You are on page 1of 11

Jurnal Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0156

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 11 Pages pp. 53-63

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DANA BANTUAN


OPERASIONAL SEKOLAH PADA MADRASAH IBTIDAIYAH
SWASTA DI KABUPATEN PIDIE
Muhammad Andi1, Murniati AR2, Nasir Usman3
1)
Magister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2 , 3) Prodi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
Email: andiemila95@yahoo.com

Abstract: The School Operational Assistance (BOS)program as one of the indicators of the
completion of compulsory education program started from elementary school until senior high
school/equal does not only aim to maintain the Gross Participation Rate but also to contribute
important roles in improving the quality of education. The education fee is an important
component in the implementation of education. The education process cannot run smoothly
without financial support. The purpose of this study was to describe and analyze the matters
related to the program of using the BOS funds, the strategy of usingthe BOS funds, and the
supervision of the use ofBOS funds at Private Islamic Elementary Schools of Pidie Regency. The
method used in this study was descriptive method with qualitative approach. The techniques of
data collection used were interview, observation, and documentation. The subjects of this study
were school principals, teachers, school treasures, and school committees. The result of this study
showed that: (1) The program of using BOS funds at Private Islamic Elementary Schools of Pidie
Regency was designed and implemented by the school principals with involving the school
treasures, the senior teachers, and the school committees. The centralistic and de-centralistic
system was adopted in Islamic elementary school financial system. (2) The strategy of using BOSat
Private Islamic Elementary Schools of Pidie Regency in term of financial point was that all kind of
expenditures for educational activity at school should be transparent for both the school principal
and other school internals that are involved in the drafting process of School Budget.(3) The
supervision of the use of BOS funds at Private Islamic Elementary Schools of Pidie Regency was
carried out by the school principals and the officials of Regional Office of Religious Affairs of
Pidie Regency as the internal supervisor. The supervision system was carried out through
observing each income and expenditure of BOS funds. The audit by implementing indirect
observation process, such as the expenditure, should be approved by the school principals or
school treasures. The financial auditing was also carried out through auditing the financial
statement of each activities, which were submitted by teachers or school treasures.
Keywords: Effectiveness, School Operational Assistance Funds, and Private Islamic Elementary
Schools

Abstrak: Program BOS sebagai salah satu indikator penuntasan program wajib belajar sejak SD
sampai SMA/sederajat, bukan hanya bertujuan mempertahankan Angka Partisipasi Kasar (APK),
namun juga berkontribusi penting untuk peningkatan mutu pendidikan. Biaya pendidikan adalah
komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Proses pendidikan tidak dapat
berjalan tanpa dukungan biaya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsi dan menganalisis hal-hal
yang berkenaan dengan: program penggunaan dana BOS, strategi penggunaan dana BOS, dan
pengawasan penggunaan dana BOS pada Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Kabupaten Pidie. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek
penelitian: kepala sekolah, guru, bendaharawan sekolah, dan komite sekolah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Program penggunaan dana BOS pada Madrasah Ibtidaiyah Swasta di
Kabupaten Pidie disusun dan dilaksanakan oleh kepala sekolah, dengan melibatkan bendaharawan,
guru senior, dan komite sekolah. Pembiayaan pada madrasah ibtidaiyah menganut sistem
sentralistik dan desentralistik; (2) Strategi penggunaan dana BOS pada Madrasah Ibtidaiyah
Swasta di Kabupaten Pidie ditinjau dari sisi keuangan, bahwa semua jenis pengeluaran untuk
kegiatan pendidikan pada sekolah harus diketahui bersama, baik kepala sekolah maupun pihak-

53 - Volume 3, No. 4, November 2015


Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

pihak internal sekolah yang terlibat dalam proses penyusunan RAPBS; dan (3) Pengawasan
penggunaan dana BOS pada madrasah ibtidaiyah swasta di Kabupaten Pidie dilakukan oleh kepala
sekolah dan pejabat dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie sebagai pengawas internal.
Sistem pengawasan yang dilakukan adalah dengan cara mengamati setiap pemasukan dan
pengeluaran dana BOS. Pemantauan atau pemeriksaan dengan melakukan pengamatan secara tidak
langsung misalnya setiap pengeluaran dana harus atas persetujuan kepala sekolah atau
bendaharawan. Pemeriksaan keuangan juga dilakukan dengan cara memeriksa laporan keuangan
pada setiap kegiatan yang dilakukan, yang diserahkan oleh guru atau bendaharawan.

Kata kunci: Efektivitas, Dana BOS, dan MIS

PENDAHULUAN dicanangkan, namun demikian dana tersebut juga


Upaya pemerintah meningkatkan derajat dimungkinkan untuk membiayai beberapa
pendidikan dengan berbagai hal, termasuk kegiatan lain yang tergolong dalam biaya
peningkatan anggaran pendidikan 20 persen personalia dan biaya investasi.
sebagai amanat Undang-undang Dasar, secara Merujuk pada Panduan Teknis Bantuan
eksplisit pelaksanaan pendidikan tidak lagi Operasional Sekolah (2012:3), dinyatakan
hanya menjadi tanggungjawab pemerintah sebagai berikut:
pusat, tetapi juga sudah menjadi tanggungjawab Bahwa salah satu indikator penuntasan
pemerintah daerah. Pelaksanaan pendidikan program Wajib Belajar 9 Tahun diukur
dengan Angka Partisipasi Kasar (APK)
menjadi tanggungjawab pemerintah daerah, tingkat SD dan SMP. Pada tahun 2011,
baik dalam konteks pengelolaan maupun dalam APK SD/MI dan SMP/MTs telah
mencapai 102.58% dan 89,57. Kontribusi
pengawasan pendidikan. BOS tidak sepenuhnya MI dan MTs atas APK nasional tersebut
membebaskan peserta didik dari biaya sekolah. sebesar 12.44% dan 19.86%. Dengan APK
sebesar ini, maka dapat dikatakan bahwa
Ada komponen biaya yang tetap dibebankan program Wajib Belajar 9 tahun telah
pada sekolah, BOS hanya bersifat sebagai tuntas sesuai dengan waktu yang telah
ditargetkan. Sejak tahun 2009, pemerintah
pendamping dana yang berasal dari pemerintah telah melakukan perubahan tujuan,
daerah. Implikasi yang diharapkan dari hal pendekatan, dan orientasi, sehingga
program BOS bukan hanya berperan untuk
tersebut adalah bagaimana dana pemerintah mempertahankan APK, tetapi juga
daerah dapat mendampingi dana pemerintah berkontribusi besar untuk peningkatan
mutu pendidikan dasar. Seiring dengan
pusat. Dengan kata lain, apakah berjalan atau kenaikan biaya satuan BOS yang
tidak penerapan program dana BOS secara signifikan, program ini akan menjadi pilar
untuk mewujudkan pendidikan yang
efektif tergantung pada kesiapan masing-masing terjangkau bagi semua kalangan
pemerintah daerah. BOS adalah program masyarakat pada tingkat pendidikan dasar.

pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya Berdasarkan Juknis Pelaksanaan BOS pada
nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar Madrasah (2012:1) bahwa secara umum program
sebagai pelaksana program wajib belajar yang BOS bertujuan:

Volume 3, No. 4, November 2015 - 54


Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Secara umum untuk meringankan beban Mengacu pada latar belakang di atas,
masyarakat terhadap pembiayaan
penulis meyakini bahwa dana BOS pada
pendidikan dalam rangka wajib belajar 9
tahun yang bermutu. Secara khusus Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Kabupaten Pidie
program BOS bertujuan untuk: (1)
belum efektif baik dari segi ketepatan sasaran,
Membebaskan segala jenis biaya
pendidikan bagi seluruh siswa miskin di ketepatan jumlah, ketepatan waktu dan ketepatan
tingkat pendidikan dasar, baik di
penggunaannya. Penilaian efektivitas program
madrasah negeri maupun madrasah
swasta; (2) Membebaskan biaya perlu dilakukan untuk menemukan informasi
operasional sekolah bagi seluruh siswa
tentang sejauhmana penggunaan dana BOS di
MI Negeri dan MTs Negeri, kecuali pada
Rintisan Sekolah Bertaraf Intemasional madrasah sudah dilaksanakan, apakah sudah
(RSBI) dan Sekolah Bertaraf
tepat sasaran, sudah tepat jumlahnya sesuai
Internasional (SBI); (3) Meringankan
beban biaya operasional sekolah bagi dengan jumlah siswa yang dimiliki, sudah tepat
siswa di Madrasah Swasta/PPS.
waktu pencairannya dan sudah tepat
Tujuan program BOS, seperti tercantum penggunaannya sesuai dengan anjuran
dalam buku panduan yang diterbitkan oleh peruntukan dana BOS. Indikasi-indikasi tersebut
Dirjen Pendis Kementerian Agama RI, yang mendorong perlu dilakukannya evaluasi
pada awalnya untuk meringankan beban efektivitas penggunaan dana BOS di madrasah.
masyarakat dalam biaya pendidikan khususnya Hal ini mendorong penulis untuk melakukan
jenjang pendidikan dasar menjadi rancu pada suatu penelitian dengan judul: ”Efektivitas
saat pemerintah mencanangkan program Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
sekolah gratis. Asumsi masyarakat bergeser Pada Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Kabupaten
pada pengertian bahwa dana BOS yang telah Pidie.”
digulirkan pemerintah sebelum sekolah gratis
KAJIAN KEPUSTAKAAN
didengungkan, ditujukan untuk menggratiskan
Konsep Efektivitas
pembiayaan sekolah, padahal dana BOS secara
Secara etimologi kata efektivitas sebenarnya
resmi hanya diperuntukkan untuk meringankan
berasal dari kata “Effect” yang berarti berhasil,
beban biaya peserta didik. Secara lebih lanjut
dan kata sifatnya adalah “Effective” berarti
berdasarkan Juknis Pelaksanaan BOS pada
berhasil, setelah menjadi kata keterangan,
Madrasah (2012:2) bahwa: “Sasaran program
efektivitas pengertiannya berubah menjadi
BOS adalah semua sekolah SD/MI dan
berhasil. Jika ditinjau dari segi ekonomi dan
SMP/MTs, termasuk PPS Ula dan Wustha.
manajemen dapat disimak di antaranya pendapat
Jumlah dana BOS dihitung berdasarkan jumlah
Drukker, sebagaimana dikutip oleh Soewartoyo
siswa dengan ketentuan: (1) MI/PPS Ula: Rp
(2007:163), mendefinisikan efektivitas adalah
570.000,-/siswa/tahun; (3) MTs/PPs 710.000,-
“suatu ketetapan tindakan atau kesempurnaan
/siswa/ tahun.”
(jaminan) hasil suatu pekerjaan.” Dengan
3- Volume 3, No. 4, November 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

demikian yang dimaksud dengan keefektifan Sebagai suatu proses, manajemen meletakkan
adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan fungsinya pada interaksi orang-orang, baik yang
dengan usaha kerja sama. berada di dalam maupun di luar lembaga formal,
Efektivitas didasarkan pada kapasitas suatu atau yang berada di bawah atau di atas posisi
organisasi yang memperoleh dan memanfaatkan operasional seseorang dalam organisasi.
sumber dayanya yang langka dan berharga Ditinjau dari konteks pendidikan, menurut
semaksimal mungkin dalam usaha mengejar Suharsaputra (2010:13) bahwa: “manajemen/
tujuan operasionalnya. Tujuan yang ditetapkan administrasi pendidikan pada prinsipnya
mencakup beberapa tujuan lagi dalam suatu merupakan suatu bentuk penerapan manajemen
kerangka kerja yang dinamis, maka tujuan tidak atau administrasi dalam mengelola, mengatur,
diperlukan sebagai keadaan akhir yang statis, dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat
tetapi sebagai suatu yang dapat berubah dalam dalam dunia pendidikan.” Untuk menjalankan
perjalanan waktu. Tercapainya tujuan jangka organisasi pendidikan diperlukan manajemen
pendek tertentu dapat mempersembahkan pembiayaan yang efektif. Sekolah idealnya
masukan-masukan (faktor-faktor produksi) baru dikelola dengan manajemen efektif yang
demi tujuan berikutnya. mengembangkan potensi peserta didik, sehingga
Berdasarkan pendapat di atas jelaslah memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan
bahwa, efektivitas menggambarkan suatu nilai yang mengakar pada karakter bangsa. Di
pengertian terhadap suatu keadaan, di mana samping itu, dengan manajemen yang efektif,
metode-metode yang ditemukan atau maka pembiayaan pendidikan dapat dikelola
kesempurnaan hasil suatu pekerjaan yang dengan efektif dan efisien.
diinginkan, seperti halnya dalam penggunaan Berdasarkan kutipan di atas jelas bahwa
dana BOS di sekolah, termasuk kategori efektif secara teoretis biaya atau cost dalam konsep
apabila dana tersebut tepat sasaran dan pendidikan adalah nilai besar dana yang
didayagunakan sesuai dengan aturan dan diperkirakan perlu disediakan pada proyek
ketentuan yang berlaku. kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan
pendidikan. Biaya dalam kaitan ini adalah
Konsep Pembiayaan Pendidikan
sesuatu yang harus dikeluarkan dalam mencapai
Pembiayaan pendidikan merupakan bagian
keuntungan. Konsep biaya tidak selalu identik
dari manajemen pembiayaan. Manajemen
dengan uang.
sebagai suatu proses atau pembentukan kerja
Biaya pendidikan dapat diartikan dengan
yang melibatkan bimbingan atau petunjuk dari
segala sesuatu yang dikeluarkan dalam bentuk
sekelompok orang terhadap tujuan organisasi.
sumber daya, untuk mendapatkan pengambilan

Volume 3, No. 4, November 2015 -4


Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

berupa barang atau layanan jasa dalam rangka dana pendidikan tersebut digunakan untuk
pencapaian tujuan di bidang pendidikan. Biaya membayar gaji guru/pegawai.” Dana pendidikan
pendidikan adalah seluruh pengeluaran yang yang bersumber dari keluarga, masing-masing 3%;
ditujukan untak membiayai proses pelaksanaan 12%; 17%; dan 15%. Sumber-sumber lain hanya
pendidikan pada tingkat satuan atau lembaga. menyumbang masing-masing sekitar 1%; 3%; 2%;
Biaya merupakan unsur yang sangat penting dan 2%.
dalam proses pendidikan, sebagaimana Besarnya proporsi biaya yang bersumber dari
dinyatakan oleh Mulyono (2010:81), sebagai pemerintah bukan berarti bahwa seluruh kebutuhan
berikut: dana operasional pendidikan telah tercukupi.
Biaya merupakan suatu unsur yang Kecilnya biaya yang bersumber dari keluarga tidak
menentukan dalam mekanisme juga berarti bahwa biaya yang dibebankan kepada
penganggaran. Penentuan biaya akan
keluarga dapat dengan mudah dijangkau oleh
mempengaruhi tingkat efisiensi dan
efektivitas kegiatan dalam suatu masing-masing rumah tangga. Sedangkan kecilnya
organisasi yang akan mencapai suatu proporsi biaya yang berasal dari sumber-sumber
tujuan tertentu. Kegiatan yang
lain, mengindikasikan bahwa belum seluruh elemen
dilaksanakan dengan biaya yang rendah
dan hasilnya mempunyai kualitas yang masyarakat bekontribusi bagi pendidikan. Tanpa
baik dapat dikatakan kegiatan tersebut kontribusi itu, upaya peningkatan mutu, relevansi,
dilaksanakan secara efisien dan efektif.
dan efisiensi pendidikan akan tetap menghadapi
Biaya pendidikan juga merupakan
masalah, meskipun porsi APBN dan APBD 20%
komponen masukan instrumental yang sangat
untuk pendidikan telah betul-betul direalisasi.
dalam penyelenggaraan pendidikan. Dalam
Berbicara tentang pembiayaan berarti berbicara
setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik
mengenai kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam
tujuan-tujuan yang bersifat kualitatif maupun
rangka pencarian sumber dana dan
kuantitatif; biaya pendidikan memiliki peranan
pendistribusiannya untuk keperluan
yang sangat menentukan.
penyelenggaraan proses pendidikan. Proses
Proses Pembiayaan Pendidikan penyelenggaraan pendidikan pada lembaga
Harus diakui bahwa sampai sejauh ini pendidikan yang didukung oleh pendanaan yang
pemerintah masih dan harus tetap merupakan memadai, memungkinkan terjaminnya kelancaran
sumber terbesar pembiayaan pendidikan. berbagai kegiatan pencapaian tujuan pendidikan.
Sebagaimana dilaporkan oleh Bank Dunia, proporsi
Jenis-jenis Pembiayaan Pendidikan
pembiayaan pendidikan yang bersumber dari
Setiap proses pendidikan membutuhkan
pemerintah untuk sekolah negeri, menurut Supriadi
sejumlah biaya yang diperlukan untuk memenuhi
(2006:222) meliputi: “83% di SD; 81% di SLT,
tuntutan kebutuhan sarana dan prasarana serta
78% di SMU, 79% di SMK. Sekitar 95-99% dari
kegiatan lain yang diperlukan dalam
5- Volume 3, No. 4, November 2015
Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

penyelenggaraan pendidikan. Biaya pendidikan mengikuti pendidikan, bebasnya beban pajak


sebagai pengorbanan yang dikeluarkan untuk karena sifat lembaga pendidikan yang tidak
dapat terselenggaranya proses kegiatan belajar mencari keuntungan, bebasnya sewa perangkat
mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. lembaga yang tidak dipakai secara langsung
dalam proses pendidikan, penyusutan sebagai
1) Biaya langsung
cermin pemakaian barang keperluan sekolah
Biaya langsung merupakan biaya atau
yang sudah lama dipergunakan atau
pengorbanan yang dikeluarkan secara langsung
dimanfaatkan.
dalam proses pendidikan yang berhubungan
kegiatan peningkatan mutu pendidikan, 3) Private Cost dan Social Cost
misalnya bangunan gedung, pembelian buku, Private cost adalah biaya yang
gaji pendidik, perlengkapan belajar mengajar, dikeluarkan oleh keluarga untuk membiayai
dan berbagai kebutuhan lain yang secara pendidikan, misalnya orang tua mengeluarkan
langsung digunakan dalam proses biaya pakaian, buku-buku, ongkos transpor
penyelenggaraan pendidikan. keperluan kuliah anaknya, serta berbagai
Anwar (2006:39) menyatakan bahwa: keperluan lain yang bersifat pribadi namun
“biaya langsung pada hakekatnya adalah biaya berhubungan dengan keperluan sekolah.
yang dikeluarkan dan berpengaruh terhadap Sedangkan yang dimaksud dengan social cost
output pendidikan, yaitu berupa nilai adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat,
pengorbanan untuk menyelenggarakan kelompok bukan pribadi, dalam kegiatan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada penyelenggaraan pendidikan.
masyarakat.” Biaya ini secara langsung
Perencanaan dalam Pembiayaan Pendidikan
dirasakan manfaatnya oleh peserta didik sebagai
Perencanaan biaya adalah perencaraan
penunjang terlaksananya kegiatan pendidikan
sumber dana dan jumlah yang akan digunakan
pada lembaga bersangkutan.
demi tercapainya tujuan pendidikan.
2) Biaya tidak langsung Perencanaan dana juga disebut dengan
Biaya tidak langsung adalah sejumlah penganggaran. Penganggaran merupakan suatu
biaya atau pengeluaran yang tidak langsung kegiatan perencanaan dan koordinasi dari
berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan berbagai kegiatan untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Biaya ini ditimbulkan oleh adanya dalam suatu periode tertentu dengan melakukan
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, misalnya perkiraan kebutuhan yang diperlukan dan hasil
hilang pendapatan peserta didik selama

Volume 3, No. 4, November 2015 -6


Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

yang ingin dicapai serta pengawasan rutin hampir sama setahunnya, tidak banyak
pelaksanaannya. variasi.” Biaya pembangunan banyak sekali
Abubakar (2012:257) menyatakan ragamnya dan bisa berganti-ganti setiap tahun.
bahwa: “Manajemen memiliki tiga tahapan Kedua, kegiatan rutin dimulai pada tahun
penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelajaran/tahun akademik, sedangkan
pelaksanaan dan tahap penilaian (evaluasi). pembangunan diawali pada awal tahun anggaran.
Ketiga tahapan ini apabila diterapkan dalam Ketiga, struktur dan kegiatan pembangunan
manajemen keuangan adalah menjadi tahap proyek belum semantap struktur dan prosedur
perencanaan keuangan (budgeting), tahap kegiatan rutin.
pelaksanaan (akunting), dan tahap penilaian
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
atau auditing.”
BOS adalah program pemerintah untuk
Berkenaan tentang pentingnya
penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi
perencanaan dalam manajemen pembiayaan,
satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
Fattah (2008:49) memberi batasan perencanaan
program wajib belajar. Jenis kegiatan yang boleh
adalah: “suatu proses intelektual yang
dibiayai oleh BOS secara detail termaktub dalam
menentukan secara sadar tindakan yang akan
Buku Panduan Operasional Sekolah, yang
ditempuh dan mendasarkan keputusan-
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Manajemen
keputusan pada tujuan yang hendak dicapai,
Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
informasi yang tepat waktu dan dapat
Pendidikan Nasional Tahun 2010. Berdasarkan
terpercaya, serta memperhatikan perkiraan
petunjuk yang dikeluarkan oleh Dirjen
keadaan yang akan datang.” Perencanaan
Pendidikan Dasar dan Menengah (2010:2)
keuangan di Indonesia dilakukan setahun sekali,
program BOS bertujuan, sebagai berikut:
yaitu sebelum tahun anggaran dimulai tanggal 1
Secara umum program BOS bertujuan
April setiap tahunnya dan mulai tahun 2005
untuk meringankan beban masyarakat terhadap
tahun anggaran berakhir bulan Desember serta
pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib
akan dimulai 1 Januari tahun berikutnya.
belajar 9 tahun yang bermutu. Secara khusus
Perencanaan biaya ada dua jenis yaitu
program BOS bertujuan untuk:
biaya rutin dan biaya pembangunan. Perbedaan
1. Menggratiskan seluruh siswa SD dan SMP
kedua jenis biaya ini dijelaskan oleh Pidarta
dari biaya operasional sekolah, kecuali pada
(2008:129), bahwa: “perencanaan biaya rutin
rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI)
tidak sejelas perencanaan biaya pembangunan.
dan sekolah bertaraf internasional (SBI).
Pengalokasian biaya pembangunan lebih jelas
dan lebih eksplisit dibanding pengalokasian
rutin, mengingat tiga alasan: pertama, kegiatan

7- Volume 3, No. 4, November 2015


Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

2. Menggratiskan seluruh siswa miskin dari sebagai pelaksana. Kepala sekolah harus mampu
pungutan dalam bentuk apapun, baik di menerjemahkan program-program pendidikan ke
sekolah negeri maupun swasta. dalam ekuivalensi biaya dalam penyusunan
3. Meringankan beban biaya operasi sekolah RAPBM.
bagi siswa sekolah swasta. Perencanaan pembiayaan sekolah
memerlukan data yang akurat dan lengkap
Sehubungan dengan peningkatan mutu
sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk
Pendidikan dasar 9 Tahun, banyak program
masa yang akan datang dapat diantisipasi dalam
yang telah, sedang, dan akan dilakukan.
rancangan anggaran. Upaya mengefektifkan
Program-program tersebut dapat
pembuatan perencanaan keuangan sekolah, maka
dikelompokkan menjadi tiga. Menurut Mulyono
yang sangat bertangung jawab sebagai pelaksana
(2010:198) di antaranya: “Program dalam
adalah kepala sekolah. Posisi kepala sekolah
rangka pemerataan dan perluasan akses,
sebagai top manager harus mampu
program peningkatan mutu, relevansi dan daya
mengembangkan sejumlah dimensi perbuatan
saing, serta program tata kelola, akuntabilitas,
administratif.
dan pencitraan publik.” Meskipun tujuan utama
Berdasarkan perspektif tersebut
program BOS adalah untuk pemerataan dan
perencanaan biaya pendidikan sekolah harus
perluasan akses, program BOS juga merupakan
dapat membuka jalan bagi pengembangan dan
program untuk peningkatan mutu, relevansi, dan
penjelasan konsep-konsep tentang tujuan-tujuan
daya saing serta untuk tata kelola, akuntabilitas,
pendidikan yang diinginkan, dan merancang
dan pencitraan publik, sehingga pada akhirnya
cara-cara penyampaian. Hal ini disadari bahwa
mutu pendidikan dapat tercapai dengan optimal.
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai lembaga
MI tidak sama dengan sekolah lanjutan, seperti
HASIL PEMBAHASAN
SMA. Apalagi dana perencanaan dan
Program Penggunaan Dana BOS
penggunaan dana BOS.
Perencanaan pembiayaan lembaga
Pembiayaan merupakan hal yang sangat
pendidikan seperti halnya MI memerlukan data
penting, karena setiap kegiatan senantiasa terkait
yang akurat sehingga semua perencanaan
dengan dana. Hal ini sebagaimana dinyatakan
kebutuhan untuk masa yang akan datang dapat
oleh Gojali dan Umiarso (2010:102) sebagai
diantisipasi dalam rancangan anggaran. Untuk
berikut:
mengefektifkan penyusunan rencana anggaran
Keuangan di sekolah merupakan bagian
pada tingkat sekolah, kepala sekolah adalah
yang amat penting karena setiap kegiatan
sebagai top manager yang bertanggung jawab membutuhkan dana. Untuk itu, sekolah

Volume 3, No. 4, November 2015 -8


Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

perlu manajemen keuangan yang baik. dana untuk mencapai efektivitas


Sebagaimana yang terjadi di substansi pencapaian tujuan sekolah.
manajemen pendidikan pada umumnya,
kegiatan manajemen keuangan dilakukan Anggaran di samping sebagai alat untuk
melalui proses perencanaan, perencanaan dan pengendalian, juga merupakan
pengorganisasian, pengarahan, dan
alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan
pengawasan atau pengendalian.
suatu lembaga menempatkan organisasi dalam
Berpijak pada rumit perencanaan dan posisi yang kuat atau lemah. Menurut Fattah
pengelolaan manajemen pembiayaan (2006:49) bahwa: ”anggaran juga dapat
pendidikan, perlunya melibatkan tim penyusun berfungsi sebagai tolok ukur keberhasilan suatu
anggaran, sehingga RAPBM yang disusun organisasi dalam mencapai sasaran yang telah
sesuai menurut aspirasi dan kebutuhan internal ditetapkan.”
sekolah (MI) serta masyarakat sebagai
pengguna jasa pendidikan. Pengawasan Penggunaan Dana BOS
Kontrol atau pengawasan adalah fungsi di
Strategi Penggunaan Dana BOS dalam manajemen fungsional yang harus
Proses pengeluaran dana pada sekolah dilaksanakan oleh setiap pimpinan semua unit
ditinjau dari sisi keuangan, maka seluruh jenis kerja terhadap pelaksanaan pekerjaan di
pengeluaran untuk kegiatan pendidikan pada lingkungannya. Sagala (2012:59) menyatakan
sekolah harus diketahui bersama baik oleh bahwa: “Pengawasan ialah fungsi administratif
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie yang mana setiap administrator memastikan
maupun pihak-pihak internal MIS Kabupaten bahwa apa yang dikerjakan sesuai dengan yang
Pidie yang terlibat dalam proses penyusunan dikehendaki.” Pengawasan pada dasarnya tidak
RAPBM, sebagaimana telah disebutkan di atas. hanya terkait dengan pelaporan, melainkan
Mulyono (2010:164) menyatakan bahwa: pengajuan tindakan untuk mengendalikan ke
Pola pengelolaan anggaran belanja arah tujuan yang akan dicapai.
sekolah, terbatas pada pengelolaan
Pemeriksaan anggaran pada dasarnya
tingkat operasional. Salah satu
kebijakan tingkat sekolah adalah merupakan aktivitas menilai, baik catatan
adanya pencarian tambahan dan dari maupun menentukan prosedur-prosedur dalam
partisipasi masyarakat. Selanjutnya,
mengimplementasikan anggaran, apakah sesuai
cara pengelolaannya dipadukan sesuai
dengan tatanan yang lazim sesuai dengan peraturan, kebijakan dan standar-standar
dengan peraturan yang berlaku. Namun yang berlaku. Terutama dalam penggunaan dana
demikian, sesuai dengan semangat BOS, pengawasan sangat penting dilakukan agar
MBS, sekolah memiliki kewenangan
dan keleluasaan yang sangat lebar tidak terjadi penyimpangan dalam
dalam kaitannya dengan pengelolaan penggunaannya.

9- Volume 3, No. 4, November 2015


Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Upaya menghindari penyimpangan internal. Pengawasan eksternal terdiri dari tim


penggunaan adalah dengan menerapkan inspektorat dan BPKP. Sistem pengawasan yang
manajemen pembiayaan yang efektif dan dilakukan adalah dengan cara mengamati setiap
efisien. Kontribusi pendanaan/pembiayaan yang pemasukan dan pengeluaran dana BOS.
cukup signifikan pengaruhnya bagi kualitas Pemantauan atau pemeriksaan dengan
pendidikan di sekolah. Berkenaan tentang melakukan pengamatan secara tidak langsung
pentingnya pertimbangan tingkat efektif dan misalnya setiap pengeluaran dana harus atas
efisien dalam pembiayaan pendidikan. persetujuan kepala sekolah atau bendaharawan.
Pemeriksaan keuangan juga dilakukan dengan
KESIMPULAN DAN SARAN
cara memeriksa laporan keuangan pada setiap
Kesimpulan
kegiatan yang dilakukan, yang diserahkan oleh
Program penggunaan dana BOS pada MIS
guru atau bendaharawan.
di Kabupaten Pidie disusun dan dilaksanakan
oleh kepala sekolah, dengan melibatkan Saran
bendaharawan, guru senior, dan komite sekolah. Disarankan kepada kepala MIS terus
Adanya pelibatan guru senior dan komite berupaya mengotimalkan manajemen
sekolah, memberi dampak positif terhadap pembiayaan pendidikan khususnyanya dalam
keefektifan perencanaan dan penggunaan dana penggunaan dana BOS agar meningkatkan mutu
BOS. madrasah ibtidaiyah. Upaya ini dapat ditempuh
Strategi penggunaan dana BOS pada MIS di dengan penyusunan program pembiayaan tetap
Kabupaten Pidie ditinjau dari sisi keuangan, menganut azas efektivitas dan efisiensi, guna
bahwa semua jenis pengeluaran untuk kegiatan tercapainya program-program yang telah
pendidikan pada sekolah harus diketahui ditetapkan dan hendaknya melibatkan pihak yang
bersama, baik kepala sekolah maupun pihak- memiliki kemampuan dalam bidang pembiayaan
pihak internal sekolah yang terlibat dalam pendidikan.
proses penyusunan RAPBS. Dengan tepatnya Diharapkan kepada Kepala Sekolah
strategi penggunaan, maka berdampak positif sebagai kuasa pengguna anggaran dapat lebih
terhadap terciptanya transparansi dalam meningkatkan kerjasama lebih intensif dan
penggunaan dana BOS. harmonis dengan bendaharawan, dan kepala tata
Pengawasan penggunaan dana BOS pada usaha MIS Kabupaten Pidie, dalam proses
MIS di Kabupaten Pidie dilakukan oleh kepala pengeluaran biaya akan memperoleh persepsi
sekolah dan pejabat dari Kantor Kementerian dan memiliki komitmen yang sama untuk
Agama Kabupaten Pidie sebagai pengawas peningkatan kualitas dalam pelaksanaan

Volume 3, No. 4, November 2015 - 10


Jurnal Magister Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

manajemen pembiayaan dengan lebih baik lagi, Supriadi, D., 2006. Satuan Biaya Pendidikan Dasar
dan Menengah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
sehingga pada akhirnya dapat memajukan Tilaar, H.A.R., 2007. Paradigma Baru Pendidikan
madrasah ibtidaiyah swasta di masa akan Nasional. Jakarta: Rineka.

datang.
Diharapkan kepada pihak terkait lebih
meningkatkan upaya pembinaan pengawasan
dalam pengelolaan biaya pendidikan khususnya
dalam pengawasan dana BOS pada MIS guna
tercapainya efektivitas dan efisiensi dalam
sistem manajemen pembiayaan pendidikan.
Dalam pelaksanaan pengendalian dan
pengawasan perlu adanya instrumen yang
dijadikan tolok ukur untuk melihat kesesuaian
program pembiayaan dan proses penggunaan
anggaran pada masing-masing sekolah.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abubakar dan Kurniatun, T.C., 2012. Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Depdiknas, 2010. Renstra Kemendiknas 2010.
Jakarta: Depdiknas.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2012.
Peraturan Mendikbud Nomor 51 Tahun 2011
Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah dan Laporan
Keuangan Bantuan Operasional Sekolah
Tahun Anggaran 2012. Jakarta: Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemendikbud.
Fattah, N., 2008. Konsep Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah.
Bandung: Pustaka Bany Quraisy.
Gojali, I., dan Umiarso, 2010. Manajemen Mutu
Sekolah di Era Otonomi Pendidikan.
Yogyakarta: IRCiSoD.
Mulyono, 2010. Konsep Pembiayaan Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sagala, S., 2010. Administrasi Pendidikan
Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Soewartoyo, 2007. Dasar-dasar Organisasi dan
Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suharsaputra, U., 2010. Administrasi Pendidikan.
Bandung: Refika Aditama.

11 - Volume 3, No. 4, November 2015

You might also like