You are on page 1of 11

74

Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI Streptococcus mutans


DARI SEDIAAN MOUTHWASH EKSTRAK DAUN SALAM
(Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)

(Formulation and Activity Test of Streptococcus mutans Antibacterial of Bay Leaves Extract
Mouthwash Preparation)

Fitri Handayani, Husnul Warnida, Siti Juhairiah Nur


Akademi Farmasi Samarinda
JL. Brig.Jend A. Wahab Sjahranie No. 266
email : sausanrukan@yahoo.co.id

ABSTRACT
Dental and oral disease is a major 10 diseases in Indonesia. Streptococcus sp is the
microorganism that have been the major cause of dental caries. Generally, people use mouthwash
to maintain oral hygiene. The use of mouthwash with alcohol content of more than 20% can lead
to oral cancer. One of the plants that is useful as antimicrobial is bay leaf (Syzygium polythum
(Wight) Walp.). Bay leaf extract has minimum inhibitory concentration (MIC) value of 1% and
minimum bactericidial concentration (MBC) value of 1.5% against the bacteria Streptococcus
mutans with the main content of flavonoids, tannins and essential oils.Mouthwash formulation of
bay leaf extract aims to determine whether the bay leaf extract can be formulated into mouthwash
preparations and meets the requirements of physical tests, as well as knowing the difference of
inhibition zone in the test of antibacterial activity.The object under study is an extract of bay leaves
that are formulated into mouthwash preparation with varying extract concentrations of 1%, 1.5%
and 2%, then testing the preparation including organoleptic test, pH test, viscosity test and testing
antibacterial activity against Streptococcus mutans.The results showed extracts of bay leaves
(Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) can be formulated into mouthwash preparation and meet
the requirements of a physical test on the pH and viscosity test, but did not meet the organoleptic
test for clarity and color. There are differences in antibacterial activity against Streptococcus
mutans growth in mouthwash preparations with a variation of the extract concentration i.e. formula
1 concentration of 1% at 2,350 mm, formula 2 concentration of 1.5% at 2,360 mm and the formula
3 concentration of 2% at 3.68 mm.

Keywords: bay leaves, mouthwash, antibacterial, Streptococcus mutans

PENDAHULUAN peringkat 6 penyakit yang paling banyak


Kesehatan gigi dan mulut merupakan diderita. Di Indonesia penyakit gigi dan
mulut yang bersumber dari karies gigi
hal yang penting. Salah satu indikator
menempati urutan tertinggi ke 10 dengan
kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat
prevalensi sebesar 45,68 % (Sugito, 2000).
kebersihan rongga mulut. Berbagai penyakit
Karies gigi (gigi berlubang)
di dalam mulut seperti sariawan, periodontitis
merupakan penyakit yang paling banyak
dan karies gigi (gigi berlubang) merupakan
dijumpai di rongga mulut. Bakteri penyebab
faktor utama penyebab bau mulut
utama timbulnya karies gigi (gigi berlubang)
(Amtha,1997).
adalah Streptococcus mutans. Streptococcus
Karies gigi merupakan penyakit
mutans adalah penghuni normal rongga
infeksi yang diderita hampir 95% populasi di
mulut, streptococcus mutans dapat berubah
dunia. Angka kesakitan gigi menempati
75
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

menjadi patogen bila lingkungan hidup dan menghambat maupun membunuh


bakteri tersebut menguntungkan dan terjadi mikroba penyebab bau mulut serta efektif
peningkatan populasi (Kidd dan Bechal, dalam menjangkau bagian gigi yang tidak
1992). dapat dibersihkan dengan menyikat gigi. Hal
Penyakit gigi dan mulut khususnya inilah yang melatarbelakangi penelitian
karies gigi (gigi berlubang) sering tidak tentang formulasi sediaan mouthwash dari
mendapat perhatian dari masyarakat dan ekstrak daun salam. Penelitian ini bertujuan
pemerintah karena jarang membahayakan untuk memformulasikan ekstrak daun salam
jiwa, padahal kesehatan gigi mempunyai (Syzygium polythum (Wight) Walp.) dalam
peran penting dalam upaya peningkatan bentuk sediaan mouthwash yang memenuhi
derajat kesehatan masyarakat (Oktrianda, persyaratan fisik mouthwash dan mampu
2011). Cara lainnya untuk mencegah dan menghambat pertumbuhan Streptococcus
mengurangi timbulnya penyakit karies gigi mutans.
(gigi berlubang) adalah dengan
menggunakan mouthwash. Mouthwash METODE PENELITIAN
merupakan larutan air yang digunakan Alat dan Bahan
sebagai pembersih untuk meningkatkan Alat : stamper, mortir, alat gelas
kesehatan rongga mulut, estetika dan (Pyrex,Iwaki), kertas saring, neraca analitik
keseragaman nafas (Remington. A dan R. OHAUS, kertas indikator pH universal
Gennaro, 2005). Umumnya mouthwash (ATC), toples kaca, Viskometer Ostwald
mengandung bahan antibakteri dengan (Pyrex), blender, Autoklaf (Speedy Autoclave
komponen utama berupa alkohol lebih dari tipe Vertical model HL-340), cawan petri,
20%, yang dapat memicu terjadinya kanker Hot Plate, Inkubator (Jouan tipe IG 150),
mulut (McCullough dan Farah, 2008). magnetic stirer, mikro pipet, piknometer,
Pemanfaatan bahan alam dapat pipet tetes, dan spatel.
mengurangi penggunaan bahan sintetik Bahan : daun salam (Syzygium polythum
dalam pengobatan, salah satunya dengan (Wight) Walp.), air suling, etanol 95%,
memanfaatkan daun salam. Sumono dan sorbitol, Peppermint oil, gliserin, NaCl 0,9%,
Agustin (2009), menyatakan bahwa subyek media Mueller Hinton Agar (MHA), dan
yang berkumur air rebusan daun salam paper disc.
dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100%
dapat menurunkan jumlah koloni Prosedur Kerja
Streptococcus sp. Ekstrak daun salam efektif 1. Ekstraksi Daun Salam
menghambat pertumbuhan bakteri Ekstraksi daun salam menggunakan
Streptococcus mutans dengan nilai Kadar metode maserasi dengan pelarut etanol
Hambat Miumum (KHM) sebesar 1% dan 95%. Daun salam yang telah dikeringkan
Kadar Bunuh Minimum (KBM) sebesar 1,5% kemudian digiling dan dibuat serbuk
(Setyohadi, 2013). Pasta gigi ekstrak daun seberat 200 g. Dimasukkan ke dalam
salam efektif menghambat wadah kaca dan direndam dengan etanol
pertumbuhan Streptococcus mutans dengan 95% dengan perbandingan 1 : 10 lalu
konsentrasi 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60% ditutup dengan aluminium foil dan
(Ardianto, 2012). didiamkan selam 24 jam sambil sesekali
Besarnya manfaat daun salam dalam diaduk. Setelah 24 jam campuran
menghambat maupun membunuh bakteri diserkai. Proses penyarian diulangi
Streptococcus mutans serta belum adanya sekurang-kurangnya dua kali dengan
pemanfaatan ekstrak daun salam sebagai menggunakan pelarut dengan jenis dan
bahan aktif pada sediaan mouthwash yang jumlah yang sama. Kemudian semua
digunakan untuk menjaga kesegaran nafas maserat dikumpulkan dan diuapkan
76
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

hingga diperoleh ekstrak kental. peppermint oil. Untuk jumlah konsentrasi


Selanjutnya dihitung persentase ekstrak daun salam yang digunakan yakni
rendemen ekstrak. sebesar 1%, 1,5%, 2% yang didasarkan
2. Formulasi Sediaan Mouthwash Ekstrak pada penelitian Setyohadi dkk, (2013).
Daun Salam (Syzygium polythum (Wight) Komposisi formula mouthwash dapat
Walp.) dilihat pada tabel 1.
Formulasi mouthwash menggunakan
sorbitol, gliserin, air suling dan

Tabel 1. Formulasi Sediaan Mouthwash


Konsentrasi (%)
Bahan Kontrol
Formula 1 Formula 2 Formula 3
Negatif
Ekstrak Etanol Daun Salam - 1 1,5 2
Gliserin 5 5 5 5
Sorbitol 8 8 8 8
peppermint oil 0,15 0,15 0,15 0,15
Air suling ad 100 100 100 100

3. Pembuatan Mouthwash Ekstrak Daun Pengukuran viskositas sediaan


Salam (Syzygium polythum (Wight) menggunakan viskometer Ostwald.
Walp.) Sejumlah cairan dimasukkan ke
Dimasukkan ekstrak daun salam di dalam dalam A, kemudian dengan cara
mortir dan ditambahkan gliserin menghisap atau meniup, cairan
kemudian di gerus hingga larut. dibawa ke B, sampai melewati garis
Ditambahkan sorbitol ke dalam mortir m. Cairan dibiarkan mengalir secara
kemudian digerus hingga homogen. bebas dan waktu yang diperlukan
Ditambahkan air suling ke dalam mortir untuk mengalir dari garis ke n diukur.
lalu di gerus hingga bisa dituang. Waktu yang diperlukan sediaan untuk
Disaring dan dimasukkan ke dalam botol mengalir dihitung menggunakan
kemudian ditambahkan air suling hingga stopwatch. Pengukuran viskositas
100 ml. Ditambahkan peppermint oil ke diulang masing-masing 3 kali untuk
dalam botol kemudian tutup botol. setiap sediaan. Dihitung waktu yang
4. Pengujiaan Sediaan Mouthwash Ekstrak diperlukan untuk mengalir.
Daun Salam (Syzygium polythum (Wight) Viskositas dihitung dengan rumus :
Walp.) Ƞ𝟐 𝛒𝟐 𝐭𝟐
a. Uji Organoleptis =
Ƞ𝟏 𝛒𝟏 𝐭𝟏
Pemeriksaan organoleptis meliputi
pemeriksaan bentuk, warna, bau dan Keterangan:
rasa (Pradewa, 2008). η1 = viskositas air (cp)
b. Uji pH η2 = viskositas zat cair yang dicari
Pemeriksaan pH dilakukan dengan (cp)
menggunakan kertas pH Universal. ρ1 = massa jenis air (g/ml)
Kertas pH Universal dicelupkan ke ρ2 = massa jenis zat cair yang dicari
dalam mouthwash selama beberapa (g/ml)
menit kemudian dicocokan dengan t1 = waktu alir air (detik (s))
warna indikator. t2 = waktu alir zat yang dicari (detik
c. Uji Viskositas (s))
77
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

d. Uji aktivitas antibakteri mouthwash yang keruh. Kekeruhan ini


ekstrak daun salam dipakai sebagai standar
1) Sterilisasi kekeruhan suspensi
Sterilisasi dilakukan di dalam bakteri uji.
autoklaf pada suhu 1210 C selama 6) Pembuatan Suspensi Bakteri Uji
15 menit. Sebelumya alat-alat Bakteri uji yang telah diinokulasi
tersebut telah dicuci bersih, pada media agar miring kemudian
dikeringkan dan dibungkus diambil dengan kawat ose steril
dengan menggunakan kertas lalu disuspensikan ke dalam
(Entjang, 2001). tabung yang berisi 2 ml larutan
2) Media Mueller Hinton Agar NaCl 0,9 % (0,18 g dilarutkan
(MHA) dalam 20 ml air) hingga diperoleh
Dimasukkan 3,8 gram media kekeruhan yang sama dengan
MHA ke dalam erlenmeyer, standar kekeruhan larutan Mc.
dilarutkan dengan 100 ml air Farland.
suling kemudian dipemanasan di 7) Uji Aktivitas Antibakteri dengan
atas hot plate. Media tersebut Metode Difusi
disterilkan di dalam autoklaf pada Siapkan 5 cawan petri, dituang
suhu 1210 C selama 15 menit. medium MHA sebanyak ± 15 ml
3) Pembuatan Medium Agar Miring kedalam masing-masing cawan
Dituangkan media MHA yang petri, kemudian dibiarkan
telah dibuat sebanyak 5 ml pada memadat. Dicelupkan lidi kapas
masing-masing 3 tabung reaksi steril kedalam suspensi bakteri.
steril dan ditutup dengan Diusapkan pada permukaan
alumunium foil. Media tersebut medium MHA sampai seluruh
disterilkan dalam autoklaf pada permukaan tertutup rapat. Di
suhu 1210 C selama 15 menit, tempelkan disk yang telah
kemudian dibiarkan pada suhu direndam dalam mouthwash
ruangan dan letakkan dengan ekstrak daun salam, cawan I diisi
posisi miring sampai media dengan mouthwash konsentrasi
memadat. Media Agar miring 1%, cawan II diisi mouthwash
digunakan untuk inokulasi bakteri konsentrasi 1,5%, cawan III diisi
(peremajaan bakteri). mouthwash konsentrasi 2%,
4) Inokulasi Bakteri pada Media cawan IV diisi dengan kontrol
Agar Miring negatif , cawan V diisi dengan
Bakteri uji diambil dengan jarum kontrol positif (mouthwash
ose steril, lalu ditanamkan pada komersil tanpa alkohol).
media agar miring dengan cara Pengulangan dilakukan sebanyak
menggores menggunakan jarum 3 kali. Lalu cawan petri
ose. Selanjutnya diinkubasi pada diinkubasi selama 24 jam pada
suhu 370 C selama 24 jam. suhu 37°C. Kemudian diukur
5) Pembuatan Standar Kekeruhan diameter zona hambat (mm) dari
Larutan (Larutan Mc. Farland). masing-masing konsentrasi.
Larutan H2SO4 sebanyak 9,5 ml 5. Analisis Data
dicampurkan dengan larutan Data yang dikumpulkan adalah data
BaCl2.2H2O sebanyak 0,5 ml kualitatif dan data kuantitatif. Data
dalam erlenmeyer. Kemudian kualitatif berupa data hasil evaluasi
dikocok sampai terbentuk larutan sediaan mouthwash pada uji organoleptis,
78
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

uji pH dan uji viskositas , data yang telah Bersdasarkan hasil pengujian Sediaan
dikumpulkan akan disajikan dalam Mouthwash Ekstrak Daun Salam (Syzygium
bentuk tabel dan grafik. Data kuantitatif polyanthum (Wight) Walp.) maka didapatkan
berupa data hasil uji antimikroba hasil sebagai berikut :
menggunakan metode ANOVA. Data
diolah dengan menggunakan program Organoleptis
Microsoft Excel 2010 dan SPSS 20 Pemeriksaan fisik terhadap warna pada
(Statistical Produk and Servis Solution). formula mouthwash selama 14 hari
penyimpanan menunjukkan perbedaan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN hari ke 14, dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Salam (Syzygium polythum
(Wight) Walp.)
Hari Formula Warna Aroma Rasa
Agak manis, diikuti
Formula 1 Kuning keruh Mint kuat rasa mint khas daun
salam
Agak manis, diikuti
Kuning Mint kuat diikuti aroma
1 Formula 2 rasa mint khas daun
kecoklatan keruh khas daun salam
salam
Agak manis, diikuti
Kuning Mint kuat diikuti aroma
Formula 3 rasa mint khas daun
kecoklatan keruh khas daun salam
salam
Agak manis, diikuti
Formula 1 Kuning keruh Mint kuat rasa mint khas daun
salam
Agak manis, diikuti
Kuning Mint kuat diikuti aroma
7 Formula 2 rasa mint khas daun
kecoklatan keruh khas daun salam
salam
Agak manis, diikuti
Kuning Mint kuat diikuti aroma
Formula 3 rasa mint khas daun
kecoklatan keruh khas daun salam
salam
Agak manis, diikuti
Kuning Mint lemah diikuti
Formula 1 rasa mint khas daun
kecoklatan keruh aroma khas daun salam
salam
Agak manis, diikuti
Coklat kemerahan Mint lemah diikuti
14 Formula 2 rasa mint khas daun
keruh aroma khas daun salam
salam
Agak manis, diikuti
Coklat kemerahan Mint lemah diikuti
Formula 3 rasa mint khas daun
keruh aroma khas daun salam
salam

Formula 1 memiliki warna kuning warna yang dihasilkan. Warna keruh yang
kecoklatan keruh. Warna yang dihasilkan dihasilkan pada ketiga formula mouthwash
pada formula 2 dan 3 adalah coklat diakibatkan penggunaan bahan aktif berupa
kemerahan keruh. Semakin besar konsentrasi ekstrak. Menurut Winarno (1973), warna
ekstrak yang digunakan akan semakin pekat coklat umumnya disebabkan oleh senyawa
79
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

tanin dari tumbuhan. Aroma yang dihasilkan menutupi aroma yang kurang menyenangkan
pada formula 1 berbeda dibanding aroma pada sediaan mouthwash. Rasa mint pada
yang dihasilkan pada formula 2 dan 3. Hal ini sediaan dipengaruhi oleh penggunaan
disebabkan karena perbedaan kandungan zat peppermint oil, sedangkan rasa manis pada
aktif berupa minyak atsiri yang terdapat di sediaan dipengaruhi oleh penggunaan
dalam sediaan. Semakin besar kandungan sorbitol dan gliserin. Penggunaan sorbitol
minyak atsiri di dalam sediaan semaki tajam sebanyak 8%, gliserin sebanyak 5% serta
aroma yang dihasilkan. Kombinasi antara peppermint oil sebanyak 0,15% dengan
aroma khas daun salam dengan peppermint konsentrasi yang sama pada ketiga formula
oil menghasilkan aroma menyenangkan dan mengakibatkan ketiga formula memiliki rasa
diharapkan mampu mengurangi atau yang sama.

pH
Pengukuran pH sediaan mouthwash menggunakan indikator Universal.

Tabel 3. Nilai Rata-Rata pH Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Salam (Syzygium polythum (Wight)
Walp.)
Rata-rata nilai pH Standar nilai pH Mouthwash
Formula
Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 1. pH pertumbuhan bakteri 6,5-7.5
Formula 1 5 5 5 (Fardiaz,1989)
Formula 2 5 5 5 2. pH mouthwash 5.71-5.98 (Pradewa,
Formula 3 5 5 5 2008).

Nilai pH suatu sediaan menentukan tingkat keasaman sebesar 4,5 (Rowe, 2009).
jenis dan kemampuan bakteri untuk tumbuh. Pada formulasi sediaan, sorbitol yang
Nilai pH sediaan mouthwash diharapkan digunakan memiliki nilai konsentrasi terbesar
dapat berada di luar range pertumbuhan dibandingkan bahan-bahan lainnya sebesar
bakteri (Pradewa, 2008). Nilai pH yang 8% sehingga mempengaruhi nilai pH pada
diperoleh selama 14 hari penyimpanan pada sediaan.
ketiga formula adalah 5. Nilai pH yang
dihasilkan pada formula 1, 2 dan 3 memenuhi Viskositas
persyaratan karena berada di luar range pH Pengujian viskositas sediaan mouthwash
pertumbuhan bakteri dan pH mouthwash berpengaruh terhadap tingkat kekentalan
menurut Pradewa (2008). Nilai pH yang produk tersebut saat digunakan untuk
diperoleh pada sediaan mouthwash berkumur.
dipengaruhi oleh penggunaan sorbitol dengan

Tabel 4. Rata-Rata Nilai Viskositas Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Salam (Syzygium polythum
(Wight) Walp.)
Rata-rata nilai pH Standar nilai pH Mouthwash
Formula
Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 1. pH pertumbuhan bakteri 6,5-7.5
Formula 1 5 5 5 (Fardiaz,1989)
Formula 2 5 5 5 2. pH mouthwash 5.71-5.98 (Pradewa,
Formula 3 5 5 5 2008).
80
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Pengukuran tingkat viskositas formula1, 2 dan 3 berbeda dan mengalami


sediaan menggunakan viskometer Oswald. peningkatan. Perbedaan nilai viskositas yang
Hasil analisis viskositas menunjukkan nilai didapat diakibatkan karena semakin besar
viskositas yang diperoleh dari tiap formula nilai bobot jenis suatu cairan semakin tinggi
memenuhi persyaratan. Nilai viskositas pula viskositasnya. Selain itu, nilai viskositas
dipengaruhi oleh bobot jenis suatu cairan pada formula 1, 2 dan 3 mengalami
yang mempengaruhi kecepatan mengalir penurunan selama penyimpanan. Hal ini
cairan tersebut. Bahan tambahan yang disebabkan karena sediaan berupa larutan
digunakan juga mempengaruhi viskositas masa simpannya relatif lebih singkat
sediaan, dimana gliserin memiliki nilai dibandingkan dengan bentuk sediaan padat,
viskositas sebesar 1,143 cp pada konsentrasi karena sediaan larutan mudah terurai oleh
5 % dan sorbitol memiliki nilai viskositas suhu dan cahaya dan bereaksi dengan
sebesar 1,2 cp pada konsentrasi 10% (Rowe lingkungan.
dkk, 2009). Pada tabel 6, nilai viskositas

Formula 1 Formula 2 Formula 3

Gambar 1. Sediaan Mouthwash Ekstrak Daun Salam (Syzygium polythum (Wight) Walp.)

Aktivitas antibakteri aktivitas antibakterinya maka semakin luas


Pengujian aktivitas antibakteri daerah hambatnya (Jawetz dkk, 1996).
menggunakan metode difusi agar. Metode ini Menurut Setyohadi (2013) ekstrak daun
umumnya sering digunakan dibandingkan salam memiliki nilai kadar hambat miumum
metode lainnya karena metode difusi agar (KHM) sebesar 1% dan kadar bunuh
memudahkan dalam mengetahui aktivitas miumum (KBM) sebesar 1,5% terhadap
antimikroba suatu sediaan dengan bakteri Streptococcus mutans. Berdasarkan
terbentuknya zona hambatan pertumbuhan penelitian tersebut formulasi sediaan
bakteri dari zat yang bersifat sebagai mouthwash dibuat dengan memvariasikan
antibakteri di dalam media padat. Daerah konsentrasi ekstrak pada formula 1 sebesar
hambatan pertumbuhan bakteri adalah daerah 1%, formula 2 sebesar 1,5% dan formula 3
jernih disekitar cakram. semakin kuat daya sebesar 2%.
81
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Gambar 2. Tabel dan Grafik Hasil Analisis Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Mouthwash Ekstrak
Daun Salam (Syzygium polythum (Wight) Walp.)

Dari hasil pengukuran zona hambat konsentrasi ekstrak yang terkandung dalam
yang diperoleh diameter zona bening tiap sediaan, semakin besar pula senyawa aktif
formula mengalami peningkatan, semakin yang dimilikinya. Daya hambat menurut
besar konsentrasi ekstrak semakin besar pula Davis dan Stout (1971) dibagi atas : sangat
diameter zona bening yang diperoleh. Pada kuat (zona jernih > 20 mm), kuat (zona jernih
formula 1 konsentrasi 1% diameter zona 10-20 mm), sedang (zona jernih 5-10 mm)
bening yang diperoleh sebesar 2,325 mm, dan lemah (zona jernih < 5 mm) sehingga
formula 2 konsentrasi 1,5% sebesar 2,350 dapat dinyatakan bahwa formula 1, formula
mm, formula 3 konsentrasi 2% sebesar 3,68 2, formula 3 dan kontrol (+) (Pepsodent
mm, kontrol negatif sebesar 0 mm dan Herbal) memiliki daya hamabat lemah
kontrol positif sebesar 2,325 mm. Hal ini terhadap bakteri Streptococcus mutans.
disebabakan karena semakin besar

Gambar 3. Zona Hambat Kontrol negatif Gambar 4. Zona Hambat Kontrol


positif
82
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Gambar 5. Zona Hambat Formula 1 Gambar 6. Zona Hambat Formula 2

Gambar 7. Zona Hambat Formula 3


Secara spesifik senyawa aktif yang dan akhirnya dapat menyebabkan kematian
terkandung di dalam ekstrak daun salam sel (Sumono dan Agustin, 2009).
belum diketahui, tetapi berdasarkan Berdasarkan hasil perhitungan statistika pada
penelitian yang dilakukan oleh Setyohadi uji distribusi normal (Kolmogrorov-
(2013) senyawa aktif yang terkandung di Smirnov) menunjukkan nila signifikan > 0.05
dalam ekstrak daun salam yang memiliki sehingga diameter zona hambat pada
aktivitas anti mikroba adalah flavonoid, kelompok uji tersebar merata (berdistriusi
tannin, dan minyak atrisri. Flavonoid normal). Pengujian dilanjutkan pada uji
mempunyai kemampuan berinteraksi dengan homogenitas menggunaka oneway anova.
DNA (deoxyribonucleic acid) bakteri. Hasil Hasil menunjukkan nilai signifikan .> 0.05
interaksi tersebut menyebabkan terjadinya sehigga diameter zona hambat homogen.
kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri. Pada uji lajutan menggunakan post hoc LSD,
Tanin menghambat pertumbuhan bakteri hasil menunjukkan bahwa formula
dengan mengadakan denaturasi protein dan konsentrasi 2% berbeda signifikan dengan
menurunkan tegangan permukaan, sehingga kontrol negatif, kontrol positif, formula
permeabilitas bakteri meningkat. Kerusakan konsentrasi 1 % dan formula konsentrasi
dan peningkatan permeabilitas sel bakteri 1,5% . Sehingga formula konsentrasi 2%
menyebabkan pertumbuhan sel terhambat memiliki efektifitas lebih besar dibandingkan
83
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

kontrol negatif, kontrol positif, formula Davis, W.W and Stous, T.R. 1971. Disc Plate
konsentrasi 1 % dan formula konsentrasi Methods of Microbiological
1,5%. Antibiotic Assay. Microbiology

Entjang, I. 2001. Mikrobiologi dan


KESIMPULAN DAN SARAN
Parasitologi Akademi Keperawatan
Kesimpulan dan Sekolah Tenaga Kesehatan
Ekstrak Daun Salam Syzygium yang Sederajat. Bandung: PT. Citra
polythum (Wight) Walp konsentrasi 1%, Aditya Bakti Fardiaz.S.1989.
1,5% dan 2% dapat diformulasikan ke dalam Mikrobilogi Pangan. Pusat ntar
bentuk sediaan mouthwash yang memenuhi Universitas Pangan dan Gizi,
persyaratan uji viskositas dan uji pH tetapi IPB.Bogor.
tidak memenuhi uji organoleptis terhadap
kejernihan dan warna. Terdapat perbedaan Jawetz.1996. Mikrobiologi Kedokteran Ed
aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan 23. Jakarta ; Buku Kedokteran EGC.
Streptococcus mutans dari sediaan
mouthwash ekstrak daun salam dengan Kidd, E.A.M. dan S.J. Bechal. 1992. Dasar-
variasi konsentrasi ekstrak yakni formula 1 Dasar Karies Penyakit dan
konsentrasi 1% diameter zona bening yang Penanggulangannya. Terjemahan
diperoleh sebesar 2,325 mm, formula 2 Naran Sumawinata & Safrida Faruk.
konsentrasi 1,5% sebesar 2,350 mm, dan Jakarta: EGC.
formula 3 konsentrasi 2% sebesar 3,68 mm.
Pada uji anova menggunakan uji post hoc McCullough, MJ dan Farah CS. 2008. The
LSD, hasil menunjukkan terdapat perbedaan role of Alcohol in oral
diameter zona hambat antara formula carsinogenesis with particular
konsentrasi 2% dengan kontrol negatif, reference to alcohol-cotaining
kontrol positif, formula konsentrasi 1 % dan mouthwashes. Australia : Detal
konsentrasi formula 1,5%. Journal.

Saran Oktrianda, B. 2011. Hubungan waktu, teknik


Disarankan agar dilakukan uji aktivitas menggosok gigi dan jenis makanan
antibakteri penyebab karies gigi lainnya. yang dikonsumsi dengan kejadian
karies gigi pada murid SDN 66
Payakumbuh di wilayah kerja
DAFTAR PUSTAKA Puskesmas Lampasi Payakumbuh
Amtha, R. 1997. Kelainan mukosa akibat (Skripsi). Padang: Fakultas
penggunaan obat kumur. Majalah Kedokteran Universitas Andalas.
ilmiah kedokteran gigi, fakultas
kedokteran gigi: universitas trisakti. Pradewa M.R. 2008. Formulasi Sediaan
Obat Kumur (mouthwash)
Ardianto, W.D.A. 2012. Uji Daya Berbahan Dasar Gambir.
Antibakteri Ekstrak Daun Salam Bogor:ITB
(Eugenia polyantha Wight) dalam
Pasta Gigi terhadap Pertumbuhan Rowe, R.C., Sheskey, P. J., Owen, S. C.
Streptococcus mutans. Jember: FKG 2009. Handbook of Pharmaceutical
universutas Jember. Exipiens 6 th Edition. London:
American Pharmaceutical
Association
84
Media Sains, Volume 9 Nomor 1, April 2016 ISSN ELEKTRONIK 2355-9136

Setyohadi R, Hamid A, Laila S.R. 2013. Uji Sumono A dan Agustin W. 2009.
Efektivitas Antimikroba Ekstrak Kemampuan air rebusan daun
Etanol Daun Salam (Syzygium salam (Eugenia polyantha W) dalam
polyanthum) Terhadap menurunkan jumlah koloni bakteri
Streptococcus mutans Rongga Streptococcussp. Surabaya:
Mulut Secara In Vitro. Universitas Universitas Jember.
Brawijaya
Winarno, F.G. dan Sri Laksmi. 1973.
Sugito S. F. 2000. Peranan Teh dalam Pigment dalam Pengolahan
Mencegah Terjadinya Karies Gigi. Pangan.Departemen Teknologi
Dalam Jurnal Kedokteran Gigi Hasil Pertanian FATEMETA, IPB,
Universitas Indonesia. Volume 7. Bogor.
Edisi Khusus. Jakarta: FKG
Universitas Indonesia.

You might also like