You are on page 1of 22

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342655315

Standar Operasional Prosedur (SOP) Kalibrasi Arah Kiblat Masjid di Era Digital

Article · July 2019


DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126

CITATIONS READS

3 590

1 author:

Ismail Ismail
IAIN Lhokseumawe
15 PUBLICATIONS   18 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Eclipse View project

Islamic Law View project

All content following this page was uploaded by Ismail Ismail on 03 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

Standar Operasional Prosedur (SOP) Kalibrasi Arah Kiblat Masjid di Era Digital

Ismail
Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe
email: ismail@iainlhokseumawe.ac.id

Abstract Artikel Info


This paper tries to explain the ideal standard in conducting Received:
calibration in Qibla direction by referring to social problems 11 Januari 2019
in the digital era. In the digital era, a reference in carrying Revised:
out the Qibla direction calibration tasks must be truly 14 Februari 2019
socially and scientifically accountable, both in using Accepted:
guidelines or standard operating procedure (SOP), as well as 22 April 2019
calibration minutes made as a placeholder's grip on Qibla Published:
direction calibration. . New problems can occur after the 02 Juni 2019
calibration of the Qibla direction is carried out, such as the
rejection of the results of the calibration of the Qibla
direction by a number of mosque worshipers which can lead
to religious splits, most of these rejections come from the
social and scientific dimensions that have not been fully
fulfilled when the calibration was carried out. To avoid or
minimize the occurrence of Muslim comflications after
calibrating the direction of the mosque's Qibla, these two
elements must be truly considered, namely the element of
social and scientific elements.
Keywords: SOP, Calibration of Qibla direction and digital
Era.
Abstrak
Tulisan ini mencoba menjelaskan standar ideal dalam
melakukan kalibrasi arah kiblat dengan mengacu pada
permasalahan sosial di era digital. Di era digital, sebuah
acuan dalam melaksanakan tugas kalibrasi arah kiblat harus
benar-benar bisa dipertanggungjawabkan secara sosial dan
ilmiah, baik dalam menggunakan pedoman atau standar
operasional prosedur (SOP), maupun berita acara kalibrasi
yang dibuat sebagai pegangan pemilik tempat yang
dilakukan kalibrasi arah kiblat. Persoalan baru bisa saja
terjadi setelah kalibrasi arah kiblat dilakukan, seperti
penolakan hasil kalibrasi arah kiblat oleh sebahagian jamaah
masjid yang bisa menimbulkan perpecahan umat,
kebanyakan penolakan tersebut berasal dari dimensi sosial
dan ilmiah yang belum sepenuhnya terpenuhi saat kalibrasi
dilakukan. Untuk menghindari atau meminimalisir
terjadinya komflik umat Islam setelah kalibrasi arah kiblat

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
90
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

masjid, dua unsur ini harus benar-benar diperhatikan, yaitu


unsur sosial dan unsur ilmiah.
Kata Kunci: SOP, Kalibrasi arah kiblat dan Era digital.

A. Pendahuluan Utara, banyak masjid yang telah


Tulisan ini menjelaskan cara diminta untuk diukur ulang (kalibrasi)
kalibrasi arah kiblat masjid dengan oleh pengurus masjid atas desakan
menggunakan theodolit yang sesuai masyarakat dan hasil dari kalibrasi
dengan perkembangai era digital. Saat masih banyak masjid yang tidak sesuai
ini untuk mengetahui arah kiblat arah kiblat. Hasil kalibrasi arah kiblat
bukanlah persoalan yang sulit, ada yang langsung diterima oleh semua
mengingat banyak instrumen digital lapisan masyarakat dalam kemasjidan
seperti handphone (HP) yang dengan tersebut, ada yang diterima oleh
mudah memandu penggunanya dalam sebahagian besar masyarakat dan ada
mengetahui arah kiblat di suatu tempat. yang diterima hanya sebahagian kecil
Kemudahan ini didukung oleh saja. Berpariasi masyarakat dalam
kecanggihan perangkat media informasi menerima hasil kalibrasi arah kiblat
yang menyebabkan hampir semua disebabkan oleh minimnya pemahaman
lapisan masyarakat dapat melakukan masyarakat terhadap ilmu ukur arah
kalibrasi arah kiblat tempat yang biasa kiblat dan tidak ada dokumen atau
mereka laksanakan salat, tidak sedikit berita acara pengukuran arah kiblat saat
masjid yang diminta untuk diukur awal pembangunan masjid. Dua
kembali arah kiblat diawali dari hasil uji penyebab ini biasanya pemperumit
coba masyarakat dengan menggunakan masalah dalam melakukan kalibrasi
peranggkat digital dan informasi dari arah kiblat, ada yang mempertanyakan
media terhadap adanya pergeseran arah keakuratan metode sekarang dengan
kiblat masjid yang selama ini dianggap berargumen bahwa orang dahulu
sudah benar mengahadap ke Ka’bah. menentukan arah kiblat dengan mata
Berangkat dari pengalaman batin dan alasan fanatisme lainnya. Dari
penulis sebagai salah satu tim pengukur persoalan lapangan tersebut, tentunya
arah kiblat di Kementerian Agama Kota sangat dibutuhkan standar operasional
Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh prosedur (SOP) kalibrasi arah kiblat

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
91
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

yang sesuai dengan era digital yang era digital, untuk mengetahui posisi
menjadi acuan bagi tim pengukur arah arah kiblat disebuah tempat tidak
kiblat. sesukar zamat dahulu, dimana sekarang
Tulisan mengenai arah kiblat di hampir semua orang menggunakan Hp
Indonesia sudah tergolong sangat android yang dibekali aplikasi-aplikasi
banyak, mulai dari membahas teori arah kiblat. Kemudahan ini
perhitungan dan akurasi metode mengakibatkan para jamaah sangat
pengukuran, akurasi peralatan mudah mengetahui sebuah bangunan
pengukuran arah kiblat, maupun masjid yang telah dibangun apakah
pandangan masyarakat dan kondisi arah tepat atau melenceng arah kiblat nya.
kiblat masjid yang telah ada. Dari Tidak sedikit pengukuran ulang
semua tulisan tersebut belum (kalibrasi) arah kiblat masjid diawali
melahirkan sebuah standar operasional dari pengecekan yang sederhana
prosedur (SOP) yang bisa digunakan tersebut.
secara tuntas oleh tim pengukur arah Pelencengan arah kiblat masjid
kiblat saat melakukan kalibrasi arah terjadi bukan karena faktor gempa atau
kiblat masjid. bencana alam lainnya, tetapi disebabkan
B. Dasar Hukum Menghadap Kiblat oleh beberapa faktor, pertama tidak ada
Kiblat merupakan hal yang tim ahli dalam bidang arah kiblat saat
pertama dan paling utama harus pembangunan masjid dilakukan. Kedua
diketahui dalam membangun sebuah terbatasnya alat atau instrumen
bangunan masjid dan tempat ibadah pengukuran arah kiblat saat
salat umum lainnya, mengingat posisi pembangunan masjid dilakukan. Ketiga
arah bangunan masjid dan garis saf kurangnya pengawasan panitia
dalam masjid menjadi dalil bagi para pembangunan masjid terhadap
jamaah dalam menghadap kiblat. ketepatan arah kiblat saat proses
Bagunan masjid yang tidak tepat arah pembangunan masjid dilakukan. Untuk
kiblat akan membawaki pada membenarkan keterbatasan dan
kemiringan saf salat dalam masjid yang kelalaian tersebut, sering para tokoh
berakibat para jamaah yang salat dalam agama yang telah meninggal dijadikan
masjid tidak tepat menghadap kiblat. Di sandaran untuk dijadikan korban atau

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
92
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

dikambinghitamkan, akibat nya ada sebagai tim lapangan yang tidak


jamaah bahkan tokoh agama yang tidak mungkin menghindari dari perbedaan
rela sebuah masjid dirobah arah kiblat pendapat.
dengan alasan yang tidak jelas tersebut. 1. Fatwa MUI Nomor 5 Tahun 2010.1
Pertanyaan yang sering muncul dimulut Fatwa Majelis Ulama Indonesia
para penolak adalah siapa yang berani (MUI) Nomor 5 Tahun 2010 merupakan
menyalahkan hasil pengukuran arah penyempurnaan terhadap fatwa MUI
kiblat orang dahulu? Siapa yang berani Nomor 3 Tahun 2010, dimana pada
bertanggungjawab dan menjamin bahwa bagian ketentuan hukum nomor 3
hasil yang diukur sekarang lebih benar? disebutkan “Letak geografis Indonesia
Pertanyaan tersebut sekilas yang berada di bagian timur
terlihat sederhana, namun akan Ka’bah/Mekkah maka kiblat umat Islam
berdampak negatif terhadap masyarakat Indonesia adalah menghadap ke arah
dalam menerima hasil kalibrasi arah barat”. Setelah fatwa ini ditetapkan di
kiblat, apalagi pertanyaan tersebut Jakarta pada tanggal 1 Februari 2010,
dilontaskan oleh pemuka agama dalam muncul petanyaan dari masyarakat dan
kemesjidan tersebut yang diiringi para tokoh ilmu falak terhadap
dengan mengutip ayat Alquran, hadis kesesuaian fatwa tersebut dengan
dan pendapat fukaha yang berkaitan konteks kekinian dan keindonesiaan,
dengan arah kiblat. Oleh karena itu, dimana saat ini untuk mengetahui arah
penulis menyarankan bagi tim pengukur kiblat zhanni bukanlah suatu yang sulit,
arah kiblat dalam mengutip dalil untuk sehingga harus berpedoman pada
dapat lebih memilih dalil fikih konsep jihat kiblat. Atas dasar masukan
konstitusional yang telah ditetapkan dari beberapa tokoh falak, maka fatwa
berdasarkan ijtihad jama’i yaitu fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2010
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan disempurnakan dengan dikeluarkannya
fatwa Majelis Permusyawaratan Ulama fatwa MUI Nomor 5 Tahun 2010.
(MPU) Aceh. Sebagai tim pengukur
arah kiblat, berpegang pada fatwa dan 1
Direktorat Urusan Agama Islam dan
menjadikan lembaga fatwa sebagai Pembinaan Syariah, Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian
otoritas tunggal lebih sesuai dan cocok Agama RI, Ephemeris Hisab Rukyat 2019, h.
413.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
93
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

Fatwa MUI Nomor 5 Tahun 2010 2. Fatwa MPU Aceh Nomor 3 Tahun
ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Juli 2018.2
2010 bertepatan pada tanggal 18 Rajab Fatwa Majelis Permusyawaratan
1431 H menghasilakan tiga ketetapan Ulama (MPU) Aceh tentang penetapan
hukum dan satu rekomendasi. arah kiblat juga bersifat responsif,
Ketetapan Hukum: proaktif dan antisifatif, dimana fatwa ini
a. Kiblat bagi orang yang shalat dan lahir juga sebagai respon terhadapa
dapat melihat Ka’bah adalah masalah masyarakat yang dilatar
menghadap ke bangunan Ka’bah belakangi oleh gejolak sosial tentang
(‘ainul Ka’bah). persoalan pergeseran arah kiblat masjid
b. Kiblat bagi orang yang shalat dan yang telah ada. Sigap dan giat
tidak dapat melihat Ka’bah adalah pemerintah dalam menangani atau
arah Ka’bah (jihat Ka’bah). merespon persoalam umat Islam
c. Kiblat umat Islam Indonesia sebagai tanda proaktif. Fatwa ini juga
adalah menghadap kebarat laut lahir sebagai antisifasi terhadap
dengan posisi bervariasi sesuai terjadinya masalah baru dalam
dengan letak kawasan masing- persoalan arah kiblat yang dapat
masing. meresahkan umat Islam dalam
Rekomendasi: Bangunan masjid/ melaksanakan salat di masjid. Fatwa ini
mushalla yang tidak tepat arah ditetapkan di Banda Aceh pada tanggal
kiblatnya, perlu ditata ulang shafnya 14 Mei 2018/28 Syakban 1439 H
tanpa membongkar bangunannya. dengan menghasilkan enam (6)
Fatwa MUI Nomor 5 Tahun 2010 keputusan dan dua (2) Tausiah.
bersifat responsif, proaktif dan Keputusan:
antisifatif ini sangat membantu tim Kesatu : Kiblat adalah bangunan
pengukur arah kiblat di Indonesia, Ka’bah.
dimana landasan hukum aktifitas Kedua : Menghadap kiblat dalam
kalibrasi arah kiblat bisa langsung shalat adalah wajib.
dijawab saat ada pertanyaan dari
2
masyarakat setempat. Fatwa MPU Nomor 3 Tahun 2018
penulis ambil dari Website resmi MPU Aceh di
https://ppid.acehprov.go.id/v2/dip/view/1430,
diakses pada tanggal 16 April 2019.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
94
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

Ketiga : Kiblat bagi orang yang bertentangan tapi saling


shalat dan dapat melihat menyempurnakan. Dimana fawa MUI
Ka’bah adalah menghadap Nomor 3 Tahun 2010 disempurnakan
ke bangunan Ka’bah. oleh fatwa MUI Nomor 5 Tahun 2010
Keempat : Kiblat bagi orang yang dan fatwa MUI Nomor 5 Tahun 2010
shalat dan tidak dapat disempurnakan oleh fatwa MPU Aceh
melihat Ka’bah adalah Nomor 3 Tahun 2018.
bangunan Ka’bah secara C. Instrumen Arah Kiblat
zhanni. Saat ini banyak instrumen atau
Kelima : Setiap ibadah shalat yang alat yang bisa digunakan untuk
dikerjakan menghadap ke mengetahui arah kiblat disuatu daerah.
arah bangunan Ka’bah Namun perlu diketahui untuk
secara zhanni berdasarkan melakukan kalibrasi arah kiblat disuatu
ijtihad pertama dan kedua tempat seperti masjid perlu diperhatikan
adalah sah. ketersediaan instrumen di daerah
Keenam : Setiap pendirian tempat- tersebut dan tingkatan keakuratan
tempat ibadah shalat yang instrumen yang digunakan. Sosialisasi
baru wajib diteliti dan dan pelatihan terhadap ilmu falak, baik
ditentukan ‘ainul Ka’bah secara teori maupun secara praktik
secara dzanni oleh para ahli. sangat penting untuk ditingkatkan,
Tausiah: karena secanggih apapun alat kalibrasi
a. Diharapkan kepada pemerintah, arah kiblat yang digunakan, bila
tokoh masyarakat dan pengurus masyarakat belum mampu memahami
masjid untuk menerima hasil dengan benar, boleh jadi apa yang kita
penelitian arah kiblat oleh para ahli. anggap akurat malahan masyarakat
b. Diharapkan kepada pemerintah, menganggap penyimpangan dari
tokoh masyarakat dan pengurus kebenaran. Contoh praktis dan sangat
masjid untuk meluruskan arah positif bisa dilihat dan dicontohkan apa
kiblat tempat ibadah salat. yang telah dilakukan oleh tim dari
Bila dianalisa dari sisi keberadaan Universitas Muhammadiyah Sumatera
tiga fatwa tersebut tidak saling Utara dengan Program Kemitraan

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
95
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

Muhammadiyah (PKPM)3, pogram hanya sebagai upaya dalam


seperti ini sangan mendukung untuk mengelompokkan keakuratan dari
susksenya kalibrasi arah kiblat di instrumen yang sejenis dan tentunya
seluruh Indonesia sebagaimana di dengan jumlah yang akan lebih dari
sarankan oleh fatwa MUI Nomor 5 sepuluh. Disini penulis tidak
Tahun 2010. menjelaskan cara kerja satu persatu
Sejauh ini penulis menemukan instrumen tersebut, mengingat fokus
setidaknya ada 10 instrumen yang bisa tulisan ini pada standar operasional
digunakan untuk melakukan kalibrasi prosedur (SOP) bagi tim kalibrasi arah
arah kiblat yang bisa dikelompokkan ke kiblat.
dalam empat tingkatan. Dari semua instrumen yang bisa
1) Theodolit. digunakan untuk kalibrasi arah kiblat
2) Mizwali Qibla Finder. dapat dikelompokkan menjadi 4
3) Istiwa’aini. tingkatan. Pengelompokan ini mengacu
4) Qiblat Tracker. kepada keakuratan dari setiap instrumen
5) Rubu’ Mujayyab. kalibrasi arah kiblat yang mampu
6) Tongkat Istiwak. menghasilkan input data arah hingga ke
7) Rasydul Kiblat tingkat detik busur, keakuratan tertinggi
8) Kompas Maknetik. dalam pedoman arah kiblat adalah arah
9) Software Arah Kiblat4 yang berpatokan pada benda langit,
Perlu digaris bawahi bahwa seperti bintang, bulan dan matahari.
instrumen yang bisa digunakan untuk Dari 10 alat di atas hanya Theodolit
kalibrasi arah kiblat bukan hanya yang mampu mengaplikasikan petunjuk
sepuluh (10) saja sebagaimana penulis arah kiblat yang akurat berdasarkan
sebutkan, penyebutan jumlah di atas patokan langsung pada matahari hingga
ke tingkatan detik busur. Selain
3
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar dan berpatokan langsung pada matahari,
Hasrian Rudi Setiawan, “Pengakurasian Arah
Kiblat Di Lingkungan Cabang Muhammadiyah theodolit mampu membaca data sutut
Medan Denai,” Al-Marshad: Jurnal Astronomi
Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan 4, no. 1 (2018). azimut arah kiblat sampai pada sekala
4
Untuk memahami lebih dalam tentang detik busut. Oleh karena itu, untuk saat
instrumen ini bisa dilihat pada buku Siti
Tatmainul Qulub, Ilmu Falak dari Sejarah ke ini theodolit masih menempati urutan
Teori dan Aplikasi, (Rajawali Pers), 2017.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
96
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

tertinggi dalam persoalan kalibrasi arah matahari yang dihasilkan oleh tongkat,
kiblat. yang pertama bayang tongkat saat
Kelompok kedua masih bayang-bayang kiblat harian, yang
berpatokan pada matahari, namun tidak kedua bayang tongkat saat matahari
langsung pada matahari tetapi melalui tepat di meridian Ka’bah. Sudut azimut
banyang matahari. Instumen yang kiblat yang dihasilkan dari bayang
mampu menghasilkan data yang akurat tongkat tersebut tidak ada sandaran
dari bayang matahari adalah Mizwala derajat, sehingga bayang sebesar
Qibla Finder, Istiwa’aini, Qiblat tongkat itu yang akan menjadi petunjuk
Tracker dan Runu’ Mujayyab. Untuk arah kiblat, dalam keakuratan tentunya
mengetahui nilai sudut azimut kiblat, akan berbeda dengan bayang yang
semua alat tersebut menggunakan dihasilkan oleh alat yang disertai nilai
bayang matahari, namun dari bayang derajat.
tersebut nilai sudut azimut hanya Kelompok yang keempat adalah
terbaca dalam sekala derajat, tidak instrumen kalibrasi arah kiblat yang
sampai pada sekala menit dan detik tidak berpatokan pada benda langit,
busur. Qiblat tracker bisa digunakan seperti Kompas Maknetik dan Software
untuk kalibrasi arah kiblat dengan Arah Kiblat. Instrumen ini berpatokan
berpatokan pada bintang dan bulan pada konsep utara maknet bumi, dalam
dengan bantuan Leser yang dilengkapi menghasilkan sudut azimut kiblat
nya, namun tetap hasilnya pada sekala instrumen seperti ini sangat banyak
derajat. Oleh karenanya semua kekurangan. Keakuratan bisa
instrumen yang sejenis ini bisa dipengaruhi oleh pengaruh medan
dikatagorikan pada tingkatan kedua maknet yang ada disekitar instrumen
dalam keakurasiannya. dan arah utara maknet tidak selalu
Kelompok ketiga masih sejajar dengan utara sejati, selisihnya
berpatokan pada bayang matahari, bisa berpariasi. Bagi tim kalibrasi arah
namun tidak dibekali dengan nilai kiblat, tingkatan keakuratan instrumen
azimut, seperti Tongkat Istiwak dan yang akan digunakan harus
Rasydul Kiblat. Kedua instrumen ini dipertimbangkan, mengingat pekerjaan
sebenarnya menggunakan bayang menetukan arah kiblat adalah sebuah

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
97
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

ijtihat untuk menghasilkan arah kiblat kiblat, 5) Nilai jarak suatu tempat ke
zhanni. Dalam persoalan ijtihat harus Kakbah dan jauh pelencengan.
menggunkan instrumen tertinggi yang 1) Data Koordinat Tempat
ada di daerah tersebut, tidak boleh Dalam melakukan kalibrasi arah
dipilih diantara 4 kelompok tersebut kiblat, data koordinat tempat, yaitu
bila semua alat ada di sebuah tempat lintang dan bujur menjadi salah satu
yang akan dilakukan kalibrasi arah data yang sangat penting, dimana data
kiblat. lintang5 dan bujur6 ini akan menjadi
D. Data Astronomis penanda titik dalam perhitungan azimut
Data astronomis merupakan salah kiblat, jarak pelencengan, toleransi
satu hal yang sangat penting dalam pelencengan dan azimut matahari.
melakukan kalibrasi arah kiblat masjid, Untuk menghitung azimut matahari
dimana data-data ini akan menjadi hanya dibutuhkan titik koordinat tempat
acuan atau pedoman saat melakukan yang ingin kita kalibrasi arah kiblat
kalibrasi arah kiblat. Penulis hanya saja, sedangkan untuk menghitung
menyajikan data astronomis yang sudah azimut kiblat, jarak pelencengan dan
lazim digunakan oleh para tim pengukur
arah kiblat, tidak menalaah lagi tentang 5
Lintang tempat yang biasanya
disimbolkan dengan phi (φ) adalah jarak garis
keakuratan disetiap data yang khayali yang diukur dari garis khatulistiwa ke
digunakan, karena tulisan ini lebih suatu tempat sampai ke kutub.Bila daerah
berada sebelah utara garis khatulistiwa
merespon pada teknis kalibrasi arah dinamakan Lintang Utara (LU) yang bernilai
positif (+), sedangkan daerah yang ada di
kiblat. Intinya dari penggunaan data belahan selatan garis katulistiwa dinamakan
dengan Lintang Selatan (LS) yang bernilai
astronomis adalah kalibrasi arah kiblat negatif (-). Selengkapnya baca buku A.Jamil,
Ilmu Falak: Teori dan Aplikasi h. 9..
masjid mampu dipertanggungjawabkan 6
Bujur tempat yang biasanya
secara ilmiah. Dalam melakukan disimbolkan dengan lamda (λ) adalah garis
khayali yang diukur dari jarak suatu tempat
kalibrasi arah kiblat masjid, setidaknya mulai dari kota Greenwich di Inggris yang
dijadikan sebagai garis bujur 0° sampai dengan
ada 5 data astronomis yang diperlukan, bujur 180° sebelah Timur atau 180° sebelah
Barat. Daerah yang berada di sebelah Timur
yaitu: 1) Data koordinat tempat, 2) Nilai kota Greenwich nilai bujurnya minus (-) dan
dinamai dengan Bujur Timur (BT). Sedangkan
azimut kiblat, 3) Nilai azimut matahari, daerah yang berada sebelah Barat kota
4) Nilai toleransi pelencengan arah Greenwich nilai bujurnya positif (+) dan
dinamai dengan Bujur Barat (BB).
Selengkapnya baca buku Susiknan Azhari,
Ensiklopedia Hisab Rukyat…, h. 47

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
98
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

toleransi pelencengan harus 2) Azimut Kiblat


menggunakan dua titik koordinat, yaitu Azimut kiblat adalah arah atau
lintang tempat dan lintang Ka’bah, garis yang menuju ke kiblat (Ka’bah)8.
bujur tempat dan bujur Ka’bah. Untuk Untuk memudahkan dalam menghitung
mendapatkan data koordinat tempat, azimut kiblat, berikut contoh
bagi tim kalibrasi arah kiblat boleh perhitungan azimut kiblat dengan titik
menggunakan salah satu antara sofware lokasi perhitungan Gedung Biro Rektor
google earth dan menggunakan Global IAIN Lhokseumawe.
Positioning System (GPS), yang lebih a) Data yang diperlukan.
bagus disarankan untuk menggunakan  Lintang tempat (φ) = 05° 07ʹ
yang paling akurat yaitu GPS, bila GPS 39ʺ LU
tidak ada baru beralih ke google earth.7  Bujur tempat (λ) = 97° 09ʹ 11ʺ
Untuk data koordinat Ka’bah yang BT
digunakan oleh BMKG, yaitu 21° 25ʼ  Lintang Ka’bah (φk) = 21° 25ʹ
21" Lintang Utara dan 39° 49ʼ 34" 21ʺ LU
Bujur timur. Selain data koordinat,  Bujur Ka’bah (λk) = 39° 49ʹ
dalam melakukan kalibrasi arah kiblat 34ʺ BT
kesesuaian waktu dengan sistem waktu b) Rumus yang digunakan
dunia harus diperhatikan, dimana data Tan K = sin (λ - λk) / (cos φ x tan
waktu dalam perhitungan astronomi φk – sin φ x cos (λ – λk))
mengacu kepada sistem waktu universal c) Contoh perhitungan
yaitu waktu Greenwich Maen Time Tan K = sin (λ - λk) / (cos φ x tan φk –
(GMT) yang kemudian disesuaikan sin φ x cos (λ – λk))
dengan waktu lokal. Untuk melihat Tan K = sin (97˚ 09’ 11” - 39° 49ʹ 34ʺ) /
kesesuaian waktu pada jam yang (cos 05˚ 07’ 39” x tan 21° 25ʹ
digunakan, silahkan kunjungi laman 21ʺ – sin 05˚ 07’ 39” x cos
resmi BMKG di http://jam.bmkg.go.id. (97˚ 9’ 11” - 39° 49ʹ 34ʺ))

8
Sub. Direktorat Pembinaan Syariah dan
7
Anisah Budiwati, Kajian Tongkat Hisab Rukyat, Direktur Urusan Agama Islam
Istiwa’ dalam Penentuan Titik Koordinat Bumi Pembinaan Syariah, Direktorat Jenderal
(Perbandingan dengan GPS (Global Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian
Positioning Sistem) dan Google Earth), Tesis Agama RI, Ilmu Falak Praktik, (Jakarta, 2013),
UIN Walisongo Semarang, 2013. h. 29

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
99
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

Tan K = 2,457480902 vertikal yang dilalui oleh benda langit.9


K = Tanˉ¹ 2,457480902 Nilai azimut dihitung nol (0) pada titik
K = 67,85757181 utara sejati sampai ke titik utara lagi
K = 67˚ 51’ 27,26” dalam satu lingkaran sempurna dengan
Jadi arah kiblat Gedung Biro nilai 360 derajat, diawali dari titik utara
Rektor IAIN Lhokseumawe adalah 67˚ ke titik timur 90 derajat, ditambah ke
51’ 27,26” dari titik Utara ke titik Barat. titik selatan 90 derajat menjadi 180
Untuk mencari arah kiblat dari derajat, ditambah ke titik barat 90
titk Barat ke titik Utara dengan rumus derajat menjadi 270 derajat dan
sebagai berikut: = 90˚ - K ditambah ke titik utara 90 derajat
= 90˚ - 67˚ 51’ 27,26” menjadi 360 derajat. Nilai garis vertikal
= 22˚ 08’ 32,74” dihitung dari titik zenit ke garis horizon
Untuk mencari azimut kiblat atau 90 derajat, nilai garis ini sering disebut
arah kiblat dari titik Utara-Timur - dengan altitut atau ketinggian suatu
Selatan dan Barat kita menggunakan benda langit. Azimut matahari adalah
rumus lain yaitu: nilai jarak busur pada horizon yang
Rumus Azimut Kiblat UT-SB = 270˚ + diukur dari titik utara sejati sampai pada
(90˚-K) titik singgung garis vertikal yang dilalui
Contoh : 270˚ + (90˚ - K) oleh matahari.
UT-SB : 270˚ + (90 - 67˚ 51’ 27,26”) Untuk menghitung azimut
= 292,1424278 matahari rumus (AM) sebagai berikut:
= 292˚ 08’ 32,74” Tan AM = [((cos φ tan δₒ) / sin tₒ) - (sin
Jadi azimut kiblat gedung Biro Rektor φ / tan tₒ)]
IAIN Lhokseumawe adalah 292˚ 08’ tₒ = sudut waktu matahari
32,74”. φ = lintang tempat
3) Azimut Matahari δₒ = deklinasi matahari.10
Azimut adalah nilai jarak busur
pada horizon yang diukur dari titik utara 9
Maskufa, Ilmu Falaq, (Jakarta: GP
Press, 2009), h. 69.
sampai pada titik singgung garis 10
Direktorat Urusan Agama Islam dan
Pembinaan Syariah, Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian
Agama RI, Ephemeris Hisab Rukyat 2014, h.
340.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
100
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

4) Toleransi Pelencengan Arah L2 = 21° 25' 21" LU (Lintang


Kiblat Ka’bah)
Toleransi pelencengan arah B2 = 39° 49' 34" BT (Bujur
kiblat yang dimaksud disini adalah Ka’bah)
besaran sudut bangunan yang tidak b) Menghitung sudut dan sisi.
sesuai dengan sudut kiblat yang Sisi a = 90° - L1
diperbolehkan. Dalam pengertian = 90° - 5˚ 7’ 41”
kalibrasi arah kiblat, bila hasil kalibrasi = 84° 52' 19"
arah kiblat menunjuki arah bangunan Sisi b = 90° - L2
masjid dalam rentang toleransi, maka = 90° - 21° 25' 21"
saf masjid tersebut tidak perlu = 68° 34' 39"
diperbaiki. Banyak masjid yang Sudut C = B1 – B212
menunjuki data setelah dilakukan = 97˚ 9’ 4” - 39° 49' 34"
kalibrasi, namun masih dalam katagori = 57° 19' 30"
diperkenankan, seperti hasil penelitian Sisi c = Cos c = Cos a Cos b + Sin
Anisah Budiwati11 di Sleman a Sin b Cos C
Yogyakarta, dimana hasil penelitian Cos c = Cos 84° 52' 19" Cos 68°
menunjuki pergeseran arah masjid dari 34' 39" + Sin 84° 52' 19" Sin 68°
arah kiblat pada kebanyakan hanya 6 34' 39" Cos 57° 19' 30"
menit busur. Untuk menghitung = 0,533209087 (shift cos Ans = °'")
simpangan arah kiblat yang c = 57° 46' 38,87"
diperkenankan di setiap daerah, sebagai Sudut B=Sin B=Sin b Sin C / Sin C
contoh Kota Lhokseumawe, perlu = Sin ̵ ˡ (Sin b Sin C / Sin c)
dilakukan tahapan-tahapan sebagai = Sin ̵ ˡ (Sin 68° 34' 39" Sin 57° 19'
berikut. 30" / Sin 57° 46' 38,87")
a) Data yang diperlukan = Sin ̵ ˡ (0,926250015) (shift Sin
L1 = 5˚ 7’ 41” LU Ans = °'")
B1 = 97˚ 9’ 4” BT = 67° 51' 27,39"
Sudut A= Sin A = Sin a Sin B/Sin b

11
Budiwati, “Akurasi Arah Kiblat
Masjid di Ruang Publik.”

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
101
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

= Sin 84° 52' 19" Sin 67° 51' 33ʼ 25,2", bila hasil kalibrasi menunjuki
27,39" / Sin 68° 34' 39" azimut bangunan masjid berada dalam
= 0,991009003 rentang tersebut maka masjid tersebut
= Sin ̵ ˡ (0,991009003) (shift Sin dianggap tepat arah kiblatnya.13
Ans = °'") 5) Jarak Suatu Tempat Ke Ka’bah
= 82° 18' 39,75" dan Jarak Pelencengan.
c) Menghitung sisi bantu dan Data jarak sebuah tempat dengan
simpangan yang diperkenankan Ka’bah bagi tim yang akan melakukan
Sisi bantu q = (0,0071/Cos(A-90)) kalibrasi arah kiblat menjadi penting
= (0,0071/Cos(82°18'39,75"-90°)) untuk diketahui, dimana dengan
= 7,164415241 diketahuinya jarak dua tempat tersebut
= Tan ̵ ˡ (7,164415241) (shift Tan dapat diketahui pula jarak pelencengan
Ans = °'") dari Ka’bah untuk tempat tersebut.
= 0° 24' 37,74" Jarak pelencengan dari dari Ka’bah bagi
Simpangan yang diperkenankan sebuah masjid perlu diketahui dan
(∆Q) disampaikan dalam berita acara, dimana
∆Q = Sin q Sin C/Sin c dengan diketahui nilai pelencengan
= Sin 0° 24' 37,74" Sin 57° 19' dalam satuan meter, tim kalibrasi arah
30" / Sin 57° 46' 38,87" kiblat bisa dengan mudah menjelaskan
= 7,128342638 bahwa selama ini masjid tersebebut
= Sin ̵ ˡ (7,128342638) (shift Sin menghadap ke daerah mana selain ke
Ans = °'") Ka’bah. Dengan penjelasan ini para
∆Q = 0° 24' 30,34" masyarakat akan lebih yakin dengan
Jadi simpangan arah kiblat yang hasil kalibrasi yang dilakukan oleh tim.
diperbolehkan untuk kota Berikut ini rumus menghitung
Lhokseumawe adalah 00° 24' 31" baik jauh suatu tempat ke Ka’bah dan
ke kiri atau ke kanan Ka’bah. Bila
dibuat dalam bentuk nilai azimut, arah
toleransi di kota lhokseumawe dari nilai
13
azimut bangunan masjid berada dalam Rumus ini diambil dari buku Makrufin
Sudibyo, Sang Nabi Pun Berputar, Arah Kiblat
rentang azimut 291° 44ʼ 23,2" - 292° dan Tata Cara Pengukurannya, (Solo:Tinta
Medina), 2011.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
102
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

besaran pelencengan dari posisi 10) E2 = (3*P + 1)/(2*M)


Ka’bah.14 Jarak antara kedua tempat adalah
1. Data Yang diperlukan: dimana a = 6378,137 km dan f =
1) L1 = lintang tempat 1 1/298,25722 = 0,0033528107.
2) B1 = Bujur tempat 1 s = D*{1 +
3) L2 = Lintang tempat 2 f*E1*sin(U)*sin(U)*cos(G)*cos(G)-
4) B2 = Bujur tempat 2 f*E2* cos(U)*cos(U)* sin(G)*sin(G)}
2. Rumus yang digunakan s = satuannya Kilometer
1) U = (L1 + L2)/2. Untuk menghitung pergeseran
2) G = (L1 - L2)/2 arah qiblat setiap pelencengan 1 derajat
3) J = (B1 - B2)/2 dapat dicari dengan rumus:
4) M= sin(G)*sin(G)*cos(J)*cos(J) Jarak pelencengan setiap 1 derajat =
+ cos(U)*cos(U)*sin(J)*sin(J) s *1 * 
5) N= cos(G)*cos(G)*cos(J)*cos(J) 180 Kilometer.
+ sin(U)*sin(U)*sin(J)*sin(J) Contoh. Tentukan berapa jauh Gedung

M Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe

6) tan(w) = N , sehingga dengan Ka’bah..?


Data yang diketahui:
M
-1 N dimana w dalam L1 = 5˚ 7’ 41” LU
w = tan
B1 = 97˚ 9’ 4” BT
radian
L2 = 21° 25' 21" LU
M*N
B2 = 39° 49' 34" BT
7) P = w
U = (L1 + L2)/2.
8) D = 2*w*a
U = (5˚ 7’ 41” + 21° 25' 21") / 2
9) E1 = (3*P - 1)/(2*N)
U = 13˚ 16’ 31”
G = (L1 - L2)/2
14
Rumus ini di ambil dari materi
belajar ilmu falak dengan Tgk. Usman, A.Md., G = (5˚ 7’ 41” - 21° 25' 21") / 2
ST., M.Eng., P.hD pada mata kuliah Praktik
Ilmu Falak Prodi Ahwal Al Syakhsiyyah G = -8˚ 8’ 50”
Jurusan Syariah STAIN Malikussaleh
Lhokseumawe tahun 2010. Lihat Juga tulisan
J = (B1 - B2)/2
Bapak Dr. Eng. Rinto Anugraha, M.Si, J = (97˚ 9’ 4” - 39° 49' 34") / 2
Mekanika Benda Langit, (Jurusan Fisika
Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada, J = 28˚ 39’ 42”
2012), hlm. 30-32.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
103
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

M = sin(G)*sin(G)*cos(J)*cos(J) + P = 0,838938776
cos(U)*cos(U)*sin(J)*sin(J) D = 2*w*a dimana a= 6378,137 km
M = sin (-8˚ 8’ 50”) x sin (-8˚ 8’ 50”) x D = 2 x 0,504190059 x 6378,137 =
cos (28˚ 39’ 42”) x cos (28˚ 39’ 6431,586541
42”)+ cos (13˚ 16’ 31”) x cos (13˚ D = 6431,586541
16’ 31”) x sin (28˚ 39’ 42”) x sin E1 = (3*P - 1)/(2*N)
(28˚ 39’ 42”). E1 = (3 x 0,838938776 – 1) / (2 x
M = 0,233384105 0.766615894) = 0,989293556
N = cos(G)*cos(G)*cos(J)*cos(J) + E1 = 0,989293556
sin(U)*sin(U)*sin(J)*sin(J) E2 = (3*P + 1)/(2*M)
N = cos (-8˚ 8’ 50”) x cos (-8˚ 8’ 50”) x E2 = (3 x 0,838938776 + 1) / (2 x
cos (28˚ 39’ 42”) x cos (28˚ 39’ 0,233384105) = 7,534395558
42”) + sin (13˚ 16’ 31”) x sin (13˚ E2 = 7,534395558
16’ 31”) x sin (28˚ 39’ 42”) x sin Sehingga jarak antara Gedung
(28˚ 39’ 42”) Fakultas Syari’ah dan Ka’bah (S)
N = 0.766615894 adalah:

M S = D*{1 +

w = tan -1 N f*E1*sin(U)*sin(U)*cos(G)*c
os(G) - f*E2* cos(U)*cos(U)*
0,23338410 5
W = tan-1 =
0,76661589 4 sin(G)*sin(G)}

28,8879624915 x π / 180 = dimana f = 0,0033528107

0,504190059 S = 6431,586541 x {1 + 0,0033528107

W = 0,504190059 x 0,989293556 x sin (13˚ 16’ 31”)


x sin (13˚ 16’ 31”) x cos (-8˚ 8’
M*N
w 50”) x cos (-8˚ 8’ 50”) –
P=
0,0033528107 x 7,534395558 x cos
0,23338410 5 x 0,76661589 4
P = = (13˚ 16’ 31”) x cos (13˚ 16’ 31”) x
0,50419005 9
sin (-8˚ 8’ 50”) x sin (-8˚ 8’ 50”)}
0,83893877616

15
Cara pencet kalkulator Casio fx-
16
350MS, shift tan Cara pencet kalkulator Casio fx-
akar(0,233384105/0,766615894) = 350MS, akar(0,233384105x0,766615894) /
28,88796249. 0,504190059 = 0,8389383877.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
104
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

= 6431,586541 x 0,999690796 = yang telah disersebutkan harus


6429, 597869 Km ditambah lagi dengan data azimut
Jadi jarak antara gedung syari’ah ke bangunan, toleransi pelencengan,
Ka’bah adalah 6429, 597869 Km. panjang saf masjid yang dikalibrasi dan
Jarak pelencengan 1 derajat = panjang koreksi saf.
s *1 *  6429,59786 9 *1*  Langkah-langkan kalibrasi arah
180 = 180 = kiblat masjid dengan menggunakan
112,2176524 km istrumet theodolit17 adalah sebagai
Jadi jarak pelencengan dari Ka’bah berikut:
ke kiri atau ke kanan dalam setiap satu 1. Pengecekan Awal.
derajat busur adalah 112,2176524 Setelah surat permohonan
kilometer. kalibrasi arah kiblat diterima, tim
E. Kalibrasi Arah Kiblat Masjid pengukur arah kiblat harus melakukan
Kalibrasi arah kiblat masjid pengecekan arah bangunan masjid
adalah sebuah aktifitas mengukur melalui google earth. Langkah awal ini
kembali arah bangunan masjid yang diperlukan untuk mengetahui secara
telah siap dibangun untuk mengetahui awal terhadap kondisi arah bangunan
kesesuaian dengan arah kiblat. Kalibari yang akan dikalibrasi, apakah benar ada
arah kiblat masjid berbeda dengan pelencengan atau sejauh mana
mengukur arah kiblat di sepetak tanah pelencengan tejadi. Dengan bantuan
atau lapangan untuk dibangun masjid, google earth tim pengukur arah kiblat
perbedaan terdapan pada langkah- bisa mengetahui kemana selama ini
langkah yang harus dilalui saat bangunan masjid tersebut mengarah,
pengkuran dilakukan yang apakah benar menghadap ke Ka’bah
mengharuskan bentuk berita acara juga atau ke Afrika, informasi awal ini
berbeda. Pada pengkuran arah kiblat
lapangan hanya dibutuhkan laporan titik 17
Penulis memilih theodolit sebagai
standar dalam SOP kalibrasi arah kiblat
koordinat tempat, azimut kiblat, azimut dikarenakan sampai saat ini insrumen yang
paling akurat untuk mengukur sudut kiblat
matahari saat pengukuran dan adalah theodolit, keakuratan yang tinggi ini
instrumen yang digunakan. Sedangkan mengakibatkan harus dijadikan rujukan dalam
menerima hasil pengukuran arah kiblat bila
pada kalibrasi arah kiblat, selain data terjadi perselisihan saat dicoba atau diukur
dengan alat pengukur arah kiblat lainnya.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
105
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

sangat terbantu dalam menjelaskan 3. Memasang Theodolit.


kepada masyarakat kemana selama ini Setelah semua data yang
bangunan masjid menghadap, bila diperlukan sudah tersedia maka
sebuah masjid terjadi penyimpangan kalibrasi arah kiblat dengan theodolit
arah kiblat.18 dilakukan dengan langka-langkah
2. Menyiapkan Data di Lapangan. sebagai berikut:
Setelah samapai ke lokasi a) Pasang theodolit pada tripot yang
dimana bangunan masjid akan telah disiapkan di tempat yang
dikalibrasi arah kiblat, tim pengukur aman dan mudah terlihat
arah kiblat harus menyiapkan data matahari. Untuk lebih mudah
astronomis, seperti titik koordinat dalam melakukan kalibrasi arah
masjid, menghitung azimut kiblat, kiblat, pilihlah lokasi barat atau
azimut matahari, toleransi timur masjid.
penyimpangan arah kiblat dan jarak b) Pastikan kedua waterpass yang
penyimpangan. Alangkah tepat dan ada pada theodolit berada pada
cepat bila tim pengukur arah kiblat titik tengah agar theodolit benar-
membuat sebuah aplikasi minimal benar datar.
dalam pogram Exsel untuk memuat data c) Tariklah benang yang mewakili
astronomis yang diperlukan dalam arah bangunan masjid samapai
mengukur arah kiblat, dimana tim melewati bawah theodolit dan
pengukur saat ke lokasi kalibrasi tinggal pastikan benang tersebut benar-
memasukkan koordinat lokasi dan benar berada di tengan bawah
waktu pengukuran, hal ini akan lebih theodolit dengan menggunakan
mudah dan cepat daripada menghitung optical plummet yang ada pada
secara manual. theodolit. Benang tersebut bisa
juga diwakili oleh garis keramik
18
Untuk mengetahui cara kerja google masjid yang mewakili arah
earth dalam mengukur arah kiblat, silahkan
dibaca pada dua tulisan terbaik ini. Zinal Arifin, bangunan masjid bila theodolit
Akurasi Google Earth dalam Pengukuran Arah
Kiblat, Jurnal Ulumuddin, Volume 7, Nomor 2, bisa dipasang di dalam masjid,
Desember 2017. Dan Hasriadi Outra dan karena inti dari penarikan benang
Hasrian Rudi, Stellarium dan Google Earth
(simulasi waktu salat dan arah kiblat), (Medan: dan gari keramik tersebut untuk
UMSU Pres), 2018.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
106
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

mendapatkan patokan nilai azimut searah jarum jam hingga


bangunan nantinya. menujuki angka 234° 09ʼ 04,48",
d) Bidik matahari dengan theodolit posisi theodolit pada saat itu
yang telah dilindung dengan filter sudah tepat pada titik utara sejati.
matahari. Setelah lensa theodolit Harus dipastikan saat theodolit
benar-benar fokus pada tengah hendak diputar, angka HA
piringan matahari maka kuncilah berjalan aktif dan kunci horizon
theodolit dengan memutar kunci theodolit telah dibuka.
vertikal dan horizontal. g) Setelah titik utara sejati
e) Catat waktu saat theodolit dikunci ditemukan, selanjutnya mencari
yang sudah fokus pada tengah nilai azimut bangunan dengan
piringan matahari dan lihat nilai cara tekan kembali tombol “0-
azimut matahari pada waktu Set” pada theodolit agar angka
tersebut. pada layar (HA) menunjukkan 0
f) Setelah nilai azimut matahari (nol), kemudian putar theodolit
didapati, selanjutnya menemukan searah jarum jam hingga pada
titik utara sejati dari posisi posisi tali atau garis keramik yang
matahari tersebut denga cara nilai melewati bawah theodolit dan
lingkaran azimut (360°) dikurangi bidik tali atau garis keramik
nilai azimut matahari saat dalam masjid dengan
pembidikan. Contoh azimut menggunakan laser yang ada
matahari tanggal 18 Januari 2018 dalam fokus theodolit, pastikan
pada pukul 10.10 Wib di laser benar-benar kenak pada
Lhokseumawe 125° 50ʼ 55,52" garis keramik atau tali disebelah
dengan posisi theodolit sebelah barat theodolit dan kuci kembali
timur masjid. Maka 360° - 125° penggerak horizon theodolit.
50ʼ 55,52" = 234° 09ʼ 04,48". Angka yang ditunjuki pada layar
Selanjutnya tekan tombol “0-Set” theodolit adalah nilai azimut
pada theodolit agar angka pada bangunan masjid yang sedang
layar (HA) menunjukkan 0 (nol). dikalibrasi arah kiblat. Contoh
Selanjutnya putarkan theodolit nya 280° 10ʼ 30". Sampai disini

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
107
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

selesai sudah kerja theodolit, pada ujung tersebut dengan spidol


untuk selanjutnya tinggal permanen, kemudian tariklah benang
melangkah ketahap kalibrasi saf dari titik spidol tersebut ke sudut ujung
salat dalam masjid bila kiri lantai masjid. Benang dari sudut
pelencengan arah kiblat diluar ujung kiri masjid ke titik spidol
batas toleransi. merupakan saf salat baru bagi masjid
4. Mencari Besar Pelencengan. tersebut.
Dengan mengetahui nilai azimut 6. Buatlah Berita Acara.
bangunan masjid, besar nilai Setelah koreksi saf salat dalam
pelencengan arah masjid dari arah kiblat masjid dilakukan maka tugas terahir tim
bisa diketahui dengan mudah dengan pengukur arah kiblat adalah membuat
cara nilai azimut bangunan dikurang berita acara yang memuat semua proses
nilai azimut kiblat. Contoh 280° 10ʼ 30" kalibrasi arah kiblat di atas. Inti dari isi
- 292° 08ʼ 54,26" = -11° 58ʼ 24,26". berita acara adalah memuat kronologis
Karena nilai pelencengan minus (-) dan bisa dipertanggungjawabkan secara
maka bisa dipastikan posisi masjid ilmiah, setelah berita acara ditanda
kurang ke kanan dari posisi sekarang tangani oleh tim pengukur arah kiblat
dan ini menjadi patokan bahwa yang dan saksi-saksi, sebaiknya dibingkai
dikoreksi adalah ujung kanan saf salat dan diletakkan pada tempat yang bisa
dalam masjid. dilihat oleh jamaah umum, hal ini
5. Koreksi Saf dalam Masjid. dimaksut agar jamaah bisa melihat
Untuk melakukan koreksi saf salat langsung proses kalibrasi arah kiblat
dalam masjid dibutuhkan panjang saf, dalam berita acara.
misalnya 25 meter. Selanjutnya F. Kesimpulan
masukkan dalam rumus koreksi saf Salah satu penyebab kesukaran
(panjang saf x tangen selisih azimut dalam melakukan kalibrasi arah kiblat
kiblat), 25 x Tan 11° 58ʼ 24,26" = 5,30 dalam masyarakat yang masih kental
meter. Selanjutnya tariklah meter dari dengan fanatisme adalah tidak adanya
batas dinding ujung kanan saf salat dokumen proses pengukuran arah kiblat
dalam masjid hingga ke bawah tepat saat bangunan masjid pertama kali
pada nilai 5,30 meter dan berikan tanda dibagun. Sebahagian kecil masjid ada

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
108
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

dokumen seperti berita acara dipandu dengan posisi matahari dan


pengukuran arah kiblat tapi belum dibantu oleh kompas untuk menemukan
standar ilmiah, dimana belum azimut bangunan secara akurat. Ketiga
sepenuhnya terekam proses pengukuran ukur panjang saf masjid yang akan
arah kiblat secara utuh dan sempurna, dikalibrasi arah kiblat dan lakukan
sehingga saat terjadi persoalan terhadap kalibrasi dengan rumus, bukan dengan
pergeseran arah kiblat masjid tersebut, cara memindahkan atau mencocokkan
berita acara yang dimiliki belum garis arah kiblat. Sampai disini penulis
mampu menjelaskan kronologis saat juga menyadari bahwa tulisan ini masih
pengukuran arah kiblat terjadi. Berita jauh dari kata sempurna, untuk
acara pengukuran arah kiblat yang ideal kesempurnaan tulisan ini sangat
di era digital adalah sebuah dokumen diharapkan saran dari para ahli dalam
yang mampu merekam kronologis bidang ini.
pengukuran arah kiblat atau kalibrasi
arah kiblat, dimana dalam berita acara Daftar Pustaka
termuat tanggal pengukuran, data
Arifin, Zainul, dan Jii Ulumuddin.
astronomis, instrumen yang digunakan,
“Akurasi Google Earth Dalam
rumus kalibrasi dan tim pengukur. Bila
Pengukuran Arah Kiblat.”
saat kalibrasi arah kiblat, berita acara
Diakses 31 Desember 2018.
pengukuran arah kiblat belum standar
Anisah Budiwati, Kajian Tongkat
ilmiah, maka pengulangan komflik
Istiwa’ dalam Penentuan Titik
terhadap arah kiblat masjid terus terjadi.
Koordinat Bumi (Perbandingan
Bagi tim pengukur ulang
dengan GPS (Global Positioning
(kalibrasi) arah kiblat, standar
Sistem) dan Google Earth), Tesis
operasional prosedur (SOP) yang
UIN Walisongo Semarang, 2013.
relevan dengan era digital sebagai
Budiwati, Anisah. “Akurasi Arah Kiblat
berikut: Pertama melihat bagunan
Masjid di Ruang Publik.” JSSH
masjid dengan google earth agar terlihat
(Jurnal Sains Sosial dan
posisi masjid yang akan dikalibrasi.
Humaniora) 2, no. 1 (2018): 159–
Kedua kalibrasi dilakukan dengan
173.
menggunakan theodolit digital yang

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
109
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
AL-MARSHAD: JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN
ISSN 2442-5729 (print) || ISSN 2598-2559 (online)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/almarshad
DOI: 10.30596/jam.v5i1.3126 || Vol. 5, No. 1 Juni 2019

Butar-Butar, Arwin Juli Rakhmadi, dan Rinto Anugraha, Mekanika Benda


Hasrian Rudi Setiawan. Langit, (Jurusan Fisika Fakultas
“Pengakurasian Arah Kiblat Di MIPA Universitas Gadjah Mada,
Lingkungan Cabang 2012.
Muhammadiyah Medan Denai.” Siti Tatmainul Qulub, Ilmu Falak dari
Al-Marshad: Jurnal Astronomi Sejarah ke Teori dan Aplikasi,
Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan 4, (Rajawali Pers), 2017.
no. 1 (2018). Sub. Direktorat Pembinaan Syariah dan
Direktorat Urusan Agama Islam dan Hisab Rukyat, Direktur Urusan
Pembinaan Syariah, Direktorat Agama Islam Pembinaan Syariah,
Jenderal Bimbingan Masyarakat Direktorat Jenderal Bimbingan
Islam Kementerian Agama RI, Masyarakat Islam Kementerian
Ephemeris Hisab Rukyat 2019. Agama RI, Ilmu Falak Praktik,
Hasriadi Outra dan Hasrian Rudi, (Jakarta), 2013.
Stellarium dan Google Earth Ulumuddin, Jii. “Pandangan
(simulasi waktu salat dan arah Masyarakat Terhadap Arah
kiblat), (Medan: UMSU Pres), Kiblat.” Diakses 31 Desember
2018. 2018.
Jaelani, Achmad, Anisah Budiwati,
Encep Abdul Rojak, Faqih
Baidhawi, Mahya Laila, Hasna
Tuddar Putri, Muhammad Manan
Ma’nawi, Robi’atul Aslamiyah,
Siti Muslifah, dan Siti Tatmainul
Qulub. Hisab Rukyat Menghadap
Kiblat (Fiqh, Aplikasi Praktis,
Fatwa, dan Software). Pustaka
Rizki Putra, 2012.
Maskufa, Ilmu Falaq, (Jakarta: GP
Press, 2009.

Copyright 2018. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open
110
acces article under the CC-BY-SA lisence (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).

View publication stats

You might also like