You are on page 1of 11

P a g e | 32

Jurnal Kesehatan Primer


Vol 6, No 1 Mei, pp. 32-42
P-ISSN 2549-4880, E-ISSN 2614-1310
Journal DOI: https://doi.org/10.31965/jkp
Website: http://jurnal.poltekeskupang.ac.id/index.php/jkp

Hubungan Ketepatan Perawat Melakukan Primary Survey dengan


Tingkat Keberhasilan Penanganan Pasien Penurunan Kesadaran
Yoany M. Vianney Bita Aty1, Gadur Blasius2

1,2
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kupang

Email: vivi_aty@yahoo.co.id

ARTICLE INFO ABSTRACT/ABSTRAK


Artikel Histori: Introduction: The success of aid to emergency patients
depends on the speed and accuracy of conducting the primary
Received date: Sept/09/2020 survey. The role of nurses in this case is very important
Revised date: Nov/29/2020 because the role of nurses can be influenced by social
Accepted date: Des/10/2020 conditions both from within and from outside the nursing
profession and is constant. The purpose of this study was to
Keywords: determine the relationship between the accuracy of
Primary Survey, Nurses, decreased conducting the primary survey with the success rate of patient
consciousness management with decreased awareness in the IGD of Prof.
DR. W. Z. Johannes Kupang. Methods: This study was a survey
research with a cross-sectional study. The sample used was a
nurse with a total sampling technique of 30 nurses. The
instrument used was the observation sheet. The statistical test
used is the chi square test. Results: The results showed that
the appropriate assessment of circulation has a relationship
with the success of handling circulation with p value 0.03; 28
respondents assessed the airway appropriately and
successfully handled the airway with p = 0.02. The results
show that 16 respondents who assessed the correct breathing
successfully to handle the breathing with p = 0. 18
respondents who assessed disability did not succeed in
dealing with disability with p = 0.633. These results indicate
that a proper Disability assessment has no relationship with
the success of handling disability. Conclusion: There is a
relationship between the assessment of air way, breathing
and circulation with the accuracy of management in
unconscious patients and there is no relationship between the
assessment of disability and the success of handling disability.
P a g e | 33

Kata Kunci: Pendahuluan: Keberhasilan pertolongan terhadap penderita


Survei Primer, Perawat, penurunan gawat darurat sangat tergantung dari kecepatan dan
kesadaran ketepatan dalam melakukan primary survei. Peran perawat
dalam hal ini sangat penting karena peran perawat dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari
luar profesi keperawatan dan bersifat konstan. Tujuan
penelitian ini mengetahui hubungan ketepatan melakukan
primary survey dengan tingkat keberhasilan penanganan
pasien dengan penurunan kesadaran di IGD RSUD Prof. DR.
W. Z. Johannes Kupang. Metode: Penelitian ini merupakan
penelitian survey dengan studi cross-sectional. Sampel yang
digunakan adalah perawat dengan teknik sampling total
sampel sebanyak 30 orang perawat. Instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi. Uji statistic yang gunakan
adalah uji chi square. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa
pengkajian Circulation yang tepat memiliki hubungan dengan
keberhasilan penanganan sirkulasi dengan p value 0.03; 28
responden mengkaji airway dengan tepat dan berhasil
menangani airway dengan p=0.02. Hasil menunjukkan bahwa
16 responden yang tepat mengkaji breathing berhasil untuk
menangani breathing dengan p=0. 18 responden yang tepat
mengkaji disability tidak berhasil untuk menangani disability
dengan p=0.633. Hasil ini menunjukan bahwa pengkajian
Disability yang tepat tidak memiliki hubungan dengan
keberhasilan penanganan Disability. Kesimpulan: Terdapat
hubungan antara pengkajian air way, breathing dan sirkulasi
dengan ketepatan penatalaksanaan pada pasien tidak sadar
dan tidak ada hubungan pengkajian Disability dengan
keberhasilan penanganan Disability.

Copyright© 2021 Jurnal Kesehatan Primer


All rights reserved
Corresponding Author:
Yoany M. Vianney Bita Aty
Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kupang
Email: vivi_aty@yahoo.co.id
P a g e | 34

Pendahuluan kecermatan dan ketepatan pertolongan yang


Gangguan neurologis yang sering dijumpai diberikan.
saat pasien datang ke ruang gawat darurat atau Primary Survei ditujukan untuk
saat perawat merawat pasien di ruang mempersiapkan dan menyediakan metode
perawatan adalah pasien dengan penurunan perawatan yang tepat dan menjaga agar tim
tingkat kesadaran. Hal ini merupakan keadaan tetap berfokus pada prioritas perawatan.
kedaruratan yang perlu penanganan yang cepat Tindakan ini meliputi penilaian jalan napas,
dan tepat sehingga prognosisnya akan lebih pernapasan, sirkulasi, defisit neurologisdan
baik (Latif, 2012) Di Amerika, diperkirakan 3% pemaparan dan kontrol lingkungan (ulya, 2017).
dari kunjungan pasien di unit gawat darurat Semakin cepat dan tepat pengkajian yang
disebabkan oleh sinkop dan merupakan 6% dilakukan maka tingkat keselamatan pasien
alasan seseorang datang ke Rumah Sakit semakin meningkat.
(Alimurdianis, 2010 dalam Hidayat, 2014). Keperawatan gawat darurat merupakan
Penurunan kesadaran bukan merupakan pelayanan keperawatan yang komperhensif
diagnosa keperawatan melainkan merupakan diberikan pada pasien dengan injuri akut atau
komplikasi dari berbagai kasus gawat darurat sakit yang mengancam kehidupan. Perawat
yang bisa menyebabkan penurunan kesadaran. gawat darurat yang kompeten dan trampil akan
Beberapa kondisi gawat darurat yang memberikan respon yang cepat dan tepat
menyebabkan penurunan kesadaran di ruang dalam menentukan tindakan yang akan
IGD RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang yaitu diberikan kepada pasien yang mengalami
head injury, trauma (dada dan abdomen), penurunan kesadaran di unit gawa darurat.
cedera medulla spinalis, intoksikasi (obat dan Tujuan umum penelitian adalah
alkohol), stroke, syok hipovolemik, diabetes Mengetahui hubungan ketepatan melakukan
mellitus (reaksi hipoglikemia dan hiperglikemia). primary survey dengan tingkat keberhasilan
Keberhasilan pertolongan terhadap penanganan pasien dengan penurunan
penderita gawat darurat yang mengalami kesadaran di IGD RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes
penurunan kesadaran sangat tergantung dari Kupang. Tujuan Khusus Mengidentifikasi
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan ketepatan perawat dalam melakukan primary
primary survei yang merupakan dasar tindakan survey di IGD RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes
penyelamatan jiwa. Cara melakukan pengkajian Kupang,m engidentifikasi tingkat kerberhasilan
primer harus dikuasai oleh perawat untuk penanganan pasien dengan penurunan
mencegah kecacatan dan kematian. Penilaian kesadaran di IGD RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes
terhadap kondisi penurunan kesadaran akan Kupang dan menganalisis hubungan ketepatan
menentukan untuk intervensi berikutnya yang perawat melakukan primary survey dengan
diperlukan, juga merupakan data dasar untuk tingkat keberhasilan penanganan pasien
menilai kemajuan pemulihan atau kemungkinan dengan penurunan kesadaran di IGD RSUD
komplikasi yang terjadi kemudian. Jika Kondisi Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang.
tidak segera ditangani maka dapat
menyebabkan kecacatan yang menetap karena Metode
kerusakan jaringan otak atau bahkan Jenis Penelitian ini merupakan penelitian
menimbulkan kematian. Angka kematian dan survey dengan studi korelasi. Variabel dalam
kecatatan sangat ditentukan tingkat kecepatan, penelitian ini adalah terdiri dari dua yakni
P a g e | 35

variable independen: ketepatan perawat Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan


melakukan primary survey dan variable Jenis Kelamin di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z.
dependen yaitu tingkat keberhasilan Johannes Kupang
penanganan pasien dengan penurunan
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
kesadaran. Sampel yang digunakan dalam
Laki-laki 17 56.7
penelitian ini adalah semua perawat IGD yang Perempuan 13 43.3
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yakni 30 Total 30 100,0
orang.Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar observasi yang Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar
terdiri dari 18 pernyataan terkait peran perawat responden berjenis kelamin laki-laki yaitu
dalam melaksanakan primary survey.peneliti sebanyak 17 orang (56.7%).
melakukan observasi tindakan primary survey
yang akan dilakukan oleh responden, sekaligus Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan
penanganan yang diberikan. Observasi PendidikanTerakhir di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z.
dilakukan kepada untuk satu pasien yang Johannes Kupang
mengalami penurunan kesadaran bagi setiap
Pendidikan Frekuensi Presentase
responden,sejak diterima dan dilakukan
Terakhir (%)
tindakan.
Diploma 3 21 70
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Diploma 4 5 16.7
Agustus – Oktober 2019 di ruang IGD RSUD Ners 4 13.3
Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang. Data dianalisis Total 30 100,0
secara deskriptif dan analisis statistic
menggunakan chi square Hasil penelitian didapatkan bahwa pendidikan
responden terbanyak yaitu Diploma 3
Hasil Penelitian berjumlah 21 orang (70%).
1. Karakteristik Responden
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan status Kepegawaian di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z.
Umur di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Johannes Kupang
Kupang
Pendidikan Frekuensi Presentase
Umur Frekuensi Presentase (%)
Terakhir (%)
20-30 tahun 7 23.3
PNS 25 83.3
31-40 tahun 16 53.3
Non PNS 5 16.7
41-50 tahun 5 16.7
Total 30 100,0
51-58 tahun 2 6.7
Total 30 100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status
kepegawaian responden terbanyak yaitu PNS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
berjumlah 25 orang (83.3%)
besar responden berumur 31-40 tahun dengan
jumlah 16 orang (47,2%) dan sebagian kecil
berumur 25-40 tahun dengan jumlah 4 orang
(8,3%).
P a g e | 36

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan yaitu Stroke Haemoragic, berjumlah 9 orang


Lama Bekerja di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes (30%).
Kupang
2. Ketepatan perawat dalam melakukan
Lama bekerja Frekuensi Presentase
primary survey di IGD RSUD Prof. DR. W. Z.
(%)
Johannes Kupang
<5 tahun 8 26.7
5-10 tahun 13 43.3
11-15 tahun 2 6.7 Tabel 7. Ketepatan perawat dalam melakukan
16-20 tahun 3 10 primary survey: Pengkajian Circulation di IGD
21-25 tahun 2 6.7 RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang
31-35 tahun 2 6.7
Total 30 100,0 Pengkajian Frekuensi Presentase (%)
Circulation
Tepat 29 96.6
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama
Tidak tepat 1 3.4
bekerja responden terbanyak yaitu PNS
Total 30 100,0
berjumlah 13 orang (43.3%).
Hasil penelitian adalah responden yang
Tabel 6 Karakteristik Jenis Diagnosa medic melakukan pengkajian Circulation dengan tepat
penyebab Penurunan kesadaran yang dialami
sebanyak 29 orang ( 96.6 %).
oleh pasien yang dirawat periode Agustus s.d
September 2019 di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z.
Johannes Kupang Tabel 8. Ketepatan perawat dalam melakukan
primary survey: Pengkajian Airway di IGD RSUD
Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang
Diagnosa Medik Frekuensi Presentase
(%)
Pengkajian Frekuensi Presentase
Stroke Haemorragic 9 30
Airway (%)
Cedera Kepala Berat 3 10
Tepat 28 93.3
Suspec B20 4 13.3
Tidak tepat 2 6.7
Ensephalopaty 3 10
Total 30 100,0
Chronic kidney 2 6.6
Desease
Hipoglikemia 1 3.3 Hasil penelitian didapatkan bahwa responden
Sepsis 2 6.6 melakukan pengkajian airway dengan tepat
Ca Buli-buli 1 3.3 sebanyak 20 orang ( 93.3 %).
ALO 1 3.3
CHF, STEMI 1 3.3 Tabel 9. Ketepatan perawat dalam melakukan
SLE 1 3.3 primary survey: Pengkajian Airway di IGD RSUD
Sirosis Hepatis 1 3.3 Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang
Pneumonia 1 3.3
Total 30 100,0 Pengkajian Breathing Frekuensi Presentase
(%)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian Tepat 19 63.3
besar diagnose medic penyebab penurunan Tidak tepat 11 36.6
kesadaran pasien yang dirawat oleh responden TOTAL 30 100,0
P a g e | 37

Hasil penelitian menunjukan responden yang Tabel 12. Kerberhasilan penanganan Airway
melakukan melakukan pengkajian Breathing pasien dengan penurunan kesadaran di IGD
dengan tepat sebanyak 19 orang ( 63.3 %). RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang

Penanganan Frekuensi Presentase


Tabel 10. Ketepatan perawat dalam melakukan
Airway (%)
primary survey: Pengkajian Airway di IGD RSUD
Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang Berhasil 28 93.3
Tidak Berhasil 2 6.7
Total 30 100,0
Pengkajian Frekuensi Presentase
Disability (%)
Tepat 20 66.6 Hasil penelitian menunjukan bahwa 28 (93.3%)
Kurang tepat 10 33.4 responden berhasil menangani masalah airway
TOTAL 30 100,0 kepada pasien yang mengalami penurunan
kesadaran.
Hasil penelitian diperoleh bahwa responden
yang melakukan melakukan pengkajian Tabel 13. Kerberhasilan penanganan Breathing
Disability dengan tepat sebanyak 20 orang pasien dengan penurunan kesadaran di IGD
(66.6 %). RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang

Penanganan Frekuensi Presentase


3. Tingkat kerberhasilan penanganan pasien
Breathing (%)
dengan penurunan kesadaran di IGD RSUD Berhasil 21 70
Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang Tidak Berhasil 9 30
TOTAL 30 100,0
Tabel 11. Kerberhasilan penanganan Circulation
pasien dengan penurunan kesadaran di IGD Hasil penelitian yang diperoleh bahwa 21
RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang responden (70 %) responden berhasil
menangani masalah Breathing kepada pasien
Penanganan Frekuensi Presentase yang mengalami penurunan kesadaran.
Circulation (%)
Berhasil 29 96.7 Tabel 14. Kerberhasilan penanganan Disability
Tidak Berhasil 1 3 pasien dengan penurunan kesadaran di IGD
Total 30 100,0 RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang

Hasil penelitian ditemukan bahwa 29 responden Penanganan Frekuensi Presentase


(96.7 %) responden berhasil menangani Disability (%)
Berhasil 1 3.3
masalah Circulation kepada pasien yang
Tidak Berhasil 29 96.7
mengalami penurunan kesadaran.
Total 30 100,0

Hasil penelitian menunjukan bahwa 1


responden (3.3 %) responden berhasil
menangani masalah Disability kepada pasien
yang mengalami penurunan kesadaran
P a g e | 38

4. Analisis hubungan ketepatan perawat melakukan primary survey dengan tingkat keberhasilan
penanganan pasien dengan penurunan kesadaran di IGD RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Hubungan Pengkajian Circulation dengan keberhasilan penanganan
Circulation Pasien Dengan Penurunan Kesadaran Di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang (n=30)

Variabel pengkajian circulation Total P value


<8 8-9:tepat
tidak
tepat
hasil penanganan <8tidak berhasil 1 0 1 0.03
circulation 8-9: Berhasil 0 29 29
Total 1 29 30

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa 29 responden yang tepat mengkaji Circulation berhasil untuk
menangani circulation dengan p=0.03. Hasil ini menunjukan bahwa pengkajian Circulation yang tepat
memiliki hubungan dengan keberhasilan penanganan sirkulasi

Tabel 16 Distribusi Frekuensi Hubungan Hasil penelitian diperoleh 16 responden yang


Pengkajian Airway dengan keberhasilan tepat mengkaji breathing berhasil untuk
penanganan Airway Pasien Dengan Penurunan menangani breathing dengan p=0.0001. Hasil ini
Kesadaran Di IGD RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes
menunjukan bahwa pengkajian breathing yang
Kupang (n=30)
tepat memiliki hubungan dengan keberhasilan
Variabel pengkajian Total P memberikan bantuan oksigen.
airway value
<3tidak 3:tepat
tepat Tabel 18 Distribusi Frekuensi Hubungan
hasil <3tidak 2 0 2 0.02 Pengkajian Disability dengan keberhasilan
penanganan berhasil penanganan Disability Pasien Dengan
airway 3: 0 28 28 Penurunan Kesadaran Di IGD RSUD Prof. Dr. W.
Berhasil
Total 2 28 30
Z. Johannes Kupang (n=30)
Variabel pengkajian P
Tabel 17 Distribusi Frekuensi Hubungan disability value
Pengkajian Breathing dengan keberhasilan <3tidak 3:tepat
penanganan Breathing Pasien Dengan tepat
Penurunan Kesadaran Di IGD RSUD Prof. Dr. W. hasil <3tidak 11 18 0.63
Z. Johannes Kupang (n=30) penanganan berhasil 3
Disability 3: Berhasil 0 1
Total 11 19
Variabel pengkajian P
breathing value
Hasil penelitian diperoleh 18 responden yang
<3tidak 3: Tepat
tepat tepat mengkaji disability tida berhasil untuk
hasil <3tidak 6 3 0.0001 menangani disability dengan p=0.633. Hasil ini
penanganan berhasil menunjukan bahwa pengkajian Disability yang
breathing 3: 5 16
Berhasil tepat tidak memiliki hubungan dengan
Total 11 19 keberhasilan penanganan Disability.
P a g e | 39

Pembahasan (Lumbantoruan, 2015). Aspek pengkajian airway


merupakan prioritas tertinggi dalam survei
1. Ketepatan perawat dalam melakukan primer yakni jalan napas harus paten.
primary survey Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki
bahwa sebagian besar responden memiliki ketepatan perawat dalam melakukan primary
ketepatan perawat dalam melakukan primary survey: breathing. Hasil penelitian sesuai
survey: circulation. Hal ini sesuai dengan teori dilakukan oleh Muhandani, Aswin Rizal dkk Juli
yang dikemukakan Sudiharto & Sartono, 2011, 2016 yang menemukan bahwa sebagian besar
dimana suatu proses melakukan penilaian pasien di RSUD dr. Soedirman Kebumen
keadaan korban gawat darurat dengan mendapatkan pengkajian breathing
menggunakan prioritas CAB-D untuk management kategori baik (76.7%), sama
menentukan kondisi patofisiologis korban dan halnya dengan dengan pasien di Rumah Sakit
pertolongan yang dibutuhkan. Dalam survei Permata Medika mendapatkan pengkajian
primer kita harus berfikir sekuensial dan breathing management kategori kurang baik
bertindak secara stimultan yang dilaksanakan (56.7%), pasien di Rumah Sakit Permata Medika
sampai korban stabil. Hasil penelitian yang mendapatkan pengkajian breathing
dilakukan oleh Alhidayat., et al tahun 2013 management kategori kurang baik (56.7%)
didapatkan data bahwa sebesar 80,0% perawat (Muhandani, 2016)
memiliki pengetahuan pengkajian primer yang Pengkajian breathing meliputi irama,
baik. (Alhidayat, 2013). Sirkulasi menjadi hal kedalaman pernapasan.Auskultasi bunyi
penting dilakukan pada pasien tidak sadar yang napas.Ini penting dilakukan oleh perawat untuk
meliputi pengkajian nadi, warna kulit, nadi menentukan kebutuhan oksigen bagi pasien.
karotis, tekanan darah, perdarahan,Capillary Jika perawat kurang tepat melakukan
Refill time. Sirkulasi darah akan membawa pengkajian ini, akan berpengaruh pada
oksigen ke organ-organ vital tubuh dan keadekuatan ventilasi pasien yang mengalami
membawa kembali Co2 ke paru-paru untuk penurunan kesadaran.
selanjutnya di keluarkan melalui proses Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
ventilasi. hasil bahwa sebagian besar responden memiliki
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ketepatan perawat dalam melakukanprimary
bahwa sebagian besar responden tepat survey: Disability. Hasil penelitian sesuai dengan
melakukan primary survey: airway. Hal ini penelitian yang dilakukan oleh Muhandani
sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa tahun 2016 Sebagian besar pasien di RSUD dr.
cara melakukan pengkajian awal harus dikuasai Soedirman Kebumen mendapatkan pengkajian
oleh perawat untuk mencegah kecacatan dan drug defibrillator disability kategori kurang baik
kematian. Jika jalan napas tertutup yang (70.0%), sama halnya dengan pasien di Rumah
mengakibatkan tidak adanya oksigenasi yang Sakit Permata Medika sebagian besar
akan mengantarkan makanan ke otak dan organ mendapatkan pengkajian drug defibrillator
vital lainnya yang akan mengalami hipoksemia disability kategori kurang baik (70.0%). Penilaian
dalam sel. Untuk mencegah hal tersebut maka status kesadaran dengan memeriksa, kondisi
petugas emergency harus segera membuka motorik, gangguan neurologi serta pengkajian
airway dan memberikan tambahan ventilasi GCS pasien. Hal ini telah sesuai dengan konsep
P a g e | 40

teori yang menjelaskan bahwa pengkajian 2. Tingkat kerberhasilan penanganan pasien


disability yang dinilai adalah alert (A), respon dengan penurunan kesadaran.
verbal (V), respon nyeri / pain (P), tidak Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
berespon / unresponsive (U), dan ukuran pupil hasil bahwa sebagian besar responden berhasil
dan respons pupil terhadap cahaya. Pada melakukan penanganan circulation.
Primary survei, penilaian neurologis dilakukan Keberhasilan pertolongan terhadap penderita
secara singkat (ulya, 2017). Tingkat kesadaran gawat darurat sangat tergantung dari kecepatan
adalah ukuran dari kesadaran dan respon dan ketepatan dalam melakukan primary
seseorang terhadap rangsangan dari survei.Sirkulasi penting diperbaiki sejak awal
lingkungan, tingkat kesadaran, kesadaran menemukan pasien yang mengalami penurunan
dibedakan menjadi, Compos Mentis kesadaran.Sikulasi menjadi komponen penting
(conscious), yaitu kesadaran normal, sadar dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi ke
sepenuhnya, dapat menjawab semua seluruh organ tubuh terutama organ vital.
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. Ketepatan pemeriksaan akan berpengaruh pada
Apatis adalah keadaan kesadaran yang keberhasilan pengembalian sirkulasi.
segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
sikapnya acuh tak acuh. Delirium adalah gelisah, hasil bahwa sebagian besar responden berhasil
disorientasi (orang, tempat, waktu), penanganan airway. Pada penderita yang tidak
memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, sadarkan diri, maka tonus otot-otot tubuh akan
kadang berhayal. Somnolen (Obtundasi, melemah termasuk otot rahang dan leher.
Letargi), adalah kesadaran menurun, respon Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lidah
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, dan epiglotis terjatuh ke belakang dan
namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang menyumbat jalan napas.Jalan napas dapat
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur dibuka dengan metode head tilt-chin lift
lagi, mampu memberi jawaban verbal. Stupor maneuver bila penderita tidak dicurigai
(soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur mengalami trauma tulang leher. Bila penderita
lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri. Coma mengalami gangguan/trauma tulang leher maka
(comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak metode yang digunakan adalah jaw thrust.Jalan
ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak napas akan berhasil dilakukan jika pengkajian
ada respon kornea maupun reflek muntah, tepat dilakukan. Penanganan yang dilakukan
mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap perawat tergantung pada sumbatan jalan napas
cahaya). Perubahan tingkat kesadaran dapat yang dialami oleh pasien.
diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti hasil bahwa sebagian besar responden berhasil
keracunan, kekurangan oksigen karena memberikan penananganan pernapasan pada
berkurangnya aliran darah ke otak, dan pasien tidak sadar. Cara yang dilakukan adalah
tekanan berlebihan di dalam rongga tulang memenuhi kebutuhan ventilasi mekanik pasien,
kepala. yakni dengan memberikan oksigen sesuai
kebutuhan pasien.
P a g e | 41

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan membebaskan jalan napas pasien. Hasil


bahwa sebagian besar responden tidak berhasil tersebut diatas menunjukan bahwa terdapat
melakukan pengananan Disability. Gangguan hubungan yang significan antara pengkajian dan
neurologis yang sering dijumpai saat pasien penanganan air way. Ini terjadi akibat dari
datang ke ruang gawat darurat atau saat sebagian besar perawat telah lama bekerja di
perawat merawat pasien di ruang perawatan IGD, sehingga sangat berpengalaman dalam
adalah pasien dengan penurunan tingkat mengkaji dan membebaskan jalan napas.
kesadaran. Kecilnya angka keberhasilan Perawat juga menyadari pentingnya kepatenan
penanganan Disability karena sebagian besar jalan napas yang menjadi pintu masuknya
pasien yang mengalami penurunan kesadaran oksigen ke tubuh manusia melalui proses
disebabkan kondisi stroke Haemorragic, selain ventilasi, difusi dan transport aktif.
itu pasien yang dirawat oleh perawat di IGD Hasil penelitian didapatkan bahwa 16
mengalami kondisi ensepahalopaty. responden yang tepat mengkaji breathing
berhasil untuk menangani breathing dengan p =
3. Analisis hubungan ketepatan perawat 0.0001. Munculnya masalah pada bretahing
melakukan primary survey dengan tingkat sebagai akibat dari kondisi serius pada stastus
keberhasilan penanganan pasien dengan neurologis pasien. Penilaian respirasi
penurunan kesadaran. spontan,kecepatan pernapasan, kedalam dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 29 upaya napas yang dilakukan. Fokus utama
responden yang tepat mengkaji Circulation adalah melakukan auskultasi napas dan evaluasi
berhasil untuk menangani circulation dengan p ekpansi paru. Intervensi breathing adalah
= 0.03. Hasil ini menunjukan bahwa pengkajian dengan memberikan oksigenasi tambahan,
Circulation yang tepat memiliki hubungan persiapan alat bantu pertukatran udara jika
dengan keberhasilan penanganan sirkulasi. diperlukan, serta memberikan posisi yang
Pengkajian sirkulasi dilakukan secara tepat oleh nyaman guna mempertahankan breathing pada
perawat,akan menentukan jenis tindakan yang pasien. Kemampuan perawat dalam menilai
akan dilakukan. Target intervensi yang breathing dan memenuhi kebutuhan oksigen
dilakukan adalah memperbaiki resusitasi yang pasien menjadi hal penting untuk bisa
efektif melalui timdakan resusitasi jantung paru, memenuhi kebutuhan oksigen tambahan bagi
penghentian perdarahan, akses intravena untuk pasien yang mengalami penurunan kesadaran
pemberian cairan dan produk darah.selain itu (Krisanty, 2009).
adalah menghentikan perdarahan jika pasien Hasil penelitian menunjukkan bahwa 18
mengalami perdarahan yang mengakibatkan responden yang tepat mengkaji disability tidak
penurunan kesadaran. Hasil penelitian berhasil untuk menangani disability dengan p =
diperoleh 28 responden yang tepat mengkaji 0.633. Hasil ini menunjukan bahwa pengkajian
airway berhasil untuk menangani airway Disability yang tepat tidak memiliki hubungan
dengan p = 0.02 dengan keberhasilan penanganan Disability. Ini
Hasil ini menunjukan bahwa pengkajian berarti bahwa penurunan kesadaran
airway yang tepat memiliki hubungan dengan merupakan komplikasi dari berbagai kasus
keberhasilan pembebasan airway. Ketepatan gawat darurat. Beberapa kondisi gawat darurat
pengkajian airway sangat menentukan jenis yang menyebabkan penurunan kesadaran di
tindakan yang akan dilakukan untuk ruang IGD RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes
P a g e | 42

Kupang yaitu head injury, trauma (dada dan Pelaksanaan Tindakan Life Support Di Rumah
abdomen), cedera medulla spinalis, intoksikasi Sakit Pelamonia Makassar. Jurnal Ilmiah
(obat dan alkohol), stroke, syok hipovolemik, Kesehatan Diagnosis, Volume 2, Pp. 16-20.
diabetes mellitus (reaksi hipoglikemia dan
hiperglikemia). Hasil ini sesuai dengan Krisanty, P. E. A., 2009. Asuhan Keperawatan
penelitian yang dilakukan oleh Tantri yang Gawat Darurat. Jakarta: Trans Info Media.
mendapatkan bahwa skor glasgow coma scale
mampu memprediksi outcome dengan tepat Latif, A. E. A., 2012. Kegawatan Pada Bayi Dan
pada pasien dengan penurunan kesadaran di Anak.. ! Penyunt. Jakarta: Departeman Ilmu
Instalasi Gawat Darurat RSUPN Cipto Kesehatan Anak FKUI-RSCM.
Mangunkusumo (Tantri & Wahyu, 2014).
Komponen membuka mata dan verbal paling Lumbantoruan, P. &. N., 2015. BTCLS & Disaster
berperan dalam memprediksi outcome Management. Tangerang Selatan:
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana Medhatama Restyan. Bogor: YPIKI (Yayasan
penderita tidak sadar dalam arti tidak Pelatihan Keperawatan Indonesia).
terjaga/tidak terbangun secara utuh sehingga
tidak mampu memberikan respons yang normal Muhandani, A. R., 2016. Gambaran Pengkajian
terhadap stimulus (Ridha, 2014). Abcd Pada Pasien Di Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Kabupaten KEBUMEN,
Kesimpulan Kebumen: S.N.
Sebagian besar responden memiliki
ketepatan perawat dalam melakukan primary Tantri, A. R. & Wahyu, I. H. R., 2014. Glasgow
survey. Mayoritas responden memiliki tingkat Coma Scale Dalam Memprediksi Outcome
kerberhasilan penanganan pasien dengan Pada Pasien Dengan Penurunan Kesadaran
penurunan kesadaran kecuali pada penganan Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Cipto
disability.Sebagian besar responden memiliki Mangunkusumo. Majalah Anestesia Dan
hubungan pengkajian dengan keberhasilan Critical Care, Volume 32, Pp. 186-192.
penanganan
Ulya, I. A., 2017. Buku Ajar Keperawatan Gawat
Daftar Pustaka Darurat Pada Kasus Trauma. Jakarta: Medika
Alhidayat, N. S. E. A., 2013. Hubungan Tingkat Salemba.
Pengetahuan Perawat Instalasi Gawat
Darurat Tentang Pengkajian Terhadap

You might also like