You are on page 1of 13

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH GUNA

MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT


(Studi di Desa Jatimulyo, dusun Nglambangan, Bojonegoro, Dusun
Nglambangan, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro)

Fitri Nurdianna
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Airlangga, Surabaya - Indonesia
Email : fnurdianna@gmail.com

INFO ARTIKEL :
Diterima Oktober 2018
Disetujui November 2018
Dipublikasikan Desember 2018

ABSTRACT
Health is a basic need that is important for every individual therefore health efforts
must be made in integrated and sustainable to maintain and improve public health in
the form of disease prevention, health improvement, disease treatment and health
recovery by the government and / or community. One of them with waste
management program because of the presence of good waste management can
improve public health and the local economy, such as not burning trash and do 4R.

This study aims to determine whether an appropriate intervention program and can
be done to solve the problems that have been identified and prioritized in an effort to
improve public health in the Jatimulyo village, Nglambangan Hamlet, Tambakrejo
District, Bojonegoro. The selection of priority issues conducted by using FGD
(Focus Group Discussion) involving village officials, community leaders, and
Jatimulyo village health workers. As for the techniques used in the FGD is CARL
(Capability, Accesibility, Readiness, Leverage). To find the root of the problem, the
method of analysis used fishbone (fish bones) method. The root that has been
obtained will be followed up with an intervention plan. To find an alternative
solution used MEER methods (Methodology, effectiveness, efficiency, relevance).
This study uses a strategic approach to behavior change that with SOR theory stands
three elements Stimulus-Organism-Response. The method used is the spread in the
community questionnaire, interview and observation with Jatimulyo village head.

Based on calculations CARL priority issues namely is sanitary problems as things


that must be considered with the highest score of 135. Then agreed the main problem
of FGD that sanitation is focused on solid waste management system. To find the
root cause of health problems in the Jatimulyo village Nglambangan hamlet RT 4, 5,
and 6 then analyzed using a fishbone diagram.

Keyword: health; intervention program; health status

1
ABSTRAK

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang sangatlah penting bagi setiap individu
oleh karena itu upaya kesehatan harus dilakukan secara terintregasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Salah
satunya dengan melakukan program pengelolaan sampah karena dengan adanya
pengelolaan sampah yang baik dapat meningkatkan kesehatan masyarakat serta
ekonomi masyarakat, seperti tidak membakar sampah dan melakukan 4R.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa program intervensi yang tepat dan
dapat dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah teridentifikasi dan
diprioritaskan dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di desa
Jatimulyo, Dusun Nglambangan, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro. Identifikasi
permasalahan yang dilakukan dengan menggunakan FGD (Focus Group Discussion)
melibatkan aparat desa, tokoh masyarakat, dan petugas kesehatan desa Jatimulyo.
Adapun teknik yang digunakan dalam FGD adalah CARL (Kemampuan,
Accesibility, Kesiapan, leverage). Untuk menemukan akar permasalahan, metode
analisis yang digunakanadalah metode fishbone (tulang ikan). Akar yang telah
diperoleh akan ditindaklanjuti dengan rencana intervensi. Untuk mencari solusi
alternatif dilakukan dengan menggunakan metode MEER (Metodologi, efektivitas,
efisiensi, relevansi). Penelitian ini menggunakan pendekatan strategis untuk
perubahan perilaku yang dengan teori SOR yang terdiri dari tiga elemen Stimulus-
Organism-Response. Metode yang digunakan adalah penyebaran dalam kuesioner
masyarakat, wawancara dan observasi dengan kepala desa Jatimulyo.
Berdasarkan hasil perhitungan CARL didapatkan prioritas masalah yaitu masalah
sanitasi sebagai hal yang harus diperhatikan dengan skor tertinggi 135. Kemudian
disepakati masalah utama dari hasil FGD yaitu sanitasi yang difokuskan pada sistem
pengelolaan sampah. Untuk mengetahui akar penyebab masalah kesehatan yang ada
di Desa Jatimulyo Dusun Nglambangan RT 4, 5, dan 6 maka dilakukan analisis
menggunakan diagram fishbone.

Kata Kunci : kesehatan; program intervensi; derajat kesehatan

2
PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar Negara
Kesehatan yang menjadi Republik Indonesia Tahun 1945.
kebutuhan dasar manusia harus Masalah yang paling sering
diupayakan untuk dapat mencapai dijumpai di desa Jatimulyo, dusun
derajat kesehatan setinggi-tingginya. Nglambangan, Bojonegoro adalah
Menurut Badan Kesehatan Dunia atau tidak adanya fasilitas dan kurangnya
World Health Organization (WHO) pengetahuan masyarakat untuk
sehat adalah suatu keadaan sejahtera mengolah limbah rumah tangga yang
secara fisik, mental, dan sosial yang dihasilkan sehari-hari. Hal tersebut
tidak hanya terbebas dari penyakit tentu akan menimbulkan berbagai
maupun kecacatan. Untuk itu macam penyakit apabila tidak segera
digunakan program intervensi yang diatasi. Masalah kesehatan juga akan
diharapkan dapat membawa perubahan bertambah dikarenakan masyarakat
perilaku masyarakat terutama dalam desa Jatimulyo, dusun Nglambangan,
masalah sanitasi lingkungan. Masalah Bojonegoro yang membakar sampah
yang terdapat pada desa Jatimulyo, setiap hari dan sudah menjadi
dusun Nglambangan, Bojonegoro kebiasaan masyarakat setempat.
meliputi : 1) Tidak adanya Saluran Sehingga dengan adanya masalah
Pembuangan Air Limbah; 2) Tidak tersebut perlu diadakannya program
adanya sistem pengelolaan sampah; 3) intervensi yang menjadi prioritas
Letak kandang ternak kurang dari 2 masalah.
meter dari rumah; 4) Pembuangan Berdasarkan permasalahan
kotoran ternak dibuang di ruang yang telah diprioritaskan, selanjutnya
terbuka. membuat program intervensi
Menurut Undang-Undang berdasarkan permasalahan kesehatan
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun masyarakat desa Jatimulyo, dusun
2009, kesehatan merupakan hak asasi Nglambangan, Bojonegoro, antara lain
manusia dan merupakan salah satu : 1) Penyuluhan mengenai pengolahan
unsur kesejahteraan yang harus sampah; 2) Penyuluhan dan pelatihan
diwujudkan sesuai dengan cita-cita pengolahan sampah rumah tangga
bangsa Indonesia, sebagaimana yang dengan metode takakura; 3)
tercantum dalam Pancasila dan Monitoring dan evaluasi penyuluhan
dan pelatihan pengolahan sampah.

3
Teori dignan merupakan Sumber: Dignan and Carr, 1992

konsep luas yang lebih mengarah pada Gambar 1. Teori Dignan

advokasi kesehatan, meliputi Pemilihan prioritas masalah

pendidikan, perubahan lingkungan, sangat penting dalam pemecahan

perundangan, dan norma sosial masalah karena tidak mungkin semua

(Dignan, 1992). Teori Dignan masalah yang ditemukan akan

merupakan teori mengenai promosi diselesaikan hal ini disebabkan oleh

kesehatan dimana kita harus adanya keterbatasan sumberdaya.

menentukan komunitas sasaran untuk Namun, untuk mendapatkan apa yang

mengembangkan suatu program diinginkan oleh masyarakat desa

sehingga program tersebut dapat Jatimulyo, dusun Nglambangan,

berjalan sesuai dengan harapan. Bojonegoro, Bojonegoro tidak mudah

Tahapan dalam setiap upaya dan diperlukan metode serta teknik

promosi kesehatan menurut Dignan khusus.

and Carr (1992) dalam bukunya Perencanaan merupakan

“Program Planning for Health langkah pertama dalam melakukan

Education and Promotion” melalui promosi kesehatan yang meliputi

langkah-langkah : analisis masalah proses diagnosis penyebab dari suatu

(community analysis), penilaian target masalah, menetapkan prioritas

(targeted assessment), pengembangan masalah dan alokasi sumber daya agar

program (program plan development), mencapai tujuan yang telah

implementasi (implementation) dan ditentukan. Salah satu pendekatan

evalusai (evaluation). yang digunakan untuk melakukan


proses diagnosis masalah yaitu
menggunakan teori PRECEDE-
PROCEED.

4
Allensworth, 2010)
1) Formative evaluation, menekankan
pada informasi dan materi-materi
selama program perencanaan dan
pengembangan.
2) Process evaluation, berkenaan
dengan evaluasi pada informasi
sistematis yang didapat selama
implementasinya.
3) Impact evaluation, menekankan
pada efek atau isi mengenai tujuan
yang akan dicapai,
Sumber: Green, 1974
4) Outcome evaluation, menekankan
Gambar 2. Precede - proceed
apakah program ini dapat memberikan
Bagian PRECEDE pada model
hasil sampai sejauh mana perubahan
(fase 1-4) berfokus pada perencanaan
perilaku yang didapatkan.
program dan bagian PROCEED (fase
Hosland, et al (1953)
5-8) berfokus pada pelaksanaan dan
mengatakan bahwa proses perubahan
evaluasi. Faktor Predisposing,
perilaku pada hakekatnya sama
Reinforcing, dan Enabling
dengan proses belajar. Strategi yang
menentukan benar atau tidaknya
dapat digunakan untuk melakukan
perorangan akan mengadopsi perilaku
pendekatan perubahan perilaku pada
yang sehat. Dalam model ini, evaluasi
masyarakat desa Jatimulyo, dusun
merupakan suatu komponen yang
Nglambangan, Bojonegoro yaitu
penting dalam proses pengembangan
dengan teori SOR (Stimulus-
program. Kebutuhan akan kebijakan
Organism-Response).
yang sesuai, peraturan, dan juga sistem
ditekankan.
METODE
Sebagai bentuk
Kegiatan yang dilakukan
kesinambungan promosi kesehatan
meliputi analisis situasi, identifikasi
maka langkah-langkah peromosi
masalah, menentukan prioritas
kesehatan tidak bisa dilepaskan dari
masalah, identifikasi akar penyebab
monitoring dan evaluasi. Berikut ini
masalah, identifikasi alternatif solusi,
tipe-tipe evaluasi (Fertman &
5
menentukan prioritas alternatif solusi, 5)Forum NGT (Nominal Group
penyusunan Plan of Action (PoA) dan Technique) dilaksanakan dalam
yang terakhir adalah pelaksanaan serangkaian FGD bersama Kepala
program intervensi. Dusun Nglambangan, bidan desa dan
1)Analisis situasi dilakukan dengan tokoh masyarakat untuk
metode SWOT (Strength- Weakness- mengidentifikasi alternatif solusi yang
Opportunity-Threat), yaitu metode dapat dilakukan untuk menyelesaikan
analisis untuk menggali kekuatan dan masalah.
kelemahan apa yang dimiliki daerah 6)Penentuan prioritas alternatif solusi
tersebut serta kesempatan dan dengan metode MEER (Methodology-
tantangan apa yang dihadapi oleh Effectiveness- Efficiency- Relevance).
daerah tersebut. 7) Penyusunan PoA (Plan of Action)
2)Identifikasi masalah dilakukan dilakukan pada masing-masing
dengan mengumpulkan data primer rencana intervensi mulai dari deskripsi
dengan cara menyebarkan kuesioner kegiatan, tujuan kegiatan, tempat dan
kepada seluruh populasi dan observasi waktu pelaksanaan, sasaran kegiatan,
lingkungan. indikator keberhasilan kegiatan, dan
3)Penentuan prioritas masalah anggaran dana.
dilakukan dengan cara scoring dengan 8) Pelaksanaan Program Intervensi
metode CARL (Capability- Data yang dikumpulkan terbagi
Accessibility-Readiness- Leverage). menjadi dua, yaitu data primer dan
Scoring CARL dilakukan dalam data sekunder. Data sekunder
Forum Group Discussion (FGD) didapatkan dari data desa dan data dari
bersama Kepala Dusun Nglambangan, Ponkesdes. Sedangkan data primer
bidan desa dan tokoh masyarakat. diperoleh melalui metode kuesioner,
4)Masalah yang telah diprioritaskan observasi dan juga indeth interview
dicari akar penyebabnya dengan kepada masyarakat dan kepala desa
menggunakan metode fishbone. dusun Nglambangan.
Penentuan akar penyebab masalah Focus Group Discussion
dilakukan masih dalam Forum Group (FGD) dilaksanakan setelah hasil
Discussion (FGD) bersama Kepala pengolahan data kuesioner selesai
Dusun Nglambangan, bidan desa dan dilakukan dan telah didapatkan
tokoh masyarakat. gambaran secara umum tentang Dusun

6
Nglambangan khususnya RT 4, 5 dan dilengkapi dengan data primer serta
6. Kemudian, ditentukan pula sekunder yang diperoleh dari metode
beberapa masalah yang diidentifikasi indepth interview.
dan akan diprioritaskan dengan HASIL PENELITIAN
metode CARL lalu diidentifikasi akar Untuk menentukan masalah
penyebab prioritas masalah tersebut kesehatan dan lingkungan di RT 4/RW
dengan metode fishbone. Setelah 2, RT 5/RW 3, dan RT 6/RW 3 Dusun
diperoleh prioritas masalah serta akar Nglambangan Desa Jatimulyo maka
penyebab masalah, dilaksanakan dilakukan Focus Group Discussion
metode NGT untuk mendapatkan (FGD) dalam rangka menggali
rekomendasi program intervensi yang masalah atas persepsi masyarakat.
dapat dilakukan untuk mengatasi Hasil dari FGD yang didapatkan
masalah. mebcakup masalah kesehatan dan
Setelah pelaksanaan FGD dan lingkungan, yaitu:
NGT selesai dilakukan, hasil yang 1. Tidak adanya Saluran Pembuangan
diperoleh mulai dari prioritas masalah, Air Limbah,
akar penyebab masalah, serta 2. Tidak adanya sistem pengelolaan
rekomendasi alternatif solusi dijadikan sampah,
sebagai landasan untuk pelaksanaan 3. Letak kandang kurang dari 2 meter
indeth interview bersama kepala desa dari rumah,
dan ketua karang taruna. Analisis hasil 4. Pembuangan kotoran ternak
FGD, NGT, dan indepth interview dibuang di ruang terbuka.
dilakukan setelah semua kegiatan Dari 4 (empat) masalah yang
tersebut telah selesai dilaksanakan didapat, dilakukan kegiatan penentuan
yaitu dengan cara mendiskusikan prioritas masalah dengan
ulang hasil yang telah diperoleh. menggunakan metode CARL, sebagai
Analisa data sekunder dan berikut:
primer dilakukan setelah seluruh data
diperoleh dan diolah dengan
menggunakan SPSS. Data yang
pertama kali dianalisa adalah data
primer yang diperoleh dari kuesioner
yang telah disebar. Kemudian

7
Tabel 1. Hasil Perhitungan dengan
Metode CARL

Sumber: Data Primer


Sumber: Data Primer Gambar 3. Fishbone Masalah Sistem
Berdasarkan hasil perhitungan Pengelolaan Sampah
CARL didapatkan prioritas masalah 1. Faktor Manusia
yaitu masalah sanitasi sebagai hal Pengetahuan rendah tentang
yang harus diperhatikan dengan skor cara pengelolaan sampah dengan
tertinggi 135. Kemudian disepakati benar, pengetahuan rendah tentang
masalah utama dari hasil FGD yaitu bahaya meinmbun dan membakar
sanitasi yang difokuskan pada sistem sampah, masyarakat sudah terbiasa
pengelolaan sampah. menimbun dan membakar sampah,
Untuk mengetahui akar belum ada pihak yang menstimulus
penyebab masalah kesehatan yang ada untuk mengelola sampah.
di Desa Jatimulyo Dusun Analisis yang telah dilakukan
Nglambangan RT 4,5, dan 6 maka pada masyarakat Desa Jatimulyo
dilakukan analisis menggunakan Dusun Nglambangan RT 4, 5, dan
diagram fishbone. 6 menunjukkan bahwa kebiasaan
membuang sampah di tempat
terbuka sebanyak 95,3% atau 225
orang dari total 236 responden.
Dari jumlah presentase tersebut
dapat disimpulkan bahwa warga
RT 4, 5, dan 6 Dusun
Nglambangan tidak dapat memilah

8
dan mengola sampah dengan b. Penyuluhan pembuatan pupuk
benar. kompos dari sampah rumah tangga.
2. Faktor Alat/Mesin Pada tahap penentuan alternatif
-Tidak ada alat untuk mengelola solusi, mengunakan metode
sampah. Hal ini dikarenakan belum pembobotan MEER, yaitu analisis dari
adanya realisasi alokasi dana dari segi Metodolgi, Efektivitas, Efisiensi,
pemerintah untuk alat pengelola dan Relevansi.
sampah. 1. Metodologi: kemudahan
-Tidak ada sarana dan prasarana pelaksanaan atau tersedia teknologi
yang memadai untuk mengelola tepat guna
sampah. Ketidakadaan sarana dan 2. Efektifitas: seberapa jauh
prasarana ini juga disebabkan oleh keberhasilan strategi tersebut dalam
karena tidak adanya alokasi yang pencapaian tujuan.
dikhususkan untuk program tersebut. 3. Efisiensi: besar kecilnya dukungan
3. Faktor Uang yang diperlukan (5 M : Man,
Tidak ada dana untuk mengelola Money, Material, Methode,
sampah. Dana merupakan masalah Machine) dalam pelaksanaan
dasar untuk pengelolaan sampah di strategi
Dusun Nglambangan. 4. Relevansi: keterkaitan/kesesuaian
Tahap selanjutnya adalah strategi tersebut dengan kegiatan
mengidentifikasi alternatif solusi. organisasi (sektor kesehatan)
Alternatif solusi dari akar penyebab
dari masalah yang telah diprioritaskan Tabel 2. Analisis MEER
menggunakan metode NGT bersama
perangkat dusun (Ketua RT 4, 5, dan
6, Ketua RW 2 dan 3, Kepala Dusun,
Ibu Bidan, Tokoh Masyarakat RT 4
dan 6) untuk mengidentifikasi
alternatif solusi. Dalam hasil NGT
didapatkan beberapa ide program yang
dapat dilakukan untuk mengatasi
pengadaan sampah antara lain:
a. Penyuluhan pengelolaan sampah

9
Sumber: Data Primer Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo
Berdasarkan hasil identifikasi masih belum mengetahui bahwa
masalah dan penilaian sasaran terdapat cara atau penanganan khusus
dikembangkan perencanaan program untuk sampah yang dihasilkan pada
(Program Plan Development). Pada tingkat rumah tangga. Hal tersebut
tahapan ini disusun rencana program dapat dilihat pada hasil perhitungan
yang bertujuan untuk mengatasi rekap kuisioner bahwa sebagian besar
prioritas masalah dan merencanakan masyarakat sudah terbiasa menimbun
segala kebutuhan yang diperlukan dan membakar sampah dan tidak
untuk mendukung pelakasanaan menggunakan sampah organik untuk
program. Rencana intervensi diolah menjadi pupuk kompos.
mencakup rencana persiapan, Dari hasi yang telah didapat,
pelaksanaan dan evaluasi. implementasi kegiatan program
intervensi yang akan dilaksanakan di
PEMBAHASAN RT 4, 5, dan 6 pada masyarakat dusun
Sampah merupakan hasil Nglambangan, desa Jatimulyo,
pembuangan dari kegiatan dan Bojonegoro adalah program
aktivitas fisik yang dilakukan oleh penyuluhan pengelolaan sampah,
manusia. Sampah dapat berguna penyuluhan dan pelatihan pengolahan
apabila sampah tersebut dapat sampah rumah tanga dengan metode
dikelola dengan baik dengan cara takakura.
dipisahkan antara sampah organik Strategi yang dapat digunakan
(sampah yang mudah diuraikan) dan untuk melakukan pendekatan
non organik (sampah yang sulit perubahan perilaku pada masyarakat
diuraikan). Hal yang dapat dilakukan desa Jatimulyo, dusun Nglambangan,
pada sampah organik adalah Bojonegoro yaitu dengan teori SOR
mengelola hasil pembuangan dari (Stimulus-Organism-Response).
sampah rumah tangga tersebut Hosland, et al (1953) mengatakan
menjadi pupuk, dan untuk sampah bahwa proses perubahan perilaku
non organik dapat diolah dengan pada hakekatnya sama dengan proses
metode 4R (Reuse, Reduce, Recycle, belajar.
Recovery). Namun, warga RT 04, 05, Proses perubahan perilaku
dan 06 Dusun Nglambangan, Desa tersebut menggambarkan proses

10
belajar pada individu yang terdiri melebihi stimulus semula ini berarti
dari: stimulus yang diberikan harus dapat
1. Stimulus (rangsang) yang meyakinkan organisme. Dalam
diberikan pada organisme dapat meyakinkan organisme ini, faktor
diterima atau ditolak. Apabila reinforcement memegang peranan
stimulus tersebut tidak diterima penting.
atau ditolak berarti stimulus itu
tidak efektif mempengaruhi SIMPULAN
perhatian individu dan berhenti Kegiatan observasi bertujuan
disini. Tetapi bila stimulus untuk menganalisis permasalahan
diterima oleh organisme berarti kesehatan apa yang terjadi di wilayah
ada perhatian dari individu dan RT 4/RW 2, RT 5/RW 3, RT 6/RW 3
stimulus tersebut efektif. Dusun Nglambangan, Desa Jatimulyo,
2. Apabila stimulus telah mendapat Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro
perhatian dari organisme dan setelah itu memilih metode
(diterima) maka ia mengerti prioritas masalah dari berbagai macam
stimulus ini dan dilanjutkan kepada masalah yang ada. Pemilihan prioritas
proses berikutnya. masalah sangat penting dalam
3. Setelah itu organisme mengolah pemecahan masalah karena tidak
stimulus tersebut sehingga terjadi mungkin semua masalah yang
kesediaan untuk bertindak demi ditemukan akan diselesaikan hal ini
stimulus yang telah diterimanya disebabkan oleh adanya keterbatasan
(bersikap). waktu dan sumberdaya.
4. Akhirnya dengan dukungan Dalam pemilihan prioritas
fasilitas serta dorongan dari masalah ini dilakukan dengan metode
lingkungan maka stimulus tersebut FGD (Focus Group Discussion) yang
mempunyai efek tindakan dari melibatkan perangkat desa, tokoh
individu tersebut (perubahan masyarakat, tenaga kesehatan desa
perilaku) Jatimulyo. Teknik yang digunakan
Perilaku dapat berubah hanya dalam diskusi ini adalah CARL
apabila stimulus (rangsang) yang (Capability, Accesibility, Readiness,
diberikan benar-benar melebihi dari Leverage). Untuk mencari akar sebuah
stimulus semula. Stimulus yang dapat masalah, salah satu metodenya adalah

11
dengan menggunakan analisis fishbone 3. Masyarakat Desa Jatimulyo
(tulang ikan). diharapkan dapat bekerja sama
Intervensi dilakukan setelah agar program intervensi yang
menentukan masalah apa yang akan telah dilakukan dapat
diintervensi. Setelah mendapatkan diterapkan oleh semua
masalah yang akan diintervensi masyarakat RT 4, 5, dan 6
melalui metode Nominal Group sehingga dapat menambah
Technique (NGT). Alternatif solusi pendapatan masyarakat
yang telah ditentukan diprioritaskan sekaligus menghemat
berdasarkan kemudahan pelaksanaan pengeluaran untuk pembelian
metodenya, keberhasilan dalam pupuk.
mencapai tujuan, besarnya dukungan, b. Pemerintah Desa Jatimulyo
dan keterkaitan dengan organisasi, 1. Pemerintah Desa Jatimulyo
menggunakan metode MEER. diharapkan mampu mendukung
dan memfasilitasi pengadaan
SARAN sistem pengelolaan sampah
a. Masyarakat yang dimulai dari penyediaan
1. Masyarakat Desa Jatimulyo RT tempat sampah yang memadai
4, 5 dan 6 diharapkan mampu hingga pengolahan akhir seperti
melanjutkan dan menerapkan TPA.
program intervesi berupa 2. Pemerintah Desa Jatimulyo
pengelolaan sampah rumah diharapkan dapat mendukung
tangga dengan metode keberlanjutan dari program
Takakura. intervensi berupa pengelolan
2. Masyarakat Desa Jatimulyo RT sampah rumah tangga dengan
4, 5 dan 6 diharapkan lebih metode takakura, dengan
peduli terhadap lingkungan melakukan pengawasan dan
sekitar terutama pada evaluasi terhadap perilaku
pengelolaan sampah rumah masyarakat RT 4, 5, dan 6
tangga yang kurang tepat dan terkait dengan program
dapat berdampak pada masalah intervensi tersebut.
kesehatan mayarakat seperti 3. Pemerintah Desa Jatimulyo
membakar sampah. diharapkan dapat menjalin kerja

12
sama dengan dinas terkait DAFTAR PUSTAKA
seperti dinas pertanian dan
Bose, Karun Kanti. Application Of
perternakan agar memperoleh Fishbone Analysis For
Evaluating Supply Chain And
fasilitas untuk mendukung
Business Processa Case Study
pelaksanaan program intervensi On The St James Hospital.
Bangladesh : Khulna
tersebut.
University. 2012.
c. Pemerintah Kecamatan
Dignan MB., Carr PA., 1992. Program
Tambakrejo
Planning for Health Education
Pemerintah Kecamatan Tambakrejo and Promotion. Second
Edition.
diharapkan dapat membuat
USA : Lea & Febiger
kebijakan mengenai pengelolaan
Fertman, Cl., & Allensworth,
sampah secara mandiri berbasis
DD.2010. Health Promotion
masyarakat. Program. San Francisco, US : A
Wiley Imprint.
d. Puskesmas Tambakrejo
Puskesmas Tambakrejo diharapkan Green. Health Promotion Planning an
Aducational and Environmental
aktif dalam memberikan informasi
Approach Second Eddition.
terhadap masyarakat terkait dampak London. Mayfieldpublishing
company. 1991.
pengelolaan sampah yang tidak
tepat terhadap kesehatan. Hosland, et al (1953) dalam
Notoatmodjo, Soekidjo a. 1997.
e. Dinas Kesehatan Bojonegoro
Ilmu Kesehatan Masyarakat.
1. Dinas Kesehatan Bojonegoro Jakarta: Rineka Cipta.
diharapkan dapat menggunakan
Menteri Kesehatan RI. Undang-
dalam membuat kebijakan. Undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009.
2. Dinas Kesehatan Bojonegoro
Kementerian Kesehatan RI
diharapkan mampu membantu 2009. [online]. Diakses pada
tanggal 2 Agustus 2016 dari
masyarakat untuk membangun
http://sireka.pom.go.id/requirem
tempat pembuangan akhir ent/UU-36-2009-Kesehatan.pdf.
sampah dengan teknologi
Nominal Group Technique (n.d).
murah dan tepat guna sesuai Advisory Leader Sthrengtening
Extension.
dengan potensi yang dimiliki
masyarakat sehingga dapat Notoatmojo. Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
meningkatkan derajat kesehatan
Rineke Cipta. 2012.
masyarakat.

13

You might also like