanaan good corporate governance.
orang yang dipilih oleh kelompok yang Selain itu, kehadirannya juga telah
lebih besar, untuk mengerjakan mendapat respon positif dari berbagai
pekerjaan tertentu atau untuk melakukan pihak, antara lain Pemerintah, Bapepam,
tugas-tugas khusus (Hiro, 2004). Bursa Efek, Para Investor, Profesi
Dari definisi diatas, dapat Hukum, Profesi Akuntan, dan lain-lain.
dilihat bahwa komite audit dibentuk Hal ini sejalan dengan perkembangan
untuk membantu dewan komisaris dunia bisnis yang terus diwarnai oleh
(dalam two tier systems) untuk berbagai skandal yang terkait dengan
mengawasi kinerja kegiatan pelaporan pengelolaan perusahaan.
keuangan dan pelaksanaan audit baik Sebuah komite audit dapat
internal maupun eksternal di dalam melayani perusahaan dengan sangat baik
perusahaan. Untuk mempertahankan pada saat ia merupakan kelompok
independensi, komite audit independen dan memiliki tanggung
beranggotakan komisaris independen, jawab yang pasti, pada saat ia memiliki
dan pihak-pihak diluar perusahaan yang akses penuh terhadap informasi
terlepas dari kegiatan manajemen keuangan perusahaan dan pada saat
sehari-hari dan mempunyai tanggung diinformasikan dari semua kepentingan
jawab utama untuk membantu dewan manajemen.
komisaris dalam menjalankan
tanggung jawabnya terutama dengan Efektifitas Komite Audit
masalah yang berhubungan dengan Menurut Cohen etal.(2002),
kebijakan akuntansi perusahaan, komite audit yang efektif adalah komite
pengawasan internal, dan sistem yang independen dari pengaruh
pelaporan keuangan. manajemen dan yang mengerti proses
Komite audit berperan untuk pelaporan keuangan, suatu komite audit
memberikan suatu pandangan tentang yang tidak memberikan pengawasan
masalah akuntansi, laporan keuangan yang aktif terhadap kualitas integritas
dan penjelasannya, sistem pengawasan dari proses pelaporan keuangan,
internal serta auditor independen (Egon merupakan komite audit yang tidak
Zehnder International, 2000: p. 21). dapat diandalkan. De Zoort et al.(2002)
Suryana (2005) menyatakan bahwa mendefinisikan komite yang memiliki
komite audit bertugas membantu dewan anggota yang qualified dengan
komisaris untuk memonitor proses wewenang dan sumber daya yang
pelaporan keuangan oleh manajemen melindungi kepentingan-kepentingan
untuk meningkatkan kredibilitas laporan pemangku kepentingan (stakeholders)
keuangan. Tugas komite audit meliputi dengan meyakini adanya pelaporan
menelaah kebijakan akuntansi yang keuangan, pengendalian internal, dan
diterapkan oleh perusahaan, menilai manajemen risiko yang handal, melalui
pengendalian internal, menelaah sistem usaha pengawasan yang aktif dan
pelaporan eksternal dan kepatuhan menyeluruh. Definisi ini mencakup
terhadap peraturan. Dalam rangka dimensi-dimensi dari komite audit yang
melaksanakan tugasnya komite audit efektif, yaitu sebagai berikut: input
hendaknya melakukan komunikasi (kualifikasi: komposisi), proses
(wewenang, sumber daya, dan usaha),

13
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

dan output (pelaporan keuangan, Good Corporate


pengendalian internal dan manajemen Governance(GCG) dapat diartikan
risiko yang handal). sebagai mekanisme pengelolaan
Efektifitas komite audit, seperti perusahaan untuk memastikan bahwa
yang dinyatakan oleh De Zoort et al. di tindakan manajemen akan selalu
atas, tidak terlepas dari masalah diarahkan pada peningkatan nilai
kompetensi/keahlian yang dimiliki oleh perusahaan (Baridwan: 2003).
masing-masing anggotanya. Kompetensi Syakhroza (2003) menyatakan bahwa
ini menjadi hal yang sangat penting bagi GCG adalah suatu sistem tata kelola
suatu komite audit untuk dapat yang diselenggarakan dengan
menjalankan tugasnya dan fungsinya mempertimbangkan semua faktor yang
dengan baik. Berdasarkan peraturan mempengaruhi proses institusional,
Bapepam dan LK Nomor IX.I.5 termasuk faktor-faktor yang berkaitan
ditentukan bahwa komite audit harus dengan fungsi regulasi. GCG
diketahui oleh komisaris independen, merupakan sistem yang mengatur
dan sekurang-kurangnya salah satu bagaimana suatu organisasi korporasi
anggotanya memiliki kompetensi dalam dikendalikan, diarahkan, dan diminta
bidang akuntansi atau keuangan. Hal ini pertanggungjawaban kepada pemegang
dibuat dengan pertimbangan bahwa saham dan stakeholders lainnya.
tugas komite audit sangat erat Konsep GCG semakin berkembang
berhubungan dengan masalah akuntansi dalam upaya memenuhi kebutuhan
dalam proses pelaporan keuangan perusahaan dalam menghadapi
berhubungan dengan masalah akuntansi lingkungan yang berubah dan semakin
dalam proses pelaporan keuangan dinamis serta adanya perkembangan
perusahaan. Oleh sebab itu, komite audit kepentingan stakeholders atas
yang diketahui oleh seseorang yang perusahaan (Media Akuntansi. No.7/Th.
memiliki kompetensi dalam bidang I/Maret/2000. hal. 15).
akuntansi, akan meningkatkan efektifitas Indriani dan Nurkholis (2002)
dari komite audit. Karena tanpa menyatakan ada beberapa prinsip dasar
pengetahuan yang memadai dalam berkaitan dengan GCG yang harus
bidang akuntansi, maka diduga peran diperhatikan,yaitu: Fairness,
yang dijalankannya sebagai ketua komite responsibility, accountability, dan
audit akan tidak efektif. transparancy.
a. Fairness (kesetaraan dan
Pengertian Good Corporate kewajaran)
Governance (GCG) Kesetaraan dan kewajaran bisa
Menurut Forum Corporate didefinisikan sebagai perlakuan
Governance Indonesia (2006), yang adil dalam memenuhi hak-hak
Corporate Governanceadalah stakeholder yang timbul
seperangkat peraturan yang menetapkan berdasarkan perjanjian serta
hubungan antara pemegang saham, peraturan perundangan yang
pengurus, pihak kreditur, pemerintah, berlaku. Tidak ada pihak tertentu
karyawan dan para pemegang yang lebih diperhatikan dalam
kepentingan intern dan ekstern lainnya operasi kegiatan usaha karena
sehubungan dengan hak-hak dan semua memiliki hak yang sama dan
kewajiban mereka, atau suatu sistem harus dipenuhi sesuai dengan aturan
yang mengarahkan dan mengontrol yang berlaku.
perusahaan. Tujuan dari CG adalah
untuk menciptakan nilai tambah bagi
stakeholders-nya.

14
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

b. Responsibility mempertimbangkan perkembangan


(pertanggungjawaban) terbaru dan pengalaman-pengalaman
Pertanggung jawaban perusahaan dari negara-negara anggota dan non-
adalah kesesuaian (kepatuhan) di anggota OECD, sehingga prinsip prinsip
dalam pengelolaan perusahaan CG adalah sebagai berikut:
terhadap prinsip korporasi yang 1. Melindungihak-
sehat serta peraturan perundangan hakpemegangsaham
yang berlaku.Pengelolaan usaha 2. Perlakuan yang adilbagi para
hendaknya tidak melakukan pemegangsaham
pelanggaran terhadap hukum atau 3. Melindungihak-
aturan yang berlaku. hakpemangkukepentingan
c. Accountability (akuntabilitas) 4. Disclosuredantransparansi
Akuntabilitas merupakan kejelasan 5. Monitoringoleh board(di
dari fungsi, struktur, sistem, dan Indonesia, dewankomisaris).
pertanggung jawaban organ Karena adanya masalah agensi di
perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan, maka diperlukan adanya CG
perusahaan terlaksana secara efektif. untuk mengontrol conflict of
Bila akuntabilitas dapat diterapkan interestsantara pihak-pihak yang terkait
dengan baik maka perusahaan akan dan untuk melindungi kepentingan
terhindar dari benturan kepentingan prinsipal. Praktik praktik CG juga
peran pihak-pihak yang ada di diterapkan untuk mencegah terjadinya
perusahaaan. praktik-praktik pembuatan lapaoran
d. Transparancy (keterbukaan keuangan yang tidak sehat yang dapat
informasi), Transparansi bisa menyebabkan laporan keuangan yang
diartikan sebagai keterbukaan tidak sehat yang dapat menyebabkan
informasi, baik dalam proses laporan keuangan menjadi tidak akurat
pengambilan keputusan maupun dan handal sehingga dapat menimbulkan
dalam mengungkapkan informasi kerugian bagi pihak-pihak terkait. Revisi
material dan relevan mengenai dilakukan oleh OECD pada tahun 2004
perusahaan. yang mempertegas penerapan prinsip-
Menurut Organization for Economic prinsip pengungkapan dan transparansi
Corperation and Development, OECD serta pentingnya pengawasan yang
(1999) yang dikutip oleh Utama & independen atas penerapan standar
Leonardo (2004), lima prinsip GCG akuntansi dan audit oleh perusahaan,
adalah sebagai berikut: serta kegiatan-kegiatan perusahaan
1. Melindungihak- terutama yang berpotensi untuk
hakpemegangsaham terjadinya conflict of interest
2. Perlakuan yang adil bagi seluruh
pemegang saham, termasuk Implementasi dari GCG
pemegang saham minoritas. Menurut Sarwono Sudarto, Chief
3. Mengakui hak-hak stakeholders Internal Auditor Bank BRI, dalam kuliah
dan mendorong kerjasama yang tamu Seminar Akuntansi Keuangan
aktif antara perusahaan dengan FEUI di Depok pada 13 Mei 2003,
stakeholders mengatakan bahwa pada saat ini
4. Meyakinkan disclosures yang umumnya perusahaan (publik) masih
tepat waktu dan akurat telah bersikap nice to have terhadap konsep
dibuat atas segala hal material corporate governance artinya masih
mengenai perusahaan berupa suatu pencapaian untuk
Kelima prinsip kemudian ditinjau memenuhi ketentuan peraturan-peraturan
kembali secara menyeluruh dengan yang berlaku.

15
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

Salah satu prasyarat Dengan demikian corporate


implementasi Good Corporate governance dan pengendalian internal
Governance (GCG) di BUMN dan adalah dua hal yang berbeda tetapi
Perusahaan Publik Indonesia adalah keduanya mempunyai hubungan yang
keberadaan Komite Audit di dalam berkaitan dalam upaya mewujudkan
organisasi perusahaan. Khusus untuk GCG. Selain itu pihak yang terlibat pun
BUMN, keberadaan Komite Audit berbeda apabila pengendalian intern
adalah suatu keharusan bagi BUMN lebih berfokus pada tugas dari auditor
yang termasuk dalam kriteria sebagai intern, sedangkan penerapan GCG
berikut (F. Antonius Alijoyo, 2003): lebih ke strategic yaitu tugas komite
1. Mempunyaikegiatanusaha di audit, tetapi kedua pihak tersebut harus
bidangAsuransidanJasaKeuanganlai saling bekerjasama.
nnya,
2. Yang menjadi PT Terbuka, Internal Audit Dan Komite Audit
3. Yang Proses internal audit bertujuan
beradadalampersiapanprivatisasi, memastikan kehandalan sistem
dan pengandalian internal organisasi.
4. Yang asetnyabernilaisekurang- Melalui fungsi penilaian dan
kurangnya Rp. 1.000.000.000.000,- pengawasannya, internal auditor atau
(satutriliun rupiah) SPI memegang peranan penting dalam
Manfaat apabila perusahaan suatu perusahaan. Mereka diharapkan
menerapkan GCG, yaitu perusahaan mampu memberikan umpan balik dan
akan semakin tertata rapi dan kinerja menjaga arah organisasi dalam upaya
perusahaan akan semakin meningkat, mencapai visi, misi dan tujuan
sehingga perusahaan akan dapat strategisnya.
memaksimumkan laba, dan dengan Berdasar pelaksana auditdibagi
menerapkan GCG diharapkan menjadi tiga kategori, yaitu: auditing
penyalahgunaan wewenang dapat eksternal, auditing internal dan
dikurangi. Permasalahan yang sering auditing sektor publik (Abdul Halim,
dialami perusahaan adalah adanya suatu 2003:7). Auditing eksternal merupakan
perusahaan yang telah menerapkan GCG auditor pada suatu kantor akuntan publik
secara baik, tetapi perusahaan tersebut yang memberikan jasa kepada klien.
masih mengalami pembobolan yang Auditing internal merupakan auditor
dilakukan oleh pihak luar bekerjasama yang bekerja dalam suatu perusahaan,
dengan pihak dalam perusahaan, hal dengan tugasnya adalah membantu
inilah yang menjadi permasalahan dalam manajemen dalam melaksanakan
artikel yang yang pernah ditulis oleh pekerjaannya, sehingga tugas-tugas
Akhmad Syahroza (2009) Membangun dapat dilaksanakan secara efisien dan
Komite Audit Yang Efektif. Masalah efektif. Auditingsektor publik
tersebut menyangkut dua hal yaitu merupakan auditor yang berada dalam
masalah corporate governance dan organisasi pemerintahan. Artikel ini
pengendalian intern, hal ini dikarenakan lebih fokus kepada tugas dan fungsi dari
masalah GCG menekankan hubungan auditor internal dalamupayanya
pada berbagai pihak terutama pada mewujudkan corporate governance.
tingkatan strategik, sedangkan kasus Audit internal telah ada sejak
terjadinya pembobolan merupakan 3500 SM, ditemukan catatan sejarah
indikasi adanya pengendalian intern yang menunjukkan adanya tanda kecil di
yang lemah, pengendalian intern samping angka-angka transaksi
tersebut terjadi pada tingkatan keuangan (√) ini merupakan potret dari
operasional. sistem verifikasi yang telah

16
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

dijalankan(Sawyer, 2003: 4), sehingga Masalah kemudian muncul pada


secara tidak langsung pengendalian saat perusahaan sudah berkembang
intern yang merupakan tugas dari pesat dengan pertanggungjawaban
internal auditor telah dilaksanakan tidak hanya kepada pihak manajemen
pada masa itu. Kemudian auditor perusahaan saja tetapi sudah
internal semakin mengalami berkembang kepada dewan direksi,
perkembangan pada masa revolusi komisaris danpemegang saham. Pihak-
industri di Inggris, yang pada saat itu pihak tersebut juga membutuhkan
semakin banyak orang berkeinginan informasi mengenai perkembangan
untuk melakukan investasi pada usaha suatu perusahaan, bahkan pihak
perusahaan lain, hingga profesi tersebut mempunyai fungsi sebagai
auditor internal ini semakin berkembang pengawas dalam suatu perusahaan.
sampai sekarang. Pihak yang berperan dalam hal ini
Di Indonesia perkembangan adalah Komite Audit. Perusahaan yang
peran internal auditor juga semakin sudah terdaftar dalam bursa saham
dirasakan pentingnya oleh pihak sebaiknya membentuk komite audit
manajemen perusahaan. Pihak aturan tersebut berlaku juga bagi
manajemen semakin membutuhkan BUMN, hal ini didukung oleh UU
pihak yang dapat mengontrol dan tentang BUMN yang menyatakan bahwa
mengendalikan tugas manajemen Komisaris dan Dewan Pengawas
dalam menjalankan perusahaan, karena BUMN wajib membentuk Komite Audit
perusahaan dengan sistem yang bekerja secara kolektif atau
pengendalian intern yang kuat maka berfungsi membantu Komisaris atau
setidaknya perusahaan tersebut dalam Dewan Pengawas dalam melaksanakan
menjalankan kegiatannya sudah tugasnya (UU Nomor 19, 2003).
berjalan secara efisien dan efektif, dan Didukung pula dengan Surat Keputusan
penyimpangan juga dapat (SK) yang menyatakan bahwa Emiten
diminimumkan. Hal ini selaras dengan atau Perusahaan Publik wajib memiliki
upaya perusahaan dalam mewujudkan Komite Audit, selambat-lambatnya
good corporate governance. Internal pada tanggal 31 Desember 2004
auditor bertugas menjamin agar (Bapepam, SK:KEP-41/PM/2003).
pengendalian intern dalam perusahaan Terdapat beberapa penelitian
dapat diterapkan, kemudian internal yang membahas peranan komite audit,
auditor bertanggung jawab Lawrence (2003) menguji hubungan
menyampaikan laporan antara karakteristik komite audit
pertanggungjawaban kepada pihak dengan feeaudit, dengan menggunakan
manajemen perusahaan. Dalam data-data perusahaan yang terdaftar
pelaksanaan tugasnya apabila dalam dalam bursa saham, hasil penelitian
perusahaan terdapat auditor eksternal menyatakan bahwa komite audit
maka auditor internal dan auditor berhubungan positif dengan feeaudit.
eksternal harus dapat bekerja sama Penelitian ini juga membahas tentang
sesuai dengan tugas dan tanggung peran komite audit, yaitu dapat
jawab masing-masing dengan tidak membantu manajer dalam memilih
menyimpang dari kode etik profesi auditor yang mempunyai kompetensi
masing-masing. Dengan demikian dan reputasi yang tinggi.
semakin jelas bahwa auditor internal Vicky Dzaky Cahaya Putra
sangat berperan bagi perusahaan dalam (2013) meneliti tentang, peran audit
upaya mewujudkan good corporate internal dalam upaya mewujudkan good
governance. corporate governance (studi pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

17
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

Tirtawening kota Bandung. Hasil praktik manajemen laba. Terdapat


penelitiannya adalah Peran Audit beberapa faktor mengenai hal ini,
Internal sangat membantu perusahaan pertama, ada sebagian perusahaan yang
dalam mencegah kecurangan, memiliki komite audit yang kurang
memberikan rekomendasi atas berkualitas akibatnya kinerjanya
permasalahan yang ada, membantu kurang efektif. Kedua, sebaiknya
terwujudnya Good Corporate perusahaan dalam memilih anggota
Governance, serta memberikan nilai komite audit salah satu dari anggota
tambah bagi perusahaan. tersebut harus memiliki pendidikan
Abott, Parker dan Peters (2004 akuntansi dan memiliki jenjang S2 di
dalam Akhmad Syahroza, 2009) yang program studi akuntansi, sehingga
juga membahas tentang peran komite anggota komite audit memiliki isuisu
audit mengemukakan bahwa komite terkini tentang akuntansi. Ketiga,
audit berfungsi melakukan sebaiknya anggota tim audit diangkat
penunjukkan kantor akuntan publik dari mantan karyawan dari kantor
dan melakukan evaluasi atas kinerja akuntan big four. Terakhir, pemilihan
kantor akuntan publik, komite audit anggota komite audit sebaiknya
tersebut harus melakukan kerjasama transparan.
dengan internal auditor maupun Meninjau beberapa hasil
eksternal auditor dalam menghasilkan penelitian di atas mengenai komite
laporan keuangan yang dapat audit, maka dapat dijelaskan bahwa
mencerminkan kondisi good governance. sebenarnya komite audit dapat
Penelitian Sidharta dan mengurangi praktik manajemen laba
Leonardo (2006) tentang komposisi dalam suatuperusahaan, dengan
komite audit dan keefektivannya juga demikian secara tidak langsung dapat
menghubungkannya dengan praktik menciptkan kondisi good governance di
good governance di Indonesia. Hasil Indonesia, good corporate governance
penelitian menyatakan bahwa ini dapat dilihat dari adanya
mayoritas pemegang saham merasa transaparansi dan akuntabilitas dalam
bahwa komite audit sebagai ancaman perusahaan, hal ini dapat dilihat dari
kontrol mereka dalam perusahaan, pengendalian internal dalam
kekuasaan mereka seperti direktur perusahaan tersebut, semakin
untuk membatasi otoritas dan usaha dari pengendalian intern ditegakkan dalam
komite audit. Faktor yang menyebabkan perusahaan tersebut, maka
hal ini adalah karena sebagian besar penyimpangan dalam perusahaan dapat
perusahaan di Indonesia masih diminimumkan.
didominasi oleh perusahaan keluarga. Karena tugas utama dari auditor
Penelitian lain dari I Putu internal adalah pengendalian internal,
Sugiarta (2008) yang menghubungkan maka perlu adanya kerjasama antara
antara eksternal auditor, komite audit auditor internal dan komite audit dalam
dan praktik manajemen laba. Dengan menegakkan kondisi good corporate
menggunakan data dari 127 governance. Meskipun tidak dapat
perusahaan manufaktur yang terdaftar dipungkiri bahwa kondisi good corporate
di JSX, tetapi hasil penelitian ini governance di Indonesia masih pada
tidak mendukung hipotesis yang tingkat terendah. Ada banyak faktor
menyatakan adanya komite audit dapat dalam hal ini, diantaranya karena
mengurangi praktik manajemen laba, masih banyak perusahaan di Indonesia
padahal beberapa hasil penelitian yang merupakan perusahaan keluarga.
banyak yang menyatakan bahwa Dan hasil penilaian good governancedi
adanya komite audit dapat mengurangi Indonesia masih berkisar pada angka

18
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

+ 2,5 (Akhmad Syahroza, 2009) yang ada di Indonesia terdapat peran yang
artinya masih rendahnya capaian menghubungkan kepentingan para
penilaian good governance di komisaris dan pemegang saham dengan
Indonesia. Pada tahapan tersebut kondisi perusahaan, yaitu peran dari
pelaksanaan good corporate komite audit. Karena Komite Audit
governancedi Indonesia masih mengejar merupakan suatu badan yang berada di
formalitas daripada substansi. bawah Dewan Komisaris dan merupakan
kepanjangan tangan Dewan Komisaris
dalam mengawasi jalannya perusahaan.
KESIMPULAN Komite ini bertugas membantu tugas
Salah satu prasyarat Dewan Komisaris dalam bidang
implementasi Good Corporate kebijakan akuntansi, pengawasan
Governance adalah dengan pembentukan internal maupun pelaksanaan laporan
Komite Audit dalam suatu perusahaan. keuangan.
Dengan demikian eksistensi Komite Eksistensi dan peran Komite
Audit terkait erat dengan penegakkan Audit dalam perusahaan secara
Good Corporate Governance dan maksimal diharapkan dapat memberikan
menjadi tolak ukur apakah perusahaan nilai tambah bagi perusahaan khususnya
yang bersangkutan telah melaksanakan dalam rangka pengimplementasian Good
Good Corporate Governance dengan Corporate Governance. Untuk
baik atau belum. mewujudkan hal ini perlu ada
Variabel yang turut menentukan pembenahan dalam perusahaan, yaitu
keberhasilan Komite Audit adalah dengan menguatkan yaitu dengan
kewenangan yang secara statuta menegakkan Sistem Pengendalian Intern
diberikan kepada komite, keahlian yang (SPI) dalam perusahaan tersebut,
dimiliki, kemauan menggunakan sehingga penyimpangan dapat
kompetensi para anggota komite, diminimalkan, dan ini merupakan tugas
independensi dan komposisi anggota dari profesi internal audit. Komite audit
komite serta sikap dan tanggungjawab perlu menelaah hasil pekerjaan dari
anggota komite. Membangun peran internal auditor, komite audit juga dapat
Komite Audit yang efektif tidak terlepas mempengaruhi dan membantu pihak
dari kacamata penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam penunjukan auditor
Good Corporate Governance secara dari kantor akuntan publik.
keseluruhan, dimana independensi, Komite audit haruslah orang
transparansi, akuntabilitas dan yang kompeten dan memiliki kinerja
tanggungjawab, serta sikap adil menjadi yang berkualitas maka komite audit
prinsip dan landasan organisasi haruslah memiliki latar belakang
perusahaan. akuntansi dan memiliki pengalaman di
Pada dasarnya pembentukan bidang audit sehingga memiliki
Komite Audit diharapkan dapat pemahaman tentang isu terrkini dan
membantu Dewan Komisaris dalam permasalahan di bidang akuntansi.
memperoleh informasi mengenai kondisi Dengan demikian perlu adanya kerja
perusahaan dan bertanggungjawab sama yang baik antara komite audit
membantu auditor internal maupun dengan internal auditor dalam
eksternal dalam mempertahankan mewujudkan kondisi yang Good
independensinya dari manajemen Corporate Governancetersebut.
perusahaan. Internal audit
mempertanggungjawabkan tugasnya
kepada pihak manajemen perusahaan,
sedangkan struktur peruusahaan yang

19
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

DAFTAR PUSTAKA Board o f Directors”. New York


: Egon Zehnder International.
Abdul Halim. 2003. Auditing (Dasar- Hiro Tugiman, (2004), “Menuju Audit
dasar Audit Laporan Internal Organisasi yang
Keuangan). Yogyakarta: UPP Efektif”.
AMP YKPN. Indriani, dan Nurkholis, (2002),
Akhmad Syahroza. 2009. “Tantangan “Manfaat dan Fungsi Komite
Profesi Auditor Internal Audit dalam Mewujudkan Tata
dalam Penerapan Good Pengelolaan Perusahaan yang
Governance”. Seminar Baik (Good Corporate
Association Auditor Internal Governance): Persepsi
(AAI), 23 Agustus 2009. Manajemen Perusahaan Go
Arens, Alvin A & James K Loebbeck, Public”, Tema , Volume III,
(2000), “Auditing: An Integrated Nomor 1, Maret: 37–58
Approach”, 8th Ed. New Jersey : I Putu Sugiartha Sanjaya. (2008),
Prentice Hall International “Auditor Eksternal, Komite
Badan Pengawas Pasar Modal, (2004), Audit dan Manajemen Laba”.
Peraturan Bapepam IX.I.5 Jurnal Riset Akuntansi
(Lampiran Keputusan Ketua Indonesia, Vol. 11, No. 1
Bapepam Nomor Kep 29/ PM / Januari, hal 97-116.
2004 tanggal 24 Maret 2004). ________. 2000. Auditor Internal?.
Pembentukan dan Pedoman Media Akuntansi. No.15/Th.
Pelaksanaan Kerja Komite Audit. VII/November-Desember/2000.
Brenda, A. Porte, Phillip J. Gendall, hal. 40-41
(1998), “Audit Committees in ________. 2000. Mencari Konsep GCG.
Private and Public Sector Media Akuntansi. No.7/Th.
Corporates in New Zealand: an I/Maret/2000. hal. 15
Empirical in New Investigation”. ________. 2003.Pelaporan Keuangan
International Journal of Auditing. Komdit. Auditor Edisi.11/2003.
Vol. 2. No. 1, March 1998. hal. 19.
Cohen, J, Krishnamoorthy, and Wright, ________.2004. Bapepam Keluarkan
(2002), “Auditor Views on Audit Aturan Komdit. Auditor.
Committees and Financial 12/2004. hal 16
Reporting Quality”, The CPA ________.2004. Keputusan Ketua
Journal, 72, 56-28. BAPEPAM Journal Of P No.
De Zoort,T.,et al, (2002), “Audit Kep-41/PM/2003 tanggal 22
Committee Effectiveness : A Desember 2003 tentang
syntesis of Emperical Audit Peraturan Nomor IX.1.5 :
Committee Literatur”, Journal of Pembentukkan dan Pedoman
Accounting Literatur , 21, 38-76 Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
F. Antonius Alijoyo. (2003), Auditor. 12/2004. hal 17-18
“Keberadaan dan Peran Komite Lawrence J. Abbott, Susan Parker, Gary
Audit dalam Rangka GCG”. F. Peters, and K Raghunandan.
Forum Corporate Governance (2003). “ The Association
Indonesia. 2006. between Audit Committee
http//www.fcgi/or.id. Characteristics and Audit Fees”.
Good Corporate Governance Ala BEJ. Auditing: A Journal Of Practice
Media Akuntansi (Ju n i) : 24-27 & Theory, Vol. 22 No. 2, p. 17-
Gregory, Holly J. (2000), “Corporate 32.
Governance and the Role o f the

20
Cendekia Akuntansi Vol. 4 No. 2, Mei 2016 ISSN 2338 - 3593

Sarwono Sudarto, Chief Internal Auditor


Bank BRI, Seminar Akuntansi
Keuangan FEUI di Depok, 13
Mei 2003
Sawyer’s. (2003). Internal Auditing.
Edisi Terjemahan. Jakarta:
Salemba Empat.
Sidharta Utama dan F. Leonardo Z.
(2006). ”Audit Comité
Composition, Control of
Majority Shareholders and
Their Impact on Audit Comité
Effectiveness: Indonesia
Evidence”. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol. 9, No.
1. Januari, hal 21-34
Suaryana, A. (2005). Pengaruh Komite
Audit terhadap Kualitas Laba,
Simposium Nasional Akuntansi
VIII, Solo, September: 147-158.
Syakhroza, A. (2003). Teori Corporate
Governance, Usahawan, No, 8
ThXXXII, Agustus: 19 25
Vicky Dzaky Cahaya Putra (2013).
“Peran Audit Internal dalam
upaya mewujudkan Good
Corporate Governance”. Jurnal.
Studi empiris pada Auditor di
Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirtawening kota
Bandung.
Zaki Baridwan. (2003). Komite Audit
Tidak Melakukan Audit. Auditor
Edisi 11/2003. hal 16-17.

21

You might also like