Professional Documents
Culture Documents
Peran Self Management Practices Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank Perkreditan Rakyat
Peran Self Management Practices Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank Perkreditan Rakyat
net/publication/323399363
CITATION
READS
1
424
1 author:
Muafi Uii
Universitas Islam Indonesia
86 PUBLICATIONS 375 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muafi Uii on 26 February 2018.
M uaf i
Fakult as Ekonomi Jurusan Manajemen UPN “ Veteran” Yogyakart
a Jl. SWK 104 Ringroad Utara Condong Cat ur Yogyakart a
Abst ract :Rural banking (Bank Perkredit an Rakyat – BPR) had realized that self management
practices would give important contribution to the work sat isf act ion. This research investi-
gated the role of self management practicesinfluencing work sat isf action for employees in
rural banking (BPR). It was a survey research by survey research type. The respondent s were
the employees in rural banking organizationsin Magelang regency, Central Java. The tech-
nique of sampling utilized purposive sampling. The number of sample, which required the
criteria to be examined, was 111 respondent s. The technique of st at ist ics applied in this
research waspartial regression. The result of hypothesis examining explained that; there was
planning and goal set t ing influence to work sat isf action; there was access management in-
f luence to work sat isf action; there wascatch up activities influence to work sat isf action; and
there wasemotion management influence to work sat isf action.
Key w ords: self management practices (planning and goal set t ing, access management,
catch up act ivit ies, emotion management ), work satisf act ion.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan sebagai rural banking, SDM yang mengoperasio-
institusi yang mempunyai fungsi dan peran yang nalkan BPR rata-rata berkualitas rendah (Novita,
strategis dalam mendorong pertumbuhan usaha 2003). Tantangan terbesar yang dihadapi peru-
kecil dan menengah (UKM) dan sekaligus sebagai sahaan jasa saat ini adalah SDM (Muafi, 2009),
institusi yang dapat melakukan pemberdayaan dan ini akan berkaitan erat dengan perilaku indi-
para pengusaha lokal sebagai bentuk nyata vidu seperti self management practices.
kegiatan ekonomi berbasis kerakyat an. Hanya
Beberapa akademisi dan praktisi
dengan kinerja yang baik, BPR akan mampu
menyetujui bahwa self management merupakan
mengemban peran dan fungsi tersebut. Sumber
elemen pen- t ing sebagai bentuk dalam
daya manusia merupakan salah salah sat u faktor
organisasi baru di t ahun 1990an. Self
penghambat BPR dalam memainkan peran
management merupakan pusat dari paradigma
sebagai agen perubahan. Hal ini cukup
ekonomi baru untuk era informasi dan
beralasan, karena
merupakan determinan penting
M u af i
mengenalkan kembali dengan perilaku proaktif hanya mencakup kinerja individual. Self manage-
dari individu dalam mengendalikan perilaku ment juga mempertimbangkan pengabaian pan-
mereka sendiri, lingkungan dan kognisi individu. dangan tradisional dari ‘standar perilaku internal
Individu dalam organisasi secara reguler berpikir individu’. Secara umum, st udi self management
sejauhmana mengelola bawahan, kelompok dan menyediakan lebih lengkap pemahaman dari
organisasi, dan mereka jarang menerima instruksi perbedaan perilaku karyawan, t ingkat pendidik-
bagaimana mengelola diri sendiri. Dalam kenyata- an dan tingkatan respon. Kedua, adanya keper-
annya self management ternyata sukses diimple- cayaan dalam penghargaan organisasi dan sist em
mentasikan dalam set t ing penelitian organisasi pengendalian, self management dapat menjadi
manufaktur ataupun jasa (Castanade, et al., tidak mahal. Self management mewakili pendapat
1999). umum dari persepsi dan prakt ik dan secara
berlanjut menyediakan pilihan untuk karyawan.
SELF MANAGEMENT : Praktisi dari teknik self management secara pro-
KONSEP DAN KONSEKUENSI akt if memonitor peluang lingkungan mereka
untuk memperbaiki efektivitas dan kesuksesan
Gerhardt (2006) menjelaskan bahwa self karir. Sebagai hasilnya, perilaku self -reinforced
management sendiri didefinisikan sebagai usaha seringkali menjadi lebih efektif dibandingkan jika
dari individu untuk mengendalikan perilakunya harus diatur secara eksternal. Ketiga, penetapan
sendiri. Secara spesif ik, self management menca- baru dari permintaan organisasi mungkin mening-
kup penilaian masalah, pencapaian tujuan, moni- katkan self management di masa mendat ang.
toring waktu dan isu lingkungan dalam pencapai- Dengan self management akan berdampak pada
an tujuan, dan menggunakan penguatan kem- berkurangnya tingkatan dari supervisi, mengelola
bali (reinforcement ) dan hukuman untuk meng- t im kerja sendiri, pertumbuhan dalam layanan/
atur program dan pencapaian tujuan (Frayne, profesional dan penciptaan pengayaan peker-
1991). Dengan pelatihan individual untuk meng- jaan. Hal ini merupakan tantangan pekerjaan yang
evaluasi, memonit or, dan mengat ur mereka akan membuat self management lebih layak dan
semua, mereka menjadi bertanggung jawab dan lebih penting.
menghitung program dan kinerja mereka sehing- Wexley & Lathan (1991) menyatakan bahwa
ga menjadi ‘self managers’. pilihan pelatihan yang dibutuhkan untuk pela-
Castaneda, et al (1999), menjelaskan juga t ihan self management akan meningkat secara
bahw a self management sering didef inisikan dramatis pada tahun-tahun mendatang. Vein et al.
penting dan sering memiliki karakterist ik unik (1980) dalam Cast anade, et al. (1999) menga-
yang berbeda lebih dari pendekatan manajemen takan bahwa self management berpotensi men-
t radisional. Pertama, self management menye- jadi ‘pengganti kepemimpinan’. Selanjut nya self
diakan pandangan unik untuk memahami perila- management mungkin bisa menetralisir konsep
ku karyawan (Erez & Kanfer, 1983). Hal ini untuk kepemimpinan. Sistem self reinforcement
menjelaskan bahwa perilaku adalah luas. Dalam berfungsi sebagai sat u dari komponen dalam
konteks dinamis mencakup semua pilihan perila- model self management (Brief & Aldag, 1981).
ku (respon dan kesenjangan respon) dan t idak
Dean et al. (1983) membuktikan bahwa self pada sit uasi int erpersonal dan sosial. Individu
management akan bisa meningkatkan produkti- yang memiliki self monitoring yang rendah
vitas dan pencapaian tujuan. Program self mana- berpikir unt uk mengurangi kemampuan atau
gement secara spesial dapat didesain untuk me- motivasi sehingga mengatur ekspresi self presen-
ningkat kan jumlah w akt u yang dialokasikan t at ion mereka. Dalam kehidupan organisasi,
untuk kegiatan positif. St udi empiris menjelaskan monitor t inggi dan rendah adalah subjek yang
bahwa 70% partisipan dalam program pelatihan harus dikrit isi. M onit oring diri yang t inggi
self management secara t ipikal digunakan untuk kadang-kadang disebut bunglon (chameleons),
mencapai tujuan yang diinginkan. secara cepat mengadapt asi self presentation
Selanjutnya Brief & Aldag (1981) menjelas- mereka pada lingkungan sekelilingnya. Sebalik-
kan bahwa persepsi dan praktik self management nya, monitoring diri yang rendah seringkali
bisa digunakan sebagai pusat dari reinforcing. dikritisi bahwa mereka itu menjadi seperti katak
Persuasi verbal, pengalaman kerja, verifikasi logis dalam tempurung dan tidak sensitif pada orang
dan emosional merupakan determinan kritis dari lain. Dalam konteks perilaku organisasional, self
persepsi self management . Ada beberapa monitoring sepert i pada perbedaan individu
langkah spesif ik dalam self management bukan sesuatu hal yang benar atau salah,
dikenalkan oleh Frayne (1991) dalam Gerhardt ataupun baik atau buruk tetapi lebih merupakan
(2006). Langkah pertama, pelat ihan self sumber dari keragaman. Hal ini dibutuhkan untuk
management adalah aturan untuk self dipa- hami oleh manajer secara cukup saat ini dan
assessment. Melalui tahap ini, individu masa mendatang. Langkah keempat dalam
menemukan apa masalah yang dapat ditemukan pelatihan self management adalah tahap self
dari individu dan tujuan yang mereka ingin capai. evaluation, di mana individu mengevaluasi
Temuan ini bisa digunakan untuk melangkah ke kesuksesan dari perencanaan mereka, dan
tahap berikutnya dari pencapaian dan komitmen menyaring t akt ik mereka sendiri.
untuk mencapai hasil. Langkah berikutnya Self management merupakan kompetensi
adalah self monitoring, yang akan memberikan yang harus dimiliki oleh individual (Kreitner &
dampak kecil pada perilaku individu. Self Kinicki, 2007). Didalamnya akan mencakup (1)
monitoring mencakup aktivitas monitoring oleh emotional self control; menjaga emosi yang
individu dari waktu mereka dan mengelola meng- adu domba, dan emosi yang terkendali, (2)
lingkungan, dan mengident if ikasikan isu at au trans- parancy; menampilkan kejujuran dan
situasi yang mungkin bisa mencegah individu dari integritas,
pencapaian tujuan mereka sendiri. Kreit ner & (3) adaptability; fleksibel dalam beradaptasi pada
Kinicki (2007) menambahkan bahwa self moni- perubahan sit uasi, (4) achievement, mendorong
t oring berarti seseorang mengamat i perilaku perbaikan kinerja untuk mencapai standar yang
ekspresi mereka sendiri dan mengadapt asinya istimew a, (5) initiative; siap untuk bertindak dan
pada situasi yang diminta. Seorang ahli perilaku mengambil peluang, dan (6) optimism, optimis
menjelaskan bahwa individu dengan self moni- dalam melihat peluang.
toring yang tinggi berpikir mengatur self presen-
King (2004) mengajukan konsep tentang
t at ion ekspresi mereka demi keinginan yang
self management karir dengan mengukurnya
tampak dari masyarakat dan merespon secara
melalui t iga tipe yakni posit ioning, influence, dan
baik
Tabel 1. Tahap Self Management
boundary management . Adapun variabel ante- individu pada pekerjaannya. Secara formal kepu-
seden yang menjadi penyebab career self mana- asan didefinisikan ‘af ektif atau respon emosi pada
gement adalah self eff icacy, keinginan untuk pekerjaan seseorang’, bahkan dengan kondisi
mengendalikan career outcomes. Career self diri karyawan. Definisi ini memberikan implikasi
management t ersebut akan mempengaruhi penting bahwa karyawan BPR dapat relatif puas
pencapaian career outcomes seperti yang diingin- dengan sat u aspek at au bahkan t idak puas
kan. Selanjut nya pencapaian career outcomes terhadap aspek lainnya. Perasaan yang berkaitan
sepert i yang diinginkan akan mempengaruhi dengan pekerjaan biasanya meliputi; gaji atau
kepuasan hidup, kepuasan karir, dan keman- upah yang diterima, hubungan antar pegawai,
dirian. Kerangka pemikiran ini diyakini akan karir, st ruktur organisasi dan lainnya. Sedangkan
dapat diaplikasikan untuk organisasi baik manu- perasaan yang berkaitan dengan diri karyawan
faktur maupun jasa sepert i perbankan. biasanya meliputi; gender, umur, pendidikan,
Hollenbeck & Brief (1987) dalam Castaneda kemampuan, keahlian dan lainnya (Kreitner &
et al. (1999) memiliki argumentasi bahwa ada Kinicki, 2007; Davis, 1996).
hubungan antara self management dengan out- Selanjutnya Kreitner & Kinicki (2007)
come organisasi sepert i kinerja kerja, kepuasan menje- laskan bahw a ada lima dominasi model
kerja dan perputaran karyawan. King (2004) me- dari penyebab yang berbeda pada kepuasan
nambahkan bahwa self management akan bisa kerja. Lima dominasi model tersebut adalah; (1)
memberikan dampak pada psychological out- peme- nuhan kebutuhan (need fulfillment ),
comes mencakup karir dan kepuasan hidup, pe- kepuasan dit ent ukan o leh luasnya karakt
ningkatan self efficacy dan well being. Self mana- erist i k dari pekerjaan yang diperbolehkan dalam
gement akan memiliki manf aat besar unt uk pemenuh- an kebutuhan individu, (2) perbedaan
peningkatan motivasi karyawan dalam beradap- (discrep- ancy), bahwa kepuasan adalah hasil dari
tasi dengan perubahan dunia kerja. ketemu- nya harapan (met expectation), (3)
Penelitian ini lebih difokuskan pada penga- pencapaian nilai (value attainment ) di mana
ruh self management terhadap kepuasan kerja sebuah pekerjaan membolehkan untuk
karyawan BPR. Hal ini dikarenakan kepuasan memenuhi pentingnya nilai kerja seseorang., (4)
kerja secara penting merefleksikan luasnya keseimbangan (equity), hasil dari
kesukaan membandingkan antara input-outcome diri
individu dengan perbandingan input-outcome
H3 : Ada pengaruh catch up activities karyawan
individu lain, dan (5) komponen genetik/disposisi terhadap kepuasan kerja karyawan.
(dispositional /genetic component ), kepuasan
H4 : Ada pengaruh emotion management kar-
kerja adalah bagian dari fungsi faktor genetik dan
yawan terhadap kepuasan kerja karyawan.
ciri individu. Hal ini berimplikasi bahwa perbe-
daan individu yang stabil hanya penting dalam
menjelaskan kepuasan kerja sebagai ciri dari
M ETODE
lingkungan kerja. Disimpulkan oleh Kreitner &
Kinicki (2007) bahwa perilaku anggota organisasi
akan memiliki hubungan arah yang kuat terha- Metode penelitian ini adalah survei dengan
dap kepuasan kerja. Beberapa kajian tersebut di- menggunakan kuesioner secara cross sect ional.
gunakan untuk mengembangkan kerangka kon- Adapun jenis data yang digunakan adalah data
septual yang ditunjukkan pada Gambar 1. primer. Cara pengumpulan data primer melalui
kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah
Self Management seluruh karyawan BPR di kabupaten Magelang.
Practices Ad apun respo nden yang meng emb alikan
kuesioner berjumlah 111 responden, yang diambil
Planning and goal setting secara purposive. Teknik skala Likert digunakan
untuk mengukur pernyataan; planning and goal
sett ing, access management, catch up activities,
Access management emot ion management d an kepuasan kerja
Kepuasan kerja
dengan skala 1 (sangat t idak set uju) sampai
dengan 7 (sangat setuju). Item kuesioner untuk
Catch Up activities
pernyataan planning, access management, catch
up activities, emotion management mengacu
pada Cast aneda et al. (2004). Jumlah masing-
Emotion
masing item pernyataan; planning and goal set-
management
ting 8 item, access management 3 item, catch up
activities 3 it em, emotion management 4 item
Gambar 1. PengaruhSelf Management
Pract icest erhadap Kepuasan Kerja pernyataan. Sedangkan item pernyataan untuk
kepuasan kerja mengacu pada Mas’ud (2004)
dengan jumlah item 11 pernyataan. Hasil validitas
dan reliabilitas menyimpulkan bahwa t iap item
HIPOTESIS pernyataan menghasilkan loading factor >0,5
(valid). Selanjut nya dalam pengujian reliabilitas
H1 : Ada pengaruh planning and goal set menghasilkan cronbach alpha >0,6 (reliable)
ting (Tabel 2). Teknik stat istik yang digunakan untuk
karyaw an t erh adap kepuasan kerja menguji hipotesis dalam penelitian ini menggu-
karyawan. nakan analisis regresi liner secara parsial.
H2 : Ada pengaruh access management kar-
yawan terhadap kepuasan kerja karyawan.
Tabel 2. Hasil dari Validit as dan Reliabilit as
Cro nbach
Variabel It em Factor loading Alpha
Planning and goal set t ing (Pl) Pl.1 0.719 0.671
Pl.2 0.720
Pl.3 0.711
Pl.4 0.677
Pl.5 0.620
Pl.6 0.612
Pl.7 0.599
Pl.8 0.500
Access management (Am) Am.1 0.612 0.601
Am.2 0.600
Am.3 0.550
Cat ch up activities (Ca) Ca.1 0.569 0.520
Ca.2 0.532
Ca.3 0.545
Emot ion management (Em) Em.1 0.662 0.620
Em.2 0.601
Em.3 0.632
Kepuasan (Kep) Kep.1 0.690 0.612
Kep.2 0.670
Kep.3 0.567
Kep.4 0.542
Kep.5 0.539
Kep.6 0.720
Kep.7 0.621
Kep.8 0.545
Kep.9 0.520
Kep.10 0.712
Kep.11 0.531
1 2 3 4 5
Planning and 1
goal set t ing
Access 0.432* 1
Management
Cat ch Up 0.345* 0.421* 1
Activities
Emot ion 0.521* 0.520* 0.556* 1
Management
Kepuasan kerja 0.422* 0.355* 0.311* 0.353* 1
Tabel 4 menjelaskan bahw a mayorit as sebagai variabel t erikat diuji dengan t eknik
respon den memiliki jenis kelamin laki-laki analisis regresi linier secara parsial. Seperti yang
(69,4%), bekerja pada departemen pemasaran ditunjukkan pada Tabel 5 bahwa pada masing-
(69,1%), dan berpendidikan Sarjana 60%. masing variabel bebas(planning and goal setting,
access management, catch-up activities dan
Tabel 4. Profile of Respondents (N = 111) emo- t ion management ) secara parsial
memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja.
Penjelasan
Karakt erist ik Su b ini sekaligus membukt ikan bahw a keempat
Umum Persentase
Karakt erist ik hipotesis didukung dengan fakta empiris.
Jenis kelamin Laki-laki 69,4 Pada Tabel 5 menjelaskan bahw a ada
Perempuan 30,6
pengaruh planning dan goal set ting karyawan
Departemen Pemasaran 69,1
terhadap kepuasan kerja ( = 0.387, p < 0.000).
Operasional 10,9
Keuangan/ 20,0 Sehingga hipotesis pertama didukung. Selanjut-
Akuntansi nya, ada pengaruh access management terhadap
Tingkatan SM U/Diploma 11,1 kepuasan kerja ( = 0.117, p < 0.014) sehingga
pendidikan Sarjana 60,0 hipotesis kedua didukung. Ada pengaruh catch
Pasca Sarjana 38,9
up activities terhadap kepuasan kerja ( = 0.249,
p < 0.002) sehingga hipotesis ketiga didukung
Akhirnya ada pengaruh emotion management
karyawan terhadap kepuasan kerja ( = 0.200, p
< 0.000)
sehingga
hipotesis
keempat
didukung.
Tabel 5. Analisis Regresi
Saran
Tidak hanya penting memiliki ketepatan
dalam mengimplementasikan self management ,
t et api perlu juga dibangun self management
practices yang konsisten sebagai bagian dari
organisasi jasa yang spesifik seperti BPR. Seperti ception. Riset kedepan perlu juga mempertim-
diketahui bahwa pangsa pasar yang dilayani oleh bangkan anteseden dari self management seperti
BPR dan Bank Umum Nasional baik milik sw asta self eff icacy, keinginan untuk mengendalikan
maupun milik pemerintah adalah berbeda. BPR karir dan careesanchor, juga konsekuensi dari
sejak awal memang diorientasikan untuk mem- self management seperti life satisfaction, career
bant u mengembangkan usaha kecil dan me- satis- faction dan helpness (King, 2007).
nengah serta melayani usaha kebutuhan permo- Penggunaan St ructural Equation Modelling
dalan bagi golongan ekonomi lemah yang belum disarankan untuk penelitian selanjutnya.
terjangkau oleh Bank Umum dalam upaya untuk
mewujudkan pemerataan pelayanan perbankan,
pemerat aan kesempat an berusaha dan peme- DAFTAR PUSTAKA
rataan pendapatan. Sehingga pelanggan yang
dilayani akan berbeda dari segi pendidikan, st a-
tus sosial, ekonomi, gaya hidup dan berbeda Alf red, B.B., Sno w, C.C & M i les, R.E. 1996.
dalam karakteristik lainnya. Characterist icsof Managerial Careers in
Pentingnya implementasi dari self manage- 21st Cent ury. Academy of M
ment yang konsist en dan tepat untuk organisasi anagement Execut ive, (November),
layanan seperti BPR sehingga akan semakin bisa pp.17-27.
memberikan layanan terbaik kepada pelanggan-
Brief, A.P & Aldag, R.J. 1981. The ‘Self ’ in Work
nya. Self management practices juga memerlukan
Organizat ion s: A Co ncep t ual Review.
duku ngan sist em manajemen su mber d aya
Academy of M anagement Review,Vol.6,
manusia yang seharusnya difokuskan pada dua
pp.75-88.
isu utama. Pert ama, kebijakan pengembangan
sumber daya manusia yang seharusnya diorien- Castaneda, M., Kolenko, T. A & Aldag, R.J. 1999.
t asikan pada pemberian layanan yang prima Self Management Perception and Pract ices:
kepada pelanggan BPR . Kedua, self A St ructural Equat ion Analysis. Journal of
management practices harus sesuai dengan self Organizat ional Behavior, Vol.20, No.1,
management perception yang seharusnya telah (January), pp.101-120.
dibangun sebe- lumnya secara positif oleh
organisasi seperti BPR. Kesemuanya penting Davis, K. 1985. Human Behavior at Work :
untuk peningkatan kinerja organisasional yakni Organizat ional Behavior . New Delh i :
kinerja layanan yang prima, khususnya untuk McGraw Hill Company, Inc.
masyarakat golongan ekonomi lemah dan Dean, M. Mallott, R & Fulton, B. 1983. The Ef
pengusaha kecil baik di pedesaan maupun di fects of Self-M anagement Training on
perkotaan. Academic Perf ormance. Teachin g of
Bagi penelitian selanjut nya, self manage- Psychol ogy, Vol.10, pp.77-81.
ment yang diukur t idak hanya pada penelitian
Erez, M & Kanfer, F.H. 1983. The Role of Goal
self management practices. Hal ini karena meng-
Accept ance in Go al Set t ing an d Task
ukur self management practices akan memiliki
keterkaitan erat dengan self management per- Perf ormance. Academy of Management
Review,Vol.8, pp.454-463.
Gerhardt, M. 2006. Individual Self Management nal of Compensation & Benefits,
Training in Management Educat ion, Acad- (May/June), pp.52-56.
emy of Management, Annual Conference
in Leading & Learning; Whats A head for Mas‘ud, F.2004. Survai Diagnosis Organisasional.
M anagement Educat ion. Oct ober 12-14. Konsep dan Aplikasi. Undip Semarang.
Galt House Hotel & Sw it s Lousville, KY.
Muafi. 2008. Perilaku Organisasi. Konteks Global
Gist , M.E., Bavett a, A.G., & St evens, C.K. dan Individual. UMM Press.
1990.
Transf er Training Method: Its Inf luence on . 2009. The Ef fects of Alignment Com-
Skill Generalization, Skill Repetit ion and petitive Strategy, Cult ure, and Role Behav-
Perf ormance Level. Personnel Psychology, ior on Organizational Performance in Ser-
Vol.43, pp.501-523. vice Firms, The International Journal of Or-
ganizational Innovation, Summer, Vol.1, No,
Gist, M.E., Stevens, C.K & Bavetta, A.G. (1990),
1, p. 106 – 133.
Ef- fects of Self Efficacy and Post Training
Inter- vention on The Acquisition and Maint Hartati, A.S & Gusapt ono, H. 2010. The Role of
e- nance of Complex Interpersonal Skills. Life Skills Training on Self -Eff icacy, Self Es-
Per- sonnel Psychology, Vol.44, pp.837- teem, Life Interest, and Role Behavior for
861. Unemployed Youth. Global Journal of Man-
agement and Business Research, Vol.10,
Hollenbeck, J.R & Brief, A.P. 1987. Self Regula-
No.1, (Febuary), pp.132-139.
tion in The Workplace: Tow ards a Unified
Approach to Underst anding Worker Atti- Overman, S. 1993. Under HR Umbrella, Carrer
tudes and Behaviors’, in Schuler, R.S (ed) Development Pays Dividends.
Readingsin Personnel and Human HRMagazine, (September), pp.67-68.
Resources Management. West Publishing,
St . Paul, MN. Wexley, K.N & Lathan, G.D. 1991. Developing
and Training Human resources in
King, Z. 2004. Career Self Management: It s Na- Organizations. New York: Harper Collins.
ture, Causes and Consequences. Journal of
Vocational Behavior, Vol.65, pp.112-133. Wood, R. & Bandura, A. 1989. Social Cognitive
Theory of Organizat ional M anagement .
Kreitner, R & Kinicki, A. 2007. Organizational Be- Academy of Management Review, Vol.14,
havior. 7th ed. New York: McGraw Hill. Av- pp.361-384.
enues of The Americas.
Wulandari, N. 2003. AnalisisPengaruh
Latham, G.P& Frayne, C.A. 1989. Self Kompetensi Manajerial terhadap Kinerja
Management Training for Increasing Job Bank Perkre- ditan Rakyat (BPR): Studi
Attendance: A Follow Up and Replication. Kasus di Wilayah Kerja Kant or Bank
Journal of Apllied Psychology, Vol.74, Indonesia Semarang. Tesis. M agist er M
pp.411-416. anajemen Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro.
Layman, R.G & Conover, W.F.III. 1995. The Begin-
ningsof ‘Real Time’ Incentives Design.
Jour-
M u af i
PERBANKA
N