You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PRAKTIK PERAWAT


MENGENAI KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY) DI INSTALASI
GAWAT DARURAT RS X SEMARANG

Vena Jaladara, Siswi Jayanti, Ekawati


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: vena.jaladara@gmail.com

Abstract : In Indonesia, reports regarding patient safety has not been noticed
and concerned decently, but the arraignments toward malpractice are increasing.
Nurses, are the spearhead of the health care. Emergency room is one of
healthcare area that needs fast and right treatment, so that the nurses should
have good knowledge and practice regarding patient safety.The purpose of this
study was to determine the correlation between nurses knowledge and nurses
practice or the implementation regarding patient safety at emergency room of X
Hospital Semarang. This study is belong to an explanatory research with cross
sectional approach. The population that used was total sampling, with 35 nurses
which are working at emergency room of X Hospital Semarang. Data was
collected directly used questionnaire that is based on Joint Commission
International (JCI).Chi Square test was used to analyze the data. The results of
statistical test showed that there is a correlation between nurses knowledge
regarding patient safety with the implementation of patient safety at emergency
room of X Hospital Semarang with p value=0,000. Socialization and review
concerning patient safety should be given periodically by nurse supervisor.

Key Words : Knowledge, Practice, Patient Safety, Nurse

462
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN Miss) masih sangat langka dalam


Latar Belakang
pelaporan, namun terjadi peningkatan
Keselamatan pasien atau patient safety
tuduhan terhadap malpraktik. Jika
merupakan sistem pelayanan rumah sakit
dibandingkan dengan negara-negara maju
yang memberikan asuhan pasien secara
seperti Amerika dan Inggris yang memiliki
lebih aman. Termasuk didalamnya prosedur
standar pelayanan kesehatan lebih baik dari
: mengukur (assessing) risiko, identifikasi,
Indonesia, dapat dibayangkan angka KTD
dan pengelolaan risiko terhadap pasien,
dan kesalahan medis yang terjadi di
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
Indonesia dapat lebih besar pula.(3)
untuk menindaklanjuti insiden serta
Pelayanan gawat darurat merupakan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta
salah satu komponen pelayanan rumah
meminimalisasi risiko yang juga melalui
sakit yang dilaksanakan di Instalasi Gawat
komunikasi dengan pasien. Dapat dikatakan
Darurat (IGD). Adapun fungsi IGD adalah
bahwa fokus utama patient safety adalah
menyelenggarakan pelayanan asuhan
upaya yang dilakukan untuk menghindari
medis dan asuhan keperawatan serta
terjadinya kesalahan.(1)
pelayanan pembedahan darurat bagi pasien
WHO mengestimasikan, 1 dari 10
yang datang dengan gawat darurat medis.
pasien dirugikan selama mendapatkan
Sebagai unit pelayanan yang
pelayanan kesehatan di rumah sakit yang
menanggulangi penderita gawat darurat,
terjadi di negara-negara maju. Sedangkan
IGD merupakan high clinical risks areas,
di negara-negara berkembang, peluang
oleh karena itu pelayanan di IGD harus
pasien untuk dirugikan selama menerima
dikelola sedemikian rupa sehingga pasien
perawatan kesehatan di rumah sakit lebih
mendapatkan perawatan yang baik dan
tinggi dibandingkan negara-negara industri.
aman, salah satu upaya untuk mewujudkan
Risiko kejadian infeksi dalam pelayanan
pelayanan yang aman adalah kembali lagi
kesehatan di negara-negara berkembang
dengan penerapan patient safety yang baik
20 kali lebih besar dibandingkan negara-
di IGD.(4) Belum terdapat data mengenai
negara maju.(2) Masalah kesehatan terkait
kejadian terkait keselamatan pasien (patient
patient safety pun kerap dikeluhkan di
safety) di IGD yang lengkap dan akurat di
Indonesia. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, namun berdasarkan data Komite
Indonesia menyatakan bahwa data KTD,
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
terlebih pada Kejadian Nyaris Cedera (Near
463
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

(KKPRS), tercatat pelaporan insiden risiko pasien, pelaporan dan analisis


keselamatan pasien (patient safety) yang insiden, kemampuan belajar dari insiden
terjadi di IGD pada 19 Januari 2010. Insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
yang terjadi berupa kesalahan pemberian solusi untuk meminimalisasi timbulnya
(5)
obat oleh perawat IGD kepada pasien. risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat
Training keselamatan pasien (patient mencegah terjadinya cedera yang
safety) telah dilaksanakan secara rutin disebabkan oleh suatu tindakan yang
setiap satu tahun sekali bagi perawat dilakukan atau tidak melakukan suatu
Instalasi Gawat Darurat dengan tujuan tindakan yang seharusnya dilakukan.(3)
meningkatkan dan merivew (pengulangan Terdapat enam tujuan utama
kembali) mengenai pengetahuan terkait penanganan pasien dengan penerapan
keselamatan pasien (patient safety) pada keselamatan pasien (patient safety)
perawat. Meskipun demikian, pada praktik menurut PERMENKES RI No 1691 yeng
perawat terkait keselamatan pasien (patient berpedoman pada Joint Commision
safety) di IGD RS X Semarang, masih International, yaitu(6) :
terdapat beberapa hal yang belum sesuai a. Mengidentifikasi atau mendiagnosa
dengan standar keselamatan pasien pasien dengan benar
(patient safety) yang diterapkan, yang Maksud dari sasaran ini adalah untuk
mengacu pada PERMENKES RI No 1691, melakukan dua kali pengecekan, yaitu:
yaitu praktik mencuci tangan dan pertama, untuk identifikasi pasien
penjelasan penggunaan gelang identitas sebagai individu yang akan menerima
pada pasien. pelayanan atau pengobatan; dan kedua,
untuk kesesuaian pelayanan atau
TINJAUAN PUSTAKA pengobatan terhadap individu
Keselamatan Pasien (Patient Safety) tersebut.(7)
Keselamatan pasien (patient safety) b. Meningkatkan komunikasi secara efektif
rumah sakit merupakan suatu sistem Komunikasi efektif, yang tepat waktu,
dimana rumah sakit membuat pelayanan akurat, lengkap, jelas dan yang dapat
pasien menjadi lebih aman. Sistem tersebut dipahami oleh pasien akan mengurangi
meliputi penilaian risiko, identifikasi dan kesalahan, dan menghasilkan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan peningkatan keselamatan pasien.(7)
464
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

c. Meningkatkan keamanan dari high-alert fasilitasnya, rumah sakit perlu


medication mengevaluasi risiko pasien jatuh dan
Obat-obatan yang perlu diwaspadai mengambil tindakan untuk mengurangi
(high-alert medications) merupakan obat risiko cedera bila sampai jatuh.
yang sering menyebabkan kesalahan Perlunya keselamatan pasien (patient
atau kesalahan serius. Kesalahan dapat safety) diterapkan pada tindakan medis,
terjadi bila perawat tidak mendapatkan dikarenakan kompleksnya rangkaian
orientasi yang baik dan dalam situasi tindakan medis yang kerap dilakukan.
darurat.(7) Dimulai dengan diagnosa, pertolongan
d. Memastikan benar tempat, benar pertama, pemeriksaan laboratorium,
prosedur dan benar pembedahan pemberian obat hingga tindakan
pasien pembedahan yang memungkinkan
Salah lokasi, salah prosedur, pasien- terjadinya kesalahan-kesalahan medis.(7)
salah pada operasi, adalah sesuatu
yang sangat mengkhawatirkan dan tidak Pengetahuan
(7)
jarang terjadi di rumah sakit. Pengetahuan merupakan hasil dari
e. Mengurangi infeksi dari pekerja tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
kesehatan melakukan pengindraan terhadap objek
Infeksi biasanya dijumpai dalam semua tertentu. Pengindraan terjadi melalui
bentuk pelayanan kesehatan termasuk pancaindra manusia, yakni indra
infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran penglihatan, pendengaran, penciuman,
darah (bloodstream infections) dan perasa dan peraba. Namun sebagian besar
pneumonia (sering kali dihubungkan pengetahuan manusia diperoleh melalui
(7)
dengan ventilasi mekanis). mata dan telinga.(8)
f. Mengurangi terjadinya risiko jatuh pada Terdapat berbagai macam cara yang telah
pasien digunakan untuk memperoleh kebenaran
Jumlah kasus jatuh pada pasien cukup pengetahuan sepanjang sejarah, yaitu:
bermakna sebagai penyebab cedera 1) Cara Coba Salah (Trial and Error)
bagi pasien rawat inap. Dalam konteks Cara coba-coba ini dilakukan dengan
populasi/masyarakat yang dilayani, menggunakan kemungkinan tersebut
pelayanan yang disediakan, dan tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang
465
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

lain. Apabila tidak berhasil, maka akan Faktor-Faktor yang mempengaruhi


dicoba kemungkinan yang lain lagi pengetahuan adalah :
sampai didapatkan hasil yang mencapai 1) Usia
kebenaran. Usia berpengaruh terhadap daya
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas tangkap dan pola pikir seseorang.
Di mana pengetahuan diperoleh Semakin bertambah usia seseorang,
berdasarkan pada otoritas atau akan semakin berkembang pula daya
kekuasaan baik tradisi, otoritas tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pemerintahan, otoritas pemimpin agama, pengetahuan yang diperolehnya
maupun ahli ilmu pengetahuan. semakin membaik.(9)
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi 2) Pendidikan
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang Jalur pendidikan formal akan
kembali pengalaman yang diperoleh membekali seseorang dengan dasar-
dalam memecahkan permasalahan yang dasar pengetahuan, teori dan logika,
dihadapi pada masa yang lalu. Apabila pengetahuan umum, kemampuan
dengan cara yang digunakan tersebut analisis serta pengembangan
orang dapat memecahkan masalah yang kepribadian.(9)
sama, orang dapat pula menggunakan 3) Pengalaman
cara tersebut. Pengalaman adalah suatu sumber
4) Melalui Jalan Pikiran pengetahuan atau suatu cara untuk
Dari sini manusia telah mampu memperoleh kebenaran
(9)
menggunakan penalarannya dalam pengetahuan.
memperoleh pengetahuannya. Dengan 4) Informasi
kata lain, dalam memperoleh kebenaran Media komunikasi adalah media yang
pengetahuan, manusia telah digunakan pembaca untuk
menggunakan jalan pikiran. mendapatkan informasi sesuatu atau
5) Cara baru atau modern dalam hal tentang pengetahuan.(9)
memperoleh pengetahuan pada dewasa 5) Sosial Budaya
ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Kebudayaan setempat dan kebiasaan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah. dalam keluarga dapat mempengaruhi

466
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pengetahuan, persepsi, dan sikap tersebut. Pada Instalasi Gawat Darurat


seseorang terhadap sesuatu. terdapat dokter dari berbagai spesialisasi,
sejumlah perawat dan asisten dokter.(12)
Praktik
Praktik atau perilaku adalah tindakan Perawat
atau aktivitas manusia yang memiliki Perawat atau Nurse berasal dari bahasa
bentangan yang sangat luas. Perilaku latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
merupakan seluruh kegiatan atau aktivitas merawat atau memelihara. Perawat adalah
manusia, baik yang diamati secara seseorang yang berperan dalam merawat
langsung, maupun yang tidak diamati dari atau memelihara, membantu dan
pihak luar. Setiap individu memiliki melindungi seseorang karena sakit.
perilakunya sendiri yang berbeda dengan Sebagai tenaga kesehatan, perawat
individu lain. Namun, secara minimal jika memiliki sejumlah peran di dalam
didasari oleh pengetahuan yang cukup, menjalankan tugasnya sesuai dengan hak
perilaku positif akan terbentuk relatif dan kewenangan yang dimiliki. Peran
(10)
lama. perawat yang utama adalah sebagai
Perilaku seseorang atau masyarakat pelaksana, pengelola, pendidik dan
(7)
mengenai kesehatan ditentukan oleh peneliti.
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi Perawat IGD merupakan seorang tenaga
dan sebagainya dari orang atau masyarakat keperawatan yang bertanggung jawab dan
yang bersangkutan. Disamping itu, diberi wewenang memberikan pelayanan
ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku keperawatan di Instalasi Gawat Darurat.(13)
petugas kesehatan juga mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku.(11) METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Instalasi Gawat Darurat (IGD) explanatory research, untuk menjelaskan
Instalasi Gawat Darurat adalah salah hubungan kausal dan pengujian hipotesis
satu bagian dari rumah sakit yang dengan pendekatan cross sectional.
menyediakan penanganan awal bagi pasien Subjek pada penelitian ini adalah
yang sakit dan cedera, yang dapat seluruh perawat yang bertugas di Instalasi
mengancam kelangsungan hidup pasien Gawat Darurat RS X Semarang, dan
467
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sampel yang digunakan merupakan total Sebesar 68,6% perawat IGD RS X


sampling, yaitu penentuan sampel Semarang dengan jumlah 24 orang berusia
berdasarkan seluruh anggota populasi kurang dari 35 tahun, sedangkan sebesar
sebagai responden atau sampel. Variabel 31,4% perawat IGD RS X Semarang
bebas pada penelitian ini adalah tingkat dengan jumlah 11 orang berusia lebih dari
pengetahuan perawat IGD RS X Semarang sama dengan 35 tahun.
mengenai keselamatan pasien (patient Sebesar 80% perawat IGD RS X
safety), dan variabel terikat pada penelitian Semarang dengan jumlah 28 orang berjenis
ini adalah praktik pearawat terkait kelamin perempuan, sementara sebesar
keselamatan pasien (patient safety) di IGD 20% perawat IGD RS X Semarang dengan
RS X Semarang. jumlah 7 orang berjenis kelamin laki-laki.
Instrumen penelitian yang digunakan Sebesar 65,7% perawat IGD RS X
dalam penelitian ini merupakan kuesioner Semarang dengan jumlah 23 orang
terkait keselamatan pasien (patient safety) berpendidikan diploma, sedangkan sebesar
yang diadopsi berdasarkan kuesioner Joint 34,3% perawat IGD RS X Semarang
Commission International Accreditation dengan jumlah 12 orang berpendidikan
Standards for Hospital 5th for Patient Safety. sarjana.
Pengolahan data dilakukan setelah Sebesar 71,4% perawat IGD RS X
pengumpulan data dan wawancara dengan Semarang dengan jumlah 25 orang memiliki
responden, kemudian dilakukan editing, masa kerja kurang dari lima tahun,
coding, entry data dan tabulating. Analisis sementara sebesar 28,6% perawat IGD RS
univariat menghasilkan distribusi frekuensi X Semarang dengan jumlah 10 orang
dan persentase. Analisis bivariat digunakan memiliki masa kerja lebih dari lima tahun.
untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel, dengan menggunakan uji Chi Pengetahuan
Square didasarkan tingkat signifikan (nilai
α) sebesar 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden

468
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pengetahuan Praktik
25
30 60%
74,3%
25 20
40%
20 15
15 10
25,7%
10
5
5
0 0
Tinggi Rendah Baik Kurang Baik

Gambar 1. Diagram Tingkat Pengetahuan Gambar 2. Diagram Praktik Perawat IGD RS


Perawat IGD RS X Semarang X Semarang

Gambar 1 menunjukkan bahwa sebesar Gambar 2 menunjukkan sebesar 60%


74,3% perawat IGD RS X Semarang perawat IGD RS X Semarang dengan
dengan jumlah 26 orang memiliki tingkat jumlah 24 orang melakukan praktik yang
pengetahuan yang rendah mengenai kurang baik terkait keselamatan pasien
keselamatan pasien (patient safety). (patient safety).
Pengetahuan dikategorikan baik apabila
memenuhi skor 80% dalam pengisian Hubungan Pengetahuan dan Praktik
kuesioner pengetahuan keselamatan pasien Keselamatan Pasien (Patient Safety)
(patient safety).
Hubungan Pengetahuan dan Praktik

25
80,8%
20
15 Praktik
Praktik 100%
10 Baik
19,2%
5 0% Kurang Baik
0
Tinggi Rendah
Pengetahuan

Gambar 3. Diagram Pengetahuan dan Praktik


Keselamatan Pasien (Patient Safety)

469
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Gambar 4 menunjukkan bahwa sebesar perilaku Lawrence Green yang


80,8% perawat dengan jumlah 21 orang menyebutkan bahwa pengetahuan
yang memiliki pengetahuan rendah termasuk dalam faktor predisposisi yang
cenderung melakukan praktik yang kurang akan mempengaruhi praktik kesehatan
(11)
baik. Demikian juga sebaliknya, dapat seseorang.
dilihat bahwa sebesar 100% perawat Penelitian lain mengenai Hubungan
dengan jumlah 9 orang yang memiliki Pengetahuan dan Motivasi Terhadap
pengetahuan yang tinggi terkait Kinerja Perawat dalam Penerapan Program
keselamatan pasien (patient safety) akan Patient Safety di Ruang Perawatan Inap
melakukan praktik yang baik. RSUD Andi Makkasau Kota Parepare juga
Berdasarkan Uji Chi Square yang memperlihatkan hasil yang sejalan dengan
dilakukan, diperoleh p-value sebesar 0,000 penelitian ini. Hasil penelitian tersebut
(<0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha menyatakan bahwa terdapat hubungan
diterima. Sehingga dapat disimpulkan antara pengetahuan perawat dengan kinerja
bahwa secara statistik menunjukkan perawat dalam melaksanakan program
terdapat hubungan yang antara patient safety dengan perolehan nilai
pengetahuan dan praktik, dalam hal ini p=0,000.(13)
terkait dengan keselamatan pasien (patient
safety). Terdapat hubungan positif yang KESIMPULAN
ditunjukkan oleh hasil uji statistik dimana 1. Sebagian besar usia perawat IGD RS X
hasil tersebut menggambarkan bahwa Semarang termasuk dalam kategori
semakin tinggi nilai skor yang diperoleh dewasa muda (68,6%), berjenis kelamin
untuk tingkat pengetahuan perawat perempuan (80%), memiliki latar
mengenai keselamatan pasien, maka belakang pendidikan D3 (65,7%), serta
semakin tinggi pula nilai skor yang diperoleh memiliki masa kerja yang tergolong baru
untuk praktik penerapan keselamatan (71,4%).
pasien oleh perawat. 2. Sebagian besar perawat IGD RS X
Terdapatnya hubungan antara tingkat Semarang memiliki pengetahuan rendah
pengetahuan perawat mengenai patient (74,3%) terkait keselamatan pasien
safety dengan praktik atau pelaksanaan (patient safety).
program patient safety sejalan dengan teori
470
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

3. Sebagian besar perawat IGD RS X


5. Komite Keselamapatan Pasien Rumah
Semarang melakukan praktik yang
Sakit. Laporan Insiden Keselamatan
kurang baik (60,0%) terkait keselamatan Pasien Periode : September-Desember
2010. 2010
pasien (patient safety).
(Online)(http://www.inapatsafetypersi.or.
4. Terdapat hubungan antara tingkat id/?show=data/triwulan32010/lap_ikp32
010) diakses pada tanggal 27
pengetahuan perawat mengenai
September 2014 pukul 19.37 WIB
keselamatan pasien (patient safety)
6. Goyal, R.C.Hospital Administration and
dengan praktik perawat terkait
Human Resource Management 4th
keselamatan pasien (patient safety), Ed.Prentice Hall of India.New
Delhi.2006
dengan p value=0,000.
7. Menteri Kesehatan Indonesia. Peraturan
Menteri Kesehatan Indonesia Nomor
DAFTAR PUSTAKA 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang
1. Widajat, Rochmanadji. Being a Great Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
and Sustainable Hospital:Beberapa Departemen Kesehatan Republik
Pitfall Manajemen yang Harus Indonesia. 2011
Diwaspadai. Gramedia Pustaka Utama.
2009 8. Jenicek, Milos. Medical Error and Harm:
Understanding, Prevention and Control.
2. World Health Organization. 10 Facts on Taylor and Francis Group. 2011
Patient Safety 2014. (Online)
(http://www.who.int/features/factfiles/pati 9. Suparno, Paul. Teori Perkembangan
ent_safety/en/) diakses pada tanggal 25 Kognitif Menurut Jean Piaget. (Hal 122-
Maret 2014 pukul 09.29 WIB 123)

3. Departemen Kesehatan Republik 10. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi


Indonesia. Panduan Nasional Kesehatan dan Perilaku Kesehatan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Edisi Revisi 2012. Rineka Cipta.
(Patient Safety). Bakti Jakarta. 2012
Husada.Jakarta.2006
11. Hikmah, Syahara. Persepsi Staff
4. Ginting, David Sinarta. Hubungan Mengenai Patient Safety di Instalasi
Pengetahuan dan Kemampuan Perawat Rawat Darurat (IRD) RSUP Fatmawati
dengan Penerapan Standar Joint tahun 2008. Skripsi. Depok : Program
Commission International Tentang Sarjana Kesehatan Masyarakat
Keselamatan Pasien di Instalasi Gawat Universitas Indonesia. 2008.
Darurat RSUP.H.Adam Malik Medan.
Medan: Universitas Sumatera Utara. 12. Departemen Kesehatan Republik
2014 (Online) Indonesia. Pedoman Kerja Perawat
(http://repository.usu.ac.id/handle/12345 Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit
6789/40684) diakses pada tanggal 21 Cetakan I. Jakarta: Bakti Husada. 1999
Agustus 2014 pukul 21.07 WIB
471
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

13. Sumarianto, Arif. Hubungan Kota Parepare. Makassar: Fakultas


Pengetahuan dan Motivasi Terhadap Kesehatan Masyarakat Universitas
Kinerja Perawat dalam Penerapan Hassanudin. 2013.
Program Patient Safety di Ruang
Perawatan Inap RSUD Andi Makkasau

472

You might also like