You are on page 1of 7

“PEKA DAN HAMPA”

(Pemberdayaan Kader Melalui Daring Siaga Gempa)


di Desa Sukawati Kecamatan Sukawati Kabupaten
Gianyar

" PEKA DAN HAMPA "


(Empowering Cadres Through Earthquake Alert
Online) in Sukawati Village, Sukawati District,
Gianyar Regency
1
I Dewa Ayu Marokta Utami Dewi, 2I Made Dwie Pradnya Susila
1
S1 Keperawatan, STIKes Bina Usada Bali, Badung, Bali
2
S1 Keperawatan, STIKes Bina Usada Bali, Badung, Bali

Korespondensi : Ns. I Made Dwie Pradnya Susila, S.Kep.,M.Kes,


dwiepradnya@gmail.com

Abstract. Earthquake is defined as sudden friction in the layers that feel in the earth. Earthquake is
caused by the movement of plates. In the process of earthquakes, there are known as hypocenters and
epicenters. The hypocenter is the point below the earth's surface while the epicenter is the point above
the earth's surface. The epicenter or hypocenter is at the surface of continental plates and ocean
plates that pound each other and cause vibration waves. The characteristics of earthquakes are as
follows: happen in a very short time, the location of certain events, the consequences can cause
disasters, potentially repeated again, can not be predicted, and can not be prevented, but the
consequences can be reduced.Bali is one of the provinces that have a threat of earthquakes that are
related because Bali still has Mount Agung which is still active status until now. This makes the
Balinese people have to start anticipating so that the disaster of an earthquake does not cause many
fatalities. To support this, we made a community service about the earthquake in Sukawati Village
located in Gianyar Regency with the target of youth community namely Karang Taruna Putra Persada
Sukawati Village. Karang taruna is a youth organization that has many tasks, one of which is to help
village management in overcoming problems that may be caused by disasters, especially earthquake
disasters. Karang taruna is given information online which is then expected to be able to disseminate
the information to relatives, families and the surrounding environment so that all communities in
Gianyar are able to be exposed to this information
Keywords: Earthquake, Empowerment, Earthquake Alert

Abstrak. Gempa bumi diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang berasa dalam
bumi. Gempa bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng. Dalam proses gempa bumi ada yang
dikenal dengan hiposentrum dan episentrum. Hiposentrum adalah titik pusat gempa yang berada
dibawah permukaan bumi sedangkan episentrum adalah titik pusat gempa yang berada di atas
permukaan bumi. Pusat gempa atau hiposentrum berada pada pertamuan lempeng benua dan
lempeng samudra yang saling bertumbukan dan menimbulkan gelombang getaran. Adapun
karakteristik gempa bumi adalah sebagai berikut: berlangsung dalam waktu yang sangat singkat,
lokasi kejadian tertentu, akibatnya dapat menimbulkan bencana, berpotensi terulang lagi, belum
dapat diprediksi, dan tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi. Bali
merupakan salah satu provinsi yang mempunyai ancaman yang rawan terjadi gempa bumi yang
diakaibatkan karena Bali masih memiliki Gunung Agung yang masih berstatus aktif sampai saat ini.
Hal ini membuat masyarakat Bali harus memulai antisipasi sehingga bila terjadi gempa tidak banyak
menimbulkan korban jiwa. Untuk mendukung hal tersebut terealisasi maka kami membuat suatu
pengabdian kepada masyarakat mengenai gempa bumi di Desa Sukawati yang terletak di Kabupaten
Gianyar dengan sasaran karang taruna yaitu Karang Taruna Putra Persada Desa Sukawati. Karang
taruna merupakan suatu organisasi perkumpulan pemuda dan pemudi yang memiliki banyak tugas
salah satunya adalah membantu perangkat desa dalam mengatasi masalah-masalah yang mungkin
dapat ditimbulkan akibat dari bencana terutama bencana gempa. Karang taruna diberikan informasi
melalui online yang kemudian diharapkan mampu untuk menyebarluaskan informasi tersebut
kepada kerabat, keluarga dan lingkungan disekitarnya sehingga seluruh masyarakat di Gianyar
mampu terpapar informasi ini.
Kata Kunci : Gempa bumi, Pemberdayaan, Siaga Gempa

Pendahuluan

Gempa bumi diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang
berasa dalam bumi. Karena gempa bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi
atau lapisan bawah bumi berarti gempa bumi adalah getaran pada kulit bumi yang
disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi (Pasau, 2011). Getaran gempa biasa
dinyatakan dalam skala richter. Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-
gerakan lempeng bumi. Bumi kita ini memiliki lempeng-lempeng yang suatu saat
akan bergerak karena adanya tekanan atau energi dari dalam bumi. Lempeng-
lempeng tersebut bisa bergerak menjauh (divergen), mendekat (konvergen) atau
melewati (transform) (Purwandari, 2009).
Dalam proses gempa bumi ada yang dikenal dengan hiposentrum dan
episentrum. Hiposentrum adalah titik pusat gempa yang berada dibawah
permukaan bumi sedangkan episentrum adalah titik pusat gempa yang berada di
atas permukaan bumi. Pusat gempa atau hiposentrum berada pada pertamuan
lempeng benua dan lempeng samudra yang saling bertumbukan dan menimbulkan
gelombang getaran. Lempeng samudra Gelombang getaran tersebut merambat
sampai pada episentrum dan terus merambat ke segala arah di permukaan bumi
dengan cepat.
Adapun karakteristik gempa bumi adalah sebagai berikut:
 Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
 Lokasi kejadian tertentu
 Akibatnya dapat menimbulkan bencana
 Berpotensi terulang lagi
 Belum dapat diprediksi
 Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
Bali merupakan salah satu provinsi yang mempunyai ancaman yang rawan
terjadi gempa bumi yang diakaibatkan karena Bali masih memiliki Gunung Agung
yang masih berstatus aktif sampai saat ini. Hal ini membuat masyarakat Bali
harus memulai antisipasi sehingga bila terjadi gempa tidak banyak menimbulkan
korban jiwa. Bagi masyarakat Bali, kondisi alam yang rawan ini adalah sesuatu
yang harus diterima sehingga mau tidak mau, tinggal di batas pertemuan lempeng
tektonik. Upaya strategis yang perlu dilakukan adalah meningkatkan dan
mengembangkan kapasitas masyarakat dan lembaga terkait terkait mitigasi
bencana.
Gianyar merupakan salah satu kabupaten di Bali yang pada tahun 2019 terjadi
bencana gempa yang meruntuhkan atp gedung DPRD dan menimpa Rutan
Gianyar. Hal tersebut menjadi salah satu faktor bahwa masih belum terpaparnya
sosialisasi mengenai bagaimana seharusnya kita mengantisipasi jika terjadi gempa
bumi. Untuk mendukung hal tersebut terealisasi maka kami membuat suatu
pengabdian kepada masyarakat mengenai gempa bumi di Desa Sukawati yang
terletak di Kabupaten Gianyar dengan sasaran karang taruna yaitu Karang Taruna
Putra Persada Desa Sukawati. Karang taruna merupakan suatu organisasi
perkumpulan pemuda dan pemudi yang memiliki banyak tugas salah satunya
adalah membantu perangkat desa dalam mengatasi masalah-masalah yang
mungkin dapat ditimbulkan akibat dari bencana terutama bencana gempa.
Karang taruna diberikan informasi melalui online yang kemudian diharapkan
mampu untuk menyebarluaskan informasi tersebut kepada kerabat, keluarga dan
lingkungan disekitarnya sehingga seluruh masyarakat di Gianyar mampu terpapar
informasi ini. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
karang taruna mengenai bagaimana cara menghindarkan diri dari bahaya gempa di
Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar.

Metode Pelaksanaan

Tempat dan Waktu : Pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Sukawati,


Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar yang dilaksanakan pada tanggap 26
November 2020

Khalayak Sasaran : Khalayak sasaran dari pengabdian masyarakat ini adalah


Karang Taruna Putra Persada Desa Sukawati

Metode Pengabdian :

1. Sebelum dilakukannya penyuluhan kesehatan karang taruna terlebih


dahulu diminta untuk mengisi form pretest yang telah disediakan oleh
panitia yang gunanya untuk mengukur seberapa besar pengetahuan karang
taruna terhadap bencana gempa sebelum diberikannya penyuluhan

2. Penyuluhan tentang materi gempa

3. Memberikan penyuluhan bagaimana cara menghadapi bila terjadi gempa

4. Memberikan form posttest kepada karang taruna sebagai pengukuran


apakah pengetahuan karang taruna tersebut mengalami peningkatan
setelah diberikan penyuluhan.

Indikator Keberhasilan. Indikator keberhasilan program ini dapat dilihat dari hasil
posttest yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa adanya peningkatan
pemahaman peserta (baik dan sangat baik di atas 75%) yang didapat dari materi
yang telah diberikan ketika penyuluhan.

Metode Evaluasi. Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur ketercapaian


pemahaman peserta dari penyuluhan adalah dengan melakukan pengisian form
posttest yang disebarkan melalui link google form kemudian diisi oleh karang
taruna. Selain itu dilihat juga dari antusias dari peserta pada saat mmberikan
pertanyaan dan mengklarifikasi jawaban yang telah diberikan.

Hasil dan Pembahasan

Penyuluhan Gempa

Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemberdayaan kader siaga gempa


ini secara umum berjalan lancar dan kondusif (Indriasari, 2018). Karang Taruna
Putra Persada Desa Sukawati sangat antusias dalam menyimak materi dan
memberikan pertanyaan dari materi yang telah diberikan. Kegiatan pembukaan
dihadiri oleh Ketua Karang Taruna Putra Persada Desa Sukawati dan Dosen
pengampu mata kuliah keperawatan bencana selaku dosen yang mewakili pihak
STIKES Bina Usada Bali. Setelah pembukaan dilanjutkan dengan penyampaian
materi tentang gempa.
Keberhasilan Program Pengabdian Masyarakat
Ketercapaian Pemahaman Materi Gempa Pemahaman peserta diukur dengan
angket dengan 10 pernyataan Pernyataan meliputi Apa itu gempa, karakteristik
gempa, kecuali, dampak yang dapat ditimbulkan dari terjadinya gempa bumi,
persiapan untuk keadaan darurat gempa, apa yang kita lakukan ketika terjadi
gempa bumi, tujuan kesiapsiagaan, dampak non-fisik yang bisa ditimbulkan dari
bencana gempa, alat apa yang harus ada di setiap tempat, apa yang akan anda
lakukan jika terjadi gempa saat didalam ruangan, apa yang anda lakukan jika
terjadi gempa di luar ruangan (Nur, 2010). Secara umum ketercapaian individu
dengan kategori sangat baik (13 orang), baik (7 orang), cukup baik (0 orang) dan
tidak baik (0 orang). Tingkat keberhasilan individu dinyatakan dengan kriteria
sangat baik dan baik sejumlah 19 orang. Presentase keberhasilan secara klasikal
sebanyak 90% berhasil dan 10% tidak berhasil. Kesulitan yang dialami peserta
adalah pada fase memahami apa yang dilakukan saat terjadi gempa (Arifin, 2014).
Tim pengabdian akan melakukan monitoring dan pendampingan secara mendalam.

Kesimpulan
Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemberdayaan kader siaga gempa ini
secara umum berjalan lancar dan kondusif. Karang Taruna Putra Persada Desa
Sukawati sangat antusias dalam menyimak materi dan memberikan pertanyaan
dari materi yang telah diberikan. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pengabdian masyarakat ini telah berhasil melampaui indikator yang telah
ditetapkan. Tingkat keberhasilan individu dinyatakan dengan kriteria sangat baik
dan baik sejumlah 19 orang. Presentase keberhasilan secara klasikal sebanyak
90% berhasil dan 10% tidak berhasil.

Ucapan Terima Kasih


Tim pengabdian masyarakat menyampaikan ucapan terimakasih kepada 1)
Dr. Ir. I Putu Santika, MM selaku Ketua STIKES Bina Usada Bali yang telah memberikan
kesempatan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Sukawati, Kabupaten
Gianyar. 2) Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Bina Usada Bali yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan
pengabdian kepada masyarakat di Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar , 3) Ns. I Made Dwie
Pradnya Susila, S.Kep., M.Kes selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan
masukan serta bimbingannya kepada kelompok kami dari persiapan hingga tahap
penyusulan laporan kegiatan, 4) Pemerintah Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar yang
telah memberikan izin untuk melakukan pengabdian masyarakat di desa tersebut , 4) Karang
Taruna Putra Persada Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar yang telah mengikuti
pengabdian masyarakat yang kami laksanakan.
Referensi

Aktivitas Gunung Api di Indonesia. (2015). http://merapi.bgl.esdm.go.id/


diakses pada Kamis 21 Mei 2015

Arifin, S. S. (2014). PENENTUAN ZONA RAWAN GUNCANGAN BENCANA GEMPA


BUMI BERDASARKAN ANALISIS NILAI AMPLIFIKASI HVSR MIKROTREMOR
DAN ANALISIS PERIODE DOMINAN DAERAH LIWA DAN SEKITARNYA. 2(1).

Bencana gempa bumi  | Feri dan Makhfudli, jateng : 2009


Caraka Tani – Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1 Maret
2014

BMKG. (2015). http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Gempabumi_-


_Tsunami/Gempabumi/gempabumi_terkini.bmkg Diakses pada hari
Kamis, 21 Mei 2015

Indriasari, F. N. (2018). Pengaruh Pemberian Metode Simulasi Siaga Bencana


Gempa Bumi terhadap Kesiapsiagaan Anak di Yogyakarta. Jurnal
Keperawatan Soedirman, 11(3), 199.
https://doi.org/10.20884/1.jks.2016.11.3.700

Menjaga Kelestarian Fungsi Gunung Sebagai Menara Air (Water Tower) |


Perum Jasa Tirta I

Nur, A. M. (2010). Gempa Bumi, Tsunami Dan Mitigasinya. Jurnal Geografi, 7(1).
https://doi.org/10.15294/jg.v7i1.92

Status Gunung Api di Indonesia. (2015). http://pvmbg.bgl.esdm.go.id/ . Diakses


pada Kamis, 21 Mei 2015

Sebaran Gunung Api di Indonesia. (2015).


http://pvmbg.bgl.esdm.go.id/index.php/gunungapi/tentang-gunungapi.
Diakses pada Kamis, 21 Mei 2015

Waluyo, Joko. (2007). Ilmu Geografi. Jakarta : Graha Pustaka.

Team Ensiklopedia Indonesia. (2012). Perambatan Gelombang Gempa


http://ensiklopediindonesia.net/ perambatan_gelombang_gempa Diakses
pada hari Kamis, 21 Mei 2015

Pasau, G. (2011). Pemodelan Sumber Gempa Di Wilayah Sulawesi Utara


Earthquake Source Modeling of North Sulawesi Region As. Jurnal Ilmiah
Sains, 11(2).

Purwandari, P. (2009). Pengembangan Model Rehabilitasi Berbasis Masyarakat


(Rbm) Bagi Penyandang Cacat Korban Gempa Bumi Tektonik di Wilayah
Kabupaten Bantul dan Sleman. Jurnal Penelitian Humaniora, 3, 15–32.
https://journal.uny.ac.id/index.php/humaniora/article/view/5025
Zastroni. (2013). Mitigasi Gempa Bumi available at
http://Www.Scribd.Com/Doc/ 133572361/Mitigasi-Gempa diakses pada
hari Jumat 22 Mei 2015

You might also like