You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/347022716

Proses Pengelolaan Sampah Plastik menjadi Paving Block di Desa Jetis,


Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga

Article · December 2020


DOI: 10.20884/1.read.2020.1.2.3492

CITATIONS READS

0 373

3 authors, including:

Muslihudin Muslihudin
Universitas Jenderal Soedirman
30 PUBLICATIONS   26 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Influence of Liquid Organic Fertilizer on The Production and Carrying Capacity of Livestock from Setaria Grass ( Setaria splendida ) View project

Research project from LPPM UNSOED View project

All content following this page was uploaded by Muslihudin Muslihudin on 14 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal READ (Researc h of Empowerment and Development)
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/read
e-ISSN: 2745-4746
Vol. 1 No. 2 Oktober 2020: 66-76
DOI: https://doi.org/10.20884/1.read.2020.1.2.3492

Proses Pengelolaan Sampah Plastik menjadi Paving Block di Desa Jetis,


Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga

Alifan Nurin Anamti Dieningrum1 Muslihudin2, Edy Suyanto3


1ProgramMagisterSosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Jenderal Soedirman
2Program Magister Ilmu Lingkungan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Jenderal Soedirman
3Program Magister Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Jenderal Soedirman.

E-mail: alifan_nurin@yahoo.com

Abstract
The problem of plastics - if left alone, will not rot because they are difficult to decompose and will cause
environmental damage, such as flooding and environmental pollution of water and soil. Inorganic waste
management can be done in various ways, one of which is through creative ideas, such as in Jetis village,
Purbalingga Regency has a way to solve the problem of plastic, which is used as a paving block. This study aims
to determine the process of managing plastic waste for paving blocks at “UD. Wong Cilik ”Jetis Village,
Kemangkon District, Purbalingga Regency. This study used the descriptive qualitative method. research data as
well as in-depth interviews, observation, namely non-participatory observation, and documentation. The
research location was conducted in Jetis Village, Kemangkon District, Purbalingga Regency. The technique of
taking informants was purposive sampling. The data analysis technique in this study used an interactive analysis
model of Milles and Habberman. The result of this research is the beginning of "UD. Wong Cilik "was founded in
2005. The waste management carried out in Jetis Village is based on environmental considerations because it has
not received assistance for TPS (temporary shelter), so finally KN has an innovative idea to create a business that
utilizes plastic waste produced every day by Jetis villagers. This inorganic waste from plastic is managed into a
more valuable item, namely paving blocks. The obstacle in this process is the lack of a furnace as a combustion
process. The conclusion of this research is that the plastic waste management process is an innovation to solve
the problem of plastic waste by making plastic waste into paving blocks.
Keywords: waste management, plastic waste, and paving blocks

Abstrak
Permasalahan plastik – plastik ini jika di biarkan terus – menerus tidak akan membusuk karena sulit terurai dan
akan menjadi kerusakan lingkungan, seperti banjir dan pencemaran lingkungan air dan tanah. Pengelolaan
sampah anorganik dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu melalui ide – ide kreatif, seperti di
desa Jetis Kabupaten Purbalingga memiliki cara untuk mengatasi permasalahan plastik yaitu dijadikan sebagai
paving block. Penelitian ini tujuannya untuk mengetahui proses pengelolaan sampah plastik untuk paving block
di “UD. Wong Cilik” Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Data penelitian serta wawancara mendalam, observasi yaitu observasi non
partisipatif, dan dokumentasi. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten
Purbalingga. Teknik pengambilan informan dengan purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis interaktif model Milles dan Habberman. Hasil penelitian ini ialah Awal mulainya “UD.
Wong Cilik” ini berdiri pada tahun 2005. Pengelolaan sampah yang dilakukan di Desa Jetis berdasarkan
Pertimbangan lingkungan karena belum mendapatkan bantuan untuk TPS (Tempat penampungan sementara),
maka akhirnya KN mempunyai ide inovatif untuk membuat sebuah usaha yang memanfaatkan sampah plastik
yang dihasilkan setiap harinya oleh warga Desa Jetis. Sampah anorganik dari plastik ini dikelola menjadi sebuah
barang yang lebih bernilai yaitu paving block. Hambatan pada proses ini masih kurangnya alat tungku sebagai
proses pembakaran. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu proses pengelolaan sampah plastik merupakan suatu
inovasi untuk memecahkan permasalahan sampah plastik dengan membuat sampah plastik menjadi paving
block.
Kata kunci: financial distress, rasio keuangan, earning per share.

66
Proses Pengelolaan Sampah Plastik … Alifan NAD dkk

Pendahuluan Sistem penggurangan dilakukan dengan


cara mengubah sampah plastik dijadikan
Permasalahan plastik – plastik ini jika di
sebuah barang yang dapat bermanfaat dan
biarkan terus – menerus tidak akan
bernilai jual. Kabupaten Purbalingga pada
membusuk karena sulit terurai dan akan
tahun 2019 menghasilkan sampah dengan
menjadi kerusakan lingkungan.
jumlah 215.833.917 Kg dalam setahun
Permasalahan sampah dapat berkurang
(Timbulan sampah Kabupaten Purbalingga
melalui pengelolaan sampah, Pengelolaan
Per Kecamatan Tahun 2019). Permasalahan
sampah dapat dilakukan dengan cara
sampah untuk mengurangi pengelolaan
merubah sampah menjadi bahan atau barang
limbah sampah plastik di Desa Jetis,
yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kecamatan Kemangkon, Kabupaten
pengelolaan sampah adalah kegiatan yang
Purbalingga memiliki inovatif dan kreatif
sistematis, menyeluruh, dan
yang sangat “uniknya”. “Uniknya” yaitu
berkesinambungan yang meliputi,
sistem pengelolaan sampah limbah plastik
pengurangan dan penanganan sampah
yang diketahui hanya dapat dikelola dengan
(Perda Kab. Purbalingga Nomor 29 Tahun
cara dibakar dan ditimbun serta dijadikan
2012).
sebagai kerajinan tangan (tas, taplak, hiasan
Pengelolaan sampah anorganik dapat
jendela, dan mainan). Sampah plastik ini
dilakukan dengan berbagai cara salah
dapat dijadikan sebagai paving block.
satunya yaitu melalui ide – ide kreatif,
Kondisi Desa Jetis ini mempunyai 6
seperti dijadikan sebuah dompet, taplak
Dusun dan 20 RT. Inovasi yang dibuat oleh
meja, tas keranjang dan mainan dari bahan
kelompok masyarakat berdasarkan
sampah plastik untuk mengurangi dampak
kreativitas serta inovatif yang dimiliki oleh
pencemaran lingkungan dan permasalahan
masyarakat Desa Jetis. Ide inovatif Bapak
sampah plastik. Paving block digunakan
Karsin sebagai pemilik usaha di “UD. Wong
sebagai salah satu alternatif penutup atau
Cilik” pembuatan paving block ini awal
pengerasan permukaan tanah. Paving block
mulainya bekerja sebagai supir truk
dikenal juga dengan sebutan bata beton atau
Kabupetan Purbalingga sampai Jogyakarta.
concrete block (Rahardyani & Apriani, 2011).
Selama dalam perjalanan Bapak Karsin
Proses pengelolaan sampah plastik yang
melihat banyaknya sampah dan kemudian
sering dilakukan dengan cara ditimbun dan
memiliki ide inovatif jika sampah dapat
dibakar, ternyata dapat dijadikan sebuah
dikelola menjadi barang yang lebih
inovatif melalui pengelolaan sampah plastik
bermanfaat yaitu dijadikan paving block.
untuk dijadikan sebuah usaha pembuatan
Perlindungan dan Pengelolaan
paving block. Pengelolaan sampah secara
Lingkungan Hidup (PPLH) menurut UU no 32
umum melalui tahapan sistem pengelolaan
tahun 2009 pasal 1 ayat (2) adalah
sampah di Kabupaten Purbalingga sebagai
Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan
berikut:
hidup terutama dari sampah agar dapat
Tabel 1. Tahapan Sistem pengelolaan sampah di teratasi dengan baik maka diperlukan
Kabupaten Purbalingga perencanaan, pengawasan, pengendalian,
No Sistem Pengelolaan Sampah Jumlah (%) agar tidak terjadi pencamaran lingkungan
A Penanganan sampah 34.19 dari pengelolaan sampah yang dilakukan.
B Pengurangan sampah 12.26 Sampah berdasarkan Undang-Undang
1 Bank sampah 4..09 No. 18 Tahun 2008 memberikan penjelasan
2 3R 2.03 bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-
3 Biometagreen 0.61
hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat. Jenis sampah terbagi
4 Rongsok 5.48
menjadi dua yaitu organik dan anorganik.
5 Pegiat Lingkungan Hidup 0.08
Sampah anorganik yang dihasilkan oleh
Total 46.45
kegiatan manusia ini sangat sulit terurai,
Sumber: Data Dinas Lingkungan Hidup, 2019.

67
READ, Vol. 1. No. 2, Oktober 2020:66-76

terutama sampah plastik, sehingga agar dari orang-orang itu sendiri, yang diarahkan
sampah plastik tidak menjadi permasalahan pada latar belakang dan individu secara
lingkungan, maka diperlukan dengan holistik dan menyeluruh (Moleong J. L.,
melakukan pengelolaan sampah. Pengelolaan 2000). Metode ini dipilih untuk memberikan
sampah itu sangat diperlukan untuk gambaran mengenai fenomena yang terjadi
memilah sampah yang tidak dapat didaur di Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon,
ulang dan dapat didaur ulang sebelum Kabupaten Purbalingga yaitu proses
dibuang ke penampungan pembuangan pengelolaan sampah plastik. Penelitian ini
terakhir. dilakukan di Desa Jetis, Kecamatan
Beberapa faktor yang mempengaruhi Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. pada
pengelolaan sampah yang dianggap sebagai sasaran utama penelitian ini adalah pemilik
penghambat sistem adalah penyebaran dan usaha pembuatan paving block di Desa Jetis,
kepadatan penduduk, sosial ekonomi dan Kecamatan Kemangkon, Kabupaten
karakteristik lingkungan fisik, sikap, perilaku Purbalingga. Sementara sasaran pendukung
serta budaya yang ada di masyarakat (Jailan, data pada penelitian ini adalah Kepala Desa
Al, Fachtur, & Istamar, 2016). Jetis di Kabupaten Purbalingga.
Sampah plastik sangat sulit terurai Teknik penentuan informan
sehingga butuh sarana dan prasarana yang menggunakan purposive sampling. Menurut
baik untuk mewujudkan sebuah inovasi yang Sugiono teknik purposive sampling adalah
dapat berguna dan bernilai bagi masyarakat, teknik penentuan sampel dengan
namun sistem pengelolaan sampah dapat pertimbangan atau kriteria – kriteria
terhambat tanpa adanya dukungan dari (Sugiyono, 2007). Teknik pengumpulan data
masyarakat, lingkungan sekitar dan yaitu wawancara mendalam, observasi non
pemerintah yang tidak bergerak dan berjalan partisipatif dan dokumentasi. Sumber data
dengan baik, sehingga ini yang menyebabkan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik
sebagai penghambat dalam suatu sistem analisis data menggunakan model interaktif
pengelolan sampah. Pengelolaan sampah menurut Milles dan Huberman (Miles, 1994)
plastic dapat dijadikan sesuatu yang lebih terdapat empat tahap yaitu pengumpulan
bernilai yaitu paving block. data, reduksi data, penyajian data dan
Paving block adalah bahan bangunan penarikan kesimpulan. Teknik pengujian
yang dibuat dari campuran semen, pasir validitas data dalam penelitian ini
dan air, sehingga karakteristiknya hampir menggunakan teknik triangulasi data sebagai
mendekati dengan karakteristik mortar. upaya pengecekan dari berbagai sumber data
Mortar adalah bahan bangunan yang terbuat dengan berbagai cara dan berbagai waktu
dari pencampuran antara pasir dan agregat yang dijadikan sebagai pembanding terhadap
halus lainnya dengan bahan pengikat dan data yang telah diperoleh (Moleong J. L.,
air yang di dalam keadaan keras 2000).
mempunyai sifat-sifat seperti batuan
(Artiyanti, A, 2010). Paving block yang Hasil dan Pembahasan
biasanya menggunakan bahan dasar pasir, Hasil Gambaran umum lokasi penelitian
semen dan campuran lainnya, ternyata bisa Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa
digantikan dengan bahan dasar sampah
Jetis, Kecamatan Kemangkon Kabupaten
plastik yang ramah lingkungan. Purbalingga. Lokasi penelitian ini di pilih
Metode Penelitian karena terdapat suatu usaha mandiri yang
didirikan oleh Bapak Karsin yang
Metode penelitian kualitatif deskriptif
dianggotakan 10 orang, peneliti ingin melihat
merupakan metode penelitian yang
proses pengelolaan sampah plastik pada
bertujuan untuk menghasilkan data
pengelolaan sampah plastik. “UD. Wong Cilik”
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
merupakan suatu usaha mandiri yang
dari orang - orang dan perilaku yang diamati
didirikan oleh Bapak Karsin di Desa Jetis,

68
Proses Pengelolaan Sampah Plastik … Alifan NAD dkk

Kecamatan Kemangkon, Kabupaten untuk mencoba melakukan pekerjaan lain


Purbalingga. yaitu melakukam usaha mandiri mengolah
Kecamatan Kemangkon ini merupakan sampah yang bisa dijadikan sebuah paving
kecamatan paling ujung Kabupaten block.
Purbalingga dengan luas wilayah 4.513 Ide ini terpikirkan oleh Bapak Karsin
hektar dan ketinggian diatas permukaan laut ketika pernah bekerja sebagai supir truk
dengan jumlah 35,00 Meter. Kecamatan Bapak Karsin melihat pemandangan yang
Kemangkon ini terletak bersebelahan kurang indah yaitu banyaknya sampah
diantara sebelah utara Kecamatan disepanjang perjalanan dan mulai memiliki
Purbalingga, sebelah selatan Kabupaten ide kalau hanya dibakar saja tidak
Banjarnegara, timur kecamatan bukateja dan berdampak lebih malah menjadi penceraman
sebelah barat Kecamatan Kalimanah dan lingkungan pada tanah, udara, air.
Kabupaten Purbalingga. Kecamatan Pemanfaatan sampah plastik menjadi paving
Kemangkon memiliki 19 Desa yaitu tentang block di “ UD. Wong Cilik” ini berawal dari di
Luas wilayah Kecamatan Kemangkon dari Desa Jetis, Kabupaten Purbalingga yang tidak
berbagai desa yaitu Kedungbenda, Bokol, memiliki fasilitas TPS (tempat penampungan
Pelumutan, Majatengah, Kedunglegok, sementara). Pemanfaatan ini dilakukan agar
Kemangkon, Panican, Bakulan Karangkemiri, sampah plastik yang dihasilkan dapat
Pengandekan, Senon, Sumilir, Kalialang, menjadi barang yang lebih bernilai jual).
Karangtengah, Muntang, Gambarsari, (Alifan Nurin, Muslihudin, & Edy, 2020). Pada
Toyareka, Jetis dan Majasem. akhirnya Bapak Karsin mencoba membuat
Awal mulainya “UD. Wong Cilik” ini inovasi sampah menjadi paving block dengan
berdiri pada tahun 2005, ketika Bapak Karsin menggunakan alat dan tempat seadanya
sebelumnya pernah bekerja sebagai supir seperti menggunakan wajan untuk
truk jalur Purbalingga antar Jogjakarta. Pada melakukan pengelolaan produksi sampah
saat itu Bapak Karsin berhenti bekerja plastik yang dibakar dan hasilnya akan
sebagai supir truk akibat kecelakaan yang seperti berbentuk dodol kemudian dituang
pernah dialaminya membuat Bapak Karsin cairan bahan sampah plastik dicetak di
trauma yang pada akhirnya memutuskan tempat cetakan.

Tabel 2. Hasil Penelitian


Proses pengelolaan sampah plastik Hasil
Inovasi 1. Setuju
Sampah yang baik untuk paving block 1. Sampah plastik yang kering
2. Sampah organik dilakukan dengan cara dibakar, dikubur dan
sebagai pakan hewan, dan di taruh pada pekarangan
Bantuan dari pemerintah 1. Kendaraan roda tiga dari Dinas Lingkungan Hidup
2. Kepala Desa Jetis memberikan alat pemilah sampah
3. Kodam semarang memberikan cetakan, alat pengepres, alat
pengaman seperti (masker, sepatu, helm dan sarung tangan)
“UD. Wong Cilik” sudah berjalan 1. Cukup baik karena hanya 4 RT dari 20 RT dan paling baik yaitu
dengan baik atau belum RT 9
2. Masih perlu perhatian dari pemerintah
3. Sosialisasi yang masih kurang dari alat dan pemasaran
Hambatan 1. Alat produksi yaitu tungku
2. Cetakan
3. Lokasi “UD. Wong Cilik”
4. Warga yang kurang berpartisipasi
5. Pemasaran dan produksi
Sumber: Data Primer, 2020.

69
READ, Vol. 1. No. 2, Oktober 2020:66-76

Inovasi sampah plastik bisa dijadikan paving Inovasi sampah plastik yang diciptakan
block oleh KN di Desa Jetis sangat menarik untuk
Motivasi ingin mendirikan sebuah “UD. belajar dan menambah ilmu pengetahuan
Wong Cilik” memang sudah diinginkan sejak bahwa sampah plastik tidak hanya dijadikan
lama oleh Bapak Karsin. Bapak Karsin sebagai hiasan jendela, dompet, tas, tamplak
menginginkan pekerjaan yang tidak meja, bungga atau mainan, ternyata sampah
mengenal batas usia, setoran, terlalu banyak plastik ini dapat dikelola menjadi sesuatu
aturan, dan menginginkan ketika pada usia barang yang lebih inovatif dan kreatif dan
senja menginginkan tetap ada pemasukan tentunya inovasi ini dapat memecahkan
meski sudah tidak bekerja lagi dan tidak permasalahan sampah. Faktor – faktor ini
bekerja dibawah tekanan atasan, sehingga yang mempengaruhi sebuah proses
Bapak Karsin memilih untuk keluar dari pengelolaan sampah, seperti sebuah
pekerjaan dan mendirikan usaha “UD.Wong keterampilan dan ketersediaan tenaga kerja
Cilik”. Adapun upaya pengelolaan sampah dalam kegiatan pengelolaan sampah,
meliputi (a) pengurangan sampah; (b). sehingga ketika memiliki sebuah
penanganan sampah di Kabupaten keterampilan terwujudlah sebuah inovasi
Purbalingga. paving block berbahan sampah plastik.
Berdasarkan tabel 2 di atas bahwa Inovasi sampah rumah tangga dijadikan
Proses Pengelolaan Sampah Plastik untuk sebagai paving block berbeda dengan model
usaha pembuatan Paving Block Di “UD. inovasi pengelolaan sampah rumah tangga di
Wong Cilik” melakukan sistem pengelolaan malang dalam penelitian (Hasan dan Hayat,
sampah untuk mengurangi banyaknya 2018) yaitu inovasi yang dibuat untuk
permasalahan sampah dilakukan dengan menanggani permasalahan sampah yang
cara sistem pengelolaan pegiat lingkungan dilakukan khususnya pada ibu rumah tangga
hidup. Pegiat lingkungan hidup merupakan dalam menangani masalah sampah menjadi
suatu cara yang dilakukan menyelesaikan pupuk organik melalui pemisahan organik
permasalahan sampah yang ada di Desa Jetis dan limbah non-organik. Limbah organik
yaitu dijadikannya usaha yang didirikan oleh memiliki nilai ekonomis tinggi jika pupuk
KN sebagai usaha pembuatan paving block di organik cair. Berbeda dengan yang dilakukan
“UD. Wong Cilik”. Dimana setiap orang di Desa Jetis ini pada usaha pemnbuatan
wajib untuk melakukan pengurangan dan paving block.
penangangan sampah. Pengurangan sampah Seperti yang diungkapkan oleh KN sebagai
yang dilakukan oleh “UD. Wong Cilik” yaitu pemilik “UD. Wong Cilik”:
mengubah sampah plastik menjadi paving “alhamdulillah tujuan kami untuk menjawab
block. permasalahan sampah plastik, warga desa
Plastik mempunyai karakteristik penting sudah banyak yang mendukung , Cuman
yang dapat dimanfaatkan baik secara sendiri belum mau, sebagian ada yang sudah pilah
atau komposit sebagai bahan konstruksi, sampah sudah dibawa kegudang, tapi ada
yaitu seperti tahan lama, tahan korosi, juga yang blm, saya mau terus nyuruh blm
isolator yang baik untuk dingin, panas, dan ada hak apa” kan yang punya hak kan
suara, penghematan energi, ekonomis, pemerintah desa untuk mengiatkan itu
memiliki umur pakai yang panjang, dan perangkat desa, saya kan tugasnya hanya
ringan (Batayneh, M., Marie,I. and Asi, I., mengolah atau menyelesaikan jawaban
2007). Paving block dengan berbahan dasar permasalahan sampah itu”.
plastik ini diciptakan untuk dapat Pernyataan diungkapkan oleh KN
meminimalisir dampak pencemaran termasuk dalam tindakan Afektif (Affectual
lingkungan, dibandingkan dengan paving Action), tindakan afektif yaitu Tindakan
block berbahan dasar beton campuran pasir sosial ini lebih didominasi perasaan atau
dan semen. emosi tanpa refleksi intelektual atau
perencanaan sadar (George dan Douglas,

70
Proses Pengelolaan Sampah Plastik … Alifan NAD dkk

2010), tanpa sadar KN mewujudkan usaha kering. Seperti yang telah diungkapkan oleh
pembuatan paving block atas dasar KN sebagai pemilik “UD. Wong Cilik”
kepedulian ingin mengatasi permasalahan “bener 1. Kering 2. Bersih itu yang baik.
sampah meskipun masih banyak tindakan Biasanya kalo sampah yang dari sungai atau
warga yang kurang berpartisipasi dalam sawah itu harus dijemur dulu bersihkan dulu
proses mewujudkan usaha pembuatan kan kotor. Sampah biasanya kalo tidak kena
paving block di “UD. Wong Cilik”, banyak juga air lebih bagus karena kering, sudah saya
yang mendukung, namun belum ada tindakan suruh untuk memilah, jadi lebih ambil
yang dilakukan. KN merasa bahwa tugasnya sampah yang anorganiknya untuk yang
hanya mengelola dan membimbing untuk organic biasanya itu hak warga biasanya
menyelesaikan permasalahan sampah yang dibuang di perkebunan, pohon pisang dan
sampai saat ini memang sulit bila tidak sawah karna saya belum ada lokasi tidak ada
didukung secara bersama – sama oleh warga, alat untuk memproses sampah organik”.
kepala desa dan pemerintah. KN termasuk pada tindakan rasional
instrumental (Zwerk Rational) dari Max
Pengelolaan sampah yang baik dan benar
Weber yaitu tindakan yang dilakukan secara
untuk usaha pembuatan paving block di “UD.
rasional dan tujuan sesuai dengan yang
Wong Cilik”.
diinginkan oleh aktor. Berdasarkan hasil
Pengelolaan sampah yang dilakukan di
wawancara dengan KN sebagai pemilik “UD.
Desa Jetis berdasarkan pertimbangan
Wong Cilik” mengungkapkan untuk
lingkungan serta sikap masyarakat untuk
pengelolaan sampah untuk usaha pembuatan
melakukan pengelolaan sampah menjadi
paving block ini memerlukan bahan sampah
usaha pembuatan paving block di “UD. Wong
plastik yang kering, jika basah biasanya akan
Cilik”. Pertimbangan lingkungan karena
dilakukan cara pengeringan bila
kondisi lingkungan di Desa Jetis belum
mendapatkan sampah yang ada di sawah
mendapatkan bantuan untuk TPS (Tempat
atau sungai. Warga telah diberikan arahan
penampungan sementara), sehingga sampah
untuk memilah sampah antara organik dan
yang dihasilkan setiap warga ini akhirnya
anorganik. Sampah yang dimanfaatkan
menjadi sebuah pertimbangan di Desa Jetis
sebagai bahan pembuatan paving block ialah
untuk mengurangi sampah – sampah yang
sampah anorganik, sehingga warga
dibuang sembarangan di sungai dan di
memberikan sampah anorganiknya ke KN.
sawah, maka akhirnya KN mempunyai ide
inovatif untuk membuat sebuah usaha yang Pengelolaan sampah untuk usaha pembuatan
memanfaatkan sampah plastik yang paving block telah berjalan dengan baik atau
dihasilkan setiap harinya oleh warga Desa tidak.
Jetis dan pertimbangan sikap masyarakat Pengelolaan dapat menghasilkan dan
ialah warga diwajibkan dan telah diajarkan bermanfaat seperti usaha pembuatan paving
untuk melakukan pengelolaan sampah block di “UD. Wong Cilik”, seharunya lebih
dengan cara memilah sampah antara sampah banyak warga Desa Jetis yang bersimpati.
organik dan sampah anorganik. Agar usaha pembuatan paving block di “UD.
Berdasarkan hasil penelitian, Wong Cilik” dapat terus berjalan maka perlu
terdahulu bahwa sampah rumah tangga cara agar usaha pembuatan paving block ini
harus dipilah sebelum dibuang ke tempat selalu menarik dan berkembang. Seperti
sampah. Sampah yang telah dipilah akan yang diungkapkan oleh KN sebagai pemiliki
memudahkan proses pengelolaan sampah paving block :
yang selanjutnya (Aditya , Surjono H, dan “menurut saya sudah baik, sudah sampai
Akhmad , 2018). Pengelolaan sampah keluar kota seperti saat ini ada pesanan dari
menjadi pertimbangan, karena bahan makasar, palembang karena bersih adalah
sampah yang akan diolah menjadi paving sebagian dari iman itu pedoman yang saya
block ini harus dengan kondisi sampah yang pegang”.

71
READ, Vol. 1. No. 2, Oktober 2020:66-76

KN termasuk pada tindakan rasional minimnya pengetahuan masyarakat tentang


instrumental menurut Ma Weber yaitu paving block sehingga membutuhkan
tindakan sosial yang dilakukan seseorang beberapa media penyampaian informasi
didasarkan atas pertimbangan dan pilihan kepada masyarakat agar lebih jelas,
sadar yang berhubungan dengan tujuan kendala peralatan menjadi hal yang sangat
tindakan itu dan ketersediaan alat yang utama. 3). Saat monitoring dan evalusi,
dipergunakan untuk mencapainya (George kendala peralatan masih menjadi kendala
dan Douglas, 2010), berkaitan dengan utama dalam pelaksanaan pengabdian
tindakan KN bahwa Kondisi paving block saat kepada masyarakat, sehingga keinginan
ini masih berjalan dengan baik, seharusnya masyarakat untuk mempraktekan hasil
pun dapat terus berkembang karena sosialisasi menjadi berkurang (Diana dan
pemasaran produk yang dijalankan sudah Fansuri, 2019).
sampai keluar kota, seperti lampung, Berdasarkan dari persiapan, proses dan
makasar dan palembang. evaluasi maka dilihat dari proses usaha
Usaha paving block di “UD. Wong Cilik” pembuatan paving block, hambatan usaha
terus berjalan hingga saat ini dikarenakan KN pembuatan paving block bahwa kekurangan
memiliki pedoman yang kuat kebersihan itu suatu usaha ini menjadi hambatan bagi KN
sebagian dari iman, ketika kita peduli sebagai pemiliki “UD. Wong Cilik”, Seperti
terutama pada permasalahan sampah. Setiap yang diungkapkan oleh KN sebagai pemilik
manusia memang perlu memiliki pedoman paving block :
yang kuat untuk bertahan dan berkembang, “hambatanya ya itu Cuma satu alat produksi
namun diperlukannya usaha dan bantuan kaya tungku, trus dana yang di cairkan dari
dari orang lain agar suatu usaha dapat pemerintah lama cairnya banyak yang harus
terealisasikan dengan baik. dilalui sedangkan saya kan bodo mba maunya
Proses pengelolaan sampah plastik agar ya dipermudah karena kan ini aja saya udah
terus berkembang yang seharusnya bersama menyumbangkan fikiran dan tenaga harusnya
– sama mengembangkan agar Desa Jetis ini kan di bantu untuk fasilitasnya mba”
tetap terkenal, jangan sampai lebih terkenal Hambatan yang dirasakan selain
dari luar kota dibandingkan di Kabupaten kurangnya sosialisasi pada pemasaran dan
Purbalingga, seperti di Lampung, Makasar, alat produksi yang cukup kurang, dari
dan Palembang daripada daerahnya sendiri pemerintah pun menghambat proses usaha
di Kabupaten Purbalingga. Perlu menerapkan pembuatan paving block dalam bentuk dana.
sosialisasi menegenai adanya usaha Dana yang dicairkan oleh pemerintah
pembuatan paving block di “UD. Wong Cilik” khususnya pada Dinas Lingkungan Hidup ini
juga terkenal di Kabupaten Purbalingga. memang cukup sulit dan banyak persyaratan
yang harus dipenuhi sebagai bentuk usaha
Hambatan proses usaha pembuatan paving
termasuk pada hambatan proses
block
pelaksanaan kegiatan usaha (Diana dan
Hambatan menjadi suatu permasalahan
Fansuri, 2019). Berkaitan dengan hasil
pada suatu proses, terutama pada proses
wawancara bahwa syarat yang diperlukan
pembuatan paving block. Bahwa dalan suatu
seperti proposal, usaha yang dibangun
proses agar hambatan dapat teratasi maka
perorangan atau kelompok, perizinan terkait
diperlukan suatu persiapan, pelaksanaan,
usaha yang dijalani dan tempat usaha, tetapi
monitoring dan evaluasi, yaitu : 1). Saat
semua persayaratan sudah terpenuhi, namun
Persiapan kegiatan pengabdian kendala yang
tetap sama saja bagi KN tidak dihiraukan
dihadapi adalah saat proses pengumpulan
padahal proposal yang dibuat sudah sama
limbah plastik khusunya plastik yang
persis yang dilakukan oleh KN. Pihak
berlogo PET, kendala berikutnya saat
pemerintah seharusnya pada proses
proses pengolahan limbah plastik menjadi
pengelolaan sampah membantu memberikan
bahan campuran paving block. 2). Saat
proses pelaksanaan kegiatan pengabdian,

72
Proses Pengelolaan Sampah Plastik … Alifan NAD dkk

fasilitas untuk mengembangkan usaha pemerintah melalui proposal, sehingga KN


paving block mengatakan jangan bilang maju atau mundur
Seperti yang diungkapkan oleh KN kalau memang tidak membantu. KN merasa
sebagai pemilik paving block: dirinya telah mengikuti segala aturan namun
“Pokoknya saya kalo tidak disuruh oleh percuma saja. KN menginginkan adanya
lingkungan hidup saya tidak buat. Pertama bantuan karena KN sudah menyumbangkan
saya orang bodoh, kedua tenaga gak sampe, inovasinya untuk mengatasi permasalahan
terus saya denger” kadang proposal yang sampah.
berpuluh tahun tidak ada respon, saya gak tau Seperti yang diungkapkan oleh Kepala
mba birokrasi proposal, kalo bni iitu bagus Desa Jetis :
mba birokrasinya, ngecek kesini saya “ sosialisasi kepada warga diDesa Jetis
dipanggil kesanatrus lancar, yang tau mengenai keberadaan “UD. Wong Cilik” dapat
keuangan kan peremintahan kabupaten / menampung sampah anorganik nya masih
desa, saya mau buat proposal ya percuma kan kurang mba”.
susah kalo ga ada dukungan, saya susah buat Pendapat oleh CD, “UD.Wong Cilik” masih
nembusnya untuk birokrasi proposal. Saya banyak kurang sosialisasi yang diberikan dari
udah males kalo mau dibantu silahkan kalau KN sebagai pemilik “UD. Wong Cilik”
gak yaudah tapi jangan bilang udah maju/ sehingga masih banyak warga yang belum
mundur usahanya. Jawaban saya sepeti itu ikut berpartisipasi dalam mengumpulkan
saya sebagai warga masyarakat udah kreatif sampah plastik kepada KN. Tindakan yang
dan untuk menyelamatkan lingkungan dilakukan warga menurut CD termasuk
bagaimana caranya, saya kan udah andil dalam tindakan afektif dari Max Weber yaitu
pikiran, fikiran aja kan itu gimana, harusnya Tindakan sosial ini lebih didominasi
pmerintah tuh harusnya gimana, kita bikin perasaan atau emosi tanpa refleksi
proposal kan edit ini itu saya gatau itu gatau intelektual atau perencanaan sadar (George
dtaro dman kalo udah dikantor malesnya gitu dan Douglas, 2010), berkaitan dengan sikap
, terserah mau bantunya gimana kalo warga yang masih belum sadar, namun
pemerintah maunya meringankan beban menginginkan Desa Jetis menjadi bersih dari
masyarakat”. sampah
KN termasuk dalam tindakan rasional Berdasarkan hasil dari pemilik, pekerja
nilai menurut Max Weber yaitu tindakan dan Kepala Desa Jetis bahwa hambatan –
rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat hambatan ini dapat dijadikan suatu evaluasi
yang ada hanya merupakan pertimbangan menurut (Diana dan Fansuri, 2019).
dan perhitungan yang sadar, sementara Berkaitan dengan hasil wawancara bahwa
tujuannya sudah ada di dalam hubungannya yang paling berpengaruh pada usaha
dengan nilai-nilai individu yang bersifat pembuatan paving block ini yaitu tungku dan
absolut (George dan Douglas, 2010), cetakan yang memang sangat penting
berikaitan dengan sikap KN menegaskan dibutuhkan, namun kurangnya pemerintah
bahwa selalu mengerjakan yang telah dalam membantu mewujudkan serta
diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup dukungan dari pihak Kepala Desa pun
membuat proposal untuk pencairan dana, penting agar “UD. Wong Cilik” dapat
namun susah kalau tidak ada dukungan yang berkembang tanpa kesulitan dalam
diberikan melalui Desa dan Kabupaten. memproseskan sebuah usaha pembuatan
Berkaitan dengan hasil wawancara bahwa paving block.
hambatan ini termasuk pada hambatan Bahwa di Desa Jetis untuk penanganan
proses evaluasi (Diana dan Fansuri, 2019) sampah terbagi menjadi dua yaitu sampah
bahwa pada Kondisi usaha pembuatan anorganik dan organik. Sampah organik yang
paving block sangat butuh bantuan dari dilakukan warga di Desa Jetis dengan cara
berbagai pihak, namun susah untuk dikubur pada sebuah lubang, dibakar dan
mendapatkan pencairan dana dari dijadikan pakan hewan. Sedangkan sampah

73
READ, Vol. 1. No. 2, Oktober 2020:66-76

anorganiknya terutama sampah plastik cetakan selanjutnya, paving block ini


ditanggani oleh “UD. Wong Cilik” dan sebelum di keluarkan dari cetakan direndam
kemudian dipilah yang kering dan basah, kedalam kolam yang berisi air. Gunanya
untuk yang kering langsung dilakukan adalah untuk memudahkan proses
pemprosesan pada pembakaran, seperti pengeluaran paving block dari cetakan,
gambar dibawah ini. seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3. Proses Pengeluaran Paving Block


dari Cetakan.
Gambar 1. Proses Pembakaran
Proses pengeluaran paving block dari
Proses pembakaran ini membutuhkan
cetakan dengan waktu selama 20 menit dan
waktu kurang lebih 20 – 30 menit sampai
proses terakhir paving yang telah dicetak
meleleh. Sampah yang digunakan sampah
kemudian dimasukkan kedalam air agar
plastik kemasan, kantong plastik dan botol
cepat tercetak dan memudahkan proses
plastik. Proses pembakaran selesai,
pengeluaran dari cetakan. Paving block yang
selanjutnya yaitu pada tahan percetakan.
sudah siap diberikan warna atau tidak sesuai
Percetakan ini menggunakan mesin alat
dengan pesanan, seperti gambar di bawah
manual, seperti gambar dibawah ini.
ini.

Gambar 2. Proses Percetakan Gambar 4. Paving Block

Proses percetakan ini dilakukan selama Paving block yang telah kering kemudian
15 – 30 menit hingga bahan mudah tercetak. diberikan warna sesuai permintaan pembeli.
Proses percetakan selesai menggunakan alat Pesanan yang cukup banyak dipesan melalui
media sosial selanjutnya dibawa

74
Proses Pengelolaan Sampah Plastik … Alifan NAD dkk

menggunakan truk muatan dan pesanan yang ini mengalami penurunan yang diakibatkan
sedikit atau hanya sebagai sampel misal satu oleh kurangnya alat tuntuk melakukan
meter dikirimkan melalui tempat pengiriman produksi paving block yaitu tungku. “UD.
barang. Wong Cilik” merupakan Inovasi yang sangat
menarik membuat sampah plastik dikelola
Simpulan menjadi paving block yang dilakukan
berdasarkan rasa kepedulian dan ingin
Proses pengelolaan usaha pembuatan
menyelesaikan permasalahan sampah.
paving block ini berdiri pada tahun 2005
Pengelolaan sampah ini sudah berjalan baik
hingga 2020. Usaha pembuatan paving block
dengan menerapkan pemilahan sampah dan
di “UD. Wong Cilik” ini pernah mengalami
diberikan fasilitasi untuk mengumpulkan
puncak dikenal banyak orang hingga berada
sampah plastik dalam bentuk karung goni.
di internet, namun di tahun 2019 ini usaha

Daftar Pustaka Tentang Pengelolaan Sampah.


Http://Www.Dprd-
Alifan Nurin, A. D., Muslihudin, & Edy, S.
Purbalinggakab.Go.Id, (Diakses Pada
(2020). Partisipasi masyarakat dalam
Tanggal 5 Desember 2019)
pemanfaatan sampah plastik menjadi
paving block di "UD. Wong Cilik" Desa George, R., & Douglas, G. J. (2010). Teori
Jetis, Kecamatan Kemangkon, sosiologi modern . Jakarta: Kencana.
Kabupaten Purbalingga. Jurnal Analisa Hasan, Z., & Hayat. (2018). Model inovasi
Sosiologi , 9 (2), 582-596. pengelolaan sampah rumah tangga.
Artiyanti, A. (2010). pemanfaatan abu Lembaga penelitian dan pengabdian
pembakaran sampah sebagai bahan kepada masyrakat , 2 (2), 131-141.
alternative pembuatan paving block. Jailan, S., Al, M. M., Fachtur, R., & Istamar, S.
spectra , 8 (16), 1-11. (2016). Sistem Pengelolaan Dan Upaya
Aditya , N., Surjono H, S., & Akhmad , A. A. Penanggulangan Sampah Di Kelurahan
(2018). Persepsi dan partisipasi Dufa- Dufa Kota Ternate. Jurnal
masyarakat terhadap pengelolaan BIOeduKASI , 4 (2), 478 - 487.
sampah rumah tangga melalui bank Miles, M. B. (1994). An Expanded Sourcebook:
sampah di Jakarta Selatan. pengelolaan Qualitative Data Analysis. London: Sage
sumberdaya alam dan lingkungan , 8 Publications.
(1), 7-14.
Moleong, J. L. (2000). Metode Penelitian
Batayneh, M., Marie,I. and Asi, I. (2007). Use Kualitatif. Bandung: Remaja
of selected waste materials in concrete Rosdakarya.
mixes. Waste Management , 27 (12),
1870 - 1876. Desa Jetis Kecamatan Kemangkon Kabupaten
Purbalingga Tahun (2019). Data Profil
Diana, A. I., & Fansuri, S. (2019). pelatihan Desa Jetis Kecamatan Kemangkon
tentang pemanfaatan limbah botol Kabupaten Purbalingga Tahun (2019)
plastik sebagai bahan campuran paving
block ramah lingkungan. Jurnal Rahardyani, B., & Apriani, D. N. (2011).
Abdiraja , 2 (2), 1-5. pemanfaatan limbah spent catalyst
sebagai campuran paving block dan
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten batako. Jurnal teknik lingkungan , 17
Purbalingga (2019). Sistem pengelolaan (2), 34-44.
sampah Kabupaten Purbalingga.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
DPRD Kabupaten Purbalingga. (2012). Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung: Alfabeta.
Purbalingga Nomor 29 Tahun 2012

75
READ, Vol. 1. No. 2, Oktober 2020:66-76

Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008


Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta.
Lingkungan Hidup.

76

View publication stats

You might also like