You are on page 1of 9

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol. 6 No.

1 2021
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/KesehatanMasyarakat
DOI: https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i1.1562

PENGARUH VARIASI MEDIA DAN JUMLAH TUMBUHAN TYPHA


LATIFOLIA TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD DAN COD PADA
LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DI SIDOARJO

Lily Oktavia1, Mohammad Taufiq1, Muchammad Tamyiz1


Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
Email: oktavial800@gmail.com

Received: Januari 2021; Accepted: April 2021; Published: Juni 2021

ABSTRACT

Sidoarjo Regency is one of the supporting districts of East Java province. Sidoarjo Regency is
experiencing rapid progress because of the development and potential in trade and industry. One of the
industries often found in Sidoarjo Regency is tofu factory. The rapid number of tofu craftsmen industry
has caused an increase in the volume of liquid waste which also flows into water bodies. The purpose of
this study was to determine the reduction in BOD and COD levels for the tofu factory wastewater
treatment in the Sepande area, Sidoarjo Regency using a contructed wetland with Typha latifolia as the
remediator. The research stage will be carried out using a laboratory scale using acclimatization as the
adaptation stage of Typha latifolia and a crontructed wetland reactor as phytoremediation processing.
Based on the results and discussion, it can be concluded that there was a decrease in BOD and COD
levels in the tofu industrial wastewater in Sidoarjo using the Constructed Wetland system. The percentage
reduction in BOD content was greatest in soil media with 3 stems of Typha latifolia plants and a detention
time of 4 days of 72%. While the largest percentage reduction in COD levels was in soil media with 2
stems of Typha latifolia plants and 4 days of detention time of 84%.

Keywords: Constructed Wetland, Liquid waste, Typha latifolia

PENDAHULUAN menyebabkan peningkatan volume limbah

Kabupaten Sidoarjo merupakan salah cair yang juga mengalir ke badan air.

satu kabupaten penyangga provinsi Jawa Umumnya pabrik tahu yang ada di

Timur. Kabupaten Sidoarjo mengalami Kabupaten Sidoarjo belum memiliki IPAL

kemajuan yang pesat karena perkembangan yang baik akibatnya limbah cair yang

dan potensi perdagangan serta perindustrian. langsung dibuang ke badan air tanpa ada

Salah satu industri yang sering dijumpai di pengolahan untuk mencapai ambang batas

Kabupaten Sidoarjo adalah pabrik tahu. yang ditetapkan pemerintah.

Pesatnya jumlah industri pengerajin tahu Limbah cair tahu berasal dari proses

1
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol. 6 No. 1 2021
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/KesehatanMasyarakat
DOI: https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i1.1562

perendaman, pencucian kedelai, Typha latifolia. Menurut Leto et al., (2013)


penyaringan, penyetakan tahu serta proses Typha latifolia mampu mereduksi BOD
pencucian peralatan produksi. Limbah cair sebesar 64.8%. Selain itu Typha latifolia
yang dihasilkan biasanya kental yang diketahui mampu menyerap pencemaran
terpisah dari gumpalan tahu. Cairan ini logam kromium pada tanah (Goudarzi dan
memiliki kadar organik yang tinggi baik Afrous, 2012). Oleh sebab itu, penelitian ini
BOD maupun COD. Menurut Sugianti bertujuan untuk mengolah limbah organik
(2018), bahan organik pada effluent industri yang berasal dari pabrik tahu supaya
tahu melebihi ambang batas yang ditetap. memenuhi ambang batas yang aman bagi
Selain itu, diketahui limbah cair yang lingkungan.
dihasilkan memiliki suhu yang tinggi dan pH METODOLOGI
yang rendah. Dampak yang ditimbulkan dari Penelitian dilaksanakan di
tingginya bahan organik pada effluent pabrik Laboratorium Teknik Lingkungan,
tahu menyebabkan gangguan terhadap Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo.
kehidupan biotik dan turunnya kualitas air Sampel diambil dari pabrik tahu yang berada
perairan. Pencemaran oleh limbah cair tahu di Desa Sepande, Kecamatan Sidoarjo.
juga menyebabkan kerusakan ekosistem Lokasi pelaksanaan berdekatan dengan
perairan dan akan menyebabkan penurunan lokasi sampling sehingga mempermudah
kesehatan kepada manusia (Adack, 2013). proses pengambilan limbah cair dan proses
Sistem wetland merupakan pilihan pelaksanaan penelitian. Data yang digunakan
pengolahan yang baik untuk pengolahan untuk menyusun penelitian ini berupa data
limbah cair tahu, terutama untuk pabrik tahu primer. Data primer diperoleh dari hasil
berskala kecil. Tumbuhan juga analisis laboratorium baik laboratorium
menghasilkan bahan organik yang dapat internal maupun eksternal.
meningkatan rasio biodegradable yang Bahan yang dibutuhkan dalam
disebut eksudat (Mangkoedihardjo dan penelitian ini adalah limbah cair pabrik tahu
Samudro, 2010). Salah satu tumbuhan yang yang dihasilkan dari Pabrik Tahu di daerah
mampu mereduksi bahan organik adalah Sepande, Sidoarjo. Pengolahan limbah cair

2
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol. 6 No. 1 2021
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/KesehatanMasyarakat
DOI: https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i1.1562

pabrik tahu di daerah Sepande Sidoarjo ditunjukkan pada gambar 1. Adapun waktu
masih belum efektif, sehingga limbah cair tinggal yang direncanakan adalah 2 jam dan
yang dihasilkan langsung dibuat ke badan debit yang direncanakan sebesar 15 L/hari.
air. Selain itu, dibutuhkan tanaman Typha Uji pendahuluan dilakukan dengan
latifolia dan media wetland berupa tanah, mengambil sampel sebanyak 1 L dari reaktor
kerikil, dan pasir. effluent pabrik tahu di daerah Sepande,
Sidoarjo, lalu menganalisa kadar BOD dan
COD di Laboratorium. Pada tahap
aklimatisasi, tumbuhan Typha latifolia yang
diambil dari wetland di sekitar Universitas
Gambar 1. Reaktor Uji Fitoremediasi Nahdlatul Ulama Sidoarjo diletakkan pada
tangki selama 1 minggu. Selanjutnya
tumbuhan disiram setiap hari menggunakan
air kran. Kemudian tumbuhan Typha
latifolia yang hidup setelah proses
aklimatisasi akan digunakan untuk
penelitian. Setelah dilakukan tahap
aklimatisasi, selanjutnya dilakukan uji
fitoremediasi selama satu minggu dengan
variasi konsentrasi COD. Typha latifolia
ditanam 10 cm dari permukaan media.
Selanjutnya dilakukan analisa parameter

Sedangkan peralatan yang setiap hari hingga 5 hari untuk mengetahui

dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain: fluktuasi konsentasi BOD dan COD.

reaktor miniplan skala laboratorium berupa: Parameter yang dianalisis pada

reactor contructed wetland, bak pengumpul, penelitian ini yaitu BOD dan COD. Analisis

reaktor effluent, pipa dan kran, box sampel, parameter dilakukan setiap hari. Analisis

dan botol sampel. Desain reaktor BOD menggunakan metode Winkler.

3
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol. 6 No. 1 2021
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/KesehatanMasyarakat
DOI: https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i1.1562

Sedangkan analisis COD menggunakan media tanah dengan jumlah tumbuhan Thypa
metode Refluks. Data yang diperoleh akan latifolia sebanyak 2 batang menunjukkan
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. efisiensi pengurangan BOD dengan waktu
Kemudian dilakukan pembahasan dengan detensi 1 – 4 hari berturut-turut adalah 34%,
mengevaluasi, menguraikan, dan 46%, 56%, dan 65%. Sedangkan untuk
menyelidiki hasil yang telah diperoleh variasi jumlah tumbuhan Thypa latifolia
dengan membandingkan penelitian sebanyak 3 batang menunjukkan efisiensi
terdahulu. pengurangan BOD sebesar 36%, 60%, 61%,
HASIL dan 72%.

Penelitian telah selesai dilaksanakan Gambar 2. Persentase Efisiensi


Penyisihan BOD
dan berhasil didapatkan hasil bahwa berupa
nilai parameter BOD dan COD
menggunakan reaktor Constructed wetland
dengan variasi jumlah tumbuhan Thypa
latifolia (sebanyak 2 batang dan 3 batang)
dan variasi media menggunakan media filter
berupa pasir dan tanah liat. Hasil effluent Hasil effluent yang didapatkan dari
yang didapatkan dari parameter BOD yaitu parameter COD yaitu nilai parameter COD
nilai parameter BOD tanpa media dari waktu tanpa media dari waktu detensi 1 – 4 hari
detensi 1 – 4 hari berturut-turut adalah 13%, berturut-turut adalah 13%, 34%, 36%, dan
34%, 49%, dan 53% seperti pada gambar 2. 61% seperti gambar 3. Kemudian nilai
Kemudian nilai parameter BOD dengan parameter COD dengan media pasir dan 2
media pasir dan 2 batang tumbuhan Thypa batang tumbuhan Thypa latifolia
latifolia menunjukkan efisiensi sebesar 16%, menunjukkan efisiensi sebesar 16%, 27%,
20%, 22%, dan 46%. Sedangkan untuk 38%, dan 59%. Sedangkan untuk media
media pasir dengan variasi jumlah tumbuhan pasir dengan variasi jumlah tumbuhan Thypa
Thypa latifolia sebanyak 3 batang berturut- latifolia sebanyak 3 batang berturut-turut
turut adalah 18%, 32%, 46%, dan 52%. Pada adalah 27%, 47%, 52%, dan 64%. Pada
4
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol. 6 No. 1 2021
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/KesehatanMasyarakat
DOI: https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i1.1562

media tanah dengan jumlah tumbuhan Thypa sedimentasi. Sedangkan pengolahan secara
latifolia sebanyak 2 batang menunjukkan kimia dapat dilakukan dengan kogulasi dan
efisiensi pengurangan COD dengan waktu flokulasi. Baik pengolahan fisika maupun
detensi 1 – 4 hari berturut-turut adalah 32%, kimia membutuhkan biaya yang lebih besar
52%, 74%, dan 84%. Sedangkan untuk dibanding pengolahan secara biologi.
variasi jumlah tumbuhan Thypa latifolia Pengolahan biologi bisa dilakukan dengan
sebanyak 3 batang menunjukkan efisiensi tumbuhan sebagai agen remediasi. Dalam
pengurangan COD sebesar 35%, 47%, 59%, hal ini mengggunakan tuumbuhan Thypa
dan 65%. latifolia.
PEMBAHASAN Gambar 3. Persentase Efisiensi
Limbah tahu adalah limbah yang Penyisihan COD
dihasilkan dalam proses pembuatan tahu,
proses pencucian kedelai dan pencucian
peralatan produksi. Limbah pabrik tahu yang
dihasilkan berupa slimbah padat dan cair.
Limbah tersebut mengandung bahan
organik, bila langsung dibuang kebadan air
tanpa adanya proses pengolahan maka akan
menyebabkan pencemaran air. Pencemaran Tumbuhan Thypa latifolia
yang dilakukan terus menerus akan merupakan tumbuhan perenial yang
mengakibatkan kematian organisme tingginya mampu mencapai 2.5 - 3 meter.
perairan, hal itu disesbkan perubahan Perkembangbiakannya dibantu dengan
kondisinya menjadi anaerob. angin, karena bunga yang dihasilkan bersifat
Upaya pengolahan limbah cair pabrik monoecious. Tumbuhan ini memiliki batang
tahu secara umum telah dikembangkan yang tumbuh di dalam tanah atau yang
diantara metode fisika, kimia maupun disebut rizome. Berdasarkan penelitian
biologi. Pengolahan limbah secara fisika Guedeset al. (2009) Typha latifolia mampu
bisa dilakukan dengan filtrasi dan mendegradasi pencemaran protelium pada
5
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol. 6 No. 1 2021
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/KesehatanMasyarakat
DOI: https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i1.1562

tanah. Selain mampu mendegradasi dirancang untuk menghilangkan lebih dari


protelium, Typha latifolia mampu 90% BOD, COD, SS, dan bakteri yang ada
menurunkan konsentrasi COD, BOD, dan di air limbah. Wetland juga mampu
TSS masing-masing sebesar 50.15%, menghilangkan N dan P hingga 50%
56.72%, dan 88.83% pada limbah domestik (Wassen et al., 1998). Selain kontaminan
(Andriani et al., 2012). Menurut Elystia organik, wetland juga mampu
(2014) Typha latifolia dengan densitas 1 menghilangkan kontaminan anorganik,
g/cm2 mampu menurunkan konsentrasi BOD seperti logam berat (Chen et al., 2009).
97.33% dengan residence time 9 hari pada Wetland yang digunakan dalam
limbah cair kelapa sawit. penelitian ini mengandung media kerikil,
Pengolahan limbah induustri tahu pasir, batu kecil yang ditumbuhi tumbuhan
dapat dilakukan menggunakan sistem air. Pasir adalah media wetland yang penting
wetland buatan (contructed wetland system). karena mampu memfilter partikel kecil yang
Contructed wetland terdiri dari satu atau melewati lapisan kerikil. Lapisan pasir juga
lebih sel pengolahan pada reaktornya dan mampu menahan bakteri dan
dipengaruhi oleh model rancangan. mikroorganisme lainnya yang terkandung
Contructed wetland telah digunakan untuk pada limbah. Selain itu, pasir membantu
mengolah banyak jenis limbah cair. Wetland menghalangi timbulnya nyamuk (Nguyen,
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Subsurface 2020). Menurut Białowiec al. (2013),
Flow (SSF) dan Free Surface Flow (FSF). menyatakan bahwa campuran pasir atau
SSF dirancang dengan membuat aliran kerikil mampu meningkatkan penyerapan
subpermukaan. FSF dirancang untuk phosphor pada wetland. Oleh karena itu,
meningkatkan kinerja wetland alami dengan komposisi media menentukan besar
mengalirkan air limbah yang diatas penyisihan (Sirianuntapiboon et al., 2006).
permukaan tanah pada ke dalaman yang Sebagaimana hasil penelitian ini, terdapat
dangkal. FSF cocok digunakan untuk daerah peningkatan efisiensi penghilangan BOD
yang bertemperatur tinggi seperti Arab Saudi dan COD pada waktu detensi 1 hari
(Sheikh, 2006). Secara umum wetland dibandingkan dengan tanpa media pasir.

6
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol. 6 No. 1 2021
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/KesehatanMasyarakat
DOI: https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i1.1562

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh pH dan suhu pada pengolahan


penggunaan media tanah memberikan hasil cukup signifikan dimana limbah cair tahu
yang lebih baik dibandingkan dengan media kedelai lebih bersifat asam pada suhu di atas
pasir. Kenyataan di lapangan media tanah 30ºC. Hal ini mengingat pada proses
mampu menyerap bau asam dari air limbah pengolahannya menggunakan bahan baku
tahu. Sistem yang digunakan dalam cuka untuk mengawetkan dan proses
penelitian adalah sistem batch dengan debit pendidihan sehingga air limbah yang
10 Liter/hari dan waktu tinggal 24 jam. dihasilkan cenderung bereaksi panas sebagai
Variasi jumlah tumbuhan Thypa bentuk pelepasan energi eksoterm.
latifolia juga menentukan kemampuan untuk Berdasarkan hasil penelitian diketahui
menghilangkan kandungan BOD dan COD bahwa baik pada jumlah tanaman dengan 2
pada limbah industria tahu. Dari hasil batang atau 3 batang terjadi efisiensi
penelitian diketahui bahwa efisiensi penurunan parameter kimia yang tidak
penghilangan BOD tertinggi menggunakan begitu berbeda. Namun dapat dijelaskan
media tanah dengan jumlah tumbuhan Thypa bahwa pada keempat reaktor dari hari
latifolia 3 batang dan waktu detensi 4 hari pertama sampai keempat penelitian, efisiensi
sebesar 72%. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan parameter kimia semakin
semakin banyak tanaman akan semakin meningkat.
meningkatkan efisiensi dalam reaktor KESIMPULAN
constructed wetland. Sedangkan bahwa Berdasarkan hasil dan pembahasan
efisiensi penghilangan COD tertinggi dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan
menggunakan media tanah dengan jumlah kadar BOD dan COD pada limbah cair
tumbuhan Thypa latifolia 2 batang dan industri tahu di Sidoarjo dengan
waktu detensi 4 hari sebesar 84%. Hal ini menggunakan Sistem Constructed Wetland.
menunjukkan bahwa media tanah liat lebih Adapun persentase penurunan kadar BOD
efisien dalam menyaring dan menyisihkan terbesar pada media tanah dengan jumlah
kadar pencemar organik berupa COD dalam tumbuhan Thypa latifolia 3 batang dan
air limbah industri tahu. Sedangkan waktu detensi 4 hari sebesar 72%.

7
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol. 6 No. 1 2021
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/KesehatanMasyarakat
DOI: https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i1.1562

Sedangkan persentase penurunan kadar Goudarzi, Shahram, and Ali Afrous.


COD terbesar pada media tanah dengan Phytoremediation of the Sludge
jumlah tumbuhan Thypa latifolia 2 batang Contaminated with Chromium by
dan waktu detensi 4 hari sebesar 84%. Aquatic Plants in Dezful. Bulletin of
REFERENSI Environment, Pharmacology and Life
Adack, Jessy. Dampak pencemaran limbah Sciences 1.9 (2012): 58-60.
pabrik tahu terhadap lingkungan Guedes, C. L. B., et al. Evaluate the Typha
hidup. Lex Administratum 1.3 (2013). latifolia remediation potential in
Andriani, R., and Y. Fajriana. Removal of petroleum contaminated soil:
municipal wastewater BOD, COD, and monitoring crude oil aromatic fraction
TSS by phyto-reduction: A laboratory- and nutrient absorption by plant.
scale comparison of aquatic plants at Proceedings of the 11th international
different species Typha latifolia and conference on Environmental Science
Saccharum spontaneum. International And Technology, Chania, Crete,
Journal of Engineering and Innovative Greece. 2009.
Technology 2 (2012): 333- Leto, Claudio, et al. Effects of plant species
citation_lastpage. in a horizontal subsurface flow
Białowiec, Andrzej, Antonio Albuquerque, constructed wetland–phytoremediation
and Peter F. Randerson. The influence of treated urban wastewater with
of evapotranspiration on vertical flow Cyperus alternifolius L. and Typha
subsurface constructed wetland latifolia L. in the West of Sicily (Italy).
performance. Ecological Engineering Ecological engineering 61 (2013):
67 (2014): 89-94. 282-291.
Elystia, Shinta. Pengolahan Kandungan Mangkoedihardjo, S. dan Samudro, G.
COD Limbah Cair Pabrik Kelapa 2010. Fitoteknologi Terapan. Graha
Sawit oleh Typha Latifolia dengan Ilmu, Yogyakarta.
Metode Fitoremediasi. Jurnal Dampak Mengzhi, Chen, et al. Study on the heavy
11.2 (2014): 88-95. metals removal efficiencies of

8
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol. 6 No. 1 2021
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/KesehatanMasyarakat
DOI: https://doi.org/10.51544/jkmlh.v6i1.1562

constructed wetlands with different Jitmaikasem. Effects of hydraulic


substrates. Journal of water Resource retention time and media of
and Protection 2009 (2009). constructed wetland for treatment of
Nguyen, X. Cuong, et al. Combined biochar domestic wastewater. African Journal
vertical flow and free-water surface of Agricultural Research 1.2 (2006):
constructed wetland system for 027-037.
dormitory sewage treatment and reuse. Sugianti, Mifta, and S. T. M. Rois Fathoni.
Science of The Total Environment 713 Kajian Pengolahan Limbah Padat dan
(2020): 136404. Limbah Cair Pabrik Tahu di
Sheikh, Bahman. Use of Constructed Semarang, Jawa Tengah. Diss.
Wetlands for Wastewater Treatment Universitas Muhammadiyah Surakarta,
and Water Recycling–Application to 2019.
Saudi Arabian Conditions. Water Wassen, Martin J., Roland E. van der Vliet,
Reuse Consultant, San Francisco, and Jos TA Verhoeven. Nutrient
California. USA (2011). limitation in the Biebrza fens and
Sirianuntapiboon, Suntud, Manoch floodplain (Poland). Acta Botanica
Kongchum, and Worawut Neerlandica 47.2 (1998): 241-253.

You might also like