You are on page 1of 7

STRATEGI PENINGKATAN MINAT BACA ANAK

(Studi pada Ruang Baca Anak Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang)

Nurida Maulidia Rahma, Ratih Nur Pratiwi, Niken Lastiti V.A


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
Email: nurida.mr@gmail.com

Abstract: Child Reading Interest Development Strategy (Study on Child Public Library Reading
Room and Regional Archives Malang). Reading is strongly affected by the benefits that must be
instilled early. So as to increase the children's interest, Public Library Malang bore strategy in the
form of Kids Reading Room complete with programs to increase children's interest. This research
discusses the program as a strategy to increase children's interest held since 2008. The purpose of
this study was to determine, describe, and analyze the strategy and its implementation program to
improve children's interest, and also aims to identify and describe the factors inhibiting and
supporting an increase children's interest in the Public Library and Regional Archives Malang.
The method used is descriptive analysis method with qualitative approach through a model
analysis of Connaway and Powell (2010). The results showed that there was failure to increase
children's interest in the program due to promotional activities is not maximized. Neither promote
Children's Reading Room and its collections, facilities, services and promote programs that exist
in it.

Keywords: child reading interest, kids reading interest development strategy, kids reading interest
development program.

Abstrak: Strategi Peningkatan Minat Baca Anak (Studi pada Ruang Baca Anak
Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang). Kegiatan membaca sangat sarat akan
manfaat sehingga harus ditanamkan sejak dini. Sehingga untuk meningkatakan minat baca anak,
Perpustakaan Umum Kota Malang melahirkan strategi dalam bentuk Ruang Baca Anak lengkap
dengan program-program peningkatan minat baca anak. Penelitian ini membahas mengenai
program sebagai strategi peningkatan minat baca anak yang diadakan sejak tahun 2008. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisa strategi beserta
pelaksanaan program peningkatan minat baca anak, dan juga bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung peningkatan minat baca anak pada
Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui model analisis dari Connaway dan
Powell (2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi ketidakberhasilan program
peningkatan minat baca anak dikarenakan oleh kegiatan promosi yang belum maksimal. Baik
mempromosikan Ruang Baca Anak beserta koleksi, fasilitas, layanan maupun mempromosikan
program-program yang ada di dalamnya.

Kata kunci: minat baca anak, strategi peningkatan minat baca anak, program peningkatan minat
baca anak.

Pendahuluan dibangun menyebar dan menyeluruh. Jenis atau


Tujuan perpustakaan adalah memenuhi macam perpustakaan yang ada di Indonesia
kebutuhan informasi guna menciptakan menurut UU No.43 Tahun 2007 Pasal 20,
masyarakat yang sadar informasi. Sedangkan ³3HUSXVWDNDDQ WHUGLUL atas Perpustakaan
untuk membuat masyarakat informasi dapat Nasional, Perpustakaan Umum, Perpustakaan
dimulai dari gemar membaca. Guna memenuhi Sekolah, Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan
kebutuhan informasi dan menciptakan 3HUSXVWDNDDQ .KXVXV´ Salah satu dari kelima
masyarakat yang sadar informasi dan gemar jenis perpustakaan di Indonesia yang
membaca secara menyeluruh, maka perpustakaan bertanggung jawab atas kegemaran membaca
harus mampu menjangkau seluruh daerah dan atau minat baca adalah Perpustakaan Umum.
golongan yang ada. Atas dasar pemikiran Membaca merupakan kegiatan yang teramat
tersebut, maka perpustakaan di Indonesia penting dengan begitu besar manfaat yang akan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 5, Hal. 763-769 |763


didapat. Apabila dilihat dari tujuannya, membaca *XLGHOLQHV IRU &KLOGUHQ¶V /LEUDULHV
akan menciptakan masyarakat informasi. Services (2003, h. 3) menuliskan hal yang
Masyarakat informasi adalah masyarakat yang serupa, yaitu menyebutkan bahwa misi Layanan
sadar akan pentingnya informasi dan mampu Perpustakaan untuk Anak adalah ³%\ SURYLGLQJ
menggunakannya sehingga akan mampu untuk a wide range of materials and activities, public
meningkatkan kualitas, kuantitas, dan libraries provide an opportunity for children to
kompetensi yang ada pada dirinya. Dalam experience the enjoyment of reading and the
bukunya, Muktiono (2003, h. 10) menyebutkan excitement of discovering knowledge and works
bahwa, ³.HPDPSXDQ PHPEDFD GLVHUWDL RI WKH LPDJLQDWLRQ´, dapat diartikan bahwa misi
kebiasaan membaca yang kuat sangat penting layanan perpustakaan untuk anak adalah
untuk mendapatkan kemajuan dalam bidang menyediakan berbagai bahan dan kegiatan yang
VRVLDO GDQ HNRQRPL´ $WDX GHQJDQ NDWD ODLQ, dibutuhkan anak demi kepentingan penarikan
membaca akan menciptakan SDM yang minat anak terhadap perpustakaan dan kegiatan
berkualitas dan sehingga target pemerintah untuk membaca. Sejalan dengan misi menyediakan
meningkatkan perekonomian rakyat dapat berbagai bahan dan kegiatan yang disebutkan
tercapai. Salah satu elemen yang harus pada *XLGHOLQHV IRU &KLOGUHQ¶V /LEUDULHV
diperhatikan untuk memasuki masyarakat Services (2003, h. 3), maka Perpustakaan Umum
informasi adalah minat baca yang tinggi. dan Arsip Daerah Kota Malang memiliki
Namun, di Indonesia kegiatan membaca beragam layanan. Dari layanan-layanan yang
belum menjadi tren dan menurut data statistik dilayankan, terdapat layanan yang sangat
masih terdapat penduduk Indonesia yang buta mendukung peningkatan minat baca sejak dini
huruf. Fenomena ini dapat dilihat pada data yaitu Ruang Perpustakaan Anak yang
terbitan UNESCO (2011) yang menyebutkan selanjutnya disebut Ruang Baca Anak. Dilihat
bahwa 497.497 jiwa penduduk Indonesia adalah dari sebutannya sudah jelas bahwa ruang tersebut
buta huruf. Sedangkan tren membaca di menyimpan, menghimpun dan melayankan
Indonesia menurut data statistik terbitan BPS koleksi yang disesuaikan dengan kebutuhan
(Badan Pusat Statistik) tahun 2003-2012 anak. Maka dari itu, untuk mencapai misi kunci
dikalahkan oleh tren menonton televisi. Jadi, tersebut yang harus dilakukan Ruang Baca Anak
masyarakat Indonesia pada setiap tahunnya lebih pada Perpustakaan Umum Kota Malang adalah
memilih menonton televisi daripada membaca. menyediakan berbagai bahan (fasilitas) dan
Di Jawa Timur, dari hasil penelitian mengenai kegiatan (program) yang akan mendorong anak-
Minat dan Kebiasaan membaca Masyarakat Jawa anak untuk mengunjungi Ruang Baca Anak.
Timur oleh Darmono dkk (2009) menunjukkan Fasilitas dan program yang dimiliki
bahwa tingkat minat baca masyarakat Jawa Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota
Timur berada pada jenjang sedang yaitu sebesar Malang diwujudkan dalam bentuk layanan.
44%. Maka dari fenomena-fenomena tersebut Layanan yang disediakan oleh Perpustakaan
dapat disimpulkan bahwa di Indonesia dan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang untuk
khususnya di Jawa Timur memiliki minat baca menarik minat pemustaka anak agar melakukan
yang rendah. kunjungan secara fisik dan sekaligus minat untuk
Kesimpulan dari pernyataan Muktiono membaca, adalah kunjungan berkelompok,
(2003, h. 12) adalah bahwa Indonesia dapat mendongeng untuk anak, pemutaran film anak,
menciptakan SDM yang berkualitas dengan permainan edukatif, dan corner kreativitas.
meningkatkan minat baca masyarakatnya. Dan Menurut Ibu Ayuna, petugas Ruang Baca
akan lebih baik lagi apabila menanamkan sejak Anak Perpustakaan Kota Malang (wawancara
dini, sehingga akan terbiasa dan mudah untuk tatap muka, 15 Desember 2014), mengatakan
dilakukan. Sebab, membaca yang dilakukan EDKZD ³/D\DQDQ NXQMXQJDQ EHUNHORPSRN VXGDK
sejak dini akan mengurangi resiko anak dalam mulai dilayankan pada tahun 2005, mendongeng
kegagalan dan ketertinggalan dari teman dan pemutaran film untuk anak dilayankan
seusianya. sebelum tahun 2010, corner kreativitas
Tentu saja untuk menumbuhkan minat baca dilaksanakan pada tahun 2010, dan permainan
sejak dini tidaklah mudah. Perpustakaan sebagai edukatif (ruang bermain dan game interaktif)
lembaga yang bertugas untuk meningkatkan GLOD\DQNDQ SDGD WDKXQ ´ 'HQJDQ
minat baca, khususnya perpustakaan umum, terselenggaranya banyak program tersebut
harus memiliki rencana atau strategi. Sebagai harapan utamanya adalah menarik pengunjung.
tahapan awal untuk menarik minat baca dapat Namun, data statistik jumlah pengunjung pada
dilakukan upaya menarik minat pemustaka untuk ruang baca anak, menunjukkan bahwa kenaikan
mengunjungi perpustakaan. jumlah pengunjung hanya terjadi pada tahun
2006, 2007, dan 2013. Sedangkan pada tahun

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 5, Hal. 763-769 |764


2008 sampai dengan tahun 2012, jumlah harus menyediakan acara khusus untuk anak-
pengunjung mengalami penurunan. Meskipun anak, seperti story telling dan program yang
pada tahun 2013 mengalami kenaikan jumah berkaitan dengan layanan perpustakaan dan
pengunjung, selisih kenaikan yang terjadi tidak sumber daya. Anak-anak harus didorong untuk
sama banyak dengan selisih kenaikan yang menggunakan perpustakaan sejak dini karena hal
terjadi pada tahun 2005-2006 (lihat Gambar 1). ini akan membuat mereka lebih mungkin untuk
menjadi pengguna tetap dalam tahun-tahun
D a t a J uml a h P e ngunj ung
mendatang. Jadi, layanan anak pada
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
perpustakaan sudah selayaknya ada.
60000
42481 45545 40072 37842
40000 27819 26012
2. Ruang Baca Anak
23176 23942
15696 Menurut Suwarno (2011, h. 47),
20000
³3HUSXVWDNDDQ DGD EDLNQ\D PHPLOLNL UXDQJ
0 khusus, misalnya ruang khusus untuk anak-
Tahun 2005-2013
DQDN´ 5XDQJ %DFD $QDN MXJD VHULQJ GLVHEXW
Layanan Baca anak. Saleh (2010, h. 4.21)
Gambar 1. Statistik Pengunjung Ruang Baca Anak menegaskan bahwa, ³/D\DQan Anak biasanya
Sumber: Olahan data primer 2005-2013 GLVHOHQJJDUDNDQ ROHK SHUSXVWDNDDQ XPXP´
Dari pemaparan Ibu Ayuna dan data Pengadaan ruang khusus untuk melayani anak-
statistik jumlah pengunjung ruang baca anak anak merupakan indikasi bahwa perpustakaan
tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan umum telah mengupayakan untuk memberikan
menganalisa realita dari program yang ada di layanan prima kepada pemustakanya.
Ruang Baca Anak Perpustakaan Umum dan Menurut Sullivan (2013, h. 21-31), yang
Arsip Daerah Kota Malang. Sehingga peneliti dilayani oleh pustakawan anak-anak (layanan
merumuskan Bagaimana strategi peningkatan anak), yaitu:
minat baca anak pada Ruang Baca Anak 1. Anak-anak
Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota a) Bayi
Malang dan Apakah faktor penghambat dan b) Balita
pendukung peningkatan minat baca anak pada c) Anak-anak prasekolah
Ruang Baca Anak Perpustakaan Umum dan d) Awal SD
Arsip Daerah Kota Malang. e) Tweenagers
Tujuan penelitian ini adalah untuk f) Remaja/Dewasa muda
mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisa 2. Orangtua
strategi peningkatan minat baca anak pada Ruang 3. Keluarga homeschool
Baca Anak Perpustakaan Umum dan Arsip 4. Guru dan pustakawan sekolah
Daerah Kota Malang, dan untuk mengetahui dan 5. Bukan pembicara bahasa inggris
mendeskripsikan faktor penghambat dan 6. Orang dewasa dengan keterampilan literasi
pendukung peningkatan minat baca anak pada rendah
Ruang Baca Anak Perpustakaan Umum dan Menurut Saleh (2010, h. 4.21-4.22), tujuan
Arsip Daerah Kota Malang. utama dari layanan anak-anak antara lain berikut
ini:
Tinjauan Pustaka 1. Menyediakan koleksi berbagai bentuk bahan
1. Perpustakaan Umum pustaka, serta penyajiannya yang menarik
Perpustakaan umum adalah sebuah perhatian anak dan mudah digunakan.
organisasi yang didirikan oleh dan untuk 2. Memberikan bimbingan kepada anak-anak
masyarakat yang memberikan sarana, akses, dan dalam memilih buku dan bahan pustaka
layanan informasi kepada seluruh masyarakat lainnya yang sesuai dengan usianya.
tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, 3. Membina, mengembangkan dan memelihara
ras, agama, dan status sosial-ekonominya. Selain kesenangan membaca (sebagai hobi), serta
itu, perpustakaan umum memiliki posisi strategis mendidik anak belajar mandiri.
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 4. Mempergunakan semua sumber yang ada di
Perpustakaan umum memiliki tanggung jawab perpustakaan untuk menunjang pendidikan
kunci yaitu menciptakan dan memperkuat seumur hidup.
kebiasaan membaca pada anak-anak sejak usia 5. Membantu anak untuk mengembangkan
dini. Perpustakaan umum memiliki tanggung kecakapannya dan menambah pengetahuan
jawab khusus untuk mendukung proses belajar sosialnya.
membaca, dan untuk mempromosikan buku dan 6. Berfungsi suatu kegiatan sosial dalam
media lainnya untuk anak-anak. Perpustakaan masyarakat untuk menyejahterakan anak.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 5, Hal. 763-769 |765


3. Minat Baca mereka dan pengasuh, untuk ke perpustakaan.
Minat baca adalah dorongan yang dapat Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa anak-
mempengaruhi perilaku dan tindakan yang anak yang datang akan membaca, dan membantu
kemudian diikuti dengan perasaan senang dan untuk memastikan bahwa buku-buku tidak hanya
ketertarikan terhadap kegiatan membaca. duduk di rak. Salah satu program kemudian
Minat baca harus ditanamkan sejak dini mempromosikan program berikutnya,
agar seseorang akrab dengan buku sedini memperkuat efek positif. Dari pendapat-
mungkin. Sudarsana (201, h. 4.27) menjelaskan pendapat yang telah disebutkan tersebut dapat
bahwa, ³$NDQ sulit untuk menanamnya pada saat disimpulkan bahwa program merupakan unsur
dewasa apabila tidak dibiasakan untuk berteman yang dibutuhkan layanan anak baik sebagai
GHQJDQ EXNX VHMDN NHFLO´ Menurut Jahya (2006, bentuk layanan maupun sebagai pendorong
h. 271), ³,GHDOQ\D PHPEDFD GLWDQDPNDQ VHMDN minat baca.
anak-anak dalam asuhan orang tua ketika mereka Mengenai program yang seharusnya ada di
belum memasuki bangku sekolah´. Sama halnya perpustakaan, Sullivan (2013, h. 174)
dengan pendapat sebelumnya, Petunjuk menjelaskan bahwa program dapat
Pengembangan minat dan kegemaran membaca dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
siswa: buku 1 (1997, h. iii), menjelaskan bahwa, program berbasis bahan bacaan (literature-
³6HEDLNQ\D NHJHPDUDQ GDQ NHELDVDDQ PHPEDFD based) dan program tidak berbasis literatur/
GLWHUDSNDQ VHMDN XVLD GLQL´ bahan bacaan (Non-literature-based programs).
Berdasarkan pendapat dari Krismanto Program berbasis bahan bacaan (literature-
(2009, h. 18), Handayani (2009, h. 146), dan based) memiliki kegiatan membaca pada intinya.
Sudarsana (2010, h. 4.38), maka penilaian tinggi Program ini mempunyai kegiatan antara lain
rendahnya minat baca dapat diketahui melalui Story Hours; Book Discussion Groups; dan
aspek Kesadaran akan manfaat membaca, Booktalking. Program berbasis bahan bacaan ini
Perhatian terhadap membaca buku, Rasa senang adalah yang paling dikenal untuk anak-anak.
terhadap membaca buku, dan Frekuensi Sedangkan untuk program yang tidak berbasis
membaca buku. literatur/ bahan bacaan (Non-literature-based
programs) berhubungan dengan ide-ide dan
4. Strategi untuk Ruang Baca Anak informasi tidak secara langsung terkait dengan
Strategi perpustakaan merupakan tindakan kata yang tercetak. Program ini mempunyai
yang direncanakan berdasarkan tujuan yang akan kegiatan antara lain Entertainment and
dicapai oleh perpustakaan yang diperlukan Enrichment Programs; Summer Reading
perpustakaan agar bertahan dan dapat Programs; Family Programs and Family
berkembang. Menurut Jahja (2006, h. 274), Literacy; Serving Special Audiences.
³Strategi yang tepat dan terarah dibutuhkan
untuk mengatasi masalah dan/atau kendala dari Metode Penelitian
UHQGDKQ\D PLQDW EDFD´ 0HQXUXW 6XWDUQR (2006, Penelitian tentang Strategi Peningkatan
h. 154), ³Untuk membuat masyarakat Minat Baca Anak Studi pada Ruang Baca Anak
berkunjung ke Perpustakaan, Perpustakaan Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota
berusaha mengembangkan berbagai kegiatan Malang pada karya tulis ilmiah (skripsi) ini
yang melibatkan dan memfasilitasi kepentingan menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif.
masyarakat´. Fokus penelitian ini adalah:
Dari pendapat IFLA/UNESCO, Bunanta 1. Strategi peningkatan minat baca anak pada
(1993, h. 213-226) dalam Jahya (2006, h. 276), Ruang Baca Anak Perpustakaan Umum dan
Jahya (2006, h. 277), dan Widjaja (1987, h. 53) Arsip Kota Malang:
dapat disimpulkan bahwa program-program di a. Program Berbasis Bacaan (literature based
dalamnya merupakan unsur yang harus ada di programs)
Perpustakaan agar dapat meningkatkan minat 1).Mendongeng
baca pemustaka. Hal ini diperkuat oleh pendapat b. Program Tidak Berbasis Bacaan (non-
Sullivan (2013, h. 173) berpendapat bahwa, literature based programs)
³Effective programming helps to get people, both 1). Kunjungan berkelompok
children and their parents and caregivers, into 2). Permainan edukatif (komputer dan ruang
the library. It increases the likelihood that the bermain)
children who do come will read, and «´. 3). Pemutaran film anak
Pendapat Sullivan tersebut dapat diartikan 4). Pojok kreativitas
bahwa program (kegiatan) yang efektif 2. Faktor pendukung dan penghambat
membantu untuk mendapatkan orang pelaksanaan program peningkatan minat baca
(pemustaka) baik anak-anak dan orang tua

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 5, Hal. 763-769 |766


anak pada Perpustakaan Umum dan Arsip film anak; permainan edukatif (yang terdiri dari
Kota Malang komputer dan ruang bermain); dan pojok
Lokasi penelitian di Kota Malang, Provinsi kreativitas.
Jawa Timur. Sedangkan situsnya adalah Kantor Pada dasarnya, dengan diadakannya pojok
Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota kreativitas dan program-program lainnya yang
Malang yang terletak di Jl. Besar Ijen 30 A, terdiri dari kunjungan berkelompok, pemutaran
khususnya pada Layanan Ruang Baca Anak yang film anak, dongeng, dan permainan edukatif
melaksanakan program-program dalam rangka adalah karena semata-mata adalah keinginan
meningkatkan minat baca anak. Sumber data pustakawan untuk menggali minat pemustaka
yang mendukung informasi yang diperlukan untuk berkunjung ke Ruang Baca Anak
dalam penelitian ini ada dua, yaitu sumber data Perpustakaan Umum Kota Malang serta untuk
primer dan sumber data sekunder. Teknik mendongkrak minat baca pemustaka.
pengumpulan data penelitian ini melalui 4 a. Program Berbasis Bacaan (literature
(empat) bentuk, antara lain (1) pengambilan based programs)
sampel (sampling), (2) observasi (observation), 1).Mendongeng
(3) wawancara (interviews), dan (4) dokumen: Hasil pengamatan langsung pada peserta
kuesioner, catatan, jurnal, makalah, dan lainnya kunjungan berkelompok selama dua minggu,
(documents: questionnaires, diaries, journals, menunjukkan bahwa peserta kunjungan
papers, and more). Instrumen penelitian dalam kelompok menyenangi kegiatan pembacaan
penelitian ini antara lain Peneliti Sendiri, dongeng dari pustakawan. Melihat bahwa
Pedoman Wawancara, Perangkat Penunjang pemustaka menyukai dan antusias terhadap
Lapangan. Untuk proses analisis data yaitu kegiatan mendongeng menunjukkan bahwa
menggunakan analisis data dari Connaway dan penanaman minat terhadap membaca
Powell (2010) yaitu: (1) working with data, (2) memungkinkan sekali dilakukan melalui
organizing it, (3) breaking it into manageable program mendongeng. Kemudian melalui tanya
units, (4) synthesizing it, (5) searching for jawab pada beberapa pemustaka menunjukkan
patterns, (6) discovering what is important and bahwa meskipun rata-rata belum pernah
what is to be learned, dan (7) deciding what you mengalami program dongeng, namun rata-rata
will tell others. pemustaka ±baik pemustaka anak-anak maupun
dewasa² beberapa diantara mereka tertarik dan
Pembahasan setuju bahwa mendongeng dapat meningkatkan
1. Strategi peningkatan minat baca anak pada minat baca anak. Dari hasil pengamatan tersebut,
Ruang Baca Anak Perpustakaan Umum peneliti menyimpulkan bahwa Perpustakaan
dan Arsip Kota Malang. Umum dan Arsip Daerah Kota Malang beserta
Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa, Ruang Baca Anak harus lebih aktif lagi dalam
mengenai strategi, Perpustakaan Umum Kota berpromosi. Serta mungkin dapat
Malang melakukan penyusunan strategi sesuai dipertimbangkan untuk membuat program ini
dengan tahapan yang dijelaskan oleh Kusdi agar dilaksanakan di luar dari rangkaian
(2013:88) bahwa, proses yang terdiri dari 3 (tiga) kunjungan berkelompok, peneliti menilai bahwa
tahap, yaitu 1) analisis, 2) formulasi, dan 3) program mendongeng hanya dapat bergantung
implementasi. Perpustakaan Umum Kota Malang dan dinilai keberhasilannya dari hasil penilaian
sudah merancang (1) tugas pokok atau misi dan kunjungan berkelompok saja, sehingga akan sulit
tujuan, (2) strategi atau kebijakan, (3) program- dilakukan evaluasi program, dan pada akhirnya
program dan fungsi, (4) tugas-tugas dan peranan. kesulitan dalam perbaikan program.
Jadi dapat dikatakan bahwa Perpustakaan Umum b. Program Tidak Berbasis Bacaan (non-
Kota Malang sudah menciptakan program literature based programs)
sebagai wujud layanan dan pendorong minat 1) Kunjungan berkelompok
baca anak. Peneliti menemukan bahwa layanan
Selanjutnya, setelah membahas mengenai kunjungan berkelompok telah dilaksanakan
strategi dilanjutkan bahasan menganai program. sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Karena
Program yang dimaksudkan tersebut akan pelayanan yang diberikan adalah pelayanan
dibahas pada 2 (dua) kelompok program, sepenuh hati maka semua pihak penerima
program berbasis bacaan (literature based layanan merasa senang dan terpuaskan. Data
programs) dan program tidak berbasis bacaan kunjungan berkelompok tahun 2013-2014
(non-literature based programs). Untuk program menunjukkan bahwa jumlah kunjungan menurun
berbasis bacaan terdiri dari mendongeng dari angka 95 turun ke 85. Selain itu, sedikit
sedangkan untuk program tidak berbasis bacaan pemustaka yang tahu dan pernah mengikuti
terdiri dari kunjungan berkelompok; pemutaran kunjungan berkelompok. Namun, meskipun

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 5, Hal. 763-769 |767


hanya sedikit, kunjungan berkelompok paling Kota Malang untuk Program Berbasis Bahan
dipercaya akan dapat meningkatkan minat baca Bacaan adalah Story Hours (mendongeng dengan
anak. menggunakan buku), sedangkan untuk Program
2) Pemutaran film anak Tidak Berbasis Bahan Bacaan yang sudah
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa diterapkan adalah Program Hiburan
pemustaka anak tertarik dan menyukai program (Perpustakaan Umum Kota Malang pernah
pemutaran film anak. Selain tertarik dan mengundang pendongeng dari luar perpustakaan
menyukai, banyak yang berpendapat bahwa untuk mendongeng).
program ini akan dapat membantu untuk
meningkatkan minat baca anak. Akan tetapi, 2. Faktor pendukung dan penghambat
hasil tanya jawab dengan pemustaka Ruang Baca pelaksanaan program peningkatan minat
Anak menunjukkan bahwa masih terdapat baca anak pada Perpustakaan Umum dan
pemustaka yang tidak mengetahui program Arsip Kota Malang
pemutaran film anak. Dan bahkan baru Faktor pendukung peningkatan minat baca
mengetahui saat peneliti menjelaskan. anak pada Perpustakaan Umum dan Arsip
3) Pojok kreativitas Daerah Kota Malang:
Sangat disayangkan bahwa berdasarkan 1) Kota Malang memiliki beragam jenis
hasil tanya jawab, pojok kreativitas memiliki Perpustakaan.
peminat yang paling sedikit dan sedikit pula 2) Anggaran dana sudah memenuhi SNP.
yang menilai dan/atau meyakini bahwa program 3) Pemustaka sudah menunjukkan sikap
pojok kreaifitas dapat meningkatkan minat baca berkeinginan untuk menambah pengetahuan.
pemustaka. Kemungkinan pojok kreativitas 4) Sarana yang diberikan Perpustakaan Umum
jarang diketahui dan dimanfaatkan terjadi Malang kurang lebih sudah sesuai SNP.
dikarenakan kurangnya kegiatan berpromosi. 5) Tersedia program peningkatan minat baca.
Sama seperti yang terjadi pada kasus koleksi 6) Misi pemerintah kota dalam mewujudkan dan
audio visual yang kurang dimanfaatkan. Seperti mengembangkan pendidikan berkualitas.
yang dijelaskan oleh Kosam Ambarawa (2006, h. 7) Menjamurnya Universitas yang berdampak
34) bahwa, yang terjadi pada kasus koleksi audio pada kegiatan yang mendukung peningkatan
visual yang kurang dimanfaatkan adalah minat baca anak.
dikarenakan oleh kurangnya promosi. 8) Kemauan dari orang tua, guru, dan aktor lain
4) Permainan edukatif (komputer dan untuk turut serta meningkatkan minat baca
ruang bermain) anak.
Menurut pengamatan peneliti, masih Faktor penghambat peningkatan minat baca
terdapat pemustaka Ruang Baca Anak yang tidak anak pada Perpustakaan Umum dan Arsip
mengetahui keberadaan program meskipun Daerah Kota Malang:
Ruang Baca Anak mempromosikan melalui 1) Pustakawan memiliki beban tugas rangkap.
banner yang ditempelkan dipintu Ruang Baca 2) Kesibukan orang tua dalam hal pekerjaan.
Anak. Media promosi lain untuk 3) Kurang menyeluruhnya promosi program
mempromosikan program permainan edukatif peningkatan minat baca anak di masyarakat
adalah brosur. Namun tetap saja tidak banyak umum Kota Malang.
yang mengetahui program ini. Menurut data 4) Kurangnya komunikasi antar pustakawan dan
jumlah pengguna permainan edukatif tahun pimpinan yang seringkali terjadi pergantian
2012-2014 menunjukkan penurunan jumlah atau pemindahan sumber daya manusia.
pengguna setiap tahunnya. Seperti program-
program lain, program permainan edukatif Kesimpulan
tampaknya juga bermasalah dengan promosi. 1. Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota
Perihal lain yang harus diperhatikan ialah Malang telah melakukan penyusunan strategi
memastikan bahwa sarana bermain harus selalu sesuai dengan tahapan yang dijelaskan oleh
dapat digunakan setiap saat. Kusdi (2013, h. 88) bahwa, proses yang terdiri
Maka dari itu, pustakawan dituntut untuk dari 3 (tiga) tahap, yaitu 1) analisis, 2)
tanggap dan cepat dalam mengatasi masalah. formulasi, dan 3) implementasi. Perpustakaan
Agar tidak kehilangan pemustaka. Apalagi Umum Kota Malang sudah merancang (1)
mengingat bahwa terdapat pemustaka yang tugas pokok atau misi dan tujuan, (2) strategi
merasa minat bacanya meningkat setelah atau kebijakan, (3) program-program dan
menggunakan permainan edukatif. fungsi, (4) tugas-tugas dan peranan. Jadi dapat
Jadi, secara umum dapat disimpulkan dikatakan bahwa Perpustakaan Umum Kota
bahwa dari program yang dijelaskan Sullivan, Malang sudah menciptakan program sebagai
yang sudah diterapkan di Perpustakaan Umum

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 5, Hal. 763-769 |768


wujud layanan dan pendorong minat baca pemustaka, dan memperbaiki keterampilan
anak. semua pustakawan khususnya pustakawan
2. Program peningkatan minat baca anak pada anak.
Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota 4. Memperbaiki metode yang digunakan dalam
Malang memiliki permasalah mengenai penilaian minat baca. Peneliti
promosi, dan penilaian efektivitas dari kelima merekomendasikan untuk mengombinasikan
program tiga metode (observasi, wawancara, dan
3. Terdapat faktor penghambat dan pendukung kuisioner) dalam penilaian minat baca untuk
dalam peningkatan minat baca anak pada mendapatkan data yang objektif.
Perpustakaan Umum Kota Malang. 5. Dapat juga menggunakan cara lain untuk
penilaian minat baca yaitu bekerja sama
Saran dengan lembaga penelitian di Perguruan
1. Pematangan konsep (deskripsi program, Tinggi. Cara ini dilakukan dengan tujuan agar
tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan & pustakawan Perpustakaan Kota Malang tidak
sasaran, cara penilaian program, dan terbebani lagi dengan tugas baru, sehingga
sebagainya) dari program peningkatan minat tanggung jawab dan tugasnya dapat
baca anak. diselesaikan dengan baik dan maksimal.
2. Program seharusnya dipromosikan± 6. Dari analisa peneliti mengenai faktor
diperkenalkan kepada semua masyarakat pendukung dan penghambat supaya menjadi
Kota Malang dan terjaga keberlanjutannya, bahan pertimbangan Perpustakaan Kota
sehingga tujuan tercapai secara maksimal. Malang dalam perencanaan strategi
3. Memperbaiki cara mempromosikan Ruang peningkatan minat baca anak.
Baca Anak beserta koleksi, fasilitas, layanan
dan programnya, cara memperlakukan

Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. (2012) Indikator Sosial Budaya 2003, 2006, 2009, dan 2012. Diakses melalui
<http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=27&notab=36>. [Diakses
pada tanggal 23 September 2014 pukul 18:45].
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1997) Petunjuk dan pengembangan minat dan kegemaran
membaca siswa: buku 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Handayani. (2009) Hubungan antara minat membaca buku dengan kreativitas verbal pada remaja.
Varia Pendidikan, Vol. 21, No. 2, Desember 2009. Semarang, Fakultas Psikologi UNISSULA.
IFLA Libraries for Children and Young Adults Section. (2003). *XLGHOLQHV IRU FKLOGUHQ¶V OLEUDULHV
services.
Jahja, J Adria. (2006) Perpustakaan sebagai pusat minat baca anak. Dalam Supriyanto, Aksentuasi
perpustakaan dan pustakawan. Jakarta: Sagung Seto.
Krismanto, W. Danu. (2009) Minat membaca pada anak ditinjau dari dukungan orang tua.
Semarang: Fakultas Psikologi Univ. Katolik Soegijapranata.
Kusdi. (2013) Teori organisasi dan Administrasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Muktiono, Joko D. (2003) Aku cinta buku: Menumbuhkan minat baca pada anak. Jakarta, Elex
Media Komputindo.
Republik Indonesia. (2007) Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Lembaran
Negara RI Tahun 2007, No 115. Sekertariat Negara. Jakarta.
Saleh, A. Rahman., & Rita Komalasari. (2010) Materi pokok manajemen perpustakaan. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sudarsana, Undang. (2010) Materi pokok pembinaan minat baca Ed.2. Jakarta, Universitas Terbuka.
Sullivan, Michael. (2013) Fundamentals of Children's Services (2nd Edition). Chicago, IL, USA,
American Library Association. Diakses melalui ProQuest ebrary. Web. [Diakses pada tanggal 13
Oktober 2014].
Sutarno NS. (2006) Perpustakaan dan Masyarakat. Ed. Revisi. Jakarta, Sagung Seto.
Suwarno, Wiji. (2011) Perpustakaan dan buku: Wacana penulisan dan penerbitan. Jogjakarta, Ar-
Ruzz.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 5, Hal. 763-769 |769

You might also like