You are on page 1of 5

http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.

php/J-SiKep

Research Article Jurnal Studi Keperawatan Open Access

Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap


Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Pasien Gastritis

Nuryanti Erni1, Abidin M Zainal2, Normawati Ajeng Titah 3


1,2,3 Prodi
D-III Keperawatan Blora, Poltekkes Kemenkes Semarang, Indonesia

*Corresponding author : Erni Nuryanti


Email: erninuryanti@gmail.com

Received: March 9, 2020; Accepted: March 20, 2020, Published : March 31, 2020

ABSTRACT
Background: Today the frequency of psychosomatic illnesses experienced by a person is increasing. One
such psychosomatic disease is gastritis. Pharmacotherapy for gastritis often results in less satisfactory
results. Meanwhile the other alternatives to overcome these problems can be done with relaxation exercises.
Relaxation can increase the sensitivity of baro-reflect and decrease sympathetic nerve activity and activate
the correction so that there will be a decrease of pain level.
Objective: To know the effect of relaxation technique on the reduction of epigastria pain in gastritis patients.
Research Method: The design of the research used is one group pre test and post test design, where the
patient came to check the level of pain with the scale of pain then done relaxation. After the relaxation was
done and then re-check in the same way. Bivariate analysis used Wilcoxon Test.
Results: The statistical results obtained p = 0,000 (P <0.05) which means that there is a very significant
difference in the average value of the pain scale before relaxation with the average of pain scale after
relaxation.
Conclusion: There is a relaxation effect on the reduction of epigastria pain in gastritis patients

Keyword: Relaxation, Pain, Epigastria

Pendahuluan dan irreguler, nausea, vomitus, kelelahan dan


keletihan (Potter & Perry, 2009).
Gastritis merupakan penyakit yang sering dialami Menurut data yang diperoleh dari Dinas
oleh seseorang.Gastritis atau yang lebih dikenal Kesehatan Kabupaten Blora penyakit gastritis
sebagai maag yang berasal dari bahasaYunani yaitu merupakan urutan daftar 3 penyakit yang paling
gastro yang berarti perut /lambung dan itis yang sering dikeluhkan pasien, tahun 2015 tercatat data
berarti peradangan atau inflamasi. Pasien yang terakhir bulan Agustus sebanyak 125 pasien dan
mengalami gastritis menyebabkan tidak dapat bulan September meningkat menjadi 155 pasien
melakukan kegiatan sehari-hari secara normal (DKK Blora, 2015). Berdasarkan studi pendahuluan
(Hawari,2013). yang dilakukan peneliti di RSUD dr R Soetijono Blora
Gejala yang umum terjadi pada penderita data tentang jumlah pasien gastritis yang didapatkan
gastritis adalah rasa tak nyaman (nyeri) pada peneliti di rekam medis mengalami peningkatan
epigastrium, perut kembung, sakit kepala dan mual yaitu tahun 2012 sebanyak 155 orang, tahun 2013
yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. sebanyak 172 orang, tahun 2014 sebanyak 198
Dampak fisiologis pada nyeri epigastrium orang,data tiga bulan terakhir tahun 2016 di Ruang
menyebabkan munculnya stimulasi simpatik berupa Dahlia menunjukkan pada bulan September jumlah
dilatasi saluran bronchial, peningkatan respirasi pasien gastritis sebanyak 28 orang, pada bulan
rate, peningkatan heart rate, vasokontriksi perifer, Oktober sebanyak 30 orang sedangkan pada bulan
peningkatan tekanan darah, peningkatan nilai gula November sebanyak 33 orang.
darah, diaphoresis, peningkatan kekuatan otot, Hasil wawancara awal dengan perawat di
dilatasi pupil. Sedangkan pada nyeri berat banyak ruangan ternyata untuk penatalaksanaan gastritis
ditemukan stimulasi para simpatik (nyeri berat dan dengan keluhan mual-muntah, anoreksia, nyeri
dalam) seperti muka pucat, otot mengeras, epigastrium lebih sering dengan penggunaan secara
penurunan heart rate dan tekanan darah, nafas cepat farmakologi.Penggunaan obat farmakologi dalam

J-SiKep Team *Corresponding author email : erninuryanti@gmail.com


Title : Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Copyright:
Pasien Gastritis @ 2020 Nuryanti Erni, et.al

buku DOI (Daftar Obat Indonesia) dan ISO serta hasil Metode Penelitian
wawancara sebagai studi pendahuluan dengan
perawat jaga Ruang Dahlia RSUD dr SoetijonoBlora, Desain penelitian yang digunakan adalah
menyebutkan obat – obatan yang sering dipakai dengan metode one group pre test and post test
untuk mengobati penderita gastritis adalah design, dimana pasien datang dilakukan pengecekan
Ranitidin,Cimetidin, dan Ulsikur. tingkat nyeri dengan skala nyeri lalu dilakukan
Sutrisno (2012) mengatakan bahwa relaksasi. Setelah dilakukan relaksasi dilakukan
farmakoterapi terhadap gastritis sering pengecekan ulang dengan cara yang sama. Penelitian
menimbulkan hasil kurang memuaskan.Sedangkan ini melakukan intervensi terhadap responden
alternatif lain untuk mengatasi masalah tersebut berupa relaksasi untuk menurunkan nyeri
dari sisi keperawatan dapat dilakukan dengan epigastrium pada pasien gastritis, sampel yang
latihan relaksasi progresif. Namun berdasarkan dipilih secara total sampling terhadap pasien
pengalaman peneliti setelah dilakukan pendekatan gastritis yang dirawat di RSUD dr R Soetijono Blora.
di rumah sakit terbukti teknik relaksasi belum Data diolah dan dianalisa dengan analisis univariat
banyak dilakukan,bahkan sangat jarang dilakukan dan bivariat. Analisis bivariat ini dilakukan untuk
khususnya untuk mengurangikeluhan nyeri menguji hipotesis pengaruh antara variable
epigastrium pada penderita gastritis.Menurut (Evi independen dengan variable dependen. Uji statistik
Lina Sutrisno, 1998) teknik relaksasi progresif ini yang digunakan dengan menggunakan uji Paired
telah diketahui efektif menurunkan gejala fisik pada Sample T–Test.
pasien gastritis dan ulkus peptikum. Penelitian
Chappel, Stefano dan Rogerson (1992) menggunakan Hasil dan Pembahasan
pelatihan relaksasi terhadap pasien gastritis dan
ulkus peptikum dengan menurunkan intensitas Hasil
kekambuhan. Tabel 1 Distribusi pasien gastritis berdasarkan
Teknik relaksasi sangat berperan dalam usia di RSUD dr R Soetijono Blora tahun
mengurangi keluhan fisik dan meminimalkan efek – 2017(n=30)
efek dari stres, sehingga memungkinkan pasien Jenis kelamin Frekuensi Persentase
dapat mengontrol tubuh merespon ketegangan dan (n) (%)
kecemasan sehingga dapat menurunkan produksi <20 2 6.7
asam lambung (KazierdanErb,2008). Menurut 20-40 11 36.7
Gunawan (2001) mengatakan bahwa relaksasi 41-60 14 46.7
berguna mengurangi stres atau ketegangan jiwa >60 3 10.0
yang merupakan salah satu cara untuk mencegah Total 30 100.0
dan menurunkan rasa nyeri. Relaksasi dapat
meningkatkan sensitifitas baroreflek dan Pada tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah
menurunkan aktifitas syaraf simpatis dan tertinggi dari responden dengan gastritis adalah
mengaktifasi kemoreflek sehingga menawarkan efek berusia 41-60 yaitu sejumlah 14 (46.7%) sedangkan
pada penurunan tingkat nyeri. Dengan tindakan jumlah terendah dari respondendengan gastritis
relaksasi diharapkan nyeri pada epigastrium akan adalah berusia <20 yaitu sejumlah 2 (6.7%).
menurun. Tindakan relaksasi yang mudah dilakukan
untuk mengatasi rasa nyeri tersebut adalah dengan Tabel 2. Distribusi pasien gastritis berdasarkan
relaksasi. progresif memberikan pengaruh yang jenis kelamin di RSUD dr R Soetijono Blora
paling baik untuk jangka waktu yang relatif singkat tahun 2017 (n=30)
dalam mengatasi nyeri pada pasien gastritis. Jenis Frekuensi Persentase
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada 7 kelamin (n) (%)
penderita gastritis, 5 orang mengatakan bahwa Laki-laki 21 70
setelah diberikan tindakan relaksasi progresif nyeri Perempuan 9 30
epigastriumnyanya berkurang tanpa mereka diberi Jumlah 32 100
obat. Pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah
Dari fenomena ini peneliti tertarik ingin tertinggi dari responden dengan gastritisa dalah
melakukan penelitian ”Pengaruh tehnik relaksasi berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 21(70%)
terhadap penurunan nyeri epigastrium pada pasien sedangkan selebihnya berjenis kelamin sejumlah 9
gastritis di RSUD dr Soetijono Blora”. (30%).

Citation: Nuryanti Erni, Abidin M Zainal & Normawati Ajeng Titah (2020) Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Page 2 of 5
Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Pasien Gastritis. Jurnal Studi Keperawatan Vol. 1 No. 1
Title : Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Copyright:
Pasien Gastritis @ 2020 Nuryanti Erni, et.al

Tabel 3. Distribusi pasien gastritis berdasarkan Mean : 3.07


status pernikahan di RSUD dr R Soetijono SD : 1.143
Blora tahun 2017 (n=30) Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa
Status Frekuensi Persentase distribusi skala nyeri setelah dilakukan relaksasi
pernikahan (n) (%) progresif yang tertinggi adalah skala nyeri 3 (nyeri
Menikah 26 86.7 ringan) dan skala nyeri 4 (nyeri sedang) sejumlah 9
Belum 4 13.3 responden (28.1%), kemudian skala nyeri 2 (nyeri
menikah ringan) sejumlah 7 responden (21.9%), selanjutnya
Jumlah 32 100 skala nyeri 1 (nyeri ringan) sejumlah 4 responden
Pada tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah (12.5%) dan yang terendah skala nyeri 5 (nyeri
tertinggi dari responden dengan gastritisadalah sedang) sejumlah 3responden (9.4%). Dengan rata-
berstatus menikah yaitu sebanyak 26 (86.7%) rata skala nyeri 3.07.
sedangkan selebihnya berstatus belum menikah
sejumlah 4 (13.3%). Analisis Bivariat

Sebelum dilakukan uji beda rata-rata


Tabel 4. Distribusi pasien gastritis berdasarkan
antara skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
suku bangsa di RSUD dr R Soetijono Blora
relaksasi perlu dilakukan uji normalitas skala
tahun 2017 (n=30)
intensitas nyeri sebelum relaksasi dan sesudah
Suku Frekuensi Persentase
relaksasi dalam dengan uji Shapiro-Wilk, karena
bangsa (n) (%)
jumlah responden kurang dari 50.
Suku jawa 30 100
Luar jawa 0 0 Tabel 7. Tabel uji normalitas data
Jumlah 32 100 Shapiro- Statistik df p-value
Pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa seluruh Wilk
responden dengan gastritismempunyai suku jawa Pre-test 0.720 30 0.000
yaitu sebanyak 30 (100%). Post-test 0.921 30 0.029
Dari hasi uji Shapiro-Wilk pada skala nyeri
Tabel 5 : Hasil pengukuran skala nyeri sebelum
sebelum relaksasi progresif didapatkan nilai p-value
relaksasi pasien gastritis di RSUD dr R
sebesar 0,000 (>0,05) yang berarti data berdistribusi
Soetijono Blora tahun 2017 (n=30)
tidak normal pada responden. Sedangkan pada
Skala nyeri Frekuensi (f) Prosentase (%) responden sesudah dilakukan relaksasi didapatkan
4 (nyeri sedang) 8 26.7 p-value sebesar 0,029 (>0,05) yang berarti data
5 (nyeri sedang) 10 33.3 berdistribusi tidak normal.
Setelah mengetahui data tidak berdistribusi
6 (nyeri sedang) 12 40.0
normal maka uji alternatif yang digunakan adalah uji
Total 30 100.0 Wilcoxon dengan cara mengubah data menjadi
Mean: 5.13 Ordinal. Dari hasil uji Wilcoxon dengan
SD : 0.819 menggunakan SPSS versi 16.0 terhadap skala
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui intensitas nyeri sebelum dan sesudah mendapat
bahwa distribusi skala nyeri sebelum dilakukan perlakuan relaksasi menunjukkan hasil sebagai
relaksasi yang tertinggi adalah skala nyeri 6 (nyeri berikut :
sedang) sejumlah 12 responden (40%), kemudian
skala nyeri 5(nyeri sedang) sejumlah 10 responden Table 8. Tabel out put rank perlakuan sebelum dan
(33.3%) dan yang terendah skala nyeri 4 (nyeri sesudah relaksasi pada pasien gastritisdi
sedang) sejumlah 8 responden (26.7%). Dengan RSUD dr R Soetijono Blora tahun 2017.
rata-rata skala nyeri 5.13. Mean Sum of
N Rank Ranks
Tabel 6. Hasil pengukuran skala nyeri setelah
Nyeri Skala nyeri
relaksasi pasien gastritisdi RSUD dr R 27a 14.00 378.00
setelah turun
Soetijono Blora tahun 2017 (n=30)
relaksasi
Skala nyeri Frekuensi (f) Prosentase (%) Skala nyeri
progresif - 0b .00 .00
naik
1 (nyeri ringan) 3 10.0 Nyeri
2 (nyeri ringan) 6 20.0 sebelum Skala nyeri 3c
relaksasi tetap
3 (nyeri ringan) 10 33.3
nafas Total
4 (nyeri sedang) 8 26.7 dalam 30
5 (nyeri sedang) 3 10.0 Berdasarkan tabel 8 hasil Output ranks
Total 30 100.0 menunjukkan perbandingan skala nyeri sebelum dan
Citation: Nuryanti Erni, Abidin M Zainal & Normawati Ajeng Titah (2020) Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Page 3 of 5
Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Pasien Gastritis. Jurnal Studi Keperawatan Vol. 1 No. 1
Title : Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Copyright:
Pasien Gastritis @ 2020 Nuryanti Erni, et.al

sesudah relaksasi, terdapat 27 responden dengan (Guyton&Hall, 1997). Menurut sebuah penelitian di
hasil skala nyeri setelah relaksasi progresif lebih Atlanta for Behavioral Medicine, dikutip dari
rendah dari pada sebelum relaksasi, sedangkan 3 Sciencedily, temuan ini telah dipresentasikan dalam
responden mempunyai skala nyeri yang sama American Psychological Association di San Diego,
sebelum dan sesudah relaksasi. peneliti menduga faktor hormonal turut
Table 9. Tabel statistik perlakuan sebelum dan mempengaruhi perbedaan nyeri yang dirasakan laki-
sesudah relaksasi pada pasien gastritisdi laki dan perempuan. Beberapa jenis hormon
RSUD dr R SoetijonoBlora tahun 2017. memang berhubungan sensasi nyeri. Menurut Dr.
Jenifer Kelly perbedaan hormonal antara laki-laki
Nyeri setelah relaksasi dan perempuan menduga turut mempengaruhi
progresif - Nyeri sebelum respons terhadap nyeri.
relaksasi nafas dalam
Z -4.589a Hasil pengukuran skala nyeri setelah relaksasi
pada pasien gastritis
Asymp. Sig. (2- Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa
.000
tailed) distribusi skala nyeri setelah dilakukan relaksasi
Berdasarkan tabel 9. Hasil analisis statistik yang tertinggi adalah skala nyeri 3 (nyeri ringan)
diperoleh hasil p = 0,000(P<0,05) yang berarti ada dan skala nyeri 4 (nyeri sedang) sejumlah 9
perbedaan yang sangat signifikan nilai rata-rata responden (28.1%), kemudian skala nyeri 2 (nyeri
skala nyeri sebelum relaksasi dengan rata-rata skala ringan) sejumlah 7 responden (21.9%), selanjutnya
nyeri setelah relaksasi, sehingga dapat ditarik skala nyeri 1 (nyeri ringan) sejumlah 4 responden
kesimpulan bahwa dengan nilai p= 0,000 maka Ho (12.5%) dan yang terendah skala nyeri 5 (nyeri
ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada pengaruh sedang) sejumlah 3responden (9.4%). Dengan rata-
penggunaan relaksasi terhadap penurunan tingkat rata skala nyeri 3.07.
nyeri pada pasien gastritis di RSUD dr R Soetijono Dengan dilakukannya relaksasi menunjukkan
Blora. adanya kecenderungan penurunan jumlah
responden yang mengalami nyeri. Hal ini
Pembahasan dikarenakan pemberian tehnik distraksi relaksasi
dapat memberikan perubahan signifikan pada
Hasil pengukuran skala nyeri pre relaksasi pada
penurunan rasa nyeri, penggunaan relaksasi juga
pasien gastritis
dirasakan lebih efektif, sederhana dan pilihan yang
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa
tepat disamping terapi medis.
distribusi skala nyeri sebelum dilakukan relaksasi
Sedangkan dari hasil Output ranks menunjukkan
yang tertinggi adalah skala nyeri 6 (nyeri sedang)
perbandingan skala nyeri sebelum dan sesudah
sejumlah 12 responden (40%), kemudian skala nyeri
bimbigan imajinasi, terdapat 27 responden dengan
5 (nyeri sedang) sejumlah 10 responden (33.3%)
hasil skala nyeri setelah relaksasi progresif lebih
dan yang terendah skala nyeri 4 (nyeri sedang)
rendah daripada sebelum relaksasi, sedangkan 3
sejumlah 8 responden (26.7%). Dengan rata-rata
responden mempunyai skala nyeri yang sama
skala nyeri 5.13
sebelum dan sesudah relaksasi.
Terjadinya peradangan akan menimbulkan
Ketidak berhasilan pemberian tehnik relaksasi
gejala rubor, kalor dan dolor. Kalor (nyeri)
dipengaruhi oleh beberapa faktor : dimana saat
disebabkan akibat terjadinya jaringan yang rusak
pelaksanaa tehnik relaksasi lingkungan dalam
sehingga suplai oksigen kejaringan menurun.
keadaan tidak tenang. Hal ini sesuai dengan teori
Mekanisme koping terhadap nyeri bagi setiap orang
yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan
akan berbeda dipengaruhi oleh beberapa faktor
relaksasi dipengaruhi berbagai faktor. Berbagai
diantaranya jenis kelamin, usia dan pengalaman
macam faktor yang mempengaruhi diantaranya
nyeri sebelumnya.
adalah keadaan lingkungan, ketrampilan dalam
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
pemberian relaksasi, serta faktor dari dalam
bahwa rasa nyeri timbul bila jaringan yang rusak,
peneriman tindakan relaksasi (Suryanto, 2009).
yang menyebabkan aliran darah kejaringan dan kulit
Hasil pengukuran skala nyeri pre dan post guide
berkurang (iskemia) sehingga suplai oksigen juga
imagery pada pasien gastritis
berkurang. Hal ini akan mengakibatkan
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
terkumpulnya sebagian besar asam laktat dalam
perbedaan yang signifikan terhadap nilai skala nyeri
jaringan, yang terbentuk akibat metabolisme
sebelum dan sesudah perlakuan dengan p value
anaerob (metabolisme tanpa oksigen) dan mungkin
sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini sesuai teori bahwa
juga ada bahan-bahan kimiawi lainnya seperti
penggunaan relaksasi pada pasien gastritisakan
bradikinin dan enzim proteolitik yang terbentuk
membantu penurunan nilai skala nyeri (Tamsuri,
dalam jaringan akibat kerusakan sel, dan apabila
2006).
bahan-bahan ini dibandingkan asam laktat akan
merangsang ujung serabut syaraf nyeri
Citation: Nuryanti Erni, Abidin M Zainal & Normawati Ajeng Titah (2020) Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Page 4 of 5
Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Pasien Gastritis. Jurnal Studi Keperawatan Vol. 1 No. 1
Title : Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Copyright:
Pasien Gastritis @ 2020 Nuryanti Erni, et.al

Kurangnya oksigen dalam darah memperbesar 8. Hegner, Barbara R, ( 2013), Asisten


kemungkinan terjadinya kecemasan, depresi, lelah Keperawatan: Suatu Pendakatan Proses
karena proses perfusi ke jaringan tubuh terhambat Keperawatan, Edisi 6, EGC, Jakarta.
sehingga terjadi metabolisme anaerob. Dengan 9. Jatman, D, ( 2010 ), Psikologi Perkembangan,
latihan relaksasi tepat dan teratur akan Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
memperbaiki oksigenasi ke seluruh jaringan tubuh Semarang.
termasuk otak, sehingga fungsi otak sebagai 10. Kaplan dan Sadock, ( 2010 ), Sinopsis Psikiatri,
pengendali kecemasan menjadi lebih baik dan Bina Rupa Aksara, Jakarta.
tingkat kecemasan dapat diturunkan sehingga 11. Kozier B and Oliveri, ( 1991 ), Fundamental Of
keluhan fisik dapat diminimalkan (Davis, 2008). Nursing Concept Process Practice, 4thed,
Secara fisiologis latihan relaksasi akan Wesley, California.
mengurangi aktivitas saraf simpatis yang 12. Long, B.C., (2013), Perawatan Medikal Bedah
mangembalikan tubuh pada keadaan seimbang, pupil, (Suatu Pendekatan Proses
pendengaran, tekanan darah, denyut jantung, Keperawatan),Edisikedua, Yayasan Ikatan
pernafasan dan sirkulasi kembali normal dan otot- Alumni Pendidikan Keperawatan Universitas
otot menjadi relaks. Respon relaksasi merupakan efek Padjajaran, Bandung.
penyembuhan yang memberikan kesempatan untuk 13. Nursalam, (2013), Konsep dan Penerapan
beristirahat dari stres lingkungan eksternal dan stres Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
lingkungan internal (Davis, 2008). Penurunan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
rangsang simpatis juga dapat menurunkan motilitas Penelitian Keperawatan, Jakarta: Salemba
sekretoris dan mendekati normal, selanjutnya asam Medika
lambung akan tertahan di sel pariental pada pH 14. Potter, Patricia A, , (2005), Buku Ajar
mendekati normal sehingga sekresi asam lambung Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
akan mengalami penurunan dan terjadi Dan Praktik,Edisi 4, EGC, Jakarta.
penyembuhan luka (Gulton, 1997). 15. Stuart, Gail W, (2011), Buku Saku
Keperawatan Jiwa,Edisi 5, EGC, Jakarta.
Kesimpulan 16. Smeltzer, Suzanne C, (2012), Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah-Brunner
Skala intensitas nyeri pada pasien gastritis &Suddart, Edisi 8, EGC, Jakarta.
sebelum relaksasi terbanyak adalah skala intensitas
nyeri 6. Skala intensitas nyeri pada pasien gastritis
sesudah relaksasi terbanyak adalah skala intensitas
nyeri 3. Ada pengaruh relaksasi terhadap
penurunan intensitas nyeri pada pasien gastritis,
dimana didapatkan nilai p 0,000 (<0,05).

Pustaka
1. Alimul H, Aziz, (2012), Riset Keperawatan Dan
Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi I, Jakarta:
Salemba Medika.
2. Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi V. Rineka Cipto. Jakarta.
3. Carpenito, L.J., (1999), Rencana Asuhan dan
Dokumentasi Keperawatan: Diagnosa
Keperawatan dan masalah Kolaboratif, Edisi
kedua, EGC, Jakarta.
4. Carpenito, L.J., (2013), Diagnosa Keperawatan:
Aplikasi Pada praktek Klinik, Edisi 6, EGC,
Jakarta.
5. Dalami, Ernawati dkk, (2012), Asuhan
Keperawatan Jiwa Dengan masalah
Psikososial, Jakarta: Trans Info Medika.
6. Engram, Barbara, (1999), Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal bedah, Volume 3, EGC,
Jakarta.
7. Hawari, D, ( 2002 ), ManajemenStres, Cemas
dan Depresi,Edisi 1, FKUI, Jakarta.
Citation: Nuryanti Erni, Abidin M Zainal & Normawati Ajeng Titah (2020) Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Page 5 of 5
Penurunan Nyeri Epigastrium Pada Pasien Gastritis. Jurnal Studi Keperawatan Vol. 1 No. 1

You might also like