You are on page 1of 14

PENGARUH METODE PELATIHAN TERHADAP

KETERAMPILAN JURUS TUNGGAL PENCAK SILAT PADA


ATLET PEMULA (10-12 TAHUN) DI PERGURUAN BAKTI
NEGARA KECAMATAN TEGALLALANG GIANYAR

Ni Luh Putu Spyanawati &Ni Wayan Mudariani

Jurusan Penjaskesrek Fakultas Olahraga dan Kesehatan


UniversitasPendidikan Ganesha
Email: spyanawati@yahoo.co.id

Abstrct: The Effect Of The Whole Training Method And Half Training Method
Toward The Skill Of A Single Empthy - Handed Pencak Silat To Beginner Athletes
(10-12 Years Old) In Bakti Negara Institution Tegallalang Subdistrict, Gianyar
Regency. The research aim is to know the whole and half training method toward single
stance empty handed Pencak silat. The subjects of study are beginner athlete (10 – 12
years old) male from Bakti Negara instituation, subdistrict of Tegallalang, Gianyar Regency
which are consist of 30 people. The research design of this study is experimental research
which is consists of the modified group pre-test – post-test design. The data collection is
consists of single stance empty handed instrument skill pencak silat. The data analysis is
using (t-test) with 5% significance and supported by SPSS computer program
16.0 with 0.05 significances.
The result of data analysis (1) whole training method influenced to single stance
empty handed pencak silat skill, with its result thit = 14,10 >ttab = 2,048, (2) half training
method method influenced to single stance empty handed pencak silat skill, with its result
thit = 7,20 >ttab = 2,048, (3) there are differences inskill single stance empty handed pencak
silat between whole and partial training methods, seen from the data gain score with the
results significance thit=11.086and the significance of the count was 0,000 smaller than α
(0.000 <0.05) means that the whole training method and half training method have
differences. The whole training method give better effect than half training method toward
single stance empty handed pencak silat to beginner athletes(10-12 years old), it can be
seen from the average of the data gain score whole training method=8.57>half training
method=4.77.
It can be concluded that (1) there is the effect of the whole training method to
single stance empty handed skill for pencak silat in beginner athletes (10-12 years old),
(2) there are significant whole training method to single stance empty handed skill for
pencak silat in beginner athletes (10-12 years old), (3) there are differences in skill
acquisition single stance empty handed skill pencak silat between the whole training
method and in half training method, where the whole training method is better than the
half of training methods to single stance empty handed skill for pencak silat in beginner
athletes (10-12 years old).

Keywords: methods, training, single stance skill, beginner athletes

Abstrak:Pengaruh Metode Pelatihan Terhadap Keterampilan Jurus Tunggal


Pencak Silat Pada Atlet Pemula (10-12 Tahun) Di Perguruan Bakti Negara
Kecamatan Tegallalang Gianyar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)
pengaruh metode pelatihan keseluruhan terhadap peningkatan keterampilan jurus tunggal
tangan kosong pencak silat.(2) pengaruh metode pelatihan bagian terhadap peningkatan
keterampilan jurus tunggal tangan kosong pencak silat (3) perbedaan pengaruh antara
metode pelatihan keseluruhan dan metode bagian terhadap peningkatan keterampilan
jurus tunggal tangan kosong pencak silat. Subyek penelitian adalah atlet pemula (10-12
tahun) putra di perguruan Bakti Negara Kecamatan Tegallalang Gianyar yang berjumlah

7
88 Jurnal Multilateral, Volume 14, No. 1 Ni
JuniLuh
2015
Putu
hlm.
Spyanawati
7-20 & Ni Wayan Mudariani, Pengaruh Metode … 8

30orang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan the modified
group pre-test – post-test design. Tes pengumpulan data menggunakan tes. Analisis data
menggunakan perhitungan statistik uji-t (t-test) pada taraf signifikansi 5%.
Hasil analisis data (1) metode pelatihan keseluruhan berpengaruh terhadap
keterampilan jurus tunggal tangan kosong pencak silat, dengan hasil thit = 14,10 > ttab =
2,048, (2) metode pelatihan bagian berpengaruh terhadap keterampilan jurus tunggal
tangan kosong pencak silat, dengan hasil thit = 7,20 > ttab = 2,048, (3) terdapat perbedaan
penguasaan keterampilan jurus tunggal tangan kosong antara metode pelatihan
keseluruhan dan metode bagian, dengan signifikansi hitung adalah 0,000 lebih kecil
daripada α (0,000<0,05).
Disimpulkan bahwa (1) terdapat pengaruh metode pelatihan keseluruhan
terhadap peningkatan keterampilan jurus tunggal tangan kosong pencak silat, (2) terdapat
pengaruh metode pelatihan bagian terhadap peningkatan keterampilan jurus tunggal
tangan kosong pencak silat, (3) terdapat perbedaanpengaruh keterampilan jurus tunggal
tangan kosong pencak silat antara metode pelatihan keseluruhan dan metode bagian,
dimana metode pelatihan keseluruhan lebih baik daripada metode pelatihan bagian terhadap
keterampilan jurus tunggal tangan kosong pencak silat.

Kata kunci: Metode pelatihan keseluruhan, metode bagian, keterampilan jurus tunggal
tangan kosong.

PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia telah Perisai Diri (PD), Satria Muda Indonesia
mengenal ilmu beladiri dari sejak zaman (SMI), Persatuan Setia Hati Teratai
prasejarah, karena pada masa itu harus (PSHT), Merpati Putih, Kompas dan yang
berjuang menghadapi alam yang keras lainnya.
untuk mempertahankan diri, pada Perguruan Pencak silat Bakti Negara
akhirnya manusia mengembangkan gerak- merupakan salah satu perguruan pencak
gerak bela diri. Perkembangan gerak- gerak silat yang tumbuh dan berkembang di
bela diri tersebut akhirnya mampu Bali. Bakti Negara merupakan lembaga
menciptakan cabang olahraga bela diri, pendidikan, tempat berguru pencak silat
yaitu pencak silat. dengan empat materi pokok yakni
Perkembangan pencak silat sejalan pendidikan: olahraga, bela diri, seni, dan
dengan kemajuan peradaban manusia mental spiritual. Bakti Negara berasal dari
dengan karakteristik yang banyak kata Bakti yang artinya adalah B=Bawa,
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi Ak=Aksara, Ti=Tunggal Ika yang
manusia itu berada. Perbedaan tempat keseluruhan bermakana sinar kekuatan
tinggal, adat istiadat, dan pola hidup yang berada dalam diri setiap orang yaitu:
memberikan warna dalam cara membela Bhayu:angin, Sabda:ucapan, dan
diri. Perbedaan cara membela diri inilah Ide:pikiran (Gusman Wiranata, 2014:11).
yang menyebabkan lahirnya aliran-aliran Dengan pemahaman falsafah budi pekerti
dalam pencak silat yang sering disebut yang luhur sehingga dapat merealisasikan
dengan perguruan. Khususnya di pulau eksistensi manusia sebagai makhluk
Bali banyak perguruan yang telah Tuhan berlandaskan Tri Hita Karana.
berkembang maupun yang baru di rintis. Perkembangan pencak silat Bakti Negara di
Perguruan pencak silat diantaranya Bali sangat berkembang dengan pesat.
adalahperguruan Bakti Negara (BN),
99 Jurnal Multilateral, Volume 14, No. 1 Ni
JuniLuh
2015
Putu
hlm.
Spyanawati
7-20 & Ni Wayan Mudariani, Pengaruh Metode … 9

Pencak silat memiliki 4 kategori yang terjadi di perguruan pencak


yang dipertandingkan diantaranya silatBakti Negara di Kecamatan
kategori tanding, tunggal, ganda, dan Tegallalang.
regu. Gerak dasar pencak silat adalah Berdasarkan hasil observasi awal
suatu gerak terencana, terarah, terkendali melalui wawancara dan pengamatan
dan terkoordinasi, yang mempunyai dengan pelatih PSPS Bakti Negara di
empat aspek sebagai satu kesatuan yaitu Kecamatan Tegallalang, Gianyar yang
aspek mental spiritual, bela diri, olahraga, menyatakan bahwa prestasi kategori
dan seni. Menurut Johansyah Lubis tunggal khususnya tingkat SD putra di
(2004:41) bahwa, “Kategori tunggal Kecamatan Tegallalang belum mampu
adalah pertandingan pencak silat yang untuk mendapatkan prestasi yang tinggi,
menampilkan pesilat memperagakan terbukti dalam Olimpiade Olahraga Siswa
kemahirannya dalam jurus tunggal secara Nasional (O2SN) tingkat Provinsi Bali.
benar, tepat, dan mantap, penuh Kontingen Gianyar yang diikuti oleh atlet
penjiwaan dengan tangan kosong dan dari Kecamatan Tegallalang pada 3 tahun
bersenjata”. Tujuan dipertandingkan terakhir yaitu pada tahun 2012, 2013, dan
kategori tunggal tiada lain untuk 2014 mengalami penurunan dari tahun
menampilkan nilai budaya yang menjadi sebelumnya.
kekayaan pencak silat seperti jurus bela diri Prestasi pencak silat kategori tunggal
dan keterkaitannya dengan budaya lain pada O2SN SD Kabupaten Gianyar yang
seperti busana, musik, dan senjata. Seni diwakili oleh atlet dari Kecamatan
jurus tunggal dianggap penting dilatihkan Tegallalang pada tahun 2011 meraih 2
sejak dini dikarenakan rangkaian gerak medali 1 perak untuk putra dan 1
seni jurus tunggal yang cukup panjang. perunggu untuk putri. Namun pada O2SN
Melatih kategori seni dibutuhkan tahun 2012 atlet putra mengalami
ketekunan dan kedisiplinan dari atlet penurunan dan putri mengalami
maupun pelatih dengan metode melatih peningkatan yang baik. Pada tahun 2013
yang tepat. atlet putra hanya mampu memperoleh
Berdasarkan data dari pengurus perunggu dan putri tetap mempertahankan
IPSI Bali mengenai prestasi atlet pencak prestasinya, sedangkan tahun berikutnya
silat Bali, dalam kategori seni sangat atlet putra mengalami penurunan kembali
membanggakan. Hal ini dapat dilihat dari dan atlet putri tetap bertahan. Berdasarkan
hasil disetiap kejuaraan yang data tersebut atlet seni tunggal putra tingkat
diselenggarakan baik tingkat nasional SD dapat dikatakan belum mampu meraih
maupun internasional atlet IPSI Bali prestasi yang baik dibandingkan dengan
selalu dapat menyumbangkan prestasinya atlet putri.
baik untuk daerah dan Indonesia. Pada Hal ini disebabkan oleh kesulitan
SEA Games tahun 2013 atlet Bali mampu atlet untuk melatih rangkaian gerak seni
menyumbangkan emas untuk Indonesia yang memiliki beberapa urutan jurus yang
dikategori tunggal putra, tunggal putrid terdiri dari beberapa gerak dalam satu jurus.
dan beregu putra. Fakta tersebut Adapun jumlah gerak seni tunggal secara
berbanding terbalik dengan kenyataan keseluruhan terdiri dari
1010 Jurnal Multilateral, Volume 14, No.Ni1 Luh
Juni Putu
2015Spyanawati
hlm. 7- & Ni Wayan Mudariani, Pengaruh Metode … 10
20

seratus (100) gerakan dimana 7 jurus 12 tahun) karena seni tunggal telah
tangan kosong yang terdiri dari 50 dipertandingkan mulai dari tingkat usia dini
gerakan, 3 jurus senjata golok yang terdiri yaitu SD, sampai senior. Tes jurus dan
dari 25 gerakan dan 4 jurus senjata toyak kondisi fisik atlet yang dilaksanakan pada
yang terdiri dari 25 gerakan. Selain hal tanggal 6 Desember 2014 tes keterampilan
tersebut fakta di lapangan yang terjadi pengulangan gerak jurus tunggal tangan
yaitu proses pelatihan di tempat peneliti kosong jurus 1 sampai jurus 4, dan pada
observasi masih memberikan kebebasan tanggal 30 Desember
terhadap atlet yang ingin belajar gerak 2014 dilaksanakan tes Denyut Nadi (DN)
seni tunggal agar mengikuti atau dibantu sebelum latihan dan tes Volume Oksigen
oleh atlet yang mengetahui gerakan Maksimum (VO2Max) dengan
tersebut, sehingga atlet melatihkan gerak menggunakan Multistage Fitness Test
sesuka hatinyasehingga kebenaran gerak (MFT). Tes tersebut dilaksanakan
dan penjiwaan belum bisa dikuasai. bertujuan untuk mengetahui kemampuan
Pencak silatsangat baik bila dasar atlet. Adapun hasil tes kemampuan
dilatihkan sejak dini terutama di usia SD atlet dapat dilihat dari rata-rata
dimana para siswa akan melatih dan kemampuan atlet yang berjumlah 22
mengembangkan diri serta jati diri (Noor orang yang hadir pada saat pelaksanaan
Ika Rifky Syarif Hidayat, 2014:4). tes, hasil tes tersebut dapat dilihat pada
Kategori seni tunggal dianggap penting tabel 1 sebagai berikut:
dikembangkan pada atlet tingkat SD (10-

Tabel 1. Hasil Tes Keterampilan Jurus dan Kebugaran Atlet di Perguruan Pencak Silat
Bakti Negara Kecamatan Tegallalang, Gianyar
Rata-rata Hasil Tes Keterampilan dan Kebugaran
Jumlah Atlet Keterampilan Jurus
DN VO2Max
Tunggal
22 Orang 15,6 90,7 32,5

Berdasarkan uraian di atas peneliti akan diteliti dalam melatih


mencoba mengkaji metode pelatihan pada keterampilanjurus tunggal tangan kosong
atlet pemula tingkat SD (10-12 tahun) yaitu metode pelatihan keseluruhan dan
dalam melatih rangkaian jurustunggal metode pelatihan bagian. Metode
untuk meningkatkan keterampilan jurus pelatihan keseluruhan adalah keadaan
tunggal tangan kosong. Pencak silat seni melatih dimana materi belajar yang
dapat dilatihkan dengan berbagai metode berupa rangkaian beberapa gerakan
pelatihan diantaranya metode diajarkan secara keseluruhan sekaligus (Ria
demonstrasi, pengulangan, sirkuit, Lumintuarso, 2007:99). Sedangkan metode
peragaan, metode keseluruhan, dan pelatihan bagian (Part Methode) adalah
metode bagian. Metode pelatihan yang cara melatih gerak demi
1111 Jurnal Multilateral, Volume 14, No.Ni1 Luh
Juni Putu
2015Spyanawati
hlm. 7- & Ni Wayan Mudariani, Pengaruh Metode … 11
20

gerakan secara bertahap (Djoko Pekik merupakan eksperimen sungguh-sungguh,


Irianto, 2002:85) hal ini dapat terjadi karena tidak adanya
Perumusan masalah penelitian ini variabel kontrol dan sampel tidak terpilih
adalah; (1) Apakah terdapat pengaruh secara random (Sugiyono,2014:109).
metode pelatihan keseluruhan terhadap Menurut Maksum (2007:13), “penelitian
keterampilan jurus tunggal tangan kosong eksperimen adalah penelitian yang
pencak silat pada atlet pemula (10-12 dilakukan secara ketat untuk mengetahui
tahun) di perguruan Bakti Negara hubungan sebab akibat diantara variabel-
Kecamatan Tegallalang Gianyar?, (2). variabel”.
Apakah terdapat pengaruh metode Rancangan penelitian yang
pelatihan bagian terhadap keterampilan digunakan adalah the modified group
jurus tunggal tangan kosong pencak silat pretest-posttest design (Kanca, 2010:82).
pada atlet pemula (10-12 tahun) di Hakekat subyek the modified group pre-
perguruan Bakti Negara Kecamatan test-post-test design adalah sedemikian
Tegallalang Gianyar?, (3) Apakah rupa sehingga pemisahan masing-masing
terdapat perbedaan pengaruh kelompok perlakuan I dan kelompok
keterampilan gerak jurus tunggal tangan perlakuan II secara otomatis akan
kosong antara metode pelatihan menyeimbangkan kedua kelompok itu.
keseluruhan dan metode bagian pada atlet Kelompok perlakuan I dan perlakuan II
pemula (10-12 tahun) di perguruan Bakti dibagi dengan teknik ordinal pairing (A-
Negara Kecamatan Tegallalang Gianyar? B-B-A).
Untuk jelasnya rancangan
METODE PENELITIAN penelitian dengan the modified group pre-
Penelitian ini merupakan jenis penelitian test – post-test design dapat dilihat pada
pre-eksperimental. Dikatakan pre- gambar 3.1 dibawah ini:
ekspremental karena desain ini belum

K1 X1 T2
S T1 OP
3K X2 T2
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

(I Nyoman Kanca, 2010:87)


Keterangan:
S = Subyek X1 = Pelatihan Jurus tunggal menggunakan
T1 = Tes awal (pre-test) metode pelatihan keseluruhan
OP = Ordinal pairing (A-B-B-A) X2 = Pelatihan Jurus tunggal menggunakan
K1 = Kelompok perlakuan I metode pelatihan bagian
K2 = Kelompok perlakuan II T2 = Tes akhir (post-test)
1212 Jurnal Multilateral, Volume 14, No.Ni1 Luh
Juni Putu
2015Spyanawati
hlm. 7- & Ni Wayan Mudariani, Pengaruh Metode … 12
20

Subyek yang digunakan dalam Sedangkan untuk uji homogenitas


penelitian ini adalah atlet pemula pencak diketahui nilai signifikansi hitung untuk
silat tingkat SD (10-12 tahun) di kedua data tersebut lebih besar dari
Perguruan Bakti Negara Kecamatan signifikansi α. Dimana nilai signifikansi
Tegallalang Gianyar. Jumlah subyek yang data pre-test lebih besar daripada α
diteliti yaitu berjumlah 30 orang atlet. (0,97>0,05), sedangkan nilai signifikansi
data post-test lebih besar daripada α
HASIL PENELITIAN (0,86>0,05), dan signifikansi data giant
Uji normalitas dilakukan terhadap score lebih besar daripada α (0,25>0,05)
hasil pre-test, post-test dan Giant Score dengan demikian data yang diuji berasal
keterampilan jurus tunggal tangan kosong dari data dengan variansi yang homogen.
pencak silat yang diberikan pelatihan Uji hipotesis dilakukan terhadap
dengan metode keseluruhan dan bagian, tiga macam hipotesis.
sehingga terdapat enam buah kelompok 1. Pengujian Hipotesis I
data yang diuji. Dari hasil uji normalitas Untuk mengetahui pengaruh metode
dengan instrument uji Lilliefors pelatihan keseluruhan terhadap
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan keterampilan jurus tunggal tangan kosong
program komputer SPSS 16.0 pada taraf pencak silat pada atlet pemula (10-12
signifikansi (α) 0,05 diperoleh nilai tahun) di perguruan Bakti Negara
signifikansi hitung untuk semua data yang Kecamatan Tegallalang Gianyar,
diuji lebih besar dari α (Sig > 0,05), dengan dilakukan pengujian terhadap hipotesis
demikian semua data berdistribusi normal. nol (H0) melawan hipotesis penelitian
(H1). Adapun hasil perhitungan Uji-t
sebagai berikut:

Tabel 2. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t Dependent Kelompok Perlakuan metode


pelatihan keseluruhan
ttab (t.s.
Data N X thitung
5%)
Kelompok Pre-test 15 21,20
Perlakuan metode
14,10 2,048
pelatihan Post-test 15 29,77
keseluruhan

Berdasarkan tabel hasil berarti, thit lebih besar dari ttab (thit> ttab),
perhitungan uji-t di atas, diperoleh thit sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
sebesar 14,10. Sedangkan ttab dengan taraf Dengan demikan, dapat disimpulkan
signifikansi 5% adalah 2,048. Hal ini bahwa ada pengaruh metode pelatihan
1313 Jurnal Multilateral, Volume 14, No.Ni1 Luh
Juni Putu
2015Spyanawati
hlm. 7- & Ni Wayan Mudariani, Pengaruh Metode … 13
20

keseluruhan yang signifikan terhadap tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa


keterampilan jurus tunggal tangan kosong terdapat pengaruh metode pelatihan
pencak silat. keseluruhan terhadap keterampilan jurus
Adanya pengaruh metode tunggal tangan kosong pencak silat pada
pelatihan keseluruhan yang signifikan atlet pemula (10-12 tahun) di perguruan
terhadap keterampilan jurus tunggal Bakti Negara Kecamatan Tegallalang
tangan kosong pencak silat, dapat dilihat Gianyar.
dari rata-rata hasil pre-test dan post-test 2. Pengujian Hipotesis II
keterampilan jurus tunggal tangan kosong Untuk mengetahui pengaruh metode
jurus 1 sampai jurus 4 pada kelompok pelatihan bagian terhadap keterampilan
perlakuan metode pelatihan keseluruhan. jurus tunggal tangan kosong pencak silat
Dari rata-rata ( X ), diketahui X pre-test pada atlet pemula (10-12 tahun) di
adalah 21,20 dan X post-test adalah perguruan Bakti Negara Kecamatan
Tegallalang Gianyar, dilakukan pengujian
29,77. Hal ini berarti, X post-test
terhadap hipotesis nol (H0) melawan
perlakuan metode pelatihan keseluruhan
hipotesis penelitian (H1). Adapun hasil
lebih besar dari X pre-test ( X post-test >
perhitungan Uji-t sebagai berikut:
X pre-test). Dilihat dari hasil temuan

Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t Dependent Kelompok Perlakuan metode


pelatihan Bagian
Data N X thitung ttab
Kelompok Pre-test 15 20,97
Perlakuan Metode 7,20 2,048
Post-test 15 25,76
Pelatihan Bagian

Berdasarkan tabel hasil jurus tunggal tangan kosong jurus 1


perhitungan uji-t di atas, diperoleh thit sampai jurus 4 pada kelompok perlakuan
sebesar 7,20. Sedangkan ttab dengan taraf metode pelatihan bagian. Dari rata-rata (
signifikansi 5% adalah 2,048. Hal ini X ), diketahui X pre-test adalah 20,97
berarti, thit lebih besar dari ttab (thit> ttab), dan X post-test adalah 25,76. Hal ini
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
berarti, X post-test perlakuan metode
Dengan demikan, dapat disimpulkan
pelatihan bagian lebih besar dari X pre-
bahwa ada pengaruh metode pelatihan
bagian yang signifikan terhadap test ( X post-test > X pre-test). Dilihat
keterampilan jurus tunggal tangan kosong dari hasil temuan tersebut, maka dapat
pencak silat. disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Adanya pengaruh metode metode pelatihan bagian terhadap
pelatihan bagian yang signifikan terhadap keterampilan jurus tunggal tangan kosong
keterampilan jurus tunggal tangan kosong pencak silat pada atlet pemula (10-12
pencak silat, dapat dilihat dari rata-rata tahun) di perguruan Bakti Negara
hasil pre-test dan post-test keterampilan Kecamatan Tegallalang Gianyar.
1414 Jurnal Multilateral, Volume 14, No.Ni1 Luh
Juni Putu
2015Spyanawati
hlm. 7- & Ni Wayan Mudariani, Pengaruh Metode … 14
20

3. Pengujian Hipotesis III bagian pada atlet pemula (10-12 tahun) di


Untuk mengetahui perbedaan perguruan Bakti Negara Kecamatan
pengaruh penguasaan keterampilan gerak Tegallalang Gianyar. Adapun hasil
jurus tunggal tangan kosong pencak silat perhitungan Uji-t sebagai berikut:
antara metode pelatihan keseluruhan dan

Tabel 4. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t Independent Kelompok Perlakuan metode


pelatihan keseluruhan dan bagian
Data Kelompok N X thit Df Sig
Giant Score Perlakuan Metode
15 8,57
Keterampilan Pelatihan Keseluruhan
11,086 28 0,000
Jurus Tunggal Perlakuan Metode
15 4,77
Pencak Silat Pelatihan Bagian

Berdasarkan tabel hasil kelompok perlakuan metode pelatihan


perhitungan uji-t di atas, diperoleh thitung keseluruhan lebih besar dari X kelompok
sebesar 11,086 dengan nilai signifikansi perlakuan metode pelatihan bagian ( X
hitung sebesar (0,000). Hal tersebut
keseluruhan> X bagian). Dilihat dari hasil
menunjukan bahwa nilai signifikansi
temuan tersebut, maka dapat disimpulkan
hitung lebih kecil dari nilai α
bahwa metode pelatihan keseluruhan
(0,000<0,05), sehingga H0 ditolak dan H1
berpengaruh lebih besar terhadap
diterima. Dengan demikan, dapat
penguasaan keterampilan jurus tunggal
simpulkan bahwa Terdapat perbedaan
tangan kosong pencak silat daripada
pengaruh penguasaan keterampilan gerak
metode pelatihan bagian pada atlet
jurus tunggal tangan kosong antara
pemula (10-12 tahun) di perguruan Bakti
metode pelatihan keseluruhan dan bagian
Negara Kecamatan Tegallalang Gianyar.
pada atlet pemula (10-12 tahun) di
Hasil pengujian ketiga macam
perguruan Bakti Negara Kecamatan
hipotesis penelitian terhadap pengaruh
Tegallalang Gianyar.
metode pelatihan keseluruhan dan bagian
Perbedaan penguasaan
terhadap keterampilan jurus tunggal
keterampilan jurus tunggal tangan kosong
tangan kosong pencak silat pada atlet
pencak silat antara metode pelatihan
pemula (10-12 tahun) di perguruan Bakti
keseluruhan dan metode pelatihan bagian,
Negara Kecamatan Tegallalang Gianyar
dapat dilihat dari rata-rata hasil post-test
yaitu:
keterampilan jurus tunggal tangan kosong
1. Bahwa uji-t sampel berkorelasi
pencak silat antara kedua kelompok
(dependent) dengan data pre-test dan
perlakuan. Dari rata-rata ( X ) hitung, post-test kelompok perlakuan metode
diketahui X kelompok perlakuan metode pelatihan keseluruhan, diterima.
pelatihan keseluruhan adalah 8,57 dan X Dengan demikian terdapat pengaruh
kelompok perlakuan metode pelatihan metode pelatihan keseluruhan
bagian adalah 4,77. Hal ini berarti, X terhadap keterampilan jurus tunggal
1515 Jurnal Multilateral, Volume 14, No.Ni1 Luh
Juni Putu
2015Spyanawati
hlm. 7- & Ni Wayan Mudariani, Pengaruh Metode … 15
20

tangan kosong pencak silat pada atlet keseluruhan merupakan keadaan


pemula (10-12 tahun) di perguruan mengajar dimana materi belajar yang
Bakti Negara Kecamatan Tegallalang berupa rangkaian beberapa gerakan
Gianyar. diajarkan secara keseluruh sekaligus”.
2. Bahwa uji-t sampel berkorelasi (Ria Lumintuarso, 2007:99). Menurut
(dependent) dengan data pre-test dan Umi Khazanah, (2010:28)
post-test kelompok perlakuan metode menyatakan, “metode keseluruhan
pelatihan bagian, diterima. Dengan merupakan cara mengajar yang
demikian terdapat pengaruh metode menitik beratkan pada keutuhan dari
pelatihan bagian terhadap peningkatan keterampilan yang dipelajari”. Dari
keterampilan jurus tunggal tangan pendapat tersebut dapat mendukung
kosong pencak silat pada atlet pemula hipotesis pertama diterima, karena
(10-12 tahun) di perguruan Bakti pada pelatihan keterampilan jurus
Negara Kecamatan Tegallalang tunggal tangan kosong pencak silat
Gianyar. menggunakan metode pelatihan
3. Bahwa uji-t dua sampel bebas keseluruhan lebih menekankan pada
(independent) dengan data giant keutuhan dari rangkaian gerakan
scorekelompok perlakuan metode tersebut. Jurus tunggal tangan kosong
pelatihan keseluruhan dan bagian, yang dilatihkan 1 jurus keseluruhan
diterima. Dengan demikian terdapat secara utuh dapat meningkatkan
perbedaan pengaruh peningkatan rangkaian keterampilan gerak jurus
keterampilan gerak jurus tunggal tunggal tangan kosong pencak silat.
tangan kosong antara metode Dimana jurus tunggal tangan kosong
pelatihan keseluruhan dan bagian pada merupakan suatu peragaan rangkaian
atlet pemula (10-12 tahun) di gerak seni pencak silat yang
perguruan Bakti Negara Kecamatan ditampilkan oleh pesilat untuk
Tegallalang Gianyar. menunjukan kemahirannnya didalam
seni tunggal tangan kosong pencak
PEMBAHASAN silat. Pendapat lain yang memperkuat
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama diterima yaitu,
hipotesis menunjukan bahwa: “Frekuensi diartikan sebagai
1. Terdapat pengaruh metode pelatihan banyaknya unit latihan persatuan
keseluruhan terhadap peningkatan waktu, misalnya latihan untuk
keterampilan jurus tunggal tangan meningkat kebugaran pada
kosong pencak silat pada atlet pemula kebanyakan orang dilakukan 3-5
(10-12 tahun) di perguruan Bakti kali/minggu” (DjokoPekik Irianto,
Negara kecamatan Tegallalang 2002:58. Menurut E.L. Fox (dalam M.
Gianyar”. Hal tersebut sesuai dengan Sajoto, 1995:70), dapat memakai
landasan teori, yang menyatakan frekuensi 3 ataukah 5 kali per minggu,
bahwa metode pelatihan ini dapat tetapi yang penting lama latihan
meningkatkan keterampilan rangkaian adalah antara 4-8 minggu. Dalam
beberapa gerakan “metode penelitian ini digunakan frekuensi
1616 Jurnal Multilateral, Volume 14, No.Ni1 Luh
Juni Putu
2015Spyanawati
hlm. 7- & Ni Wayan Mudariani, Pengaruh Metode … 16
20

latihan 3 kali dalam satu minggu dan mengajar suatu keterampilan olahraga
lama pelatihannya adalah 6 minggu yang dalam pelaksanaannya dilakukan
atau 18 kali pelatihan, hal ini sejalan bagian per bagian, dan setelah bagian-
dengan landasan teori yang ada bagian keterampilan yang dipelajari
sehingga hipotesis pertama dapat dikuasai kemudian dilakukan atau
diterima. dirangkaian secara keseluruhan”.
Penelitian lain yang pernah Pendapat tersebut dapat mendukung
dilakukan tentang metode keseluruhan hipotesis kedua diterima, karena pada
yaitu tentang pengaruh metode pelatihan keterampilan jurus tunggal
keseluruhan terhadap kemampuan tangan kosong pencak silat
pasing atas dalam permainan bola voli menggunakan metode pelatihan
di SMA Negeri 1 Tabukan Utara yang bagian dilatihkan gerak demi gerak,
dilaksanakan oleh Iswandy Budiman, karena satu jurus seni tunggal terdiri
Paul Pontoh, dan Tony Pandaleke atas beberapa gerakan yang membentuk
pada tahun 2014. Hasil penelitian ini rangkaian gerak seni pencak silat.
menunjukkan bahwa rata-rata Dimana jurus yang dilatihkan yaitu
kemampuan pasing atas dalam sebanyak 4 jurus yang terdiri dari 40
permainan bola voli kelompok gerak. Dari keseluruhan gerak tersebut
eksperimen yang diajar dengan dilatihkan perbagian gerak atau di
menggunakan metode keseluruhan pecah menjadi beberapa gerak sehingga
lebih baik dari rata-rata kemampuan dapat meningkatkan keterampilan jurus
pasing atas dalam permainan bola voli tunggal tangan kosong pencak silat.
kelompok kontrol yang tidak diajar Pendapat lain yang memperkuat
dengan menggunakan metode hipotesis kedua diterima yaitu,
keseluruhan. “Frekuensi diartikan sebagai
2. Pengaruh metode pelatihan bagian banyaknya unit latihan persatuan
terhadap peningkatan keterampilan waktu, misalnya latihan untuk
jurus tunggal tangan kosong pencak meningkat kebugaran pada
silat pada atlet pemula (10-12 tahun) kebanyakan orang dilakukan 3-5
di perguruan Bakti Negara kecamatan kali/minggu” (Irianto, 2002:58).
Tegallalang Gianyar.Hal tersebut Menurut E.L. Fox (Sajoto, 1995:70),
sesuai dengan landasan teori, yang dapat memakai frekuensi 3 ataukah 5
menyatakan bahwa metode pelatihan kali per minggu, tetapi yang penting
bagian dapat meningkatkan lama latihan adalah antara 4-8
keterampilan rangkaian gerak. Metode minggu. Dalam penelitian ini
latihan bagian merupakan pendekatan digunakan frekuensi latihan 3 kali
mengajar dimana materi belajar yang dalam satu minggu dan lama
berupa rangkaian beberapa gerakan pelatihannya adalah 6 minggu atau 18
diajarkan secara bertahap bagian demi kali pelatihan, hal ini sejalan dengan
bagian (Lumintuarso, 2007:99). landasan teori yang ada sehingga
Menurut Khazanah (2010:31), hipotesis kedua dapat diterima.
“metode bagian merupakan cara
1717 Jurnal Multilateral, Volume 14, No.Ni1 Luh
Juni Putu
2015Spyanawati
hlm. 7- & Ni Wayan Mudariani, Pengaruh Metode … 17
20

3. Terdapat perbedaan pengaruh hal ini di sebabkan karena sifat dan


peningkatan keterampilan jurus perkembangan anak usia (10-12
tunggal tangan kosong pencak silat tahun) lebih cenderung melakukan
dengan metode pelatihan keseluruhan gerakan yang bervariasi, sedangkan
lebih besar daripada metode pelatihan metode pelatihan bagian membuat
bagian pada atlet pemula (10-12 anak harus melakukan gerakan satu-
tahun) di perguruan Bakti Negara satu yang membuat bosan dan tidak
Kecamatan Tegallalang Gianyar.Hal mau mengikuti intruksi yang disuruh.
tersebut sesuai dengan landasan teori. Selain itu ketika melakukan rangkaian
Metode pelatihan keseluruhan gerakan kebenaran gerak dan
merupakan cara mengajar rangkaian kemantapan gerak tidak diingat
gerakan yang dilatihkan secara sehingga tidak dilakukan. Pelatihan
keseluruhan tanpa memperhatikan ini cendurung membutuhkan waktu
bagian-bagian gerakan, yang menitik yang lebih lama untuk mengingat
beratkan pada keutuhan gerakan kebenaran gerak, tetapi jika diperoleh
secara keseluruhan. Pada pelatihan ini kebenaran 1 geraknya dalam
rangkaian gerakan seni tunggal tangan melakukan rangkaian gerakan akan
kosong pencak silat dilatihkan satu selalu diingat seterusnya melakukan
jurus secara keseluruhan yang terdiri gerakan.
dari beberapa gerakan. Sehingga Adanya pengaruh dari kedua
gerakan seni tunggal tangan kosong variabel bebas yaitu metode pelatihan
pencak silat dapat dikuasai dengan keseluruhan dan bagian dikarenakan
baik. Metode pelatihan keseluruhan kedua latihan tersebut sama-sama
lebih efektif digunakan untuk dimaksudkan untuk meningkatkan
melatihkan seni tunggal pencak silat rangkaian gerak, untuk menghasilkan
pada atlet (10-12 tahun), karena rangkaian keterampilan gerak seni
perkembangan anak pada usia ini tunggal tangan kosong pencak silat
memiliki gerak yang aktif dan yang maksimal. Yang membedakan
menyukai gerak yang bervariasi. dua variabel bebas dalam penelitian
Sedangkan pada metode ini adalah pelaksanaannya, yaitu
pelatihan bagian melatihkan bagian melakukan rangkaian gerak secara
per bagian gerakan yang berupa keseluruhan dalam 1 jurus seni
rangkaian beberapa gerakan. Pada tunggal, dan melakukan gerakan satu-
pelatihan ini rangkaian seni tunggal satu gerak dalam jurus seni tunggal
tangan kosong pencak silat dilatihkan tangan kosong. Hal ini berarti bahwa
perbagian gerak yang terdapat pengaruh yang dihasilkan dari kedua
dalamsatu jurus seni tunggal tangan kelompok perlakuan yaitu metode
kosong. Sehingga pelatihan ini kurang pelatihan keseluruhan dan bagian
efektif jika dilatihkan pada atlet terhadap keterampilan jurus tunggal
pemula (10-12 tahun) untuk tangan kosong pencak silat berbeda.
meningkatkan keterampilan jurus Dimana metode pelatihan keseluruhan
tunggal tangan kosong pencak silat. lebih baik dibandingkan dengan
1818 Jurnal Multilateral, Volume 14, No.Ni1 Luh
Juni Putu
2015Spyanawati
hlm. 7- & Ni Wayan Mudariani, Pengaruh Metode … 18
20

metode pelatihan bagian, meskipun pelatihan yaitu dengan metode


pelaksanaannya sama-sama dilakukan pelatihan keseluruhan dan bagian.
pada latihan inti dengan set dan Metode pelatihan keseluruhan
repetisi sesuai dengan program dan bagian jenis lain yang dapat
latihan. meningkatkan keterampilan gerak
Hal ini dikarenakan dalam seperti penelitian yang dilakukan oleh,
metode pelatihan keseluruhan dapat Umi Khasanah pada tahun 2010 tentang
melakukan gerakan 1 sampai selesai perbedaan pengaruh metode
dalam 1 jurus yang memiliki variasi pembelajaran keseluruhan dan bagian
gerakan sehingga, nilai kebenaran terhadap kemampuan servis bawah bola
gerak yang lebih banyak dan lebih voli mini pada siswa putra kelas V SD
efektif diterapkan pada atlet pemula negeri papahan 01 tasikmadu
(10-12 tahun). Sedangkan metode karanganyar tahun pelajaran
pelatihan bagian, hanya melakukan 2009/2010. Pada penelitian ini
satu-satu gerak dalam jurus tunggal Kelompok 1 (kelompok metode
pencak silat yang tidak memiliki pembelajaran keseluruhan) memiliki
variasi sehingga membuat kurang peningkatan sebesar 59.54%.
efektif di terapkan untuk atlet pemula Sedangkan kelompok 2 (kelompok
(10-12 tahun) karena sifat metode pembelajaran bagian)
perkembangan yang menyukai variasi memiliki peningkatan sebesar
gerakan, sehingga kebenaran gerak 32.58%. sehingga dapat disimpulkan
yang di hasilkan lebih sedikit. bahwa metode keseluruhan lebih baik
Pelatihan keterampilan jurus dari bagian.
tunggal pencak silat tangan kosong Walaupun penelitian ini telah
dengan metode pelatihan keseluruhan mampu untuk menjawab hipotesis, namun
dan bagian tidak dapat menunjukan ada beberapa masalah dan kendala yang
perubahan yang signifikan dalam dihadapi selama pelaksanaan penelitian dan
kondisi fisik, hanya ada sedikit solusi pemecahan masalahnya adalah
peningkatan yang terlihat setelah di sebagai berikut: (1) Siswa kurang paham
lakukan pre-test dan post-test kondisi mengenai metode pelatihan keseluruhan
fisik yang mendukung, hal tersebut dan bagian tersebut. Oleh karena itu,
dapat dilihat dari hasil data pre-test sebelum melakukan pelatihan seluruh
dan post-test kondisi fisik subyek subyek penelitian harus diberikan
penelitian yaitu tes daya tahan, penjelasan dan contoh mekanisme
kecepatan dan kelincahan. oleh karena rangkaian gerakan metode pelatihan
itu metode pelatihan keseluruhan dan keseluruhan dan bagian. (2) Siswa datang
bagian hanya berpengaruh terhadap tidak tepat waktu, dan jarak tempuh yang
rangkaian keterampilan gerak tunggal cukup jauh sehingga harus menunggu
tangan kosong. Usaha untuk sampai semua subjek datang, hal ini
meningkatkan keterampilan jurus menyebabkan ada pelatihan yang dimulai
tunggal tangan kosong pencak silat setelah 1 jam dari jadwal yang sudah
dapat dilakukan dengan metode ditetapkan. Oleh sebab itu, siswa harus
1919 Jurnal Multilateral, Volume 14, No.Ni1 Luh
Juni Putu
2015Spyanawati
hlm. 7- & Ni Wayan Mudariani, Pengaruh Metode … 19
20

diingatkan kembali untuk melakukan selanjutnya, hasil penelitian ini dapat


latihan tepat pada waktu yang sudah dijadikan acuan dalam melakukan
ditetapkan. penelitian dengan variabel yang sama.
Selain itu peneliti juga dapat
KESIMPULAN mengembangkan penelitian dengan
Berdasarkan hasil analisis data dan metode latihan yang berbeda sehingga
pembahasan, maka dapat diambil dapat meningkatkan keterampilan jurus
beberapa simpulan antara lain: (1) tunggal pencak silat yang jauh lebih baik.
Terdapat pengaruh metode pelatihan
keseluruhan terhadap peningkatan DAFTAR PUSTAKA
keterampilan jurus tunggal tangan kosong Ardiansyah. 2013.“Perbandingan Metode
pencak silat pada atlet pemula (10-12 Keseluruhan dan Bagian
tahun) di perguruan Bakti Negara Terhadap Keterampilan Gerak
Kecamatan Tegallalang Gianyar. (2) Dasar Passing Atas Bolavoli”.
Terdapat pengaruh metode pelatihan Universitas Lampung (jurnal
bagian terhadap peningkatan keterampilan Skripsi). (diakses pada: 24 April
jurus tunggal tangan kosong pencak silat 2015)
pada pada atlet pemula (10-12 tahun) di Bompa, Tudor O. 1999. Periodization
perguruan Bakti Negara Kecamatan :Theory and Methodology of
Tegallalang Gianyar. (3) Terdapat Training. USA : Human
perbedaan pengaruh keterampilan jurus Kinetics.Giriwijoyo, Santoso dkk.
tunggal tangan kosong antara metode 2005. Manusia dan Olahraga.
pelatihan keseluruhan dan bagian pada Bandung: ITB.
atlet pemula (10-12 tahun) di perguruan Ika Rifki Syarif Hidayat, Noor. 2014.
Bakti Negara Kecamatan Tegallalang “Identifikasi Faktor Penghambat
Gianyar. Dimana metode pelatihan Prestasi Atlet Pencak Silat Kategori
keseluruhan labih baik daripada metode Tunggal Tingkat Sekolah Dasar
pelatihan bagian pada atlet pemula (10-12 Di Kabupaten Sleman
tahun) diperguruan Bakti Negara Diy”. UNY.(E-Journal). (diakses
kecamatan Tegallalang Gianyar. pada tanggalSukadiyanto dan
Dari kesimpulan penelitian maka Dangsina Muluk. 2011. Pengantar
dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: Teori dan Metodelogi Melatih
Berdasarkan hasil penelitian ini, hal-hal Fisik. Bandung: CV. Lubuk
yang dapat disarankan adalah sebagai Agung.
berikut: (1) Bagi Pembina, pelatih, guru Irianto, DjokoPekik. 2002. Dasar
olahraga maupun atlet disarankan dapat Kepelatihan. Yogyakarta:
Perpustakaan FIK Universitas
menggunakan metode pelatihan Yogyakarta.: 24 Oktober 2014)
keseluruhan sebagai salah satu metode Khazanah, Umi. 2010. Perbedaan
dalam melatih rangkaian gerak jurus seni Pengaruh Metode Pembelajaran
tunggal pencak silat untuk atlet pemula keseluruhan dan bagian terhadap
(10-12 tahun). (2) Bagi peneliti
2020 Jurnal Multilateral, Volume 14, No. 1 Juni 2015 hlm. 7-
20

Kemampuan Servis Bawah Bola Nala. Ngurah. 1998. Prinsip Pelatihan


Voli Mini Pada Siswa Putra Kelas Olahraga. Denpasar. Program
V Sd Negeri Papahan 01 Pasca Sarjana UNUD
Tasikmadu Karanganyar Tahun Satriya dkk. 2009. Modul Metodelogi
Pelajaran 2009/2010. Skripsi Kepaelatihan Olahraga. Bandung:
(tidak diterbitkan). Fakultas Universitas Pendidikan Indonesia.
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Sajoto, M. 1995. Peningkatan &
Universitas Sebelas Maret. Pembinaan Kekuatan Kondisi
Surakarta. (diakses tanggal, 30 Fisik. Semarang: Effhar & Dahara
April 2015). Prize
Lubis, Johansyah. 2004. Panduan Praktis Sugiyanto. 1999. Belajar Gerak dan
Pencak Silat. Jakarta. PT Raja Perkembangan Gerak Manusia.
Grafindo Persada. Surakarta: Univrsitas Sebelas
Lumintuarso, Ria. 2007. Teori Maret Surakarta.
Kepelatihan Dasar. Jakarta: Wiranata, Gusman. 2014. Bakti Negara,
Lankor. Pedoman Dasar. Yogyakarta:
Maksum, Ali. 2007. Metodelogi Penerbit Writing Revolution.
Penelitian. Surabaya: UNESA

You might also like