Professional Documents
Culture Documents
Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul
Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul
Website: http://journal.umy.ac.id/index.php/mrs
DOI: 10.18196/jmmr.6126.
Kata kunci: Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pelaksanaan supervisi keperawatan di RSUD Panembahan
Keperawatan; Supervisi; Senopati Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Seluruh data berasal dari
Rumah Sakit hasil wawancara ,observasi, dan telusur dokumen. Sampel responden adalah perwakilan supervisor
keperawatan Variabel penelitian yakni pelaksanaan supervisi keperawatan, yang dilihat dari
gambaran pelaksanaan, teknik, area, hambatan pelaksanaan, serta program monitor evaluasi supervisi.
Angka ketidakpatuhan supervisor dalam pelaksanaan supervisi masih cukup tinggi. Supervisi belum
dilakukan keseluruh area yang seharusnya. Hambatan pelaksanaan supervisi meliputi hambatan
eksternal dan internal. Program monitor dan evaluasi supervisi masih belum dilaksanakan. Supervisi
keperawatan belum berjalan dengan maksimal, dilihat dari angka ketidakhadiran supervisor dan
ketidakpatuhan pelaksanaan yang cukup tinggi, serta masih terdapat Kebelumpahaman
kebelumpahaman supervisor tentang teknik dan area supervisi yang seharusnya.
© 2017 JMMR. All rights reserved
Article history: received 25 Agu 2016; revised 19 Nov 2016; accepted 15 Nov 2016
adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang terjadwal. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah
dilakukan berkesinambungan oleh supervisor. “Bagaimana pelaksanaan supervisi keperawatan di
Supervisi dalam konteks keperawatan dipahami RSUD Panembahan Senopati Bantul?
sebagai suatu proses kegiatan pemberian dukungan
sumber-sumber yang dibutuhkan perawat dalam
rangka menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan METODE PENELITIAN
yang telah ditetapkan. Pelaksanaan supervisi bukan
hanya dituju-kan untuk mengawasi apakah seluruh staf Penelitian ini merupakan jenis penelitian
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik- kualitatif dengan desain deskriptif, dengan melakukan
baiknya, sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telusur dokumen, observasi pelaksanaan supervisi dan
telah digariskan, tetapi juga bagaimana memperbaiki wawancara dengan perwakilan supervisor. Penelitian
proses keperawatan yang sedang berlangsung. ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan
Kegiatan supervisi yang baik menjadikan seluruh staf supervisi keperawatan di RSUD Panembahan Senopati
keperawatan bukan sebagai obyek tetapi juga sebagai Bantul.
subyek. Perawat diposisikan sebagai mitra kerja yang Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
memiliki ide-ide, pendapat, dan pengalaman yang supervisor yang terjadwal dalam kegiatan supervisi di
perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul pada bulan
melakukan asuhan keperawatan1. Oktober 2015. Sampel penelitian berdasarkan kriteria
Kegiatan supervisi yang tidak dilakukan dengan inklusi meliputi semua supervisor yang terjadwal
baik akan memberikan dampak bagi kinerja perawat dalam kegiatan supervisi bulan Oktober 2015, dengan
pelaksana juga terjadinya pemberian layanan kriteria eksklusi yakni supervisor yang tidak berangkat
kesehatan yang menurun atau tidak optimal sehingga pada tanggal pelaksanaan supervisi dari jadwal
dapat muncul kecenderungan akan adanya kejadian supervisi dilakukan pula yakni kepada Kepala Seksi
yang tidak diharapkan atau nyaris cedera yang Keperawatan dan Kebidanan.
bertentangan dengan pasient safety. Sesuai dengan Populasi dan sampel untuk wawancara
penelitian Nainggolan tahun 2010, penurunan kinerja perwakilan supervisor dilakukan dengan teknik
perawat akan mempengaruhi mutu pelayanan purposive sampling. Penentuan jumlah sampel
kesehatan.15 dilakukan berdasarkan acuan sampel pada penelitian
Pembentukan tim supervisor di RSUD Panem- serupa sebelumnya serta dengan perhitungan rumus
bahan Senopati Bantul merupakan upaya penjaminan Slovin untuk jumlah populasi yang telah diketahui,
mutu pelayanan keperawatan kepada pasien. Akan yakni:
tetapi berdasarkan pengalaman dan pengamatan dari
peneliti selama pernah menjalani program pendidikan
dokter sebagai co-assistant selama 2 tahun di RSUD n= N/(1+Nd2 ) ,
Panembahan Senopati Bantul pada 2011-2012,
pelaksanaan supervisi belum berjalan dengan baik dimana n = jumlah sampel yang dicari ; N = ukuran
sebagaimana yang diharapkan. Jadwal supervisi yang populasi yang diketahui; d = presisi margin error (5%).
telah ditetapkan untuk setiap supervisor keperawatan
tiap bulannya pun belum terlaksana optimal. Hal ini
dapat dilihat dari pelaksanaan supervisi keperawatan Penelitian Ahaddyah tahun 2012 menggunakan 3
pada 3 bulan yang diamati peneliti yakni pada bulan supervisor sebagai responden penelitian, dengan
Juni-Agustus 2015 dimana pelaksanaannya belum jumlah populasi supervisor sebanyak 31 di RSUD
optimal. Pelaksanaan supervisi keperawatan pada Kota Depok yang menjadi lokasi penelitian.2 Populasi
bulan Juni 2015, dari 69 kali terjadwal hanya 22 kali supervisor yang terjadwal pada Oktober 2015 di
terealisasi sementara pada Juli 2015, terdapat 24 kali RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah 39 orang,
pelaksanaan supervisi keperawatan dari 68 kali sehingga bila dihitung dengan rumus Slovin di atas
terjadwal, dan pada Agustus 2015 terdapat 19 kali menghasilkan hasil akhir perhitungan 3,62 yang
pelaksanaan supervisi keperawatan dari 68 kali dibulatkan menjadi 3 sampel yang akan menjadi
| 49 | Harmatiwi dkk. – Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan…
responden untuk diwa-wancarai sebagai perwakilan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
supervisor. Hasil ini pun serupa dengan jumlah sampel didapatkan, diperoleh data bahwa supervisi
dari penelitian sebelumnya. keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Variabel dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pada bulan Oktober 2015 dijadwalkan sebanyak 67
supervisi keperawatan di RSUD Panembahan Senopati kali supervisi dan pada kenyataannya hanya
Bantul, dengan lima subvariabel, yaitu gambaran dilaksanakan sebanyak 17 kali (25,4%). Jadwal
pelaksanaan, teknik, area, hambatan pelaksanaan, dan supervisi yang tidak dilaksanakan sebanyak 50 kali
program monitoring evaluasi supervisi keperawatan. (74,6%). 18
Analisis data penelitian dilakukan melalui analisis data
kualitatif dan disajikan dalam bentuk naratif. Wawan- Tabel 1. Tabel Persentase Realisasi Jadwal Jaga
cara dengan perwakilan pihak manajemen untuk Supervisor Keperawatan Bulan Juni-Agustus 2015
menunjang informasi. Bulan Jadwal Jaga Realisasi Persentase
Juni 69 22 32,35%
Juli 68 24 35,29%
Agustus 68 19 27,94%
HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber: Bidang Keperawatan RSUD Panembahan Senopati
mendapat perhatian yang serius dari bidang internal tersebut meliputi pengetahuan, masa kerja,
keperawatan, mengingat resiko dan dampak yang motivasi, pendidikan, usia, jenis kelamin, dan sikap,
dapat timbul berkaitan dengan supervisi klinik kepala sedangkan faktor eksternal diantaranya berupa
ruangan yang tidak optimal yaitu pelayanan penghargaan misalnya honorarium, sistem reward-
keperawatan yang tidak berkualitas. Ketidakoptimalan punishment, ketersediaan fasilitas, peraturan terkait,
supervisi termasuk dalam hal ketidakhadiran dan pengawasan dari atasan.
supervisor dan ketidak-efektifitasan supervisi.14 Hasil penelitian memberikan gambaran tentang
Informasi lain mengenai tingginya angka kepatuhan perawat dalam melaksanakan SOP masih
ketidakhadiran supervisor diperoleh dari Kepala Seksi kurang. Hal tersebut dibuktikan dengan masih
Keperawatan dan Kebidanan yang berpendapat bahwa tingginya nilai ketidakpatuhan dalam checklist
hal tersebut dikarenakan beban kerja ganda yang observasi. Faktor yang mempengaruhi kinerja perawat
diemban oleh supervisor. Belum terdapat supervisor terhadap kepatuhan pelaksanaan SOP yakni usia, lama
yang independent atau berdiri sendiri. Mayoritas kerja, tingkat pendidikan, motivasi dan persepsi.16
supervisor di RSUD Panembahan Senopati Bantul Penelitian terkait yang dilakukan Badi’ah tahun 2009
adalah kepala ruangan, atau perawat pelaksana senior, menyebutkan bahwa secara umum faktor motivasi
dimana mereka tentu saja selain sebagai supervisor memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja,
memiliki tugas lain sesuai dengan jabatannya. Hal ini termasuk dalam hal ini adalah kepatuhan terhadap SOP
menyebabkan beban kerja ganda, yang berdampak rumah sakit.3 Hal yang dapat diprediksi adalah yakni
pada ketidakhadiran supervisor pada jadwal yang telah bila motivasi meningkat maka kinerja juga akan
ditentukan. meningkat. Penelitian lainnya menyatakan bahwa
Gambaran pelaksanaan supervisi lain diperoleh motivasi kerja juga berpengaruh positif terhadap
dari hasil observasi menggunakan checklist observasi kepuasan kerja dan dengan pemberlakuan sistem
tabel 4.3. Pelaksanaan supervisi pada Oktober 2015 reward-punishment terhadap karyawan akan
sebanyak 17 kali observasi momen dengan masing- mempengaruhi kinerja.10
masing observasi terdiri dari 15 poin checklist Kepala Bidang Keperawatan dan Kebidanan
pengamatan. Sebanyak 6 poin dilakukan oleh semua RSUD Panembahan Senopati Bantul menyatakan
supervisor (100%) dari 17 kali pelaksanaan supervisi bahwa angka ketidakpatuhan yang tinggi disebabkan
pada Oktober 2015 tersebut, yakni pada poin juga oleh supervisor yang tidak independen.
pemeriksaan petugas jaga, list serah terima pasien pada Supervisor yang tidak independen, dalam hal ini
rekam medis, format pendidikan kesehatan, form misalnya merangkap sebagai kepala ruang dari bangsal
penilaian nyeri, dan kegiatan pengisian serta pelaporan yang sedang disupervisi, tentu saja akan
hasil usai supervisi. Hal ini berarti tingkat kepatuhan mengakibatkan tingkat objektifitas yang menurun juga.
supervisor sebesar 100% ada pada 6 poin tersebut, Supervisor bisa jadi merasa tidak perlu melakukan
sedangkan sisanya yakni 9 poin penilaian lainnya penilaian lengkap seperti pada uraian tugas yang
kurang dari 100 persen yang diartikan sebagai ditetapkan karena rasa canggung kepada rekan-rekan
ketidakpatuhan. Tingkat ketidakpatuhan yang paling dalam unit yang sama, yang setiap hari juga tentu
buruk ada pada poin serah terima jaga antar petugas mengetahui kinerja dan keseharian dari supervisor
supervisi, dimana dari 17 kali pelaksanaan supervisi yang sedang melakukan supervisi.
yang dilakukan Oktober 2015 tidak pernah ada satupun Faktor non-independent tersebut juga dapat
pelaksanaan serah terima jaga antar petugas (0%). mengakibatkan ketidakpatuhan yang bersumber oleh
Kepatuhan (compliance) merupakan bentuk faktor ketidakefektifitasan proses supervisi. Supervisor
perilaku yang ditujukan terhadap suatu objek, dalam yang merangkap sebagai kepala ruang di unit yang
penelitian ini berupa tugas supervisor yang dinilai sedang disupervisi, tentu saja berpotensi lebih besar
menggunakan checklist yang dibuat berdasarkan pada untuk lebih banyak menghabiskan waktu selama
SOP peraturan rumah sakit terkait supervisi. proses supervisi untuk melakukan hal-hal yang tidak
Kepatuhan sendiri merupakan salah satu bentuk efektif, misalnya mengobrol dengan para perawat yang
perilaku yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal sehari-hari menjadi rekan kerja di unit atau bangsal
maupun eksternal, dimana menurut Siregar 2006 faktor tersebut. Asumsi peneliti bahwa jika pihak manajemen
| 51 | Harmatiwi dkk. – Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan…
yang tidak menjalankan supervisi sesuai area yang yang kurang dan bahkan cenderung menurun
ditetapkan dan hanya ada 6 pelaksanaan yang (demotivasi), sedangkan hambatan eksternal berupa
menjalankan supervisi sesuai area yang ditetapkan. Hal beban pekerjaan lain di rumah sakit selain sebagai
ini berarti bahwa berdasarkan hasil wawancara dan supervisor (ada beban kerja ganda) serta apresiasi
hasil observasi didapatkan data bahwa supervisi rumah sakit khususnya yang berupa honorarium masih
keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul dirasa kurang.
belum dilakukan dengan baik sebab belum terdapat Tabel 6. Hasil Coding Wawancara Hambatan
kesamaan persepsi antar supervisor sehingga supervisi Pelaksanaan Supervisi
yang dilakukan belum mencakup keseluruhan area Axial Coding
Keterangan Tema
yang telah ditentukan. (Subtema)
Responden 1 Motivasi kurang Terdapat
Kurang bersemangat hambatan
Tabel 5. Hasil Coding Wawancara Area Supervisi melakukan supervise internal dan
Axial Coding Apresiasi dari pihak eksternal tentang
Keterangan Tema manajemen terhadap pelaksanaan
(Subtema)
Perawat dan askep supervisor dirasa supervise.
yang bertugas, masing kurang, Hambatan nternal
Responden 2
masalah yang khususnya dalam hal meliputi:
dihadapi, meliputi honorarium demotivasi.
semua uni yang Beban kerja di rumah Hambatan
Responden 1 memberikan sakit selain sebagai eksternal
pelayanan kesehatan supervisor yang dirasa meliputi: beban
mulai poliklinik, cukup berat kerja ganda,
Belum ada Tidak senang menjadi apresiasi dan
hemodialisa, UGD,
kesamaan Responden 3 supervisor honorarium yang
ICU, dan bangsal
pemahaman antar Tidak ada motivasi dirasa kurang.
rawat inap
supervisor
Perawat dan askep
tentang area Tabel 7. Hasil Coding Wawancara Program Monitor
yang bertugas, tempat
supervisi Evaluasi Supervisi
Responden 2 supervise yakni UGD,
dan bangsal rawat Axial Coding
Keterangan Tema
inap (Subtema)
Perawat dan askep Belum ada evaluasi
yang bertugas, tempat antara supervior dan
Responden 1 Belum ada
Responden 3 supervise yakni UGD, pihak manajemen RS
program monitor
ICU, dan bangsal sampai saat ini
dan evaluasi
rawat inap Tidak jelas dan belum
Responden 2 pelaksanaan
pernah diadakan
supervise oleh
Belum ada kegiatan
pihak manajemen
monitor evaluasi atau
Responden 3 rumah sakit.
follow up dari
manajemen RS
Hambatan Pelaksanaan Supervisi
Monitor dan Evaluasi Supervisi
Data penelitian mengenai hambatan pelaksanaan
supervisi diperoleh dari hasil wawancara terhadap Data mengenai program monitor evaluasi
supervisor. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada supervisi dapat dilihat pada tabel 7. Berdasarkan tabel
tabel 6. Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa pada 7 diketahui bahwa ketiga responden penelitian sama-
pelaksanaan supervisi keperawatan di RSUD sama menyebutkan bahwa selama ini belum ada
Panembahan Senopati Bantul terdapat hambatan kegiatan monitor atau follow up supervisi keperawatan
pelaksanaan yang berupa hambatan internal dan di RSUD Panembahan Senopati Bantul sehingga hal
eksternal. Hambatan internal meliputi faktor motivasi ini menjadi tema yang dapat diambil dari hasil
| 53 | Harmatiwi dkk. – Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan…
wawancara tentang program monitor evaluasi bahwa keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul
belum ada program monitor dan evaluasi pelaksanaan berupa hambatan internal dan eksternal. Hambatan
supervisi keperawatan oleh pihak manajemen rumah internal berupa faktor demotivasi, sedangkan
sakit. Hasil penelitian disajikan satu dalam bagan 1. hambatan eksternal yakni beban pekerjaan ganda dan
peng-hargaan rumah sakit kepada supervisor dirasa
masih kurang, khususnya dalam hal honorarium.
Belum terdapat program rutin dan berkala tentang
SIMPULAN monitor dan evaluasi kegiatan supervisi kepera
watan di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Berdasarkan hasil penelitian tentang evaluasi karena belum terdapat peraturan atau kebijakan yang
pelaksanaan supervisi keperawatan di RSUD Panem- mengaturnya.
bahan Senopati Bantul dapat diambil kesimpulan
supervisi dilaksanakan sebanyak 17 kali dari 67
supervisi yang terjadwal (25,46%). Berdasarkan hasil
observasi pelaksanaan supervisi ditemukan tingkat DAFTAR PUSTAKA
ketidakpatuhan supervisor dalam menjalankan super-
visi sesuai SOP yang tinggi, yakni terdapat 9 item 1. Aditama, Chandra Yoga. (2004). Manajemen
penilaian yang tidak patuh dari 15 item yang dinilai AdministrasiRumah Sakit. Jakarta: Penerbit
pada checklist observasi. Supervisi keperawatan di Universitas Indonesia (UI-Press)
RSUD Panembahan Senopati Bantul belum dilaksa- 2. Ahaddyah, Rachma Melati. (2012). Analisis
Pelaksanaan Supervisi Keperawatan di RSUD Kota
nakan dengan seharusnya. Supervisi keperawatan di
Depok tahun 2012. Program Ilmu Kesehatan
RSUD Panembahan Senopati Bantul menurut hasil
Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat
wawancara dengan supervisor dilaksanakan dengan Universitas Indonesia.
teknik langsung dan tidak langsung sekaligus, 3. Badi’ah, Atik. (2009). Hubungan Motivasi Perawat
sedangkan menurut hasil observasi, mayoritas dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
dilaksanakan dengan teknik tidak langsung saja. Hal Panembahan Senopati tahun 2008. Poltekes
ini menunjukkan kebelumpahaman supervisor tentang Kesehatan Yogyakarta.
kegiatan supervisi dan uraian tugas supervisor. 4. Bara, M. (2014). Hubungan Motivasi Perawat dengan
Supervisi keperawatan di RSUD Panembahan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan
Senopati Bantul belum menjangkau seluruh area Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Pasar
supervisi yang telah ditetapkan. Hambatan supervisi
Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (1), 47-54 | 54 |
Rebo. Jurnal Health Quality Vol 5 No 1. Halaman 1- Pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.
66 Medan : Universitas Sumatera Utara.
5. Depkes R.I. (2008). Modul Manajemen dan 16. Navsia, Natasia. (2014). Faktor yang Mempengaruhi
Pemberian Asuhan Keperawatan di Unit Ruang Kepatuhan Pelaksanaan SOP Asuhan Keperawatan
Rawat Rumah Sakit. Bandung: Depkes di ICU-ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri. Program
6. Gibson. (2000). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Magister Manajemen Rumah Sakit. Fakultas
Proses. Alih bahasa: Maya Sari. Edisi ke-5. Cetakan Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga. 17. Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan:
7. Gillies, D.A. (1996). Nursing manajement : system Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.
approach. Chigago : Lippincott Company. Jakarta: Salemba Mediaka
8. Hasibuan, Malayu. (2003). Manajemen : Dasar, 18. Purweni, Sri. (2015). Perbedaan Tingkat Kepuasan
Pengertian dan Masalah. Jakarta : PT Bumi Aksara. dan Kinerja Perawat terhadap Penerapan Supervisi
9. Huber, D. (2006). Leadership and Nursing Care Langsung dan Tidak Langsung di RS Islam Sultan
Management. 3rd. Philadelphia: W.B. Saunders Agung Semarang. Tesis. Program Studi Ilmu
Company. Keperawatan. Universitas Diponegoro Semarang.
10. Idayu, Widyana. (2012). Hubungan Motivasi Kerja 19. Robbins, Stephen. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi
dengan Kinerja Perawat dalam Memberikan Asuhan Terjemahan. Jakarta : Erlangga
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit 20. Siregar, Marni. (2008). Pengaruh Motivasi Terhadap
Umum Daerah Langsa. Program Studi Keperawatan. Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap.
Universitas Sumatera Utara. Diambil pada tanggal 10 Desember 2015 dari
11. Ilyas, Y. (2002) Kinerja: Teori penilaian dan http://library.usu.ac.id/index.php?option=com_journal
penelitian. Jakarta: FKM UI. _review&id=13824&task=view
12. Manullarang. (2001). Manajemen Personalia. 21. Sudaryanto, A &Supratman. (2008). Model-Model
Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Supervisi Keperawatan Klinik. Diambil pada tanggal
13. Moerdiyanto. (2004). Teknik Monitoring dan 29 Mei 2016 dari
Evaluasi dalam Rangka Memperoleh Informasi untuk http://eprints.ums.ac.id/1132/1/4h.pdf.
Pengambilan Keputusan Manajemen. Jakarta. 22. Wiyana, Muncul. (2008). Supervisi dalam
14. Mua EL. (2011). Peningkatan Kepuasan dan Kinerja Keperawatan. Diambil pada tanggal 10 Juni 2016.
Perawat Melalui Supervisi Kepala Ruangan. Jurna Dari
Keperawatan Indonesia,14(3), 171-178. http://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=artikel
15. Nainggolan, Mei J (2010). Pengaruh Pelaksanaan dtl.php&id=3
Supervisi Kepala Ruangan terhadap Kinerja Perawat