You are on page 1of 15

RISK ASSESSMENT PADA PEKERJA PENGELASAN PERKAPALAN

DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS

Dewi Wulandari, Noeroel Widajati


Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
Email: dewiqwoelandjari21@gmail.com

ABSTRACT
PT DUMAS Tanjung Perak Shipyards develop into a company that is also engaged in the construction of new vessels.
The process construction of ships is a activities performed starting from a vessel until with the delivery of the product of a
ship to the owner. To the process of grafting blocks the activity of a ship can not be separated from the activity of welding.
Where in the process of welding should not be there was a mistake as small as any fine is crack, over heat, and so on.
Activity welding done di a place like welding room open, enclosed space and at high altitude. The study is done by means
of interviews and direct observation. The purpose of this research is to identify danger activity welding, risk assessment
from danger welding at open space, enclosed space and in the height of that they can even detect control mechanisms.
This research in a job safety analysis to identify potential. The results from workers welding in PT. Dumas Tanjung Perak
Shipyards namely hit a work piece, scratched and hit hard a hammer slag, truncated, slipped, stung electricity, burning,
stung fire, fell, spark fire, punctured, fall down from a height, faint, poisoning, and hit by a work piece. The impact of
danger what will happen is destructive the eyes and skin, respiratory disorders, to generate explosion or fires, death,
injured, and burns on the body. Engineering control (safety line and LOTO), subsisting control (safety talk and training),
and the self protection (helmet, wear pack, safety shoes, goggles).

Keywords: Job Analysis Safety, hazard identification, risk assessment, risk control

ABSTRAK
PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard berkembang menjadi perusahaan yang juga bergerak dalam pembangunan kapal
baru. Proses pembangunan kapal merupakan suatu aktivitas yang dilakukan mulai dari perencanaan kapal sampai dengan
penyerahan produk kapal kepada pemilik kapal. Pada proses aktivitas penyambungan blok-blok kapal tidak lepas dari
aktivitas pengelasan. Proses pengelasan tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun baik merupakan crack, over heat, dan
sebagainya. Aktivitas pengelasan dilakukan di berbagai tempat seperti pengelasan di ruang terbuka, ruang tertutup dan
di tempat ketinggian. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi bahaya aktivitas pengelasan, menilai risiko dari bahaya pengelasan pada ruang terbuka,
ruang tertutup dan di tempat ketinggian sehingga dapat menentukan cara pengendalian. Penelitian ini menggunakan metode
Job Safety Analysis. Hasil dari pengambilan data ini didapat PT. DUMAS Tanjung Perak Shipyards memiliki risiko bahaya
pada aktivitas pengelasan yaitu berupa terbentur material kerja, terkena pukulan palu terak, terpotong mesin gerinda,
terpeleset, kesetrum listrik, kebakaran, terkena api, jatuh dari ketinggian, terkena percikan benda, tertusuk serpihan besi,
tidak sadarkan diri, keracunan gas dan kejatuhan material. Dampak bahaya yang akan terjadi adalah kerusakan mata dan
kulit, gangguan pernapasan, menimbulkan ledakan atau kebakaran, kematian, cidera pada tubuh, dan luka bakar pada tubuh
pekerja. Pengendalian yang dilakukan berdasarkan hierarki pengendalian yaitu engineering control (safety line dan LOTO),
administrative control (safety talk dan pelatihan), dan alat pelindung diri (helmet, wear pack, safety shoes, goggles).

Kata kunci: Job Safety Analysis, identifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko

PENDAHULUAN transformasi di dalam teknologi tidak dapat dicegah


Di era globalisasi sekarang ini sangat diperlukan perkembangannya. Dengan adanya penggunaan
teknologi yang maju agar memenuhi kebutuhan teknologi maju akan memengaruhi peningkatan
manusia secara menyeluruh, terkadang tanpa penggunaan bahan-bahan yang mempunyai potensi
kita sadari tidak adanya pengendalian yang baik bahaya sesuai dengan kebutuhan industrial saat
menyebabkan kerugian bagi manusia itu sendiri. ini. Pada penggunaan teknologi yang maju akan
Pada penggunaan teknologi tidak dapat dihindari memberikan kemudahan bagi pengguna, namun juga
maka pada era industrialiasi sekarang ini proses akan memberikan dampak yang tidak dapat dihindari
yaitu bertambahnya jumlah risiko bahaya dan ragam

©2017 FKM_UNAIR All right reserved. Open access under CC BY – SA license doi: 10.20473/ijosh.v6i1.2017.1-15 Received 2
December 2016, received in revised form 20 January 2017, Accepted 23 January 2017, Published online: 30 April 2017
2 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 6, No. 1 Jan-April 2017: 1–15

sumber kecelakaan bagi pengguna teknologi itu listrik. Oleh karena itu untuk mengetahui bahaya
sendiri. apa saja yang ada pada aktivitas pengelasan serta
Perusahaan yang modern dan memiliki pengendaliannya.
teknologi maju di samping mempunyai dampak Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan
faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan
standar keselamatan dan kesehatan kerja, pada menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua
proses kegiatan kerja yang kurang aman, dan pekerja untuk menerapkan metode kerja yang
sistem manajemen kerja yang semakin rumit dan efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang
modernisasi akan mengancam keselamatan dan benar dan aman merupakan salah satu keuntungan
kesehatan kerja. Salah satunya industri di dalam dari penerapan Job Safety Analysis. Job Safety
perkapalan yang ada di Indonesia. Industri galangan Analysis atau Job Hazard merupakan upaya untuk
perkapalan akhir-akhir ini melakukan pengembangan mempelajari, menganalisa dan serta pencatatan
yang cukup signifikan, ini dibuktikan dengan tiap-tiap urutan langkah kerja suatu pekerjaan,
banyaknya order pembuatan kapal baru, khususnya dilanjutkan dengan mengidentifikasi potensi-potensi
di galangan kapal yang ada di Surabaya. bahaya di dalamnya kemudian menyelesaikan
PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard didirikan di dengan menentukan upaya terbaik di perusahaan
Surabaya, Jawa Timur pada 10 Januari 1973. Sejalan untuk mengurangi ataupun menghilangkan atau
dengan pertumbuhan dan meningkatnya permintaan mengendalikan bahaya-bahaya pada pekerjaan yang
kapal di pasar lokal dalam negeri PT. Dumas terdapat di perusahaan tersebut. Sehingga dengan
Tanjung Perak Shipyards berkembang menjadi penerapan Job Safety Analysis tersebut diharapkan
perusahaan yang juga bergerak dalam pembangunan dapat mencegah kecelakaan yang akan menimbulkan
kapal baru (new building). Membawa visi menjadi kerugian bagi perusahaan. Pada penelitian ini
galangan kapal dengan kualitas internasional maka menggunakan metode JSA agar memudahkan proses
PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard meningkatkan mengidentifikasi, menganalisis potensi bahaya dan
mutu pelayanan demi kepuasan pelanggan. Oleh melakukan evaluasi risiko bahaya keselamatan kerja.
karena itu, PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard Pembuatan JSA ini disesuaikan dengan kondisi
kini menjadi salah satu galangan kapal terbesar sumber daya perusahaan tersebut.
di Surabaya. PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
membangun kapal baru untuk pertama kalinya pada 1 Tahun 1970 merupakan dasar hukum tentang
tahun 1980. Sejak saat itu, perusahaan terus aktif Keselamatan Kerja di Indonesia. Undang-undang
menyediakan jasa sebagai shipbuilder. ini membahas mengenai hak dan kewajiban tenaga
Proses pembangunan kapal merupakan suatu kerja, dan juga persyaratan keselamatan kerja
aktivitas yang dilakukan mulai dari perencanaan yang harus diterapkan dalam tiap-tiap perusahaan.
kapal (desain) sampai dengan penyerahan produk Hukum lainnya yang terkait adalah Undang-Undang
kapal kepada pemilik kapal. Pembangunan kapal ini No.13 tahun 2003 yaitu mengenai Ketenagakerjaan,
dilakukan melalui suatu tahapan proses yang salah pasal 86 dalam Undang-Undang ini menyebutkan
satunya yaitu pembentukan blok-blok badan kapal bahwa setiap organisasi wajib menerapkan upaya
yang dilakukan di building berth. Kemudian blok- keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi
blok tersebut disatukan menjadi blok yang lebih keselamatan tenaga kerja, sedangkan pasal 87
besar di assembly area. Aktivitas penyambungan dalam Undang-Undang ini menyebutkan bahwa
blok-blok kapal tersebut tidak lepas dari aktivitas setiap perusahaan diwajibkan memiliki SMK3 yang
pengelasan. Proses pengelasan ini sangat penting terintegrasi dengan bagian manajemen perusahaan
dikarenakan untuk melakukan join bagian-bagian lainnya. Untuk mematuhi hukum di Indonesia
hull kapal. dan untuk meminimalisasikan kecelakaan kerja di
Dimana dalam proses pengelasan (welding) perusahaan maka, diperlukan upaya identifikasi
tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun baik potensi bahaya yang ada di perusahaan. Identifikasi
merupakan crack, over heat, dan sebagainya. Proses potensi bahaya dan juga pengendaliannya dapat
pengelasan ini merupakan bagian yang amat vital menggunakan metode Job Safety Analysis.
dalam proses pembangunan kapal. Jenis bahaya yang Selama penelitian dari 15 Agustus 2016 sampai
terjadi akibat pengelasan yaitu terkena radiasi sinar dengan 14 September 2016 jumlah data kecelakaan
ultraviolet dan infra merah, terhirup asap (fume) yang berhubungan dengan proses kegiatan
yang ada pada pengelasan, kebakaran, tersetrum pengelasan di PT DUMAS Tanjung Perak Shipyards
Dewi Wulandari dan Noeroel Widajati, Risk Assessment pada Pekerja… 3

Surabaya sebanyak 6 kasus, diantaranya 1 orang di PT DUMAS Tanjung Perak Shipyards Surabaya
terkena luka bakar pada tangan sampai melepuh, 2 adalah sebagai berikut.
orang terkena serpihan gram gerinda yang mengenai Tahap pertama dalam penelitian ini dengan
mata, 1 orang terkena luka bakar di wajah, dan 2 mengetahui terlebih dahulu proses pekerjaan pada
orang terkena luka bakar pada lengannya. Oleh aktivitas pengelasan. Langkah-langkah tersebut
karena itu untuk mengetahui bahaya apa saja yang didapatkan ketika wawancara dan observasi langsung
ada pada aktivitas pengelasan serta pengendaliannya. yang dilakukan di galangan kapal. Tahap kedua
Mengidentifikasi bahaya dan pengendaliannya pada adalah mengidentifikasi potensi bahaya kecelakaan
aktivitas pengelasan dengan menggunakan metode pada proses pengelasan di setiap aktivitasnya.
Job Safety Analysis. Tujuan dari penelitian ini adalah Tahap ketiga melakukan penilaian dengan
mengidentifikasi bahaya di pengelasan, penilaian menilai seberapa besar konsekuensi, pemaparan,
risiko dan mempelajari pengendalian risiko di dan kemungkinan risiko keselamatan di tempat
pengelasan, pemotongan dan gerinda kapal di PT. kerja. Penilaian tersebut menggunakan penentuan
DUMAS Tanjung Perak Shipyards Surabaya. skala konsekuensi, pemaparan, dan kemungkinan
menggunakan tabel tertentu. Tahap keempat yaitu
setelah risiko bahaya keselamatan diidentifikasi,
METODE
melakukan penyusunan tingkat risiko bahaya
Tahapan dalam penelitian dengan metode Job keselamatan kerja dengan menggunakan parameter
Safety Analysis pada proses pengelasan di perkapalan hasil perkalian nilai konsekuensi, paparan, dan

Tabel 1. Metode Semi Kuantitatif


Konsekuensi Penjelasan Score
Bencana besar: fasilitas mengalami kerusakan parah, kegiatan dihentikan,
Catastrophe 100
terjadi kerusakan lingkungan parah (kerugian > $ 1 million)
Bencana: menimbulkan kematian, terjadi kerusakan kecil dan permanen pada
Disaster 50
lingkungan (kerugian $500.000–$1000.000).
Sangat serius: cacat permanen, terjadi kerusakan tidak permanen pada
Very serious 25
lingkungan (kerugian $50.000- $500.000).
Serius: terjadi cidera dan penyakit bukan permanen, berdampak sedikit bagi
Serious 15
lingkungan (kerugian $ 5.000–$50.000)
Penting: butuh tindakan medis, terjadi emisi buangan, tidak menimbulkan
Important 5
kerusakan lingkungan (kerugian $500–$5.000).
Tampak: cidera dan penyakit ringan/ memar, tidak terjadi kerusakan
Noticeable 1
lingkungan (kerugian < $ 500).
Pemaparan Penjelasan Score
Continuously Sering sekali: pemaparan yang sering terjadi. 10
Frequently Sering: dalam sehari terjadi sekali 6
Occasionally Kadang-kadang: Seminggu sampai sebulan terjadi sekali 3
Infrequent Tidak sering: sebulan sampai setahun terjadi sekali 2
Rare Jarang: kapanpun kejadiannya dapat diketahui 1
Very rare Sangat jarang: kejadiannya tidak diketahui 0,5
Kemungkinan Penjelasan Score
Almost certain Sering terjadi: sering terjadi kejadian 10
Likely Cenderung terjadi: terjadi kecelakaan 50:50 6
Unusual but possible Tidak biasa: tidak terbiasa terjadi kecelakaan 3
Remotely but possible Kemungkinan kecil: kecil terjadi kecelakaan 1
Conceivable Jarang terjadi: selama pemaparan tidak terjadi kecelakaan 0,5
Practically impossible Hampir tidak mungkin terjadi 0,1
4 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 6, No. 1 Jan-April 2017: 1–15

kemungkinan sehingga didapatkan hasilnya. Hasil serta tindakan pencegahan yang harus dilakukan.
dari perkalian variabel tersebut akan dibagi ke Bagi pekerja yang baru atau pindahan dari tempat
dalam beberapa kategori, yaitu Very High, priority kerja yang sebelumnya dilakukan training selama
1, Substansial, priority 3, dan Acceptable (AS/NZS satu bulan agar dapat mengenali potensi bahaya
4360:199). Berikut ini merupakan tabel metode semi di tempat kerja dan bagaimana cara pengendalian.
kuantitatif terbagi menjadi 3 unsur. Tahap terakhir Bila ada pekerja yang mendapatkan tugas pada
adalah menentukan tindakan pengendalian risiko tempat-tempat berpotensi bahaya tinggi, maka
dan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi pekerja tersebut meminta Surat Izin Kerja Berbahaya
atau menghilangkan paparan yang berbahaya di (SIKB) atau Work Permit kepada pihak P2K3
lingkungan kerja. Kegiatan dalam pengendalian perusahaan. Tempat yang berpotensi bahaya tinggi
tersebut yaitu: eliminasi, substitusi, rekayasa teknis, yaitu pengelasan pada tempat-tempat yang tinggi
administrative, dan terakhir alat pelindung diri. dan pada ruang tertutup di dalam kapal.
Bagi pihak sub kontraktor yang bekerja sama
dengan perusahaan dalam pembuatan kapal sebelum
HASIL
kerja dimulai harus mempunyai Surat Izin Kerja
PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard peduli dan (SIK) dan setelah mendapatkannya barulah akan
berkomitmen terhadap permasalahan lingkungan dijelaskan bahaya yang ada di tempat kerja oleh
sesuai dengan standar pengelolaan lingkungan secara pihak yang berwenang yaitu K3 perusahaan. Bentuk
umum dan pengelolaan lingkungan bidang galangan pengarahan atau informasinya berupa JSA. Pada
secara khusus, menerapkan seluruh klausal yang pelaksanaan aktivitas pekerjaan pengelasan selalu
ditetapkan dengan standar sistem manajemen mutu dilakukan pengawasan setiap hari oleh K3. Tentu
ISO 9001:2008. saja, bila mengandalkan pengawasan saja masih
Bahaya fisik dan mekanik adalah sumber utama kurang dalam pengendalian risiko bahaya bila
kecelakaan di banyak industri, tidak terkecuali kesadaran para pekerjanya untuk melindungi diri
industri galangan kapal. Bahaya tidak terhindarkan sendiri masih kurang. Selain pengendalian pada
sering kali ditemui dalam pekerjaan di lapangan, manusia ada juga pengendalian untuk peralatan
namun seiring berjalannya waktu maka manusia kerja, yaitu: melakukan kalibrasi alat, melakukan
mengembangkan metode dan prosedur keamanan perawatan atau pemeliharaan alat-alat kerja, serta
untuk meminimalisir risiko tersebut. Metode dan melakukan peremajaan peralatan yang sudah rusak
prosedur tersebut diatur dalam sistem manajemen diganti yang baru. Maka dari itu kewajiban itu sudah
keselamatan dan kesehatan kerja. disepakati oleh pihak perusahaan dalam upaya
PT. DUMAS Tanjung Perak Shipyard melindungi para pekerja sehingga dapat mengurangi
berkomitmen untuk meningkatkan mutu bahaya dan risiko kerja, dan melindungi keselamatan
keselamatan kerja dengan pengendalian bahaya pekerja itu sendiri dan orang di sekitarnya.
dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja dengan Adapun bentuk alat pelindung diri yang
kepatuhan terhadap peraturan keselamatan dan disediakan oleh perusahaan adalah: safety helmet
kesehatan kerja. Keterlibatan secara menyeluruh (berfungsi melindungi kepala dari benda yang
dari pemangku kepentingan dalam menciptakan bisa mengenai kepala), safety belt (alat pengaman
kondisi dan lingkungan kerja yang dapat mencegah ketika menggunakan alat transportasi, safety shoes
dan mengurangi kecelakaan kerja serta penyakit (melindungi kaki dari benda tajam atau benda panas
akibat kerja. Tercapainya zero accident dengan dan cairan kimia), sarung tangan (melindungi tangan
menciptakan lingkungan yang BESARI (Bersih, dari serpihan benda-benda tajam besi dan situasi
Efisien, Sehat, Aman, Rapi) untuk meningkatkan lainnya), safety harness (diwajibkan menggunakan
produktivitas dengan senantiasa melakukan alat ini pada ketinggian lebih dari 1,5 meter), ear
perbaikan berkelanjutan. plug/ear muff (melindungi telinga dari kebisingan),
Kegiatan pengendalian risiko di perusahaan masker (melindungi dari debu) tergantung pada
yang telah dilakukan di pengelasan antara lain: tempat kerja, safety spectacles, goggles, face shields
sebelum melakukan aktivitas pekerjaan pengelasan (pelindung mata sampai ke wajah). Walaupun
setiap hari, pada hari Senin dan Jumat pagi dilakukan demikian semua metode pengendalian tersebut tidak
safety talk pada pekerja yang berisikan tentang lantas menurunkan bahaya dan risiko pada titik nol,
pemberitahuan atau menginformasikan bahaya- artinya para pekerja masih besar kemungkinannya
bahaya yang berpotensi kecelakaan di tempat kerja terpajan terhadap bahaya di tempat kerja. Untuk
Dewi Wulandari dan Noeroel Widajati, Risk Assessment pada Pekerja… 5

itu perlu komitmen yang kuat dari sumber daya (4) Merapikan mesin las listrik dengan cara
manusia atau manajemen dan kesadaran para pekerja memutuskan sumber arus listrik dan alat las tabung
akan penggunaan alat pelindung diri dalam setiap gas, (6) Memindahkan material kerja yang sudah
bekerja. dilas, (7) Membersihkan tempat kerja dari serpihan
Pada penelitian ini dalam pengambilan data dan potongan kecil besi.
bersumber dari data primer dan data sekunder. Maka Identifikasi risiko pengelasan di tempat
dari itu ada beberapa jenis kegiatan pengelasan ketinggian. Tahap persiapan yaitu menaiki tangga
dan tahapannya. Dimulai dengan mengidentifikasi atau scaffolding. Tahap pengerjaan pengelasan
risiko keselamatan pengelasan di ruang terbuka yaitu melakukan pengelasan dengan mesin las.
dengan menggunakan las listrik dan las gas. Pada Tahap ketiga perapian atau finishing mempunyai
tahapan pengelasan las listrik dan las gas di ruang tahapan lagi yaitu: (1) Melakukan perapian dengan
terbuka mempunyai beberapa perbedaan dalam palu terak, (2) Membersihkan material kerja dari
setiap aktivitas pekerjaannya. Tahap pertama dalam serpihan dan potongan material, (3) Turun tangga
pengelasan terbuka yaitu: (1) Menghubungkan atau scaffolding.
panel alat ke benda kerja, (2) Menghidupkan unit Identifikasi risiko keselamatan pengelasan
dari panel box pengelasan dan penyesuaian arus di ruang tertutup. Tahap pertama persiapan yaitu
listrik yang digunakan. Untuk mengelas dengan memasuki ruang dalam kapal. Tahap kedua
menggunakan las listrik, bila pekerja menggunakan pengerjaan pengelasan dengan melakukan
las gas yaitu dengan mempersiapkan tabung gas pengelasan dengan las listrik maupun las gas. Tahap
asitelin dan oksigen terlebih dahulu, menyalakan ketiga melakukan perapian dan finishing, pada tahap
gas tersebut. Tahap kedua aktivitas pengelasan ini mempunyai beberapa tahapan lagi yaitu: (1)
yaitu: melakukan pengerjaan las itu sendiri. Tahap Melakukan perapian dengan menggunakan palu
ketiga tahapan perapian atau finishing yaitu: (1) terak, (2) Membersihkan area kerja dari potongan
Merapikan benda kerja dengan palu terak, (2) atau serpihan benda kerja, (3) Keluar dari ruang di
Merapikan material kerja dengan sikat besi khusus, dalam kapal.
(3) Merapikan material kerja dengan mesin gerinda,

Tabel 2. Analisis Risiko Keselamatan Pengelasan pada Tempat Terbuka dengan Las

Tahap Identifikasi Analisis Risiko


Bahaya Kategori Pengendalian
Pekerjaan Bahaya C E L Skor
Tahap Persiapan Pengelasan
Kondisi tempat Terbentur 1 10 3 30 Memakai helmet, safety
kerja yang tidak benda shoes, memasangkan warning
rapi Priority 3 sign dan safety line di area
kerja serta melakukan safety
Menghubungkan talk sebelum kerja
grounding ke
material kerja Kondisi tempat Terpeleset 2 3 3 18 Memakai helmet, safety
kerja yang licin shoes, memasangkan warning
Acceptable sign dan safety line di area
kerja serta melakukan safety
talk sebelum kerja
Kondisi Tersengat 50 2 1 100 Dipasang papan pijakan di
kabel yang listrik area basah, memakai sarung
tidak terawat Substantial tangan, safety shoes, helmet,
Menghidupkan (terkelupas) wear pack pemeliharaan
Panel Box peralatan secara berkala
pengelasan dan
menyesuaikan Posisi kabel Terjatuh 15 1 3 45 Merapikan kabel yang
arus listrik yang tidak rapi berserakan di area kerja agar
Priority 3 tidak mengganggu akses
jalan, memasang warning
sign dan house keeping rutin
6 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 6, No. 1 Jan-April 2017: 1–15

Tahap Pengerjaan Pengelasan


Posisi jari Terjepit 1 6 10 60 Arahkan tangan dengan posisi
tangan yang Holder yang benar, memakai goggles,
salah saat Priority 3 sarung tangan, dan helmet
menjepit
elektroda
Percikan api las Terkena 5 10 3 150 Memakai goggles, face shield,
percikan helmet, safety shoes dan
Substantial
api harus memakai wear pack
pelindung badan
Percikan api las Terbakar 50 1 3 150 Sediakan APAR dan
mengenai bahan menyediakan tempat untuk
Substantial
Mengelas yang mudah peralatan dan material yang
material kerja terbakar mudah terbakar
dengan las Kondisi Tersengat 50 2 3 300 Dipasang papan pijakan di
listrik maupun kabel yang listrik area basah, memakai sarung
dengan gas tidak terawat Priority 1 tangan, safety shoes, helmet,
(terkelupas) atau wear pack pemeliharaan
area kerja basah peralatan secara berkala
Saat menjepit Terjepit 5 10 1 50 Arahkan tangan dengan posisi
benda kerja yang benar, memakai goggles,
Priority 3
posisi jari sarung tangan, dan helmet
tangan salah
Posisi kabel Terjatuh 5 2 6 60 Merapikan kabel yang
yang tidak rapi berserakan di area kerja agar
Priority 3 tidak mengganggu akses
jalan, memasang warning
sign dan house keeping rutin
Tahap Perapian dan Finishing
Posisi jari Tergores 5 2 6 60 Menjaga jarak aman saat
tangan yang bekerja, konsentrasi, dan
salah berhati-hati saat bekerja,
Priority 3
memakai wear pack, helmet,
safety shoes, dan sarung
tangan.
Merapikan
Percikan benda Terkena 5 10 3 150 Memakai goggles, face shield,
material kerja
kecil percikan helmet, safety shoes, sarung
yang dilas Substantial
benda tangan dan harus memakai
dengan palu
kecil wear pack pelindung
Posisi kabel Terjatuh 5 2 6 60 Merapikan kabel yang
yang tidak rapi berserakan di area kerja agar
Priority 3 tidak mengganggu akses
jalan, memasang warning
sign dan rutin
Merapikan Posisi jari Tertusuk 5 2 6 60 Memakai helmet, safety
material kerja tangan yang shoes, sarung tangan dan
Priority 3
dengan sikat salah harus memakai wear pack
baja pelindung
Dewi Wulandari dan Noeroel Widajati, Risk Assessment pada Pekerja… 7

Posisi jari Tergores 5 3 3 45 Menjaga jarak aman saat


tangan yang bekerja, konsentrasi, dan
salah berhati-hati saat bekerja,
Priority 3
memakai wear pack, helmet,
safety shoes, dan sarung
tangan
Percikan api dari Terkena 1 3 10 30 Memakai goggles, face shield,
benda kerja percikan helmet, safety shoes, sarung
Merapikan Priority 3
api tangan dan harus memakai
material kerja wear pack pelindung
yang dilas
dengan mesin Posisi kabel Terjatuh 1 10 3 30 Merapikan kabel yang
gerinda yang tidak rapi berserakan di area kerja agar
Priority 3 tidak mengganggu akses
jalan, memasang warning
sign dan house keeping rutin
Kabel terkelupas Tersengat 15 1 3 45 Dipasang papan pijakan di
atau tidak listrik area basah, memakai sarung
terpelihara Priority 3 tangan, safety shoes, helmet,
wear pack pemeliharaan
peralatan secara berkala
Kondisi kabel Tersengat 50 1 3 150 Dipasang papan pijakan di
yang tidak listrik area basah, memakai sarung
terawat atau area Substantial tangan, safety shoes, helmet,
Mematikan kerja basah wear pack pemeliharaan
hubungan arus peralatan secara berkala
dengan sumber Posisi kabel Terjatuh 1 10 3 30 Merapikan kabel yang
arus listrik yang tidak rapi berserakan di area kerja agar
Priority 3 tidak mengganggu akses
jalan, memasang warning
sign dan house keeping rutin
Jari tangan Tergores 1 6 6 36 Menjaga jarak aman saat
tergores sisi bekerja, konsentrasi, dan
benda kerja berhati-hati saat bekerja,
Priority 3
yang tajam memakai wear pack, helmet,
Memindahkan safety shoes, dan sarung
material kerja tangan
yang sudah dilas Benda kerja Tertimpa 5 6 3 90 Koordinasi dengan pekerja
yang diangkat lain, konsentrasi dan berhati-
terjatuh Substantial hati saat kerja serta memakai
wear pack, helmet, safety
shoes, sarung tangan
Membersihkan Potongan atau Tertusuk 1 6 6 36 Memakai helmet, safety
tempat kerja serpihan benda shoes, sarung tangan dan
Priority 3
dari serpihan kerja yang tajam harus memakai wear pack
material kerja pelindung
8 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 6, No. 1 Jan-April 2017: 1–15

Tabel 3. Analisis Risiko Keselamatan Pengelasan pada Tempat Tinggi dengan Las

Tahap Identifikasi Analisis Risiko


Bahaya Kategori Pengendalian
Pekerjaan Bahaya C E L Skor
Tahap Persiapan Pengelasan
Kondisi di Terpeleset 1 2 3 6 Acceptable Memakai helmet, safety
bawah tempat shoes, memasangkan warning
kerja licin sign dan safety line di area
karena air kerja serta melakukan safety
talk sebelum kerja
Posisi tubuh Terbentur 1 2 3 6 Acceptable Memakai helmet, safety
yang salah shoes, memasangkan warning
sehingga sign dan safety line di area
berbenturan kerja serta melakukan safety
dengan tangga talk sebelum kerja
Kondisi tangga Terjatuh 50 2 3 300 Priority 1 Merapikan kabel yang
Menaiki tangga yang tidak berserakan di area kerja agar
atau scaffolding kuat, dan tidak tidak mengganggu akses
berpegangan jalan, memasang warning
pada tangga sign dan house keeping rutin,
safety talk sebelum kerja,
safety belt body harness
Saat menaiki Tertimpa 15 2 3 90 Substantial Koordinasi dengan pekerja
unit kerja lain, konsentrasi dan berhati-
pengelasan hati saat kerja serta memakai
terjatuh wear pack, helmet, safety
sehingga shoes, sarung tangan
menimpa
pekerja
Tahap Pengerjaan Pengelasan
Posisi jari Terjepit 1 2 3 6 Acceptable Arahkan tangan dengan
tangan yang posisi yang benar, memakai
salah saat goggles, sarung tangan, dan
menjepit helmet
elektroda
Kondisi Tersengat 50 1 3 150 Substantial Dipasang papan pijakan
kabel yang Listrik untuk jalan, memakai sarung
tidak terawat tangan, safety shoes, helmet,
(terkelupas), wear pack pemeliharaan
area kerja basah peralatan secara berkala
Melakukan Percikan api las Terbakar 50 1 6 300 Substantial Sediakan APAR dan
pengelasan mengenai bahan menyediakan tempat untuk
dengan las yang mudah peralatan dan material yang
terbakar mudah terbakar. Memasang
warning sign, wear pack dan
sarung tangan
Kondisi tempat Terjatuh 50 2 3 300 Priority 1 Merapikan kabel yang
kerja yang licin berserakan di area kerja agar
tidak mengganggu akses
jalan, memasang warning
sign dan house keeping rutin.
Safety talk sebelum kerja,
safety belt body harness
Tahap Perapian dan Finishing
Dewi Wulandari dan Noeroel Widajati, Risk Assessment pada Pekerja… 9

Saat melakukan Terpukul 1 2 10 20 Acceptable Memakai goggles, face


Melakukan perapian dengan dan shield, helmet, safety
perapian dengan palu terak terkena shoes, sarung tangan dan
palu terak percikan harus memakai wear pack
material pelindung
Posisi jari Tergores 5 3 3 45 Priority 3 Menjaga jarak aman saat
tangan yang bekerja, konsentrasi, dan
salah berhati-hati saat bekerja,
memakai wear pack, helmet,
safety shoes, dan sarung
tangan
Percikan api Terkena 1 3 10 30 Priority 3 Memakai goggles, face
dari benda kerja percikan shield, helmet, safety
api shoes, sarung tangan dan
Merapikan harus memakai wear pack
material kerja pelindung
yang dilas Posisi kabel Terjatuh 1 10 3 30 Priority 3 Merapikan kabel yang
dengan mesin yang tidak rapi berserakan di area kerja agar
gerinda tidak mengganggu akses
jalan, memasang warning
sign dan house keeping rutin,
safety talk sebelum kerja,
safety belt body harness
Kabel Tersengat 15 1 3 45 Priority 3 Dipasang papan pijakan
terkelupas atau listrik untuk jalan, memakai sarung
tidak terpelihara tangan, safety shoes, helmet,
wear pack pemeliharaan
peralatan secara berkala
Membersihkan Potongan atau Tertusuk 1 2 6 12 Acceptable Memakai helmet, safety
tempat kerja dari serpihan benda shoes, sarung tangan dan
serpihan material tajam yang harus memakai wear pack
kerja tajam pelindung
Kondisi tangga Terjatuh 50 2 3 300 Priority 1 Merapikan kabel yang
licin karena berserakan di area kerja agar
air, tidak tidak mengganggu akses
berpegangan jalan, memasang warning
pada tangga sign dan house keeping rutin.
Safety talk sebelum kerja,
Turun tangga/ safety belt body harness
scaffolding
Saat Tertimpa 15 2 3 90 Substantial Koordinasi dengan pekerja
menurunkan lain, konsentrasi dan berhati-
unit pengelasan hati saat kerja serta memakai
terjatuh wear pack, helmet, safety
mengenai shoes, sarung tangan
pekerja
10 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 6, No. 1 Jan-April 2017: 1–15

Tabel 4. Analisis Risiko Keselamatan Pengelasan pada Tempat Tertutup dengan Las

Identifikasi Analisis Risiko


Tahap Pekerjaan Bahaya Kategori Pengendalian
Bahaya C E L Skor
Tahap Persiapan Pengelasan
Kondisi Terpeleset 1 2 6 12 Acceptable Memakai helmet,
tempat kerja safety shoes, sarung
licin tangan memasangkan
warning sign dan safety
line di area kerja serta
melakukan safety talk
Memasuki ruang sebelum kerja
tertutup Tubuh Terbentur 1 2 6 12 Acceptable Memakai helmet,
berbenturan safety shoes wear
dengan pack, memasangkan
tempat kerja warning sign dan safety
line di area kerja serta
melakukan safety talk
sebelum kerja
Tahap Pengerjaan Pengelasan
Terdapat gas Keracunan 15 2 6 180 Priority 1 Koordinasi dengan
beracun K3 dan Hiperkes bila
perlu, dipasang ventilasi
exhaust fan, work permit
dari K3, wear pack,
helmet, masker standar
K3, safety talk
Kondisi Tersengat 50 1 3 150 Substantial Dipasang papan pijakan
kabel yang listrik untuk jalan, memakai
tidak terawat sarung tangan, safety
(terkelupas) shoes, helmet, wear pack
area kerja pemeliharaan peralatan
basah secara berkala
Melakukan Kondisi Pingsan 5 2 6 60 Priority 3 Koordinasi dengan
pengelasan panas K3 dan Hiperkes bila
menyebabkan perlu, dipasang ventilasi
dehidrasi exhaust fan, work permit
dari K3, wear pack,
helmet, masker standar
K3, safety talk
Posisi kabel Terjatuh 1 2 3 6 Acceptable Merapikan kabel yang
yang tidak berserakan di area kerja
rapi, terjatuh agar tidak mengganggu
akses jalan, memasang
warning sign dan house
keeping rutin, safety talk
sebelum kerja, safety belt
body harness
Dewi Wulandari dan Noeroel Widajati, Risk Assessment pada Pekerja… 11

Tahap Perapian dan Finishing


Saat Terpukul 1 2 10 20 Priority 3 Memakai goggles, face
Melakukan melakukan dan shield, helmet, safety
perapian dengan perapian terkena shoes, sarung tangan dan
palu terak dengan palu percikan harus memakai wear
terak material pack pelindung
Posisi jari Tergores 5 3 3 45 Priority 3 Menjaga jarak aman saat
tangan yang bekerja, konsentrasi, da
salah berhati-hati saat bekerja,
memakai wear pack,
helmet, safety shoes, dan
sarung tangan
Percikan api Terkena 1 3 10 30 Priority 3 Memakai goggles, face
dari benda percikan shield, helmet, safety
kerja api shoes, sarung tangan dan
harus memakai wear
pack pelindung
Merapikan
material kerja Posisi kabel Terjatuh 1 10 3 30 Priority 3 Merapikan kabel yang
yang dilas dengan yang tidak berserakan di area kerja
mesin gerinda rapi agar tidak mengganggu
akses jalan, memasang
warning sign dan house
keeping rutin. Safety talk
sebelum kerja, safety belt
body harness
Kabel Tersengat 15 1 3 45 Priority 3 Dipasang papan pijakan
terkelupas listrik untuk jalan, memakai
atau tidak sarung tangan, safety
terpelihara shoes, helmet, wear pack
pemeliharaan peralatan
secara berkala
Membersihkan Potongan Tertusuk 1 2 6 12 Acceptable Memakai helmet, safety
tempat kerja dari atau serpihan shoes, sarung tangan dan
serpihan material benda tajam harus memakai wear
kerja yang tajam pack pelindung
Kondisi Terpeleset 1 2 6 12 Acceptable Memakai helmet,
tempat kerja safety shoes, sarung
licin tangan memasangkan
warning sign dan safety
line di area kerja serta
melakukan safety talk
Keluar dari ruang sebelum kerja
tertutup Tubuh Terbentur 1 2 6 12 Acceptable Memakai helmet,
bertubruk safety shoes wear
dengan pack, memasangkan
material dan warning sign dan safety
alat kerja line di area kerja serta
melakukan safety talk
sebelum kerja
12 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 6, No. 1 Jan-April 2017: 1–15

PEMBAHASAN barang-barang kapal yang menumpuk di tempat


Data primer didapat melalui wawancara kerja, ventilasi yang kurang bagus di tempat
yaitu pencarian informasi langsung dari lapangan kerja dapat menyebabkan dehidrasi para pekerja,
tentang penyebab risiko bahaya pengelasan kepada tidak ada pengatur suhu dan tidak terdapat alat
pekerja dan supervisor atau kepada safety officer pemadam kebakaran di tempat kerja. Sebagian
maupun operator yang berhubungan langsung pekerja pengelasan telah mempunyai kesadaran
dengan pekerjaan tersebut, pengambilan foto pada menggunakan alat pelindung diri, tetapi masih
aktivitas-aktivitas pengelasan yang dilakukan ditemukan unsafe act seperti pekerja yang tidak
di lokasi pembuatan kapal baru dan kemudian menggunakan alat pelindung diri saat bekerja.
mengidentifikasi potensi bahaya yang ada. Untuk Hasil tabel 2 pada analisis tingkat risiko
memperkuat penelitian maka dari itu melihat JSA keselamatan kerja pengelasan di tempat ketinggian
dari sumber yang lain dengan kasus yang sama dengan menunjukkan bahwa identifikasi dan
yaitu pengelasan di sebuah perusahaan perkapalan penilaian risiko pada tempat ketinggian didapatkan
yang berada di Indonesia maupun di luar negeri bahaya yang tertinggi yaitu terjatuh dari ketinggian
sehingga dalam memberikan penilaian risiko ini lebih dari 1,5 meter dengan skor 300 termasuk
dapat dipertanggungjawabkan. kategori priority 1. Kategori substantial yaitu
Pada tahap mengidentifikasi bahaya yang tertimpa material kerja, tersengat arus listrik,
dilakukan bahwa potensi bahaya yang ada di setiap terbakar pada tubuh dan lingkungan kerja. Sedang
aktivitas pengelasan berdasarkan bahaya mekanik, kategori acceptable yaitu terpeleset dari tempat
bahaya elektrik dan bahaya kimia yaitu: 1. Bahaya kerja, terbentur material kerja, terjepit arde las
mekanik antara lain terbentur material kerja, tergores dan material kerja, terpukul palu terak dan terkena
benda tajam atau material kerja, terpeleset di tempat percikan api las, dan tertusuk serpihan baja.
kerja, terjatuh akibat terpeleset dan terjatuh dari Hasil tabel 3 pada analisis tingkat risiko
ketinggian, terjepit material kerja, terpukul palu keselamatan kerja pengelasan di ruang tertutup
terak dan tertimpa material kerja. 2. Bahaya elektrik dengan menunjukkan bahwa identifikasi dan
antara lain tersengat arus listrik, terkena percikan penilaian risiko pada ruang tertutup didapatkan
api dan serpihan potongan besi. 3. Bahaya kimia bahaya yang tertinggi yaitu keracunan gas 180 yang
antara lain terkena percikan api pada tubuh, terjadi termasuk priority 1. Kategori risiko substantial
kebakaran akibat tabung gas bocor, adanya ledakan yaitu tersengat arus listrik, tidak sadarkan diri,
dan bahan beracun. terpukul palu terak dan terkena percikan api las
Berikut ini merupakan hasil laporan penelitian maupun percikan serpihan material kecil termasuk
dengan menggunakan metode JSA. Hasil analisis kategori priority 3. Pada kategori risiko acceptable
tingkat risiko bahaya keselamatan kerja pada tabel yaitu terpeleset di tempat kerja, terbentur material
1 menunjukkan bahwa identifikasi, penilaian risiko kerja, dan terjepit arde las. Setelah melakukan
pada pekerjaan pengelasan pada ruang terbuka, identifikasi bahaya, penilaian terhadap risiko
didapatkan risiko bahaya yang tertinggi yaitu bahaya di tempat kerja maka tahap selanjutnya
tersengat arus listrik pada tempat yang basah dan pada pengelasan perkapalan dengan pendekatan
pada tempat yang kering terjadi electric shock job safety analysis yaitu melakukan pengendalian.
dengan nilai skor 300 termasuk kategori priority Pengendalian merupakan proses untuk memastikan
1, maka perlu adanya tindakan pengendalian bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas
sesegera mungkin. Kategori substantial antara lain: yang direncanakan pengendalian adalah suatu proses
terkena percikan api pada tubuh, terkena percikan dengan memastikan pada setiap kegiatan yang
serpihan benda tajam pada mata. Kategori priority sesungguhnya sudah sesuai dengan perencanaan.
3 antara lain: terbentur material benda, terjatuh pada Pengendalian bagian penting dalam usaha
tempat kerja, terjepit holder las, tergores benda dan pencegahan kecelakaan sehingga penting untuk
material kerja. Hasil observasi pada pengelasan di tindakan korektif sesuai kebutuhan.
ruang terbuka masih ditemukan unsafe condition Pengendalian risiko diperlukan untuk
seperti benda kerja tidak tertata rapi, kabel-kabel mengamankan pekerja dari bahaya yang ada di
yang berserakan sehingga mengganggu akses tempat kerja sesuai dengan persyaratan kerja. Pada
jalan, panel box listrik yang tidak terawat dengan pelaksanaan K3 akan terwujud perlindungan untuk
baik, pengaturan ruang kerja yang terlalu sempit, pekerja terhadap bahaya risiko di tempat kerja maka
perlu didukung oleh komitmen manajemen, sumber
Dewi Wulandari dan Noeroel Widajati, Risk Assessment pada Pekerja… 13

daya manusia dan teknologi yang mendukung agar area kerja basah, memasang safety line di area
pelaksanaan pengendalian risiko bahaya dapat kerja yang berbahaya, menyediakan ruangan untuk
terwujud. Sejalan dengan itu, K3 yang efektif tempat penyimpanan material dan peralatan kerja
akan dapat meningkatkan produktivitas pekerja yang mudah terbakar, merapikan kabel-kabel
dan kemudian akan meningkatkan hasil produksi. yang berserakan agar tidak mengganggu akses
Manajemen perusahaan yang sistematis dan jalan, pemasangan scaffolding yang sesuai dengan
terintegrasi akan memberikan dampak mengurangi standar K3, memberikan ventilasi yang cukup untuk
atau menghilangkan risiko kecelakaan di tempat ruangan pekerjaan tertutup misalnya exhaust fan dan
kerja sehingga menghasilkan lingkungan kerja yang blower.
aman dan bebas dari ancaman bahaya di tempat Pengendalian yang termasuk administrative
kerja. control pada pengelasan yaitu warning sign yang
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan dipasang di wilayah kerja, dilakukan safety talk
kerja yang diimplementasikan menjadi program sebelum melakukan pekerjaan, komunikasi dengan
K3 yang dilakukan oleh PT DUMAS Tanjung sesama pekerja, koordinasi dengan pihak K3 work
Perak Shipyards yaitu pembinaan dan pengawasan. permit untuk pengelasan di tempat berbahaya,
Melalui pembinaan K3 bertujuan memasyarakatkan adanya standar operasi baku pada tiap pekerjaan,
dan meningkatkan kesadaran seluruh pekerja tentang seleksi karyawan untuk melakukan pekerjaan
budaya K3 selamat di lingkungan kerja contohnya: tertentu, melakukan safety patrol dan inspeksi
melakukan safety induction ditujukan bagi pekerja lapangan dilakukan pelatihan pada pekerjaan
yang baru maupun pekerja pindahan untuk memasuki tertentu, pemeliharaan peralatan kerja, melakukan
daerah kegiatan pengelasan, safety talk dilaksanakan kalibrasi alat-alat kerja,
pada setiap hari Senin dan Jumat pada saat sebelum Pengendalian dengan menggunakan alat
memulai kegiatan, safety campaign adalah pelindung diri. Adapun bentuk alat pelindung diri
merupakan kegiatan pemasangan banner, poster- yang disediakan oleh perusahaan adalah: safety
poster yang berisikan pesan-pesan K3 diharapkan helmet, safety belt, safety shoes, sarung tangan,
dengan adanya poster-poster tersebut para pekerja safety harness, ear plug/ear muff, masker dan
tertarik membaca dan mengimplentasikan dalam masker respiro, safety spectacles, goggles, face
pekerjaannya, dan melaksanakan rapat P2K3 setiap shields.
akhir bulan membahas permasalahan yang terjadi Rekomendasi yang dapat diberikan pada
dan dilakukan perbaikan. Melalui hasil temuan dari penelitian pada pekerjaan pengelasan adalah
safety patrol dan inspeksi. dengan membuat jadwal sosialisasi K3 dengan
Pengawasan K3 yang dilakukan oleh mengkampanyekan budaya bekerja dengan selamat
perusahaan yaitu, inspeksi merupakan pengecekan setiap hari ketika memulai bekerja, memberikan
yang dilakukan oleh pihak P2K3 untuk menemukan tempat untuk menaruh barang-barang pekerja,
ketidaksesuaian pekerjaan dengan standar prosedur melakukan pengecekan kelengkapan alat pelindung
kerja. Tujuan utama dari inspeksi mengidentifikasi diri ketika mau masuk kerja, menyediakan fasilitas
dan mengontrol bahaya di tempat kerja sehingga untuk makan, istirahat dan melakukan ibadah untuk
menimbulkan efek keselamatan dan kesehatan kerja. para pekerja, menyediakan alat pelindung diri
Safety work permit dilakukan pada aktivitas yang yang sesuai dengan divisi pekerjaan, memberikan
mempunyai risiko tinggi dan adanya permintaan unit penghargaan dan sanksi yang jelas pada pekerja,
kerja agar dilakukan pengawasan saat bekerja. Audit memberikan gizi pekerja, menjaga housekeeping
K3, terdiri dari audit K3 internal dan audit eksternal. dengan baik, membuat poster mengenai larangan
Hasil pengawasan dan inspeksi di lapangan akan merokok di tempat kerja, membuat Management
dituangkan dalam sebuah data yang berupa tabel Safety Data Sheets (MSDS) pada setiap material yang
JSA. digunakan, bekerja dengan hati-hati dan koordinasi
Berdasarkan hierarki pengendalian, usaha dengan pihak K3, mengatur jarak aman untuk material
pengendalian pada pekerjaan pengelasan PT. dengan mesin kerja, melakukan program pemeriksaan
DUMAS Tanjung Perak Shipyard yaitu pengendalian kesehatan dengan cara melakukan pemeriksaan
engineering control. Pada pengelasan di PT. kesehatan awal, khusus, dan pemeriksaan kesehatan
DUMAS Tanjung Perak Shipyard pengendalian secara berkala, dan membatasi usia kerja yang
yang termasuk engineering control yaitu membuat seharusnya bekerja atau tidak.
papan pijakan untuk akses jalan ketika keadaan
14 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 6, No. 1 Jan-April 2017: 1–15

SIMPULAN dengan las listrik yaitu terpeleset dari tempat kerja,


Hasil analisis risiko keselamatan kerja pada terbentur material kerja, terjepit alat holder las,
pekerjaan pengelasan di tempat tertutup, tempat tergores material kerja, terpukul palu terak dan
terbuka dan pada tempat di ketinggian PT. DUMAS tertusuk serpihan besi yang tajam.
Tanjung Perak Shipyards didapatkan risiko bahaya Pengendalian yang dilakukan oleh PT DUMAS
antara lain: terbentur material kerja, terpeleset dari Tanjung Perak Shipyards adalah dengan engineering
tempat kerja, kesetrum listrik, jatuh dari tempat control, administrative control, dan alat pelindung diri.
ketinggian, terjepit grounding las, percikan api las
mengenai tubuh, terkena percikan serpihan besi, DAFTAR PUSTAKA
terbakar, tergores material kerja, tertusuk benda
Andryansyah. 2000. Keselamatan dan Kesehatan
tajam serpihan besi, tertimpa material kerja,
Kerja Pengelasan dalam Ruang Terbatas. Jurnal
keracunan gas, dan sampai tidak sadarkan diri.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Volume 01,
Tingkat risiko pada pekerja pengelasan di
hal. 52–55.
PT DUMAS Tanjung Perak Shipyards yaitu: (a.)
Priority 1: Pengelasan di tempat terbuka memakai Anggoro, W., dan K, Dewi. 1999. Keselamatan Kerja
las listrik yaitu kesetrum listrik. Pengelasan pada pada Proses Pengelasan di Laboratorium Proses
tempat tertutup yaitu kesetrum listrik dan keracunan Produksi FTI-UAJ. Jurnal Teknologi Industri
gas. Pengelasan pada ketinggian dengan memakai Volume, hal. 111–118.
las listrik yaitu kesetrum listrik dan jatuh dari BSN. 2008. Sistem Manajemen Mutu-Persyaratan.
ketinggian lebih dari 1,5 meter (b.) Substantial: SNI ISO 9001-2008.
Pengelasan pada tempat terbuka dengan las listrik, DKEN. Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program
kesetrum listrik di tempat kering, terkena percikan Kerja K3 Nasional 2007–2010. Jakarta: DK3N,
api las dan material kerja, terbakar, terjepit benda 2007.
kerja dan kejatuhan material kerja. Pengelasan pada ILO. 1996. Introduction to Occupational Health
tempat tertutup dengan las listrik yaitu kesetrum di and Safety.
tempat kering dan pengelasan di tempat ketinggian Mariana, Y. 2009. Pengembangan Dokumen Hazard
dengan las listrik yaitu kesetrum listrik pada area Identification Risk Assessment and Risk Control
kering dan keruntuhan material kerja (c.) Prioritas 3: di PT. Schneider Electric Indonesia berdasarkan
Pengelasan di ruang terbuka dengan las listrik yaitu standar OHSAS 18001: 2007, Skripsi, Teknik
tertubruk material kerja, terjepit grounding holder, Industri, Universitas Kristen Petra.
jatuh dari tempat ketinggian, tergores material Mulya, A. 2008. Analisis dan Pengendalian Risiko
kerja, terpukul palu terak, tertusuk serpihan besi, Keselamatan Kerja dengan Metode Semi
terpotong ketika menggunakan alat gerinda, electric Kuantitatif pada Pekerja di PT. ANTAM EMAS
shock, dan terkena percikan api dan serpihan besi Bogor tahun 2008. Skripsi, Jurusan Kesehatan
ketika tahap perapian dengan menggunakan alat Masyarakat, Jakarta.
gerinda. Pengelasan pada ketinggian dengan las Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
listrik yaitu terkena percikan api las, dan terkena Nomor 04/MEN/1980. Tentang Syarat-
percikan benda kerja saat menggunakan palu terak. syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pengelasan pada tempat tertutup tergores material Pemadam Api Ringan. Menteri Tenaga Kerja
kerja, terpukul palu terak, tertusuk serpihan besi, dan Transmigrasi.
terpotong ketika menggunakan alat gerinda, electric Putri, M. 2011. Analisis Pelaksanaan JSA pada
shock, dan terkena percikan api dan serpihan besi Pekerjaan Wellwork dan Initial Completion
ketika tahap perapian dengan menggunakan alat Kontraktor Migas di PT. X Tahun 2011, Skripsi,
gerinda (d.) Acceptable: Pengelasan pada tempat Jurusan Kesehatan Masyarakat, UIN.
terbuka dengan las listrik yaitu terpeleset, terjepit Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan
dan tertubruk pada saat mempersiapkan tabung gas. dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta:
Pengelasan pada tempat tertutup dengan las listrik PT. Dian Rakyat.
yaitu terpeleset dari tempat kerja, tertubruk material Ridley, J. 2006. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan alat kerja, tergores material kerja, dan tertusuk Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
benda tajam besi. Pengelasan di tempat ketinggian Suma’mur. 1981. Keselamatan dan Pencegahan
Kecelakaan. Jakarta: PT. Gunung Agung.
Dewi Wulandari dan Noeroel Widajati, Risk Assessment pada Pekerja… 15

Susanto, A. 2006. Kebisingan serta Pengaruhnya Undang-Undang Republik Indonesia No. 1


terhadap Kesehatan dan Lingkungan. Binary Tahun 1970. Tentang Keselamatan Kerja UU
moon: Bandung. Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003. Tentang
The Australian Standart/New Zealand Standard (AS/ Ketenagakerjaan.
NZS 4360: 2004). Risk Management Guideline,
1999.

You might also like