You are on page 1of 17

KOLABORASI DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH MELALUI

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)


DI KELURAHAN SUKARAMAI KECAMATAN PEKANBARU KOTA
TAHUN 2016-2017

Oleh:
Bella Makruffi Fitriana
Email: bellamakruffi25@gmail.com

Pembimbing: Drs. M.Y.Tiyas Tinov, M.Si

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik


Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

Slums are uninhabitable settlements due to building irregularities, high levels of


building density, and the quality of buildings and infrastructure that do not meet the
requirements. The government makes the settlement area a national program to realize
habitable settlements through the KOTAKU program. To carry out the program, it requires
collaboration between the parties involved in order to realize the objectives of the
KOTAKU program. Collaboration is carried out by fulfilling the principle of collaboration,
namely participation, communication, trust, sharing, and acceptable.
The formulation of the problem in this study is (1) How is the collaboration in
handling slums in Sukaramai Village Pekanbaru Kota District? (2) What are the obstacles
experienced in handling slum settlements in Sukaramai Village Pekanbaru Kota District?
The objectives of this research are (1) To describe collaboration in handling slums in
Sukaramai Village Pekanbaru Kota Subdistrict. (2) To describe the obstacles experienced
in handling slums in Sukaramai Village Pekanbaru Kota District.
The results of this study are that there are still many parties involved in
collaboration not adhering to the principle of collaboration so that collaboration does not
work effectively. And in the implementation of the program, not all parties were involved
from the beginning to the end of the program implementation. Besides that, there are also
external and internal inhibiting factors in managing slums, so that the objectives of the
program cannot be fully achieved. External factors include budget constraints and internal
factors are lack of public awareness about clean and healthy living behavior.

Keywords: Collaboration, Slum area, KOTAKU Program

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 1


PENDAHULUAN

Permukiman Kumuh adalah Tabel 1


permukiman yang tidak layak huni karena Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh
ketidakteraturan bangunan, tingkat di Kota Pekanbaru
kepadatan bangunan yang tinggi, dan
Lingkup Administrasi
kualitas bangunan serta sarana dan No
Kecamatan Kelurahan
Nama Lokasi Luas
prasarana yang tidak memenuhi syarat.1 Pekanbaru
Kawasan
3.10
1 Sumahilang Kumuh
Permasalahan permukiman kumuh harus Kota
Sumahilang
Ha
segera ditangani dengan menginisiasi Pekanbaru
Kotabaru
Kota
pembangunan platform kolaborasi untuk Pekanbaru
Sukaramai
mewujudkan permukiman layak huni Kota Kawasan
24.23
2 Pekanbaru Kumuh
melalui Program Kota Tanpa Kumuh Kota
Tanah Datar
Sungai Sago
Ha
(KOTAKU). Program KOTAKU adalah Senapelan
Kampung
program yang bermaksud untuk Dalam
Senapelan Sago
membangun sistem yang terpadu untuk Kawasan
penanganan permukiman kumuh, dimana Padang Kumuh 5.30
3 Senapelan
Terubuk Padang Ha
Pemerintah Daerah memimpin dan Terubuk
sekaligus juga ikut berkolaborasi dengan Senapelan
Kampung
Bandar
para pemangku kepentingan yang berada Kampung
Kawasan
8.18
4 Senapelan Kumuh Kota
dilapisan masyarakat. Baru
Lama
Ha
Payung
Tampan
Sekaki
Pemerintah Daerah dan Kelurahan Limapuluh Pesisir
Kawasan
memimpin kegiatan penanganan 5
Limapuluh Rintis
Kumuh
23.04
Tanjung Ha
permukiman kumuh secara kolaboratif Limapuluh
Rhu
Pesisir
dengan berbagai pemangku kepentingan Rumbai Sri Meranti Kawasan
21.32
6 Rumbai Meranti Kumuh
baik sektor maupun aktor di tingkatan Pesisir Pandak Meranti
Ha
Pemerintahan serta melibatkan Rumbai Lembah
masyarakat dan kelompok peduli lainnya Pesisir Damai
Rumbai Kawasan
sekaligus merevitalisasi peran Lembaga Lembah Sari
Pesisir Kumuh 28.39
7
Keswadayaan Masyarakat (LKM) di Rumbai Rumbai Ha
Limbungan
Pesisir Pesisir
tingkat kelurahan. Pelaksana kegiatan Rumbai Limbungan
Program KOTAKU adalah pihak Pesisir Baru
113.56
Kelurahan dimana unsur utama Jumlah
Ha
pelaksanaan program adalah Lurah dan Sumber: Keputusan Walikota Pekanbaru No
perangkatnya, Lembaga Keswadayaan 15Tahun 2016
Masyarakat (LKM) dan perangkatnya,
Berdasarkan Keputusan Walikota
Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP),
Pekanbaru No 15 Tahun 2016 tentang
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
Penetapan Lokasi Permukiman Kumuh di
Permukiman, Kelompok Pemanfaat dan
Kota Pekanbaru, lokasi permukiman
Pemelihara (KPP) serta masyarakat.
kumuh di Kota Pekanbaru meliputi 7
lokasi di 6 kecamatan dari 12 kecamatan
di Kota Pekanbaru dengan luas total
1
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 2


sebesar 113,56 Hektar (Ha).2 Lokasi gedung, 2. Jalan lingkungan, 3.
permukiman kumuh ditetapkan Penyediaan air bersih/minum, 4. Drainase
berdasarkan hasil pendataan yang lingkungan, 5. Pengelolaan air limbah, 6.
dilakukan oleh Pemerintah Kota dengan Pengelolaan persampahan 7. Proteksi
melibatkan peran masyarakat kebakaran.
menggunakan ketentuan cara penetapan
lokasi. Salah satu kecamatan yang Tabel 2
termasuk kedalam lokasi permukiman Kondisi Kekumuhan Kelurahan
kumuh adalah Kecamatan Pekanbaru Sukaramai Berdasarkan Indikator
Kota yang terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kekumuhan
Kelurahan Kota Baru, Kota Tinggi, Aspek Isu permasalahan kawasan Jumlah
Simpang Empat, Sukaramai, Sumahilang, Gedung dan
Bangunan
Jumlah bangunan yang tidak
memiliki keteraturan
261
dan Tanah Datar. Dari keenam kelurahan Jumlah bangungan yang tidak
111
memenuhi syarat teknis
yang terdapat di Kecamatan Pekanbaru Jumlah bangunan yang tidak
Kota terdapat 4 Kelurahan yang termasuk memiliki legalitas yang diakui
pemerintah
94

kedalam lokasi permukiman kumuh yakni Akses Jalan Panjang jalan dengan permukaan
996
yang belum diperkeras
Kelurahan Kota Baru, Sukaramai, Tanah Panjang jalan dengan kondisi
202
Datar dan Sumahilang. permukaan yang rusak
Panjang jalan yang tidak dilengkapi
1727
saluran drainase
Kelurahan Sukaramai adalah salah Drainase Panjang drainase dengan kualitas
1463
tidak memadai
satu kelurahan di Kota Pekanbaru yang Air Minum Jumlah unit rumah yang tidak
228
mendapatkan air yang layak
merupakan lokasi prioritas penanganan Jumlah unit rumah tangga yang
kumuh dengan luas 6.76 Ha. Kelurahan kebutuhan airnya (60 L/org/hari) 204
tidak terpenuhi
Sukaramai memiliki pasar dan pusat Air Limbah Jumlah unit rumah memiliki sarana
jamban yang tidak sesuai syarat 172
perbelanjaan yang cukup besar dan sering teknis
dikunjungi masyarakat kota dan Jumlah unit rumah memilki sistem
air limbah yang tidak sesuai 220
sekitarnya. Dilihat dari aspek dengan standar teknis
Persampahan Jumlah unit rumah tangga yang
permukiman, potensi yang dimiliki sampahnya tidak terangkut ke TPA
160

Kelurahan Sukaramai untuk Proteksi


Kebakaran
100% kawasan tidak memiliki proteksi
kebakaran.
perkembangan permukiman sangat Sumber: Dokumen RP2KPKP Kota Pekanbaru
terbatas sehingga menimbulkan kawasan 2016-2019
kumuh di sekitar kota. Permasalahan
yang ada menyangkut pengembangan Berdasarkan Peraturan Daerah
permukiman adanya konsentrasi kegiatan (Perda) Kota Pekanbaru No 13 Tahun
permukiman dipusat kota sehingga 2016 dijelaskan pola-pola penanganan
mengakibatkan tingginya tingkat kawasan permukiman kumuh diantaranya
kepadatan bangunan rumah, adalah: Pertama, pola penanganan
mengakibatkan terjadinya kekumuhan. peningkatan kualitas yang didahului
dengan penetapan lokasi kumuh dan
Terdapat 7 indikator kekumuhan. selanjutnya dilakukan pemugaran,
Indikator kekumuhan menurut peraturan peremajaan. dan pemukiman kembali.
tersebut sebagai berikut: 1. Bangunan Kedua, pengelolaan dilakukan untuk
mempertahankan dan menjaga kualitas
2
Keputusan Walikota Pekanbaru No 15 Tahun permukiman secara berkelanjutan
2016 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Dan dilakukan oleh masyarakat secara
Permukiman Kumuh Di Kota Pekanbaru

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 3


swadaya dan dapat juga difasilitasi oleh (communication), percaya (trust), berbagi
Pemerintah daerah. (share).3
Pada bulan April 2014 Walikota Namun tidak semua prinsip
Pekanbaru mengeluarkan Surat kolaborasi berjalan sebagaimana
Keputusan (SK) Penetapan Lokasi mestinya, sulitnya menjalin komunkasi
Kawasan Kumuh di Kelurahan Sukaramai antar pihak yang terlibat dikarenakan sulit
8.50 Ha, pada tahun 2016 luas kawasan menyamakan waktu dalam mengadakan
kumuh di Kelurahan Sukaramai pertemuan, hambatan lainnya yaitu
berkurang menjadi 6.76 Ha. Penanganan perbedaan pola pikir sehingga tidak dapat
kumuh di Kelurahan Sukaramai dimulai dihindari terjadinya miscommunication.
sejak tahun 2015 dimana kegiatan Pada prinsip partisipasi, tidak semua
peningkatan kualitas dan pencegahan pihak yang terlibat dari awal sampai akhir
permukiman kumuh di Kelurahan pelaksanannya, partisipasi masyarakat
Sukaramai didukung oleh dana stimulan pun menurun seiring pelaksanaan
yang akan dialokasikan melalui Bantuan program. Setiap pihak harus diterima
Dana Investasi (BDI) kolaborasi yang keberadaannya oleh pihak lain, namun
berasal dari APBN. Pada tahun 2015 dan ada beberapa pihak yang tidak dapat
2016, penanganan dimulai dengan menerima keberadaan pihak-pihak
pemenuhan kebutuhan air minum, yaitu disekitarnya dikarenakan tidak
membangun sumur dalam/artesis dan pipa bertanggung jawab dalam pelaksanaan
saluran rumah tangga. Sedangkan pada tugas. Selain itu muncul sedikit rasa tidak
tahun 2017, melalui kegiatan Bantuan percaya dikarenakan laporan mengenai
Dana Investasi BDI skala lingkungan, rincian detail anggaran tidak ada.
dilakukan peningkatan kualitas jalan Berdasarkan pemaparan diatas maka
dengan koral sikat dan penataan kawasan penulis tertarik untuk mengkaji lebih
pinggir Sungai Sago dengan pembuatan dalam mengenai “Kolaborasi dalam
mural dan Taman Nilam City. Penanganan Permukiman Kumuh di
Kelurahan Sukaramai Kecamatan
Memulai sebuah kerjasama dalam Pekanbaru Kota Tahun 2016-2017”
bentuk kolaborasi dibutuhkan arahan dan
landasan berupa prinsip agar seluruh RUMUSAN MASALAH
pihak yang terlibat memahami
tanggungjawab dan perannya masing- Berdasarkan penjelasan yang
masing. Dalam Surat Edaran (SE) dikemukakan pada latar belakang, maka
Direktorat Jenderal Cipta Karya dapat diambil rumusan masalah yaitu:
Kementerian Pekerjaan Umum dan
1. Bagaimana kolaborasi dalam
Perumahan Rakyat No 40 Tahun 2016
penanganan permukiman kumuh
tentang Pedoman Umum Program Kota
di Kelurahan Sukaramai
Tanpa Kumuh dijelaskan bahwa prinsip-
Kecamatan Pekanbaru Kota?
prinsip kolaborasi yang mendasari dalam
penanganan permukiman kumuh adalah
partisipasi (participation), akseptasi 3
Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya
(acceptable), komunikasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No 40 Tahun 2016 tentang Pedoman
Umum Program Kota Tanpa Kumuh, hlm: 68

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 4


2. Apa saja hambatan yang dialami atas Urusan Pemerintahan Wajib dan
dalam kolaborasi penanganan Urusan Pemerintahan Pilihan yang dibagi
permukiman kumuh di Kelurahan antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi,
Sukaramai Kecamatan Pekanbaru dan Daerah kab/kota. Urusan
Kota? Pemerintahan Wajib dibagi dalam
Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait
TUJUAN PENELITIAN
Pelayanan Dasar dan Urusan
Berdasarkan rumusan masalah Pemerintahan Wajib yang tidak terkait
yang telah diuraikan, maka tujuan Pelayanan Dasar.
penelitian ini adalah:
Urusan Pemerintahan bidang
1. Untuk mendeskripsikan perumahan dan kawasan permukiman
kolaborasi dalam penanganan adalah salah satu urusan pemerintahan
permukiman kumuh di Kelurahan yang bersifat konkuren atau
Sukaramai Kecamatan Pekanbaru dilaksanakan bersama oleh Pemerintah
Kota dan Pemerintahan Daerah. Dengan
2. Untuk mendesripsikan hambatan landasan ketentuan tersebut,
yang dialami dalam kolaborasi penyelenggaran urusan yang
penanganan permukiman kumuh dilaksanakan oleh Kementerian
di Kelurahan Sukaramai Pekerjaan Umum dan Perumahan
Kecamatan Pekanbaru Kota Rakyat adalah menangani urusan-urusan
pemerintahan yang merupakan
kewenangan Pemerintah, baik yang
KERANGKA TEORI akan dilaksanakan sendiri maupun
yang akan dilakukan melalui
1. Urusan Pemerintahan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
dalam rangka peningkatan kapasitas
Dalam amandemen UUD 1945 dan percepatan kelembagaan
pasal 17 dan 18, istilah baku yang penyelenggaraan urusan perumahan dan
digunakan adalah “urusan pemerintahan” kawasan permukiman di daerah secara
bukan “kewenangan”. Distribusi uruan sinerjik dengan peran Pemerintah.
pemerintahan dlakukan dengan beberapa
kriteria sebagai berikut: 1. Externalitas 2. Kolaborasi
(Spill over) 2. Akuntabilitas 3. Efisiensi.
Berdasarkan Undang-Undang No 23 Kolaborasi dimaknai sebagai
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas,
terdapat Urusan Pemerintahan yang kesetaraan, dan tanggung jawab dimana
sepenuhnya menjadi kewenangan pihak-pihak yang berkolaborasi
Pemerintah Pusat yang dikenal dengan memiliki tujuan yang sama, kesamaan
istilah urusan Pemerintahan absolut dan persepsi, kemauan untuk berproses,
ada urusan pemerintahan konkuren.4 saling memberikan manfaat, kejujuran,
Urusan Pemerintahan konkuren terdiri serta berbasis masyarakat. Prinsip-
prinsip kolaborasi yang mendasari

4
Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 5


dalam penanganan permukiman kumuh pihak dituntut untuk berani
adalah:5 bersikap terbuka/transparent.
5. Berbagi/Share, artinya masing-
1. Partisipasi/Participation, artinya masing harus mampu
semua pihak memiliki kesempatan membagikan diri dan miliknya
yang sama untuk menyatakan (time, treasure and talents)
pendapat, memutuskan hal-hal untuk mencapai tujuan bersama
yang langsung menyangkut dan bukan satu pihak saja yang
nasibnya dan bertanggung jawab harus berkorban atau
atas semua keputusan yang telah memberikan segalanya sehingga
disepakati bersama. Dalam tidak lagi proporsional. Dalam
melaksanakan partisipasi harus prinsip berbagi ini juga
tepat waktu atau tepat momentum mengandung arti
artinya partisipasi harus punctual penyerahan/submit (put under
sehingga terjadi sinkronisasi. control of another) artinya tiap
2. Akseptasi/Acceptable, artinya pihak disamping siap memberi
kehadiran tiap pihak harus juga siap menerima pendapat
diterima oleh pihak lain apa orang lain termasuk dikritik
adanya dan dalam kesetaraan.
Agar tiap pihak dapat diterima Berdasarkan prinsip kolaborasi diatas,
oleh pihak lain maka kepada tiap diharapkan dapat mencapai tujuan
pihak dituntut untuk bersikap kolaborasi yang ingin dicapai yaitu:6
bertanggung jawab atau dapat 1. Adanya tingkat partisipasi yang
diandalkan atau bersifat tinggi dari para pemangku
tanggung gugat/accountable. kepentingan sampai pada
3. Komunikasi/Communication, pengambilan keputusan dan
artinya masing-masing pihak kontrol terhadap pelaksanaan
harus mau dan mampu program
mengomunikasikan dirinya 2. Kesetaraan kekuasaan dimana
beserta rencana kerjanya sehingga tidak ada dominasi oleh pihak
dapat dilakukan sinergi. Untuk itu tertentu dan setiap aktor yang
tiap pihak dituntut untuk mau terlibat tidak dihalangi oleh
meleburkan diri menjadi satu batas hirarki dan terdapat rasa
kesatuan/collaboration. saling menghormati
4. Percaya/Trust, artinya masing-
3. Terdapat aktor-aktor yang
masing pihak harus dapat memiliki kompetensi dalam
mempercayai dan dipercaya atau berkomunikasi, memahami
saling percaya karena tidak substansi dan memiliki orientasi
mungkin suatu hubungan untuk mencapai tujuan bersama.
kerjasama yang intim dibangun
diatas kecurigaan. Untuk itu tiap
5
Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat No 40 Tahun 2016 tentang Pedoman
6
Umum Program Kota Tanpa Kumuh, hlm: 68 Ibid, hlm:53-56

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 6


METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode penelitian dilakukan Kolaborasi Dalam Penanganan
dengan menggunakan pendekatan Permukiman Melalui Program Kota
penelitian kualitatif, adapun yang Tanpa Kumuh (KOTAKU) di
dimaksud dengan pendekatan penelitian Kelurahan Sukaramai Kecamatan
kualitatif adalah suatu penelitian yang Pekanbaru Kota Tahun 2016-2017
ditunjukkan untuk mendiskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, Memulai sebuah kerjasama dalam
aktivitas sosial, sikap, pemikiran orang bentuk kolaborasi dibutuhkan arahan dan
secara individual maupun kelompok. Data landasan berupa prinsip agar seluruh
dihimpun dengan pengamatan yang pihak yang terlibat memahami
seksama, mencakup deskripsi dalam tanggungjawab dan perannya masing-
konteks yang mendetail disertai catatan masing. Kesepakatan yang telah
hasil wawancara yang mendalam, serta dirancang dan disepakati berjalan sesuai
hasil analisis dokumen. dengan komitmen dan prinsip bersama,
untuk itu diperlukan perhatian terhadap
Lokasi penelitian berada di beberapa prinsip kolaborasi sebagai
Kelurahan Sukaramai Kecamatan berikut.
Pekanbaru Kota. Dimana luas kawasan
kumuh 6.76 Ha. Kelurahan Sukaramai 1. Komunikasi/ communication
adalah salah satu kelurahan di Kota
Komunikasi merupakan hal yang
Pekanbaru yang merupakan lokasi
terpenting dalam kolaborasi, karena
prioritas penanganan kumuh. Kelurahan
proses kolaborasi baru terlaksana jika
Sukaramai memiliki pasar dan pusat
komunikasi dilakukan. Pemberian
perbelanjaan yang cukup besar dan sering
perintah, laporan, ide, informasi, berita,
dikunjungi masyarakat kota dan
saran, dan menjalin hubungan-hubungan
sekitarnya. Kelurahan Sukaramai
hanya dapat dilakukan dengan
mempunyai kategori kumuh berat dan
komunikasi. Untuk menjalin kolaborasi,
merupakan permukiman pusat kota atau
komunikasi dilakukan secara dua arah
kumuh padat.
melalui pertmuan/musyawarah untuk
Untuk pengambilan data yang membahas profil kawasan kumuh
relevan dengan penelitian ini, penulis Kelurahan Sukaramai serta pelaksanaan
menggunakan teknik pengumpulan data kegiatan yang akan dilakukan. Dalam hal
dengan cara wawancara dan dokumentasi. ini yang menjadi komunikatornya adalah
Data yang penulis peroleh baik dari data pihak LKM Sukaramai Jaya sedangkan
primer maupun sekunder, dikembangkan yang menjadi komunikannya adalah
dengan teknik deskriptif, dimana data Lurah, perwakilan dari pihak Kecamatan,
yang telah berhasil dikumpulkan KSM beserta masyarakat.
selanjutnya diolah dan dianalisis dengan
Dalam komunikasi ini bukan
menggunakan teori yang relevan.
hanya penerima pesan yang menyediakan
umpan balik, tetapi juga pengirim
bersikap menerima umpan balik tersebut.
Didalam pertukaran yang konstruktif ini,

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 7


informasi dibagikan diantara pihak-pihak RP2KPKP Kota Pekanbaru. Namun
yang berkolaborasi. Penerima pesan dalam hal ini prioritas penanganan yang
memiliki kesempatan untuk bertanya, tertuang dalam dokumen RPLP tidak
berbagi pendapat, dan memberikan saran-
sinkron dengan penanganan prioritas pada
saran atau modifikasi, dan karenanya
akan memahami dengan lebih tepat yang dokumen RP2KPKP. Ini disebabkan
dikomunikasikan dan yang harus penetapan prioritas penanganan
dilakukan dengan informasi tersebut. didokumen RP2KPKP berdasarkan
penilaian tingkat kekumuhan yang paling
Namun komunikasi yang
tinggi nilainya sedangan penetapan
dilakukan mengalami hambatan dimana
prioritas penanganan didokumen RPLP
sulitnya menyamakan waktu dalam
berdasarkan keinganan masyrakat melalui
mengadakan pertmuan untuk membahas
musyawarah.
profil kawasan kumuh Kelurahan
Sukaramai serta pelaksanaan yang akan Didalam dokumen RP2KPP,
dilakukan. Sehingga terjadi permasalahan yang paling tinggi nilai
miscomunication diantara pihak-pihak persentasinya berdasarkan penilaian
yang berkolaborasi yang tidak menghadiri secara teknis adalah mengenai indikotar
pertemuan mengenai keputusan yang proteksi kebakaran dan persampahan.
telah ditetapkan saat musyawarah. Oleh karena itu prioritas penanganan
Kesulitan lainnya yaitu disaat melakukan berdasarkan dokumen RP2KPKP dimulai
komunikasi ke seluruh lapisan dengan mengatasi permasalahan proteksi
masyarakat dikarenakan tidak seluruh kebakaran dan permasalahan sampah.
masyarakat menghadiri pertemuan. Namun dalam musyawarah terdapat
Mereka biasanya hanya mendengar dari perbedaan pola pikir dimana suara
mulut ke mulut sehingga banyak terbanyak dari pihak-pihak yang
menyebabkan salah penafsiran dari berkolaorasi yaitu terpenuhinya
informasi yang mereka dapatkan dan kebutuhan air minum/air bersih serta
masyarakat juga tidak banyak memiliki perbaikan terhadap kualitas jalan di
informasi mengenai pelaksanaan kegiatan permukiman mereka.
program KOTAKU.
Masyarakat di Kelurahan Sukaramai
Selain itu hambatan dalam kurang menyadari akan pentingnya sarana
komunikasi yang efektif bisa disebabkan dan prasarana proteksi kebakaran di
oleh hambatan individual dimana terjadi permukiman kumuh tersebut. Padahal hal
pebedaan pola pikir diantara pihak-pihak ini sangat perlu diperhatikan karena jika
yang berkolaborasi dimana saat LKM terjadi bencana kebakaran, maka api
menyampaikan bahwa dalam rencana sangatlah mudah menjalar dipermukiman
penanganan permukiman kumuh yang kumuh, karena kepadatan bangunan serta
tertera dalam dokumen RPLP Kelurahan tidak teraturnya bangunan di suatu
haruslah mengacu kepada dokumen permukiman. Jarak bangunan yang terlalu

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 8


rapat akan memperbesar resiko sebagai dasar kegiatan pembangunan
kebakaran. Jika suatu kawasan telah di Kelurahan Sukaramai.
dilakukan peningkatan kualitas 2. Potensi Perdagangan dan Jasa,
merupakan sektor-sektor ekonomi
permukiman namun tidak diikuti dengan
utama Kelurahan Sukaramai akan
peningkatan sarana dan prasarana dikembangkan dengan memanfaatkan
proteksi kebakaran, hal ini akan menjadi segala kemampuan untuk mendukung
penanganan yang percuma dan sia-sia terwujudnya cita-cita Kelurahan
karena ketidaktersediaan sarana dan Sukaramai dalam Menuju Sukaramai
prasarana proteksi kebakaran akan menjadi kelurahan SERAMBI (Sehat,
menyebabkan kesulitan memadamkan Rapi, Aman, Bersih).
3. Permasalahan yang masih muncul
api. Permukiman kumuh yang tadinya
dari masyarakat akan diselesaikan
sudah ditangani dengan peningkatan dengan melibatkan seluruh
kualitas akhirnya harus terbakar dan masyarakat dalam mencari penyebab
membutuhkan biaya lagi untuk permasalahan dan mendapatkan
membangunnya. penyelesaian permasalahan.
4. Telah disepaati bahwa penanganan
2. Partisipasi/ participation permukiman kumuh melalui
peningkatan kualitas permukiman
Program KOTAKU merupakan kumuh di Kelurahan Sukaramai
program yang dilaksanakan secara dilakukan dengan cara pemugaran.
partisipatif. Program ini memberikan Pemugaran merupakan kegiatan
kesempatan secara langsung kepada perbaikan rumah, prasarana, sarana
seluruh pihak yang berkolaborasi baik dan utilitas umum untuk
Lurah beserta perangkatnya, LKM, TIPP, mengembalikan fungsinya agar
KSM, KPP, beserta masyarakat untuk menjadi permukiman yang layak
terlibat dalam rencana menyangkut huni. Prioritas pembangunan telah
kesejahteraan mereka, dan juga secara disepakati oleh TIPP, untuk prioritas
langsung melaksanakan sendiri serta utama titik mula dilakukannya
memetik hasil program tersebut. Seluruh penanganan permukiman kumuh
tahapan perencanaan partisipatif telah berada di RW 02 karena di RW 02
dilaksanakan oleh TIPP Kelurahan memiliki tingkat kepadatan bangunan
Sukaramai melalui musyawarah yang tinggi dimana tingkat
perencanaan pembangunan kepadatannya mencapai 800 unit/Ha
(musrembang) yang telah mewakili unsur nya, serta kepadatan penduduk yang
aparat Kecamatan, aparat Kelurahan, tinggi mencapai 647 jiwa/Ha.
LKM Sukaramai Jaya, Penanganan yang dilakukan terhadap
relawan/masyarakat. Sebagai bentuk indikator air bersih/air minum dan
kesepakatan telah dirumuskan beberapa peningkatan kualtas jalan.
hal sebagai berikut :
1. Seluruh pihak yang berkolaborasi Kolaborasi dapat berjalan dengan lancar
menerima hasil RPLP Kelurahan apabila pihak-pihak ikut terlibat dalam
Sukaramai dari kegiatan Program setiap tahapan terkususnya masyarakat
Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) yang merupakan unsur utama dalam

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 9


keberhasilan kolaborasi, karena tanpa tahun 2015, masyarakat
keterlibatan masyarakat program memberikan sumbangan dana atau
KOTAKU tidak akan bisa mencapai yang biasa disebut dengan
tujuannya. Masyarakat tidak lagi menjadi swadaya masyarakat sebesar Rp
objek pembangunan, tetapi sudah mejadi 6.295.000 dan pada tahun 2016
subjek pembangunan. Sehingga terjadi penurunan angka swadaya
partisipasi masyarakat dapat berbentuk masyarakat. Seluruh kegiatan
sumbangsih pikiran, tenaga ataupun dana. yang dilaksanakan pada tahun
Adapun bentuk partisipasi masyarakat 2016 dan 2017 murni dari
Kelurahan Sukaramai adalah sebagai anggaran APBN dalam bentuk
berikut: BDI, masyarakat tidak lagi
1. Partisipasi masyarakat dalam memberikan bantuan dana dalam
menghadiri musyawarah tidak seperti kegiatan program KOTAKU.
yang diharapkan, Keterlibatan Dapat disimpulkan bahwa
masyarakat dalam musrembang partisipasi masyarakat dari waktu
terkait prencanaan mengatasi ke waktu sangatlah menurun.
permukiman kumuh sangat minim, komitmen dari pihak-pihak yang
sehingga masyarakat kebanyakan berkolaborasi terkhususnya
tidak mengetahu secara rinci masyarakat Kelurahan Sukaramai
mengenai program KOTAKU beserta memudar seiring pelaksanaan
kegiatan yang akan dilaksanakan di kegiatan.
wilayah mereka. Kebanyakan mereka
hanya mengetahui saat kegiatan telah Selain itu, Keterlibatan pihak kecamatan
dilaksanakan. yang merupakan salah satu anggota TIPP
2. Patisipasi masyarakat dalam sangat minim, keterlibatan pihak
memberikan tenaganya untuk kecamatan hanya saat menghadiri
pelaksanaan kegiatan juga berkurang pertemuan TIPP. Pihak kecamatan tidak
seiring waktu, hal ini dikarenakan ada melakukan pembinaan maupun terjun
masyarakat mempunyai kesibukan ke lapangan menanyakan kendala apa
lainnya. Ada juga yang beranggapan yang dihadapi saat pelaksanaan kegiatan.
bahwa itu adalah tugas KSM padahal Padahal Sudah menjadi tugas pihak
jika pelaksanaan kegiatan dilakukan Kecamatan melakukan pembinaan kepada
secara bersama sama maka kegiatan Lurah beserta LKM namun pihak
akan berjalan secara efektif dan Kecamatan tidak melakukan pembinaan
efisien. Kegiatan penanganan pun kepada pihak Kelurahan maupun kepada
tidak akan memakan waktu yang lama LKM, karena pihak kecamatan merasa
3. Selain partisipasi masyarakat bahwa pihak Kelurahan Sukaramai tidak
dalam sumbangan pikiran dan melibatkan Camat dalam pelaksanaan
tenaga, partisipasi masyarakat kegiatan penanganannya.
juga dapat dilihat dari sumbangan
dana yang diberikan untuk 3. Akseptasi/ Acceptable
program KOTAKU ini, pada awal Pihak-pihak yang berkolaborasi
mula penanganan permukiman harus berlandaskan pada Akseptasi,
kumuh di Kelurahan Sukaramai artinya kehadiran tiap pihak harus
melalui program KOTAKU pada diterima oleh pihak lain apa adanya dan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 10


dalam kesetaraan. Agar tiap pihak dapat membagikan diri dan miliknya (time and
diterima oleh pihak lain maka kepada tiap talents) serta berbagi tugas untuk
pihak dituntut untuk bersikap mencapai tujuan bersama dan pada
bertanggung jawab atau dapat diandalkan. akhirnya dapat berbagi
Sikap bertanggung jawab merupakan manfaat/keuntungan dari menjalin
salah satu cara agar keberadaan seseorang kolaborasi antara pihak-pihak yang
dapat diterima oleh orang lain. Apabila berkolaborasi.
salah satu pihak yang berkolaborasi tidak Pada tahun 2016 manfaat yang
dapat bertanggung jawab dalam dapat dirasakan dalam menjalankan
melaksanakan tugasnya maka mereka kolaborasi melalui program KOTAKU
harus merelakan dirinya digantikan oleh terhadap indikator penyediaan air bersih
orang lain yang lebih bertanggungjawab. atau air minum. Secara umum, Sukaramai
Idealnya anggota LKM berjumlah merupakan salah satu kelurahan yang
9-13 orang. Namun LKM Sukaramai Jaya cukup sulit untuk mendapatkan sumber
sering melakukan penggantian anggota air yang bersih. Sebanyak 273 Kepala
karena banyaknya anggota LKM yang Rumah Tangga tidak terlayani sarana air
tidak aktif dan tidak melaksanakan tugas bersih. Hal ini dikarenakan sumber air
beserta kewajibannya. Yang aktif dalam bersih di Kelurahan Sukaramai berasal
menjalankan tugas hanya 3 orang saja. dari air sumur umum atau masyarakat
Bukan hanya LKM saja yang sering membeli air untuk di minum, masyarakat
melakukan penggantian anggota tetapi terpaksa harus merogoh kocek lebih
KSM juga melaukan penggantian banyak untuk memenuhi kebutuhan atas
anggota, karena pada awalnya semua air bersih atau mengambil air dari sumur
ingin mencalonkan diri menjadi anggota air umum hingga mencapai 60
KSM namun dipertengahan jalan liter/orang/hari. Kolaborasi dalam
dikarenakan kurangnya komitmen serta penanganan permukiman kumuh dimulai
beberapa urusan pribadi lainnya yang dengan pemenuhan kebutuhan air minum,
membuat kehadiran diantara pihak tidak yaitu membangun sumur dalam/artesis
dapat diterima sepenuhnya, pergantian dan pipa saluran rumah tangga.
anggota harus dilakukan agar tidak Penyelenggaraan pembangunan air bersih
menimbulkan konflik yang ini dilakukan oleh Kelompok Swadaya
berkepanjangan. Masyarakat (KSM) Karya Bersama.
Masyarakat tidak perlu lagi membeli air
4. Berbagi/ share untuk memenuhi kebutuhan atas air
Kerjasama kolaboratif melibatkan bersih untuk makan, minum ataupun
kegiatan penggabungan dan saling mencuci
berbagi sumberdaya diantara para pihak
yang berkerjasama untuk mencapai tujuan
bersama. Mereka juga membagi resiko,
dan manfaat dari kerjasama tersebut.
Resiko yang mungkin akan terjadi dalam
kerjasama kolaboratif ditanggung
bersama oleh para pihak, demikian juga
manfaat yang diperoleh dari kerjasama.
Pihak-pihak yang berkolaborasi telah

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 11


Tabel 3 Kegiatan penanganan kumuh ini
Anggaran Pembangunan Sumur Dalam menangani pembangunan infrastruktur
Dan Perpipaan dan pendekatan sosial yang bertujuan
meningkatkan kesadaran masyarakat
Lokasi Volume untuk dapat berperilaku sehat, serta
No Anggaran
Pembangunan Pembangunan
Gg. Karya RW
menyadari aturan-aturan tentang rumah
1 1 unit 136.000.000 dan tempat tinggal yang layak.
02
2
Gg. Musholla
1 unit 89.000.000 Infrastruktur yang baik belum cukup
RW 02
menjadikan lingkungan sehat dan nyaman
Total 2 unit 225.000.000
Sumber: Data Olahan Penelitian jika tidak didukung dengan pemeliharaan
yang baik, penghijauan dan kebersihan
Dan pada tahun 2017, melalui dari lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini
kegiatan Bantuan Dana Investasi (BDI) perlunya peran masyarakat untuk
skala lingkungan, dilakukan peningkatan menjaga apa yang sudah dibenahi
kualitas jalan dengan koral sikat dan sekaligus peduli terhadap lingkungan.
penataan kawasan pinggir Sungai Sago
Oleh karena itu tugas KPP
dengan pembuatan mural dan Taman
terkhususnya masyarakat setempat untuk
Nilam City. Jalan perumukiman yang
melaksanakan rencana operasional dan
baik, harus memberikan rasa yang aman
pemeliharaan (O&P) dan melaporkan
dan nyaman bagi pergerakan pejalan kaki,
kegiatan O&P. KPP dibentuk mulai dari
pengendara sepeda dan kendaraan
skala kecil RT hingga skala Kelurahan.
bermotor. Kegiatan peningkatan kualitas
KPP beserta masyarakat setempat sebagai
jalan dan penataan kawasan pingir Sungai
penanggung jawab atas pemeliharaan
Sago ini dilaksanakan oleh KSM Nilam
pembangunan disekitar lingkungan
Bersih.
masing-masing saling berkolaborasi agar
Tabel 4
terpeliharanya lingkungan sekitar. O&P
Anggaran Peningkatan Kualitas Jalan
disini bertujuan agar terbentuknya
dan Penataan Kawasan
kesadaran masyarakat agar mempunyai
No Lokasi Ukuran Anggaran keingginan untuk menjaga dan
1 Gg. Karya RW 85m x 4m
113.220.000 memelihara lingkungannya masing-
02
2 Gg. Musolla 30m x 2.5m
masing. Rencana O&P dibentuk melalui
20.370.000 rapat dan kesepakatan semua warga dan
RW 02
3 Gg. Ceri RW 02 25m x 1 m 10.750.000 dibentuk juga pengurus agar penjadwalan
4 Gg. MDA I 10 m x 1 m kegiatan bisa disusun dan dilaksanakan
4.570.000
RW 02
5 Gg. MDA II 13m x 2m secara bersama-sama. Kegiatan
10.660.000
RW 02 dilaksanakan bisa berupa gotong-royong,
6 Gg. Sungai Sago 93m x 3m kerja bakti, memperbaiki fasilitas
167.590.000
RW 02
7 Gg. Nilam 1 44,6m x
pembangunan yang telah ada seperti
41.680.000 jalan, drainase, dan jembatan.
RW 02 2,5m
8 Gg, Nilam 2 87m x 1,6m
52.020.000 Namun kenyataannya masyarakat
RW 02
tidak menjaga apa yang sudah diberikan
9 Gg. Mushalla 3 80m x 3m 71.890.000
Total 492.750.000 untuk lingkungannya, tong sampah dan
Sumber: Data Olahan Penelitian pohon buah yang telah diberikan hilang
begitu saja tanpa ada yang mengetahui

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 12


kemana hilangnya tong sampah dan dari APBN langsung dikirm ke rekening
pohon buah tersebut. Hal ini dikarenakan LKM tanpa perantara dan selajutnya dana
belum dibentuknya aturan bersama untuk tersebut diberikan KSM sebagai
ditaati. Padahal perlu dibuatnya aturan pelaksana kegiatan untuk mengola dana
bersama supaya pembangunan yang tersebut.
dilaksanakan bisa terikat dengan aturan Menjaga Kepercayaan diantara
bersama yang ada dan bisa menjaga dan masyarakat juga merupakan sesuatu yang
memelihara fasilitas yang telah ada agar tidak boleh terlewatkan, karena
bisa digunakan dalam waktu yang kolaborasi ini langsung melibatkan
panjang dan berkelanjutan. Aturan lapisan masyarakat sebagai pelaksananya.
bersama memuat semua hal yang terkait Apabila masyarakat tidak mempercayai
aturan dan sangsi yang dibuat rumusan lembaga masyarakat yang ada maka
masalah bersama dan disepakati bersama. dikhawatirkan akan menimbulkan konflik
Tujuannya adalah terbentuknya kesadaran ditengah masyarakat. Sekaligus
masyarakat untuk saling menjaga menciptakan ketegangan serta rasa
lingkungannya. ketidak pedulian lagi terhadap
pelaksanaan program dilingkungan
5. Percaya/ Trust mereka. Oleh karena itu KSM sering
Masing-masing pihak yang mengajak dan melibatkan beberapa
berkolaborasi harus dapat mempercayai masyarakat untuk ikut dalam belanja
dan dipercaya atau saling percaya karena perlengkapan yang dibutuhkan untuk
tidak mungkin suatu hubungan kerjasama pelaksanaan pembangunan sekaligus
dibangun diatas kecurigaan. Untuk itu memasang spanduk yang berisikan
tiap pihak dituntut untuk berani bersikap rincian dana secara garis besarnya.
terbuka/transparent terkhusus persoalan
anggaran. Untuk menjaga kepercyaan HAMBATAN DALAM
terhadap persoalan anggaran harus ada PENANGANAN PERMUKIMAN
laporan terhadap rincian dana yang masuk KUMUH
dan yang telah keluar dalam bentuk
laporan tertulis dan diberikan kepada 1. Hambatan Eksternal (Anggaran)
pihak-pihak yang terlibat dalam
kolaborasi. Namun terdapat permasalahan Program KOTAKU adalah
dikelurahan sukaramai dikarenakan tidak program yang dilaksanakan secara
adanya laporan tertulis mengenai kolaboratif yang mengintegrasikan
anggaran yang diperoleh dan dikeluarkan berbagai sumber pendanaan, termasuk
untuk program KOTAKU. dari pemerintah pusat, provinsi, kota,
Berdasarkan pengamatan peneliti
kecamatan hingga kelurahan dan
timbul sedikit rasa ketidakpercayaan
diantara pihak-pihak yang berolaborasi. masyarakat. Dalam hal ini BAPPEDA
Dimana pihak kecamatan selaku salah Kota Pekanbaru harus memasukkan
satu anggota TIPP tidak mendapatkan penganggaran untuk penanganan
laporan anggaran dan juga lurah beserta permukiman kumuh kedalam APBD Kota
perangkatnya juga tidak mendapatkan Pekanbaru. Namun penganggaran yang
laporan anggaran tersebut. Sebagaimana berasal dari APBD Kota untuk
diketahui bahwa dana BDI yang berasal

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 13


penanganan permukiman kumuh belum 3. Petugas-petugas pemungut
dianggarkan. Selain itu pihak kecamatan sampah dan gerobak sudah pernah
juga tidak memberikan anggaran untu difasilitasi oleh pihak kelurahan,
namun ditolak oleh warga yang
program KOTAKU hal ini dikarenakan
menolak membayar iuran retibusi
program KOTAKU tidak dimasukkan sampah perbulannya yang mereka
kedalam renstra Kecamatan. Sehingga nilai cukup memberatkan mereka
kegiatan peningkatan kualitas dan yang perekonomiannya menengah
pencegahan permukiman kumuh di kebawah.
tingkat kelurahan didukung oleh dana
4. Masyarakat penyewa yang berasal
stimulan yang akan dialokasikan melalui dari urbanisasi. berdomisili di RW
Bantuan Dana Investasi (BDI) kolaborasi 07, mereka menganggap bahwa
yang berasal dari APBN. ini bukan lingkungan mereka,
sehingga tidak menjaga
2. Faktor Internal (Kurangnya kebersihan lingkungan dan juga
Kesadaran Masyarakat Mengenai tidak ikut dalam melaksanakan
Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat) gotong royong membersihkan
lingkungan sekitar yang diadakan
Permukiman kumuh tidak dapat oleh pihak Kelurahan
diatasi dengan pembangunan fisik
semata-mata tetapi yang lebih penting
mengubah prilaku dan budaya dari KESIMPULAN
masyarakat di kawasan kumuh. Jadi
masyarakat juga harus menjaga Berdasarkan penelitian yang telah
lingkungannya agar tetap bersih, rapi, penulis laukan maka dapat disimpulkan:
tertur dan indah. Sehingga akan tercipta 1. Permasalahan permukiman kumuh
lingkungan yang nyaman, tertib, dan asri. harus segera ditangani dengan
Kesadaran masyarakat akan sampah menginisiasi pembangunan platform
masih kurang karena masyarakat masih kolaborasi untuk mewujudkan
banyak membuang sampah sembarang permukiman layak huni melalui
sehingga semakin memperburuk Program Kota Tanpa Kumuh
lingkungan. Dan disisi lain permasalahan (KOTAKU). Kolaborasi dilakukan
sampah di Kelurahan Sukaramai sulit dengan memenuhi prinsip kolaborasi
diatasi dikarenakan: yaitu partisipasi, komunikasi, percaya,
berbagi, dan akseptasi. Namun tidak
1. Tidak tersedianya Tempat semua prinsip kolaborasi berjalan
Pembuangan Sementara (TPS) dan sebagaimana mestinya, sulitnya
kebiasaan masyarakat yang sering menjalin komunkasi antar pihak yang
membuang sampah sembarangan terlibat dikarenakan sulit
menyamakan waktu dalam
2. Tidak ada masyarakat yang mau mengadakan pertemuan, hambatan
memberikan lahannya atau pun lainnya yaitu perbedaan pola pikir
menjual lahannya untuk dijadikan sehingga tidak dapat dihindari
tempat TPS terjadinya miscommunication. Pada

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 14


prinsip partisipasi, tidak semua pihak permukiman kumuh belum
yang terlibat dari awal sampai akhir dianggarkan. Sehingga kegiatan
pelaksanannya, hanya LKM yang peningkatan kualitas dan pencegahan
terlibat dari awal sampai akhir. Setiap permukiman kumuh di tingkat
pihak harus diterima keberadaannya kelurahan didukung oleh dana
(akseptasi) oleh pihak lain, namun ada stimulan yang akan dialokasikan
beberapa pihak yang tidak dapat melalui BDI kolaborasi yang berasal
menerima keberadaan pihak-pihak dari APBN. Kedua, kurangnya
disekitarnya dikarenakan tidak kesadaran masyarakat mengenai
bertanggung jawab dalam prilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini
pelaksanaan tugas. Selain itu muncul tercermin dari masih banyaknya
sedikit rasa tidak percaya dikarenakan masyarakat yang suka membuang
laporan mengenai rincian detail sampah sembarangan.
anggaran tidak ada. Pelaksanaan
kegiatan penanganan permukiman
SARAN
kumuh dilakukan oleh Kelurahan Berdasarkan dari pengkajian hasil
Sukaramai melalui musrembang penelitian di lapangan, penulis ingin
terlebih dahulu dengan cara memberikan saran terkait dengan masalah
pemugaran, Berdasarkan kesepakatan
yang terjadi, sebagai berikut:
TIPP melalui musyawarah maka
penanganan yang dilakukan pada 1. Untuk pihak-pihak yang berkoaborasi
tahun 2016 adalah terhadap indikator (Lurah&perangkatnya, LKM, TIPP,
penyediaan air bersih atau air minum. KSM, KPP, dan masyarakat
Penanganan dimulai dengan Kelurahan Sukaramai)
pemenuhan kebutuhan air minum,
yaitu membangun sumur Agar kolaborasi berjalan dengan
dalam/artesis dan pipa saluran rumah efektif, pihak-pihak yang berkolaborasi
tangga. Dan pada tahun 2017 berupa haruslah berpegang teguh kepada prinsip
kegiatan peningkatan kualitas jalan kolaborasi. Keseriusan dalam
dengan koral sikat dan penataan berkolaborasi harus diikuti dengan
kawasan pinggir Sungai Sago dengan keterlibatan secara penuh mulai dari tahap
pembuatan mural dan Taman Nilam awal hingga tahap akhir pelaksanaan
City. kegiatan. Selain itu masyarakat yang
2. Faktor penghambat dalam menjadi unsur utama dalam keberhasilan
melaksankan kolaborasi adalah: pelaksanaan program KOTAKU harus
Pertama masalah anggaran, Program ikut berpartisipasi dan melibatkan dirinya
KOTAKU adalah program yang baik dalam sumbangsih pikiran, tenaga
dilaksanakan secara kolaboratif yang dan dana. Agar kehadiran tiap pihak dapat
mengintegrasikan berbagai sumber diterima oleh pihak lain maka setiap
pendanaan, termasuk dari pemerintah pihak yang berkoaborasi haruslah
pusat, provinsi, kota, kecamatan mempunyai rasa tanggung jawab, dan
hingga kelurahan dan masyarakat. menciptakan kepercayaan diantara pihak.
Namun penganggaran yang berasal Transparansi anggaran secara detail dapat
dari APBD Kota ataupun dari pihak berupa laporan tertulis yang dapat dilihat
Kecamatan untuk penanganan oleh semua pihak jika bertanya mengenai

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 15


anggaran yang telah dihabiskan untuk Hayat. 2017. Manajemen Pelayanan
pelaksanaan program KOTAKU di Publik. Jakarta: PT Raja Grafindo
Kelurahan Sukaramai. Persada
Kaho, Josef Riwu. 2012. Analisis
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Hubungan Pemerintah Pusat dan
Daerah di Indonesia. Yogyakarta:
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk
Center for Politics and
mengkaji banyak sumber maupun
Government (PolGov) Fisipol
referensi yang terkait dengan kolaborasi
dalam penanganan permukiman kumuh UGM
melalui program KOTAKU agar hasil Listyaningsih. 2014. Administrasi
penelitiannya dapat lebih baik dan lebih Pembangunan: Pendekatan
lengkap lagi. Konsep dan Implementasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Sabaruddin, Abdul. 2015. Manajemen
Buku Kolaborasi Dalam Pelayanan
Publik: Teori, Konsep Dan
Adisasmita, Rahardjo. 2010. Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Pembangunan Kawasan dan Tata
Ruang. Yogyakarta: Graha Ilmu Sadana, Agus S. 2014. Perencanaan
Kawasan Permukiman. Jakarta:
Adisasmita, Rahardjo. 2011. Manajemen Graha Ilmu
Pemerintahan Daerah.
Yogyakarta: Graha Ilmu Sadyohutomo, Mulyono. 2009.
Manajemen Kota dan Wilayah:
Bateman, Thomas S dan Scott A. Anell. Realita dan Tantangan. Jakarta:
2009. Manajemen Kepemimpinan PT Bumi Aksara
dan Kolaborasi Dalam Dunia
Subarsono, AG. 2016. Kebijakan Publik
yang Kompetitif. Jakarta: Salemba
dan Pemerintahan Kolaboratif
Empat
Isu-Isu Kontemporer.
Yogyakarta:Gava Media
Dwiyanto, Agus. 2012. Manajemen
Pelayanan Publik: Peduli, Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian
Inklusif, dan Kolaboratif. Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Yogyakarta: Gdjah Mada
University Press Sukandarrumidi. 2004. Metodologi
Peneliian: Petunjuk Praktis Untuk
Hasibuan, Malayu S.P. 2014. Penelitian Pemula. Yogyakarta:
Manajemen: Dasar, Pengertian, Gadjah Mada University Press
dan Masalah. Jakarta: PT Bumi
Aksara Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2010.
Metode Penelitian Sosial,
Berbagai Alternatif Pendekatan.
Jakarta: Kencana

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 16


Wiratama, Cahya. 2002. Metode-Metode Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2016
Riset Kualitatif dalam Public Tentang Pencegahan dan
Relations dan Marketing. Peningkatan Kualitas Terhadap
Bandung: PT Bentang Pustaka Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh
Jurnal
Keputusan Walikota Pekanbaru Nomor
Hariyanto, Asep. 2015. Strategi 151 Tahun 2016 Tentang
Penanganan Kawasan Kumuh Penetapan Lokasi Kawasan
Sebagai Upaya Menciptakan Kumuh
Lingkungan Perumahan Dan
Permukiman Yang Sehat (Contoh Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Kasus : Kota Pangkalpinang). Kualitas Permukiman Kumuh
Jurnal PWK Unisba Perkotaan (RP2KPKP) Kota
Pekanbaru Tahun Periode 2016-
Setiadhi, Ace. Tinjauan Terhadap 2019
Kebijakan Penanganan Kawasan
Kumuh Di Perkotaan. ISSN 1693- Rencana Pembangunan Jangka Menengah
7945 Daerah (RPJMD) Kota Pekanbaru
Tahun 2017-2022
Uar, Eka Dahlan . 2016. Strategi Dan
Tantangan Penanganan Kawasan Surat Edaran Direktorat Jendral Cipta
Kumuh Di Kota Ambon. Jurnal Karya Kementerian Pekerjaan
Fikratuna Volume 8 Nomor 2 Umum dan Perumahan Rakyat No
40 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Peraturan Umum Program Kota Tanpa
Kumuh
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Perumahan dan Kawasan Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta
Permukiman Karya Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat No
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 63 Tahun 2016 Tentang Petunjuk
Tentang Pemerintahan Daerah Teknis Penyaluran Bantuan
Pemerintah di Direktorat
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun Pengembangan Kawasan
2016 Tentang Penyelenggaraan Permukiman
Perumahan dan Kawasan
Permukiman Internet
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan http://kotaku.pu.go.id/web_kotaku/public/
Perumahan Rakyat Republik view/6999/sukaramai-sulap-jalan-
Indonesia Nomor 02 Tahun 2016 lingkungan-jadi-halaman-bermain-dan-
Tentang Peningkatan Kualitas belajar, diakses pada tanggal 20 Januari
Terhadap Perumahan Kumuh dan 2018 pukul 09.45
Permukiman Kumuh

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli –Desember 2018 Page 17

You might also like