The document summarizes a study on the standardization of science laboratories in junior high schools in West Pasaman district, Indonesia. The study found that:
1) The average percentage for science laboratory standardization across the 11 sampled schools was 64.05%, meeting the sufficient criteria based on Ministry of Education regulations.
2) Analysis of the results showed room design met standards but furniture, equipment, and other facilities were still lacking.
3) In conclusion, the standardization of science laboratories in the district's junior high schools was sufficient but some improvements were still needed to fully meet national standards.
The document summarizes a study on the standardization of science laboratories in junior high schools in West Pasaman district, Indonesia. The study found that:
1) The average percentage for science laboratory standardization across the 11 sampled schools was 64.05%, meeting the sufficient criteria based on Ministry of Education regulations.
2) Analysis of the results showed room design met standards but furniture, equipment, and other facilities were still lacking.
3) In conclusion, the standardization of science laboratories in the district's junior high schools was sufficient but some improvements were still needed to fully meet national standards.
The document summarizes a study on the standardization of science laboratories in junior high schools in West Pasaman district, Indonesia. The study found that:
1) The average percentage for science laboratory standardization across the 11 sampled schools was 64.05%, meeting the sufficient criteria based on Ministry of Education regulations.
2) Analysis of the results showed room design met standards but furniture, equipment, and other facilities were still lacking.
3) In conclusion, the standardization of science laboratories in the district's junior high schools was sufficient but some improvements were still needed to fully meet national standards.
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI SUMBAR PADANG 2014 TINJAUAN STANDARISASI LABORATORIUM IPA DI SMP NEGERI SE- KABUPATEN PASAMAN BARAT
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Email : Maulidiyahrizky@ymail.com
ABSTRACT
The realization of optimal learning science can be done by conducting laboratory
experiments. Laboratory as a learning infrastructure in schools, serves as a place for practicum. Practical activities can provide a real experience for students. Therefore, the laboratory plays an important role as a source of learning for students to achive the expected learning science competencies. This research is aimed to determine the standardization of science laboratory in Junior High School of West Pasaman district. This research is a descriptive which is conducted in Juli – September 2014, with a sample of 11 schools in the science laboratory in Junior High School of West Pasaman district. The type of data in this research is primary data collected directly from respondents throught a questionnaire. The research instrument is a questionnaire that given to the laboratory manager/teacher who is teaching sciences. The data is analyzed by using descriptive statistics and qualitative percentage. From the analysis of the result, it shows that the percentage of the average in the science laboratory standardization in Junior Hight School of West Pasaman is 64,05 % which is the sufficient criteria. Therefore, it can be concluded that science laboratory standardization in Junior High School of West Pasaman is sufficient to meet the standars set by the Minister Regulation No. 24 Tahun 2007.
Sarana dan prasarana pendidikan IPA yang optimal, dapat dilakukan dengan merupakan kebutuhan utama yang harus melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA dipenuhi dalam mendukung proses secara praktek yaitu kegiatan praktikum di pembelajaran di sekolah. Menurut Sagala laboratorium. (2011: 117), fasilitas belajar yang memadai, Laboratorium berfungsi sebagai sangat diperlukan untuk menjadikan sekolah tempat atau ruangan untuk melakukan sebagai tempat dalam mengembangkan kegiatan praktikum. Sebagaimana yang potensi anak. Fasilitas belajar seperti: ruang tercantum dalam Peraturan Menteri kelas dan perlengkapannya, laboratorium Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007, dengan perlengkapannya, perpustakaan dan laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat perlengkapannya, serta berbagai kegiatan pembelajaran IPA secara praktek perlengkapan lainnya yang digunakan untuk yang memerlukan peralatan khusus. keperluan belajar bagi peserta didik. Faktor penting terlaksananya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kegiatan praktikum adalah tersedianya merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sarana dan prasarana laboratorium IPA. dan mata pelajaran kurikulum di sekolah. Permendiknas No. 24 Tahun 2007 telah Pembelajaran IPA berkaitan dengan menetapkan standar sarana dan prasaran lingkungan alam sekitar, sehingga peserta laboratorium IPA meliputi: fungsi ruang didik dapat mengamati dari alam hal – hal laboratorium, rasio minimum luas ruang yang berkaitan dengan materi pembelajaran laboratorium, fasilitas dan sarana yang IPA. Sebagaiman yang dijelaskan dalam tersedia di laboratorium IPA. Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: Berdasarkan hasil wawancara dan 149), proses pembelajaran IPA menekankan observasi penulis kepada guru IPA di SMP pada pemberian pengalaman lansung kepada Negeri Kabupaten Pasaman Barat, bak cuci yang tersedia tidak bisa dimanfaatkan untuk No. Nama Sekolah Akreditasi kegiantan praktikum, karena tidak dialiri 1. SMPN 1 Gunung B sumber air. Alat – alat praktikum yang Tuleh tersedia jumlahnya masih belum mencukupi. 2. SMPN 1 Kinali B Selain itu, umumnya pada laboratorium 3. SMPN 1 Koto B belum memiliki laboran, sehingga perawatan Balingka dan penataan alat – alat laboratorium belum 4. SMPN 1 Lembah B maksimal. Melintang Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu Tinjauan Standarisasi No. Nama Sekolah Akreditasi Laboratorium IPA di SMP Swasta se- Kota 5. SMPN 2 Luhak Nan C Padang. Hasil yang diperoleh yaitu 73,48 % Duo yang memenuhi standar dari ketetapan 6. SMPN 2 Pasaman C Permendiknas No. 24 tahun 2007 (Duri, 7. SMPN 2 Ranah B 2013). Penelitian yang juga relevan yaitu Batahan Tinjauan Standarisasi Laboratorium IPA 8. SMPN 1 Sasak B Biologi di SMA Negeri se- Kabupaten Solok Ranah Pasisie Selatan. Hasil yang diperoleh yaitu 79,9 % 9. SMPN 1 Sungai Aur B yang memenuhi standar ( Septinurmita, 10. SMPN 1 Sungai B 2014). Sehubungan dengan itu telah Beremas dilakukan penelitian tentang Tinjauan Standarisasi Laboratorium IPA di SMP 11. SMPN 3 Talamau B Negeri se- Kabupaten Pasaman Barat. HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN 1. Hasil Jenis penelitian ini adalah Hasil penelitian tentang Tinjauan penelitian deskriptif. Waktu penelitian ini Standarisasi Laboratorium IPA di SMP dilaksanakan pada bulan Juli – September Negeri se- Kabupaten Pasaman Barat, dapat 2014, Semester Ganjil Tahun Pelajaran dilihat pada tabel 2. berikut ini. 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan pada 11 sekolah di SMP Negeri se- Kabupaten Tabel 2.Deskripsi Data Persentase Angket Pasaman Barat. Instrumen yang digunakan Tinjauan Standarisasi Laboratorium berupa angket, dengan menggunakan skala IPA di SMP Negeri se- Kabupaten Guttman, yaitu terdapat dua jawaban yang Pasaman Barat Tahun Pelajaran harus dipilih oleh responden yaitu “Ya” atau 2014/2015. “Tidak”. Selain itu pada angket juga dicantumkan kondisi (layak/tidak layak, No. Indikator Standarisasi luas, jumlah (baik dan rusak), serta total). Variabel Laboratorium IPA Populasi dalam penelitian ini Persentase Kriteria adalah seluruh SMP Negeri se- Kabupaten 1. Tata guna 45,4 % Kurang Pasaman Barat yang tersebar pada 11 ruang Sekali kecamatan dan telah memiliki laboratorium 2. Desain ruang 92,4 % Sangat IPA. Teknik pengambilan sampel dalam Baik penelitian ini menggunakan teknik Simple 3. Perabot 56,6 % Kurang Random Sampling yaitu mengambil satu 4. Peralatan 54, 9 % Kurang sekolah yang memiliki laboratorium IPA pendidikan yang tersebar pada 11 kecamatan secara 5. Media 100 % Sangat acak, sehingga diambil satu sekolah pada pendidikan Baik tiap – tiap kecamatannya. Sampel dalam 6. Perlengkapan 35,02 % Kurang penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. lain Sekali
Tabel 1. Sekolah Sampel Pada Tinjauan Berdasarkan tabel.2 dapat dilihat
Standarisasi Laboratorium IPA di bahwa besarnya nilai persentase Standarisasi SMP Negeri se- Kabupaten Laboratorium IPA di SMP Negeri se- Pasaman Barat. Kabupaten Pasaman Barat yaitu 64,05 % pelaksanaan praktikum dapat berjalan lancar dengan kriteria cukup. sebagaimana mestinya. Peralatan pendidikan di 2. Pembahasan laboratorium mempunyai nilai persentase Standarisasi laboratorium IPA di 54,9 % dengan kriteria kurang, Hasil SMP Negeri se- Kabupaten Pasaman Barat tersebut menunjukkan bahwa peralatan dikategorikan cukup. Hasil ini diperoleh dari pendidikan berupa mistar, jangka sorong, rata – rata persentase hasil pengisian angket stopwatch, rol meter, termometer, pada 11 sekolah di SMP Negeri se- multimeter AC/DC, batang magnet, Kabupaten Pasaman Barat. garputala, dinamometer, balok kayu, dan Tata guna ruang laboratorium gelas kimia 100 ml masih belum memadai dikategorikan kurang sekali dengan dengan ketetapan Permendiknas No. 24 persentasenya 45,4 %, ini artinya ruang Tahun 2007. laboratorium IPA belum difungsikan khusus Menurut Permendiknas No. 24 sebagai tempat kegiatan praktikum dan Tahun 2007, peralatan pendidikan adalah digunakan sebagai ruang kelas belajar. sarana yang secara langsung digunakan Menurut Permendiknas No. 24 untuk pembelajaran. Peralatan pendidikan Tahun 2007, ruang laboratorium IPA harus tersedia dalam jumlah yang standar, berfungsi sebagai tempat berlangsungnya agar proses pelaksanaan praktikum dapat kegiatan pembelajaran IPA secara praktek berjalan dengan lancar sebagaimana yang memerlukan peralatan khusus. mestinya, karena peralatan tersebut Desain ruang laboratorium digunakan langsung dalam pembelajaran. dikategorikan sangat baik dengan persentase Media pendidikan di laboratorium 92,4 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mempunyai nilai persentase 100 % dengan dari segi desain ruang laboratorium yaitu kriteria sangat baik. Hasil tersebut luas laboratorium, tersedianya ruang utama, menunjukkan media pendidikan berupa ruang persiapan, ruang penyimpanan, papan tulis yang ada di laboratorium, sudah pencahayaan dan ventilasi sudah memenuhi memenuhi standar yang telah ditetapkan. standar minimum yang telah ditetapkan oleh Menurut Depdikbud (1995: 20), Permendiknas No. 24 Tahun 2007. ukuran papan tulis hendaknya tidak terlalu Selain ukuran, tata letak ruangan kecil dan juga tidak terlalu besar. Papan tulis laboratorium juga perlu diperhatikan. sebaiknya mendapat penerangan yang cukup Menurut Wirjosoemarto, dkk (2004: 40), baik dan penempatannya harus mudah ruangan laboratorium untuk pembelajaran dilihat oleh siswa. sains umumnya terdiri dari ruang utama dan Perlengkapan lain di laboratorium ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruang yaitu 35,02 % dengan kategori kurang tempat para siswa untuk melakukan sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa praktikum. Ruang pelengkap umumnya perlengkapan lain berupa stop kontak, alat terdiri dari ruang persiapan dan pemadam kebakaran, dan seperangkat P3K penyimpanan. ketersediannya belum memenuhi standar Perabot di laboratorium yang telah ditetapkan oleh Permendiknas dikategorikan kurang dengan persentase No. 24 Tahun 2007. yaitu 56,6 %. Hasil tersebut menunjukkan Menurut Permendiknas No. 24 bahwa perabot berupa meja demonstrasi, Tahun 2007, perlengkapan lain adalah alat meja persiapan, dan air bersih yang ada di mesin kantor dan peralatan tambahan yang laboratorium masih belum memadai digunakan untuk mendukung fungsi sekolah ketersediannya dan belum sesuai dengan dalam pembelajaran. Perlengkapan lainnya ketetapan Permendiknas No. 24 Tahun 2007. seperti stop kontak, alat pemadam Menurut Wirjosoemarto dkk (2004: kebakaran, peralatan P3K, tempat sampah 44), laboratorium yang baik harus dan jam dinding. dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam KESIMPULAN DAN SARAN melakukan aktivitasnya. Diharapkan kepada 1. Kesimpulan pihak sekolah untuk memperhatikan Berdasarkan hasil penelitian pangadaan perabot di laboratorium agar tentang Tinjauan Standarisasi Laboratorium IPA di SMP Negeri se- Kabupaten Pasaman (SMA/MA), (Online), diakses pada Barat dapat disimpulkan bahwa, Standarisasi tanggal 11 Mei 2014. Laboratorium IPA di SMP Negeri se- Kabupaten Pasaman Barat cukup memenuhi Sagala, S. 2011. Manajemen Strategik standar yang ditetapkan Permendiknas No. dalam Peningkatan Mutu 24 Tahun 2007. Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. 2. Saran Saran dalam penelitian ini Septinurmita Rahayu. (2014). Tinjauan ditujukan kepada Dinas Pendidikan Standarisasi Laboratorium IPA Kabupaten Pasaman Barat, untuk Biologi di SMA Negeri se- memperhatikan pengadaan sarana prasarana Kabupaten Solok Selatan. Skripsi, khususnya laboratorium IPA, agar tidak dipublikasikan. STKIP PGRI tercapainya pembelajaran IPA yang optimal Sumatera Barat). sesuai dengan ketetapan dari Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Sekolah, untuk Wirjosoemarto, K., Adisendjaja, Y.H., memiliki laboran khususnya di laboratorium Supriatno, B., Riandi. 2004. Teknik IPA agar dengan adanya laboran dapat Laboratorium. Rev. ed. Bandung: melakukan penataan dan pengelolaan Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA laboratorium, sehingga penggunaan Universitas Pendidikan Indonesia. laboratorium dapat berjalan dengan baik. Peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian pada sekolah dengan daerah yang berbeda, dengan mengkaitkan laboratorium dan implementasi kurikulum 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah . Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Departemen Pendidikan Kebudayaan. 1995.
Pedoman Pendayagunaan Laboratorium dan Alat Pendidikan IPA. Jakarta: Proyek Peningkatan Alat-Alat IPA dan Pemantapan Kerja Guru.
Duri Yossinta. (2013). Tinjauan Standarisasi
Laboratorium IPA di SMP Swasta Se- Kota Padang. Skripsi, tidak dipublikasikan. STKIP PGRI Sumatera Barat.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah