You are on page 1of 15

Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….

PENGARUH PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS


PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY PADA
PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMEN
PRIMER YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
1st Sujatmiko, 2nd Nama penulis kedua, 3rd Nama Penulis Ketiga
Departemen
Institusi
Kota, Negara
Penulis.Pertama@ac.id; Penulis.kedua@stei.ac.id; Penulis.ketiga@stei.ac.id

Abstract - This study aims to examine how the effect of


profitability and company activities on audit delay in primary
consumer goods sector companies listed on the Indonesia Stock
Exchange in 2019-2021. This study uses a type of associative
quantitative research, which in its research will test the
relationship between independent variables, namely
profitability and company activities with dependent variables
audit delay. In addition, this study uses descriptive statistical
analysis, the population in this study is all primary consumer
goods sector companies listed on the Indonesia Stock
Exchange, which is 87 companies and for a sample of 17
companies with sample selection using the purposive sampling
method. Data collection is carried out by accessing data
directly on the official website of the Indonesia Stock Exchange
(IDX) www.idx.co.id. Data in the form of company financial
statements were sampled in this study. The data analysis
method used in this study is panel data regression with the use
of the Eviews 12 application tool in its processing. The results
of this study show that the company's profitability and activities
have a significant positive effect on audit delay. The results of
this finding prove that the higher the profitability obtained by
the company, it will reduce the audit delay experienced by the
company and increasing the company's activity ratio can
increase audit delay.

Keywords: Profitability, Corporate Activity, Audit Delay,


Consumer Goods Sector Companies

Abstrak– Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana


Pengaruh Profitabilitas Dan Aktivitas Perusahaan Terhadap Audit
Delay Pada Perusahaan Sektor Barang Konsumen Primer Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2019-2021. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif asosiatif, yang dalam
penelitiannya akan mengujikan keterkaitan antara variabel

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 1


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….
independen yaitu profitabilitas dan aktivitas perusahaan dengan
variabel dependen audit delay. Selain itu pada penelitian ini
menggunakan analisis statistik deskriptif, populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh perusahaan sektor barang konsumen primer yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 87 perusahaan dan
untuk sampel sebanyak 17 perusahaan dengan pemilihan sampel
menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara mengakses data langsung pada situs resmi
Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id. Data berupa laporan
keuangan perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah
regresi data panel dengan penggunaan alat bantu aplikasi Eviews 12
dalam pengolahannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya
profitabilitas dan aktivitas perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap audit delay. Hasil temuan ini membuktikan bahwa semakin
tinggi profitabilitas yang didapatkan perusahaan maka akan
mengurangi audit delay yang dialami perusahaan dan meningkatnya
rasio aktivitas perusahaan dapat meningkatkan audit delay.

Kata Kunci: Profitabilitas, Aktivitas Perusahaan, Audit Delay,


Perusahaan Sektor Barang Konsumen

I. PENDAHULUAN
Salah satu tujuan terbesar perusahaan adalah mencapai pangsa pasar yang luas. Ketika berhasil
menguasai pangsa pasar yang luas, artinya perusahaan akan dikenal oleh banyak orang. Hal ini akan
memudahkan perusahaan untuk memperoleh penanaman modal dari pihak eksternal yangnantinya
bisa menunjang perkembangan perusahaan. Go public bisa dikatakan sebagai salah satu hal yang bisa
dilakukan perusahaan agar dikenal oleh pangsa pasar yang luas (Liwe et al., 2018). Ketika perusahaan
sudah memenuhi syarat dan kemudian memutuskan untuk go public, berarti perusahaan tersebut
sudah siap dan mampu untuk membagikan segala informasi terkait perusahaan secara terbuka di
Bursa Efek Indonesia. Sesuai dengan yang tertera dalam Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Indonesia nomor Kep-00015/BEI/01-2021 tentang Perubahan Peraturan Nomor I-E Tentang
Kewajiban Penyampaian Informasi , salah satu hal yang wajib dilakukan perusahaan go public adalah
menyampaikan laporan keuangan yang terdiri dari laporan keuangan interim dan laporan keuangan
auditan tahunan dengan batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan tahunan adalah akhir
bulan ke 3 (tiga) setelah tanggal laporan keuangan auditan tahunan.
Kebijakan serta sanksi atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan sudah dibentuk oleh
Bursa Efek Indonesia, namun masih saja ada perusahaan yang tidak taat dengan kebijakan tersebut
(Aisha dan Chariri, 2022). Dalam penelitian Putri et al. (2022) per tanggal Juni 2019 terdapat 10
perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan untuktahun 2018. Kemudian per
tanggal 30 Juni 2020 diketahui sebanyak 42 perusahaan belum mempublikasikan laporan keuangan
auditan untuk tahun 2019. Untuk tahun 2021 bertambah menjadi 52 perusahaan belum
menyampaikan laporan keuangan auditan untuk tahun 2020. Berdasarkan notasi khusus yang
disampaikan di website resmi Bursa Efek Indonesia per tanggal 29 Maret 2022, dari 72 perusahaan
yang tercatat dengan notasi khusus, 24 diantaranya masih tercatat dengan notasi khusus “L” yang
artinya belum menyampaikan laporan keuangan. Hal ini menunjukan bahwamasih banyak perusahaan
go public yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagai emiten untuk menyampaikan laporan
keuangan interim dan laporan keuangan auditan tahunan.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 2


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….
Proses pemeriksaan laporan keuangan atau audit akan menghasilkanlaporan keuangan yang
menyajikan informasi yang dapat diyakinikewajarannya. Laporan keuangan yang belum diaudit tidak
dapat memberikan keyakinan sebesar laporan keuangan yang sudah diaudit karena dianggap masih
mengandung asimetri informasi. Bagi auditor, untuk memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan
tentunya memakan waktu yang tidak sebentar. Mengingat banyak hal yang harus dilakukan dengan
cermat dan teliti dalam pemeriksaan laporan keuangan. Dengan demikian, akan ada jarak waktu
antara tanggal laporan keuangan fiskal yang berakhir tanggal 31 Desember dengan dikeluarkannya
laporan opini audit, jarak inilah yang disebut dengan audit delay.
Audit delay memiliki pengaruh yang cukup besar bagi perusahaan- perusahaan go public. Semakin
panjang audit delay, maka semakin besar kemungkinan perusahaan menunda penyampaian laporan
keuangan auditan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini bisa berpengaruh pada reputasi perusahaan karena
laporan keuangan akan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak eksternal, seperti
calon investor. Calon investor biasanya akan lebih memilih untuk berinvestasi di perusahaan yang
dapat memenuhi kewajibannya sebagai emiten dengan baik. Ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan auditan merupakan salah satu daya tarik yang bisa menentukan minat investasi calon
investor. Selain itu, ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan auditan dapat meningkatkan
harga pasar saham perusahaan (Yanasari et al., 2021).
Faktor penyebab terjadinya audit delay bisa bersumber dari eksternal maupun internal perusahaan.
Dari segi faktor internal, hal yang diduga dapat mempengaruhi audit delay adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba atau profitabilitas. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang
tinggi cenderung ingin segera mempublikasikan laporan keuangannya ke publik karena hal ini
merupakan kabar baik atau goodnewsyang bisa dijadikan sebagai salah satu indikator untuk
meningkatkan minat investasi dari pihak eksternal. Sehingga jangka waktu audit delay harusnya tidak
terlalu lama. Hal ini sejalan dengan penelitian Liwe et al. (2018) dan Aisha dan Chariri (2022) yang
menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay. Berbanding
terbalik dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Utomo dan Nasikin (2020) yang
menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay. Perusahaan
dengan tingkat profitabilitas rendah memiliki kemungkinan lebih besar dalam penundaan
penyampaian laporan keuangan.
Faktor internal lainnya yang diduga dapat mempengaruhi audit delay adalah bagaimana
perusahaan tersebut melaksanakan kegiatan atau aktivitas operasionalnya sehari-hari. Ketika sumber
daya perusahaan seperti penjualan, persediaan, dan penagihan piutang bisa dilaksanakan dengan
efektif dan maksimal, maka informasi tentang sumber daya yang nantinya akan disajikan di laporan
keuangan akan memberikan manfaat besar bagi perusahaan terutama untuk memperoleh penanaman
modal dari pihak eksternal. Sebaliknya, jika tingkat aktivitas perusahaan tidak cukup baik, akan
berpengaruh pada penyajian informasi terkait sumber daya perusahaan di laporan keuangan dan hal
ini bisa menjadi salah satu faktor penundaan pengungkapan laporan keuangan bagi para emiten karena
proses pemeriksaan yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lebih lama. Penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Endiana dan Apriada (2020) menyatakan bahwa aktivitas perusahaan
berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hal ini sejalan dengan penelitian Endiana dan Apriada
(2020) dan Sukarni et al. (2021) yang menunjukan bahwa aktivitas perusahaan berpengaruh negatif
signifikan terhadap audit delay. Berbanding terbalik dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan
oleh Prabowo dan Marsono (2013) yang menunjukan bahwa aktivitas perusahaan berpengaruh positif
signifikan terhadap audit delay.
Berdasarkan permasalahan dan research gap diatas, peneliti ingin melakukan penelitian yang
berkaitan dengan audit delay mengingat setiap perusahaan sektor konsumen primer yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia memiliki jangka waktu audit delay yang berbeda-beda. Dengan faktor-faktor
yang diperkirakan dapat mempengaruhi audit delay yaitu profitabilitas dan aktivitas perusahaan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 3


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….
karena dua hal ini sangat berkaitan erat dengan informasi- informasi yang tersaji di laporan keuangan.
Dengan demikian, judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Profitabilitas Dan Aktivitas Perusahaan
Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Sektor Barang Konsumen Primer Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”.
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi dua permasalahan utama pada perusahaan sektor
barang konsumen primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pertama, apakah tingkat
profitabilitas perusahaan memiliki pengaruh parsial terhadap audit delay. Kedua, apakah aktivitas
perusahaan juga memberikan pengaruh secara parsial terhadap audit delay. Dalam batasan
masalahnya, penelitian ini hanya menggunakan data sekunder berupa komponen laporan keuangan
dan laporan opini auditor independen dari perusahaan-perusahaan dalam sektor tersebut. Tujuan
penelitian mencakup pemahaman mengenai pengaruh profitabilitas dan aktivitas perusahaan terhadap
audit delay. Manfaatnya, secara teoritis diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengetahuan
pembaca tentang dinamika audit delay pada perusahaan sektor konsumen primer di Bursa Efek
Indonesia, serta menjadi referensi untuk penelitian sejenis. Secara praktis, penelitian ini diharapkan
memberikan informasi berharga kepada perusahaan dalam sektor tersebut, membantu mereka
memahami dampak profitabilitas dan aktivitas perusahaan terhadap proses audit delay, dan
meningkatkan kinerja serta ketaatan terhadap kewajiban publikasi.

II. TINJAUAN TEORI


A. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal atau signalling theory merupakan salah satu teori dasardalam manajemen
keuangan. Brigham dan Houston (2006) dalam penelitian Nugroho et al. (2021) menyatakan bahwa
sinyal yang dimaksud adalah bagaimana usaha perusahaan untuk memberikan informasi kepada
investor yang nantinya akan berpengaruh pada pandangan investor terkait prospek perusahaan
kedepannya. Informasi yang dimaksud disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan
menyajikan informasi terkait posisi dan kinerja keuangan serta arus kas perusahaan (Sihite, 2020).
Dalam teori ini dijelaskan bahwa pihak pemilik informasi yaitu perusahaan akan memberikan suatu
sinyal kepada pihak penerima informasi yaitu pihak eksternal atau calon investor berupa laporan
keuangan yang bisa menjelaskan kondisi keuangan perusahaan. Hal ini disebabkan karena calon
investor tentunya mengalami kesulitan dalam hal penilaian kondisi perusahaan secara objektif.
Sehingga perusahaan sebagai pihak yang mengetahui lebih detail tentang kondisi perusahaan akan
memberikan informasi keuangan perusahaan dengan menyampaikan laporan keuangan yang nantinya
bisa dijadikan sebagai landasan oleh calon investor dalam halmenentukan keputusan investasinya.
Teori sinyal relevan untuk menjelaskan penelitian ini, karena pengungkapan informasi
perusahaan berupa laporan keuangan bisa memberikan isyarat atau sinyal positif maupun negatif
tentang kondisi dan kinerja perusahaan kepada calon investor. Dalam teori sinyal dikatakan bahwa
ketika perusahaan memperoleh tingkat laba yang baik, maka perusahaan cenderung akan
mengungkapkan laporan keuangan dengan cepat karena hal ini merupakan goodnews yang bisa
dijadikan sebagai indikator oleh calon investor untuk membedakan perusahaan mana yang memiliki
kualitas baik, dan mana yang tidak. Sehingga seharusnya jangka waktu audit delay tidak akan terlalu
lama. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat laba yang rendah memiliki kemungkinan yang besar
dalam hal penundaan pengungkapan laporan keuangan karena hal ini bisa berpengaruhpada kepastian
harga saham serta minat investasi para investor. Artinya, ketepatan maupun keterlambatan
pengungkapan laporan keuangan oleh perusahaan akan bergantung pada bagaimana informasi-
informasi keuangan yang tersaji di laporan keuangan tersebut.
B. Teori Pemangku Kepentingan
Freeman (1984) dalam penelitian Umar et al. (2020) menyatakan bahwa stakeholder theory atau
teori pemangku kepentingan merupakan sebuah teori yang menjelaskan kepada siapa perusahaan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 4


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….
bertanggung jawab. Perusahaan tidak hanya bertanggung jawab kepada investor, tapi juga
bertanggung jawab besar kepada pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan yang dimaksud
merupakan pihak internal maupun eksternal perusahaan seperti pemegang saham atau institusi di luar
perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Ishaku dan Abdulkarim (2021) menyatakan bahwa teori ini menunjukkan kesuksesan
perusahaan baru dianggap nyata ketika perusahaan berhasil memuaskan para pemangku
kepentingannya. Ekosistem pemangku kepentingan melibatkan semua hal berpengaruh di perusahaan
seperti karyawan, vendor, dan lembaga pemerintahan.Teori pemangku kepentingan relevan untuk
menjelaskan penelitian ini karena ketika laporan keuangan tidak dipublikasikan tepat waktu, maka hal
ini akan merugikan semua pemangku kepentingan dan akan mengakibatkan kegagalan organisasi
dalam perusahaan. Dengan demikian, perusahaan sebagai pihak yang memiliki tanggung jawab
kepada pemangku kepentingan tidak bisa meremehkan seberapa besar dampak dari
penundaanpenyampaian laporan keuangan.
C. Profitabilitas
Profitabilitas adalah rasio keuangan yang menilai kemampuan satu perusahaan dalam hal
perolehan laba dan juga dapat mengukur tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir,
2018). Efektivitas manajemen dalam memperoleh laba dengan sebesar-besarnya akan menunjukan
kinerja yang baik bagi suatu perusahaan. Sehingga ketika tingkat profitabilitas tinggi maka efektivitas
perusahaan akan tinggi pula. Menurut Putri et al. (2022) profitabilitas perusahaan bisa dijadikan
sebagailandasan untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan. Profitabilitas bermanfaat bagi
pihak internal maupun eksternal perusahaan terutama orang-orang yang memiliki kepentingan dengan
perusahaan dimana profitabilitas bisa dijadikan sebagai salah satu landasan dalam pengambilan
keputusan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba dengan
memanfaatkan segala sumber daya yang dimilikinya seperti penjualan dari kegiatan operasional,
penggunaan asset, dan penanaman modal. Pengukuran profitabilitas bisa dijadikan sebagai landasan
untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. Menurut Kasmir (2018) profitabilitas dapat
diukur dengan rumus Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Earning per Share (EPS), Return On
Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Return On Investment (ROI).
1. Return on Asset (ROA)
Return on Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan (Kasmir, 2018). Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan
total aktiva. Semakin besar rasio ini semakin baik, karena apabila ROA meningkat maka profitabilitas
perusahaan juga meningkat yang artinya kinerja perusahaan semakin baik yang dampaknya mampu
memberikan pengembalian keuntungan dengan baik bagi pemilik maupun investor (pemegang
obligasi dan saham) dalam keseluruhan aset yang ditanamkan. Menurut Kasmir (2018) Return On
Assets (ROA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
lababersih setelah pajak
ROA= x 100 %...................................(2.1)
total aset
2. Return On Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba berdasarkan modal tertentu. Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola
modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik
modal sendiri sebagai pemegang saham perusahaan. Rumus untuk mencari rasio ini menurut Kasmir
(2018) adalah sebagai berikut :
laba bersih setelah pajak
ROE= x 100 ......................................(2.2)
total ekuitas
3. Return On Investment (ROI)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 5


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….
Return On Investment (ROI) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam total asset yang digunakan untuk
memperoleh keuntungan. Menurut Kasmir (2018) Return On Investment (ROI) adalah rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga
merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. ROI dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
(total penjualan−investasi)
ROI= x 100 %.................................(2.3)
investasi
Dalam penelitian ini profitabilitas diukur melalui ROA dikarenakan ROA memberikan ukuran
yang lebih baik untuk profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam
menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Selain itu menyesuaikan dengan variabel X2
yang perhitungannya melalui aset.
D. Aktivitas Perusahaan
Menurut Munawir (2014) dalam penelitian Batubara dan Putri (2021) dalam menilai kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya sehari- sehari, digunakan rasio aktivitas. Lubis et al.
(2021) menyatakan bahwa untuk mengukur efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan digunakan
rasio aktivitas. Rasio aktivitas adalah jenis rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa tingkat
efektivitas perusahaan dalam hal memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk melaksanakan
aktivitas perusahaan sehari-hari (Elaga et al., 2018). Pengukuran rasio aktivitas perusahaan bertujuan
untuk mengetahui keseimbangan yang layak antara pejualan dengan unsur-unsur aktiva dengan cara
membandingkan tingkat penjualan dengan investasi dari berbagai jenis aktiva perusahaan. Menurut
Kasmir (2018) aktivitas perusahaan dapat diukur dengan rumus Total Assets Turnover, Working
Capital Turnover, Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover, dan Receivable Turnover. Dalam
penelitian ini aktivitas perusahaan dihitung melalui Total Assets Turnover (TATO) dan dapat dihitung
melalui rumus sebagai berikut:
Penjualan
TATO= x 100 %.......................................................(2.4)
Total Aset
E. Audit Delay
Informasi yang tersaji di laporan keuangan kemungkinan merupakan informasi yang bias, sehingga
kewajaran atas laporan keuangan seringdiragukan. Agar laporan keuangan bisa dipercaya oleh pihak
eksternal, maka laporan keuangan perlu di audit untuk memastikan bahwa laporan keuangan terhindar
dari salah saji material. Laporan keuangan auditan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan,
mengingat auditor yang memeriksa laporan keuangan akan memberikan pendapat atau opini terkait
kewajaran atas informasi yang tersaji di laporan keuangan perusahaan tersebut. Dengan demikian,
untuk memperoleh keyakinan dari pihak eksternal, audit sangatlah diperlukan untuk memeriksa
kewajaran atas laporan keuangan perusahaan.
Dalam melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan, auditor harus berlandaskan pada standar-
standar audit yang sudah ditetapkan. Selain itu, ketelitian untuk menganalisis bukti-bukti juga sangat
diperlukan sehingga dalam proses audit akan memerlukan waktu yang cukup lama. Jangka waktu
yang diperlukan dalam penyelesaian audit suatu laporan keuangan terhitungdari tanggal laporan
keuangan yaitu 31 Desember sampai tanggal laporan opini audit dikeluarkan inilah yang disebut
sebagai audit delay. Ashton, Willingham, dan Elliot (1987) dalam penelitian Aisha dan Chariri (2022)
menyebutkan bahwa audit delay merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
laporan audit terhitung dari akhir tahun fiskal hingga tanggal laporan audit dikeluarkan. Rahayu et al.
(2021) menyatakan bahwa audit delay juga sering disebut sebagai audit report lag, durasi audit atau
audit reporting lead time. Audit delay muncul karena diperlukan kepercayaan yang tinggi untuk
laporan keuangan suatu perusahaan sebelum dipublikasikan. Sehingga perlu dilakukan suatu proses
sistematik yangdisebut dengan audit.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 6


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….
Keterlambatan penyampaian laporan keuangan auditan tahunan masih saja terjadi pada
perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan notasi khusus
yang disampaikan di website resmi Bursa Efek Indonesia per tanggal 29 Maret 2022, dari 72
perusahaan yang tercatat dengan notasi khusus, 24 diantaranya masih tercatat dengan notasi khusus
“L” yang artinya belum menyampaikan laporan keuangan. Padahal laporan keuangan auditan tahunan
merupakan salah satu laporan yang wajib disampaikan oleh perusahaan go public secara terbuka di
Bursa Efek Indonesia dan hal ini sejalan dengan signalling theory dimana laporan keuangan auditan
nantinya akan digunakan sebagai media yang menjelaskan kondisi perusahaan sehingga dapat
memberikan sinyal positif maupun negatif kepada para pihak eksternal yang menggunakan laporan
keuangan auditan ini sebagai acuan dalam memutuskan keputusan investasi saham di perusahaan
terkait.
Perusahaan merupakan pihak internal yang mengetahui kondisi perusahaan dengan baik
dibandingkan dengan pihak eksternal. Agar pihak eksternal bisa mengetahui bagaimana kondisi
keuangan perusahaan, maka diperlukan ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan
auditan tahunan. Hal ini sejalan dengan stakeholder theory, dimana ketika perusahaan bisa
mengungkapkan laporan keuangan auditan tahunan dengan tepat waktu maka perusahaan sudah
berhasil melakukan tanggung jawabnya sebagai perusahaan go public. Perusahaan yang berhasil
menyampaikan laporan keuangan auditan tahunan dengan tepat waktu memiliki jangka waktu audit
delay yang rendah. Sebaliknya, perusahaan dengan audit delay yang tinggi biasanya akan cenderung
terlambat dalam penyampaian laporankeuangan auditan di Bursa Efek Indonesia.
Dengan demikian, lamanya proses audit atau audit delay memiliki dampak yang besar bagi
perusahaan-perusahaan go public yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Semakin lama audit delay
maka semakin besar kemungkinan perusahaan akan menunda penyampaian laporan keuangan auditan
tahunan dan hal inilah yang bisa menimbulkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan auditan
tahunan di Bursa Efek Indonesia. Ketika perusahaan go public terlambat dalam menyampaikan
laporan keuangan auditan tahunan, secara tidak langsung hal ini merupakan sinyal buruk bagi pihak
eksternal. Selain itu, perusahaan juga dinilai tidak dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai
emiten terdaftar dengan baik. Hal ini akan berpengaruh pada reputasi perusahaan dikalangan pangsa
pasar yang luas.
Lamanya proses audit atau audit delay biasanya dipengaruhi oleh tingkat perolehan laba
perusahaan atau profitabilitas. Dimana jika profitabilitas perusahaan tinggi, maka lamanya proses
audit atau audit delay harusnya rendah. Mengingat tingkat profitabilitas perusahaan yang tinggi
merupakan goodnews yang harus segera disampaikan ke pihak eksternal sebagai sinyal positif terkait
kondisi keuangan perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Liwe et al. (2018) dan Aisha dan
Chariri (2022) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap audit
delay. Berbanding terbalik dengan penelitian Utomo dan Nasikin (2020) yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif signifikanterhadap audit delay.
Selain tingkat profitabilitas, lamanya audit delay juga dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk melaksanakan aktivitas operasionalnya sehari-
hari. Perusahaan dengan sistem pengendalian internal yang baik adalah perusahaan yang bisa dengan
efektif menggunakan sumber daya yang dimilikinya dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya
sehari-hari. Hal ini akan berdampak pada lingkup audit yang nantinya akan ditentukan oleh auditor.
Sehingga proses audit harusnya tidak terlalu lama. Hal ini sejalan dengan penelitian Endiana dan
Apriada (2020) yang menyatakan bahwa aktivitas perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap
audit delay.

METODE PENELITIAN

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 7


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan dari website resmi
Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id sebagai tempat penelitian. Waktu penelitian
mencakup data laporan keuangan tahun 2019-2021. Desain penelitian menggunakan jenis
kuantitatif asosiatif, menguji keterkaitan antara variabel independen (profitabilitas dan
aktivitas perusahaan) dengan variabel dependen audit delay. Metode analisis data melibatkan
analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan variabel, serta persamaan regresi data
panel. Populasi penelitian melibatkan seluruh perusahaan sektor barang konsumen primer
yang terdaftar di BEI (87 perusahaan), dengan sampel penelitian berjumlah 17 perusahaan
yang memenuhi kriteria tertentu. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi
dengan mengakses langsung data laporan keuangan dari situs resmi BEI. Variabel
independen melibatkan profitabilitas (diukur dengan Return on Assets) dan aktivitas
perusahaan (diukur dengan Total Assets Turnover), sedangkan variabel dependen adalah
audit delay. Metode analisis data melibatkan uji statistik deskriptif, persamaan regresi data
panel, serta uji Chow, Hausman, multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi, dan uji t
untuk pengujian hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Hasil Penelitian

Penelitian ini fokus pada sektor barang konsumen primer dengan periode penelitian dari
tahun 2019 hingga 2021, memilih 17 perusahaan dari total 87 perusahaan dalam klasifikasi D
"Indonesia Stock Exchange Industrial Classification" (IDX-IC). Sektor ini melibatkan
industri-produk dasar yang tidak terlalu terpengaruh oleh pertumbuhan ekonomi. Data
sekunder yang digunakan berasal dari laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan di
website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id, serta referensi lain yang
mendukung penelitian. Pengolahan data menggunakan software Eviews. Analisis statistik
deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel penelitian, termasuk
Profitabilitas (ROA), Aktivitas Perusahaan (TATO), dan variabel dependen Audit Delay.
Dalam rangkaian analisis ini, nilai rata-rata, minimum, maksimum, dan standar deviasi dari
setiap variabel diuraikan untuk memberikan gambaran komprehensif, tabel tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Analisi Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 51 -20 61 8,86 12,575


TATO 51 ,0133 31,1724 1,656669 4,2851047
Audit Delay 51 68 177 92,88 21,231
Valid N (listwise) 51
Sumber : Hasil Output Eviews, 2023
Berdasarkan tabel 1 dijelaskan bahwa data yang diteliti pada perusahaan sektor barang konsumen
primer yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019-2021 dalam penelitian ini
berjumlah 51 data. Output ROA memiliki nilai minimum -20 dan nilai maksimum 61 dengan nilai

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 8


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….
rata-rata 8,86 dan std deviation 12,575. Output TATO memiliki nilai minimum 0,0133 dan nilai
maksimum 31,1724 dengan nilai rata-rata 1,656 dan std deviation 4,28. Output Audit Delay
memiliki nilai minimum 68 dan nilai maksimum 177 dengan nilai rata-rata 92,88 dan std deviation
21,231.
Analisa data untuk pengujian hipotesis menggunakan uji regresi data panel yang dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut:
Y = α + β1X1+ β2X2 + e.............................................................(4.1)
Dimana:
Y = Audit Delay
α = Konstanta
X1 = Profitabilitas
X2 = Aktivitas Perusahaan
β1& β2 = Koefisien Regresi
e = error
Berikut hasil uji regresi data panel berdasarkan output eviews:

Tabel 2. Hasil Uji Persamaan Regresi Data Panel


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 08/29/23 Time: 12:34
Sample: 2019 2021
Periods included: 3
Cross-sections included: 17
Total panel (balanced) observations: 51

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 86.55067 3.743554 23.11992 0.0000


X1 58.08982 25.52916 2.275430 0.0297
X2 0.724288 0.752950 0.961934 0.3433

Effects Specification

Sumber : Hasil Output Eviews, 2023


Dari tabel 4.2 dapat diketahui persamaan regresi dalam penelitian ini sebagai berikut :
Y = α + β1X1+ β2X2 + e.............................................................(4.1)
Y = 86,550 - 0,775β1 - 1,287β2 + e
86.5506728974 + 58.0898240557*X1 + 0.724288043388*X2 + [CX=F]

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 9


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….
Dimana:
Y = Audit Delay
α = Konstanta
X1 = Profitabilitas
X2 = Aktivitas Perusahaan
β1& β2 = Koefisien Regresi
e = error
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
1. Variabel ROA dan variabel TATO memiliki nilai positif terhadap audit delay.
2. Koefisien ROA memiliki nilai -0,775
Koefisien TATO memiliki nilai -1,287
Dengan kriteria pengujian hipotesis :
1. Jika nilai p value ≥ α (taraf signifikan sebesar 0,05), maka H0 diterima
sehingga model yang paling tepat digunakan adalah Commont Effect Model
2. Jika nilai p value ≤ α maka H0 ditolak sehingga model yang paling tepat
digunakan adalah Fixed Effect Model.
Maka hipotesis yang digunakan adalah:
H0 = Commont Effect Model (CEM)
H1 = Fixed Effect Model (FEM)
Berikut output hasil olah data uji chow menggunakan e-views:
Tabel 3. Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1.927177 (16,32) 0.0559


Cross-section Chi-square 34.413458 16 0.0048

Sumber: Hasil Output Eviews, 2023


Hasil pada tabel 4.3 menunjukkan probability dari cross-section chi-square sebesar 0,0048 lebih
rendah dari 0,05. Maka sesuai kriteria keputusan maka pada model ini menggunaka model fixed.
Karena pada uji chow yang dipilih menggunakan model fixed, maka perlu melakukan pengujian
lanjutan dengan uji hausman untuk menentukan model fixed atau random yang digunakan.
Untuk menentukan hasil pada uji hausman adalah dengan menilai probability cross-sectionnya,
apabila < 0,05 maka model yang digunakan adalah fixed, tetapi apabila probability > 0,05 maka
model yang digunakan adalah random. Berikut hasil uji hausman dapat dilihat pada tabel 4.4:

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 10


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….
Tabel 4. Hasil Uji Hausman
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/29/23 Time: 12:55
Sample: 2019 2021
Periods included: 3
Cross-sections included: 17
Total panel (balanced) observations: 51
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 87.81571 4.437877 19.78778 0.0000


X1 45.91640 23.08077 1.989379 0.0524
X2 0.611212 0.679321 0.899739 0.3728

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 10.84230 0.2567


Idiosyncratic random 18.45011 0.7433

Weighted Statistics

Sumber: Hasil Output Eviews, 2023


Pada hasil tabel 4.4 menunjukkan nilai probabilty cross-section random sebesar 0,0201 lebih
rendah dari 0,05, artinya pada hasil uji hausman memilih menggunakan model fixed. Berdasarkan
hasil pemilihan model data panel, maka untuk menilai uji regresi data panel menggunakan model
fixed dalam menentukan keputusan hasil penelitian ini
Pengujian ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara
variabel bebas (independen).Model yang baik adalah model yang tidak terjadi korelasi antar variabel
independennya. Menurut Gujarati (2013), jika koefisien korelasi antarvariabel bebas > 0,8 maka dapat
disimpulkan bahwa model mengalami masalah multikolinearitas. Sebaliknya, koefisien korelasi < 0,8
maka model bebas dari multikolinearitas.
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas

X1 X2

X1 1.000000 -0.174457
X2 -0.174457 1.000000

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 11


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….

Sumber: Hasil Output Eviews, 2023


Berdasarkan hasil pada tabel 4.5. dapat dilihat semua korelasi antara variabel independen tidak ada
yang memiliki nilai lebih dari 0,8. Artinya pada model regresi ini tidak terjadi multikolinieritas atau
dalam model ini tidak terdapat korelasi antara variabel independen.
II. PEMBAHASAN
Hasil uji t menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap audit delay
hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2,275 yang artinya lebih kecil dari t tabel 3,18245.
Nilai probabilitas lebih kecil dari level of significance (α=0,05) yaitu 0,001. Artinya variabel
Profitabilitas secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap Audit Delay. Sehingga
H1 yang menyatakan “profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit delay” dapat
diterima.
Hasil temuan ini membuktikan bahwa semakin tinggi profitabilitas yang didapatkan perusahaan
maka akan mengurangi audit delay yang dialami perusahaan. Profitabilitas menentukan keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit
merupakan berita baik bagi perusahaan. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang
berisi berita baik.
Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam
pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk menyampaikan kabar baik
secepatnya kepada publik. Mereka juga memberikan alasan bahwa auditor yang menghadapi
perusahaan yang mengalami kerugian memiliki respon yang cenderung lebih berhati hati dalam
melaksanakan proses Audit. Jika perusahaan menghasilkan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi
maka audit delay akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang lebih
rendah.
Dalam teori sinyal dikatakan bahwa ketika perusahaan memperoleh tingkat laba yang baik, maka
perusahaan cenderung akan mengungkapkan laporan keuangan dengan cepat karena hal ini
merupakan goodnews yang bisa dijadikan sebagai indikator oleh calon investor untuk membedakan
perusahaan mana yang memiliki kualitas baik, dan mana yang tidak. Berdasarkan hasil penelitian
sudah mencerminkan teori sinyal.
Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa aktivitas perusahaan secara parsial positif tidak
berpengaruh signifikan terhadap audit delay, hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 0,961
yang artinya lebih kecil dari t tabel 3,18245. Nilai probabilitas lebih besar dari level of significance
(α=0,05) yaitu 0,3433. Artinya variabel Aktivitas Perusahaan secara parsial positif tidak berpengaruh

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 12


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….
signifikan terhadap Audit Delay. Sehingga H2 yang menyatakan “aktivitas secara parsial berpengaruh
negatif signifikan terhadap audit delay” tidak dapat diterima.
Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis ditolak, sehingga meningkatnya rasio aktivitas dapat
meningkatkan audit delay. Perusahaan yang belum mampu memaksimalkan pemanfaatan aktiva yang
dimiliki berarti bahwa perusahaan belum sepenuhnya dikelola dan pengawasan yang dilakukan
kurang baik sehingga perusahaan belum mampu memperoleh manfaat ekonomis yang diperoleh akan
maksimal. Kondisi seperti ini bagi auditor menggambarkan bahwa perusahaan belum mampu
memaksimalkan pengawasan sehingga lingkup audit yang diambil tidak luas sehingga akan dapat
memperlambat proses audit yang dilakukan.
Hasil penelitian ini mencerminkan stakeholder theory, Freeman (1984) dalam penelitian Umar et
al. (2020) menyatakan bahwa stakeholder theory atau teori pemangku kepentingan merupakan sebuah
teori yang menjelaskan kepada siapa perusahaan bertanggung jawab. Perusahaan tidak hanya
bertanggung jawab kepada investor, tapi juga bertanggung jawab besar kepada pemangku
kepentingan. Pemangku kepentingan yang dimaksud merupakan pihak internal maupun eksternal
perusahaan seperti pemegang saham atau institusi di luar perusahaan yang memiliki pengaruh
terhadap perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Ishaku dan Abdulkarim (2021)
menyatakan bahwa teori ini menunjukkan kesuksesan perusahaan baru dianggap nyata ketika
perusahaan berhasil memuaskan para pemangku kepentingannya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis terkait pengaruh profitabilitas dan aktivitas perusahaan
terhadap audit delay pada sektor barang konsumen primer di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2019–2021, ditemukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap audit
delay. Temuan ini menegaskan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas, semakin rendah pula
tingkat audit delay, mengindikasikan bahwa profitabilitas memainkan peran krusial dalam
mengurangi keterlambatan audit perusahaan. Namun, aktivitas perusahaan tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap audit delay, menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas tidak secara langsung
berkontribusi pada pengurangan keterlambatan audit. Hal ini dapat disimpulkan bahwa manajemen
perusahaan perlu lebih memperhatikan aspek aktivitas guna meningkatkan efisiensi pengelolaan aset
dan pengawasan, sehingga dapat optimal dalam mendapatkan manfaat ekonomis.
DAFTAR REFERENSI

Aisha, A. N., & Chariri, A. (2022). Determinan Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2017-2019. Diponegoro Journal of
Accounting, 11(1), 1–14.

Batubara, H. C., & Putri, A. A. (2021). Pengaruh Ratio Profitabilitas dan Ratio Aktivitas Terhadap
Current Ratio pada Perusahaan Sub Sektor Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. MANEGGIO: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 4(1), 51–61.
https://doi.org/https://doi.org/10.30596/maneggio.v4i1.6647

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 13


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….
Bursa Efek Indonesia. (29 Maret 2022). Notasi Khusus. Bursa Efek Indonesia ..

https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/notasi-khusus/

Clarisa, S., & Pangerapan, S. (2019). Pengaruh Ukuran Kap Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan
Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA, 7(3), 3069–
3078.

Elaga, M. P., Dandi S, W. A., & Agung P, M. K. (2018). Analisis Rasio Aktivitas Untuk Menilai
Kinerja Keuangan Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. SIJDEB, 2 (4), 1–11.

Endiana, I. D. M., & Apriada, I. K. (2020). Analisis Dampak Internal Yang Mempengaruhi Audit
Delay. Accounting Profession Journal, 2(2), 82–93. https://doi.org/10.35593/apaji.v2i2.15

Gaol, R. L., & Duha, K. S. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan,
7(1), 64–74. https://doi.org/10.54367/jrak.v7i1.1157

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8).
Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ishaku, A., & Abdulkarim, H. (2021). Moderating Effect of Audit Quality on the Relationship
Between Board Characteristics and Audit Report Lag of Listed Non-Financial Companies in
Nigeria. Research Journal of Finance and Accounting, May. https://doi.org/10.7176/rjfa/12-8-
06

Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada.

Kristanti, C., & Mulya, H. (2021). The Effect of Leverage, Profitability

and the Audit Committe on Audit Delay with Company Size as a Moderated Variables. DIJEFA
Dinasti International Journal of Economics, Finance and Accounting, 2(3), 253–264.
https://doi.org/https://doi.org/10.38035/dijefa.v2i3

Liwe, A. G., Manossoh, H., & Mawikere, L. M. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia). Jurnal Riset Akuntansi Going Concern, 13(2), 99–108.

https://doi.org/https://doi.org/10.32400/gc.13.02.19105.2018

Lubis, A. T., Sembiring, S., & Safriandi, F. (2021). Perspektif Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas
dan Rasio Aktivitas terhadap Profitabilitas Perusahaan pada Sub Sektor Transportasi di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal EBI, 3(2), 9–14. https://doi.org/10.52061/ebi.v3i2.43

Lubis, A. W., & Abdullah, I. (2021). Pengaruh Tingkat Solvabilitas Dan Profitabilitas Terhadap Audit
Delay Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019.
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Kontemporer (JAKK), 4(1), 59–66.
https://doi.org/10.30596/jakk.v4i1.6877

Nugroho, B. A., Suripto, & Effriyanti. (2021). Audit Committee, Effectiveness, Bankruptcy
Prediction, and Solvency Level Affect Audit Delay. International Journal of Science and
Society, 3(2), 176–190. https://doi.org/10.54783/ijsoc.v3i2.328

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 14


Judul Artikel dalam Font 12……………………………………………………….
Putri, M. S., Amin, M., & Sari, A. F. K. (2022). Pengaruh Profitabilitas, Reputasi Kantor Akuntan
Publik, Financial Distress Terhadap Audit Delay (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Property
dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, 11(02), 16–24.

Rahayu, P., Khikmah, S. N., & Dewi, V. S. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Solvabilitas, Ukuran KAP dan Financial Distress Terhadap Audit Report Lag. Journal
Unimma, 2(2), 467–481.

Saputra, A. D., & Fadjarenie, A. (2022). The Effect of Profitability, Solvency and Internal Audit on
Audit Delay (Empirical Study on Mining Companies on the Indonesia Stock Exchange in
2017 - 2019). Asian Journal of Social Science Studies, 7(2), 36–44.
https://doi.org/10.20849/ajsss.v7i2.1008

Sihite, E. W. P. B. (2020). Analysis of the Effect of Firm Size, Profitability, Solvency and Reputation
of Public Accounting Firms on Audit Delay in LQ 45 Companies Listed on the Indonesia
Stock Exchange in 2010-2016. International Journal of Applied Finance and Business
Studies, 8(2), 51–59.

Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00015/BEI/01-2021. Perubahan Peraturan
Nomor I-E Tentang Kewajiban Penyampaian Informasi.
https://www.idx.co.id/media/9622/peraturan_i_e_kewajiban_penyampaian_i nformasi.pdf

Umar, A. U. A. Al, Pitaloka, H., Savitri, A. S. N., & Kabib, N. (2020). Factors Affecting Audit Delay
Moderated by Profitabilitu of Companies in The Jakarta Islamic Index. JASa (Jurnal
Akuntansi, Audit Dan Sistem Informasi Akuntansi), 4(1), 1–10.
https://doi.org/htttps://doi.org/10.36555/jasa.v4i1.1288

Utomo, A., & Nasikin, D. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Solvabilitas
Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Properti dan Real Estate. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
FEB Universitas Brawijaya, 9(1), 1–18.

Yanasari, L. F., Rahayu, M., & Utami, N. E. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Solvabilitas
Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
IKRA-ITH Ekonomika, 4(1), 84–93.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – Tahun 15

You might also like