You are on page 1of 11

ANALISIS KESELAMATAN, KESEHATAN, LINGKUNGAN KERJA, DAN

DISIPLIN KERJA BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS


KERJA DENGAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING
(Studi Kasus : PT. Media Karya Sentosa Gresik)
Suryanto
Jurusan Teknik Industri
Universitas Muhammadiyah Gresik
Email : suryanto_only@yahoo.co.id

ABSTRACT

I ncreasing productivity is a major concern across industries, as the company’s effectiveness and efficiency of
resources into products that can be marketed and determine the business benefits. As a result, the various indicators
and factors for consideration have been directed to increase productivity.
This study aims to (1) Identify the relationship of safety, health, work environment and work discipline to work
productivity, and (2) Identify the relationship of work environment on work discipline.
Object of research is done in oil and gas industry large industrial class, namely LPG Plant Media Energy, PT. Media
Karya Sentosa Gresik. The data used comes from questionnaires returned data and feasible to be processed a number
of 108 respondents, who are employees of PT. Media Karya Sentosa Gresik. Summarized data with SPSS 11 software
and using AMOS 16 to process the data statistically using Structural Equation Modeling (SEM).
With SEM, obtained safety factor has a direct effect of negative but not significant effect on work productivity,
occupational health factors have a significant positive direct effect on work productivity, work environment factors
have a direct effect of positive but not significant effect on work productivity, and indirect influence on work
productivity through work discipline, work discipline factors have a direct effect of negative but not significant effect
on work productivity, and work environment factors have a direct effect of positive but not significant to the discipline
of work.
Keywords: Safety, health, work environment, work discipline, work productivity, structural equation
modelling.

PENDAHULUAN kasus kecelakaan di dalam perusahaan sebanyak


PT. Media Karya Sentosa, merupakan suatu 13 kasus. 8 kasus kecelakaan dengan penanganan
perusahaan yang bergerak dalam bidang oil and P3K, 3 kasus kecelakaan dengan kehilangan hari
gas, yang berkantor di jl. Harun Tohir no.1 Gresik. kerja kurang dari 1 hari, dan 2 kasus kecelakaan
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah dengan kehilangan hari kerja lebih dari 1 hari, serta
LPG mix (C3&C4), Condensate, serta lean gas. kecelakaan di luar perusahaan sebanyak 1 kasus.
Secara karakteristik proses dan bahan produksinya, Data kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel
potensi bahaya yang di timbulkan oleh perusahaan berikut:
yang baru beroperasi 2 tahun ini sangat besar. Tabel 1
Dimana kecelakaan kerja berhubungan dengan Data kecelakaan kerja PT. Media Karya Sentosa
hubungan kerja diperusahaan. Hubungan kerja Gresik
yang yang dimaksud adalah kecelakaan kerja Jumlah Akibat dan
Tahun
yang terjadi dikarenakan oleh pekerja atau pada kecelakaan penanganan
waktu melaksanakan pekerjaan. Ada banyak faktor  8 Penanganan P3K 
dalam hubungannya dengan pekerjaan yang dapat  Kehilangan < 1hari
2009  3
mendatangkan bahaya kecelakaan bagi pekerja kerja
 Kehilangan >1hari
selain mesin dan pralatan yang digunakan, antara  2
kerja
lain bahan, cara pengolahan, keadaan tempat 1 Luar perusahaan
kerja, dan lingkungan serta cara melakukan Sumber: HSE PT. Media Karya Sentosa Gresik
pekerjaan tersebut, sehingga diperlukan pula sikap
kedisiplinan dalam bekerja dari semua karyawan. Perusahaan juga mengharapkan sekali tidak
Menurut data HSE Department PT. Media terjadi keceelakaan di bagian manapun didalam
Karya Sentosa Gresik, pada tahun 2009 telah terjadi maupun luar plant. Karena kecelakaan kerja yang
30
terjadi dapat menyebabkan waktu kerja hilang, kerja berpengaruh terhadap Produktivitas kerja
serta biaya pengobatan di rumah sakit. karyawan pada PT. Media Karya Sentosa Gresik
Menurut data HRD PT. Media Karya ?
Sentosa Gresik selama tahun 2009, karyawan 2. Bagaimana faktor lingkungan kerja berpengaruh
yang memeriksakan diri ke rumah sakit akibat terhadap Disiplin kerja karyawan pada PT.
penyakit kerja sebanyak 45 karyawan dengan Media Karya Sentosa Gresik ?
pemeriksaan rawat jalan (outpatient) serta biaya
Tujuan
yang ditanggngkan sebanyak Rp. 29.310.445,
Tujuan penelitian yang hendak dicapai peneliti
dan 9 karyawan dengan pemeriksaan rawat inap
adalah sebagai berikut:
(inpatient) serta biaya yang ditanggungka sebanyak
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor Keselamatan
Rp. 27.555.247, serta 19 karyawan dengan
kerja, Kesehatan kerja, Linkungan kerja, dan
pemeriksaan gigi (dental care) serta biaya yang
Disiplin kerja terhadap Produktivitas kerja
ditanggungkan sebanyak Rp. 7.032.185, dan masih
karyawan pada PT. Media Karya Sentosa
ada biaya dan pemeriksaan lain yang dilakukan
Gresik.
karyawan diluar pertanggungan asuransi.
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor Linkungan
Proses LPG plant ini menggunakan mesin-mesin
kerja terhadap Disiplin kerja karyawan pada
dengan kapasitas tinggi, sehingga memberikan
PT. Media Karya Sentosa Gresik.
dampak yang kurang baik terhadap lingkungan,
seperti kebisingan area kompressor mencapai 101,5 Asumsi
db, area kerja yang panas karena harus kontak 1. Tingkat kepercayaan yang akan digunakan
langsung dengan sinar matahari, dan kalau musim sebagai dasar pengujian validitas dan reliabilitas
hujan karyawan harus tetap menjalankan tugasnya data adalah 95%, standar error adalah 5%.
meskipun kehujanan. Lingkungan seperti ini yang TINJAUAN PUSTAKA
menyebabkan karyawan tidak dapat bekerja secara 1. Manajemen Sumber Daya Manusia
maksimal. Manajemen sumber daya manusia dapat
Selain itu manajemen PT. Media Karya Sentosa didefinisikan sebagai pendekatan stratjik dan
Gresik kurang melakukan pengawasan terhadap koheren untuk mengolah aset paling berharga milik
masalah kedisiplinan karyawan, seperti pada saat organisasi, baik secara individu maupun kolektif,
jam kedatangan karyawan masih banyak yang dan memberikan sumbangan untuk mencapai
terlambat, adanya pelanggaran terhadap aturan- sasaran organisasi (Amstrong,2003) yang dikutip
aturan perusahaan lainnya. Kurang tegasnya oleh Triton (2007;17). Umar (2004) yang dikutip
penegakan aturan perusahaan seperti in dapat oleh Triton (2007;17) mendefinisikan bahwa
menjadikan karyawan dapat bekerja seenaknya Manajemen sumber daya manusia sebagai bagian
sendiri. Adanya permasalahan-permasalahan diatas dari manajemen korganisasian yang memfokuskan
tentu dapat berimbas lang sung dengan penurunan diri pada unsur Sumber daya manusia.
produktivitas kerja karyawan dan tujuan perusahaan 2. Keselamatan Kerja
tidak dapat dapat tercapai dengan maksimal. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang
Untuk meningkatkan produktivitas kerja, bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan,
pekerjaan harus dilakukan dengan cara yang benar , dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja
lingkungan kerja yang memenuhi syarat keselamatan dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
dan kesehatan, serta kedisiplinan karyawan. Jika pekerjaan (Sumakmur, 1993). Kecelakaan menurut
persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka terjadi Dr. Gempur. S (2004) adalah suatu kejadian tak
ketidaknyamanan kerja, gangguan kesehatan dan diduga dan tidak di kehendaki yang mengacaukan
daya kerja, penyakit dan kecelakaan. proses suatu aktifitas yang telah di atur.
Perumusan Masalah 3. Kesehatan Kerja
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, Program kesehatan kerja merupakan suatu hal
dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai yang penting dan perlu diperhatikan oleh pihak
berikut: pengusaha. Karena dengan adanya program
1. Bagaimana faktor Keselamatan kerja, kesehatan yang baik akan menguntungkan para
Kesehatan kerja, Lingkungan kerja, Disiplin karyawan secara material, karena karyawan akan
lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang
31
lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan esok lebih baik dari hari ini. Memahami konsep
karyawan akan mampu bekerja lebih lama. dan teori produktivitas secara baik dapat dilakukan
MenurutSumakmur (1988) kesehatan kerja adalah dengan cara membedakannya dari efektivitas dan
spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran efisiensi. Efektivitas dapat didefinisikan sebagai
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/ tingkat ketepatan dalam memilih atau menggunakan
masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat suatu metode untuk melakukan sesuatu (efektif = do
kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, right things). Efisiensi dapat didefinisikan sebagai
atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha tingkat ketepatan dan berbagai kemudahan dalam
preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/ melakukan sesuatu (efisiensi = do things right).
gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan Produktivitas memiliki dua dimensi, dimensi
faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada
terhadap penyakit-penyakit umum. pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu
4. Lingkungan Kerja pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,
Dalam peningkatan efisiensi dan produktifitas kuantitas, dan waktu, yang kedua yaitu efisiensi
kerja berbagai faktor lingkungan kerja sangat yang berkaitan dengan upaya membandingkan input
berpengaruh. Berbagai faktor lingkungan yang dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana
berpengaruh misalnya suhu yang nyaman untuk pekerjaan tersebut dilaksanakan (Umar,2004) yang
bekerja adalah 24-26O C. Manusia akan mampu dikutip oleh Triton (2007)
melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga 7. SEM (Structural Equation Modelling)
dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya SEM (Structural Equation Modelling) atau
ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang model persamaan struktural telah digunakan dalam
sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik berbagai ilmu seperti psikologi, ekonomi, pendidikan
atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan dan ilmu sosial lainnya. SEM sendiri merupakan
kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan perkembangan dari beberapa keterbatasan analisis
nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat multivariat. Tujuan utama dari analisis SEM adalah
dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. menguji fit suatu model yang kesesuaian model
Lebih jauh lagi, keadaan lingkungan yang kurang teoritik dengan data empiris. Menurut Ghozali
baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang (2005), suatu model dikatakan fit apabila sekurang-
lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya kurangnya satu nilai kriteria sudah sesuai dengan
rancangan sistem kerja yang efisien kriteria yang diharapkan. Kriteria Goodness of Fit
5. Disiplin Kerja adalah sebagai berikut:
Disiplin kerja merupakan suatu sikap dan
Tabel 2 Kriteria Goodness of Fit
prilaku yang berniat untuk menaati segala peraturan Kriteria Indek
organisasi yang didasarkan atas kesadaran diri Nilai Acuan
Ukuran
untuk menyesuaikan dengan peraturan organisasi.
Chi Square (X²) Sekecil mungkin
Disiplin dalam arti yang positif seperti yang
dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini. Hodges p - value ≥ 0,05
(dalam Yuspratiwi, 1990 yang dikutip dalam buletin CMIN/df ≤ 2,00
psikologi, tahun IV, Nomor 2, Desember 1996)
mengatakan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai RMSEA ≤ 0,08
sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk GFI Mendekati 1
mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Dalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian AGFI Mendekati 1
disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku TLI Mendekati 1
yang menunjukkan ketaatan karyawan terhadap
peraturan organisasi. CFI Mendekati 1
6. Produktivitas Kerja Sumber : Wijaya (2009;7) Analisis SEM
Produktivitas menurut Dewan Produktivitas menggunakan AMOS
Nasional mempunyai pengertian sebagai sikap mental Penjelasan dari masing-masing kriteria Goodness
yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan of Fit tersebut sebagai berikut:
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari 1. X2 (Chi Square Statistic) dan probabilitas
32
Alat uji fundamental untuk mengukur overall fit untuk diterimanya sebuah model adalah lebih
adalah likehood ratio chi square statistic. Model besar atau sama dengan 0,9 dan nilai yang
dikategorikan baik jika mempunyai chi square = mendekati 1 menunjukkan a very good fit. TLI
0 berarti tidak ada perbedaan. Tingkat signifikan merupakan index fit yang kurang dipengaruhi
penerimaan yang direkomendasikan adalah apabila oleh ukuran sampel.
p ≥ 0,05 yang berarti matriks input sebenarnya
7. CFI (Comparative Fit Index)
dengan matriks input yang diprediksi tidak berbeda
secara statistik. CFI juga dikenal sebagai Bentler Comparative
2. CMIN/df (Normed Chi Square) Index. CFI merupakan indeks kesesuaian
CMIN/df adalah ukuran yang diproleh dari chi incremental yang juga membandingkan model
square dibagi dengan degree of freedom. Nilai yang yang diuji dengan null model. Indeks ini
direkomendasikan untuk menerima kesesuaian dikatakan baik untuk mengukur kesesuaian
sebuah model adalah nilai CMIN/df yang lebih sebuah model karena tidak dipengaruhi oleh
kecil atau sama dengan 2,00. ukuran sampel. Indeks yang mengindikasian
3. RMSEA (Root Mean Square Error of bahwa model yang diuji memiliki kesesuaian
Approximation) yang baik adalah apabila CFI ≥ 0,90.
Nilai RMSEA menunjukkan Goodness of Fit
yang diharapkan bila model diestimasikan dalam METODE
populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau Kerangka Pemikiran
sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat
diterimanya model yang menunjukkan sebuah close
fit dari model itu didasarkan degree of freedom.
RMSEA merupakan indeks pengukuran yang tidak
dipengaruhi oleh besarnya sampel sehingga indeks
ini digunakan untuk mengukur fit model pada
jumlah sampel besar.
4. GFI (Goodness of Fit Index)
Digunakan untuk menghitung proporsi tertimbang
dari varians dalam matrik kovarians sampel yang
dijelaskan oleh matrik kovarians populasi yang
terestimasikan. Indeks ini mencerminkan tingkat
kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung
dari residual kuadrat model yang diprediksi
dibandingkan dengan data yang sebenarnya. Nilai
Goodness of Fit Index biasanya dari 0 sampai 1.
Nilai yang lebih baik mendekati 1 mengindikasikan
model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik,
nilai GFI dikatakan baik adalah ≥ 0,90.
5. AGFI (Adjusted GFI) Gambar 1. Kerangka Pemikiran
AGFI merupakan pengembangan dari GFI yang
disesuaikan dengan Degree of Freedom yang Merujuk teori dan hasil penelitian yang relevan,
tersedia untuk menguji diterima tidaknya model. maka dapat dirancang kerangka pemikiran yang
Tingkat penerimaan yang direkomendasikan diwujudkan dalam model struktural, seperti pada
adalah bila mempunyai nilai sama atau lebih Gambar 2. Kerangka pemikiran diatas menjelaskan
bahwa Produktivitas Kerja (Y2) adalah variabel
besar dari 0,90.
laten endogen, Disiplin Kerja (Y1) adalah variabel
6. TLI (Tucker – Lewis Index)
laten endogen juga sebagai variabel antara
TLI adalah sebuah alternatif incremental fit (intervening),sedangkan Keselamatan Kerja (X1),
index yang membandingkan sebuah model Kesehatan Kerja (X2), Lingkungan Kerja (X3)
yang diuji terhadap sebuah baseline model. adalah variabel laten eksogen.
Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan
33
Hipotesis penelitian ini, hanya mengutip beberapa bagian
Dengan demikian, berdasarkan kerangka pemikiran, yang telah disesuaikan dengan obyek penelitian
penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam dua dan di validasi oleh pejabat perusahaan. Indikator-
model persamaan dan lima hipotesis penelitian indikator yang digunakan sebagai berikut:
sebagai berikut : (X11) Komunikasi masalah keselamatan kerja
1. Model Produktivitas (Y2) atasan dan bawahan.
H-1 : Keselamatan kerja (X1) secara positif (X12) Kemampuan identifikasi keselamatan oleh
memiliki pengaruh terhadap produktivitas karyawan.
(Y2). (X13) Pelaksanaan terhadap aturan keselamatan.
H-2 : Kesehatan kerja (X2) secara positif memiliki (X14) Pengawasan terhadap penggunaan alat
pengaruh terhadap produktivitas (Y2). pelindung diri.
H-3 : Lingkungan kerja (X3) secara positif memiliki (X15) Beban kerja disesuaikan dengan kemampuan
pengaruh terhadap produktivitas (Y2). karyawan.
H-4 : Disiplin kerja (Y1) secara positif memiliki
Kesehatan kerja (X2)
pengaruh terhadap produktivitas kerja (Y2).
Kesehatan kerja diukur dengan menggunakan
2. Model Kedisiplinan Kerja (Y1)
Employee Health Survey yang dikembangkan oleh
H-5 : Lingkungan kerja (X3) secara positif
Boyd, dkk., 2006. Kuesioner tersebut terdiri atas 8
memiliki pengaruh terhadap kedisiplinan kerja
indikator. Dalam penelitian ini, peneliti mengutip
(Y1)
beberapa indikator yang telah disesuaikan dengan
H-6 : Lingkungan kerja (X3) secara positif
obyek penelitian dan di validasi oleh pejabat
memiliki pengaruh tidak langsung terhadap
perusahaan. Indikator-indikator yang digunakan
produktivitas kerja (Y2).
sebagai berikut:
Operasionalisasi variabel (X21) Kondisi gizi/nutrisi.
Pengukuran dari setiap variabel dilakukan dengan (X22) Seringnya dalam berolah raga.
menggunakan kuisioner yang harus diisi oleh (X23) Perokok.
para karyawan bagian produksi di PT. Media (X24) Kualitas tidur.
Karya Sentosa Gresik sebagai responden. Skala
Lingkungan kerja (X3)
pengukuran dalam penelitian SEM menggunakan
Lingkungan kerja diukur dengan menggunakan
skala Likert, dimana skala Likert merupakan data
Employee Health Survey yang dikembangkan oleh
ordinal, yaitu data yang memiliki kategori-kategori
Boyd dkk., 2006. Kuesioner tersebut terdiri dari
berurutan (Joreskog dan Sorbom, 1993;1996, yang
indikator untuk lingkungan kerja fisik dengan
dikutip oleh Ghozali dan Fuad, 2005:39).
jumlah 18 indikator. Dalam penelitian ini, peneliti
Tabel 3 Interpretasi Nilai Skala Likert mengutip beberapa indikator yang telah disesuaikan
Score Abjad Interpretasi dengan obyek penelitian dan di validasi oleh pejabat
perusahaan. Indikator-indikator yang digunakan
5 A Sangat setuju sebagai berikut:
4 B Setuju (X31) Kebisingan di tempat kerja.
(X32) Kualitas udara di tempat kerja.
3 C Netral (X33) Pencahayaan pada tempat kerja.
2 D Tidak Setuju (X34) Kondisi panas/dingin di tempat kerja.

1 E Sangat tidak setuju Disiplin kerja (Y1)


Sumber : Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Disiplin kerja diukur dengan berdasarkan teori
Bisnis, CV.Alvabeta Bandung menurut Alvin (1996), Indikator yang digunakan
yaitu:
Keselamatan kerja (X1)
(Y11) Kerelaan dalam menjalankan aturan -
Keselamatan kerja diukur dengan
aturan perusahaan.
menggunakan Safety Climate Questionnaire (SCQ)
(Y12) Keoptimalan penggunaan waktu.
yang dibuat oleh Glendon dan Litherland, 2001 yang
(Y13) Ketepatan karyawan masuk dan pulang
dikutip dalam penelitian Wills, 2005. Kuesioner
kerja.
tersebut terdiri atas tiga puluh dua indikator. Dalam
34
(Y14) Keseriusan dan loyalitas karyawan dalam Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
bekerja. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis model persamaan structural (SEM) dibantu
Produktivitas kerja (Y2)
dengan program statistik AMOS versi 16.0. Uji
Produktivitas kerja diukur berdasarkan teori
yang akan dilakukan meliputi :
menurut Gaspersz (2000) dengan indikator yang
1. Uji kesesuaian model
digunakan sebagai berikut:
Uji kesesuaian model dalam penelitian ini akan
(Y21) Ketepatan waktu yaitu penyelesaian kerja
di tunjukkan berdasarkan kriteria Goodness of
yang harus sesuai dengan target waktu yang
Fit. Nilai output yang nantinya akan ditampilkan
telah ditentukan.
setidaknya mendekati sesuai dengan nilai
(Y22) Kuantitas kerja yaitu menyangkut
acuan yang disarankan. Ini bertujuan untuk
pencapaian target, hasil kerja yang sesuai
membuktikan adanya kesesuaian model teoritik
dengan rencana organisasi.
dengan data empiris.
(Y23) Kualitas kerja yaitu mutu dari pekerjaan
2. Uji Kausalitas Model
yang dihasilkan/ baik atau tidaknya mutu yang
Melalui program statistik AMOS dapat dianalisis
dihasilkan.
dan dihitung hasil bobot regresi antar variabel
Penentuan sampel laten yang sering disebut sebagai estimasi
Sampel merupakan suatu bagian dari populasi loading factors atau lambda value. Selain itu
yang akan diteliti dan yang dianggap dapat derajad bebas atau degree of freedom
menggambarkan populasinya. Penelitian yang (df), nilai C.R atau t hitung juga dapat
menggunakan sampel kurang dari 100 akan diketahui.
menghasilkan kesimpulan hasil yang tidak tepat.
Menurut Ding dkk., yang dikutip oleh Ghozali HASIL DAN PEMBAHASAN
dan Fuad, 2005:13, menyebutkan bahwa ukuran 1. Confirmatory Factor Analysis (CFA)
sampel 100 sampai 150 merupakan ukuran sampel Confirmatory Factor Analysis Keselamatan
minimum. Sampel yang diolah dalam penelitian ini Kerja
sebanyak 108 dari 150 populasi yang ada, dengan
berdasarkan penentuan sampel tingkat kepercayaan
95% dan taraf kesalahan 5%.
Pengolahan data
Agar hasil penelitian tidak bias dan tidak
diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut
harus valid dan reliabel. Instrumen penelitian ini
memakai alat bantu kuisioner dalam mengumpulkan
data primer, untuk menguji kuisioner tersebut
penulis memakai uji sebagai berikut :
Confirmatory Factor Analysis (CFA).
Analisis faktor merupakan salah satu teknik
statistik multivariat. Tujuannya adalah untuk
mengelompokkan data menjadi beberapa kelompok
sesuai dengan saling korelasi antar variabel. Pada Gambar 2. CFA Keselamatan kerja
aplikasi penelitian, analisis faktor dapat digunakan
untuk mengetahui pengelompokan individu sesuai Dengan menggunakan Amos 16.0 diperoleh
dengan karakteristiknya, maupun untuk menguji beberapa nilai parameter sudah terpenuhi dari
validitas konstruk. Dalam SEM, analisis factor kecukupan satu parameter yang disyaratkan. Dari
konfirmatory (CFA) ditujukan untuk menguji data tersebut dapat dinyatakan bahwa indikator-
validitas dan reliabilitas. Atau lebih tepatnya indikator dapat mencerminkan variabel laten
adalah untuk menguji konsep teori, atau konstruk, keselamatan kerja.
atau laten variabel, yang tidak dapat diobservasi Kekuatan-kekuatan indikator dalam
langsung. membentuk variabel laten keselamatan kerja dapat

35
dianalisis menggunakan uji – t terhadap regression indikator dapat mencerminkan variabel laten
weight yang dihasilkan oleh model seperti yang kesehatan kerja.
ditampilkan dalam tabel 4 berikut. Kekuatan-kekuatan indikator dalam membentuk
variabel laten kesehatan kerja dapat dianalisis
Tabel 4
menggunakan uji – t terhadap regression weight
Estimasi parameter Keselamatan kerja
yang dihasilkan oleh model seperti yang ditampilkan
dalam tabel 5 berikut.
Tabel 5
Estimasi parameter Kesehatan kerja

Sumber: Output CFA Keselamatan kerja


Berdasarkan tabel 4 diketahui C.R atau critical
ratio lebih besar dari pada 1,960 yang merupakan
nilai kritis pada tingkat signifikansi 5%, dan Sumber: Output CFA Kesehatan kerja
probabilitas signifikansi pada masing-masing Berdasarkan tabel 5 diketahui C.R atau critical
indikator lebih kecil dari pada α = 0,05. Hal ini ratio lebih besar dari pada 1,960 yang merupakan
menunjukkan bahwa indikator-indikator itu secara nilai kritis pada tingkat signifikansi 5%, dan
signifikan merupakan dimensi dari variabel laten probabilitas signifikansi pada masing-masing
yang dibentuk. Sehinnga diperoleh persamaan indikator lebih kecil dari pada α = 0,05. Hal ini
model pengukuran sebagai berikut: menunjukkan bahwa indikator-indikator itu secara
X11 = 0,500 Keselamatan kerja + ε1 signifikan merupakan dimensi dari variabel laten
X12 = 0,442 Keselamatan kerja + ε2 yang dibentuk. Sehingga diperoleh persamaan
X13 = 0,415 Keselamatan kerja + ε3 model pengukuran sebagai berikut:
X14 = 0,450 Keselamatan kerja + ε4 X21 = 0,752 Kesehatan kerja + ε1
X15 = 0,497 Keselamatan kerja + ε5 X22 = 0,642 Kesehatan kerja + ε2
Confirmatory Factor Analysis Kesehatan Kerja X23 = 0,302 Kesehatan kerja + ε3
X24 = 0,629 Kesehatan kerja + ε4
Confirmatory Factor Analysis Lingkungan
Kerja

Gambar 3. CFA Kesehatan kerja


Dengan menggunakan Amos 16.0 diperoleh
beberapa nilai parameter sudah terpenuhi dari
kecukupan satu parameter yang disyaratkan. Dari Gambar 4. CFA Lingkungan kerja
data tersebut dapat dinyatakan bahwa indikator-
Dengan menggunakan Amos 16.0 diperoleh
36
beberapa nilai parameter sudah terpenuhi dari Dengan menggunakan Amos 16.0 diperoleh
kecukupan satu parameter yang disyaratkan. Dari beberapa nilai parameter sudah terpenuhi dari
data tersebut dapat dinyatakan bahwa indikator- kecukupan satu parameter yang disyaratkan. Dari
indikator dapat mencerminkan variabel laten data tersebut dapat dinyatakan bahwa indikator-
lingkungan kerja. indikator dapat mencerminkan variabel laten
Kekuatan-kekuatan indikator dalam membentuk disiplin kerja.
variabel laten lingkungan kerja dapat dianalisis Kekuatan-kekuatan indikator dalam membentuk
menggunakan uji – t terhadap regression weight variabel laten disiplin kerja dapat dianalisis
yang dihasilkan oleh model seperti yang ditampilkan menggunakan uji – t terhadap regression weight
dalam tabel 6 berikut. yang dihasilkan oleh model seperti yang ditampilkan
Tabel 6 dalam tabel 7 berikut.
Estimasi parameter Lingkungan kerja Tabel 7
Estimasi parameter Disiplin kerja

Sumber: Output CFA Lingkungan kerja


Berdasarkan tabel 6 diketahui C.R atau critical Sumber: Output CFA Disiplin kerja
ratio lebih besar dari pada 1,960 yang merupakan Berdasarkan tabel 7 diketahui C.R atau critical
nilai kritis pada tingkat signifikansi 5%, dan ratio lebih besar dari pada 1,960 yang merupakan
probabilitas signifikansi pada masing-masing nilai kritis pada tingkat signifikansi 5%, dan
indikator lebih kecil dari pada α = 0,05. Hal ini probabilitas signifikansi pada masing-masing
menunjukkan bahwa indikator-indikator itu secara indikator lebih kecil dari pada α = 0,05. Hal ini
signifikan merupakan dimensi dari variabel laten menunjukkan bahwa indikator-indikator itu secara
yang dibentuk. Sehingga diperoleh persamaan signifikan merupakan dimensi dari variabel laten
model pengukuran sebagai berikut: yang dibentuk. Sehingga diperoleh persamaan
X31 = 0,698 Lingkungan kerja + ε1 model pengukuran sebagai berikut:
X32 = 0,843 Lingkungan kerja + ε2 Y11 = 0,427 Disiplin kerja + ε1
X33 = 0,865 Lingkungan kerja + ε3 Y12 = 0,595 Disiplin kerja + ε2
X34 = 0,840 Lingkungan kerja + ε4 Y13 = 0,909 Disiplin kerja + ε3
Confirmatory Factor Analysis Disiplin Kerja Y14 = 0,613 Disiplin kerja + ε4
Confirmatory Factor Analysis Produktivitas
Kerja

Gambar 5. CFA Disiplin kerja Gambar 6. CFA Produktivitas kerja


37
Dengan menggunakan Amos 16.0 diperoleh
beberapa nilai parameter sudah terpenuhi dari
kecukupan satu parameter yang disyaratkan. Dari
data tersebut dapat dinyatakan bahwa indikator-
indikator dapat mencerminkan variabel laten
disiplin kerja.
Kekuatan-kekuatan indikator dalam membentuk
variabel laten produktivitas kerja dapat dianalisis
menggunakan uji – t terhadap regression weight
yang dihasilkan oleh model seperti yang ditampilkan
dalam tabel 8 berikut.
Tabel 8
Estimasi parameter Produktivitas kerja

Sumber: Output CFA Disiplin kerja


Berdasarkan tabel 8 diketahui C.R atau critical
ratio lebih besar dari pada 1,960 yang merupakan
nilai kritis pada tingkat signifikansi 5%, dan
probabilitas signifikansi pada masing-masing
indikator lebih kecil dari pada α = 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa indikator-indikator itu secara Gambar 7. Structural Equation Modeling
signifikan merupakan dimensi dari variabel laten
Uji kesesuaian model
yang dibentuk. Sehingga diperoleh persamaan
Tabel 9
model pengukuran sebagai berikut:
Goodness of Fit Index Full Model
Y21 = 0,718 Produktivitas kerja + ε1
Y22 = 0,832 Produktivitas kerja + ε2
Y23 = 0,416 Produktivitas kerja + ε3

2. Analisis Structural Equation Modeling


Setelah model-model konstruk dari semua variabel
laten penelitian telah teruji melalui CFA, tahapan
selanjutnya adalah menyusun model struktural yang
menghubungkan model-model pengukuran tersebut.
Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan
suatu model konseptual yang dibentuk oleh
variable-variabel penelitian. . Pengolahan dengan
menggunakan AMOS 16.0, hasil pengolahan dapat Sumber: Output SEM
dilihat pada gambar sebagai berikut. Hasil pengolahan data pada tabel 9 menunjukkan
bahwa beberapa nilai parameter sudah memenuhi
nilai cut-off value yang diinginkan dan dapat
dikatakan sudah layak. Suatu model dikatakan baik
jika dipenuhi sekurang- kurangnya satu kriteria.
(Ghozali, 2005).

38
Uji kausalitas effect) serta efek total (standardized total effect)
Berdasarkan signifikansi t-hitung dengan dapat dilihat pada tabel 11 berikut:
nilai probabilitas (p) = 0,05, hasil bobot regresi Tabel 11
uji kausalitas dapat dilihat pada tabel 10 sebagai Efek langsung, tidak langsung dan total
berikut:
Tabel 10
Evaluasi Bobot Regresi Uji Kausalitas

Sumber: Output SEM


Penjelasan lebih lanjut analisis evaluasi
Sunber: Output SEM pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, serta
pengaruh total, dapat diuraikan dan dijelaskan
Jika nilai p value lebih besar dari pada taraf sebagai berikut:
signifikansi (α = 0,05), maka H0 diterima yang • Variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh
artinya bahwa tidak ada pengaruh langsung yang langsung terhadap disiplin kerja sebesar 0,005,
signifikan. Penjelasan lebih lanjut analisis evaluasi dan tidak langsung sebesar 0,000.
tersebut dapat diuraikan dan dijelaskan sebagai • Variabel keselamatan kerja mempunyai pengaruh
berikut: langsung terhadap prodoktivitas kerja sebesar
a. Variabel lingkungan kerja tidak mempengaruhi -0,252, dan tidak langsung sebesar 0,000.
secara signifikan terhadap variabel disiplin • Variabel kesehatan kerja mempunyai pengaruh
kerja, karena p value lebih besar dari pada taraf langsung terhadap prodoktivitas kerja sebesar
signifikansi yang digunakan. 0,823, dan tidak langsung sebesar 0,000.
b. Variabel keselamatan kerja tidak mempengaruhi • Variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh
secara signifikan terhadap variabel produktivitas langsung terhadap prodoktivitas kerja sebesar
kerja, karena p value lebih besar dari pada taraf 0,044, dan tidak langsung sebesar 0,000.
signifikansi yang digunakan. • Variabel disiplin kerja mempunyai pengaruh
c. Variabel kesehatan kerja mempengaruhi secara langsung terhadap prodoktivitas kerja sebesar
signifikan terhadap variabel produktivitas -0,002, dan tidak langsung sebesar 0,000.
kerja, karena p value lebih kecil dari pada taraf
signifikansi yang digunakan. KESIMPULAN
d. Variabel lingkungan kerja tidak mempengaruhi Dari hasil penelitian dan analisa yang telah
secara signifikan terhadap variabel produktivitas peneliti lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
kerja, karena p value lebih besar dari pada taraf sebagai berikut:
signifikansi yang digunakan. 1. Sesuai model penelitian, Keselamatan kerja
e. Variabel disiplin kerja tidak mempengaruhi memiliki pengaruh yang negatif terhadap
secara signifikan terhadap variabel produktivitas produktivitas kerja dengan nilai C.R sebesar
kerja, karena p value lebih besar dari pada taraf -1,605 , kesehatan kerja memiliki pengaruh yang
signifikansi yang digunakan signifikan terhadap produktivitas kerja dengan
Efek Langsung, Efek Tidak Langsung dan Efek nilai C.R sebesar 9,968, Lingkungan memiliki
Total pengaruh yang positif terhadap produktivitas
kerja dengan nilai C.R sebesar 0,437, sedangkan
Besarnya pengaruh masing-masing variabel
disiplin kerja memiliki pengaruh yang negatif
laten secara langsung (standardized direct effect)
terhadap produktivitas kerja dengan nilai C.R
maupun tidak langsung (standardized indirect
sebesar -0,018.
39
2. Faktor lingkungan kerja memiliki pengaruh Sumakmur, 1988, Higene Perusahaan dan
yang positif terhadap disiplin kerja dengan nilai Kesehatan Kerja, Penerbit Haji Masagung,
C.R sebesar 0,048 Jakarta.
Sumakmur, 1993. Keselamatan dan pencegahan
Saran
kecelakaan, Penerbit Haji Masagung, Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, secara praktis
Triton P.B. (2007), Manajemen Sumber Daya
direkomendasikan bagi perusahaan untuk
Manusia, Penerbit Tugu Publisher, Yogyakarta.
meningkatkan produktivitas kerja. faktor utama
Wijaya Toni, (2009), Analisis Structural Equation
yang perlu menjadi perhatian perusahaan adalah
Modeling dengan AMOS, Penerbit Universitas
kesehatan kerja karyawan dan lingkungan tempat
Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta
kerja. Kesehatan tenaga kerja dapat ditingkatkan
Wills, Andrew R.; Biggs, Robert C.; Watson,
melalui pemeriksaan tenaga kerja secara rutin yang
Berry (2005), “Analysis of a Safety Climate
bersifat mencegah sebelum sakit, atau memberi
Measure for Occupational Vehicle Drivers and
sarana olahraga secara teratur oleh seluruh tenaga
Implications for Safer Workplaces”, Australian
kerja, dan mengatur kembali sistem jadwal shift agar
Journal of Rehabilitation Counselling, Vol. 11,
kualitas tidur tenaga kerja lebih teratur. Sedangkan
No. 1, Hal. 8-21,
faktor lingkungan kerja dapat di kendalikan dengan
h t t p : / / e p r i n t s . q u t . e d u . a u /
lebih memperhatikan kembali APD yang lebih
archive/00002917/01/2917.pdf, Download
sesuai, seperti rutinitas penggantian earplug, baju
tanggal 1 juni 2010
kerja yang nyaman, penggunaan masker, serta
menambah lampu penerangan di plant khususnya
pada malam hari. Masing-masing faktor dalam
penelitian ini dapat dijadikan referensi dan dapat
divalidasi oleh perusahaan dalam membuat suatu
kebijakan.

DAFTAR PUSTAKA
Alvin, (1996), Buletin psikologi, Tahun IV,
Nomor 2, Desember 1996, Edisi husus Ulang
Tahun XXXII, Disiplin Kerja, http://avin.staff.
ugm.ac.id/data/jurnal/disiplinkerja_avin.pdf.
Download tanggal, 10 juni 2010.
Boyd, Neil dkk. (2006), Employee and Workplace
: British Columbia Community Social Service
Sector, Final Report, British Columbia
Community Social Services Sector,
http://www.communitysocialservicesmatter.ca/
files/Component%203%20-%20employee%20
and%20Workplace%20Heatlh%20study.pdf.
Download tanggal, 1 juni 2010.
Gaspersz, Vincent, (2010), Manajemen
Produktivitas Total (Strategi Peningkatan
Produktivitas Bisnis Global), Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ghozali, Imam, (2005), Model Persamaan
Structural, Konsep dan Aplikasi dengan
Program AMOS Ver.5.0, Penerbit Universitas
Diponegoro.
Santoso, Gempur (2004), Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan kerja, Penerbit Prestasi Pustaka,
Jakarta.

40

You might also like