You are on page 1of 12

Jurnal Akademika Baiturrahim Cici Sahara, Mila Triana Sari,

Vol.6 No.1 Maret 2017

INDIKATOR KELUARGA SEHAT DI KELURAHAN LEBAK BANDUNG


KOTA JAMBI

Cici Sahara1), Mila Triana Sari2)


Program Studi S1 Keperawatan STIKBA Jambi1)2)
E Mail: milatrianasari273@yahoo.com

ABSTRACT

Background: Indicators of Healthy Families is an indicator / labeling of the health status


of the family. Family declared healthy families if they meet 12 indicators of a healthy
family that consists of a family planning program, pregnant women antenatal check
(ANC) according to standards, Babies get complete immunization, exclusive
breastfeeding infants 0-6 months, growth monitoring Toddler, Tuberculosis Patients
according to the standard treatment, patients regularly treated hypertension, severe
Mental Disorder Patients treated, there is no family member who smokes, Having Means
Water, Using latrines healthy, and A family is already a member of the National Health
Insurance (JKN). The purpose of this research is to know the description of indicators of
healthy families in the village of Lebak Bandung city of Jambi.
Methods: This research is a quantitative descriptively. The samples on this research 65
KK through the technique of "Simple Random Sampling". The data were obtained using a
questionnaire of Family Health Profile (PROKESGA). Univariate analysis of data
presented in tabular form and narrated by tekstuler frequency.
Results: The results showed that the family 44.6% is a Healthy Family, 50,8% Pre
Healthy Families, and 4.6% Unhealthy family.
Expected Village Lebak Bandung and health center Simpang Kawat is working together
to socialize, and motivate the community in implementing the 12 indicators of Healthy
Families, so created a healthy Neighborhood.
Keywords: Indicators of Healthy Families

PENDAHULUAN dan pemerataan pelayanan kesehatan


(Kemenkes, 2015).
Indonesia saat ini sedang gencar Program Indonesia Sehat
melakukan upaya dalam meningkatkan dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu
derajat kesehatan masyarakatnya. Salah paradigma sehat, penguatan pelayanan
satu visi dan misi Presiden Jokowi - JK kesehatan dan jaminan kesehatan
terdapat pada Agenda ke 5 Prioritas nasional. Penerapan paradigma sehat
(NAWA CITA) yaitu meningkatkan dilakukan dengan strategi
kualitas hidup manusia Indonesia pengarusutamaan kesehatan dalam
dengan membuat Program Indonesia pembangunan, penguatan promotif
Sehat. Program Indonesia Sehat preventif dan pemberdayaan masyarakat.
merupakan pembangunan kesehatan Pada penguatan pelayanan kesehatan
yang tertuang dalam Rencana Strategi dilakukan dengan strategi peningkatan
Kemenkes pada periode 2015-2019 akses pelayanan kesehatan, optimalisasi
dengan sasaran meningkatkan derajat sistem rujukan dan peningkatan mutu
kesehatan dan status gizi masyarakat pelayanan kesehatan, menggunakan
melalui upaya kesehatan dan pendekatan continuum of care & life
pemberdayaan masyarakat yang cycle, serta intervensi berbasis risiko
didukung dengan perlindungan finansial kesehatan. Sementara itu jaminan

46
Jurnal Akademika Baiturrahim Cici Sahara, Mila Triana Sari,
Vol.6 No.1 Maret 2017

kesehatan nasional dilakukan dengan Keluarga Sehat memiliki 80% indikator


strategi perluasan sasaran dan benefit baik, Keluarga Pra sehat memiliki 50 –
serta kendali mutu dan kendali biaya 80% indikator baik, dan Keluarga tidak
(Renstra Kemenkes, 2015). sehat memiliki < 50% indikator baik
Pendekatan continuum of care & (Kemenkes, 2015).
life cycle berkesinambungan pada Di dalam Profil kesehatan
seluruh tahapan siklus kehidupan Provinsi Jambi Tahun 2014 didapatkan
manusia untuk mewujudkan keluarga hasil proporsi peserta KB aktif sebesar
sehat. Keluarga merupakan suatu sistem 76,8%, pencapaian K1 dan K2 pada ibu
terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh hamil belum mencapai target 100% dan
supra sistemnya yaitu lingkungan 95% yaitu sebesar 98,89% dan 93,39%,
(masyarakat) dan dapat mempengaruhi cakupan imunisasi dasar lengkap pada
masyarakat (supra sistem) (Muwarni, bayi 89,01%, cakupan pemberian ASI
2007 dalam Irawati,dkk,2011).Sehat Eksklusif sebesar 73,62% masih jauh
atau Kesehatan adalah sejahtera dari dari target nasional sebesar 80%,
badan, jiwa dan sosial yang cakupan penimbangan balita di
memungkinkan setiap orang hidup posyandu sebesar 76,63%, angka
produktif secara sosial dan ekonomi success rate Tuberculosis (TB) sebesar
(Depkes RI, 2006). 86,79%, prevalansi hipertensi
Keluarga sehat merupakan suatu berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
keadaan baik secara menyeluruh 7,4%, prevalansi gangguan jiwa sebesar
termasuk kondisi fisik, mental dan sosial 0,9%, Proporsi perokok saat ini 10 tahun
yang memungkinkan keluarga yang keatas di provinsi Jambi adalah 22,9
terdiri dari individu-individu yang persen (Riskesdas, 2013), cakupan
dikepalai oleh seorang kepala keluarga kepesertaan JKN yang diselenggarakan
yang tinggal dalam satu lingkungan atau BPJS sebanyak 41,21% dari jumlah
rumah dapat hidup produktif secara penduduk 3.260.511 jiwa, hasil capaian
sosial dan ekonomis (Kemenkes, 2015). akses air minum berkualitas sebesar
Pemerintah membuat program 71,93% melebihi target yang ditetapkan
Indikator Keluarga Sehat (IKS) untuk sebesar 65%, dan cakupan jamban sehat
menilai atau mengukur tingkat sebesar 78,9% (Bidang P2PL,2014).
kemajuan keluarga sehat di tiap wilayah. Data yang diperoleh dari
Terdapat 12 indikator yang telah Puskesmas Simpang Kawat yang
ditetapkan pemerintah yaitu : Keluarga membawahi empat kelurahan di
mengikuti program KB, Ibu hamil kecamatan Jelutung untuk Tahun 2015
memeriksakan kehamilannya (ANC) didapatkan peserta KB aktif sebesar
sesuai standar, Bayi mendapatkan 56,04%, pencapaian K1 dan K2 pada ibu
Imunisasi lengkap, Pemberian ASI hamil yaitu sebesar 96,7%, cakupan
eksklusif bayi 0-6 bulan, Pemantauan imunisasi dasar lengkap pada bayi
pertumbuhan Balita, Penderita Tb Paru 99,5%, cakupan pemberian ASI
yang berobat sesuai standar, Penderita Eksklusif sebesar 54,8%, cakupan
Hipertensi yang berobat teratur, penimbangan balita periode Februari –
Penderita Gangguan Jiwa berat yang Juli 2015 sebesar 68,2% (0-23 bulan)
diobati, Tidak ada anggota keluarga dan 82,2% (24-59 bulan), angka success
yang merokok, Mempunyai Sarana Air rate Tuberculosis (TB) sebesar 13
bersih, Menggunakan Jamban Sehat, dan orang, penderita hipertensi berdasarkan
Sekeluarga sudah menjadi anggota diagnosis tenaga kesehatan 44 orang,
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). penderita gangguan jiwa 12 orang, hasil
Bentuk Pencapaian dari indikator capaian akses air minum berkualitas
keluarga sehat dapat dinyatakan dengan

47
Jurnal Akademika Baiturrahim Cici Sahara, Mila Triana Sari,
Vol.6 No.1 Maret 2017

sebesar 90,07%, dan cakupan jamban 24-28 Agustus Tahun 2016.


sehat sebesar 80,0%. Pengumpulan data diperoleh dengan
Survey awal yang peneliti lakukan cara pengisian kuesioner dari Prokesga.
pada tanggal 10 Mei 2016 dengan Analisa data dilakukan secara univariat
melakukan wawancara terhadap 7 yang disajikan dalam bentuk tabel
keluarga di Kelurahan Lebak Bandung frekuensi dan dinarasikan secara
didapatkan dari 3 keluarga dengan tekstuler.
Pasangan Usia Subur (PUS) semuanya
mengikuti program KB, 3 ibu pasca HASIL DAN PEMBAHASAN
bersalin saat hamil memeriksakan Hasil
kehamilannya (ANC) sesuai standar, 3
A. Karakteristik Responden
Bayi mendapatkan imunisasi dasar
lengkap, 2 dari 3 bayi yang 1. Distribusi Responden Berdasarkan
mendapatkan pemberian ASI eksklusif RT
0-6 bulan, 3 bayi melakukan Jumlah Jumlah
No RT %
pemantauan pertumbuhan tiap bulannya, Keluarga Jiwa
7 keluarga tidak ada yang menderita TB 1 9 10 39 15,2
Paru dan Gangguan Jiwa berat, dari 7
2 14 7 32 12,5
keluarga ada 2 orang yang menderita
Hipertensi tetapi tidak berobat secara 3 20 9 30 11,7
teratur, dari 7 keluarga hanya terdapat 2 4 21 4 12 4,7
keluarga yang tidak memiliki anggota 5 22 8 31 12,1
yang merokok sedangkan 5 keluarga 6 24 10 40 15,6
memiliki anggota perokok, dari 7 7 25 9 37 14,5
keluarga semuanya memiliki sumber air
bersih, menggunakan jamban sehat, dan 8 38 8 35 13,7
telah menjadi anggota JKN. Total 65 256 100
Berdasarkan informasi dan Berdasarkan Tabel diatas,
permasalahan diatas, peneliti tertarik diperoleh gambaran responden
untuk melakukan sebuah penelitian berdasarkan RT, Jumlah
ilmiah berjudul “Gambaran Indikator
menunjukkan bahwa Rt dengan
Keluarga Sehat di Kelurahan Lebak
Bandung Kota Jambi Tahun 2016”. Jumlah Keluarga dan Jumlah Jiwa
terbanyak ada pada Rt.29 dengan 10
METODE PENELITIAN Keluarga (15,4%) dan 40 Jiwa
(15,6%).
Penelitian ini merupakan 2. Distribusi Responden Berdasarkan
penelitian deskriptif kuantitatif. Tujuan Jenis Umur
penelitian ini untuk mengetahui
gambaran indikator keluarga sehat yang No Umur Jumlah %
terdapat di Kelurahan Lebak bandung 1 28-30 thn 5 7,7
Tahun 2016. 2 31- 39 12 18,4
Populasi dalam penelitian ini thn
adalah 8 RT dengan KK terbanyak dari 3 40 – 60 25 38,5
40 RT di Kelurahan Lebak Bandung
thn
yang berjumlah 557 KK. Sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik 4 >60 thn 23 35,4
Simple Random Sampling sejumlah 65 Total 65 100
responden. Penelitian ini dilaksanakan di Berdasarkan tabel diatas,
Kelurahan Lebak Bandung pada tanggal menunjukkan bahwa KK dengan

48
Jurnal Akademika Baiturrahim Cici Sahara, Mila Triana Sari,
Vol.6 No.1 Maret 2017

umur terbanyak ada pada umur 40-


5 Petani 1
49 tahun yakni 25 KK (38,5%). 1,5
3. Distribusi Responden Berdasarkan 27,
6 Buruh 18
Jenis Kelamin 6
Jenis Total 65 100
No Jumlah %
Kelamin Berdasarkan tabel diatas,
1 Perempuan 9 13,8 menunjukkan bahwa Pekerjaan KK
2 Laki-laki 56 86,2 paling banyak pada kelompok
Total 65 100 Wiraswasta/Jasa/ Pedagang yakni 24
Berdasarkan tabel diatas, KK (37,0%).
menunjukkan bahwa Jenis Kelamin 12 Indikator Keluarga Sehat
KK di dominasi oleh Laki-laki Kelurahan Lebak Bandung Tahun
yakni 56 KK (86,2%). 2016
4. Distribusi Responden 1. Keluarga mengikuti Program
Berdasarkan Pendidikan KB
Kelompok No Karakteristik Frekuensi %
No Jlh %
Pendidikan 75,
1 Ya 22
1 Tidak Sekolah 0 0 9
Tidak Tamat 24,
2 4 6,1 2 Tidak 7
SD/MI 1
3 Tamat SD/MI 6 9,2 Jumlah 29 100
Tamat Berdasarkan Tabel diatas,
4 13 20,0
SMP/MTS menunjukkan bahwa dari 65
Tamat keluarga terdapat 29 Keluarga
5 37 57,0
SMA/MA merupakan Pasangan Usia Subur
6 Tamat PT 5 7,7 (PUS) yang terdiri dari 22
Total 65 100,0 keluarga (75,9%) telah mengikuti
Berdasarkan tabel diatas, program KB serta 7 keluarga
menunjukkan bahwa dari 65 KK (24,1%) tidak mengikuti Program
Pendidikan tertinggi paling banyak KB, sedangkan 36 keluarga
pada Tamat SMA/MA dengan 37 KK lainnya tidak termasuk dalam
(57,0%). indikator dikarenakan Lansia dan
5. Distribusi Responden Berdasarkan Janda.
Pekerjaan 2. Ibu hamil memeriksakan
Kelompok kehamilannya (ANC) sesuai
No Jlh % standar
Pekerjaan
1 Tidak Bekerja 11 17 N Karakteristi Frekuens
%
o k i
2 PN /Pensiunan 4 87,
6,1 1 Ya 7
10, 5
3 Pegawai Swasta 7 12,
8 2 Tidak 1
Wiraswasta / Jasa / 5
4 24 37 Jumlah 8 100
Pedagang

49
Jurnal Akademika Baiturrahim Cici Sahara, Mila Triana Sari,
Vol.6 No.1 Maret 2017

Berdasarkan Tabel diatas, saja sejak lahir sampai usia 6


menunjukkan bahwa dari 65 bulan dan 4 keluarga (50%) tidak
keluarga terdapat 8 Keluarga memberikan bayinya ASI
memiliki ibu pasca bersalin Eksklusif, sedangkan 57 keluarga
dengan 7 keluarga (87,5%) tidak termasuk indikator
menyatakan saat hamil dikarenakan tidak memiliki bayi
memeriksakan kehamilannya usia (7-23 bulan).
sesuai standar dan 1 keluarga 5. Pemantauan Pertumbuan Balita
(12,5%) tidak memeriksakan No Karakteristik Frekuensi %
kehamilannya, sedangkan 57 1 Ya 19 95
keluarga tidak termasuk dalam 2 Tidak 1 5
indikator dikarenakan tidak Jumlah 20 100
terdapat ibu pasca bersalin. Berdasarkan Tabel diatas,
3. Bayi mendapatkan Imunisasi menunjukkan bahwa dari 65
Dasar Lengkap keluarga terdapat 20 keluarga
No Karakteristik Frekuensi % memiliki balita usia 2-59 bulan
1 Ya 10 91 yang terdiri dari 19 keluarga
2 Tidak 1 9 (95%) telah melakukan
Jumlah 11 100 pemantauan pertumbuhan balita
Berdasarkan Tabel diatas, dengan penimbangan bulan lalu
menunjukkan bahwa dari 65 pada balitanya di posyandu dan 1
Keluarga terdapat 11 keluarga keluarga tidak melakukan
memiliki anak (usia 12-28 bulan) penimbangan pada balitanya,
yang terdiri dari 10 keluarga sedangkan 45 keluarga tidak
(91%) yang telah melakukan termasuk indikator dikarenakan
imunisasi dasar lengkap dan 1 tidak memiliki balita usia 2-59
keluarga (9%) tidak melakukan bulan.
imunisasi dasar lengkap, 6. Penderita TB Paru berobat sesuai
sedangkan 54 keluarga tidak standar
termasuk indikator dikarenakan No Karakteristik Frekuensi %
tidak memiliki anak (usia1-2 1 Ya 1 100
tahun). 2 Tidak 0 0
4. Bayi mendapatkan ASI Esklusif Jumlah 1 100
0-6 bulan Berdasarkan Tabel diatas
No Karakteristik Frekuensi % menunjukkan bahwa dari 65
1 Ya 4 50 keluarga terdapat 1 keluarga (100
2 Tidak 4 50 %) yang menderita TB Paru dan
Jumlah 8 100 telah berobat sesuai standar
Berdasarkan Tabel diatas, sedangkan 64 keluarga tidak
menunjukkan bahwa dari 65 termasuk indikator dikarenakan
keluarga terdapat 8 keluarga tidak memiliki anggota keluarga
memiliki bayi usia (7-23 bulan) penderita TB Paru.
yang terdiri dari 4 keluarga (50%) 7. Penderita Hipertensi Berobat
telah memberikan bayinya ASI secara teratur

50
Jurnal Akademika Baiturrahim Cici Sahara, Mila Triana Sari,
Vol.6 No.1 Maret 2017

No Karakteristik Frekuensi % Berdasarkan Tabel diatas,


1 Ya 9 53 menunjukkan bahwa dari 65
2 Tidak 8 47 Keluarga hanya 23 keluarga
Jumlah 17 100 (35,4%) tidak ada anggota
Berdasarkan Tabel diatas, keluarga yang merokok
menunjukkan bahwa dari 65 sedangkan 42 keluarga (64,6%)
keluarga terdapat 17 keluarga memiliki anggota keluarga yang
Penderita Hipertensi yang terdiri merokok.
dari 9 keluarga (53%) yang 10. Keluarga memiliki sumber air
penderita hipertensinya berobat bersih
secara teratur dan 8 keluarga (47%) No Karakteristik Frekuensi %
penderita hipertensinya tidak 1 Ya 65 100
berobat teratur atau hanya berobat 2 Tidak 0 0
apabila merasakan keluhan yang Jumlah 65 100
telah parah, sedangkan 48 keluarga Berdasarkan Tabel diatas,
tidak termasuk indikator menunjukkan bahwa 65 Keluarga
dikarenakan tidak terdapat (100%) telah memiliki akses
Penderita Hipertensi. terhadap air bersih dan
8. Penderita Gangguan Jiwa berat menggunakannya untuk
yang diobati kebutuhan sehari-hari yang
No Karakteristik Frekuensi % dominan menggunakan PDAM
1 Ya 1 100 dan air sumur
2 Tidak 0 0 11. Keluarga menggunakan Jamban
Jumlah 1 100 Sehat
Berdasarkan Tabel diatas, No Karakteristik Frekuensi %
menunjukkan bahwa dari 65 1 Ya 65 100
keluarga di Kelurahan Lebak 2 Tidak 0 0
bandung terdapat 1 Keluarga Jumlah 65 100
(100%) yang mempunyai anggota Berdasarkan Tabel diatas,
keluarga penderita gangguan jiwa menunjukkan bahwa 65 keluarga
dan telah diobati serta tidak (100%) memiliki dan
ditelantarkan, sedangkan 64 menggunakan jamban leher angsa
keluarga tidak termasuk indikator dengan tangki septik atau lubang
dikarenakan tidak terdapat penampungan kotoran sebagai
Penderita Gangguan Jiwa berat. pembuangan akhir dan jarak
9. Tidak ada anggota keluarga yang antara jamban dengan
merokok penampungan air >10 meter.
No Karakteristik Frekuensi % 12. Sekeluarga telah menjadi Anggota
35, JKN
1 Ya 23
4 Karakteristi
No Frekuensi %
64, k
2 Tidak 42
6 78,
1 Ya 51
Jumlah 65 100 5

51
Jurnal Akademika Baiturrahim Cici Sahara, Mila Triana Sari,
Vol.6 No.1 Maret 2017

21, ASI Eksklusif adalah


2 Tidak 14 pemberian ASI saja tanpa
5
Jumlah 65 100 memberikan tambahan makanan atau
minuman lain pada bayi usia 0-6
Berdasarkan Tabel diatas, bulan, sehingga dengan pemberian
menunjukkan bahwa dari 65 ASI ekslusif ini dapat memenuhi gizi
Keluarga terdapat 51 Keluarga bayi sesuai kebutuhan bayi guna
(78,5%) yang seluruh anggota untuk pertumbuhan dan
keluarganya telah menjadi perkembangan fisik serta kecerdasan
anggota JKN sedangkan 14 (Proverawati, dkk, 2012).
Berdasarkan penelitian yang telah
Keluarga (21,5%) belum secara
dilakukan, ibu umumnya pernah
keseluruhan yang termasuk mendengar tentang ASI eksklusif tapi
anggota JKN dan tidak menerima tidak mengerti maksudnya. Ada juga
bantuan. yang pernah membaca buku KIA tapi
a) Keluarga Sehat, Pra Sehat, dan lupa. Pengetahuan ibu yang kurang
Tidak Sehat di Kelurahan Lebak tentang ASI Eksklusif inilah yang
Bandung Kota Jambi Tahun 2016 terutama menyebabkan gagalnya
pemberian ASI Eksklusif. Selama
mereka tidak tahu maka merekapun
tidak akan pernah melaksanakannya.
No Kelompok Jumlah % Sebagian dari ibu mengatakan
Keluarga memberikan ASI dengan diiringi
1 29 50,8 dengan makanan tambahan lain
Sehat
Keluarga Pra ataupun susu formula karena ibu
2 33 44,6 merasa bayinya kurang kenyang bila
Sehat
hanya diberikan ASI saja, bisa
Keluarga dikatakan ibu terkena sindrom ASI
3 3 4,6
Tidak Sehat kurang. Sindrom ASI kurang adalah
Jumlah 65 100 keadaan di mana ibu merasa bahwa
Berdasarkan tabel diatas, ASI-nya kurang, dengan berbagai
menunjukkan bahwa dari 65 KK alasan yang menurut ibu merupakan
tanda tersebut, misalnya payudara
sebanyak 29 Keluarga (44,6%) kecil, ASI berubah kekentalannya,
dinyatakan Keluarga Sehat, 33 bayi lebih sering minta disusui, bayi
Keluarga (50,8%) Keluarga Pra minta disusui pada malam hari, dan
Sehat, dan 3 Keluarga (4,6%) bayi lebih cepat selesai menyusu
Keluarga Tidak Sehat. dibanding sebelumnya. Ukuran
payudara tidak menggambarkan
kemampuan ibu untuk memproduksi
Pembahasan
ASI (Wisnuwardhani dalam Afifah,
1. 12 Indikator Keluarga Sehat 2007).
Berdasarkan hasil 12 indikator Mengingat masih banyaknya
keluarga sehat dapat disimpulkan ibu yang masih kurang memahami
bahwa ada 2 masalah kesehatan ASI Eksklusif maupun yang terkena
prioritas di Kelurahan Lebak sindrom ASI kurang, maka perlu
Bandung yaitu, Bayi tidak upaya dari tenaga kesehatan
mendapatkan ASI Eksklusif 0-6 memberikan konseling ASI segera
bulan dan Masih banyaknya anggota setelah lahir, kebutuhan nutrisi saat
Keluarga yang Merokok. menyusui, perawatan payudara,

52
Jurnal Akademika Baiturrahim Cici Sahara, Mila Triana Sari,
Vol.6 No.1 Maret 2017

menghindari penggunaan dot agar terpadu ini adalah kepala rumah


ibu termotivasi untuk memberikan tangga (ayah) yang akan diberikan
ASI Eksklusif, dan informasi konseling mengenai kawasan rumah
mengenai manfaat ASI Eksklusif tangga tanpa asap rokok.
bagi ibu dan memberikan pendidikan 2. Keluarga Sehat, Pra Sehat, dan Tidak
kesehatan tentang ASI sejak ibu Sehat di Kelurahan Lebak Bandung
hamil kepada calon ibu, ibu hamil Tahun 2016
maupun ibu pasca bersalin di Rumah Hasil penelitian menunjukkan
bersalin, Rumah sakit, Posyandu, bahwa persentase Keluarga Pra Sehat
Puskesmas, maupun pertemuan PKK 50,8% lebih tinggi dari pada keluarga
. Sehat 44.6%. Hal ini disebabkan
Rokok merupakan benda tidak terpenuhinya indikator “Tidak
beracun yang memberi efek yang ada anggota keluarga yang
sangat membahayakan pada perokok merokok”, dimana pada keluarga
ataupun perokok pasif, terutama pada sehat ada 19 keluarga yang tidak
balita yang tidak sengaja terkontak merokok dan pada keluarga pra sehat
asap rokok.Nikotin dengan ribuan hanya 3 keluarga yang tidak
bahaya beracun asap rokok lainnya merokok. Selain itu terdapat 4,6%
masuk ke saluran pernapasan bayi keluarga yang tidak sehat di
yang dapat menyebabkan Infeksi Kelurahan Lebak Bandung
pada saluran pernapasan (Hidayat, dikarenakan tidak terpenuhinya
2005). Kebiasaan kepala keluarga indikator “Sekeluarga menjadi
yang merokok di dalam rumah dapat anggota JKN dan Tidak ada anggota
berdampak negatif bagi anggota keluarga yang merokok”.
keluarga khususnya bayi dan balita. Saat ini perilaku merokok
Berdasarkan penelitian yang telah merupakan perilaku yang dapat kita
peneliti lakukan terdapat 14 Keluarga lihat setiap hari di berbagai tempat
merokok yang memiliki bayi dan seperti di jalanan, tempat makan,
balita. terminal bus ataupun angkot, Rumah
Akibat gangguan asap rokok Sakit, sekolah dan lain sebagainya.
pada bayi antara lain adalah muntah, Semua orang mengetahui akan
diare, kolik (gangguan pada saluran bahaya yang dapat ditimbulkan dari
pencernaan bayi), denyut jantung merokok melalui media cetak
meningkat, gangguan pernapasan maupun elektronik bahkan pada
pada bayi, infeksi paru-paru dan pembungkus rokok sekalipun, akan
telinga, gangguan pertumbuhan tetapi perilaku merokok tidak pernah
(Hidayat, 2005). Paparan asap rokok surut dan sekarang menjadi perilaku
berpengaruh terhadap kejadian ISPA yang masih dapat ditolerir oleh
pada balita, dimana balita yang masyarakat. (Mu’tadin dalam
terpapar asap rokok berisiko lebih Pakaya, 2013)
besar untuk terkena ISPA dibanding Lingkungan keluarga dan
balita yang tidak terpapar asap rokok teman berhubungan dengan perilaku
(Hidayat, 2005). merokok. Teman merupakan faktor
Oleh sebab itu, peneliti yang lebih dominan dalam
menyarankan untuk mengikuti mempengaruhi perilaku merokok
program-program Pemerintah dalam (Maharani, 2011). Perokok
menanggulangi rokok, seperti bagi menyadari bahaya merokok tetapi
Kelurahan Lebak Bandung mengabaikannya karena memang
membentuk Konseling Terpadu dampak bahaya merokok tidak dapat
untuk para perokok, target konseling dirasakan pada awal merokok.Untuk

53
Jurnal Akademika Baiturrahim Cici Sahara, Mila Triana Sari,
Vol.6 No.1 Maret 2017

itu perlu ditingkatkan lagi SIMPULAN


penyuluhan bahaya merokok dan
pemahaman kepada para perokok Berdasarkan hasil penelitian
bahwa merokok tidak hanya tentang pengaruh pendidikan kesehatan
merugikan diri sendiri tetapi juga terhadap dukungan keluarga dalam
orang sekitarnya, selain penyuluhan pengendalian kadar gula darah pada
perlunya dukungan emosional dan pasien diabetes mellitus di Puskesmas
motivasi dari keluarga untuk Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2016,
menjauhkan diri dari perilaku maka didapatkan kesimpulan sebagai
merokok. berikut :
Program JKN adalah bentuk a. Gambaran 12 Indikator Keluarga
reformasi dibidang kesehatan yang Sehat Di Kelurahan Lebak Bandung
bertujuan untuk mengatasi Kota Jambi Tahun 2016 sebagai
permasalahan fragmentasi dan berikut :
pembagian jaminan kesehatan. 1. Keluarga mengikuti program KB
Semua program jaminan kesehatan 22 keluarga (75,9%)
yang telah dilaksanakan pemerintah 2. Ibu hamil memeriksakan
tersebut (Askes PNS, JPK Jamsostek, kehamilannya (ANC) sesuai
TNI, Polri, dan Jamkesmas), standar 7 Keluarga (87,5%)
diintegrasikan ke dalam satu Badan 3. Bayi mendapatkan Imunisasi
Penyelenggara Jaminan Sosial dasar lengkap 10 keluarga (91%)
Kesehatan (BPJS Kesehatan). 4. Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6
Pemerintah bertanggung jawab untuk bulan 4 keluarga (50%)
membayarkan iuran JKN bagi fakir 5. Pemantauan pertumbuhan Balita
miskin dan orang yang tidak mampu 19 keluarga (95%)
yang terdaftar sebagai peserta 6. Penderita Tb Paru yang berobat
Penerima Bantuan Iuran (PBI). sesuai standar 1 keluarga (100%)
(Buku Pegangan Sosialisasi JKN, 7. Penderita Hipertensi yang berobat
2013). teratur 9 keluarga (53%)
Hasil penelitian yang peneliti 8. Penderita Gangguan Jiwa berat
lakukan di Kelurahan Lebak yang diobati 1 Keluarga (100%)
Bandung, indikator “Sekeluarga 9. Tidak ada anggota keluarga yang
menjadi Anggota JKN” belum merokok 23 keluarga (35,4%)
terpenuhi seluruhnya dikarenakan 10. Mempunyai Sarana Air bersih 65
sebagian keluarga merupakan Keluarga (100%)
keluarga yang tidak mampu dan 11. Menggunakan Jamban Sehat 65
kurangnya kesadaran masyarakat Keluarga (100%)
untuk segera menjadi anggota JKN. 12. Sekeluarga sudah menjadi
Untuk itu, Petugas Kelurahan Lebak anggota Jaminan Kesehatan
Bandung perlu melakukan pendataan Nasional (JKN) 51 Keluarga
ulang bagi keluarga yang belum (78,5%)
menjadi anggota JKN, apabila 13. Gambaran keluarga sehat di
terdapat keluarga yang mampu tetapi Kelurahan Lebak Bandung yakni
tidak menjadi anggota JKN bisa (44,6%) 29 Keluarga Sehat,
diberikan informasi terkait JKN, (50,8%) 33 Keluarga Pra Sehat,
sedangkan untuk keluarga yang tidak dan (4,6%) 3 Keluarga Tidak
mampu bisa didaftarkan sebagai Sehat.
peserta Penerima Bantuan Iuran
(PBI).

54
Jurnal Akademika Baiturrahim Cici Sahara, Mila Triana Sari,
Vol.6 No.1 Maret 2017

SARAN DAFTAR PUSTAKA

1. Bagi Kelurahan Lebak Bandung Afifah, D.N. (2007). Faktor yang


Diharapkan hasil penelitian ini dapat Berperan dalam Kegagalan
memberikan informasi dan masukan Praktik Pemberian ASI Eksklusif.
bagi Pihak kelurahan Lebak Semarang: Jurnal kesehatan
Bandung untuk lebih meningkatkan Semarang
pengetahuan masyarakat melalui
kegiatan penyuluhan yang dilakukan Badan Pusat Statistik Kota Jambi. 2015.
secara rutin bisa pada saat Statistik Daerah Kecamatan
pertemuan PKK, Posyandu dan Jelutung 2015. Jambi: Badan
Pengajian dengan melibatkan tenaga Pusat Statistik Kota Jambi
kesehatan sebagai media
penyampaian informasi kesehatan. Booklet PHBS Rumah Tangga. 2013.
2. Bagi Puskesmas Simpang Kawat Depkes RI
Diharapkan bagi pihak puskesmas
untuk meningkatkan penyebaran Buku Pegangan Sosialisai Jaminan
informasi mengenai 12 indikator Kesehatan Nasional (JKN) dalam
Keluarga sehat yang kurang lebih Sistem Jaminan Sosial Nasional.
seperti Perilaku hidup bersih dan 2013. Kemenkes RI
sehat (PHBS), meningkatkan sarana
dan prasarana kesehatan. Daud, Anwar. 2011. Analisis Kualitas
Peningkatan informasi bisa Lingkungan. Yogyakarta: Ombak
dilakukan dengan pemberdayaan
puskesmas pembantu, kader Departemen Kesehatan RI Pusat
kesehatan dan bidan desa. Promosi Kesehatan. 2009. Booklet
3. Bagi Institusi STIKBA PHBS Rumah Tangga. Jakarta :
Diharapkan dapat memberikan Depkes RI
sosialisasi atau penyuluhan pada
saat melakukan kuliah lapangan Departemen Kesehatan RI, 2006.
yang langsung terjun di tengah Standar Pemantauan
masyarakat khususnya mengenai Pertumbuhan Balita. Jakarta :
Indikator Keluarga Sehat, serta Depkes RI
dapat menambah buku-buku
kesehatan khususnya tentang ______________________, 2006.
Indikator Keluarga Sehat sehingga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
menambah pengetahuan dan di Rumah Tangga. Jakarta:
referensi bagi mahasiswa dalam Depkes RI
melakukan penelitian.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Dinkes Provinsi Jambi. 2015. Profil
Diharapkan dapat mengembang Kesehatan Provinsi Jambi Tahun
penelitian tentang Indikator 2014. Jambi : Dinas Kesehatan
Keluarga Sehat dengan mengambil Provinsi Jambi
tempat yang berbeda dan
menambahkan kriteria inklusi Dirjen PP dan PL Kemenkes RI. 2015.
dengan lebih spesifik. Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga Sehat

Efendi, Makhfudli. 2009. Keperawatan


Kesehatan Komunitas. Jakarta:
Salemba Medika

55
Jurnal Akademika Baiturrahim Cici Sahara, Mila Triana Sari,
Vol.6 No.1 Maret 2017

Mufdlillah. 2009. Panduan Asuhan


Kebidanan Ibu Hamil.
Heryani, R. 2014. Kumpulan Undang – Yogyakarta: Nuha Medika
Undang dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Muhammad Taufiq, dkk. 2013.
Khusus Kesehatan. Jakarta : CV. Gambaran Perilaku Hidup Bersih
Trans Info Media dan Sehat (PHBS) di Masyarakat
di Kelurahan Parangloe
Hidayat.A. (2005). Studi Retrospektif Kecamatan Tamalanrea Kota
Kejadian ISPA Pada Balita di Makassar. Skripsi. Fakultas
Wilayah Kerja Puskesmas Kesehatan Masyarakat
Tongkuno Kecamatan Tongkuno Universitas Hasanuddin Makassar
Kabupaten Muna. Skripsi.
Kendari : STIK Avicenna Ningsih, dan Jonyanis. 2014. Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat dalam
Irawati, dkk. 2011 Gambaran Rumah Tangga (PHBS) pada
Karakteristik Keluarga tentang Masyarakat Desa Gunung
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kesiangan, Kecamatan Benai
(PHBS) Pada Tatanan Rumah Kabupaten Kuantan Singingi.
Tangga Di Desa Karangasem Pekanbaru : Kampus Bina Widya
Wilayah Kerja Puskesmas Tanon
II Sragen. Skripsi. Sekolah Tinggi Notoatmodjo. 2010. Metodologi
Ilmu Kesehatan “Aisyiyah Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Surakarta 8 Rineka Cipta

Ismawati, dkk. 2010. POSYANDU (Pos 1 Pakaya Siska. 2013. Hubungan


Pelayanan Terpadu) Dan DESA Pengetahuan Tentang Bahaya
SIAGA. Yogyakarta: Nuha Merokok Dengan Perilaku
Medika Merokok Pada Siswa SMP Negeri
1 Bulawa. Gorontalo : Universitas
Kemenkes RI Pusat Promosi Kesehatan. Negeri Gorontalo
2015. Program Pemberdayaan
Keluarga Sehat. Jakarta Prasetyawati. 2011. Ilmu Kesehatan
Masyarakat untuk Kebidanan
______________________________. Holistik. Yogyakarta : Nuha
2011. Pedoman Pembinaan dan Medika
Pelatihan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) di Rumah __________. 2012. Kesehatan Ibu dan
Tangga melalui Tim Penggerak Anak (KIA) dalam Millenium
PKK. Jakarta: Depkes RI,2009 Development Goals (MDGs).
Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategis Yogyakarta : Nuha Medika
Kementerian Kesehatan Tahun
2015-2019. Jakarta Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun
Maharani, T.D. 2011. Perilaku Merokok 2014. Departemen Kesehatan
pada Dosen Pria Fakultas Provinsi Jambi
Kedokteran. Jurnal Media Medika
Muda, Vol. 1, No 1 Proverawati,Rahmawati. 2012. PHBS
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Perilaku Hidup Bersih & Sehat.
Kandungan dan KB. Jakarta : Yogyakarta: Nuha Medika
EGC

56
Jurnal Akademika Baiturrahim Cici Sahara, Mila Triana Sari,
Vol.6 No.1 Maret 2017

Purwoastuti dkk. (2015). Panduan


Materi Kesehatan Reproduksi dan
KB. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press

Ranuh,I.G.N. 2008. Pedoman Imunisasi


di Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta:
Badan Penerbit Ikatan Dokter
Anak Indonesia

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Pelayanan


Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses
Keperawatan Keluarga.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Setiadi, G. 2014. Pemulihan gangguan


jiwa: Pedoman bagi penderita,
keluarga, relawan jiwa.
Purworejo: Tirto Jiwo.

Siswanto, dkk. 2013. Metodologi


Kesehatan dan Kedokteran.
Yogyakarta: Bursa Ilmu

Sugiyono. 2007. Metode penelitian


pendidikan pendekatan
kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: ALFABETA

Suryani Lili, dkk. 2013. Hubungan


Pengetahuan dan Sikap Terhadap
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pada Ibu Rumah Tangga di
Kelurahan Payo Selincah Tahun
2013. Jambi : Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi .

Syafruddin,dkk. 2011. Himpunan


Penyuluhan Kesehatan. Jakarta:
CV. Trans Info Media

STIKBA. 2015. Buku panduan skripsi


dan Karya Ilmiah. STIKBA.
Jambi

57

You might also like