You are on page 1of 8

JBE Vol.

27, (2): 145-152, 2020


Jurnal Bisnis dan Ekonomi
https://www.unisbank.ac.id/ojs; email: jbe@edu.unisbank.ac.id

Peran Quality of Work Life dalam Membangun


Organizational Citizenship Behaviour melalui Sense of
Belonging
Asep Budiman; Gusti Tia Ardiani; Indi Ramadhani

Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi


Jalan Siliwangi No. 24, Tasikmalaya, Indonesia

Info Artikel Abstract


Sejarah Artikel:
This research is based on the phenomenon of Human Resources problems in rural bank including
lack of management. Some other problems that are faced by the organization is working at rural
Diterima:
bank has not been an option for the employees. The incompatibility of compensation with
26 April 2020
expectations and the limited size of the rural bank market induce many potential employees to
work at commercial banks. This caused the increase of employee turnover. Moreover, it is normal
Disetujui:
that potential employees are often attracted by greater and more appropriate compensation that
16 September 2020
motivated them to quit and find better work place. The model developed in this research was to
test the role of quality of work life in building organizational citizenship behaviour through sense
of belonging at rural bank in Tasikmalaya District. The result of this research is aimed at helping
rural bank in Tasikmalaya District in knowing the role of quality of work life in building
organizational citizenship behaviour through sense of belonging. The research method used was a
survey method, with data collection techniques using a questionnaire given to 180 employees of
rural bank in Tasikmalaya District. The data analysis and hypothesis testing in this study used
mediation variable regression analysis (product of coefficient method). The results of this study
declared that there was a positive effect on quality of work life on sense of belonging. Furthermore,
Keywords:
the sense of belonging mediating a causal relationship between quality of work life on
quality of work life; sense of
organizational citizenship behaviour.
belonging; organizational
citizenship behaviour
Abstrak
Penelitian ini didasari oleh fenomena permasalahan SDM di BPR diantaranya
kurangnya pengurus dan bekerja di BPR belum menjadi pilihan. Tidak sesuainya
kompensasi dengan harapan serta sempitnya pasar BPR sehingga banyak SDM yang
potensial lebih memilih bekerja di bank umum menjadi salah satu penyebab turnover
pegawai meningkat. Pegawai yang potensial sering diiming-imingi oleh kompensasi
yang lebih banyak sehingga tergiur untuk pindah ke bank lain yang menawarkan
kesejahteraan yang lebih baik. Model ini dikembangkan untuk menguji peran Quality of
Work Life dalam membangun Organizational Citizenship Behaviour melalui Sense of
Belonging pada BPR Kabupaten Tasikmalaya, sehingga diharapkan menjadi membantu
BPR Kabupaten Tasikmalaya dalam mengetahui peran Quality of Work Life dalam
membangun Organizational Citizenship Behaviour melalui Sense of Belonging. Metode
 Corresponding Author: penelitian yang digunakan adalah metode survey, dengan teknik pengumpulan data
Indi Ramadhani menggunakan kuesioner yang diberikan kepada pegawai BPR Kabupaten Tasikmalaya
sebagai responden yang berjumlah 180 orang. Analisis data dan pengujian hipotesis
E-mail: dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Variabel Mediasi (Metode Product of
indiramadhani@unsil.ac.id Coefficient). Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh positif Quality of
Work Life terhadap Sense of Belonging serta Sense of Belonging memediasi hubungan
kausal antara Quality of Work Life terhadap Organizational Citizenship Behaviour.

ISSN (print): 1412-3126


ISSN (online): 2655-3066

145
Peran Quality of Work Life dalam Membangun Organizational Citizenship Behaviour melalui Sense of Belonging
Asep Budiman, Gusti Tia Ardiani, Indi Ramadhani

PENDAHULUAN pengalaman calon pegawai kurang, kecilnya


Hadirnya bank-bank seperti Bank gaji dan fasilitas yang ditawarkan BPR, dan
Perkreditan Rakyat memiliki peran penting bekerja di BPR belum menjadi pilihan. Tidak
hingga pelosok pedesaan. Kehadirannya sesuainya kompensasi dengan harapan serta
menjadi sarana masyarakat agar mulai tergerak sempitnya pasar BPR sehingga banyak SDM
untuk usaha kreatif sehingga tidak ada lagi yang potensial lebih memilih bekerja di bank
yang namanya rentenir di sekeliling mereka umum menjadi salah satu penyebab turnover
kemudian selama ini petani dan pengusaha pegawai meningkat. Ditambah lagi pegawai
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang potensial sering diiming-imingi oleh
kesulitan mendapatkan modal karena kompensasi yang lebih banyak sehingga tergiur
keterbatasan pengetahuan dan akses perbankan untuk pindah ke bank lain yang menawarkan
(Nadhilla, 2017). Hal tersebut ditegaskan oleh kesejahteraan yang lebih baik.
pernyataan Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Dari permasalahan BPR seputar
Industri Nasional yang menyebutkan bahwa, kompetensi dan perilaku pegawai sedangkan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dapat menjadi perusahaan membutuhkan pegawai yang
tulang punggung pembangunan desa. Wilayah cerdas dalam melakukan lebih dari sekedar
operasional dan keberadaannya hingga ke tugas formal mereka dan mau memberikan
desa-desa sangat strategis untuk mendukung kinerja yang melebihi harapan. Dengan kata
pengembangan wilayah pinggiran (Mega, lain pegawai tersebut diharapkan dapat
2017). Hal tersebut didukung oleh pemerintah menampilkan perilaku yang disebut
salah satunya oleh Pemerintah Daerah Organizational Citizenship Behavior (OCB) untuk
Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki PD. dapat lebih optimal mencapai tujuan BPR.
BPR Artha Galunggung, PD. BPR Artha Menurut Robbins dan Judge (2008), fakta
Sukapura, DAN PT. BPR Cipatujah Jabar yang menunjukkan bahwa organisasi yang
merupakan Badan Usaha Milik Daerah mempunyai pegawai yang memiliki
(BUMD) yang didirikan dengan tujuan untuk Organizational Citizenship Behavior yang baik,
mengurangi pengangguran dan meningkatkan akan memiliki kinerja yang lebih baik dari
pendapatan asli daerah. Pencapaian tujuan organisasi lain. Untuk membangun perilaku
tersebut perlu dilandasi oleh optimalisasi pegawai yang seperti itu bahkan sampai
kinerja BPR. pegawai bersedia melakukan tugas yang tidak
Dalam mengoptimalkan kinerja BPR tercantum dalam deskripsi pekerjaan mereka,
diperlukan sumber daya manusia yang handal. perusahaan perlu memperhatikan quality of
Akan tetapi, Kepala OJK Regional 4 work life (QWL). Dengan meningkatkan quality
mengatakan bahwa SDM menjadi salah satu of work life akan tercipta Organizational
masalah krusial di BPR. Menurutnya, banyak Citizenship Behavior melalui meningkatnya sense
BPR diisi oleh SDM yang kurang mumpuni of belonging pegawai pada tempatnya bekerja.
dalam pengelolaan bank. Namun begitu, Sense of belonging atau rasa memiliki terhadap
pihaknya menilai itu hal wajar. Mengingat sebuah perusahaan merupakan perasaan cinta
pasar BPR yang cukup sempit dibanding bank terhadap perusahaan sehingga pegawai merasa
umum. Sempitnya pasar BPR, mengakibatkan ikut memiliki perusahaan tersebut meskipun
banyak lulusan Perguruan Tinggi (PT), enggan pegawai tersebut tidak memiliki saham dalam
bekerja di BPR. Lulusan PT lebih cenderung perusahaannya. Dengan sense of belonging
memilih bekerja di bank umum (Lukman, pegawai akan senantiasa memberikan yang
2018). Perhimpunan BPR Indonesia (2016) terbaik untuk perusahaan.
membahas permasalahan SDM di BPR terdiri Berdasarkan uraian tersebut, maka kami
dari kurangnya pengurus, SDM banyak namun menyimpulkan bahwa terdapat celah untuk
terkonsentrasi pada low management dengan membahas kembali penelitian mengenai peran
kompetensi terbatas, kompetensi dan Quality of Work Life dalam membangun
146
Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 27 (2) 2020: 145-152

Organizational Citizenship Behaviour melalui perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang
Sense of Belonging pada BPR Kabupaten positif, konstruktif dan bermakna membantu
Tasikmalaya. (Aldag & Resckhe, 1997: 1). Menurut Organ
dalam Tang dan Ibrahim (1998: 530), OCB
LANDASAN TEORI DAN mempunyai lima dimensi yaitu altruism,
PENGEMBANGAN HIPOTESIS conscientiousness, civic virtue, courtesy, dan
Sportmanships. OCB dapat dibangun dengan
Landasan Teori menciptakan sense of belonging pegawai.
Quality of Work Life
Quality of Work Life merupakan usaha Sense of Belonging
yang sistematik dari organisasi untuk Hawkins dalam Sisly (2018: 53)
memberikan kesempatan yang lebih besar menyebutkan bahwa Sense of belonging
kepada pekerja untuk mempengaruhi diartikan sebagai rasa memiliki dimana sense
pekerjaan mereka dan kontribusi mereka berarti perasaan dan belonging berarti
terhadap pencapaian efektivitas perusahaan mempunyai atau memiliki. Dari pengertian ini
secara keseluruhan (Veithzal, 2010: 874). terlihat bahwa sense of belonging merupakan
Adapun dimensi yang digunakan dalam perasaan menjadi bagian dari suatu kelompok,
penelitian ini adalah kompensasi yang dalam hal ini kelompok tersebut adalah
mencukupi dan adil, Lingkungan yang aman perusahaan. Sense of belonging dapat terwujud
dan sehat, Pertumbuhan dan sekuriti, dalam bentuk inisiatif, keberanian mengambil
Pengembangan kapabilitas manusia, dan Total tanggung jawab dan risiko, serta keinginan
ruang kehidupan (Walton dalam Wirawan, berbagi sehingga mengubah bentuk keterikatan
2015: 107). orang dengan organisasi dari sekedar yang
Quality of work life atau kualitas bernuansa bisnis dan transaksional menjadi
kehidupan kerja merupakan suatu sistem yang semacam keterikatan batin.
menganalisis pengalaman orang-orang dalam Hagerty dan Patusky (1995) membagi dua
menjalankan pekerjaannya yang berkaitan dimensi penyusunan dalam Sense of belonging
dengan kepuasan kerja, tingkat kemangkiran, yaitu Valued Involvement (pengalaman merasa
angka pergantian pekerja, kepribadian, dan dihargai, dibutuhkan, atau diterima atau
stres kerja (Hsu & Kernohan, 2006). Penelitian didukung dalam lingkungannya) dan Fit
yang dilakukan oleh Mostafizur Rahman (2015) (persepsi bahwa karakteristik individu
menemukan bahwa semakin baik quality of work mengartikulasikan dengan system atau
life dapat memastikan kepuasan kerja, dan lingkungan dimana dia berada). Dengan sense
pegawai yang lebih tinggi kepuasan kerjanya of belonging pegawai akan senantiasa
lebih menunjukkan Organizational Citizenship memberikan yang terbaik untuk perusahaan.
Behavior yang lebih baik.
Pengembangan Hipotesis
Organizational Citizenship Behaviour Hipotesis yang dikembangkan dalam
Organizational Citizenship Behavior penelitian ini adalah sebagai berikut:
melibatkan beberapa perilaku meliputi perilaku H1: Quality of Work Life berpengaruh positif
menolong orang lain, menjadi volunteer untuk terhadap Organizational Citizenship
tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan- Behaviour.
aturan dan prosedur di tempat kerja. Perilaku- H2: Sense of Belonging memediasi hubungan
perilaku ini menggambarkan “nilai tambah kausal antara Quality of Work Life
karyawan” yang merupakan salah satu bentuk terhadap Organizational Citizenship
Behaviour.

147
Peran Quality of Work Life dalam Membangun Organizational Citizenship Behaviour melalui Sense of Belonging
Asep Budiman, Gusti Tia Ardiani, Indi Ramadhani

METODE PENELITIAN Sedangkan nilai z koefisien ab adalah


sebagai berikut:
Penelitian ini dilakukan di BPR
Kabupaten Tasikmalaya (PD. BPR Artha
Galunggung, PT. BPR Cipatujah Jabar, dan PD.
BPR Artha Sukapura). Metode pengumpulan Adapun model dalam penelitian ini dapat
data pada penelitian ini menggunakan metode digambarkan sebagai berikut:
survei dengan menggunakan kuesioner. Teknik
pengambilan sampel menggunakan
Sense of
Proportionate Stratified Random Sampling.Sample
Belonging
pada penelitian ini adal pegawai BPR (Variabel M)
Kabupaten Tasikmalaya berjumlah 180 orang.
Uji validitas menggunakan Koefisien
Korelasi Product Moment dengan hasil
perhitungan keseluruhan item kuesioner
dinyatakan valid karena r hitung > r tabel Organizational
(0,148). Sedangkan uji reliabilitas menggunakan Quality of
Citizenship
Cronbach Alpha dengan hasil perhitungan Work Life
Behaviour
(Variabel X)
keseluruhan variabel dinyatakan reliabel (Variabel Y)
dengan nilai Cronbach Alpha variabel quality of
worklife yaitu 0,899, variabel sense of belonging Gambar 1. Research Framework
sebesar 0,903, dan variabel organization
citizenship behaviour sebesar 0,882 sehingga Berdasarkan Gambar 1, terdapat 2
seluruhnya > r tabel (0,148). variabel endogen yaitu Sense of Belonging dan
Analisis data dan pengujian hipotesis Organizational Citizenship Behaviour, sehingga
dalam penelitian ini menggunakan Analisis dibuat 2 (dua) persamaan regresi sebagai
Regresi Variabel Mediasi (Metode Product of berikut:
Coefficient) dengan dibantu SPSS Menurut Persamaan I :
Suliyanto (2011: 198) uji variabel mediasi Sense of Belonging = + b Quality of Work Life
dengan metode ini dilakukan dengan menguji
kekuatan pengaruh tidak langsung variabel Persamaan II :
bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y) Organizational Citizenship Behaviour = + b2
melalui variabel mediasi (M) atau menguji Quality of Work Life + b3 Sense of Belonging
signifikansi pengaruh tak langsung. Perkalian
pengaruh langsung variabel bebas terhadap Penarikan kesimpulan dilakukan dengan
variabel mediator (a) dan pengaruh langsung kriteria jika z hitung lebih besar dari z tabel,
variabel mediator terhadap variabel dependen maka variabel yang dihipotesiskan sebagai
(b) menjadi (ab). Uji signifikasi pengaruh tidak variabel mediasi dinyatakan memediasi
langsung (ab) dilakukan berdasarkan rasio hubungan antara variabel bebas dengan
antara koefisien (ab) dengan standard error yang variabel tergantung.
akan menghasilkan nilai t statistik. Untuk
menghitung standar error ab digunakan rumus
sebagai berikut:
sab = √

148
Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 27 (2) 2020: 145-152

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi dan


Nilai Jenjang Interval terhadap tanggapan
Hasil Analisis pegawai atas Organizational citizenship behaviour
Analisis Deskriptif pada BPR Kabupaten Tasikmalaya diperoleh
Berdasarkan hasil analisis awal, kamo total skor sebesar 11.511. Hal ini menunjukkan
melakukan klasifikasi karakteristik pegawai bahwa Organizational citizenship behaviour pada
berdasarkan jenis kelamin, lamanya bekerja, pegawai BPR Kabupaten Tasikmalaya
status perkawinan, dan status pekerjaan. termasuk dalam klasifikasi baik.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
responden dalam penelitian ini 69% pria dan Pengaruh Quality of Work Life terhadap Sense
31% wanita dengan 75% berstatus menikah. 9% of Belonging pada BPR Kabupaten
diantaranya bekerja kurang dari 1 tahun, 57% Tasikmalaya
bekerja kurang dari 5 tahun, dan 34% telah R square pada persamaan pertama Quality
bekerja lebih dari 5 tahun. 62% berstatus of Work Life terhadap Organizational Citizenship
pegawai tetap dan 38% berstatus kontrak. Behaviour sebesar 0,616. Artinya, variasi
Hasil dari tanggapan pegawai BPR Organizational Citizenship Behaviour dapat
Kabupaten Tasikmalaya mengenai Quality of dijelaskan oleh variasi Quality of Work Life
Work Life dapat dilihat dari hasil jawaban sebesar 61,6 persen sehingga varian variabel
pegawai melalui penyebaran kuesioner, yang Organizational Citizenship Behaviour yang tidak
terdiri dari 23 pernyataan yang telah diuji dijelaskan oleh variabel Quality of Work Life
validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan hasil adalah sebesar e1 = √(1-0,616)=0,619.
perhitungan rekapitulasi dan Nilai Jenjang Unstandardized Coefficients pada
Interval terhadap tanggapan pegawai atas persamaan pertama Quality of Work Life
Quality of Work Life pada BPR Kabupaten terhadap Sense of Belonging sebesar 0,432
Tasikmalaya diperoleh total skor sebesar dengan siginifikansi 0,000, berarti terdapat
16.365. Hal ini menunjukkan bahwa Quality of pengaruh positif Quality of Work Life terhadap
Work Life pada pegawai BPR Kabupaten Sense of Belonging. Hal tersebut menunjukkan
Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik. pengalaman pegawai BPR Kabupaten
Hasil dari tanggapan pegawai BPR Tasikmalaya terhadap kompensasi yang
Kabupaten Tasikmalaya mengenai Sense of mencukupi dan adil, lingkungan yang aman dan
belonging dapat dilihat dari hasil jawaban sehat, pertumbuhan dan sekuriti, pengembangan
pegawai melalui penyebaran kuesioner, yang kapabilitas manusia, serta total ruang kehidupan
terdiri dari 10 pernyataan yang kemudian diuji mereka berkontribusi besar pada pembentukan
validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan hasil sense of belonging atau perasaan menjadi
perhitungan rekapitulasi dan Nilai Jenjang bagian dari BPR Kabupaten Tasikmalaya.
Interval terhadap tanggapan pegawai atas Sense
of belonging pada BPR Kabupaten Tasikmalaya Peran Quality of Work Life dalam
diperoleh total skor sebesar 7.111. Hal ini membangun Organizational Citizenship
menunjukkan bahwa Sense of belonging pegawai Behaviour melalui Sense of Belonging pada
BPR Kabupaten Tasikmalaya termasuk dalam BPR Kabupaten Tasikmalaya
klasifikasi baik. R square pada persamaan kedua Quality
Hasil dari tanggapan pegawai BPR of Work Life dan Sense of Belonging terhadap
Kabupaten Tasikmalaya mengenai Organizational Citizenship Behaviour sebesar
Organizational citizenship behaviour dapat dilihat 0,418. Artinya, variasi Organizational Citizenship
dari hasil jawaban pegawai melalui penyebaran Behaviour dapat dijelaskan oleh variasi Quality
kuesioner, yang terdiri dari 16 pernyataan yang of Work Life dan Sense of Belonging sebesar 41,8
kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya. persen sehingga varian variabel Organizational
Citizenship Behaviour yang tidak dijelaskan oleh
149
Peran Quality of Work Life dalam Membangun Organizational Citizenship Behaviour melalui Sense of Belonging
Asep Budiman, Gusti Tia Ardiani, Indi Ramadhani

variabel Quality of Work Life dan Sense of Pembahasan


Belonging adalah sebesar e2 = √(1-0,418)=0,763. Berdasarkan hasil analisis, kami
Berdasarkan hasil analisis pada model menemukan bahwa Quality of Work Life pada
summary dan coefficients maka dapat dibuat pegawai BPR Kabupaten Tasikmalaya
model hasil analisis sebagai berikut: termasuk dalam klasifikasi baik. Hal tersebut
ditunjukkan dengan gaji yang diterima
pegawai sepenuhnya memenuhi standar yang
e1
ditetapkan dan dapat memenuhi semua
0,619 kebutuhan sehingga pegawai merasa puas
terhadap gaji dan kompensasi seperti bonus
Sense of Belonging
(Variabel M) yang diterima. BPR Kabupaten Tasikmalaya
b = 0,191 menyediakan kondisi kerja yang terhindar dari
Sb = 0,120
a = 0,432
Sa = 0,026
ancaman kesehatan fisik dan mental,
lingkungan kerja yang bersih dan nyaman
sehingga pegawai merasa puas terhadap
Organizational
Citizenship kondisi kerja yang disediakan. BPR Kabupaten
Quality of Work Life
(Variabel X)
Behaviour Tasikmalaya memberikan peluang untuk
c = 0,374 (Variabel Y)
Sc = 0,066
melakukan pembelajaran dalam rangka
0,763 pengembangan diri dan membuat kebijakan
e2
agar pegawai mengembangkan keterampilan
yang meningkatkan profesionalisme sehingga
Gambar 2. Hasil Analisis Model Regresi
kapabilitas pegawai meningkat dan dapat
Variabel Mediasi Quality of Work Life-Sense
mengurangi stress kerja. Pegawai BPR
of Belonging-Organizational Citizenship
Kabupaten Tasikmalaya merasa puas terhadap
Behaviour
program pengembangan kapabilitas pegawai
sehingga selalu berupaya meraih sesuatu yang
Untuk menghitung standar error ab digunakan
lebih baik lagi. Kehidupan kerja terpengaruh
rumus berikut:
dengan kehidupan rumah, begitu pula
sab = √ sebaliknya oleh karena itu, peraturan yang
sab= ditetapkan diupayakan tidak membuat
√ = pegawai stress dan Pimpinan memberikan
0,052 kebebasan kepada pegawai untuk berbicara
dan menyatakan pendapat. Pegawai BPR
Sedangkan untuk nilai z koefisien ab adalah
Kabupaten Tasikmalaya merasa puas terhadap
sebagai berikut:
hubungan sosial di dalam situasi kerja,
terhadap kesempatan berkarier yang
disediakan dan selalu berusaha untuk
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Z mengoptimalkan kapasitas kemampuan yang
hitung diperoleh nilai 1,587 lebih besar dari Z dimiliki dalam bekerja untuk mencapai
tabel dengan tingkat siginifikansi 0,1 yaitu 1,28, kesuksesan BPR.
sehingga dapat disimpulkan bahwa Sense of Sense of belonging Life pada pegawai BPR
Belonging memediasi hubungan kausal antara Kabupaten Tasikmalaya termasuk dalam
Quality of Work Life terhadap Organizational klasifikasi baik. Hal tersebut ditunjukkan
Citizenship Behaviour. dengan pekerjaan yang dihasilkan pegawai

150
Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 27 (2) 2020: 145-152

diakui dan dihargai dengan baik oleh semua organisasi memiliki sistem yang memberi
pihak di BPR Kabupaten Tasikmalaya, adanya kesempatan kepada pegawai untuk dapat
interaksi yang terbuka dengan semua pihak di mengembangkan potensi diri dalam
perusahaan, adanya waktu kebersamaan yang pekerjaannya, mampu memenuhi kebutuhan
menyenangkan selama bekerja dengan semua hidup dengan pekerjaannya sesuai tuntutan
pihak di perusahaan, adanya hubungan atasan- diri dan keluarganya, dan memberikan
bawahan secara professional yang terjalin lingkungan kerja yang aman dan nyaman
dengan baik, semua masukan pegawai sehingga pegawai akan merasa menjadi bagian
didukung dan ditindaklanjuti oleh BPR, dari BPR Kabupaten Tasikmalaya yang juga
keinginan pegawai untuk mengembangkan bagian hidupnya sehingga akan melakukan
karier didukung oleh BPR sehingga terjalin pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Sense of
kepercayaan antara perusahaan dan pegawai belonging dapat terwujud dalam bentuk
dan pegawai merasa menjadi bagian dari inisiatif, keberanian mengambil tanggung
perusahaan ini. jawab dan risiko, serta keinginan berbagi
Organizational citizenship behaviour pada sehingga mengubah bentuk keterikatan orang
pegawai BPR Kabupaten Tasikmalaya dengan organisasi sari sekedar yang bernuansa
termasuk dalam klasifikasi baik. Hal tersebut bisnis dan transaksional menjadi semacam
ditunjukkan pegawai dengan bersedia keterikatan batin tidak hanya pada
menggantikan rekan kerja yang tidak masuk, pekerjaannya tapi pada organisasi tempat
bersedia membantu pegawai lain yang dimana ia bekerja. Sense of belonging akan
pekerjaannya melebihi batas normal, bersedia memacu pegawai untuk bekerja dengan
menjadi volunteer untuk mengerjakan sesuatu sungguh-sungguh dalam mencapai tujuan
tanpa diminta, bersedia membantu pegawai di bersama, dalam hal ini tujuan BPR dan tujuan
luar departemen, tidak menghabiskan waktu pegawai telah menjadi tujuan bersama dengan
untuk pembicaraan di luar pekerjaan, selalu menumbuhkan perilaku nilai tambah karyawan
datang segera jika dibutuhkan, selalu terlibat yang mencerminkan perilaku kewargaan
dalam bagian yang membantu perusahaan organisasional (Organizational Citizenship
mencapai tujuan, memberikan perhatian Behaviour).
terhadap bagian yang membantu tercipta image
BPR yang baik, membantu mengatur KESIMPULAN DAN SARAN
kebersamaan secara departemental, Kesimpulan
menyimpan informasi tentang kejadian atau Berdasarkan hasil penelitian dan
perubahan dalam BPR, mengikuti perubahan pembahasan yang telah dipaparkan pada
dan perkembangan dalam BPR, membaca dan bagian sebelumnya, maka kami
mengikuti pengumuman BPR, membuat menyimpulkan bahwa Quality of Work Life
pertimbangan dalam menilai apa yang terbaik memliki pengaruh positif pada Sense of
untuk BPR, memiliki kemauan untuk Belonging. Serta Sense of Belonging memediasi
bertoleransi tanpa mengeluh, tidak membesar- hubungan kausal antara Quality of Work Life
besarkan permasalahan di luar proporsinya, terhadap Organizational Citizenship Behaviour.
dan berusaha menahan diri dari aktivitas
mengeluh dan mengumpat. Saran
Analisis pengaruh menunjukkan bahwa Penelitian ini memiliki beberapa
Quality of Work Life berpengaruh terhadap Sense memberikan saran baik secara empiris dan
of Belonging. Dan Sense of Belonging memediasi praktis. Pertama, kepada BPR Kabupaten
hubungan kausal antara Quality of Work Life Tasikmalaya untuk melakukan sosialisasi jika
terhadap Organizational Citizenship Behaviour. membuat peraturan baru sehingga tidak
Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan membuat pegawai tertekan dengan adanya
konsep quality of work life ini diharapkan peraturan baru, mendukung dan
151
Peran Quality of Work Life dalam Membangun Organizational Citizenship Behaviour melalui Sense of Belonging
Asep Budiman, Gusti Tia Ardiani, Indi Ramadhani

menindaklanjuti masukan-masukan dari Nadhilla Alfidza Aqmar. (2017). Urgensitas


pegawai, serta mengadakan kegiatan yang Perbankan Hingga Pelosok Pedesaan.
dapat meningkatkan kualitas Team Work dan [Online]. Tersedia:
rasa kekeluargaan diantara pegawai agar https://www.kompasiana.com/nadhilaa
pegawai bersedia membantu pegawai lain di lfildzaaqmar/58a9acdffd22bd9f048b4570
luar departemen. Kedua, saran untuk /urgensitas-perbankan-hingga-pelosok-
penelitian selanjutnya adalah disarankan untuk pedesaan [20 Februari 2019].
memasukkan variabel lain yang dapat
Perhimpunan BPR Indonesia. (2016).
mempengaruhi sense of belonging dan
Permasalahan dan Tantangan BPR/
organizational citizenship behavior.
BPRS. Rakernas dan Seminar Nasional.
www.perbarindo.or.id
DAFTAR PUSTAKA
Robbins dan Judge. (2008). Perilaku Organisasi,
Buku 1, Cet. 12. Jakarta: Salemba Empat.
Aldag, Ray., Reschke, Wayne. (1997). Employee
Value Added. New York: Center for Sisly Duri Afryana. (2018). Pengaruh Employee
Organizational Effectiveness. Engagement Terhadap Sense of
Belonging (Studi di Bandung Techno
Hagerty, Bonnie, & Patusky, Kathleen. (1995).
Park). Jurnal Indonesia Membangun Vol.
Developing a Measure of Sense of
17. No. 2 Mei-Agustus 2018.
Belonging. Nursing Research, Jan/ Feb,
Vol. 44, No. 1. Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan Teori
dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:
Hsu, Ming Yi & George Kernohan. (2006).
CV. Andi Offset.
Dimension of Hospital Nurse’s Quality of
Working Life. Journal of Advance Nursing Tang, L.T., dan Ibrahim. (1998). Antecedents of
54(1), 120-131. Organizational Citizenship Behavior
Revisited: Public Personel in The United
Lukman Hakim. (2018). OJK KR 4 Jawa Timur
States and in The Middle East. Public
Dorong BPR Tingkatkan Kualitas SDM.
Personnel Management, Vol. 27.
[Online]. Tersedia:
https://ekbis.sindonews.com/read/1302 Veithzal Rivai, dkk. (2010). Manajemen Sumber
861/178/ojk-kr-4-jawa-timur-dorong-bpr- Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari
tingkatkan-kualitas-sdm-1525367127 [20 Teori ke Praktik, Jakarta: PT Raja
Februari 2019]. Grafindo Persada.
Mega Putra Ratya. (2017). Jadikan BPR Tulang Wirawan. (2015). Manajemen Sumber Daya
Punggung Pembangunan Desa. [Online]. Manusia Indonesia, Jakarta: PT Raja
Tersedia: Grafindo Persada.
https://finance.detik.com/moneter/d-
3698431/kein-jadikan-bpr-tulang-
punggung-pembangunan-desa [20
Februari 2019]
Mostafizur Rahman. (2015). A Qualitative
Study on The Quality of Worklife,
Organizational Citizenship Behaviour
and Job Satisfaction. Journal for World
Wide Holistic Sustainable Development,
Issue 1, Volume 1: January 2015.

152

You might also like