You are on page 1of 14

JURNAL ILMU KEPERAWATAN

(Journal of Nursing Science)


Volume 7 No. 2, November 2019

SUSUNAN REDAKSI
JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAFTAR ISI

CORRELATION BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY WITH PREECLAMPSIA


IN PREGNANT WOMEN IN WORK AREA OF TEMPUREJO PUBLIC
Editor Kepala HEALTH CENTER, JEMBER
Ns. Bintari Ratih K., M.Kep Desi Trisari, Dini Kurniawati, Peni Perdani.......................................112-122

Penyunting/Editor THE EFFECT OF SPIRITUALITY ON THE SYNDROME OF BURN OUT


AND NURSE TURNOVER INTENTION AT THE ISLAMIC HOSPITAL OF
Ns. Shila Wisnasari, S.Kep., M.Biomed
GONDANGLEGI MALANG
Hari Dwi Suharsono, Nikma Fitriasari, Anggi Gilang Yudiansyah, Faritz
Desain Grafis Subiyaktoro Putra.............................................................................123-132
Ns. Mifetika Lukitasari, S.Kep., M.Sc
RELATIONSHIP BETWEEN LEVEL OF DISASTER KNOWLEDGE
Sekretariat AND ATTITUDE OF LANDSLIDE DISASTER PREPAREDNESS IN
VOLUNTEERS “KELURAHAN TANGGUH” IN MALANG CITY
Ns. Elvira Sari Dewi, S.Kep., M.Biomed
Ika Setyo Rini, Niko Dima Kristianingrum, Rizka Widyastikasari.....133-144

COMPARISON OF NATIONAL EARLY WARNING SCORE (NEWS) AND


REVISED TRAUMA SCORE (RTS) IN THE OUTCOME PREDICTION OF
HEAD INJURY PATIENTS
Iseu Mapagresuka, Abdurahman Wahid, Ifa Hafifah........................145-159

Alamat Redaksi
LITERATURE STUDY: VALIDITY AND RELIABILITY TEST OF MASLACH
Gedung Biomedik Lt. 2 INSTRUMENTS BURNOUT INVENTORY-HUMAN SERVICES SURVEY
Fakultas Kedokteran Universitas (MBI-HSS) IN NURSES IN SEVERAL COUNTRIES
Brawijaya Liza Fauzia, Kadek Ayu Erika, Andi Masyitha Irwan........................160-166
Jalan Veteran Malang 65145
Telepon (0341) 551611, 569117, THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ABILITY TO PERFORM ACTIVITIES
567192 OF DAILY LIVING WITH RISK FOR FALLS AMONG OLDER ADULTS IN
Pesawat 126; TRESNA WERDHA SOCIAL SERVICE BANYUWANGI
Luthfi Fadlilatun Nisa, Latifa Aini, Kholid Rosyidi.............................167-175
Fax (62) (0341) 564755
Email: jik@ub.ac.id
THE ROLE OF CULTURE ON COMMUNITY PERCEPTION ABOUT
Website: www.jik.ub.ac.id MENTAL DISORDER
Maria Julieta Esperanca Naibili, Erna Rochmawati.........................176-186

OVERVIEW OF THE COPING STRATEGY OF FARMERS IN THE FLOOD


DISASTER AREA OF WONOASRI VILLAGE, TEMPUREJO DISTRICT,
JEMBER REGENCY
Emi Wuri Wuryaningsih, Enggal Hadi K., Wahyuni Murti Faiza.......187-194

www.jik.ub.ac.id
i
RELATIONSHIP BETWEEN LEVEL OF DISASTER KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF
LANDSLIDE DISASTER PREPAREDNESS IN VOLUNTEERS "KELURAHAN TANGGUH”
IN MALANG CITY

Ika Setyo Rini, Niko Dima Kristianingrum, Rizka Widyastikasari


Nursing School, Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya Malang

ABSTRACT
Indonesia is located between the Eurasian Continent Plate, the Indian-Australian Plate and the Pacific Ocean
Plate. It is passed through a series of Mediterranean Circuits and the Pacific Circum. The process of plate
and volcanic activity results in natural disasters including landslides. Indonesia has 918 vulnerable location
points that are spread in various parts of Indonesia which cause natural disasters in Indonesia to increase
every year. BPBD of Malang Citymade a program “Kelurahan Tangguh” to improve community preparedness
against disasters. The purpose of this study was to explore the relationship between landslide disaster
preparedness knowledge andattitude on volunteers of “Kelurahan Tangguh” in KotaLama, Bandungrejosari
and Polehanbecause these three villages experienced the most landslides during 2018. The design of this
research is observational correlational analytic with cross sectional research. The research respondents were
39 volunteers in Kotalama, Bandungrejosari and Polehan with a total sampling method. Data were collected
using a questionnaire to determine the level of knowledge and attitudes of preparedness. Data analysis used
aSpearman’s rank correlation test. The results of the study state that there is a relationship between the level
of knowledge and attitudes of preparedness. There is a positive relationship between the level of knowledge
with landslide preparedness attitudes (p = 0.000, α = 0.05), r = 0.610. There is a unidirectional relationship
between the level of knowledge and attitudes of preparedness for landslides. Health workers, especially nurses
and other professionals can partner with BPBD to actively conduct education, motivation and various training
for volunteer empowerment in disaster preparedness in Malang City.
Keywords: Knowledge Level, Attitude, Volunteers.

ABSTRAK
Indonesia terletak diantara Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng Samudra
Pasifik dan dilalui rangkaian pegunungan Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik. Proses aktivitas lempeng
dan vulkanik mengakibatkan bencana alam diantaranya tanah longsor. Indonesia memiliki 918 titik lokasi
rentan longsor yang tersebar diberbagai wilayah Indonesia yang menyebabkan bencana alam di Indonesia
terus meningkat setiap tahunnya. BPBD Kota Malang membentuk program “Kelurahan Tangguh” untuk
meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap kesiapsiagaan bencana tanah longsor pada relawan
“Kelurahan Tangguh” di Kelurahan Kotalama, Bandungrejosari danPolehan Kota Malang karena ketiga
kelurahan tersebut mengalami kejadian tanah longsor paling banyak sepanjang tahun 2018.Design penelitian
ini adalah observasional analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian
sebanyak 39 relawan di Kelurahan Kotalama, Bandungrejosari dan Polehan Kota Malang dengan metode total
sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
sikap kesiapsiagaan. Analisa data menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap kesiapsiagaan. Terdapat hubungan positif
antara tingkat pengetahuan dengan sikap kesiapsiagaan bencana tanah longsor (p = 0.000, α = 0.05), r =
0,610. Terdapat hubungan searah antara tingkat pengetahuan dan sikap kesiapsiagan bencana tanah longsor.
Tenaga kesehatan terutama perawat dan tenaga profesional lainnya dapat bermitra dengan BPBD secara
aktif melakukan edukasi, motivasi dan berbagai pelatihan untuk pemberdayaan relawan dalam kesiapsiagaan
bencana di Kota Malang.
Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Sikap, Relawan.

Jurnal Ilmu Keperawatan Vol. 7 No. 2. November 2019. Korespondensi: Ika Setyo Rini. Jurusan
Keperawatan Universitas Brawijaya. Email: ikarini_24@yahoo.com. Doi10.21776/ub.jik.2019.
007.02.3

www.jik.ub.ac.id
133
PENDAHULUAN pada periode 2005-2015 telah terjadi lebih dari
78% kejadian bencana alam yaitu sebanyak
Indonesia merupakan negara kepulauan
11.648 merupakan bencana hidrometeorologi
yang diapit oleh dua samudra yaitu Samudra
yang memberikan dampak cukup besar
Pasifik dan Samudra Hindia dan dua benua
bagi lingkungan dan masyarakat. Bencana
yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Secara
hidrometeorogi dapat berupa banjir, angin puting
geologi Indonesia terletak diantara tiga lempeng
beliung, tanah longsor dan lain sebagainya.
yaitu Lempeng Benua Eurasia, Lempeng
Indonesia juga memiliki 918 titik lokasi rentan
HindiaAustralia dan Lempeng Samudra Pasifik
longsor yang tersebar di berbagai wilayah (Daud
serta dilalui oleh dua rangkaian pegunungan
et al., 2014). Kejadian tanah longsor terbanyak
besar yaitu rangkaian Sirkum Mediterania
dijumpai di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat,
dan Sirkum Pasifik. Lempeng Hindia bertemu
Jawa Timur, Sumatera Barat dan Kalimantan
dengan Lempeng Benua Eurasia dari arah
Timur. Menurut data matriks BNPB (2016)
selatan dan Lempeng Samudra Pasifik bertemu
terdapat lebih dari 14 juta jiwa yang berisiko
dengan Lempeng Benua Eurasia dari arah timur
terpapar bencana longsor di wilayah Indonesia.
(Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan
Kejadian bencana alam di Indonesia terus
Tinggi, 2018).
meningkat setiap tahunnya. Menurut BNPB
Lempeng-lempeng tersebut bergerak
melaporkan kejadian bencana pada akhir tahun
dengan kecepatan 10 cm setiap tahunnya
2014 tercatat sebanyak 1.567 bencana,kemudian
(Zakaria, 2007). Aktivitas lempeng-lempeng
pada tahun 2016 meningkat menjadi 2.151
ini dapat menyebabkan deformasi batuan
bencana (BNPB,2016). Pada periode Januari-
dan menimbulkan bencana seperti gempa,
Maret 2018 telah terjadi sebanyak 513 kejadian
kegiatan gunung berapi dan gerakan tektonik. bencana yang terdiri dari angin puting beliung
Rangkaian pegunungan besar menyebabkan 182 kejadian, banjir 157 kejadian, longsor
banyak persebaran gunung api di Indonesia 137 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 15
sehingga terdapat banyak aktivitas vulkanik kejadian, kombinasi banjir dan tanah longsor
di Indonesia (Kementrian RisetTeknologi dan 10 kejadian, gelombang pasang dan abrasi 7
Pendidikan Tinggi, 2018). Proses-proses dari kejadian, gempa bumi 3 kejadian, dan erupsi
aktivitas lempeng dan vulkanik tersebut juga gunung api 2 kejadian (BNPB, 2017).
dapat mengakibatkan bencana alam salah
Kejadian-kejadian bencana tersebut
satunya tanah longsor (Risdiyanto, 2011).
memiliki dampak kerugian yang dirasakan baik
Gerakan-gerakan tanah yang terjadi akibat gaya secara langsung maupun tidak langsung. Pada
gempa dan guncangan pada proses tersebut tahun 2014terdapat korban meninggal dan
mengakibatkan menguatnya gaya pendorong hilang sekitar 568 jiwa, korban yang menderita
untuk terjadi longsor (Nandi, 2007). dan mengungsi sebanyak 2.680.133 jiwa dan
Selain itu Indonesia adalah salah satu negara kerusakan pemukiman 51.577 unit perumahan
yang sering terjadi bencana hidrometeorologi (BNPB, 2014). Pada tahun 2016 kejadian
atau bencana yang disebabkan oleh perubahan bencana mengakibatkan korban yang meninggal
iklim dan cuaca. MenurutBadan Nasional dan hilang sejumlah 363 jiwa, korban menderita
Penanggulangan Bencana (BNPB) (2016) dan mengungsi sebanyak 2.770.814 jiwa dan

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 7, No. 2 November 2019


134
kerusakan pemukiman sejumlah 36.296 unit karena itu masyarakat, tenaga kesehatan dan
perumahan (BNPB, 2016). Kejadianbencana, pemerintah perlu mengetahui risiko bencana
selain menyebabkan banyaknya korban juga yang rawan terjadi di wilayahnya dan bagaimana
menyebabkan kerugian yang diperkirakan cara menanggulanginya. Adanya komunitas-
mencapai puluhan triliun rupiah dikarenakan komunitas khusus di masyarakat seperti
banyaknya kerusakan fasilitas umum seperti karang taruna, mahasiswa yang melakukan
fasilitas ibadah, fasilitas pendidikan hingga Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan Palang Merah
fasilitas kesehatan yang mengalami kerusakan Indonesia (PMI) serta potensi lokal lainnya perlu
(BNPB, 2017). diberdayakan untuk penanggulangan bencana
tersebut (BNBP, 2017).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) menyebutkan Provinsi Jawa Timur Salah satu cara untuk menghadapi
termasuk salah satu wilayah yang memiliki bencana adalah dengan meningkatkan

12 risiko ancaman bencana yang didominasi sikap kesiapsiagaan terhadap bencana.

oleh kejadian bencana hidrometerologi yaitu Kesiapsiagaan bencana adalah rangkaian

tanah longsor, banjir dan angin puting beliung kegiatan pengorganisasian yang dilakukan

(BPBD, 2016). Provinsi Jawa Timur memiliki untuk mengantisipasi bencana melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna (BNBP,
38 kabupaten atau kota dimana sebanyak 29
2017). Kesiapsiagaan bencana dipengaruhi
diantaranya merupakan wilayah yang berisiko
beberapa faktor diantaranya pengetahuan dan
tinggi terjadi bencana termasuk didalamnya
sikap, kebijakan dan panduan, rencana keadaan
adalah Kota Malang (BPBD, 2016).
darurat bencana, sistem peringatan bencana
BPBD Kota Malang menyebutkan bahwa
dan mobilisasi sumberdaya (Husna, 2012).
kejadian bencana paling banyak di Kota Malang
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu
pada tahun 2018 adalah pohon tumbang dan
yang didapatkan dari penginderaan suatu
tanah longsor sedangkan banjir hanya berupa
objek sedangkan sikap merupakan manifestasi
genangan air. Kejadian tanah longsor di Kota
dari sebuahkeyakinan untuk membuat respon
Malang merupakan kejadian terbanyak, tercatat
dalam suatu situasi dengan cara yang dipilih
sebanyak 42 kejadian disepanjang tahun 2018
(Ningtyas, 2015). Pengetahuan memiliki
dan menyebabkan kerugian nomor satu diantara
hubungan yang positif dengan sikap. Semakin
bencana yang lain yaitu sebesar lebih dari 2.6
tinggi pengetahuan seseorang maka akan
milyar rupiah.
menunjukkan sikap yang lebih baik (Radhi et
Kejadian bencana dapat memberikan al., 2015). Berbeda dengan hasil penelitian
dampak yang dapat dirasakan secara langsung yang dilakukan oleh Husna (2012) meskipun
maupun tidak langsung. Salah satu cara untuk perawat telah diberikan edukasi dan pelatihan,
mengurangi dampak bencana adalah dengan tetapi tidak adanya faktor perencanaan dalam
membentuk relawan bencana. Menurut BNPB menghadapi bencana hal ini dapat menjadi faktor
(2017) relawan bencana dibagi menjadi dua penghambat bagi kesiapan perawat bila terjadi
jenis yaitu yang berasal dari lembaga dan dari bencana. Oleh karena itu, walaupun seseorang
masyarakat. Masyarakat menjadi salah satu telah diberikan edukasi dan pelatihan namun
bagian penting dari relawan bencana. Oleh belum tentu akan memiliki sikap kesiapsiagaan

www.jik.ub.ac.id
135
yang baik apabila ada dari faktor kesiapsiagaan relawan “Kelurahan Tangguh” di Kelurahan
bencana yang tidak berfungsi. Kotalama, Bandungrejosari dan Polehan
BPBD Kota Malang telah membentuk Kota Malang. PopuIasi peneIitian ini adaIah
program “Kelurahan Tangguh” dengan tujuan masyarakat relawan yang tergabung dalam
untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Kelurahan Tangguh berada di wilayah Kelurahan
terhadap bencana. Program Kelurahan Tangguh Kotalama, Bandungrejosari dan Polehan.
telah berjalan sejak tahun 2016. Pada “Kelurahan Jumlah sample penelitian sebanyak 39 relawan
Tangguh” dibentuk sebuah komunitas relawan (10 orang dari Kelurahan Polehan, 11 orang
bencana yang akan bertanggung jawab atas dari Kelurahan Kotalama dan 19 orang dari
kesiapsiagaan bencana di wilayahnya. Dalam Kelurahan Bandungrejosari) dihitung dengan
program ini kegiatan yang dilakukan oleh menggunakan rumus total sampling.
BPBD mencakup pendataan, pembinaan, Instrumen dalam penelitian ini adalah
pengerahan, pemantauan dan evaluasi relawan menggunakan kuesioner. Pengetahuan
penanggulangan bencana. Dalam program ini bencana tanah longsor diukur menggunakan
ditargetkan setiap tahunnya akan terbentuk kuesioner pengetahuan kesiapsiagaan
relawaan Kelurahan Tangguhdi 3-5 kelurahan bencana tanah longsor (Ningtyas, 2015) yang
wilayah lainnya. Program “Kelurahan Tangguh” telah dimodifikasi. Kuesioner ini berjumlah 30
telah terbentuk di 15 kelurahan dari 52 kelurahan pertanyaan yang membahas tentang penyebab,
yang ada di Kota Malang. Terdapat 3“Kelurahan tanda-tanda terjadinya tanah longsor, hal-
Tangguh”yang mengalami kejadian tanah hal yang harus dilakukan dan pencegahan
longsor paling banyak sepanjang tahun 2018 terhadap terjadinya tanah longsor. Uji validitas
yaitu kelurahan Kotalama, Bandungrejosari dan instrumen pengetahuan kesiapsiagaan bencana
Kelurahan Polehan. Pada Kelurahan Kotalama tanah longsor menunjukkan bahwa instrumen
terjadi 7 kejadian tanah longsor, Kelurahan kuesioner valid dengan nilai r hitung = 0.596-
Bandungrejosari sebanyak 4 kejadian dan 0.818, yang > dari r tabel (r tabel = 0.553) pada
Kelurahan Polehan sebanyak 3 kejadian semua pertanyaan. Kuesioner juga reliabel
(BPBD Kota Malang, 2018). Peneliti tertarik dengan nilai cronbach alfa = 0.968. Sikap
untuk melakukan penelitian tentang hubungan Kesiapsiagaan bencana tanah longsordiukur
antara tingkat pengetahuan dengan sikap dengan menggunakan kuesioner sikap
kesiapsiagaan tanah longsor pada relawan kesiapsiagaan bencana longsor (Ningtyas, 2015)
“Kelurahan Tangguh” di Kelurahan Kotalama, yang telah dimodifikasi. Kuesioner ini berjumlah
Bandungrejosari dan Polehan Kota Malang. 30 pertanyaan yang membahas tentang
penyusunan, pengorganisasian, dan uji coba
rencana penanggulangan bencana, penyediaan
METODE
logistik, sarana dan prasarana serta Informasi
Jenis peneliitian ini adalah observasional dan prosedur-prosedur tetap tanggap darurat.
analitik korelasional dengan pendekatan cross Uji validitas instrumen sikap kesiapsiagaan
sectional. Desain ini digunakan untuk mencari bencana tanah longsor menunjukkan bahwa
hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap instrumen kuesioner valid dengan nilai r hitung
kesiapsiagaan bencana tanah longsor pada = 0.598-0.895, yang > dari r tabel (r tabel =

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 7, No. 2 November 2019


136
0.553) pada semua pertanyaan. Kuesioner juga menikah sebanyak 38 orang (97,4%). Tingkat
reliabel dengan nilai cronbach alfa = 0.972. pendidikan responden sebagian besar adalah
Analisa data bivariate menggunakan uji korelasi SMA sebanyak 27 orang (69,2%). Pekerjaan
Spearman Rankdengan α = 0.05. responden sebagian besar ibu rumah tangga
sebanyak 21 orang (53,8%). Responden sebagian
besar mejadi relawan kelurahan tangguh selama
HASIL
2-3 tahun sebanyak 21 orang (53,8%).
Karakteristik Responden
Tabel 2. Karakteristik Responden Pelatihan
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kebencanaan yang Telah Diikuti
Jenis Kelamin, Usia, Status Pernikahan, No. Pelatihan yang Prosentase (%)
Tingkat Pendidikan, Pekerjaan dan Lama Telah Diikuti Mengikuti Tidak
Mengikuti
Menjadi Relawan
1. Simulasi 35,9 64,1
No. Karakteristik n % Prabencana
2. Simulasi 41 59
1. Jenis Kelamin:
Pascabencana
Laki-laki 17 43,6 3. Pemasangan Jalur 41 59
Perempuan 39 56,4 Evakuasi
2. Usia: 4. Penanganan Dini 33,3 66,7
Bencana
31-40 tahun 5 12,8
41-50 tahun 21 53,8 5. Rescue 25,6 75,4
51-59 tahun 13 33,3 6. Monitoring 28,2 71,8
Lingkungan
3. Status pernikahan:
7. Sosialisasi Iklim 20,5 79,5
Menikah 38 97,4
8. Simulasi Bongkar 56,4 43,6
Belum menikah 1 2,6 Pasang Tenda
4. Tingkat pendidikan: 9. Mendirikan Dapur 10,3 89,7
SD 4 10,3 Umum
SMP 7 17,9 10. Pemetaan Wilayah 76,9 23,1
Risiko Bencana
SMA 27 69,2
Perguruan Tinggi 1 2,6 Sumber: Data Primer (2019)
5. Pekerjaan:
Pegawai Negeri 1 2,6
Pegawai Swasta 13 33,3 Berdasarkan tabel 2 sebagian besar
Ibu Rumah Tangga 21 53,8 masyarakat pernah mendapatan pelatihan
Lain-lain 4 10,3
Pemetaan Wilayah Risiko Bencana sebanyak
6. Lama waktu menjadi
relawan: 76,9% untuk mengetahui pemetaan risiko
1-2 tahun 18 46,2 bencana di wilayahnya.
2-3 tahun 21 53,8
Tabel 3. Distribusi Data Tingkat Pengetahuan
Sumber: Data Primer (2019)
Responden Terhadap Kesiapsiagaan
Bencana Tanah Longsor
Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil distribusi
responden sebagian besar adalah perempuan Skor Pengetahuan n %
Tinggi 16 41
sebanyak 39 orang (56,4%). Umur responden
Sangat Tinggi 23 59
sebagian besar berusia 41-50 tahun sebanyak Total 39 100
21 orang (53,8%). Responden sebagian besar Sumber: Data Primer (2019)

www.jik.ub.ac.id
137
Responden yang memperoleh skor pengetahuan relawan bencana terkait kesiap-
pengetahuan tinggi sejumlah 16 orang (41%) siagaan bencana di Kelurahan Kotalama,
sedangkan responden yang memperoleh skor Bandungrejosari dan Polehan Kota Malang
sangat tinggi sejumlah 23 orang (59%). adalah baik. Penelitian ini didukung oleh
penelitian dari Fauzi, dkk (2017) bahwa
Tabel 4. Distribusi Data Sikap Responden
pengetahuan masyarakat di Wonogiri Jawa
Terhadap Kesiapsiagaan Bencana Tanah
Tengah menunjukkan pengetahuan yang baik
Longsor
(25,73%). Pengetahuan merupakan faktor
Skor Sikap n %
utama kunci kesiapsiagaan suatu komunitas.
Baik 3 7,7
Sangat baik 36 92,3 Pengetahuan tentang bencana bermanfaat
Total 39 100 untuk mempengaruhi sikap dan kepedulian
Sumber: Data Primer (2019) masyarakat untuk kesiapsiagaan dalam
mengantisipasi bencana (Fauzi, dkk, 2017).
Sebagian besar responden bersikap sangat Pengetahuan merupakan hasil dari
baik terhadap kesiapsiagaan tanah longsor pengindraan, atau hasil tahu seseorang
(92,3%). terhadap objek melalui indra yang dimilikinya,
meliputi indra penglihatan, pendengaran,
Tabel 5. Hubungan Antara Tingkat
penciuman, perasa dan peraba (Notoatmodjo,
Pengetahuan dengan Sikap Kesiapsiagaan
2010).Terdapat beberapa faktor yang dapat
Bencana Tanah Longsor
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
Variabel p-value Korelasi
Spearman mengenai bencana yaitu pendidikan, informasi
Tingkat Pengetahuan atau media massa, sosial budaya, ekonomi,
Sikap 0,000 0,610 lingkungan, pengalaman dan usia.Sesuai
Sumber: Data Primer (2019) dengan hasil penelitian tersebut, responden
memiliki tingkat pendidikan tinggi diantaranya
Terdapat hubungan variabel tingkat SMA dan perguruan tinggi dengan rata-rata
pengetahuan dengan sikap kesiapsiagaan menjadi relawan adalah 2-3 tahun (53,8%).
bencana tanah longsor. Nilai korelasi Spearman Pengetahuan yang baik dalam penelitian
bernilai positif yang artinya semakin tinggi tingkat ini didukung oleh faktor usia dan tingkat
pengetahuan kesiapsiagaan bencana tanah pendidikan. Sebagian besar relawan bencana
longsor maka sikap kesiapsiagaan menghadapi berusia 41-50 tahun (53,8%) kemudian diikuti
bencana tanah longsor semakin tinggi pula. oleh usia 51-59 tahun (33,3%) dan 31-40
tahun dengan presentase 12,8%. Dari hasil

PEMBAHASAN tersebut dapat dilihat bahwa usia relawan


bencana tergolong dalam usia produktif.
Tingkat Pengetahuan Terkait Bencana Tanah Definisi usia produktif atau penduduk usia
Longsor produktif (15-64 tahun) merupakan penduduk
Tingkat pengetahuan relawan bencana yang dapat menghasilkan barang dan jasa baik
berada pada tingkat kategori tinggi (41%) untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
dan sangat tinggi (59%). Hal ini menunjukkan kebutuhan masyarakat (Sukmaningrum, 2017).

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 7, No. 2 November 2019


138
Kemampuan masyarakat untuk mendukung seseorang maka akan memiliki kesadaran
sebuah program juga dilihat dari kemampuan yang tinggi akan kepentingannya sehingga
fisik, mental dan materi. Apabila dilihat dari mendorong seseorang untuk mencari informasi
kemampuan fisik mayoritas usia produktif yang mereka butuhkan (Ramasamy, 2013).
memiliki tubuh yang sehat dan tidak cacat. Tingkat pendidikan yang telah ditempuh juga
Apabila dilihat dari kemampuan mental akan menghasilkan pengetahuan yang sesuai
berhubungan dengan pikiran dan kemampuan dengan latar belakang pendidikan (Hayana,
untuk berinteraksi usia produktif memiliki 2015).
kemampuanuntuk berkomunikasi dengan baik Pendidikan tidak hanya ditempuh secara
sedangkan kemampuan materi dapat dilihat dari formal namun dapat ditempuh secara non-formal.
tingkat ekonominya dimana mayoritas berada Relawan bencana di Kelurahan Kotalama,
pada tingkat menengah kebawah (Choresyo et. Bandungrejosari dan Polehan Kota Malang
al, 2017). Program “Kelurahan Tangguh” yang sebelumnya telah mendapatkan pelatihan untuk
diusung oleh BPBD mencakup membentuk tim menghadapi bencana. Hasil penelitian ini sesuai
relawan bencana yang melibatkan partisipasi
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
masyarakat.
oleh Anwas (2013) menyebutkan bahwa
Salah satu faktor yang mempengaruhi pendidikan non-formal dengan memberikan
tingkat pengetahuan adalah usia. Usia pelatihan memiliki pengaruh yang signifikan
juga tidak bisa lepas bila dikaitkan dengan dalam peningkatan pengetahuan (Anwas, 2013).
pengalaman yang telah dimilikinya. Semakin
Pelatihan sendiri memiliki definisi sebagai
berumur atau semakin banyak pengalaman
proses belajar mengajar yang ditujukan untuk
yang didapatkan seseorang maka proses
meningkatkan pengetahuan, mengubah perilaku
cara berfikir dan bersikap semakin matang
dan mengembangkan keterampilan agar
(Swasana, 2015). Apabila dilihat dari tingkat
mampu melaksanakan tanggungjawab dengan
pendidikan mayoritas relawan bencana berada
baik (Rusmilawati et. aI, 2016). Hasil penelitian
pada tingkat SMA sejumlah 27 orang (69,2%).
dari Rusmilawati et. al (2016) mengatakan
Menurut Pangestu (2016) menyebutkan bahwa
bahwa pelatihan berpengaruh 37,8% atau
relawan yang lulus pada tingkat SMA memiliki
5,3 kali terhadap peningkatan pengetahuan
fungsi peningkatan pemahaman dan sosial
responden. Oleh karena itu, pengetahuan yang
yang menjadi faktor pendorong untuk menjadi
baik dari hasil penelitian ini dapat dipengaruhi
relawan. Tingkat pendidikan menjadi salah
oleh pendidikan non-formal, usia, dan tingkat
satu faktor seseorang untuk menjadi relawan
pendidikan.
karena tingkat pendidikan akan mempengaruhi
fungsi pemahaman, peningkatan dan nilai yang Sikap Kesiapsiagaan Bencana Tanah Longsor
memotivasi seseorang (Pangestu, 2016). Pada penelitian ini diketahui bahwa sikap
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian kesiapsiagaan relawan terkait bencana tanah
yang dilakukan Ramasamy (2013) bahwa longsor berada dalam kategori baik (7,7%) dan
terdapat hubungan antara tingkat pendidikan sangat baik (92,3%). Hasil ini didukung oleh
dengan tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini penelitian Fauzi, dkk (2017) yang menyatakan
disebabkan semakin tinggi tingkat pendidikan bahwa kesiapsiagaan masyarakat di Wonogiri

www.jik.ub.ac.id
139
Jawa Tengah 20 % dalam kategori tinggi. Pada penelitian ini relawan telah
Sesuai dengan hasil penelitian ini menunjukkan mendapatkan pelatihan-pelatihan terkait
hasil bahwa mayoritas relawan rata-rata kesiapsiagaan bencana meliputi simulasi
telah menjadi relawan selama 2-3 tahun prabencana, simulasi pasca bencana,
sebanyak 53,8%. Pengalaman relawan dalam pemasangan jalur evakuasi, penanganan dini
menghadapi berbagai macam bencana yang bencana, monitoring lingkungan, sosialisasi
terjadi memberikan pelajaran yang sangat iklim, simulasi bongkar pasang tenda, mendirikan
berarti akan pentingnya pengetahuan tentang dapur umum, dan pemetaan wilayah risiko
bencana alam yang harus dimiliki oleh setiap bencana, dengan demikian relawan menjadi
individu (Fauzi, dkk, 2017). Semakin banyak lebih siap dalam menghadaapi bencana. Hasil
pengalaman relawan dalam bencana akan penelitian ini didukung oleh penelitian Daud
semakin meningkatkan kesiapsiagaannya et. al (2014) yang menyatakan bahwa sikap
dalam menghadapi bencana. komunitas sekolah pada SMAN 5 Banda Aceh
Selain itu berdasarkan karakteristik mengalami peningkatan sikap kesiapsiagaan
responden, sikap dapat dipengaruhi oleh usia, bencana gempa bumi dari 85,2% menjadi 97,1%
tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Pada hasil setelah mendapat pelatihan.
penelitian ini diketahui bahwa responden relawan Hasil penelitian ini mayoritas responden
bencana mayoritas berusia 41-50 tahun (53,8%) denganjumlah relawan berjenis kelamin
kemudian diikuti oleh usia 51-59 tahun (33,3%) perempuan (56,4%) lebih banyak daripada
dan 31-40 tahun dengan presentase 12,8%. laki-laki (43,6%). Penelitian ini didukung olah
Dapat dilihat bahwa usia tersebut berada dalam hasil penelitian oleh Khusairi (2017) yang
golongan usia dewasa muda dan dewasa akhir. menghubungkan sense of community dengan
Menurut Harnindita (2015) perkembangan sikap partisipasi warga di Kampung Wisata Jodipan
dan perilaku seseorang berjalan sejajar dengan Malang dimana jenis kelamin perempuan dan
umur karena semakin dewasa seseorang maka berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT).
tingkat kematangan dalam berfikir dan bekerja Motivasi seseorang untuk menjadi relawan
akan meningkat sehingga dapat menumbuhkan juga bergantung pada jenis kelaminnya. Hasil
sikap yang lebih baik. ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Pada hasil penelitian ini juga dapat dilihat oleh Pangestu (2016) dimana jenis kelamin
bahwa tingkat pendidikan relawanmayoritas laki-laki lebih cenderung untuk menjadi relawan
pada tingkat SMA (69,2%). Menurut Harnindita daripada perempuan. Saat ini merupakan jaman
et.al(2015) tingkat pendidikan juga salah satu modernitas yang telah terjadi pergeseran peran
faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang dimana perempuan tidak hanya dipimpin tetapi
sehingga orang tersebut dapat mengambil untuk memimpin. Hal tersebut didukung oleh
keputusan dan bertindak. Pendidikan juga Undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 1
merupakan proses untuk merubah sikap yang menganut prinsip persamaan karena setiap
seseorang atau kelompok, selain itu juga warga negara memiliki hak dan kewajiban yang
usaha untuk mendewasakan seseorang melalui sama (Kania, 2015). Dalam menyelesaikan
pengajaran dan pelatihan baik secara formal sebuah masalahperempuan memiliki peranan
maupun informal (Harnindita et. al, 2015). penting dalam penghentian kekerasan atau

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 7, No. 2 November 2019


140
penghentian konflik (soft power) dimana didukung oIeh PeneIitian Sugawara et.aI.
terbukti efektif dalam penyelesaian masalah (2018) terkait hubungan pengetahuan dengan
(Shonhaji, 2017). Oleh karena itu, Kementrian sikap kesiapsiagaan masyarakat menghadapi
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan erupsi Gunung KeIud. Hasil penelitian tersebut
Anak mensosialisasikan perempuan kepada menunjukkan bahwa masyarakat disana (64,7%)
pemegang kebijakan agar selalu dilibatkan memiliki sikap kesiapsiagaan yang baik karena
dalam proses penyelesaian masalah (Shonhaji, telah didasarkan atas pengetahuan yang baik
2017). terkait tanda-tanda letusan gunung sehingga

Saat ini banyak forum publik yang berusaha menjadi lebih siaga (Sugawara et. al, 2018).
Sikap tidak bisa lepas dari pengetahuan karena
untuk melibatkan partisipasi perempuan agar
sikapdipengaruhi oleh perkembangan kognitif.
dapat mempertimbangkan kepentingan kaum
Apabila terjadi peningkatan pengetahuan maka
perempuan (Widayati, 2015). Salah satunya
seseorang dapat mengembangkan proses
forum publik yang melibatkan perempuan
pikirnya untuk timbul inisiatif untuk melakukan
adalah program “Kelurahan Tangguh” tersebut.
keterampilan yang telah diajarkan (Daud et. al,
Keterlibatan perempuan dalam forum atau
2014). Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil
kelembagaan memiliki arti memberi kesempatan
penelitian Sugawara et.alyang menyatakan
kepada perempuan atas tanggungjawab
bahwa pengetahuan masyarakat yang baik
sosialnya dan potensi yang dimiliki untuk
terhadap tanda-tandaterjadinya bencana akan
manfaatnya bagi masyarakat (Widayati, 2015).
meningkatkan kesiapsiagaan.
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Implikasi Terhadap Keperawatan
Kebencanaan dengan Sikap Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
Bencana Tanah Longsor
yang dilakukan oleh relawan di kelurahan
Hasil peneIitian menunjukkan bahwa
tanggap bencana merupakan bagian dari fase
ada hubungan antara tingkat pengetahuan
kesiapsiagaan (preparadnes) dalam siklus
dan kesiapsiagaan bencana dengan korelasi
penanganan bencana (Labrague, 2017).
spearman 0,610 dengan p-vaIue 0,000 (<0,05).
Perawat dapat bekerjasama dengan
Hal ini sejalan dengan peneIitian yang telah
potensi lokal (kelompok awam terlatih) seperti
diIakukan Setyawati (2014) yang menyatakan
relawan “kelurahan tanggap” dalam melakukan
bahwa terdapat hubungan yang positif
persiapan tanggap bencana. Selain itu
antara pengetahuan dengan kesiapsiagan
perawat dapat bekerjasama dengan BPBD
daIam menghadapi bencana (p-value 0,022).
dalam program promosi kesehatan untuk
Pengetahuan tentang bencana merupakan
meningkatkan kesiapan masyarakat dalam
kunci dari kesiapsiagaan dalam menghadapi
menghadapi bencana.
bencana. Berbagai pelatihan kebencanaan
yang telah diikuti dan pengalaman dalam
menghadapi bencana memberikan pelajaran KESIMPULAN
dan meningkatkan sikap serta kepedulian Terdapat hubungan antara tingkat
untuk siap siaga daIam menghadapi bencana pengetahuan Kebencanaan dengan sikap
(Setyawati, 2014). HasiI Penelitian ini juga kesiapsiagaan bencana tanah longsor pada

www.jik.ub.ac.id
141
relawan “Kelurahan Tangguh” di Kelurahan perawat dan tenaga profesional lainnya
Kotalama, Bandungrejosari dan Polehan dapat bermitra dengan BPBD dan organisasi
Kota Malang. Penelitian selanjutnya dapat lainnya, secara aktif melakukan edukasi,
dikembangkan tentang pengaruh pelatihan motivasi dan berbagai pelatihan untuk
terhadap sikap kesiapsiagaan dari relawan pemberdayaan relawan dalam kesiapsiagaan
bencana. Tenaga kesehatan terutama bencana di Kota Malang.

DAFTAR PUSTAKA content/uploads/documents/Buku_Saku-


10Jan18_FA.pdf, diakses pada tanggal
Anwas, O.M. 2013. Pengaruh Pendidikan Formal,
16 September 2018)
Pelatihan, dan Intensitas Pertemuan
Terhadap Kompetesi Penyuluh Pertanian. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 19 (1). (BPBD). 2016. Gambaran Umum Risiko
Bencana di Provinsi Jawa Timur dan
Arif, F. N. 2015. Analisis Kerawanan Tanah
Upaya penanggulangannya, (Online),
Longsor Untuk Menentukan Upaya
(http://www.pskbpi.its.ac.id/wp-content/
Mitigasi Bencana di Kecamatan Kemiri
uploads/GAMBARAN-UMUM-RISIKO-
Kabupaten Purworejo. Skripsi. Jurusan
BENCANA-DI-JAWA-TIMUR-.pdf, diakses
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial. Universitas
pada 12 Januari 2019)
Negeri Semarang.
Budiman, dan Agus, R. 2013. Kapita Selekta
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam
(BNPB). 2016. Info Bencana: Informasi
Penelitian Kesehatan. Salemba Medika:
Kebencanaan Bulanan Teraktual Ed.
Jakarta Selatan.
November 2016, (Online), (Https://
Bnpb.Go.Id/Uploads/Publication/Info_ Choresyo, B., Nulhaqim, S.A., dan Wibowo,

Bencana_November.Pdf, diakses pada H. 2017. Partisipasi Masyarakat dalam

16 November 2018) Pengembangan Kampung Wisata Kreatif


Dago Pojok. 4, 1-140. ISSN: 2442-4480.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNBP). 2017. Buku Pedoman Latihan Coburn, A.W.,Spence, R.J.S., & Pomonis,

Kesiapsiagaan Bencana: Membangun A. 1994. Mitigasi bencana: Program

Kesadaran, Kewaspadaan dan Kesiap- Pelatihan Manajemen Bencana ed. 2.

siagaan dalam Menghadapi Bencana, United Kingdom: Cambridge Architectural

(Online), (https://siaga.bnpb.go.id/ Research Limited

hkb/po-content/uploads/documents/ Daud, R., Sari, S.A., Milfayetty, S., dan


buku_panduan_latihan_kesiapsiagaan_ Dirhamsyah, M. 2014. Penerapan Pelatihan
bencana_revisi_april_2017.pdf. Diakses Siaga Bencana dalam Meningkatkan
pada 22 Oktober 2018) Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Komunitas SMA Negeri 5 Banda Aceh.

(BNBP). 2017. Buku saku tanggap tangkas Jurnal Ilmu Kebencanaan (JIKA) 1, 26-34.

tangguh menghadapi bencana ed. 2017, Fauzi, A. F., Hidayati, A., Subagyo, D. O.,
(Online), (https://siaga.bnpb.go.id/hkb/po- Sukini, Latif, N. 2017. Hubungan

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 7, No. 2 November 2019


142
Tingkat Pengetahuan Bencana Dengan Pendalaman Materi Letak (Astronomis
Kesiapsiagaan Masyarakat Di Kecamatan Dan Geografis) Serta Dampaknya Bagi
Wonogiri Dalam Menghadapai Bencana Kehidupan Seosial, Ekonomi, Iklim
Gempa Bumi. Prosiding Seminar Nasional Dan Musim, (Online), (http://ppg.spada.
Geografi UMS 2017. ristekdikti.go.id/pluginfile.php/6232/mod_
Hadi, A. M. 2007. Kesiapsiagaan Bencana resource/content/1/1.%20LETAK%20
Berbasis Masyarakat Strategi dan WILAYAH%20INDONESIA.pdf, diakses
Pendekatan. Palang Merah Indonesia: pada 16 September 2018)
Jakarta Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Haigh, R. 2017. Disaster Management Lifecycle. (Kemenkes). 2007. Keputusan Menteri
University of Salford: England Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Harnindita, I.D., dan Sarwinanti. 2015. Hubungan 145/MENKES/SK/I/2007 tentang


Usia, Pendidikan dan Paritas dengan Pedoman Penanggulangan Bencana
Sikap Ibu Hamil dalam Mengenal Tanda- Bidang Kesehatan, (Online), (https://www.
Tanda Bahaya Kehamilan di Puskesmas persi.or.id/images/regulasi/kepmenkes/
Piyungan Bantul. Naskah Publikasi. kmk1452007.pdf, diakses pada 18
Program Studi Bidan Pendidik Jenjang D Septermber 2018)
IV. STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Khan, Himayatullah, & Khan, A. 2008. Disaster
Hayana. 2015. Hubungan Sosial Ekonomi dan Management cycle A Theoretical
Budaya Terhadap Partisipasi Ibu Rumah Approach. Management and Marketing
Tangga dalam Pengelolaan Sampah di Journal 6 (1) 43-50.
Kecamatan Bangkinang. Jurnal Kesehatan Khusairi, A. 2017. Hubungan Sense of
Komunitas. 2, 294-300. Community dengan Partisipasi Warga
Hidayati, L. N. 2008. Pengetahuan Perawat pada Kampung Wisata Jodipan.
Instalasi Gawat Darurat RSUP DR. Sardjito Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas
dalam Kesiapan Menghadapi Bencana. Muhammadiyah Malang.
Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan, Labrague, L.J., Hammad, K., Gloe, D.S.,
Fakultas Kedokteran. Universitas Gadjah McEnroe-Petite, D.M., Fronda, D.C., Man,
Mada. A.A.,&Mirafuentes, E.C. 2017.. Disaster
Husna, C. 2012. Faktor-Faktor yang Preparedness of Nurses: A Systematic
Mempengaruhi Kesiapsiagaan Bencana Review of The Literature. International
di RSUDZA Banda Aceh. Idea Nursing Concil of Nurses. doi: 10.1111/
Journal 3 (2) 10-19. inr.1236910.1111/inr.12369
Kania, D. 2015. Hak Asasi Perempuan dalam Nandi. 2007. Longsor.Universitas Pendidikan
Peraturan Perundang-undangan di Indonesia: Bandung
Indonesia. Jurnal Konstitusi.12 (4). Ningtyas, B.A. 2015. Pengaruh Pengetahuan
Kementerian RisetTeknologi dan Pendidikan Kebencanaan Terhadap Sikap Kesiap-
Tinggi (Kemenristekdikti). 2018. Modul siagaan Warga Dalam Mengahadapi
online 21.1 Letak wilayah Indonesia: Bencana Tanah Longsordi Desa Sridadi

www.jik.ub.ac.id
143
Kecamatan Sirampong Kabupaten Brebes MTBS Pada Balita. Jurnal Berkala
Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Geografi, Kesehatan 1, (2) 52-59.
Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Setyawati, H. 2014. Hubungan Antara
Semarang. Pengetahuan dan Kesiapsiagaan
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Bencana Gempa Bumi pada Siswa Kelas
Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta XI IPS SMAN 1 Cawas Kabupaten Klaten.

Pangastuti, D. 2016. Hubungan Tingkat Naskah Publikasi. Jurusan Pendidikan

Pengetahuan Tentang Autisme dengan Geografi. Universitas Muhammadiyah

Mekanisme Koping Keluarga pada Anak Surakarta.

Autisme di SDLB Autis Laboratorium UM. Shonhaji. 2017. Keterlibatan Perempuan dalam
Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan, Mewujudkan Keserasian Sosial Pada
Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Masyarakat Multietnik di Lampung. Jurnal
TAPIs14 (1) 17-44.
Pangestu, J.P. 2016. Hubungan Motivasi dan
Kepuasan Relawan pada Organisasi Seni. Sugawara, A.S., Kusuma, F.H.D., dan

Tata Kelola Seni 2 (2). Sutriningsing, A. 2018. Hubungan


Pengetahuan dan Sikap Kesiapsiagaan
Petrucci, O. (2012). The Impact of Natural
Masyarakat Menghadapi Erupsi Gunung
Disasters: Simplified Procedures and
Kelud Pada Fase Mitigasi. Nursing News
Open Problems. doi: 10.5772/29147
3 (1) 448-458.
Purnama, S.G. 2017. Modul Management
Sukmaningrum, A., dan Imron, A. 2017.
Bencana. Universitas Udayana: Denpasar
Memanfaatkan Usia Produktif dengan
Radhi, S.F., Imran, dan Mudatsir. 2015.
Usaha Kreatif Industri Pembuatan Kaos
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Pada Remaja di Gresik. Paradigma 5 (3).
Sikap Perawat dengan Kesiapsiagaan
Swasana, S.C. 2015. Hubungan Tingkat
Menghadapi Bencana Wabah Penyakit
Pengetahuan dan Tingkat Self Efficacy
Malaria di Kabupaten Aceh Besar. 15,
Perawat tentang Aplikasi Sistem Informasi
142-148.
Manajemen Asuhan Keperawatan (SIM
Ramasamy,A. dan Lumongga, F. 2013. Askep) di Ruang Anak Rumah Sakit Saiful
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Anwar Malang. Universitas Brawijaya:
Tingkat Pengetahuan Tentang Antenatal Malang.
Care dalam Kalangan Ibu Usia Subur.E-
Widayati, E. 2015. Partisipasi Perempuan dalam
journal FK USU1 (1).
Kelembagaan Desa (Studi Kasus pada
Risdiyanto,I. 2011. Identifikasi Daerah Rawan BKM Desa Umbulmartani dan Jogotirto.
Longsor. Institut Pertanian Bogor: Bogor. ISBN: 978-602-73690-3-0.
Rusmilawati, Adhani, R., dan Adenan. Zakaria, Z. 2007. Aplikasi Tektonik Lempeng
2016. Pengaruh Pelatihan Terhadap dalam Sumber Daya Mineral, Energi
Pengetahuan Sikap dan Ketidakrasionalan dan Kewilayahan.Bulletin of Scientific
Pengobatan Diare Non-spesifik Sesuai Contribution 5 (2), 123-131.

Jurnal Ilmu Keperawatan - Volume 7, No. 2 November 2019


144

You might also like