You are on page 1of 17

Journal of Islamic Education Research | Vol 1 No.

01 Desember (2019)

Pembelajaran Literasi Membaca


di Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan

Abdul Muhith*
Institut Agama Islam Negeri Jember

Abstract: In the technological and informational era, the people


are expected to be able to increase their competence and
competitiveness, in such era, competition in all aspects of life is
_________
Keywords:
inevitable and humans need precision, determination,
Learning, Literacy, trustworthiness, responsibility and dare to face risks from various
Islamic Boarding School actions and professions that are chosen, increasing competencies
which one of the way to be done wihtin literacy development. The
_________ reality of the majority of islamic boarding school graduates is that
Keywords: many of them have not yet reached the minimum competency in
Pembelajaran, Literasi, the cognitive, affective and psychomotor domains. This can be
Pondok Pesantren. traced to the many of islamic boarding school graduates who are
still not fully mastered in reading books, understanding and
________________________
completing minimal material. This research was conducted by
*Correspondence Address: having the objective to identify the regulation and implementation
abdulmuhith1972@gmail.com of reading literacy learning in Islamic boarding schools. This type
of research uses field research, with the phenomenology paradigm
which takes the case of two islamic boarding schools in East Java,
namely the Sidogiri pesantren. Data collection techniques used is
depth interviews, participant observation and documentation
which is analyzed by using triangulation data validity test,
credibility test and extension of involvement, dependability,
confirmability and data transferability. The results showed that
the regulation of reading literacy learning in Sidogiri Islamic
boarding school was planned based on the committee's
deliberations under the names of study hours and deliberations
which were then consulted with caregivers to obtain approval for
its implementation in the form of learning hours, deliberations and
independent learning activities.

Abstrak: Era teknologi dan informasi mengharuskan


penghuninya untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing,
pada era tersebut persaingan di segala bidang tak terelakkan dan
manusia membutuhkan ketelitian, keteguhan, amanah, tanggung
jawab dan berani menghadapi risiko dari berbagai tindakan dan
profesi yang menjadi pilihan, peningkatan kompetensi tersebut
salah satunya harus dilakukan melalui pengembangan literasi.
Realitas mayoritas lulusan pesantren masih banyak yang belum
mencapai kompetensi minimal pada ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Hal ini bisa ditelusuri banyaknya lulusan
pesantren yang masih belum sepenuhnya menguasai baca kitab,
memahami dan menuntaskan materi minimal. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan regulasi dan implementasi
pembelajaran literasi membaca di pondok pesantren. Jenis
penelitian menggunakan field research, dengan paradigma
fenomenologi yang mengambil kasus dua pesantren di Jawa
Timur yaitu pesantren Sidogiri. Teknik pengumpulan data
menggunakan indept interview, observasi partisipan dan

© 2019 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan


Institut Agama Islam Negeri Jember
Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan | Abdul Muhith

dokumentasi. Dengan uji keabahan data trianggulasi, uji


kredibilatas dan perpanjangan keterlibatan, dependabilitas,
konfirmabilitas dan transferabilitas data. Hasil penelitian
menunjukan bahwa regulasi pembelajaran literasi membaca di
Pondok Pesantren Sidogiri direncanakan berdasarkan
musyarawarah pengurus dengan nama jam belajar dan
musyawarah yang kemudian dikonsultasikan kepada pengasuh
untuk mendapatkan persetujuan untuk dilaksnakan dan
implemenasinya berupa kegiatan jam belajar, musyawarah dan
belajar mandiri.

Pendahuluan kitab masih belum mencapai standar


Era teknologi dan informasi minimal pada diri santri yang sudah
mengharuskan penghuninya untuk mondok mencapai tiga tahun3 pada
meningkatkan kompetensi dan daya saat penulis menjadi penguji tes masuk
saing, pada era tersebut persaingan di di beberapa perguruan tinggi (sejak
segala bidang tak terelakkan dan 2003-2018) dan kompetensi maha-
manusia membutuhkan ketelitian, siswa pada bidang membaca kitab.
keteguhan, amanah, tanggung jawab Dalam konteks internasional,
dan berani menghadapi risiko dari literasi membaca sudah dilakukan sejak
berbagai tindakan dan profesi yang 2001 sebagaimana pernyataan berikut:
menjadi pilihan, peningkatan “Pemahaman membaca tingkat
kompetensi tersebut salah satunya sekolah dasar (kelas IV) diuji oleh
harus dilakukan melalui pengem- Asosiasi Internasional untuk Evaluasi
bangan literasi.1 Prestasi Pendidikan (IEA-the
Realitas mayoritas lulusan International Association for the
pesantren masih banyak yang belum Evaluation of Educational Achievement)
mencapai kompetensi minimal pada dalam Progress in International Reading
ranah kognitif, afektif dan Literacy Study (PIRLS) yang dilakukan
psikomotorik. Hal ini bisa ditelusuri setiap lima tahun (sejak tahun 2001).
banyaknya lulusan pesantren yang Selain itu, PIRLS berkolaborasi dengan
masih belum sepenuhnya menguasai Trends in International Mathematics
baca kitab, memahami dan and Science Studies (TIMSS) menguji
menuntaskan materi minimal. 2 kemampuan Matematika dan Sains
Padahal seharusnya jika sudah peserta didik sejak tahun 2011. Pada
dinyatakan lulus dari pondok tingkat sekolah menengah (usia 15
pesantren, setidaknya para lulusan tahun) pemahaman membaca peserta
sudah tuntas pada hal-hal dasar didik (selain Matematika dan Sains)
mengenai kemampuan santri seperti diuji oleh Organisasi untuk Kerja Sama
membaca kitab yang seharusnya sudah dan Pembangunan Ekonomi (OECD—
dikuasai dalam waktu tertentu, yang Organization for Economic Cooperation
paling ironis kemampuan membaca and Development) dalam Programme
for International Student Assessment
1 Dirjen PTKI dan Dirjen Pendis (PISA). Uji literasi membaca mengukur
Kemenag RI, Beasiswa 5000 Doktor, 2018- aspek memahami, menggunakan, dan
2019.
2 Dokumen nilai tes baca kitab alumni 3Hasil survey tulisan mahsiswa di lima

santri untuk mendapatkan beasiswapemrop perguruan tinggi negeri dan swasta lulusan
Jatim 2012-2014. pesantren.

Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019) | 35


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan Title | Abdul Muhith

merefleksikan hasil membaca dalam 1. Bacalah dengan (menyebut)


bentuk tulisan. Dalam PIRLS 2011 nama Tuhanmu yang menciptakan, 2.
International Results in Reading, Dia telah menciptakan manusia dari
Indonesia menduduki peringkat ke-45 segumpal darah. 3. Bacalah, dan
dari 48 negara peserta dengan skor 428 Tuhanmulah yang Maha Pemurah, 4.
dari skor rata-rata 500 (IEA, 2012). yang mengajar (manusia) dengan
Sementara itu, uji literasi membaca perantaran kalam, 5. Dia mengajar
dalam PISA 2009 menunjukkan peserta kepada manusia apa yang tidak
didik Indonesia berada pada peringkat diketahuinya.6
ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata Dari beberapa pondok pesantren
OECD 493), sedangkan PISA 2012 yang telah melaksanakan pembelajaran
menunjukkan peserta didik Indonesia literasi (walaupun istilah tersebut tidak
berada pada peringkat ke-64 dengan dikenal di pesantren) secara sistematis,
skor 396 (skor rata-rata OECD 496) massif dan terstruktur adalah Pondok
(OECD, 2013). Sebanyak 65 negara Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan.
berpartisipasi dalam PISA 2009 dan Fokus penelitian ini adalah
2012. Data PIRLS dan PISA, khususnya bagaimana regulasi pembelajaran
dalam keterampilan memahami literasi membaca di Pondok Pesantren
bacaan, menunjukkan bahwa kompe- Sidogiri Kraton Pasuruan. Selain itu,
tensi peserta didik Indonesia tergolong penelitian ini juga akan menyuguhkan
rendah. gambaran tentang proses pelaksanaan
Dari kedua hasil ini dapat pembelajaran literasi membaca bagi
dikatakan bahwa praktik pendidikan santri di Pondok Pesantren Sidogiri
yang dilaksanakan di sekolah belum Karton Pasuruan.
memperlihatkan fungsi sekolah sebagai Secara umum tujuan penulisan
organisasipembelajaran yang berupaya dalam penelitian ini adalah untuk
menjadikan semua warganya menjadi memberikan gambaran tentang
terampil membaca untuk mendukung bagaimana aturan dan proses
mereka sebagai pembelajar sepanjang pelaksanaan literasi membaca
hayat.4 khususnya di Pondok Pesantren
Kondisi di Indonesia, kebiasaan Sidogiri Kraton Pasuruan.
membaca masyarakat berada pada
peringkat ke-60. Posisi tersebut Tinjauan Teori
setingkat dengan negara sedang Kegiatan literasi selama ini
berkembang seperti Albania (54), identik dengan aktivitas membaca dan
Panama (55), dan Botswana (61).5 menulis. Namun, Deklarasi Praha pada
Realitas kurangnya literasi tahun 2003 menyebutkan bahwa
tersebut sangat bertentangan dengan literasi juga mencakup bagaimana
firman Allah yang menganjurkan seseorang berkomunikasi dalam
menusia untuk membaca, sebagaimana masyarakat. Literasi juga bermakna
firman Allah dalam surat al-‘Alaq yang praktik dan hubungan sosial yang
artinya: terkait dengan pengetahuan, bahasa,
dan budaya (UNESCO, 2003).
4 Dewi Utama Faizah dkk, Panduan
Deklarasi UNESCO itu juga
Literasi (Jakarta: Direktorat Jenderal menyebutkan bahwa literasi informasi
Pendidikan Dasar dan MenengahKementerian terkait pula dengan kemampuan untuk
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), iii.
5Malaysian National Literacy Survey,

1996 6 Al Qur'an, Surah. : 1-5.

36 | Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019)


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan | Abdul Muhith

mengidentifikasi, menentukan, mene- bentuk cetak, visual, digital, dan


mukan, mengevaluasi, menciptakan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini
secara efektif dan terorganisasi, disebut sebagai literasi informasi.
menggunakan dan mengomunikasikan Clay dan Ferguson7 menjabarkan
informasi untuk mengatasi berbagai bahwa komponen literasi informasi
persoalan. Kemampuankemampuan itu terdiri atas literasi dini, literasi dasar,
perlu dimiliki tiap individu sebagai literasi perpustakaan, literasi media,
syarat untuk berpartisipasi dalam literasi teknologi, dan literasi visual.
masyarakat informasi, dan itu bagian Dalam konteks Indonesia, literasi dini
dari hak dasar manusia menyangkut diperlukan sebagai dasar pemerolehan
pembelajaran sepanjang hayat. berliterasi tahap selanjutnya.
Gerakan Literasi Pesantren Komponen literasi tersebut dijelaskan
merupakan suatu usaha atau kegiatan sebagai berikut:
yang bersifat partisipatif dengan 1. Literasi Dini (Early Literacy), yaitu
melibatkan warga pesantren, kemampuan untuk menyimak,
akademisi, penerbit, media massa, memahami bahasa lisan, dan
masyarakat (tokoh masyarakat yang berkomunikasi melalui gambar dan
dapat merepresentasikan keteladanan, lisan yang dibentuk oleh
dunia usaha, dll.), dan pemangku pengalamannya berinteraksi
kepentingan di bawah Kementerian dengan lingkungan sosialnya di
Agama RI. rumah. Pengalaman peserta didik
Gerakan Literasipesantren adalah dalam berkomunikasi dengan
gerakan sosial dengan dukungan bahasa ibu menjadi fondasi
kolaboratif berbagai elemen. Upaya
perkembangan literasi dasar.
yang ditempuh untuk mewujudkannya
2. Literasi Dasar (Basic Literacy),
berupa pembiasaan membaca peserta
yaitu kemampuan untuk
didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan
kegiatan 15 menit membaca (guru mendengarkan, berbicara,
membacakan buku dan peserta didik membaca, menulis, dan
membaca dalam hati, yang disesuaikan menghitung (counting) berkaitan
dengan konteks atau target pesantren). dengan kemampuan analisis untuk
Ketika pembiasaan membaca memperhitungkan (calculating),
terbentuk, selanjutnya akan diarahkan mempersepsikan informasi
ke tahap pengembangan, dan (percei-ving), mengomunikasikan,
pembelajaran. Variasi kegiatan dapat serta menggambarkan informasi
berupa perpaduanpengembangan (draw-ing) berdasarkan
keteram-pilan reseptif maupun pemahaman dan pengambilan
produktif. kesimpulan pribadi.
Dalam pelaksanaannya, pada 3. Literasi Perpustakaan (Library
periode tertentu yang terjadwal, Literacy), antara lain, memberikan
dilakukan asesmen agar dampak pemahaman cara membedakan
keberadaan Gerakan Literasi membaca bacaan fiksi dan nonfiksi,
di pesantren dapat diketahui dan terus-
memanfaatkan koleksi referensi
menerus dikembangkan.
dan periodikal, memahami Dewey
Literasi lebih dari sekadar membaca
Decimal System sebagai klasifikasi
dan menulis, namun mencakup
keterampilan berpikir menggunakan pengetahuan yang memudahkan
sumber-sumber pengetahuan dalam 7www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf

Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019) | 37


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan Title | Abdul Muhith

dalam menggunakan perpustakaan, dengan memanfaatkan materi


memahami penggunaan katalog visual dan audiovisual secara kritis
dan pengindeksan, hingga memiliki dan bermartabat. Tafsir terhadap
pengetahuan dalam memahami materi visual yang tidak
informasi ketika sedang terbendung, baik dalam bentuk
menyelesaikan sebuah tulisan, cetak, auditori, maupun digital
penelitian, pekerjaan, atau (perpaduan ketiganya disebut teks
mengatasi masalah. multimodal), perlu dikelola dengan
4. Literasi Media (Media Literacy), baik. Bagaimanapun di dalamnya
yaitu kemampuan untuk banyak manipulasi dan hiburan
mengetahui berbagai bentuk media yang benarbenar perlu disaring
yang berbeda, seperti media cetak, berdasarkan etika dan kepatutan.
media elektronik (media radio,
media televisi), media digital Menurut Beers8, praktik-praktik
(media internet), dan memahami yang baik dalam gerakan literasi
tujuan penggunaannya. sekolah menekankan prinsip-prinsip
sebagai berikut.
5. Literasi Teknologi (Technology
1. Perkembangan literasi berjalan
Literacy), yaitu kemampuan
sesuai tahap perkembangan yang
memahami kelengkapan yang
dapat diprediksi. Tahap
mengikuti teknologi seperti peranti
perkembangan anak dalam belajar
keras (hardware), peranti lunak
membaca dan menulis saling
(software), serta etika dan etiket
beririsan antartahap
dalam memanfaatkan teknologi.
perkembangan. Memahami tahap
Berikutnya, kemampuan dalam
perkembangan literasi peserta
memahami teknologi untuk
didik dapat membantu sekolah
mencetak, mempresentasikan, dan
untuk memilih strategi pembiasaan
mengakses internet. Dalam prak-
dan pembelajaran literasi yang
tiknya, juga pemahaman
tepat sesuai kebutuhan
menggunakan komputer
perkembangan mereka.
(Computer Literacy) yang di
2. Program literasi yang baik bersifat
dalamnya mencakup
berimbang Sekolah yang
menghidupkan dan mematikan
menerapkan program literasi
komputer, menyimpan dan
berimbang menyadari bahwa tiap
mengelola data, serta
peserta didik memiliki kebutuhan
mengoperasikan program
yang berbeda. Oleh karena itu,
perangkat lunak. Sejalan dengan
strategi membaca dan jenis teks
membanjirnya informasi karena
yang dibaca perlu divariasikan dan
perkembangan teknologi saat ini,
disesuaikan dengan jenjang
diperlukan pemahaman yang baik
pendidikan. Program literasi yang
dalam mengelola informasi yang
bermakna dapat dilakukan dengan
dibutuhkan masyarakat.
memanfaatkan bahan bacaan kaya
6. Literasi Visual (Visual Literacy),
adalah pemahaman tingkat lanjut
8 Beers, C. S., Beers, J. W., & Smith, J. O. A
antara literasi media dan literasi
Principal’s Guide to Literacy
teknologi, yang mengembangkan
Instruction. (New York: Guilford Press.
kemampuan dan kebutuhan belajar 2009), 23

38 | Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019)


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan | Abdul Muhith

ragam teks, seperti karya sastra budaya literasi, Beers, dkk.9 (2009)
untuk anak dan remaja. dalam buku A Principal’s Guide to
3. Program literasi terintegrasi Literacy Instruction, menyampaikan
dengan kurikulum Pembiasaan dan beberapa strategi untuk menciptakan
pembelajaran literasi di sekolah budaya literasi yang positif di sekolah.
adalah tanggung jawab semua guru 1. Mengkondisikan lingkungan fisik
di semua mata pelajaran sebab ramah literasi Lingkungan fisik
pembelajaran mata pelajaran adalah hal pertama yang dilihat dan
apapun membutuhkan bahasa, dirasakan warga sekolah. Oleh
terutama membaca dan menulis. karena itu, lingkungan fisik perlu
Dengan demikian, pengembangan terlihat ramah dan kondusif untuk
profesional guru dalam hal literasi pembelajaran. Sekolah yang
perlu diberikan kepada guru semua mendukung pengembangan budaya
mata pelajaran. literasi sebaiknya memajang karya
4. Kegiatan membaca dan menulis peserta didik dipajang di seluruh
dilakukan kapanpun Misalnya, area sekolah, termasuk koridor,
‘menulis surat kepada presiden’ kantor kepala sekolah dan guru.
atau ‘membaca untuk ibu’ Selain itu, karyakarya peserta didik
merupakan contoh-contoh kegiatan diganti secara rutin untuk
literasi yang bermakna. memberikan kesempatan kepada
5. Kegiatan literasi mengembangkan semua peserta didik. Selain itu,
budaya lisan Kelas berbasis literasi peserta didik dapat mengakses
yang kuat diharapkan buku dan bahan bacaan lain di
memunculkan berbagai kegiatan Sudut Baca di semua kelas, kantor,
lisan berupa diskusi tentang buku dan area lain di sekolah. Ruang
selama pembelajaran di kelas. pimpinan dengan pajangan karya
Kegiatan diskusi ini juga perlu peserta didik akan memberikan
membuka kemungkinan untuk kesan positif tentang komitmen
perbedaan pendapat agar sekolah terhadap pengembangan
kemampuan berpikir kritis dapat budaya literasi.
diasah. Peserta didik perlu belajar 2. Mengupayakan lingkungan sosial
untuk menyampaikan perasaan dan dan afektif sebagai model
pendapatnya, saling komunikasi dan interaksi yang
mendengarkan, dan menghormati literat Lingkungan sosial dan
perbedaan pandangan. afektif dibangun melalui model
6. Kegiatan literasi perlu komunikasi dan interaksi seluruh
mengembangkan kesadaran komponen sekolah. Hal itu dapat
terhadap keberagaman.. Bahan dikembangkan dengan pengakuan
bacaan untuk peserta didik perlu atas capaian peserta didik
merefleksikan kekayaan budaya sepanjang tahun. Pemberian
Indonesia agar mereka dapat penghargaan dapat dilakukan saat
terpajan pada pengalaman upacara bendera setiap minggu
multikultural. untuk menghargai kemajuan

Agar pesantren mampu menjadi


garis depan dalam pengembangan Beers, C. S., Beers, J. W., & Smith, J. O. A
9

Principal’s Guide...., 36

Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019) | 39


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan Title | Abdul Muhith

peserta didik di semua aspek. peningkatan pemahaman tentang


Prestasi yang dihargai bukan hanya program literasi, pelaksanaan, dan
akademik, tetapi juga sikap dan keterlaksanaannya.
upaya peserta didik. Dengan Program Gerakan Literasi Sekolah
demikian, setiap peserta didik dilaksanakan secara bertahap dengan
mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan kesiapan sekolah
memperoleh penghargaan sekolah. di seluruh Indonesia. Kesiapan ini
Selain itu, literasi diharapkan dapat mencakup kesiapan kapasitas sekolah
mewarnai semua perayaan penting (ketersediaan fasilitas, bahan bacaan,
sarana, prasarana literasi), kesiapan
di sepanjang tahun pelajaran. Ini
warga sekolah, dan kesiapan sistem
bisa direalisasikan dalam bentuk
pendukung lainnya (partisipasi publik,
festival buku, lomba poster,
dukungan kelembagaan, dan perangkat
mendongeng, karnaval tokoh buku
kebijakan yang relevan).
cerita, dan sebagainya. Pimpinan 1. Definisi Literasi
sekolah selayaknya berperan aktif Literasi secara tradisional
dalam menggerakkan literasi, diartikan dengan kemampuan
antara lain dengan membangun membaca dan menulis, seseorang
budaya kolaboratif antarguru dan dipandang sebagai literat
tenaga kependidikan. Dengan menurut pendapat ini adalah
demikian, setiap orang dapat mereka yang dapa membaca dan
terlibat sesuai kepakaran masing- menulis atau terbebas dari buta
masing. Peran orang tua sebagai huruf. Kemudian istilah literasi
relawan gerakan literasi akan mengalami perkembangan sesuai
semakin memperkuat komitmen perjalanan waktu sehingga
sekolah dalam pengembangan merambah ke berbagai bidang.
budaya literasi. Definisi literasi dalam konteks
3. Mengupayakan sekolah sebagai Gerakan Litersi Sekolah adalah
lingkungan akademik yang literat
kemampuan mengakses, me-
mahami, dan menggunakan
Lingkungan fisik, sosial, dan afektif
sesuatu secara cerdas melalui
berkaitan erat dengan lingkungan
berbagai aktivitas, antara lain
akademik. Ini dapat dilihat dari
membaca, melihat, menyimak,
perencanaan dan pelaksanaan menulis, dan atau berbicara.10
gerakan literasi di sekolah. Sekolah Sedangkan perkembangan
sebaiknya memberikan alokasi arti dipengaruhi oleh beberapa hal,
waktu yang cukup banyak untuk antara lain:
pembelajaran literasi. Salah a. Penggunaan istilah literasi
satunya dengan menjalankan dalam arti luas
kegiatan membaca dalam hati dan b. Perkembangan imformasi dan
guru membacakan buku dengan teknologi
nyaring selama 15 menit sebelum c. Perubahan analogi, dan
pelajaran berlangsung. d. Perkembangan konsep antar
generasi.11
Untuk menunjang kemampuan
guru dan staf, mereka perlu diberikan 10 Dewi Utama Faizah DKK, Panduan

kesempatan untuk mengikuti program Literasi....2.


11Yunus Abidin, Tita Mulyai dan Hana
pelatihan tenaga kependidikan untuk
Yunansah, Pembelajaran Literasi Staretegi

40 | Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019)


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan | Abdul Muhith

Selanjutnya konsep literasi teks buku yang dibaca peserta


sesuai masa perkembangannya didik sudah diposisikan oleh
dapat difahami sebagai berikut: penulis sesuai dengan posisi
a. Masa perkembangan awal mereka yang meliputi
Literasi pada pada masa keyakinan, nilai yang
adalah kemampuan untuk ditanamkan, sosial budaya dan
menggunakan bahasa gambar pengalamannya.15
dalam bentuk yang kaya dan e. Masa perkembangan kelima
beragam untuk membaca Konsep literasi pada
menulis, mendengarkan, generasi kelima sudah dikenal
berbicara, melihat, menyajikan dengan konsep multiliterasi,
dan kritis dalam berfikir yaitu kemampuan untuk dapat
mengenai berbagai ide12. menggunakan beberapa cara
b. Masa perkembangan kedua untuk mengungkapkan dan
Leterasi pada masa ini memperoleh pemhaman
merupakan praktik sosial dan tentang berbagai ide dan
budaya berupa keyakinan informasi yang berbentuk teks
budaya dan habitualnya. konfensional maupun teks
Dalam pandangan ini literasi yang telah diinovasi, simbol
ditafsirkan oleh para ahli maupun multimedia.16
dengan menghubungkan pada
konteks dunia, yang 2. Pembelajaran Literasi Membaca
ditekankan pada proses Pembelajaran literasi
pengembangan literasi siswa membaca kemudian diperkuat
dan pendekatan yang oleh Gerakan Literasi Sekolah
digunakan untuk memahami (GSL) yang mengacu kepada
beberapa bidang akademik13. sembilan agenda prioritas
c. Masa perkembangan ketiga (NAWACITA). Di dalam Nawacita
Di era ini, pengertian ditegaskan bahwa:
literasi adalah kemampuan “GLS yang dikembangkan ber-
menggunakan teknologi dasarkan sembilan agenda
informasi untuk membaca dan prioritas (Nawacita) serta
menulis di internet melalui terkait dengan tugas dan
multimedia modalitas yang fungsi Kemendikbud,
memutuhkan cara yang khususnya Nawacita nomor 5,
bervariasi pada saat 6, 8, dan 9. Butir Nawacita
berinteraksi dengan teks.14 yang dimaksudkan adalah (5)
d. Masa perkembangan keempat meningkatkan kualitas hidup
Pada perkembangan manusia dan masyarakat
keempat ini literasi dianggap Indonesia; (6) meningkatkan
sebagai kontruksi sosial dan produktivitas rakyat dan daya
tidak netral, artinya semua saing di pasar internasional
sehingga bangsa Indonesia
bisa maju dan bangkit
meningkatkan Kemampuan Literasi
Matematika, Sain, membaca dan Menulis bersama bangsa-bangsa Asia
(Jakarta: Bumi Aksara, 2017),1.
12Yunus Abidin DKK, Literasi....1.
13Yunus Abidin DKK, Literasi....2. 15Yunus Abidin DKK, Literasi....2-3.
14Yunus Abidin DKK, Literasi....2. 16Yunus Abidin DKK, Literasi....3.

Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019) | 41


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan Title | Abdul Muhith

lainnya; (8) melakukan multiliterasi merupakan per-


revolusi karakter bangsa; (9) paduan beberapa disiplin ilmu
memperteguh kebinekaan dan dengan konsep literasi.18
memperkuat restorasi sosial Selanjutnya pembelajaran
Indonesia. Empat butir integratif menurut Forgati adalah
Nawacita tersebut terkait erat Pembelajaran yang memadukan
dengan komponen literasi kurikulum dalam berbagai bentuk
sebagai modal pembentukan pemaduan materi pembelajaran,
sumber daya manusia yang pemaduan pengalaman belajar serta
berkualitas dan produktif. pemaduan keterampilan, tema, konsep,
Panduan Gerakan Literasi dan topik lintas disiplin ilmu.19
Sekolah di sekolah dasar dan Implementasi literasi di
berdaya saing, berkarakter, pesantren sebenarnya sudah lama
serta nasionalis.17 dilakukan, hanya saja tidak disebutkan
dengan istilah literasi, berbeda dengan
3. Implementasi Literasi di Pesantren di sekolah atau madrasah, gerakan
Abad 21 memberikan literasi diperkuat oleh GSL yaitu
tawaran pendidikan yang sebuah upaya yang dilakukan secara
menjajikan berbagai pendekatan menyeluruh untuk menjadikan
pembelajar diyakini keampuhan sekolah sebagai organisasi
kontribusinya terhadap pengem- pembelajaran yang warganya literat
bangan kompetensi peserta sepanjang hayat melalui pelibatan
didik, baik pada ranah keilmuan, publik.20 Literasi di pesantren
sikap maupun ketrampilan. tersebut dimulai dari literasi baca dan
Diantara pendekatan-pendekatan tulis. Literasi tersebut dapat diuraikan
pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
pendekatan integratif, pen- a. Konsep literasi membaca di
dekatan ini pertama kali pesantren
diterapkan pada kelas rendah di Konsep literasi mem-
sekolah dasar, akan tetapi baca merupakan usaha
dampak positif dari pendekatan memahami, menggunakan,
tersebut sangat dirasakan sangat merefleksikan, dan
dominan, kemudian menjadi melibatkan diri dalam
trend dan layak untuk menjadi berbagai teks untuk
alternatif rekayasa pembelajaran, mencapai maksud yang
sehingga direkomendasikan dituju. Sedangkan maksud
untuk dapat diterapkan pada literasi membaca adalah
seluruh jenjang pada pendidikan mengembangkan pe-
dasar yang dikembangkan dalam ngetahuan, potensi dan
pembelajaran interdisipliner, peran serta dalam
kemudian pembelajaran masyarakat yang didasarkan
integratif diinovasi dalam dari pemahaman dari teks
beberapa konteks, salah satu
konteks tersebut adalah konsep 18Yunus Abidin DKK, Literasi....66.
literasi, karena realitas 19Forgaty,1991, How To Integrated
Curriculum dalam Yunus Abidin DKK,
Literasi....67.
17 Dewi Utama Faizah, Panduan 20
Dewi Utama Faizah, Panduan
Literasi....1-2. Literasi.... 2.

42 | Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019)


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan | Abdul Muhith

yang dibaca secara utuh. berbagai strategi


Dengan kata lain aktivitas membaca.23
membaca merupakan Begitu pula tujuan
aktivitas membangun arti khusus dari
dari sebuah informasi yang pembelajaran literasi
dibaca secara nyata dalam di pesantren agar
kehidupan yang difahami pembelajaran literasi
secara utuh.21 menjadi budaya
b. Tujuan Literasi pesantren, menjadi
Literasi memiliki santri yang literat,
tujuan sebagai berikut: pesantren menjadi
1) Tujuan Umum taman belajar dan
Menumbuhkemban meningkatkan
g-kan budi pekerti kemampuan untuk
peserta didik melalui membaca referensi
pembudayaan ekosistem yang lebih luas dan
literasi sekolah yang mendalam.
diwujudkan dalam c. Teks yang Dibaca
Gerakan Literasi Sekolah Jenis teks yang dibaca
agar mereka menjadi sangat bervariasi, bisa berupa
pembelajar sepanjang media, format atau ling-
hayat.22 kungan. Pada lembaga
2) Tujuan Khusus pesantren teks yang dibaca
a) Menumbuhkembangk mulai dari kitab klasik sampai
an budaya literasi di dengan kitab atau buku
sekolah. kontemporer.
b) Meningkatkan kapa- d. Pemahaman Teks
sitas warga dan ling- Pemahaman terhadap
kungan sekolah agar teks memilki tingkatan yang
literat. berbeda, mulai dari
c) Menjadikan sekolah pemahaman sederhana hingga
sebagai taman belajar pemahaman yang kompleks.
yang menyenangkan Kemampuan pemahaman yang
dan ramah anak agar dibutuhkan lebih kompleks
warga sekolah mampu adalah upaya merefleksikan,
mengelola mengevaluasi teks yang dibaca
pengetahuan. dan mengasosiasikan teks
d) Menjaga keberlan- dengan pengalaman pembaca.
jutan pembelajaran e. Situasi Sosial
dengan menghadirkan Situasi sosial mengharus-
beragam buku bacaan kan pembaca untuk
dan mewadahi memahami maksud penulis
sebuah teks, pilihan kalimat,
personal, lingkungan yang
mempengaruhi, tingkatan pen-

21Yunus Abidin DKK, Literasi....165.


22. Dewi Utama Faizah, Panduan 23 Dewi Utama Faizah, Panduan
Literaai.... 2. Literaai.... 2.

Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019) | 43


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan Title | Abdul Muhith

didikan dan profesi yang 3) Menanggapi teks secara


ditekuni24. kritis dengan menggunakan
f. Pembelajaran Literasi Mem- cara berfikir rasional yang
baca ditunjang oleh bukti otentik
Pembelajaran didefinisi- secara lengkap baik dari
kan sebagai serangkaian dalam teks maupun dari
proses yang dilakukan guru luar teks
agar siswa belajar. 4) Menghasilkan pemahaman
Pembelajaran membaca me- secara kreatif dengan
rupakan serangkaian aktivitas menggunakan berbagai
yang dilakukan siswa untuk media yang bersifat
mencapai keterampilan mem- multimodal, multi genre,
baca pemahaman yang multimedia dan ragam
melibatkan seluruh aktivitas budaya.
mental dan kompetensi Untuk mencapai tujuan
berfikir peserta didik untuk pembelajaran literasi mem-
memahami, mengkritisi dan baca, dalam membina budaya
menghasilkan sebuah wacana dan kemampuan membaca,
tertulis. Agar dapat aktivitas pembelajaran literasi
menghasilkan pemahaman membaca harus menggunakan
yang mendalam, kegiatan tiga tahapan aktivitas, yaitu:
membaca harus dimulai h. Aktivits pra membaca
dengan pertanyaan tingkat Guru harus dapat
tinggi, dengan menggunakan mengarahkan kegiatan peserta
kata tanya mengapa dan didik untuk menciptakan
bagaimana, untuk menjawab pembelajaran yang efektif,
pertanyaan tersebut pembaca upaya guru tersebut dalam
hendaknya menganalisis teks, aktivitas pra baca harus
membuat inferensi, meng- mengkondisikan kegiatan
evaluasi teks, dan jawaban siswa sebelum membaca
dibuktikan dengan kutipan dengan mengaktifkan skemata
teks tersebut.25 peserta didik yang berkaitan
g. Prosedur Pembelajaran dengan teks yang akan dibaca.
Literasi Membaca Skemata merupakan latar
Agar pembelajaran literasi belakang pengetahuan dan
membaca dapat memperoleh pengalaman yang dimiliki
pemahaman yang mendalam, peserta didik tentang suatu
maka aktifitas peserta didik informasi atau konsep yang
diarahkan untuk: berhubungan dengan objek,
1) Menganalisis kandungan tempat, tindakan atau
teks, baik yang bersifat peristiwa.26
implisit atau eksplisit Aktivitas pramembaca
2) Memberikan gambaran merupakan rencana yang
inferensi analitis terhadap dilakukan guru dengan atau
teks yang dibaca tanpa melibatkan peserta
didik dalam perencanaanya.
24Yunus Abidin DKK, Literasi....166.
25Yunus Abidin DKK, Literasi....172. 26Yunus Abidin DKK, Literasi....1183-186.

44 | Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019)


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan | Abdul Muhith

Alasan tersebut sejalan a) Aktifitas membaca yang


dengan pendapat para ahli dilakukan guru adalah:
tentang pendekatan respon menayangkan teks terkait
membaca yang mengatakan yang dibaca peserta didik;
bahwa pramembaca adalah mendorong aktivitas
aktivitas perencanaan percakapan yang penuh
membaca yang dilakukan makna dan berhubungan
guru, aktivitas guru tersebut dengan teks untuk
antara lain adalah: mencapai tujuan
mengidentifikasi teks, mene- pembelajaran; memantau
tapkan tujuan membaca, siswa dalam kegiatan
menyusun pertanyaan yang mereka baik saat
terikat dengan teks, berbicara dan menulis
menyiapkan teks untuk sebagai bentuk respon
kegiatan membaca dan dalam mengidentifikasi
memilih model teks yang akan pertanyaan yang
digunakan dalam pem- diperlukan dan menjadi
belajaran.27 Sedangkan pen- pertanyaan berikutnya;
dapat ahli yang menyatakan mendorong peserta didik
bahwa aktivitas pramembaca membaca ulang sehingga
merupakan upaya mem- mereka dapat
bangkitkan skemata yang menganalisis secara
dimiliki peserta didik. Dengan mendalam teks yang
demikian aktivitas pra- dibaca; mengamati
membaca yang meliputi: aktivitas siswa dalam
membangkitkan pengetahuan membaca ulang untuk
awal, membuat prediksi isi menyusun pertanyaan
bacaan, menetapkan strategi agar mereka dapat
prabaca, menebak isi bacaan, menganalisis lebih
curah pendapat dan mengem- mendalam dan
bangkan peta konsep.28 memberikan inisiatif yang
i. Aktivitas Membaca lebih tepat untuk dapat
Setelah melakukan dilakukan oleh peserta
aktivitas prabaca, selanjutnya didik melalui diskusi,
melakukan aktivitas membaca, kolaborasi dan sikap
pada tahap membaca berbagai kooperatif untuk berbagi
variasi yang dilaksanakan pemahaman; dan
guru sesuai dengan strategi informasi dengan peserta
membaca yang dipilih guru didik yang lain.
atau peserta didik. Aktifitas b) Aktivitas membaca yang
membaca yang harus harus dilakukan peserta
dilakukan guru dan peserta didik adalah: membaca
didik adalah sebagai berikut: teks, menganalisis dan
mengutip teks untuk
maksud tertentu; telibat
27Lapp et.al (2015) dalam Yunus Abidin secara aktif dalam
DKK, Literasi....184. percakapan, mencatat, dan
28Moreillon et.al ( 200: 11) dalam Yunus
konsentrasi penuh tertuju
Abidin DKK, Literasi....185.

Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019) | 45


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan Title | Abdul Muhith

pada fokus yang selaras metode yang sesuai dan


dengan tujuan pem- efektif. Di antara metode yang
belajaran; mengulang dapat dilakukan dalam pem-
bacaan dengan tujuan belajaran literasi adalah:
memperluas dan men- 1) Metode Membaca cermat
dalami pemahaman ter- Multiliterasi
hadap teks; berbagi Metode ini dikem-
informasi dengan peserta bangkan dari konsepsi yang
siswa lain; membaca menggabungkan membaca
kembali; dan melanjutkan cermat dalam pandangan
kegiatan kolaboratif sam- respon pembaca dengan
pai mendapatkan pe- membaca pemahaman
mahan yang mendalam dalam pandangan teori
fitur dan maksud teks konstruktivistik, metode ini
yang digagas oleh penulis sesuai untuk tema sejarah,
teks tersebut.29 ilmu sosial dan teks
c) Aktivitas pascamembaca pendidikan
Setelah melakukan kewarganegaraan.
aktivitas membaca, ke- 2) Metode Pembalajaran In-
giatan yang harus kuiri Membaca
dilakukan adalah: Konteks membaca
menuliskan kembali teks inkuri adalah sebuah
yang dibaca; mem- aktivitas meneliti suatu teks
bandingkan bacaan untuk memperoleh makna
dengan teks lain; yang temuat dalam teks
melakukan dramatisasi tersebut.
pesan teks; meng- 3) Metode Eksplorasi Masalah
gambarkan gagasan teks, Matematis
membuat alat peraga Metode ini adalah
untuk menceritakan teks bentuk pemecahan masalah
yang dibaca; melakukan dalam Matematika yang
penelitian untuk berbentuk cerita.
memperkaya topik yang 4) Metode SQ3R untuk Ilmu
dibaca; melakukan Sosial
wawancara dengan Metode ini adalah
informan terkait; dan metode pembelajaran de-
mebuat diorama cerita ngan menggunakan lima
yang dibaca.30 langkah, yaitu survey
j. Metode dan Strategi Pem- (mengamati), quetion
belajaran Literasi Membaca (bertanya), read
Implementasi pem- (membaca), dan review
belajaran literasi membaca (mengulas).
dapat dilakukan melalui d) Metode PQRST Untuk Teks
kreativitas guru dan peserta Ilmu Sains
didik dengan menggunkan Metode ini adalah metode
pembelajaran membaca melalui:
29Sisson (2014) dalam Yunus Abidin
preview (peninjauan), question
DKK, Literasi....187-188. (pertanyaan), read (membaca),
30Yunus Abidin DKK, Literasi....183.

46 | Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019)


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan | Abdul Muhith

summary (merngkum), dan tes peneliti mengamati apa yang


(ujian).31 dikerjakan orang, mendengarkan
apa yang mereka ucapkan, dan
Metode Penelitian berpartisipasi dalam aktivitas
1. Pendekatan Penelitian mereka. 33

Penelitian ini menggunakan Selama interaksi, penulis


metode penelitian kualitatif jenis akan mengamati secara langsung
studi kasus yang bersifat deskriptif. segala sesuatu khususnya tentang
Menurut Sugiyono metode pelaksanaan literasi membaca di
penelitian kualitatif adalah metode pondok pesantren Sidogri
yang digunakan untuk meneliti b. Wawancara Terstruktur dan
pada kondisi objek yang alamiah Semiterstruktur.
dimana peneliti sebagai instrument Wawancara ini akan penulis
kunci.32 mulai dari sumber data pertama
Penelitian ini menggunakan yaitu, pengasuh pondok pesantren,
pendekatan kualitatif yang bersifat Ustadz dan santri Pondok Pesantren
deskriptif karena; pertama, tujuan Sidogiri mengenai persiapan,
penelitian ini akan meng- pelaksanaan dan evaluasi literasi
gambarkan realitas yang kompleks membaca.
dengan menetapkan penelitian c. Metode Dokumentasi
berdasarkan keseluruhan situasi di Data dari hasil observasi dan
dalam lingkungan sekolah, ruang wawancara dalam penelitian ini
kelas, termasuk di dalamnya guru, akan penulis lengkapi dengan
murid, serta aktivitas penelitian terhadap data fisik
pembelajaran. Kedua, penelitian ini berupa dokumen yang terkait
dilakukan dalam situasi alamiah dengan fokus penelitian.
dan cara alamiah dimana peneliti d. Analisis Data
termasuk instrument kunci dan Data yang telah diperoleh
tidak membuat perlakuan khusus melalui observasi partisipatif,
dalam penelitian. Ketiga, data yang wawancara terstruktur, indepth
terkumpul akan banyak berbentuk interview, dan dokumentasi dalam
kata-kata, gambar, tulisan, penelitian ini akan dianalisis
sehingga tidak menekankan pada menggunakan model Miles dan
angka. Hubermen. Aktivitas dalam analisis
data model Miles dan Hubermen
2. Metode Pengumpulan Data meliputi data reduction (reduksi
Untuk memperoleh data yang data), data display (penyajian
dibutuhkan, peneliti akan data), conclution
menggunakan metode drawing/verification. 34
pengumpulan data yang meliputi: Langkah-langkah analisis data
a. Metode Observasi Partisipatif dalam penelitian ini meliputi:
Sugiyono mengatakan bahwa 1) Reduksi Data.
dalam observasi partisipatif,
33Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif
31 Yunus Abidin DKK, Literasi....183. Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2007).
32Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif 311
Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 34Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif

2007),15. Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2007),


337.

Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019) | 47


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan Title | Abdul Muhith

Reduksi tersebut terkait waktu, tempat, monitoring dan


dengan data-data hasil observasi konsekuensi yang tidak mengikuti
partisipatif, wawancara terstruktur, peraturan tersebut, kemudian
indepth interview, dan dokumentasi dikonsultasikan kepada pengasuh,
yang berhubungan dengan metode setelah disetujuai oleh pengasuh
literasi membaca. kemudian ditetapkan untuk
2) Penyajian Data dilaksanakan.
Setelah melakukan reduksi b. Implementasi pembelajaran
data, selanjutnya peneliti literasi membaca di Pondok
menyajikan data melalui uraian Pesantren Sidogiri
singkat yang bersifat naratif Implementasi pembelajaran
sehingga memudahkan untuk literasi membaca di Pondok
memahami permasalahan dan Pesantren Sidogiri adalah sebagai
memudahkan rencana kerja berikut:
selanjutnya. 1. Kegiatan jam belajar
3) Penarikan Kesimpulan dan Kegiatan jam belajar lamanya
Verifikasi dua jam, yaitu dimulai dari pukul
Kegiatan dalam langkah ketiga 21.00-22.00 dan pada pukul 05.00-
ini adalah menarik kesimpulan dan 06.00, yang wajib diikuti oleh
verifikasi terhadap hasil penelitian. semua santri, sedangkan materi
Dari kesimpulan dan verifikasi ini yang dibaca adalah pelajaran
diketahui pelaksanaan kegiatan mereka sesuai dengan tingkatan,
literasi membaca. pada kegiatan tersebut seluruh
santri membaca pelajaran sesuai
gaya membaca mereka, baik
Hasil dan Pembahasan nyaring maupun senyap. Kegiatan
tersebut di-monitoring oleh
Pembelajaran Literasi Membaca di pengurus daerah dan pengurus
Pesantren Sidogiri pesantren, sehingga seluruh santri
Pembelajaran lieterasi membaca tidak boleh tidur atau ngobrol
di Pesantren Sidogiri pada awalnya yang tidak ada kaitannya dengan
dilakukan secara alami. Akan tetapi belajar.
selanjutnya dilakukan melalui dua 2. Musyawarah
fokus utama, yaitu diprogramkan Pembelajaran literasi
dalam sebuah peraturan (regulasi) dan selanjutnya dilakukan dengan
implementasi. kegiatan musyawarah, semua
a. Regualasi pembelajaran literasi santri wajib mengikuti kegiatan
membaca di Pondok Pesantren musyawarah sesuai dengan
Sidogiri kelasnya mulai dari level
Regulasi atau peraturan ibtidaiyah sampai tsanawiyah,
pembelajaran literasi membaca di kegiatan musya-warah dimaksud
Pondok Pesantren Sidogiri adalah mengulang kembali
dilakukan melalui perencanaan pelajaran yang sudah diperoleh di
yang dimusyawarhkan oleh kelas dari ustadz, kemudian
pengurus pondok pesantren untuk diterangkan lagi oleh temannya
menetapkan peraturan terkait yang memiliki kemampuan lebih,
pelaksanaan mengenai nama yaitu sebagai tutor sebaya.
jam belajar dan musyawarah,

48 | Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019)


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan | Abdul Muhith

3. Membaca sendiri di kamar atau Central Connecticut State University,


perpustakaan sesuai waktu dan World’s Most Literate Nations.
materi yang disukai santri. Diakses pada 13 Februari 2018
diakses
Kesimpulan darihttps://webcapp.ccsu.edu/?n
Regulasi pembelajaran literasi ews=1767&data.
membaca di Pondok Pesantren Debdikbud, Kamus Besar Bahasa
Sidogiri direncanakan berdasarkan Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang,
musyarawarah pengurus dengan nama 2002.
jam belajar dan musyawarah yang Debdikbud, Kamus Besar Bahasa
kemudian dikonsultasikan kepada Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
pengasuh untuk mendapatkan 2001.
persetujuan untuk dilaksnakan. Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Sementara itu, implementasi Surabaya: Duta Ilmu, 2002.
pembelajaran literasi membaca di Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak
Pondok Pesantren Sidogiri dilakukan Didik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
dengan tiga kegiatan. Pertama, jam Faisal, Sanapiah, Penelitian Kualitatif:
belajar dilaksanakan satu jam di Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang:
malam hari dan satu jam di pagi hari di YA3, 1990.
daerah atau asrama santri, yang harus Faizah, Dewi Utama, et.al., Panduan
diikuti oleh semua santri dan diawasi Literasi Sekolah di SD, Jakarta:
oleh pengurus. Kedua, musyawarah Direktorat Jenderal Pendidikan
yang diikuti oleh santri tingkat Dasar dan MenengahKementerian
Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah, Pendidikan dan Kebudayaan,
sedangkan materinya adalah pelajaran 2016.
di kelas. Ketiga, membaca sendiri baik Imron Arifin,1996, Penelitian Kualitatif
di perpustakaan maupun di kamar dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan
masing-masing, dengan materi yang Keagamaan Malang Kalima sada
disukai. Perss.
Junaidi & Fauzan, Metodologi Penelitian
Referensi Kualitatif , Jogjakarta: Amera,
Abidin, Yunus, Tita Mulyai dan Hana 2012.
Yunansah, Pembelajaran Literasi Mudzakir, Studi Kasus: Desain dan
Strategi meningkatkan Metode Jakarta: PT. RajaGrafindo
Kemampuan Literasi Matematika, Persada, 2014.
Sain, Membaca dan Menulis, Muslich, M., Melaksanakan PTK itu
Jakarta: Bumi Aksara, 2017. Mudah, Jakarta: Bumi Aksara,
Beers, J. W., & Smith, J. O., A Principal’s 2009.
Guide to Literacy Instruction, New Robert C. Bogdan dan Sari Knoop
York: Guilford Press, 2009. Biklen, Qualitative Research For
Bogdan, Robert, and Steven J. Taylor, Education: An Intrudution to
Introduction to Qualitative Theory and Methods, Buston:
Research Methods, Terjemahan Aliyin and Bacon, 1998.
Arief Furhan, Surabaya: Usaha Silalahi, Amin, Metodologi Penelitian
Nasional, 1992. Studi Kasus, Sidoarjo: Citramedia,
Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian 2003.
Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005.

Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019) | 49


Pembelajaran Literasi Membacadi Pondok Pesantren Sidogiri Kraton Pasuruan Title | Abdul Muhith

Siregar, Eveline dan Hartini Nara, Teori


Belajar dan Pembelajaran, Bogor:
Ghalia Indonesia, 2011.
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif,
kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta, 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,
kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta, 2012.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Wiedarti, Pangesti, et.al., Desain Induk
Gerakan Literasi Sekolah, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan MenengahKementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,
2016.
Worsley, Peter, Introducing Sociology,
England: Penguin Books, 1970.
Yin, Robert K., Case Study Research:
Design and Methods,
diterjemahkan oleh M. Djauzi,
Jakarta: Rajawali, 2008.

50 | Journal of Islamic Education Research Vol 1 No. 01 Desember (2019)

You might also like