You are on page 1of 12

JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 128-137

http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

HUBUNGAN BODY IMAGE DAN POLA MAKAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI


KRONIS (KEK) PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 6 BOGOR TAHUN 2019
The Correlation Between Body Image and Diet with Chronic Energy Deficiency (Ced) on Female
Adolescents in Sman 6 Bogor in 2019

Priscelia Ika Wardhani1, Agustina2, Marina Ery S.3


1,2,3
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta
prisceliaika@yahoo.com

ARTICLE INFO ABSTRACT


Background: One of the most common nutritional problems that
Article History: occur in adolescents is chronic energy deficiency (CED). One of the factors that
Received: prompt the occurrence of CED on female adolescents is the attention to the
July, 21th, 2019 subjective picture of one’s own body (body image) and diet. Purpose: The
purpose is to determine the correlation between body image and diet with
Revised: chronic energy deficiency (CED) on female adolescents in SMAN 6 Bogor in
From September, 17th, 2019. Methods: This research used a quantitative method with a cross-
2019 sectional design and a sample of 189 female students. The data were collected
using a questionnaire and measurement of upper arm circumference. Analysis
Accepted: of the data using the chi-square test. Results: There is a correlation between
October, 28th, 2019 body image (appearance evaluation p = 0,000, apparatus orientation p =
0,006, body are satisfaction p = 0,015, preoccupation overweight p = 0,003,
self-classified weight p = 0,000) and diet (eating frequency p = 0,000 and type
Published online
of foods p = 0,000) with chronic energy deficiency (CED). Conclusion: There
March, 30th, 2019 is a correlation between body image and diet with CED.
Keywords: body image, diet, chronic energy deficiency

ABSTRAK

Latar Belakang: Salah satu masalah gizi yang terjadi pada remaja
adalah kekurangan energi kronis (KEK). Salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya KEK pada remaja putri yaitu perhatian terhadap penampilan fisik
(body image) dan pola makan. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui hubungan antara body image dan pola makan dengan kekurangan
energi kronis (KEK) pada remaja putri di SMAN 6 Bogor tahun 2019. Metode:
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dengan desain cross sectional, sampel berjumlah 189 siswi. Pengumpulan data
dengan kuesioner dan pengukuran lingkar lengan atas. Analisis data
menggunakan uji chi square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan antara body image (appereance evaluation p = 0,000, appereance
orientation p = 0,006, body area satisfaction p = 0,015, overweigt preoccupation
p = 0,003, self-classified weight p = 0,000) dan pola makan (frekuensi makan p
= 0,000 dan jenis ragam makan p = 0,000) dengan kekurangan energi kronis
(KEK). Kesimpulan: Kesimpulan yaitu ada hubungan antara body image dan
pola makan dengan kekurangan energi kronis (KEK).
Kata Kunci : body image, pola makan, kekurangan energi kronis

128
JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 128-137
http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

129
Priscelia, et al. Hubungan Body Image dan Pola Makan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 128-137
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri
di SMAN 6 Bogor Tahun 2019   http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

PENDAHULUAN peringkat ke-23 dari 34 provinsi dengan angka


Remaja adalah dimana seseorang 12,5%. Kota Bogor menjadi salah satu
berada pada masa transisi dari masa kanak - kabupaten/kota yang memiliki angka
kanak ke masa dewasa berusia antara 10 - 19 prevalensi kurus diatas prevalensi Jawa Barat.
tahun dan mengalami perkembangan tercepat Penelitian ini dilakukan di SMAN 6 Bogor.
kedua setelah bayi. Menurut Kementerian Remaja putri dipilih karena prevalensi
Kesehatan Republik Indonesia (2014) salah kekurangan energi kronis (KEK) pada wanita
satu permasalahan remaja saat ini adalah usia subur tertinggi berada di usia 15 - 19
perhatian terhadap penampilan fisik (body tahun. Berdasarkan data Riskesdas 2018,
image). Remaja putri sangat memperhatikan SMAN 6 Bogor dipilih karena lokasi penelitian
perubahan bentuk tubuh serta citra tubuh berada di pusat Kota Bogor dengan rata-rata
dirinya. Burrowes menyatakan body image tingkat perekonomian berada pada status
adalah persepsi individu terhadap bentuk, ekonomi sedang dan tinggi, sehingga mereka
ukuran, berat tubuh dan kepuasan individu mudah terpengaruh oleh informasi dari media
tersebut baik positif ataupun negatif sosial serta pola pergaulan remaja di kota yang
(Dwinanda, 2012). Body image menjadi dapat membentuk adanya persepsi body image
masalah utama gizi remaja putri, media cetak dan membuat siswi kurang memperhatikan gizi
dan elektronik mempengaruhi remaja untuk yang diperlukan (Badan Penelitian dan
memiliki bentuk tubuh ideal yang seringkali Pengembangan Kesehatan, 2018).
menimbulkan ketidakpuasan akan bentuk Berdasarkan masalah tersebut,
tubuhnya, sehingga mereka melakukan diet penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
yang berakibat gangguan pada pola makan. apakah adanya hubungan body image dan pola
Jika hal tersebut dibiarkan akan terjadi makan dengan kekurangan energi kronis
gangguan pola makan secara klinis dan (KEK) pada remaja putri di SMAN 6 Bogor
kekurangan gizi (Dhamayanti & Asmara, tahun 2019.
2017).
Menurut Badan Penelitian dan METODE
Pengembangan Kesehatan (2018), masalah Penelitian ini menggunakan desain
kesehatan yang dapat mengancam masa depan kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
remaja di Indonesia yaitu kurang zat besi Data dikumpulkan oleh peneliti dan dibantu
(anemia), stunting, kurang energi kronis enumerator untuk mengetahui hubungan antara
(KEK) serta obesitas. Kekurangan energi body image dan pola makan dengan KEK yang
kronis (KEK) adalah salah satu masalah diobservasi sekali pada satu waktu tertentu.
kesehatan pada remaja yang disebabkan oleh Tempat penelitian di SMA Negeri 6 Bogor
kekurangan nutrisi. Berdasarkan data hasil yang beralamat di Jalan Walet Nomor 13
Badan Penelitian dan Pengembangan Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa
Kesehatan (2013), KEK menjadi masalah Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan
kedua dikarenakan angka KEK setelah stunting Februari sampai Juni 2019. Penelitian ini
mengalami peningkatan dari tahun 2010. sudah memperoleh persetujuan etik dengan
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, nomor B/1839/5/2019/KEPK.
prevalensi kekurusan yang terjadi pada remaja Berdasarkan teknik pengambilan data,
usia 16 - 18 tahun diketahui mengalami didapatkan sampel sebanyak 189 siswa. Cara
kenaikan. Pada tahun 2010 sebesar 8,9% (1,8% penarikan sampel dengan teknik purposive
sangat kurus dan 7,1% kurus) dan mengalami sampling. Kriteria inklusi: responden berjenis
kenaikan pada 2013 menjadi 9,4% (1,9% kelamin perempuan usia 16 - 18 tahun yang
sangat kurus dan 7,5% kurus) (Badan bersedia mengikuti penelitian dan hadir pada
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, saat penelitian dilaksanakan, serta kriteria
2013). Hasil Riskesdas tahun 2018 eksklusi: responden tidak bersedia mengikuti
menunjukkan prevalensi risiko kurang energi penelitian dan memiliki penyakit kronis.
kronis (KEK) pada wanita usia subur (WUS) Jenis pengumpulan data yang
tertinggi dialami oleh remaja usia 15 – 19 digunakan yaitu data primer dengan kuesioner
tahun yang mencapai 36,3% (Badan Penelitian dan pengukuran lingkar lengan atas
dan Pengembangan Kesehatan, 2018). menggunakan pita lila. Responden dikatakan
Pada prevalensi resiko KEK mengalami kurang energi kronis apabila
menunjukkan Jawa Barat berada pada lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm.

130
Priscelia, et al. Hubungan Body Image dan Pola Makan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 128-137
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri
di SMAN 6 Bogor Tahun 2019   http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

Kuesioner meliputi karakteristik responden, nilai p ≤ 0,05, artinya terdapat hubungan antara
karakteristik orangtua, pola makan responden, variabel independen dengan dependen. Namun
dan body image responden. Uji validitas jika nilai p > 0,05, artinya tidak terdapat
kuesioner dilakukan di SMAN 1 Bogor dengan hubungan yang bermakna antara variabel
membagikan kuesioner kepada 32 responden. independen dengan dependen. Analisis
Hasil uji validitas kuesioner body image univariat menjelaskan karakteristik variabel
menyatakan 1 dari 20 pertanyaan dinyatakan penelitian berupa usia responden, kelas,
tidak valid dan nilai koefisien cronbach alpha pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua,
sebesar 0,748 dinyatakan relibel karena penghasilan orangtua, status KEK, body image
cronbach’s alpha ≥ 0,6. dan pola makan.
SPSS digunakan sebagai program HASIL
pengolahan data. Analisis data dengan uji Chi Karakteristik Responden Berdasarkan
Square dengan besar kemaknaan yaitu nilai p ≤ Jenis Kelamin, Uang Saku, Kegiatan
0,05. Derajat kepercayaan (CI = 95%) apabila Ekstrakurikuler dan IMT

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (n=189)


Karakteristik Responden Jumlah %
Status KEK :
Ya 108 57,1
Tidak 81 42,9
Usia :
16 tahun 111 58,7
17 tahun 78 41,3
Kelas :
X 110 58,2
XI 79 41,8

Hasil penelitian diketahui sebagian yang berada di usia 17 tahun sebanyak 41,3%
responden mengalami kekurangan energi serta dapat diketahui bahwa responden yang
kronis (KEK) sebanyak 57,1%. Berdasarkan berada di kelas X sebanyak 58,2% dan
data yang diperoleh responden yang berada di responden yang berada di kelas XI sebanyak
usia 16 tahun sebanyak 58,7% dan responden 41,8%.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Orang tua (n=189)


Karakteristik Responden Jumlah %
Pendidikan Ayah:

Rendah 67 35,4

Tinggi 122 64,6


Pekerjaan Ayah:

Wiraswasta 74 39,2

Karyawan 115 60,8

131
Priscelia, et al. Hubungan Body Image dan Pola Makan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 128-137
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri
di SMAN 6 Bogor Tahun 2019   http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

Penghasilan Orangtua:

Rendah 37 19,6

Tinggi 152 80,4

Hasil penelitian menunjukkan sebagian > Rp. 3.900.000 sebanyak 80,4% dan
besar ayah responden berpendidikan tinggi berpenghasilan ≤ Rp. 3.900.000 yaitu 19,6%.
64,6%. Pekerjaan ayah responden sebagian
besar bekerja sebagai karyawan baik karyawan
swasta maupun negeri sebanyak 60,8%. Orang
tua responden yang berpenghasilan tinggi yaitu
Gambaran Body Image Responden (Appearance Evaluation, Appeareance Orientation, Body Area
Satisfaction, Overweight Preoccupation dan Self-Classified Weight)

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Body Image Responden (n=189)


Variabel Jumlah %
Appearance Evaluation:
Body Image Negatif 103 54,5
Body Image Positif 86 45,5
Appereance Orientation:
Body Image Negatif 93 49,2
Body Image Positif 96 50,8
Body Area Satisfaction:
Body Image Negatif 102 54,0
Body Image Positif 87 46,0
Overweight Preoccupation:
Body Image Negatif 88 46,6
Body Image Positif 101 53,4
Self-Classified Weight :
Body Image Negatif 71 37,6
Body Image Positif 118 62,4

Hasil penelitian menunjukkan besar body image responden sebanyak 56,1%


sebagian besar body image responden negatif. Berdasarkan overweight
berdasarkan appearance evaluation yaitu preoccupation sebagian besar body image
sebanyak 54,5% negatif. Berdasarkan responden sebanyak 53,4% positif.
appereance orientation sebagian besar body Berdasarkan self-classified weight sebagian
image responden sebanyak 50,8% positif. besar body image responden sebanyak 62,4%
Berdasarkan body area satisfaction sebagian positif dan hanya 37,6% negatif.

Gambaran Pola Makan Responden (Frekuensi Makan dan Jenis Raga Makanan)

132
Priscelia, et al. Hubungan Body Image dan Pola Makan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 128-137
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri
di SMAN 6 Bogor Tahun 2019   http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pola Makan Responden (n=189)


Lanjutan
Variabel Jumlah %
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pola Makan Responden (n=189)
Frekuensi Makan Sumber Variabel
Karbohidrat : Jumlah %
Frekuensi Makan Buah :
Tidak
Tidak sesuai
sesuai dengan
dengan PGS
PGS 54
64 28,6
33,9
Sesuai dengan PGS
Sesuai dengan PGS 125
135 66,1
71,4
Frekuensi Makan Junkfood dan Softdrink :
Jarang
Frekuensi Makan Sumber Protein : 90 47,6
Sering 99 52,4
Tidak sesuai dengan
Jenis Konsumsi PGS
Karbohidrat : 68 36,0
Kurang Beragam
Sesuai dengan PGS 10
121 5,3
64,0
Beragam 179 94,7
Jenis Konsumsi
Frekuensi Makan Protein
Sayur::
Kurang Beragam 7 3,7
Tidak sesuai dengan PGS
Beragam 83
182 43,9
96,3
Jenis Konsumsi
Sesuai dengan PGSSayur : 106 56,1
Kurang Beragam 38 20,1
Beragam 151 79,9
Jenis Konsumsi Buah :
Kurang Beragam 8 4,2
Beragam 181 95,8

Pola makan responden yaitu diketahui oleh remaja yaitu sebanyak 3 - 4 porsi sehari.
melalui frekuensi makan dan jenis ragam Frekuensi konsumsi buah responden sebagian
makanan. Pedoman Gizi Seimbang (PGS) besar 66,1% sesuai dengan PGS. Buah –
menganjurkan remaja untuk mengonsumsi buahan yang dianjurkan oleh PGS untuk
sumber karbohidrat sebanyak 3 kali sehari. remaja yaitu sebanyak 2 - 3 porsi sehari Hasil
Hasil penelitian diketahui frekuensi konsumsi penelitian menunjukkan 52,4% responden
karbohidrat responden sebagian besar sesuai sering mengonsumsi junkfood dan softdrink.
dengan PGS 71,4% sedangkan yang tidak Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
sesuai dengan PGS 28,6%. Frekuensi responden sebanyak 94,7% mengonsumsi jenis
konsumsi protein responden sebagian besar karbohidrat yang beragam. Sebagian besar
sesuai dengan PGS 64,0% sedangkan yang responden sebanyak 96,3% juga mengonsumsi
tidak sesuai dengan PGS 36,0%. Sumber jenis protein yang beragam. Sebagian besar
protein yang dianjurkan PGS untuk responden sebanyak 79,9% mengonsumsi jenis
dikonsumsi yaitu sebanyak 2 – 4 porsi sehari sayur yang beragam serta 95,8% responden
baik protein hewani maupun nabati. mengonsumsi jenis buah yang beragam.
Frekuensi konsumsi sayur responden
sebagian besar 56,1% sesuai dengan PGS.
Sayuran yang dianjurkan harus dikonsumsi

133
Priscelia, et al. Hubungan Body Image dan Pola Makan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 128-137
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri
di SMAN 6 Bogor Tahun 2019   http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

Hubungan Body Image Responden (Appearance Evaluation, Appeareance Orientation, Body Area
Satisfaction, Overweight Preoccupation dan Self-Classified Weight) dengan Kekurangan Energi
Kronis (KEK).

Tabel 5. Hubungan Body Image dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Remaja Putri di
SMAN 6 Bogor Tahun 2019 (n=189)
Status KEK
P 95% CI
Variabel Ya Tidak Total OR
Value
N % N % N Lower Upper
Appearance Evaluation
Body Image Negatif 72 62,6 31 30,1 103 0,000 3,226 1,769 5,882
Body Image Positif 36 48,6 50 58,1 86
Appereance Orientation
Body Image Negatif 63 67,7 30 32,3 93 0,006 2,380 1,317 4,299
Body Image Positif 45 46,9 51 53,1 96
Body Area Satisfaction
Body Image Negatif 67 65,7 35 34,3 102 0,0015 2,148 1,194 3,862
Body Image Positif 41 47,1 46 52,9 87
Overweight Preoccupation
Body Image Negatif 61 69,3 27 30,7 88 0,003 2,596 1,427 4,722
Body Image Positif 47 46,5 54 53,5 101
Self-Classified Weight
Body Image Negatif 53 74,6 18 25,4 71 0,000 3,373 1,769 6,432
Body Image Positif 55 46,6 63 53,4 118

Hasil penelitian pada variabel Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,006
appearance evaluation menunjukkan dari 103 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan antara
responden memiliki body image negatif appereance orientation dengan KEK. Pada
sebanyak 72 siswi (69,9%) mengalami KEK. variabel appereance orientation menunjukkan
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,000 responden dengan body image negatif
(p > 0,05) yang artinya ada hubungan antara memiliki kecenderungan 2,380 kali mengalami
appearance evaluation dengan KEK. Pada KEK (OR = 2,380).
variabel appearance evaluation menunjukkan Hasil penelitian pada variabel body
responden dengan body image negatif area satisfaction menunjukkan dari 102
memiliki kecenderungan 3,226 kali mengalami responden memiliki body image negatif
KEK (OR = 3,226). sebanyak 67 siswi (65,7%) mengalami KEK.
Hasil penelitian pada variabel Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,015
appereance orientation menunjukkan dari 93 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan antara
responden memiliki body image negatif body area satisfaction dengan KEK.
sebanyak 63 siswi (67,7%) mengalami KEK.

134
Priscelia, et al. Hubungan Body Image dan Pola Makan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 128-137
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri
di SMAN 6 Bogor Tahun 2019   http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

Hubungan Pola Makan (Frekuensi Makan dan Jenis Ragam Makan) dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK)

Tabel 6. Hubungan Pola Makan dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Remaja Putri di
SMAN 6 Bogor Tahun 2019 (n=189)
Status KEK 95% CI
P
Variabel Ya Tidak Total OR
Value
N % N % N Lower Upper
Frekuensi Makan
Tidak sesuai 67 76,1 21 23,9 88 0,000 4,669 2,485 8,774
dengan PGS
Sesuai dengan PGS 41 40,6 60 59,4 101
Jenis Ragam
Makanan
Kurang Beragam 58 81,7 13 18,3 71 0,000 6,068 3,002 12,263
Beragam 50 42,4 68 57,6 118

Pada variabel body area satisfaction Hasil penelitian hubungan antara


menunjukkan responden dengan body image frekuensi makan dengan kekurangan energi
negatif memiliki kecenderungan 2,148 kali kronis (KEK) menunjukkan dari 88 responden
mengalami KEK (OR = 2,148). Hasil sebanyak 67 siswi (76,1%) yang tidak sesuai
penelitian pada variabel overweight PGS mengalami KEK. Hasil uji statistik
preoccupation menunjukkan dari 88 responden diperoleh nilai p-value 0,000 (p > 0,05) yang
memiliki body image negatif sebanyak 61 artinya ada hubungan antara frekuensi makan
siswi (69,3%) mengalami KEK. Hasil uji dengan KEK. Responden dengan frekuensi
statistik diperoleh nilai p-value 0,003 (p < makan tidak sesuai PGS memiliki
0,05) yang artinya ada hubungan antara kecenderungan 4,669 kali mengalami KEK
overweight preoccupation dengan KEK. Pada (OR = 4,669). Hasil penelitian hubungan
variabel overweight preoccupation antara jenis ragam makan dengan kekurangan
menunjukkan responden dengan body image energi kronis (KEK) menunjukkan dari 71
negatif memiliki kecenderungan 2,596 kali responden mengonsumsi makanan kurang
mengalami KEK (OR = 2,596). beragam sebanyak 58 siswi (81,7%)
Hasil penelitian pada variabel self- mengalami KEK. Jenis ragam makan
classified weight menunjukkan dari 71 responden yang beragam dari 118 responden
responden memiliki body image negatif sebanyak 68 siswi (57,6%) tidak mengalami
sebanyak 53 siswi (74,6%) mengalami KEK. KEK. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,000 0,000 (p > 0,05) artinya ada hubungan antara
(p < 0,05) yang artinya ada hubungan antara jenis ragam makanan dengan KEK. Responden
self-classified weight dengan KEK. Pada dengan jenis makan kurang beragam memiliki
variabel self-classified weight menunjukkan kecenderungan 6,068 kali mengalami KEK
responden dengan body image negatif (OR = 6,068).
memiliki kecenderungan 3,373 kali mengalami
KEK (OR = 3,373). PEMBAHASAN

135
Priscelia, et al. Hubungan Body Image dan Pola Makan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 128-137
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri
di SMAN 6 Bogor Tahun 2019   http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

Analisis Hubungan Body Image tubuh atau mengonsumsi obat untuk


(Appearance Evaluation, Appeareance pelangsing agar berat badannya berkurang
Orientation, Body Area Satisfaction, sehingga terlihat menarik.
Overweight Preoccupation dan Self- Hasil uji statistik menunjukan ada
Classified Weight) dengan Kekurangan hubungan antara body area satisfaction dengan
Energi Kronis (KEK) KEK karena diperoleh p-value 0,015 (p <
0,05). Body area satisfaction yaitu mengukur
Kekurangan energi kronis (KEK) kepuasan siswi terhadap bagian tubuhnya pada
adalah masalah kesehatan disebabkan oleh bagian spesifik seperti rambut, wajah, tubuh
kekurangan nutrisi. Salah satu faktor yang bagian tengah (pinggang, perut), tubuh bagian
mempengaruhi terjadinya KEK yaitu pengaruh bawah (pinggul, pantat, paha, kaki), tampilan
lingkungan seperti teman sebaya, remaja otot, tinggi badan dan berat badan. Pada
cenderung mudah dipengaruhi oleh teman penelitian ini sebagian besar siswi 54%
sebaya. Mereka lebih memperhatikan memiliki body image negatif artinya responden
temannya dibandingkan dengan orangtua, merasa kurang puas dengan bagian tubuhnya.
termasuk dalam pendapat dan penilaiannya Berdasarkan hasil penelitian diketahui remaja
terhadap tubuhnya sendiri. Remaja putri putri sering merasa tidak puas terhadap
membentuk gambaran dan persepsi tentang beberapa bagian tubuhnya secara spesifik,
tubuh yang dimiliki yang disebut body image. mereka menginginkan bentuk tubuh yang lebih
Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan kurus dan kurang puas terhadap bagian
antara appearance evaluation dengan KEK tubuhnya terutama tubuh bagian tengah.
karena diperoleh p-value 0,000 (p > 0,05). Hasil uji statistik menunjukan ada
Appearance evaluation yaitu penilaian hubungan antara overweight preoccupation
penampilan secara keseluruhan tubuh dengan dengan KEK karena diperoleh p-value 0,003 (p
menilai apakah menarik atau kurang menarik < 0,05). Overweight preoccupation atau
dan apakah memuaskan atau kurang kecemasan akan gemuk ini bertujuan untuk
memuaskan penampilan dirinya. Bentuk tubuh mengukur tingkat kecemasan seta
ini dinilai oleh individu tersebut serta persepsi kewaspadaan individu dengan memperhatikan
penampilan dirinya berupa baik atau buruk berat tubuh apabila mengalami penambahan
dapat mendatangkan perasaan senang atau berat badan. Pada penelitian ini responden
tidak senang pada bentuk tubuhnya. Sebagian yang memiliki body image positif sebanyak
besar remaja memiliki body image negatif 53,6% artinya sebagian besar responden tidak
sebanyak 103 siswi (54,5%) yang terlalu cemas dan khawatir apabila berat
menunjukkan mereka menilai penampilannya badannya bertambah.
kurang menarik dan sesuai dengan apa yang Hasil uji statistik menunjukan ada
dia inginkan dan kurang percaya diri sehingga hubungan antara self-classified weight dengan
mempengaruhi asupan makannya dan KEK karena p-value 0,000 (p < 0,05). Self-
berpengaruh terhadap status gizi termasuk classified weight lebih menilai bagaimana
lingkar lengan atas. seseorang memandang dan memiliki persepsi
Hasil uji statistik menunjukan ada serta menilai berat badannya dan
hubungan antara appeareance orientation mengklasifikasikan tubuhnya sendiri. Persepsi
dengan KEK karena diperoleh p-value 0,006 (p responden dalam menilai ukuran tubuhnya,
< 0,05). Appeareance orientation adalah baik itu memiliki tubuh ukuran kurus, normal
orientasi atau perhatian seseorang terhadap atau gemuk. Responden sebagian besar
penampilan tubuhnya dan usaha dalam memiliki body image positif sebanyak 62,4%,
memperbaiki penampilannya. Pada penelitian hal ini menandakan responden menilai ukuran
ini terdapat 93 siswi (49,2%) memiliki body tubuhnya normal.
image negatif terhadap orientasi Penelitian ini sejalan dengan penelitian
penampilannya yang menandakan sebagian Rily Hanundyah Dienasari tahun 2016 dengan
besar responden cukup memperhatikan judul “Persepsi Body Image, Kebiasaan Makan
penampilannya dengan melakukan suatu usaha Dan Status Gizi Pada Penari Remaja Wanita”.
agar penampilannya sesuai dengan apa yang Penelitian ini menggunakan uji korelasi
diinginkan. Dari hasil penelitian diketahui Spearman dengan hasil menyatakan adanya
beberapa siswa melakukan usaha - usaha hubungan antara status gizi dengan variabel
seperti melakukan diet, berolahraga, perawatan evaluasi penampilan nilai p-value 0,020,

136
Priscelia, et al. Hubungan Body Image dan Pola Makan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 128-137
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri
di SMAN 6 Bogor Tahun 2019   http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

variabel orientasi penampilan dengan nilai p- yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
value sebesar 0.007, kepuasan terhadap bagian Frekuensi makan merupakan sejumlah
tubuhnya nilai p-value 0.010, kecemasan pengulangan dalam mengonsumsi makanan
menjadi gemuk dengan nilai p-value 0.000 dan dalam kuantitatif yang terjadi secara
pengkategorian ukuran tubuh dengan nilai p- berkelanjutan, tubuh juga perlu mengonsumsi
value sebesar 0.000 (Dienasari, 2016). Hal ini makanan dengan jenis yang beranekaragam
menunjukan bahwa semakin gemuk status gizi untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tubuh
maka wanita memiliki persepsi body image (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
yang negatif cenderung merasa kurang puas 2014).
terhadap penampilannya dan beberapa bagian Hasil penelitian menunjukkan adanya
tubuhnya, memiliki rasa cemas yang berlebih hubungan antara frekuensi makan dengan KEK
hingga melakukan berbagai usaha untuk dengan p-value 0,000 (p > 0,05) dan hasil
meningkatkan penampilan dan menyebabkan penelitian juga menunjukan bahwa ada
menempatkan tubuhnya dalam kategori yang hubungan bermakna antara jenis ragam
tidak sesuai dengan status gizinya. makanan dengan KEK dengan p-value 0,000
Penelitian ini juga sejalan dengan (p > 0,05). Dari kedua variabel disimpulkan
penelitian Umi Fatimatuzzahro tahun 2016 adanya hubungan pola makan dengan KEK.
dengan judul “Hubungan Body Image dengan Pola makan sebagai faktor yang
Status Gizi Siswi Kelas XI Di SMK N 4 mempengaruhi status gizi seseorang, apabila
Yogyakarta”. Penelitian ini menunjukkan kekurangan asupan zat gizi maka akan
bahwa mayoritas responden atau 52 (54,7%) mengakibatkan berat badan berkurang dan
siswi kelas XI memiliki body image negatif kemerosotan jaringan pada tubuh dan jika
serta memperlihatkan bahwa sebagian besar berlangsung lama maka akan mengakibatkan
responden dengan status gizi yang diukur terjadi KEK. Lingkar lengan atas adalah
melalui IMT dan LiLA yang buruk yaitu 53 gambaran ketersediaan zat gizi di otot dan
orang (55,8%) Analisis data dilakukan lemak bawah kulit, cadangan energi dapat
menggunakan uji chi square dengan nilai p- disimpan dalam bentuk glikogen dan jaringan
value sebesar 0,001 sehingga dinyatakan adiposa, sehingga lingkar lengan atas
adanya hubungan body image dengan status merupakan parameter antropometri selain body
gizi siswi kelas XI SMK N 4 Yogyakarta mass index (BMI) untuk menentukan status
(Fatimatuzzahro, 2016). gizi (Kementerian Kesehatan Republik
Namun penelitian ini tidak sejalan Indonesia, 2017).
dengan penelitian Sebtina Desty Anggraeni Penelitian ini sejalan dengan penelitian
tahun 2015 dengan judul “Hubungan antara Muchlisa tahun 2013 dengan judul “Hubungan
Body Image dengan Frekuensi Makan, Jenis Asupan zat gizi dengan status gizi pada remaja
Makanan dan Status Gizi Remaja Putri Di putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat
SMA Negeri 7 Surakarta”. Sebagian besar Universitas Hasanuddin Makasar tahun 2013”.
responden dengan status gizi KEK dan body Status gizi diukur dengan IMT dan LILA, dari
image negatif. Analisis data dilakukan hasil uji Spearman diketahui nilai p value
menggunakan uji statistik rank spearman dan sebesar energi (p = 0,000), protein (p = 0,000),
diperoleh nilai p-value sebesar 0,395. Artinya lemak (p = 0,002), karbohidrat (p = 0,000)
hal ini menunjukkan bahwa tidak ada artinya bahwa terdapat hubungan pola makan
hubungan antara body image dengan status dengan status gizi (Muchlisa, 2013). Penelitian
KEK (Anggraeni, 2015). ini sejalan dengan penelitian Ibnu Zaki, Hesti
Permata Sari dan Farida tahun 2017 dengan
Analisis Hubungan Pola Makan (Frekuensi judul “Asupan Zat Gizi Makro dan Lingkar
Makan dan Jenis Ragam Makan) dengan Lengan Atas pada Remaja Putri di Kawasan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) Perdesaan Kabupaten Banyumas”. Data asupan
Pola makan adalah susunan makanan diperoleh dengan metode pencatatan prospektif
seseorang mencakup jenis makan dan jumlah (prospective food records) dan pengukuran lila
yang dikonsumsi dalam frekuensi dan jangka menggunakan pita lila. Berdasarkan hasil uji
waktu tertentu. Pola makan termasuk perilaku korelasi pearson (p < 0.05) menunjukkan
penting karena dapat mempengaruhi status gizi adanya hubungan antara asupan zat gizi makro
seseorang. Susunan pangan sehari - hari harus dengan ukuran lingkar lengan atas (Zaki, dkk.,
mengandung zat gizi dalam jumlah dan jenis 2017).

137
Priscelia, et al. Hubungan Body Image dan Pola Makan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 128-137
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri
di SMAN 6 Bogor Tahun 2019   http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

Namun penelitian tersebut tidak Anggraeni, S. D. 2015. Hubungan antara Body


sejalan dengan penelitian Meriska Cesia Putri Image dengan Frekuensi Makan,
tahun 2016 dengan judul “Hubungan Asupan Jenis Makanan dan Status Gizi
Makan Dengan Kejadian Kurang Energi Remaja Putri Di SMA Negeri 7
Kronis (KEK) Pada Wanita Usia Subur (Wus) Surakarta. Skripsi, Universitas
Di Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Muhammadiyah Surakarta.
Lampung Tengah”. Data asupan makan dan Badan Penelitian dan Pengembangan
data lingkar lengan atas (LILA) didapatkan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan
melalui kuesioner dan pengukuran. Analisis Dasar (RISKESDAS) 2013.
data dilakukan menggunakan analisis bivariat Jakarta: Kesehatan Kementerian
fisher exact didapatkan p-value 0,589 (p > Kesehatan RI. doi: 1 Desember
0,05) artinya bahwa pola makan tidak 2013.
berhubungan dengan kurang energi kronis Badan Penelitian dan Pengembangan
(KEK) (Putri, 2016). Kesehatan. 2018. Riset Kesehatan
Dasar 2018. Jakarta: Kesehatan
KESIMPULAN Kementerian Kesehatan RI.
Berdasarkan penelitian hubungan antara Dhamayanti, M & Asmara, A. 2017. Remaja:
body image dengan kekurangan energi kronis Kesehatan dan Permasalahannya.
(KEK) diperoleh bahwa kelima variabel Jakarta: IDAI.
menunjukkan ada hubungan dengan KEK yaitu Dienasari, R. H. 2016. Persepsi Body Image,
appereance evaluation (p-value = 0,000), Kebiasaan Makan Dan Status Gizi
appereance orientation (p-value = 0,006), Pada Penari Remaja Wanita. Skripsi,
body area satisfaction (p-value = 0,015), Institut Pertanian Bogor.
overweigt preoccupation (p-value = 0,003) dan Dwinanda, R. F. 2016. Hubungan Gratitude
self-classified weight (p-value = 0,000). dengan Citra Tubuh pada Remaja.
Berdasarkan penelitian hubungan pola makan Jurnal Ilmiah Psikologi, 9, (1), pp.
dengan kekurangan energi kronis (KEK) 34 - 41.
diperoleh bahwa kedua variabel yaitu frekuensi Fatimatuzzahro, U. 2016. Hubungan Body
makan dan jenis ragam makanan memiliki Image dengan Status Gizi Siswi
hubungan dengan KEK, yaitu dengan frekuensi Kelas XI Di SMK N 4 Yogyakarta.
makan (p-value = 0,000) dan jenis ragam Skripsi, Universitas Aisyiyah
makanan (p-value = 0,000). Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
SARAN 2014. Pedoman Gizi Seimbang
Diharapkan responden mendapatkan (PGS) 2014. Jakarta: Kementerian
informasi mengenai masalah kekurangan gizi Kesehatan RI.
pada remaja salah satunya kurang energi kronis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
(KEK) juga pedoman gizi seimbang untuk 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta:
lebih meningkatkan pengetahuan terkait pola Kementerian Kesehatan Republik
makan yang sehat dan mengaplikasikan dalam Indonesia.
kehidupan sehari-hari. Diharapkan lingkungan Muchlisa. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi
sekolah dapat menjadi panutan bagi siswa dengan Status Gizi pada Remaja
mengenai body image dan pola makan yang Putri di Fakultas Kesehatan
baik. Disarankan dapat memberikan edukasi Masyarakat Universitas Hasanuddin
kesehatan seperti penyuluhan maupun Makassar. Skripsi, Universitas
konseling mengenai kesehatan remaja Hasanuddin, Makassar.
khususnya gizi remaja putri. Bagi Peneliti lain Putri, M. C. 2016. Hubungan Asupan Makan
juga diharapkan dapat melakukan penelitian Dengan Kejadian Kurang Energi
lebih lanjut mengenai hubungan kekurangan Kronis (KEK) Pada Wanita Usia
energi kronis (KEK) dengan variabel lainnya Subur (Wus) Di Kecamatan
agar memperbanyak sumber penelitian terkait Terbanggi Besar Kabupaten
topik tersebut. Lampung Tengah. Skripsi,
Universitas Lampung.
DAFTAR PUSTAKA Zaki, I., Sari, H. P. dan Farida. 2017. Asupan
zat gizi makro dan lingkar lengan

138
Priscelia, et al. Hubungan Body Image dan Pola Makan JPH RECODE Maret 2020; 3 (2): 128-137
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri
di SMAN 6 Bogor Tahun 2019   http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

atas pada remaja putri di kawasan


perdesaan kabupaten banyumas.
Pangan, Gizi dan Kesehatan, 7(1),
pp. 435–441. Diakses dari:
jurnal.lppm.unsoed.ac.id/ojs/index.p
hp/Prosiding/article/viewFile/535/44
2%0A.

139

You might also like