You are on page 1of 14

Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2.

November 2019

ANALISIS SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PELATIHAN


KEAMANAN SIBER DAN SANDI

SWOT Analysis in Determining Strategy for Cyber Security Training

Agus Kurniati, S.ST, M.M


Jalan Raya Muchtar No. 70, Duren Mekar, Bojongsari, Sawangan, Depok.
Pusdiklat Badan Siber dan Sandi Negara

ABSTRACT: This study aims to identify strength and weakness (internal environment) and opportunity
and threat (external environment) to formulate an appropriate strategy through SWOT analysis
(Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats) in cyber security training at Training Center of
National Cyber and Crypto Agency. This study used descriptive method, data collection through
literature study, observation, interview and questionnaire. Data analysis technique is quantitative
descriptive analysis technique. The result showed that using the SWOT analysis tool WO strategy had
the highest score 3.97, SO strategy was ranked second with score 3, 76. Furthermore, WT strategy
ranked third with score of 3.54 and ST strategy score 3.33. Strategies that can be carried out include
SO Strategy: coordinating with stakeholders and meeting the competencies of all training staff, WO
Strategy: revising the curriculum, increasing the number of teaching staff and developing
competencies, ST Strategy: improving services and simplifying the training process, fulfilling the need
of supporting equipment learning process, dissemination of training information, WT Strategy:
establish cooperation with other training institutions, bring in instructors from outside and benchmark
to other training institutions.
Keywords: SWOT Analysis, Strategy, Cyber Security Training.

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan (lingkungan
internal) serta peluang dan ancaman (lingkungan eksternal) serta merumuskan strategi yang tepat
melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats) dalam penyelenggaraan
pelatihan keamanan siber dan sandi yang diselenggarakan oleh Pusdiklat BSSN. Metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif dengan pengumpulan data melalui studi literatur, observasi,
wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis desksrptif
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan alat analisis SWOT,
menunjukkan bahwa strategi WO mempunyai skor tertinggi yaitu 3,97, diikuti dengan strategi SO pada
peringkat kedua dengan skor 3, 76. Selanjutnya strategi WT pada peringkat ketiga dengan skor 3,54
dan terakhir adalah strategi ST dengan skor 3,33. Strategi-strategi yang dapat dilakukan antara lain
Strategi SO: melakukan koordinasi dengan para stake holder dan pemenuhan kompetensi seluruh
tenaga pelatihan, Strategi WO: merevisi kurikulum, menambah jumlah tenaga pengajar dan
mengembangkan kompetensinya, Strategi ST: memperbaiki pelayanan dan menyederhanakan proses
pelatihan, melakukan pemenuhan kebutuhan peralatan pendukung proses pembelajaran, penyebaran
informasi pelatihan, Strategi WT: menjalin kerja sama dengan lembaga pelatihan lain, mendatangkan
pengajar dari luar dan melakukan benchmark ke lembaga pelatihan lain.
Kata kunci : Analisis SWOT, Strategi, Pelatihan Keamanan Siber dan Sandi.

73
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

PENDAHULUAN sandiman yang meliputi pelatihan


sandiman sebagai syarat untuk
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan menduduki jabatan fungsional ahli dan
Siber dan Sandi Negara (Pusdiklat pelatihan sandiman dasar sebagai
BSSN) merupakan unsur pendukung syarat untuk menduduki jabatan
organisasi BSSN yang memiliki peran fungsional terampil sedangkan pelatihan
penting dalam hal penyediaan Sumber teknis merupakan pelatihan untuk para
Daya Manusia (SDM) yang kompeten sandiman guna memperdalam
dalam bidang keamanan siber dan sandi kemampuan dalam menunjang
baik untuk internal maupun eksternal pelaksanaan tugas dan fungsinya di
BSSN melalui penyelenggaraan bidang keamanan siber dan sandi.
pelatihan keamanan siber dan sandi. Sandiman merupakan SDM keamanan
Salah satu tugas dan fungsi Pusdiklat siber dan sandi yang mempunyai ruang
BSSN adalah menyelenggarakan lingkup, tugas, tanggung jawab dan
pelatihan keamanan siber dan sandi, wewenang untuk melakukan
pelatihan ini meliputi pelatihan pengamanan informasi, pengamanan
fungsional dan pelatihan teknis. siber, dan persandian baik di instansi
Pelatihan fungsional siber dan sandi pusat maupun di daerah. Berikut
merupakan pelatihan untuk disajikan data sebaran sandiman yang
pembentukan jabatan fungsional tersebar di istansi pusat dan daerah:

Gambar 1. Data Sebaran Sandiman Pemerintah Pusat dan Daerah

Dari tabel di atas terlihat sebaran pembentukan sandiman pada beberapa


sandiman baik ahli maupun terampil instansi baik pusat maupun daerah,
yang bekerja di bidang pengamanan masih terdapat banyak keluhan bahwa
siber dan sandi di pemerintah pusat output lulusan pelatihan pembentukan
maupun daerah, jumlah lulusan sandiman belum sesuai dengan apa
pelatihan sandiman dasar (untuk yang diharapkan oleh instansi pengirim,
jabfung sandiman terampil) lebih banyak kompetensi yang didapatkan selama
daripada lulusan pelatihan sandiman pelaksanaan pelatihan belum
(untuk jabfung sandiman ahli). Sampai sepenuhnya siap untuk melaksanakan
dengan tahun 2017 Pusdiklat BSSN tugas di bidang pengamanan siber dan
telah mencetak sebanyak 575 lulusan sandi. Kurikulum dalam pelatihan
pelatihan pembentukan sandiman. pembentukan sandiman secara umum
Berdasarkan hasil evaluasi pasca diklat memang masih bersifat membekali
yang dilakukan oleh Pusdiklat BSSN peserta dengan kompetensi dasar,
terhadap lulusan pelatihan sehingga untuk mendalami suatu materi

74
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

tertentu dapat diperoleh melalui tantangan tersendiri bagi Pusdiklat


pelatihan teknis. Hal ini tentunya BSSN untuk menyelenggarakan
menjadi perhatian khusus bagi Pusdiklat pelatihan keamanan siber dan sandi
BSSN untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kompetensi yang
pelatihan yang siap pakai. Selain itu, diharapkan, sehingga menghasilkan
kurikulum yang digunakan pun dinilai lulusan pelatihan yang siap pakai dan
sudah tidak tidak relevan dengan dapat menjawab tantangan pekerjaan
perkembangan tuntutan pekerjaan yang dihadapi di lapangan. Sembari
sandiman dihadapkan dengan menunggu Standar Kompetensi kerja
berkembangnya teknologi informasi dan SDM keamanan siber dan sandi resmi
komunikasi yang semakin cepat. ditetapkan, Pusdiklat BSSN dituntut
Seorang sandiman dituntut untuk dapat untuk tetap menghasilkan lulusan
bekerja dalam mengamankan informasi, pelatihan bidang keamanan siber dan
siber dan persandian, dimana kompetesi sandi yang kompeten dalam menjawab
tersebut seharusnya didapatkan pada tantangan pekerjaan pengamanan siber
saat pelatihan pembentukan sandiman. dan sandi saat ini.
Disahkannya Peraturan Menteri Untuk menjawab tantangan tersebut,
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Pusdiklat BSSN harus segera
Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) menyusun strategi baru dalam
Nomor 18 Tahun 2019 tentang Jabatan menyelenggarakan pelatihan di bidang
Fungsional Sandiman sebagai peraturan keamanan siber dan sandi. Perluasan
pengganti Permenpan RB Nomor 12 ruang lingkup kompetensi kerja
Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional sandiman akan mengakibatkan
Sandiman dan Angka Kreditnya perubahan dalam menyelenggaraan
membawa banyak perubahan terhadap pelatihannya, khususnya yang terkait
jabatan fungsional sandiman dan ruang dengan kurikulum dan pemenuhan
lingkup pekerjaannya. Sandiman yang kompetensi bagi para fasilitator/pengajar
semula ruang lingkup pekerjaannya pelatihan guna menghasilkan lulusan
terbatas pada bidang persandian, pelatihan keamanan siber dan sandi
sekarang berubah menjadi semakin luas sesuai dengan kompetensi kerja
meliputi ruang lingkup pengamanan sebagaimana ditetapkan sebagaimana
informasi, pengamanan siber dan ditetapkan dalam Permenpan RB Nomor
pengamanan persandian. Dengan 18 Tahun 2019 tentang Jabatan
ditetapkannya Permenpan RB tersebut, Fungsional Sandiman.
menuntut penguasaan kompetensi yang Berdasarkan uraian di atas, maka
lebih luas lagi bagi seorang sandiman. penulis berusaha menggali faktor-faktor
Perubahan tersebut tentunya akan yang mempengaruhi dalam
berdampak pada penyelenggaraan merumuskan strategi pelatihan di bidang
pelatihan pembentukan sandiman siber dan sandi dengan menggunakan
utamanya terkait dengan kurikulum yang analisis Strengths, Weakness,
digunakan. Kuriulum yang digunakan Opportunities and Threarts (SWOT).
harus menyesuaikan dengan Standar Analisis SWOT dilakukan dengan
Kompetensi Kerja SDM Keamanan mengidentifikasi berbagai faktor secara
Siber dan Sandi yang sekarang sedang sistematis untuk merumuskan strategi
dalam proses penyusunan. yang tepat dalam mengatasi persoalan
Pusdiklat BSSN mempunyai peran yang yang dihadapi oleh Pusdiklat BSSN
sangat penting dalam upaya mencetak berdasarkan pada hubungan atau
sandiman sebagai SDM yang interaksi antara unsur-unsur internal,
membidangi kemananan siber dan sandi yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap
melalui jalur pelatihan. Dengan unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan
disahkannya Permenpan RB Nomor 18 ancaman. Melalui analisis SWOT ini,
tahun 2019 terlihat bahwa tuntutan penulis akan mengidentifikasi berbagai
kompetensi kerja di bidang pengamanan unsur yang menjadi kekuatan,
informasi, siber dan persandian semakin kelemahan, tantangan dan ancaman
meluas dan tentunya ini menjadi yang dihadapi oleh Pusdiklat BSSN,

75
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

sehingga akan diperoleh strategi yang dimiliki segera diatasi dan dilakukan
tepat untuk dilakukan saat ini, untuk penanganan secara optimal, serta
mencapai output penyelenggaraan berbagai tantangan/ancaman dapat
pelatihan yaitu lulusan pelatihan yang direspon secara positif, maka kondisi ini
kompeten dan siap bekerja di bidang juga akan mampu turut memiliki daya
keamanan siber dan sandi baik di dorong untuk turut menentukan
instansi pemerintah pusat maupun pencapaian tujuan pelatihan yang
daerah. Apabila faktor penghambat diselenggarakan oleh Pusdiklat BSSN.
yang merupakan kelemahan yang

TINJAUAN PUSTAKA mencakup lingkungan industri dan


Analisis SWOT lingkungan bisnis makro, ekonomi,
Menurut Rangkuti (1998), analisa politik, hukum, teknologi,
SWOT adalah suatu alat yang berguna kependudukan, dan sosial budaya. (2)
untuk menganalisa situasi organisasi Faktor internal, merupakan faktor yang
secara keseluruhan. Pendekatan ini mempengaruhi terbentuknya kekuatan
berusaha untuk mengembangkan dan kelemahan. Faktor ini menyangkut
kekuatan dan kelemahan yang ada dengan kondisi yang terjadi dalam
pada lingkungan internal, dengan organisasi, yang turut mempengaruhi
kesempatan dan ancaman yang ada terbentuknya pembuatan keputusan.
pada lingkungan eksternal. Pendekatan Faktor internal ini meliputi semua jenis
ini mengusulkan bahwa masalah utama manajemen fungsional: pemasaran,
yang dihadapi suatu organisasi dapat keuangan, operasi, sumberdaya
dianalisa dengan meneliti dari setiap manusia, penelitian dan
faktor internal dan eksternal tersebut. pengembangan, sistem informasi
Menurut Rangkuti (1998) unsur-unsur manajemen dan budaya organisasi.
dalam SWOT meliputi : kekuatan Strategi
(strength) dan peluang (opportunity) Menurut Chandler (1962) strategi
yang secara bersamaan dapat merupakan alat untuk mencapai tujuan
meminimalkan kelemahan (weakness) perusahaan kaitannya dengan tujuan
dan ancaman (threats). Proses jangka panjang, program tindak lanjut
pengambilan keputusan strategi selalu serta prioritas sumber daya. Menurut
berkaitan dengan pengembangan misi, Steiner dan Miner (1977) pemahaman
tujuan, strategi dan kebijakan yang baik mengenai konsep strategi
organisasi. Dengan demikian, sangat menentukan suksesnya strategi
perencanaan strategi harus yang disusun. Konsep-konsep tersebut
menganalisa faktor-faktor strategi adalah:
perusahaan (kekuatan, kelemahan, a. Distinctive competence :
peluang dan ancaman) dalam kondisi tindakan yang dilakukan oleh
yang saat ini. perusahaan agar dapat
Menurut Fahmi (2013) analisis SWOT melakukan kegiatan lebih baik
membandingkan antara faktor eksternal dibandingkan pesaingnya. Suatu
peluang dan ancaman dengan faktor perusahaan yang memiliki
internal kekuatan dan kelemahan. Untuk kekuatan yang tidak mudah ditiru
menganalisis secara lebih dalam oleh perusahaan lain dipandang
tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor sebagai perusahaan yang
eksternal dan internal sebagai bagian memiliki distinctive competence.
penting dalam analisis SWOT: (1) b. Competitive advantage: kegiatan
Faktor eksternal yaitu faktor yang spesifik yang dikembangkan oleh
mempengaruhi terbentuknya peluang perusahaan agar lebih unggul
dan ancaman. Faktor ini menyangkut dibandingkan dengan
dengan kondisi-kondisi yang terjadi di perusahaan lain. Keunggulan
luar organisasi yang mempengaruhi bersaing disebabkan oleh pilihan
dalam pembuatan keputusan. Faktor ini strategi yang dilakukan

76
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

perusahaan untuk merebut Spencer dan Spencer dalam


pangsa pasar. Moeheriono (2009) menyatakan bahwa
Konsep strategi berkembang mulai dari kompetensi merupakan karakteristik
sekedar alat untuk mencapai tujuan, yang mendasari seseorang berkaitan
kemudian berkembang menjadi alat dengan efektivitas kinerja individu dalam
untuk menciptakan keunggulan bersaing pekerjaannya atau karakteristik dasar
dan selanjutnya menjadi tindakan individu yang memiliki hubungan kausal
dinamis untuk memberi respon terhadap atau sebagai sebab-akibat dengan
kekuatan internal dan eksternal sampai kriteria yang dijadikan acuan, efektif
menjadi alat untuk memberikan atau berkinerja prima atau superior di
kekuatan motivasi kepada stakeholder tempat kerja atau pada situasi tertentu
agar perusahaan dapat memberikan Menurut Boulter dalam Rosidah ( 2003)
kotribusi secara optimal. level kompetensi adalah sebagai berikut
Pelatihan : Skill, Knowledge, Social Role, Self
Menurut Mathis (2002) pelatihan adalah Image, Trait dan Motive. Skill adalah
suatu proses dimana orang-orang kemampuan untuk melaksanakan suatu
mencapai kemampuan tertentu untuk tugas dengan baik. Knowledge adalah
membantu mencapai tujuan organisasi. informasi yang dimiliki seseorang untuk
Oleh karena itu, proses ini terikat bidang khusus (tertentu), Social role
dengan berbagai tujuan organisasi. adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki
Secara terbatas, pelatihan menyediakan seseorang dan ditonjolkan dalam
para pegawai dengan pengetahuan masyarakat (ekspresi nilai-nilai diri), Self
yang spesifik dan dapat diketahui serta image adalah pandangan orang
keterampilan yang digunakan dalam terhadap diri sendiri, merekflesikan
pekerjaan mereka saat ini. Sedangkan identitas, Trait adalah karakteristik abadi
Simanjutak (2005) mendefiniskan dari seorang karakteristik yang
pelatihan sebagai bagian dari investasi membuat orang untuk berperilaku dan
SDM (human investment) untuk Motive adalah sesuatu dorongan
meningkatkan kemampuan dan seseorang secara konsisten berperilaku,
keterampilan kerja, dan dengan sebab perilaku seperti hal tersebut
demikian meningkatkan kinerja pegawai. sebagai sumber kenyamanan.
Pelatihan biasanya dilakukan dengan Dalam Permenpan RB Nomor 18 Tahun
kurikulum yang disesuaikan dengan 2019 tentang Jabatan Fungsional
kebutuhan jabatan, diberikan dalam Sandiman menyatakan bahwa jabatan
waktu yang relatif pendek, untuk fungsional sandiman adalah jabatan
membekali seseorang dengan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
keterampilan kerja. Menurut Simanjutak tanggung jawab dan wewenang untuk
(2005) tujuan umum pelatihan sebagai melakukan pengamanan informasi,
berikut : (1) untuk mengembangkan pengamanan siber, dan persandian.
keahlian, sehingga pekerjaan dapat Dari uraian di atas dapat disimpulkan
diselesaikan dengan lebih cepat dan bahwa Kompetensi sandiman adalah
lebih efektif, (2) untuk mengembangkan kemampuan yang disyaratkan untuk
pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat dapat melakukan pekerjaan tertentu
diselesaikan secara rasional, dan dalam bidang keamanan informasi,
(3) untuk mengembangkan sikap keamanan siber, dan persandian yang
sehingga menimbulkan kemauan menyangkut aspek pengetahuan,
kerjasama dengan teman-teman keahlian, serta sikap kerja tertentu yang
pegawai dan dengan manajemen relevan dengan tugas dan syarat
(pimpinan). jabatan.
Kompetensi Sandiman METODOLOGI
Menurut Boulter et al.dalam Rosidah Jenis Penelitian
(2003), kompetensi adalah karakteristik Menurut Sugiyono (2003) penelitian
dasar dari seseorang yang berdasarkan tingkat eksplanasinya
memungkinkan pegawai mengeluarkan dibagi menjadi penelitian deskriptif,
kinerja superior dalam pekerjaannya. komparatif dan asosiatif. Sedangkan

77
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

menurut jenisnya penelitian dibagi data yang diperoleh berbentuk angka


menjadi penelitian kualitatif dan kemudian diolah dan dideskripsikan
kuantitatif. Penelitian ini merupakan untuk menggambarkan suatu obyek apa
pelatihan deskrptif kuantitatif, dimana adanya.
Teknik Pengumpulan Data Wawacara merupakan teknik
Menurut Sugiyono (2003) teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pengumpulan data merupakan langkah pertanyaan secara langsung yang
yang paling strategis dalam penelitian, dilakukan saat wawancara. Dalam
karena tujuan utama dari penelitian penelitian ini Wawancara di lakukan
adalah mendapatkan data. Teknik terhadap penyelenggara pelatihan,
pengumpulan data yang di gunakan peserta pelatihan dan
dalam penelitian ini melalui : fasilitator/pengajar.
a. Studi Literatur d. Kuesioner
Peneliti mengumpulkan data-data Langkah awal dalam membuat analisa
melalui literatur, jurnal, internet, maupun mengenai keadaan serta mengambil
buku yang berkaitan dengan topik keputusan, dimana tahap pengumpulan
penelitian. data ini menggunakan pengumpulan
b. Observasi data kuesioner sebanyak 5 responden
Metode observasi adalah cara yang berasal dari penyelenggara
mengumpulkan data berdasarkan pada pelatihan
pengamatan langsung kepada gejala
fisik objek penelitian. Teknik ini Di bawah ini merupakan indikator yang
dilakukan untuk melakukan diberikan kepada responden yang
pengumpulan data dengan mengadakan membentuk variabel metode SWOT.
penelitian dan peninjauan langsung di Pertanyaan untuk kuesioner faktor
lokasi penelitian. internal dan eksternal disajikan pada
c. Wawancara Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Penyataan Kuesioner Faktor Internal
No Kekuatan No Kelemahan
S1 Satu-satunya Lembaga Pelatihan W1 Kurikulum pelatihan tidak sesuai
pemerintah yang menyelenggarakan tuntutan kompetensi sandiman
pelatihan di bidang keamanan siber dan
sandi
S2 Jejaring yang baik dengan stake holder W2 Kualitas dan kuantitas tenaga
pengajar belum memadai
S3 Reputasi yang baik W3 Metode pelatihan masih
konvensional
S4 Sarana dan prasarana pelatihan yang W4 Rumitnya mekanisme dalam
memadai keikutsertaan pelatihan

Tabel 2. Pernyataan Kuesioner Faktor Eksternal


No Peluang No Ancaman
O1 Disahkannya Permenpab RB Nomor 18 Tahun T1 Perkembangan teknologi di bidang
2019 tentang Jabfung Sandiman siber dan sandi yang sangat cepat
O2 Tingginya Peminat pelatihan di bidang T2 Standar Kompetensi SDM
keamanan siber dan sandi keamanan siber dan sandi belum
disahkan
O3 Peraturan penyelenggaraan pelatihan T3 Banyaknya Lembaga pelatihan
keamanan siber dan sandi sedang direvisi swasta yang menyelenggarakan
pelatihan keamanan siber
O4 Kedeannya peserta pelatihan keamanan siber T4 Keterbatasan anggaran daerah
dan sandi, peserta pelatihan dapat berasal untuk memfasilitasi peserta
dari ASN dan Non ASN pelatihan

78
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

Metode Pengolahan Data a. Identifikasi faktor-faktor internal


Alat Analisis dan eksternal
Analisis SWOT digunakan untuk Kegiatan pertama yang dilakukan dalam
melihat kekuatan, kelemahan, peluang analisis SWOT adalah identifikasi faktor-
dan ancaman yang dihadapi oleh faktor internal dan eksternal yang
Pusdiklat BSSN. Dengan melihat merupakan tahapan penting karena
kekuatan yang dimiliki serta merupakan dasar untuk kegiatan
mengmbangkan kekuatan tersebut analisis. Selanjutnya kegiatan yang
maka Pusdiklat BSSN akan mampu dilakukan adalah merumuskan faktor-
menyelenggarakan pelatihan siber dan faktor internal dan eksternal, yang
sandi sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini dilakukan dengan
kompetensi yang ditetapkan. Demikian mempelajari literatur kepustakaan,
juga dengan kelemahan yang dimiliki dokumen-dokumen, serta wawancara
harus diperbaiki agar Pusdiklat BSSN langsung dengan berbagai pihak yang
dapat menjadi lembaga pendidikan yang diyakini mengetahui permasalahan yang
terdepan dalam penyelenggaraan sedang diteliti. Pada tahap ini peneliti
pelatihan keamanan siber dan sandi. menggunakan dua model, yaitu matrik
Peluang yang ada harus dimanfaatkan faktor strategi eksternal dan matrik
sebaik mungkin, dan ancaman yang ada faktor stategi internal.
harus dihadapi dengan b. Penyusunan kuesioner
mengembangkan strategi Faktor-faktor internal dan eksternal yang
penyelenggaraan pelatihan yang telah dirumuskan, kemudian diminta
menjawab kebutuhan instansi masukan untuk melakukan
pengguna. pengurangan, penambahan, maupun
Data yang telah diperoleh kemudian penajaman terhadap faktor-faktor
diolah dan dianalisis dengan metode tersebut. Tahapan ini sangat penting
analisis deskriptif kuantitatif. Metode untuk mendapatkan faktor-faktor internal
analisis deskriptif dilakukan dengan cara dan eksternal yang signifikan dalam
mendeskripsikan fakta-fakta, kemudian rangka mencapai tujuan penelitian yaitu
melakukan analisis dengan menentukan strategi pelatihan
menguraikan dan memberikan keamanan siber dan sandi. Untuk
pemahaman serta mengantisipasi adanya faktor-faktor
penjelasan.Pengolahan data diawali penting lainnya yang belum termasuk,
dengan mengidentifikasi jawaban maka dalam kuesioner diberi tempat
responden dan di kelompokkan ke kosong di urutan bawah, sehingga
masing-masing aspek SWOT yaitu responden dapat menambahkan faktor
kekuatan, kelemahan, peluang dan lainnya yang dianggap relevan dengan
ancaman. Kemudian hasil identifikasi permasalahan yang ada.
tersebut dimasukkan ke dalam matrik c. Analisis data
SWOT untuk dianalisis. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan
persepsi terhadap penilaian indikator-
Pengambilan data dan waktu indikator utama, yang terbagi ke dalam
pelaksanaan 2 bagian, yaitu: faktor internal dan faktor
Pengambilan data dilaksanakan di eksternal. Berdasarkan hasil penilaian
Pusdiklat BSSN dari bulan Maret faktor-faktor internal dan eksternal,
sampai dengan bulan Oktober 2019 selanjutnya dilakukan identifikasi unsur-
khususnya data yang diperoleh dari unsur yang dikategorikan sebagai
hasil wawancara kepada peserta kekuatan, kelemahan, kesempatan dan
pelatihan dan para fasilitator/pengajar. peluang. Analisis ini didasarkan pada
Pengambilan data melalui kuesioner logika yang dapat memaksimalkan
dilakukan pada bulan Oktober 2019. kekuatan dan peluang, namun secara
bersamaan dapat meminimalkan
Tahapan Penelitian kelemahan dan ancaman yang
Tahapan penelitian yang dilakukan diharapkan mampu untuk
adalah sebagai berikut: menyeimbangkan antara kondisi internal

79
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

yaitu: kekuatan dan kelemahan dengan ancaman. Kemudian dari kelompok


kondisi ekternal yaitu peluang dan faktor yang diperoleh tersebut akan
ancaman yang ada, kemudian dilakukan sebuah analisis yaitu analisis
diimplementasikan dalam matriks matriks SWOT, dengan melakukan
SWOT, untuk mendapatkan beberapa interaksi penggabungan dari kelompok
strategi terbaik. faktor internal (kekuatan, kelemahan),
Hasil penilaian kondisi internal dan dengan kelompok faktor eksternal
eksternal ini akan menghasilkan sebuah (peluang, ancaman).
kelompok-kelompok faktor yaitu:
kekuatan, kelemahan, peluang dan
a. Menyelenggarakan pendidikan
HASIL DAN PEMBAHASAN dan pelatihan yang efektif,
Deskripsi Lokus Penelitian efisien dan inovatif;
Sesuai dengan Peraturan BSSN Nomor b. Menyediakan SDM keamanan
2 Tahun 2018 tentang Organisasi dan siber dan sandi yang
Tata Kerja BSSN, Pusdiklat BSSN berkompeten dan profesional
mempunyai tugas menyelenggarakan c. Meningkatkan kinerja tenaga
pelatihan SDM keamanan siber dan kediklatan
sandi di lingkungan instansi pemerintah. d. Menyelenggarakan manajemen
Visi Pusdiklat BSSN adalah “menjadi kediklatan dan Penjaminan mutu
Pusdiklat yang unggul, inovatif dan atas penyelenggaraan
tepercaya di bidang keamanan siber pendidikan dan pelatihan sesuai
dan sandi untuk mewujudkan SDM dengan ketentuan yang berlaku
aparatur negara yang profesional dan
berintegritas”. Misi Pusdiklat BSSN Analisis Data
yaitu: Perhitungan Bobot Internal dan
a. Merumuskan rencana, program, Eksternal.
kegiatan dan anggaran pendidikan Perhitungan bobot internal dan eksternal
dan pelatihan yang efektif, efisien disajikan dalam Tabel 3 dan Tabel 4.
dan inovatif sesuai dengan Matrik Internal Factor Analysis Strategy
perkembangan teknologi siber dan (IFAS) dan Matrik Eksternal Factor
sandi; Analysis Strategy (EFAS) disajikan
b. Meningkatkan kualitas SDM melalui dalam Tabel 5 dan Tabel 6. Dari hasil
penyelenggaraan dan yang didapat pada Tabel 5 pada faktor
pengembangan program internal kekuatan dan kelemahan
pendidikan dan pelatihan bidang mendapatkan total perhitungan dari
manajemen, teknis dan fungsional setiap indikator dengan nilai bobot
yang berkompeten, profesional dan kekuatan 0,49 dan total nilai skor 1,76
dapat mendukung keamanan dan pada kelemahan mendapatkan total
nasional nilai bobot 0,52 serta nilai skornya 1,97.
c. Meningkatkan kualitas pengelola, Analisis faktor internal menggunakan
pengajar dan penyelenggaraan tabel EFAS digunakan untuk
diklat dalam rangka meningkatkan merumuskan faktor-faktor strategi
kinerja BSSN eksternal hasil analisa dalam kerangka
d. Membangun jejaring kerjasama peluang, ancaman nilai bobot dan
dengan pemangku kepentingan ratingnya yang berada dalam tabel. Dari
(stake holder) untuk meningkatkan hasil yang di dapat pada Tabel 6 pada
system manajemen kediklatan dan faktor eksternal peluang dan ancaman
mutu pendidikan dan pelatihan mendapatkan total perhitungan dari
Tujuan organisasi Pusdiklat BSSN setiap indikator dengan nilai bobot
meliputi: peluang 0,52 dan total nilai skor 2 dan
pada ancaman mendapatkan total nilai
bobot 0,48 serta nilai skornya 1,57.

80
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

Tabel 3. Perhitungan Bobot Faktor Internal


Pengolahan Data
No Kekuatan Bobot
Kuesioner
S1 Satu-satunya Lembaga Pelatihan Pemerintah 18 0,13
yang menyelenggarakan pelatihan di bidang
keamanan siber dan sandi
S2 Jejaring yang baik dengan para stake holder 18 0,13
S3 Reputasi yang baik 17 0,12
S4 Sarana dan prasarana penyelenggaraan 16 0,11
pelatihan yang memadai
69 0,49
No Kelemahan Data Kuesioner Bobot
W1 Kurikulum pelatihan tidak sesuai tuntutan 20 0,14
kompetensi sandiman
W2 Kualitas dan kuantitas tenaga pengajar belum 18 0,13
memadai
W3 Metode pelatihan masih konvensional 18 0,13
W4 Rumitnya mekanisme dalam keikutsertaan 17 0,12
pelatihan
73 0,52

Tabel 4. Perhitungan Bobot Faktor Eksternal


Pengolahan Data
No Peluang Bobot
Kuesioner
Disahkannya Permenpab RB Nomor 18
O1 19 0,15
Tahun 2019 tentang Jabfung Sandiman
O2 Tingginya peminat pelatihan di bidang 18 0,13
keamanan siber dan sandi
O3 Sedang direvisinya peraturan 17 0,12
penyelenggaraan pelatihan keamanan siber
dan sandi
O4 Kedepannya 18 0,13
peserta pelatihan berasal dari ASN dan Non
ASN
72 0,53
Pengolahan Data
No Ancaman Bobot
Kuesioner
T1 Perkembangan teknologi di bidang siber dan 17 0,12
sandi yang sangat cepat
T2 Standar Kompetensi SDM keamanan siber 17 0,12
dan sandi belum disahkan
T3 Banyaknya Lembaga pelatihan swasta yang 18 0,13
menyelenggarakan pelatihan keamanan siber
T4 Keterbatasan anggaran daerah untuk 16 0,11
memfasilitasi peserta pelatihan
68 0,48

Tabel 5. Matrik IFAS

Data
Kekuatan Bobot Rating Skor
Kuesioner
Satu-satunya Lembaga Pelatihan Pemerintah 18 0,13 4 0,52
yang menyelenggarakan pelatihan di bidang
keamanan siber dan sandi
Jejaring yang baik dengan para stake holder 18 0,13 4 0,52
Reputasi yang baik 17 0,12 3 0,36
Sarana dan prasarana penyelenggaraan 16 0,11 3 0,36

81
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

pelatihan yang memadai


69 0,49 1,76
Data
Kelemahan Bobot Rating Skor
Kuesioner
Kurikulum pelatihan tidak sesuai tuntutan 20 0,14 5 0,7
kompetensi sandiman
Kualitas dan kuantitas tenaga pengajar belum 18 0,13 4 0,52
memadai
Metode pelatihan masih konvensional 18 0,13 3 0,39
Rumitnya mekanisme dalam keikutsertaan 17 0,12 3 0,36
pelatihan
73 0,52 1,97
Total 142 1,01 3,73

Tabel 6. Matrik EFAS

Data
Peluang Bobot Rating Skor
Kuesioner
Disahkannya Permenpab RB Nomor 18 Tahun 4 0.6
19 0,15
2019 tentang Jabfung Sandiman
Tingginya Peminat pelatihan di bidang keamanan 18 0,13 4 0,52
siber dan sandi
Sedang direvisinya peraturan penyelenggaraan 17 0,12 3 0,36
pelatihan keamanan siber dan sandi
Sesuai Draft peraturan Penyelanggaraan 18 0,13 4 0,52
Pelatihan keamanan siber dan sandi, peserta
pelatihan dapat berasal dari ASN dan Non ASN
72 0,53 2
Data
Ancaman Bobot Rating Skor
Kuesioner
Perkembangan teknologi di bidang siber dan 17 0,12 3 0,36
sandi yang sangat cepat
Standar Kompetensi SDM keamanan siber dan 17 0,12 3 0,36
sandi belum disahkan
Banyaknya Lembaga pelatihan swasta yang 18 0,13 4 0,52
menyelenggarakan pelatihan keamanan siber
Keterbatasan anggaran daerah untuk 16 0,11 3 0,33
memfasilitasi peserta pelatihan
68 0,48 1,57
Total 140 1,01 3,57

Diagram Analisis SWOT analisis SWOT pada Gambar 2 yang di


Setelah diidentifikasi hasil dari faktor dapat dari matrik IFAS dan matrik
internal dan faktor eksternal, kemudian EFAS.
dibuatkan kedalam diagram cartesius

Peluang (O)
2

I. Growth
II. Stabilitas

Kelemahan (W) Kekuatan (S)


-1,97 1,76

IV. Diversifikasi
III. Defence

Ancanam (T)
-1,57

Gambar 2. Diagram Cartesius Analisis SWOT

82
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

Matriks SWOT suatu alternatif yang digunakan oleh


Nilai total dari matrik IFAS dan matrik Pusdiklat BSSN untuk menjalankan
EFAS digambarkan pada diagram kegiatan pelatihan kedepannya. Berikut
analisis SWOT serta rumus kombinasi ini kombinasi strategi matrik yang
matrik SWOT, setelah didapatkan hasil didapat dari indikator dan dilakukan
rumusan kombinasi alternatif strategi penggabungan pada faktor internal dan
SO, ST, WO, dan WT dari lingkungan eksternal kombinasi, hasinya bisa dilihat
internal dan eksternal pada tabel di atas. dari Tabel 7.
Rumusan alternatif strategi merupakan
Tabel 7. Kombinasi Strategi Matriks SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


IFAS 1. Satu-satunya 1. Kurikulum pelatihan tidak
Lembaga Pelatihan sesuai tuntutan kompetensi
pemerintah yang 2. Kualitas dan kuantitas
menyelenggarakan tenaga pengajar belum
pelatihan di bidang memadai
keamanan siber dan 3. Metode pelatihan masih
sandi konvensional
2. Jejaring yang baik 4. Rumitnya mekanisme
dengan para stake keikutsertaan pelatihan
EFAS holder
3. Reputasi yang baik
4. Sarana dan
prasarana pelatihan
yang memadai
Peluang (O) Strategi SO: Strategi WO:
1. Disahkannya Permenpab RB 1. Melakukan 1. Revisi kurikulum
Nomor 18 Tahun 2019 koordinasi intensif 2. Membuat sistem pelatihan
tentang Jabfung Sandiman terkait dengan e-learning
2. Tingginya Peminat pelatihan mekanisme 3. Menambah jumlah tenaga
di bidang keamanan siber penyelenggaraan pengajar dan
dan sandi pelatihan mengembangkan
3. Peraturan penyelenggaraan 2. Melakukan kompetensinya
pelatihan keamanan siber koordinasi intensif
dan sandi sedang direvisi dengan instansi
4. Ke depannya peserta pengirim
pelatihan dapat berasal dari 3. Membekali tenaga
ASN dan Non ASN pelatihan
kompetensi yang
sesuai

Ancaman (T) Strategi ST: Strategi WT:


1. Perkembangan teknologi di 1. Memperbaiki 1. Bekerja sama dengan
bidang siber dan sandi yang pelayanan dan Lembaga pelatihan/pihak
sangat cepat menyederhanakan ketiga
2. Standar Kompetensi SDM proses seleksi 2. Mendatangkan
keamanan siber dan sandi pelatihan fasilitator/pengajar dari luar
belum disahkan 2. Melakukan Pusdiklat BSSN
3. Banyaknya Lembaga pemanuhan 3. Melakukan benchmark ke
pelatihan swasta yang peralatan Lembaga pelatihan sejenis
menyelenggarakan pelatihan pendukung
keamanan siber pembelajaran
4. Keterbatasan anggaran 3. Memberikan
daerah untuk memfasilitasi kalender pelatihan
peserta pelatihan sedini mungkin agar
instansi pengirim
dapat menyiapkan
anggaran

83
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

Analisis Matriks SWOT


Strategi SO (NICE) Framework. Selain itu Pusdiklat
Setelah melihat kekuatan dan peluang BSSN perlu mengembangkan sistem
yang dimiliki, Pusdiklat BSSN dapat pelatihan berbasis e-learning sebagai
meningkatkan strategi dengan salah satu upaya untuk memberikan
memaksimalkan kekuatan dan melihat kemudahan kepada peserta pelatihan.
peluang dengan cara melakukan Jumlah dan kompetensi tenaga
koordinasi intensif baik dengan unit pengajar perlu ditingkatkan, mengingat
kerja yang sedang menyusun peraturan akan semakin banyak kelas yang dibuka
penyelenggaraan pelatihan maupun dan semakin dibutuhkannya kompetensi
dengan koordinasi dengan instansi tenaga pengajar yang sesuai dengan
pengirim untuk menjaring lebih banyak spesifikasi masing-masing pengajar.
peserta pelatihan. Selain itu Pusdiklat Strategi ST
BSSN juga dapat membekali seluruh Dari kekuatan dan ancaman yang ada,
tenaga pelatihan dengan kompetensi Pusdiklat BSSN menggunakan
yang sesuai, untuk penyelenggaraan kekuatannya untuk mengatasi terjadinya
pelatihan yang lebih baik, efektif dan ancaman dari luar dengan cara
efisien. memperbaiki pelayanan dan
Strategi WO menyederhanakan proses seleksi
Dari kelemahan dan peluang yang pelatihan, melakukan pemenuhan
dimiliki Pusdiklat BSSN dapat disusun peralatan pendukung pembelajaran, dan
strategi dengan meminimalkan memberikan informasi pelatihan secepat
kelemahan yang ada sehingga dapat mengkin kepada instansi pengirim, agar
meraih peluang dengan cara melakukan istansi pengirim dapat mengalokasikan
revisi kurikulum, sehingga materi dana untuk keikutsertaan pelatihan.
pelatihan dapat menjawab kebutuhan Strategi WT
kompetensi peserta diklat. Meskipun Menghadapi kelemahan dan ancaman
Standar Kompetensi Kerja SDM yang ada, Pusdiklat BSSN dapat
keamanan siber dan sandi belum resmi meminimalisir kelemahan internal untuk
ditetapkan, revisi kurikulum dapat menghindari ancaman dari luar dengan
mengacu kepada Standar Kompetensi melakukan kerja sama dengan lembaga
Kerja Bidang Keamanan Informasi dan pelatihan/pihak ketiga dalam
Standar keamanan siber yang berlaku menyelenggarakan pelatihan,
secara internasional, misalnya National mendatangkan fasilitator/pengajar dari
Initiative for Cybersecurity Education luar Pusdiklat BSSN dan melakukan
benchmarking ke lembaga pelatihan
baik yang terkait dengan subtansi
kurikulum/mata pelatihan ataupun yang
terkait dengan penyelenggaraan
pelatihan.

84
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

Tabel 8. Matriks Kombinasi Strategi SIMPULAN


Berdasarkan hasil perhitungan data dalam
Weakness
analisis SWOT, dapat disimpulkan sebagai
EFAS Strength (S) berikut:
(W)
IFAS a. Hasil perhitungan faktor
Opportunitie Strategi SO Strategi WO internal IFAS dan faktor
s (O) Menggunakan Meminimalka eksternal EFAS diperoleh nilai
kekuatan n kelemahan
WO 3,97 kemudian SO 3,76,
untuk dengan
memanfaatka memanfaatka WT 3,53 dan ST 3,33. Nilai
n peluang = n peluang = tertinggi ada pada kuadran
3,76 3,97 WO. Nilai terendah ada pada
Threat (T) Strategi ST Strategi WT kuadran ST.
Menggunakan Meminimalka b. Pusdiklat BSSN berada pada
kekuatan n kelemahan kuadran WO, menunjukkan
untuk dan keadaan dimana Pusdiklat
mengatasi menghindari BSSN menghadapi peluang
ancaman = ancaman = yang sangat besar, tetapi di
3,54 3,33
lain pihak menghadapi
Usulan Strategi Pengembangan beberapa kendala/kelemahan
Pelatihan internal. Fokus strategi ini yaitu
Setelah melakukan kombinasi strategi meminimalkan masalah
matriks SWOT selanjutnya membuat internal. Strategi ini sangat
analisis model kuantitatif sebagai dasar tepat digunakan, karena posisi
jumlah skor pada tiap-tiap faktor yang ada saat ini organisasi BSSN
pada strategi SO, ST, WO, dan WT. Tabel masih dalam masa peralihan
8 menunjukkan bahwa Pusdiklat BSSN dari Lembaga Sandi Negara
perlu memanfaatkan strategi WO yang menjadi BSSN, sehingga
mempunyai skor tertinggi yaitu 3,97, diikuti banyak peraturan khususnya
dengan strategi SO pada peringkat kedua yang terkait dengan peraturan
dengan skor 3,76. Selanjutnya strategi WT penyelenggaraan pelatihan
pada peringkat ketiga dengan skor 3,54 sedang direvisi untuk
dan terakhir adalah strategi ST dengan disesusikan dengan kebutuhan
skor 3,33. Strategi yang mempunyai nilai organisasi yang baru.
tertinggi adalah strategi WO, sedangkan
strategi yang mempunyai nilai terendah REKOMENDASI
adalah ST. Pusdiklat BSSN dapat Berikut beberapa saran yang dapat
melakukan revisi kurukulum berdasarkan diberikan berdasarkan hasil analisis SWOT
Permenpan RB Nomor 18 Tahun 2019 dan yang telah dilakukan:
standar keamanan informasi baik dari 1. Pusdiklat BSSN melakukan revisi
dalam maupun luar negeri, misalnya kurikulum dengan mengacu kepada
Standar Kompetensi Kerja Keamanan Permenpan RB Nomor 18 Tahun
Informasi dan NICE Framework sambil 2019 dan mengacu kepada standar
menunggu Standar Kompetensi Kerja SDM kompetensi kerja di bidang
Keamanan siber dan sandi. Untuk keamanan informasi dan standar
pelaksanaan pelatihan yang efektif, efisien NICE Framework;
dan mancapai tujuan pembelajaran, 2. Memberikan kesempatan seluas-
Pusdiklat BSSN dapat membangun sistem luasnya kepada para
pelatihan berbasis e-learning dan fasilitaor/tenaga pengajar untuk
mengembangkan berbagai macam metode mengembangkan kompetensi
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan spesifikasi bidang
peserta pelatihan. Selain itu jumlah dan keilmuannya;
kompetensi tenaga pengajar yang ada saat 3. Pusdiklat BSSN mulai membangun
ini harus ditingkatkan. sistem pelatihan berbasis e-
learning, salah satu keuntungannya

85
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 2. November 2019

adalah dapat memengkas waktu Mathis Robert, Jackson John. 2002.


pelatihan di dalam kelas; Manajemen Sumber Daya Manusia.
4. Pusdiklat dapat menggandeng Jakarta : Salemba Empat.
Lembaga pelatihan/pihak ketiga Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja
untuk beberapa pelatihan yang Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia
belum mampu diselenggarakan Indonesia.
secara mandiri. NIST. 2017. National Initiative for
Cybersecurity Education Framework.
U.S Departement of Commerce.
DAFTAR PUSTAKA Rangkuti, Freddy. 1998. Analisis SWOT
Peraturan Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Badan Siber dan Sandi Negara. 2017. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Peraturan Kepala Lembaga Sandi Rosidah dan Sulistiyani, Ambar Teguh.
Negara Nomor 2 Tahun 2017 tentang 2003. Manajemen Sumber Daya
Penyelenggaraan Diklat Sandiman Manusia. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Dasar. Simanjuntak, Payaman J. 2005.
Badan Siber dan Sandi Negara. 2017. Manajemen dan Evaluasi Kinerja.
Peraturan Kepala Lembaga Sandi Jakarta: Fakultas Ekonomi
Negara Nomor 3 Tahun 2017 tentang Universitas Indonesia.
Penyelenggaraan Diklat Sandiman.
Badan Siber dan Sandi Negara . 2018. Steiner, George Albert dan Miner, John B,.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja 1977. Management Policy and
Badan Siber dan Sandi Negara. Strategy. Macmillan.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Sugiyono, Prof. Dr. 2003. Metode
dan Refoemasi Birokrasi. 2019. Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R&D.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Jakarta: Alfabeta.
Aparatur Negara dan Reformasi Jurnal Ilmiah
Birokrasi Nomor 18 tahun 2019 Elyarni, Reca dan Hermanto. Analisis
tentang Jabatan Fungsional SWOT Terhadap Strategi Pemasaran
Sandiman. Layanan SAP Express Pada PT.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara SAP. Jurnal Metris, Vol. 17 (2016) hal
dan Refoemasi Birokrasi. 2012. 81-88.
Peraturan Menteri Pendayagunaan HM, Rahmayati. Analisis SWOT Dalam
Aparatur Negara dan Reformasi Menentukan Strategi Pemasaran
Birokrasi Nomor 76 tahun 2012 Udang Beku PT. Mustika Mina Nusa
tentang Jabatan Fungsional Aurora Tarakan Kalimantan Utara.
Sandiman dan Angka Kreditnya. Jurnal Galung Tropika Vol. 4 (2015)
Pusdiklat Badan Siber dan Sandi Negara. hal 60-67.
2018. Rencana Strategis Pusdiklat
Badan Siber dan Sandi Negara.
Pusdiklat Badan Siber dan Sandi Negara.
2017. Modul Diklat Sandiman Dasar.
Pusdiklat Badan Siber dan Sandi Negara.
2017. Modul Diklat Sandiman.

Buku

Chandler, A.D,. 1962. Strategy and


Structure. Boston: MIT Press.
Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Strategis
Teori dan Aplikasi. Bandung:
Alfabeta.

86

You might also like