You are on page 1of 5

TINJAUAN STANDARISASI LABORATORIUM IPA DI SMP

NEGERI SE- KABUPATEN PASAMAN BARAT

Artikel

RIZKY MAULIDIYAH
NIM. 10010225

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI SUMBAR
PADANG
2014
TINJAUAN STANDARISASI LABORATORIUM IPA DI SMP NEGERI
SE- KABUPATEN PASAMAN BARAT

Rizky Maulidiyah, Drs. Ardi, M.Si., Liza Yulia Sari, M.Pd.


Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
Email : Maulidiyahrizky@ymail.com

ABSTRACT

The realization of optimal learning science can be done by conducting laboratory


experiments. Laboratory as a learning infrastructure in schools, serves as a place for practicum.
Practical activities can provide a real experience for students. Therefore, the laboratory plays an
important role as a source of learning for students to achive the expected learning science
competencies. This research is aimed to determine the standardization of science laboratory in
Junior High School of West Pasaman district. This research is a descriptive which is conducted in
Juli – September 2014, with a sample of 11 schools in the science laboratory in Junior High
School of West Pasaman district. The type of data in this research is primary data collected
directly from respondents throught a questionnaire. The research instrument is a questionnaire that
given to the laboratory manager/teacher who is teaching sciences. The data is analyzed by using
descriptive statistics and qualitative percentage. From the analysis of the result, it shows that the
percentage of the average in the science laboratory standardization in Junior Hight School of West
Pasaman is 64,05 % which is the sufficient criteria. Therefore, it can be concluded that science
laboratory standardization in Junior High School of West Pasaman is sufficient to meet the
standars set by the Minister Regulation No. 24 Tahun 2007.

Keywords: standardized, science laboratory

PENDAHULUAN peserta didik. terwujudnya pembelajaran


Sarana dan prasarana pendidikan IPA yang optimal, dapat dilakukan dengan
merupakan kebutuhan utama yang harus melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA
dipenuhi dalam mendukung proses secara praktek yaitu kegiatan praktikum di
pembelajaran di sekolah. Menurut Sagala laboratorium.
(2011: 117), fasilitas belajar yang memadai, Laboratorium berfungsi sebagai
sangat diperlukan untuk menjadikan sekolah tempat atau ruangan untuk melakukan
sebagai tempat dalam mengembangkan kegiatan praktikum. Sebagaimana yang
potensi anak. Fasilitas belajar seperti: ruang tercantum dalam Peraturan Menteri
kelas dan perlengkapannya, laboratorium Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007,
dengan perlengkapannya, perpustakaan dan laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat
perlengkapannya, serta berbagai kegiatan pembelajaran IPA secara praktek
perlengkapan lainnya yang digunakan untuk yang memerlukan peralatan khusus.
keperluan belajar bagi peserta didik. Faktor penting terlaksananya
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kegiatan praktikum adalah tersedianya
merupakan bagian dari ilmu pengetahuan sarana dan prasarana laboratorium IPA.
dan mata pelajaran kurikulum di sekolah. Permendiknas No. 24 Tahun 2007 telah
Pembelajaran IPA berkaitan dengan menetapkan standar sarana dan prasaran
lingkungan alam sekitar, sehingga peserta laboratorium IPA meliputi: fungsi ruang
didik dapat mengamati dari alam hal – hal laboratorium, rasio minimum luas ruang
yang berkaitan dengan materi pembelajaran laboratorium, fasilitas dan sarana yang
IPA. Sebagaiman yang dijelaskan dalam tersedia di laboratorium IPA.
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: Berdasarkan hasil wawancara dan
149), proses pembelajaran IPA menekankan observasi penulis kepada guru IPA di SMP
pada pemberian pengalaman lansung kepada Negeri Kabupaten Pasaman Barat, bak cuci
yang tersedia tidak bisa dimanfaatkan untuk No. Nama Sekolah Akreditasi
kegiantan praktikum, karena tidak dialiri 1. SMPN 1 Gunung B
sumber air. Alat – alat praktikum yang Tuleh
tersedia jumlahnya masih belum mencukupi. 2. SMPN 1 Kinali B
Selain itu, umumnya pada laboratorium 3. SMPN 1 Koto B
belum memiliki laboran, sehingga perawatan Balingka
dan penataan alat – alat laboratorium belum 4. SMPN 1 Lembah B
maksimal. Melintang
Penelitian yang relevan dengan
penelitian ini yaitu Tinjauan Standarisasi No. Nama Sekolah Akreditasi
Laboratorium IPA di SMP Swasta se- Kota 5. SMPN 2 Luhak Nan C
Padang. Hasil yang diperoleh yaitu 73,48 % Duo
yang memenuhi standar dari ketetapan 6. SMPN 2 Pasaman C
Permendiknas No. 24 tahun 2007 (Duri, 7. SMPN 2 Ranah B
2013). Penelitian yang juga relevan yaitu Batahan
Tinjauan Standarisasi Laboratorium IPA
8. SMPN 1 Sasak B
Biologi di SMA Negeri se- Kabupaten Solok
Ranah Pasisie
Selatan. Hasil yang diperoleh yaitu 79,9 %
9. SMPN 1 Sungai Aur B
yang memenuhi standar ( Septinurmita,
10. SMPN 1 Sungai B
2014). Sehubungan dengan itu telah
Beremas
dilakukan penelitian tentang Tinjauan
Standarisasi Laboratorium IPA di SMP 11. SMPN 3 Talamau B
Negeri se- Kabupaten Pasaman Barat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN 1. Hasil
Jenis penelitian ini adalah Hasil penelitian tentang Tinjauan
penelitian deskriptif. Waktu penelitian ini Standarisasi Laboratorium IPA di SMP
dilaksanakan pada bulan Juli – September Negeri se- Kabupaten Pasaman Barat, dapat
2014, Semester Ganjil Tahun Pelajaran dilihat pada tabel 2. berikut ini.
2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan pada
11 sekolah di SMP Negeri se- Kabupaten Tabel 2.Deskripsi Data Persentase Angket
Pasaman Barat. Instrumen yang digunakan Tinjauan Standarisasi Laboratorium
berupa angket, dengan menggunakan skala IPA di SMP Negeri se- Kabupaten
Guttman, yaitu terdapat dua jawaban yang Pasaman Barat Tahun Pelajaran
harus dipilih oleh responden yaitu “Ya” atau 2014/2015.
“Tidak”. Selain itu pada angket juga
dicantumkan kondisi (layak/tidak layak, No. Indikator Standarisasi
luas, jumlah (baik dan rusak), serta total). Variabel Laboratorium IPA
Populasi dalam penelitian ini Persentase Kriteria
adalah seluruh SMP Negeri se- Kabupaten 1. Tata guna 45,4 % Kurang
Pasaman Barat yang tersebar pada 11 ruang Sekali
kecamatan dan telah memiliki laboratorium 2. Desain ruang 92,4 % Sangat
IPA. Teknik pengambilan sampel dalam Baik
penelitian ini menggunakan teknik Simple 3. Perabot 56,6 % Kurang
Random Sampling yaitu mengambil satu 4. Peralatan 54, 9 % Kurang
sekolah yang memiliki laboratorium IPA pendidikan
yang tersebar pada 11 kecamatan secara 5. Media 100 % Sangat
acak, sehingga diambil satu sekolah pada pendidikan Baik
tiap – tiap kecamatannya. Sampel dalam 6. Perlengkapan 35,02 % Kurang
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1. lain Sekali

Tabel 1. Sekolah Sampel Pada Tinjauan Berdasarkan tabel.2 dapat dilihat


Standarisasi Laboratorium IPA di bahwa besarnya nilai persentase Standarisasi
SMP Negeri se- Kabupaten Laboratorium IPA di SMP Negeri se-
Pasaman Barat.
Kabupaten Pasaman Barat yaitu 64,05 % pelaksanaan praktikum dapat berjalan lancar
dengan kriteria cukup. sebagaimana mestinya.
Peralatan pendidikan di
2. Pembahasan laboratorium mempunyai nilai persentase
Standarisasi laboratorium IPA di 54,9 % dengan kriteria kurang, Hasil
SMP Negeri se- Kabupaten Pasaman Barat tersebut menunjukkan bahwa peralatan
dikategorikan cukup. Hasil ini diperoleh dari pendidikan berupa mistar, jangka sorong,
rata – rata persentase hasil pengisian angket stopwatch, rol meter, termometer,
pada 11 sekolah di SMP Negeri se- multimeter AC/DC, batang magnet,
Kabupaten Pasaman Barat. garputala, dinamometer, balok kayu, dan
Tata guna ruang laboratorium gelas kimia 100 ml masih belum memadai
dikategorikan kurang sekali dengan dengan ketetapan Permendiknas No. 24
persentasenya 45,4 %, ini artinya ruang Tahun 2007.
laboratorium IPA belum difungsikan khusus Menurut Permendiknas No. 24
sebagai tempat kegiatan praktikum dan Tahun 2007, peralatan pendidikan adalah
digunakan sebagai ruang kelas belajar. sarana yang secara langsung digunakan
Menurut Permendiknas No. 24 untuk pembelajaran. Peralatan pendidikan
Tahun 2007, ruang laboratorium IPA harus tersedia dalam jumlah yang standar,
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya agar proses pelaksanaan praktikum dapat
kegiatan pembelajaran IPA secara praktek berjalan dengan lancar sebagaimana
yang memerlukan peralatan khusus. mestinya, karena peralatan tersebut
Desain ruang laboratorium digunakan langsung dalam pembelajaran.
dikategorikan sangat baik dengan persentase Media pendidikan di laboratorium
92,4 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mempunyai nilai persentase 100 % dengan
dari segi desain ruang laboratorium yaitu kriteria sangat baik. Hasil tersebut
luas laboratorium, tersedianya ruang utama, menunjukkan media pendidikan berupa
ruang persiapan, ruang penyimpanan, papan tulis yang ada di laboratorium, sudah
pencahayaan dan ventilasi sudah memenuhi memenuhi standar yang telah ditetapkan.
standar minimum yang telah ditetapkan oleh Menurut Depdikbud (1995: 20),
Permendiknas No. 24 Tahun 2007. ukuran papan tulis hendaknya tidak terlalu
Selain ukuran, tata letak ruangan kecil dan juga tidak terlalu besar. Papan tulis
laboratorium juga perlu diperhatikan. sebaiknya mendapat penerangan yang cukup
Menurut Wirjosoemarto, dkk (2004: 40), baik dan penempatannya harus mudah
ruangan laboratorium untuk pembelajaran dilihat oleh siswa.
sains umumnya terdiri dari ruang utama dan Perlengkapan lain di laboratorium
ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruang yaitu 35,02 % dengan kategori kurang
tempat para siswa untuk melakukan sekali. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
praktikum. Ruang pelengkap umumnya perlengkapan lain berupa stop kontak, alat
terdiri dari ruang persiapan dan pemadam kebakaran, dan seperangkat P3K
penyimpanan. ketersediannya belum memenuhi standar
Perabot di laboratorium yang telah ditetapkan oleh Permendiknas
dikategorikan kurang dengan persentase No. 24 Tahun 2007.
yaitu 56,6 %. Hasil tersebut menunjukkan Menurut Permendiknas No. 24
bahwa perabot berupa meja demonstrasi, Tahun 2007, perlengkapan lain adalah alat
meja persiapan, dan air bersih yang ada di mesin kantor dan peralatan tambahan yang
laboratorium masih belum memadai digunakan untuk mendukung fungsi sekolah
ketersediannya dan belum sesuai dengan dalam pembelajaran. Perlengkapan lainnya
ketetapan Permendiknas No. 24 Tahun 2007. seperti stop kontak, alat pemadam
Menurut Wirjosoemarto dkk (2004: kebakaran, peralatan P3K, tempat sampah
44), laboratorium yang baik harus dan jam dinding.
dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
memudahkan pemakai laboratorium dalam KESIMPULAN DAN SARAN
melakukan aktivitasnya. Diharapkan kepada 1. Kesimpulan
pihak sekolah untuk memperhatikan Berdasarkan hasil penelitian
pangadaan perabot di laboratorium agar tentang Tinjauan Standarisasi Laboratorium
IPA di SMP Negeri se- Kabupaten Pasaman (SMA/MA), (Online), diakses pada
Barat dapat disimpulkan bahwa, Standarisasi tanggal 11 Mei 2014.
Laboratorium IPA di SMP Negeri se-
Kabupaten Pasaman Barat cukup memenuhi Sagala, S. 2011. Manajemen Strategik
standar yang ditetapkan Permendiknas No. dalam Peningkatan Mutu
24 Tahun 2007. Pendidikan. Bandung: CV.
Alfabeta.
2. Saran
Saran dalam penelitian ini Septinurmita Rahayu. (2014). Tinjauan
ditujukan kepada Dinas Pendidikan Standarisasi Laboratorium IPA
Kabupaten Pasaman Barat, untuk Biologi di SMA Negeri se-
memperhatikan pengadaan sarana prasarana Kabupaten Solok Selatan. Skripsi,
khususnya laboratorium IPA, agar tidak dipublikasikan. STKIP PGRI
tercapainya pembelajaran IPA yang optimal Sumatera Barat).
sesuai dengan ketetapan dari Permendiknas
No. 24 Tahun 2007. Sekolah, untuk Wirjosoemarto, K., Adisendjaja, Y.H.,
memiliki laboran khususnya di laboratorium Supriatno, B., Riandi. 2004. Teknik
IPA agar dengan adanya laboran dapat Laboratorium. Rev. ed. Bandung:
melakukan penataan dan pengelolaan Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA
laboratorium, sehingga penggunaan Universitas Pendidikan Indonesia.
laboratorium dapat berjalan dengan baik.
Peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan
penelitian pada sekolah dengan daerah yang
berbeda, dengan mengkaitkan laboratorium
dan implementasi kurikulum 2013.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006.


Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah .
Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan.

Departemen Pendidikan Kebudayaan. 1995.


Pedoman Pendayagunaan
Laboratorium dan Alat Pendidikan
IPA. Jakarta: Proyek Peningkatan
Alat-Alat IPA dan Pemantapan
Kerja Guru.

Duri Yossinta. (2013). Tinjauan Standarisasi


Laboratorium IPA di SMP Swasta
Se- Kota Padang. Skripsi, tidak
dipublikasikan. STKIP PGRI
Sumatera Barat.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Standar Sarana dan Prasarana
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Sekolah
Menengah Atas /Madrasah Aliyah

You might also like