Professional Documents
Culture Documents
Abstract: Since the implementation of restrictions on social activities in order to prevent the
spread of Covid-19, MSME Olif Sablon has experienced a decrease in the number of
consumers which ultimately has an impact on decreasing business turnover. This decline in
Olif Sablon's turnover can reach 50% in a month compared to the usual turnover before the
pandemic. The problem becomes bigger because so far Olif Sablon has only relied on income
from screen printing services, and is not optimal in promoting his business which is still
conventional and has not utilized the internet. So far, Olif Sablon's market reach has only
covered a few areas in Sukowono and Sumberjambe sub-districts. Therefore, in the Back to
Village Community Service Program, it is necessary to optimize the potential and
opportunities that can be achieved by Olif Sablon through the application of digital
marketing and branding. Digital marketing will reach a wider market without having to do
face-to-face transactions. While branding aims to introduce local products. The result of the
program that has been implemented is that Olif Sablon has been able to independently carry
out digital marketing and branding on the t-shirt products he produces. Olif Sablon's market
reach is now also wider than before by utilizing Instagram and Shopee as digital marketing
media.
1
Kata Kunci: Digital marketing, Branding, UMKM, Olif Sablon
I. PENDAHULUAN
2
berbatasan langsung dengan Kabupaten Bondowoso. Adapun batas-batas Desa Sumberdanti
yaitu: sebelah utara berbatasan dengan Desa Mengen (Bondowoso); sebelah timur berbatasan
dengan Desa Sumberpakem; sebelah selatan berbatasan dengan Desa Arjasa; dan sebelah
barat berbatasan dengan Desa Dawuhan Mangli. Desa Sumberdanti terdiri dari 2 wilayah
dusun, yaitu Dusun Krajan dan Dusun Gumukjajar, dimana pada masing-masing dusun terdiri
dari 9 RW (Rukun Warga) dan 18 RT (Rukun Tetangga) (BPS, 2019). Mayoritas masyarakat
Desa Sumberdanti merupakan keturunan dari Etnis Madura dan berprofesi sebagai petani,
namun tidak sedikit pula penduduk yang berprofesi sebagai pedagang, pengrajin, dan
wirausaha lainnya.
Olif Sablon merupakan UMKM yang bergerak dalam bidang jasa. Produk yang
disablon umumnya berupa kaos, umbul-umbul, bendera, tas kain, kemasan produk, dan
sebagainya. UMKM ini menerima sablon mulai dari satuan hingga lusinan dengan desain
yang custom atau sesuai keinginan konsumen. Pemilik menuturkan bahwa penurunan omset
UMKM Olif Sablon dapat mencapai 50% dalam sebulan dibanding omset yang biasa
diperoleh sebelum adanya pandemi. Masalah menjadi lebih besar karena sebelumnya UMKM
Olif Sablon hanya mengandalkan pendapatan dari jasa penyablonan, serta kurang maksimal
dalam mempromosikan usahanya yang masih konvensional dan belum memanfaatkan
teknologi internet (Wawancara dengan Basroni, 11 Agustus 2021).
II. METODE
Kegiatan KKN Back to Village ini dilaksanakan pada 09 Agustus 2021 sampai 11
September 2021. Metode yang digunakan untuk mengatasi permasalahan UMKM Olif
Sablon yaitu pemberdayaan dengan melakukan pengenalan dan penerapan digital marketing
dan branding. Digital marketing bertujuan untuk menjangkau pasar yang lebih luas tanpa
harus bertransaksi secara tatap muka (Oktaviani, 2018). Sedangkan branding akan membuka
peluang baru bagi UMKM Olif Sablon untuk memproduksi dan memasarkan kaos sablon
dengan brand/merek sendiri sebagai omset tambahan. Selain itu, diadakannya branding juga
bertujuan untuk mengenenalkan produk lokal, sehingga hal ini diharapkan dapat mengangkat
nama Desa Sumberdanti (lebih khusus lagi UMKM Olif Sablon) di luar daerah. Dalam
Komunikasi pemasaran brand atau yang dikenal dengan brand bukan sekedar nama dan logo,
brand merupakan janji satu organisasi (satuan kerja) kepada pelanggan untuk memberikan
apa yang menjadi prinsip brand tersebut. Tidak hanya manfaat fungsional melaikan manfaat
emosional, ekspresi diri dan sosial. Namun brand juga bukan hanya sekedar memenuhi janji,
brand adalah sebuah perjalan panjang yang berkembang berdasarkan persepsi dan
3
pengalaman serta penilaian, kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang berhubungan
dengan brand tersebut (Nastain, 2017). Adapun jumlah sasaran dalam kegiatan KKN ini yaitu
2 (dua) orang yang merupakan pemilik sekaligus pengelola UMKM Olif Sablon.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan KKN ini terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan, yaitu tahapan persiapan dan
perencanaan, tahapan implementasi, dan tahapan evaluasi.
2) Tahap Implementasi
Tahap implementasi pertama yang dilakukan adalah diadakannya pengenalan pada
sasaran mengenai digital marketing dan branding. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran sasaran akan pentingnya digital marketing dan branding untuk menunjang
kesuksesan bisnis/wirausaha di era digital saat ini. Tahap ini dilanjutkan dengan pembuatan
akun Instagram dan Shopee. Di samping itu juga dilakukan pelatihan mengenai pengelolaan
akun Instagram dan Shopee sebagai media pemasaran digital. Pelatihan ini lebih kepada
bagaimana cara mengelola dan menggunakan fitur-fitur yang ada di dalam aplikasi Instagram
dan Shopee untuk keperluan jual beli.
4
Gambar 1: pelatihan dan pembuatan akun instagram dan shopee bersama sasaran
Tahap berikutnya yaitu menentukan branding kaos bersama sasaran. Adapun nama
brand kaos yang telah ditentukan yaitu “Dhelmoes”. Branding kaos yang dimaksud berupa
pemberial label “Dhelmoes” dan “Olif Sablon” pada setaiap kaos custom yang dipesan
konsumen. Umumnya diletakkan di kerah belakang bagian dalam. Pemberian label ini
dikecualikan untuk kaos yang berupa kaos komunitas dan jersey. Diadakannya branding
bertujuan untuk mengenalkan produk lokal, sehingga diharapkan hal ini dapat mengangkat
nama Desa Sumberdanti (lebih khusus lagi UMKM Olif Sablon) ke luar daerah. Diadakannya
branding juga membuka peluang baru bagi UMKM Olif Sablon untuk memproduksi dan
memasarkan kaos sablon dengan brand/merek sendiri sebagai omset tambahan.
Kegiatan lain yang dilakukan adalah mempromosikan akun Instagram dan Shopeee
UMKM Olif Sablon secara digital dengan menggunakan jasa paid promote Instagram. Paid
promote Instagram merupakan strategi mempromosikan bisnis, brand, ataupun produk
melalui pihak ketiga yang memiliki engagement atau followers tinggi, baik itu selebgram,
influencer, atau akun publik lainnya. Mudahnya, dengan mempromosikan bisnis ke pihak ke
tiga, diharapkan dari followers-nya ada yang tertarik pada produk yang kita tawarkan
(www.allstars.id). Penggunaan jasa paid promote juga dapat meningkatkan brand awareness
dan cukup efektif untuk mengenalkan brand kaos UMKM Olif Sablon ke publik. Berikut
adalah jadwal lengkap kegiatan KKN penulis setiap minggunya:
Tabel 1: Jadwal Kegiatan KKN
Survey dan menentukan sasaran UMKM (telah ditentukan, yaitu Olif
Sablon)
Melakukan observasi dan pemetaan masalah terhadap UMKM Olif
Minggu 1
Sablon
Pengenalan tentang program kerja KKN yang akan dilaksanakan selama
30 hari kedepan terhadap UMKM Olif Sablon
Minggu 2 Melakukan pengenalan digital marketing dan branding (kelas KKN)
Menerapkan digital marketing yang diawali dengan pembuatan akun
5
Shopee dan Instagram
Diskusi untuk membuat brand kaos sablon
Memproduksi brand kaos sablon
Melakukan foto produk
Minggu 3 Memasarkan brand kaos sablon melalui akun shopee dan instagram yang
telah dibuat pada minggu kedua
Pemasangan banner Olif Sablon
Memastikan UMKM Olif Sablon telah mandiri dalam menjalankan
program
Minggu 4
Mempromosikan UMKM Olif Sablon dengan metode paid promote
Melakukan evaluasi
3) Tahap Evaluasi
Evaluasi dalam hal ini merupakan perbaikan dan penilaian atas efektifitas program kerja
yang telah diterapkan demi mencapai tujuan program itu sendiri. Evaluasi dilaksanakan guna
mengukur tingkat keberhasilan program. Jadi, Poin penting dalam evaluasi ini meliputi:
a. Apakah omset UMKM Olif Sablon meningkat setelah melakukan digital marketing
dan memasarkan brand kaos sablon? Dengan catatan hal ini dapat diukur setidaknya
semenjak program tersebut mulai diterapkan, yaitu terhitung dari minggu ketiga.
Renggang waktu antara penerapan program dan evaluasi yang hanya satu minggu
sebenarnya masih terlalu singkat untuk dapat mengukur perkembangan omset UMKM
Olif sablon. Oleh sebab itu, kriteria penilaian yang sementara digunakan adalah
adanya konsumen yang mulai memesan brand kaos sablon dari akun shopee atau
instagram minimal 1 (satu) orang, dan UMKM Olif Sablon mendapat omset tambahan
dari pesanan tersebut. Kriteria tersebut sejauh ini telah terpenuhi. Terdapat 1 (satu)
orang konsumen yang mulai memesan kaos sablon melalui akun Instagram Olif
Sablon pada hari Senin, 30 Agustus 2021.
6
b. Apakah penerapan digital marketing benar-benar dapat menjangkau pasar yang lebih
luas dari sebelumnya? Jangkauan pasar UMKM Olif Sablon sebelumnya rata-rata
hanya meliputi beberapa wilayah di Kecamata Sukowono dan Kecamatan
Sumberjambe. Dengan dibuatnya akun Instagram dan Shopee sebagai media
pemasaran online, maka secara otomatis jangkauan pasar yang diraih akan lebih luas
dibanding sebelumnya.
c. Sejauh mana UMKM Olif Sablon telah memahami digital marketing dan branding?
Dalam hal ini penulis telah melakukan tes wawancara bersama sasaran atau pemilik
UMKM Olif Sablon dan dinilai telah mampu memahami serta menjalankan digital
marketing dan memproduksi brand secara mandiri.
1) Kesimpulan
UMKM termasuk salah satu kelompok ekonomi yang rentan di tengah situasi
pandemi Covid-19 ini. Melihat permasalahan tersebut, lembaga pendidikan Universitas
Jember menggagas program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertema Back to Village, yang salah
satu tematik programnya adalah Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19.
Penulis selaku peserta KKN Back to Village bertugas di tempat tinggal sendiri yaitu
Desa Sumberdanti, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember, Jawa Timur, dengan
mitra/sasaran UMKM Olif Sablon. Permasalahan yang dialami Olif Sablon meliputi:
a. Menurunnya umset/pendapatan semenjak pandemi Covid-19
b. Kurang maksimal dalam mempromosikan bisnisnya yang masih konvensional
c. Kurangnya pemahaman mengenai digital marketing dan branding
Adapun program kerja yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut
diantaranya:
a. Observasi dan pemetaan masalah
b. Melakukan pengenalan dan penerapan digital marketing.
c. Melakukan pengenalan dan penerapan branding
d. Memproduksi kaos sablon dengan brand/merek sendiri
e. Memasarkan brand kaos sablon
f. Evaluasi
Hasil program yang telah dilaksanakan yaitu Olif Sablon telah mampu secara mandiri
menjalankan bisnisnya secara digital dan benar-benar menerapkan branding pada produk
7
kaos sablon yang diproduksinya. Jangkauan pasar Olif Sablon kini juga lebih luas dibanding
sebelumnya yang telah memanfaatkan Instagram dan Shopee sebagai media pemasaran
digital.
2) Saran
Konsistensi dalam menjalankan program kerja yang telah diterapkan menjadi hal yang
sangat penting untuk lebih mengembangkan wirausaha Olif sablon. Selain itu diharapkan Olif
Sablon lebih giat lagi mempromosikan usahanya secara digital, baik menggunakan metode
paid promote yang telah dijalankan sebelumnya atau metode-metode lainnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Al Umar dkk, 2021. “Peranan Kuliah Kerja Nyata Sebagai Wujud Pengabdian kepada
Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 (Studi Kasus IAIN Salatiga KKN 2021)”.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 1, No. 1, hlm. 39-44.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember, 2019. Kecamatan Sukowono dalam Angka 2019.
Jember: Badan Pusat Statistik.
https://jemberkab.bps.go.id/publication/2019/09/27/e13cea6dc94021248efb2b52/keca
matan-sukowono-dalam-angka-2019.html, diakses pada, 05 September 2021.
Basroni, 2021. “Pemetaan Masalah UMKM Olif Sablon”. Hasil Wawancara Pribadi: 11
Agustus 2021, Kediaman Basroni, Desa Sumberdanti, Kecamatan Sukowono,
Kabupaten Jember.
Nastain, 2017. “Branding dan Eksistensi Produk (Kajian Teoritik Konsep Branding dan
Tantangan Eksistensi Produk)”. Jurnal Channel. Vol. 5, No. 1, hlm. 14-26.a
Siahaan, 2020, “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan”. Jurnal Kajian
Ilmiah, No. 1, hlm. 1-3.
Sibarani, 2020, “Inovasi Produk bagi UMKM di Tengah Pandemi Covid-19 Berdasarkan
Sudut Pandang Hukum dan Demokrasi.” Jurnal Penelitian Hukum, Vol. 2, No. 1,
hlm. 256-263.