You are on page 1of 5

KESKOM.

2020;6(2) : 183-187

JURNAL KESEHATAN KOMUNITAS


J ( J O U R N A L O F C O M M U N I T Y H E A LT H )
http://jurnal.htp.ac.id

The Relationship Between Body Image Perceptions


and Nutritional Status of Junior High School Students
in Pekanbaru
Hubungan Persepsi Body Image dengan Status Gizi
Remaja Pada Siswa SMP di Pekanbaru
Yessi Marlina1, Yanti Ernalia2
1
Poltekkes Kemenkes Riau
2
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

ABSTRACT ABSTRAK
The impact of body image dissa sfac on can be a leading factor Dampak dari ke dakpuasan terhadap bentuk tubuh menjadi
for weight loss diet. If it is not balanced with the knowledge of a faktor pendorong untuk melakukan diet penurunan berat
healthy diet, adolescents can get caught in the wrong diet, badan.Apabila dak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup,
causing a decrease in nutri onal status, iron deficiency, etc. The para remaja dapat terjebak dalam diit yang salah, menyebabkan
objec ve of this study was to determine the rela onship penurunan status gizi, kekurangan zat besi, dan lain-lain.
between nutri onal status and body image percep ons of SMPN Peneli an ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi
8 students in Pekanbaru. This study was a cross-sec onal study terhadap persepsi body image siswa SMPN 8 Pekanbaru. Desain
with total samples were 160 students who were chosen peneli an adalah cross sec onal. Sampel peneli an adalah siswa
randomly. The percep on of body image was obtained from the SMPN 8 Pekanbaru berjumlah 160 siswa yang dipilih secara
BSQ34 ques onnaire and nutri onal status using weight scale random. Persepsi body image diukur menggunakan kuisioner
and microtoise. Data were analysed by used a chi-square test, BSQ34 sedangkan status gizi menggunakan mbangan dan
Pearson correla on test, and simple regression test. The results microtoise. Analisa data berupa uji chi-square, uji korelasi
showed a posi ve correla on between nutri onal status and Pearson dan uji regresi linier sederhana. Hasil peneli an
body image (p=0,000; r=0,526). Each increase 1point score of menunjukkan korelasi posi f antara status gizi dengan persepsi
body mass index, a score of body image predicted would increase body image (p=0,000; r=0,526), se ap kenaikan 1 poin z-score
by 9,529 points. Total respondents who were sa sfied with their IMT/U diprediksikan skor persepsi body image meningkat
bodies were 62.5% and dissa sfied was 37.5%. The nutri onal sebesar 9,529 poin. Jumlah responden yang menyatakan puas
status of respondents was 3.1% very thin, 6.3% thin, 63.8% terhadap bentuk tubuhnya sebesar 62,5% dan yang dak puas
normal, 18.1% obese, and 8.8% obese. It is concluded that the 37,5%. Status gizi responden adalah 3,1% sangat kurus, 6,3%
higher the body mass index, the more nega ve body image. The kurus, 63,8% normal, 18,1% gemuk dan 8,8% obesitas. Semakin
need for a psychological approach from school to increase meningkat status gizi seseorang maka seseorang tersebut
student's confidence for their own body. semakin dak puas terhadap bentuk tubuhnya atau body image
semakin nega f. Perlunya pendekatan psikologi dari sekolah
dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa terhadap bentuk
tubuh masing-masing.

Keywords : Body image, body mass index, nutri onal status, Kata Kunci : Citra tubuh, indeks massa tubuh, status gizi, remaja.
adolescents.
Correspondence : Yessi Marlina
Email : yessi.marlina@pkr.ac.id , 081328798186

• Received 27 Juni 2020• Accepted 11 Agustus 2020 • p - ISSN : 2088-7612 • e - ISSN : 2548-8538 •
DOI: h ps://doi.org/10.25311/keskom.Vol6.Iss2.540
Copyright @2017. This is an open-access ar cle distributed under the terms of the Crea ve
Commons A ribu on-NonCommercial-ShareAlike 4.0 Interna onal License (h p://crea vecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)
which permits unrestricted non-commercial used, distribu on and reproduc on in any medium
Keskom, Vol. 6, No. 2
184 Agustus 2020

PENDAHULUAN gangguan makan seper anoreksia dan bulimia . Perilaku


makan yang menyimpang seper ini tentu berdampak terhadap
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak
mbulnya permasalahan gizi seper anemia, gizi kurang maupun
menuju dewasa yang ditandai dengan terjadinya perkembangan
gizi lebih, dikarenakan pembatasan pola makan karena takut
di semua aspek atau fungsi tubuh untuk memasuki usia dewasa.
gemuk atau sebaliknya, gaya hidup yang dak sehat sebingga
Pada masa remaja juga terjadi perkembangan iden tas pribadi,
berdampak terhadap kejadian gizi lebih (obesitas) ' .
sistem nilai moral dan e k, harga diri, kesadaran seksualitas dan
Berdasarkan Laporan Riskesdas tahun 2018, diketahui
persepsi body image. Perubahan ukuran dan bentuk tubuh
prevalensi status gizi gemuk menurut IMT/U pada remaja usia 13-
banyak terjadi di kalangan remaja yang mengarah ke body image
15 tahun di kota Pekanbaru adalah 3,69% sangat kurus, 7,46%
yang buruk (Siagian, 2011). Body image atau citra tubuh
kurus, 73,09% normal, 8,96% gemuk dan 6,8% obesitas. Angka
merupakan persepsi seseorang tentang berat badan dan bentuk
tersebut berada di atas prevalensi Provinsi Riau (yaitu 2,68%
tubuhnya. Body image posi f adalah persepsi seseorang yang
sangat kurus, 7,15% kurus) dan diatas prevalensi nasional (yaitu
puas terhadap bentuk tubuhnya, sedangkan body image nega f
1,9% sangat kurus, 6,8% kurus, dan 4,8% obesitas) . Hasil
adalah persepsi seseorang yang merasa dak puas dengan
peneli an (Sari C., 2007) dan (Setyono, 2010) menunjukkan
bentuk tubuhnya. Remaja membandingkan body image mereka
adanya hubungan bermakna antara body image dengan status
sehingga merasa malu dan cemas, sulit menerima dirinya,
gizi. Kedua peneli an tersebut mengacu pada ngkat kepuasan
responsif terhadap pujian, peka terhadap kri k dan pesimis,
remaja terhadap bentuk tubuhnya. Tujuan peneli an ini adalah
serta melakukan diet berlebihan demi mendapatkan bentuk
untuk melihat hubungan persepsi body image terhadap status
tubuh yang diinginkan (Verawa , 2015).
gizi remaja di SMPN 8 Pekanbaru.
Remaja wanita lebih nega f memandang body image dari
pada remaja pria yaitu membandingkan dirinya dengan model- METODE
model bertubuh kurus yang dikategorikan menarik. Usia remaja Jenis peneli an ini adalah deskrip f anali k dengan desain
memandang body image sebagai hal pen ng sehingga cross sec onal. Pengumpulan data berlangsung dari bulan Juli
berdampak pada usaha pengontrolan berat badan berlebih. Ada hingga Agustus 2018. Populasi peneli an adalah pelajar SMPN 8
beberapa faktor yang mempengaruhi body image seper faktor Pekanbaru yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
media massa, faktor keluarga dan faktor hubungan Kriteria inklusi yakni bersedia menjadi responden dengan
interpersonal, melalui ga proses yaitu ngkah laku, kogni f dan menandatangani informed consent dan sehat jasmani ( dak
persepsi (Sari S., 2010). Remaja putri merupakan kelompok sakit/ dak absen selama pengambilan data) serta kriteria
masyarakat yang rentan terhadap dampak diet berlebihan eksklusi yakni pelajar yang duduk di kelas III SMP dan yang
dengan es masi hingga 70%. Jumlah remaja putri yang menolak diperiksa. Pengambilan sampel menggunakan rumus
mengalami hal tersebut mencapai dua kali lipat jika dibandingkan besar sampel Lemeshow (1997) untuk peneli an cross sec onal
dengan anak laki-laki (Ningsih & Nurhasanah, 2017). dengan jumlah sampel minimal 159 siswa dan pada peneli an ini
Dari hasil peneli an yang dilakukan terhadap siswa di salah dilakukan terhadap 160 siswa. Peneli an ini telah mendapatkan
satu SMP di Surabaya, sebanyak 55,6% responden dalam kategori persetujuan dari Komisi E k Fakultas Kedokteran Universitas Riau
body image nega f . Hasil serupa juga ditemui di Aceh, dimana Nomor:126/UN.19.5.1.1.8/UEPKK/2018.
57,8% siswa SMAN 4 Banda Aceh memiliki body image nega f . Pengambilan data dilakukan dalam 1 hari, dimulai dari pagi
Namun, hasil yang berbeda ditemui pada peneli an Yusintha hingga selesai. Responden dikumpulkan dalam beberapa
(2018), sebanyak 80,6% remaja putri berusia 15-18 tahun ruangan, kemudian dilakukan pengukuran antropometri (berat
memiliki body image posi f ' . Remaja yang memiliki body image dan nggi badan) oleh beberapa enumerator yang telah dila h
nega f atau dak puas terhadap bentuk tubuhnya, akan sebelumnya, kemudian dikonversikan dalam bentuk z-score
melakukan berbagai upaya demi mencapai berat badan yang berdasarkan indeks IMT/U (Indeks Massa Tubuh berdasarkan
diinginkan, seper puasa, diet, menggunakan obat pencahar, umur) sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI
la han fisik bahkan mengkonsumsi pil diet . Selain itu, body No:1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri
image nega f juga menyebabkan beberapa perilaku seper Penilaian Status Gizi Anak. Data body image diperoleh melalui
melewatkan waktu makan, menggan makanan utama dengan pengisian sendiri kuisioner BSQ-34 (Body Shape Ques onnaire)
selingan, memuntahkan makanan yang dikonsumsi, merokok, yang telah dimodifikasi. Kuisioner BSQ-34 terdiri dari 34
dan melakukan diet ekstrem, terutama terjadi pada remaja yang pertanyaan mengenai bentuk tubuh dan penampilan seseorang
menganggap dirinya memiliki berat badan yang berlebih . selama 4 minggu terakhir menggunakan skala Likert untuk
Perilaku-perilaku makan yang menyimpang seper ini dapat mengukur respon dari responden. Skor diperoleh dari
berdampak terhadap factor psikologi yang bisa memicu penjumlahan keseluruhan item pertanyaan, kemudian

h p://jurnal.htp.ac.id
Yessi Marlina, et al
Percep on of Body Image with Adolescent Nutri onal Status
Persepsi Body Image dengan Status Gizi Remaja
185

dikategorikan menjadi puas (body image posi f) jika total poin


jawabannya <62 dan dak puas (body image nega f) jika total
poin jawabannya ≥62 . Analisa data yang digunakan pada
peneli an ini berupa analisa univariat yang ditampilkan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi serta analisa bivariat
menggunakan uji chi-square, uji korelasi Pearson dan uji regresi
linier sederhana dengan nilai p <0,05. Analisis hubungan antara status gizi (z-score IMT/U) dengan
skor persepsi body image menggunakan uji korelasi Pearson
HASIL karena kedua variabel berskala rasio dan berdistribusi normal
Karakteris k responden dapat dilihat pada Tabel 1. berdasarkan hasil uji normalitas One Sample Kolmogorov-
Responden pada peneli an ini merupakan pelajar SMP dengan Smirnov (p=0,318 untuk z-score IMT/U dan p=0,146 untuk skor
variasi umur antara 11 – 15 tahun. Hanya 1 orang dari 160 persepsi body image. Korelasi ini bersifat posi f dengan nilai
responden yang mengaku sedang menjalani diet khusus yaitu koefisien korelasi sebesar 0,526 yang ar nya memiliki hubungan
berupa pengaturan makan akibat maag yang diderita, seper yang kuat (r= 0,51-0,75) (Bucchianeri, Arikian, Hannan, &
dak mengkonsumsi makanan yang pedas, asam dan sebagainya. Eisenberg , 2013).
Berdasarkan status gizi, 63,8% responden tergolong memiliki Tabel 3. Analisis Regresi Linier Status Gizi (z-score IMT/U)
status gizi normal dengan nilai rata-rata z-score IMT/U -0,25 ± dengan Skor Persepsi Body Image
1,57 SD dan perempuan 0,34 ± 1,28 SD. Dari hasil pengisian
kuisioner BSQ-34 diperoleh 62,5% responden mengaku puas
dengan bentuk tubuhnya dengan nilai rata-rata laki-laki adalah
53,23 ± 21,90 SD dan perempuan adalah 68,45 ± 27,31 SD. Berdasarkan hasil pada Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa ada
Tabel 1 . Karakteris k Responden Peneli an pengaruh status gizi terhadap persepsi body image (p=0,000),
yaitu sebesar 27,7%, sedangkan sisanya 72,3% dipengaruhi oleh
variabel lain yang dak diteli . Persamaan garis pada Tabel 3
menunjukkan bahwa se ap penambahan 1 poin nilai z-score
IMT/U maka skor persepsi body image juga meningkat sebesar
9,259 poin, ar nya semakin besar nilai z-score IMT/U seseorang
maka body image semakin nega f, atau seseorang tersebut
semakin dak puas dengan bentuk tubuhnya.

PEMBAHASAN
Menurut Tarwoto dkk (2010), penampilan merupakan faktor
pen ng bagi remaja, sehingga mereka berusaha untuk
meningkatkan perha an terhadap bentuk tubuhnya dengan
melakukan sesuatu agar penampilan fisiknya terlihat lebih baik.
Remaja perempuan tampak lebih rentan untuk mengalami
ke dakpuasan terhadap citra tubuhnya sehingga menyebabkan
mbulnya body image nega f (Grogan, 2008). Hal ini sesuai
Analisis bivariat menggunakan uji chi-square untuk melihat dengan hasil peneli an ini, sebanyak 37,5% responden memiliki
hubungan antara karakteris k responden (jenis kelamin, usia, body image nega f dimana ke dakpuasan terhadap bentuk
riwayat penyakit, diet khusus) dan status gizi dengan persepsi tubuh cenderung lebih banyak dialami remaja perempuan
body image. (23,8%) dibandingkan remaja laki-laki (13,8%). Masa pubertas
Tabel 2. Hubungan Karakteris k, Persepsi Body Image pada remaja perempuan umumnya terjadi bersamaan dengan
dengan Status Gizi terjadinya perubahan komposisi tubuh berupa peningkatan
lemak tubuh sehingga remaja sering merasa dak puas dengan
bentuk tubuhnya (Sivert & Sinanovic, 2008).
Remaja dengan status gizi lebih dan obesitas memiliki
ke dakpuasan body image yang lebih nggi, terutama
perempuan (Mendonca et al., 2014). Hal itu terbuk pada hasil
peneli an ini yang menunjukkan bahwa sebanyak 69,8%

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 6, No. 2
186 Agustus 2020

responden overweight dan obesitas memiliki body image nega f. KESIMPULAN


Dari hasil analisa menggunakan uji regresi linier diperoleh adanya
pengaruh status gizi terhadap body image. Semakin besar nilai z- Terdapat hubungan antara status gizi dengan persepsi body
score IMT/U seseorang maka persepsi body image semakin image. Semakin besar nilai z-score IMT/U seseorang maka body
nega f. Hal ini dapat diar kan bahwa semakin besar nilai z-score image semakin nega f, atau seseorang tersebut semakin dak
IMT/U seseorang maka semakin dak puas seseorang tersebut puas dengan bentuk tubuhnya.
terhadap citra tubuhnya sendiri. Peneli an Zahrah dan Muniroh Konflik Kepen ngan
(2020) juga menunjukkan hasil yang sama bahwa semkain lebih Tidak ada konflik kepen ngan dalam peneli an ini
status gizi seseorang maka body image juga semakin nega f . Ucapan Terima Kasih
Ke dakpuasan juga ditemui pada remaja dengan status gizi Ucapan terima kasih kami pada seluruh siswa, guru dan
normal pada peneli an ini. Hal ini memperlihatkan bahwa staf SMPN 8 Pekanbaru yang telah membantu jalannya
meskipun subjek telah memiliki tubuh ideal, namun mereka peneli an ini.
cenderung menilai ukuran tubuhnya lebih besar dari ukuran
tubuh sebenarnya (Kusumajaya, Wiardani, & Juniarsana, 2008). DAFTAR PUSTAKA
Usia remaja yang lebih mudah dipengaruhi oleh media dan tren Bucchianeri, M.M., Arikian, A.J., Hannan, P.J., Eisenberg,
saat ini menjadi salah satu penyebab mbulnya body image M.E., Sztainer, D.N. (2013) ‘Body Dissa sfac on from
nega f (Cash, Thomas , & Linda , 2011). Kebanyakan wanita pada Adolescence to Young Adulthood: Findings from a
majalah fashion digambarkan dengan perawakan muda, nggi, 10-year longitudinal study’, Body Image, 10(1), pp.1-
berkaki panjang, bermata besar, berpayudara besar, dan 7.
kebanyakan berkulit pu h dengan karakteris k fisik yang paling Cash, Thomas F, Linda S. (2011) ‘Body Image a Handbook of
menonjol dari model ini adalah mereka sangat kurus . Science, Prac ce and Preven on’. The Guilford
Seseorang dengan body image posi f memiliki persepsi Press.
sebenarnya terhadap tubuhnya, atau melihat bentuk anggota Clay, Daniel, et al. (2005) ‘Body Image and Self Esteem
tubuh apa adanya sehingga cenderung memiliki perasaan among Adolescents Girls : Tes ng The Influence of
bangga terhadap bentuk tubuh yang sesungguhnya dan merasa
Sociocultural Factors’, Journal of Research on
Adolescence, 15(4), pp. 451-477.
nyaman karenanya. Sebaliknya, seseorang yang memiliki body
Frank, R. et al. (2018) ‘Body weight percep on and body
image nega f pada umumnya sering membanding-bandingkan
weight control behaviors in adolescents’, Jornal de
bentuk tubuhnya dengan bentuk tubuh orang lain yang dianggap
Pediatria. Sociedade Brasileira de Pediatria, 94(1),
lebih menarik. Akibatnya, mereka merasa depresi, terkucilkan,
pp. 40–47.
kurangnya kepercayaan diri, dan dapat berdampak terhadap Kemenkes RI, B. P. dan P. (Balitbang) (2019) ‘Laporan Hasil
mbulnya gangguan makan seper anoreksia, bulimia, dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun
lainnya (Na onal Ea ng Disorders Associa on, 2005). 2018’, Riset Kesehatan Dasar 2018.
Body image nega f juga bisa menyebabkan para remaja Laus, M. F., Costa, T. M. B. and Almeida, S. S. (2013) ‘Body
terutama remaja perempuan untuk melakukan berbagai upaya Image Dissa sfac on and Aesthe c Exercise in
dalam mencapai berat badan yang ideal menurut persepsi Adolescents: Are they related?’, Estudos de
mereka. Apabila dak diimbangi dengan pengetahuan yang Psicologia, 18(2), pp. 163–171.
memadai, upaya tersebut dapat berdampak terhadap status Lemeshow, S. & David W.H.Jr. (1997) 'Besar Sampel dalam
gizinya ' . Remaja merupakan golongan yang sensi f terhadap Peneli an Kesehatan (terjemahan)'. Yogyakarta :
body image juga rentan terhadap terjadinya diskriminasi sosial Gadjahmada University Press
seper bullying dan body shaming. Melihat besarnya dampak Merita, Hamzah, N. and Djayusmantoko (2020) ‘Persepsi
yang di mbulkan dari body image nega f ini, perlu dilakukan Citra Tubuh, Kecenderungan Gangguan Makan dan
pendekatan psikologi mengenai kepercayaan diri dalam Status Gizi pada Remaja Putri di Kota Jambi’, Journal
mengatasi ke dakpuasan body image pada remaja. Pihak of Nutri on College, 9(2), pp. 81–86.
sekolah juga dapat melakukan usaha-usaha promosi kesehatan Ningsih, Ariya , and Nurhasanah (2017) 'Abstract The
lainnya seper mencanangkan gerakan ak fitas fisik di sekolah Diferences In Body Image Based On The Nutri onal
dan program lainnya yang berkontribusi pada pengurangan Status Of Students Of SMPN 13 Pekanbaru Sail
perilaku yang dak memadai terkait pengendalian berat badan Districts Pekanbaru City' Jurnal Online Mahasiswa
dan perilaku berisiko lainnya.
Fakultas Kedokteran Universitas Riau, 4(1), pp. 1-9.

h p://jurnal.htp.ac.id
Yessi Marlina, et al
Percep on of Body Image with Adolescent Nutri onal Status
Persepsi Body Image dengan Status Gizi Remaja
187

Oellingrath, I. M., Hestetun, I. and Svendsen, M. V. (2016) Zahrah, A. and Muniroh, L. (2020) ‘Body Image Mahasiswa
‘Gender-specific associa on of weight percep on Gizi Serta Kaitannya Dengan Asupan Energi Dan
and appearance sa sfac on with slimming a empts Status Gizi’, Media Gizi Indonesia, 15(2), pp. 66–72.
and ea ng pa erns in a sample of young Norwegian Ava i l a b l e at :
adolescents’, Public Health Nutri on, 19(2), pp. h ps://doi.org/10.204736/mgi.v15i2.66–72.
265–274.
Sari PEC. (2007) 'Hubungan antara Pengetahuan Gizi, Body
Image, Perilaku Kontrol Berat Badan dengan
Kejadian Kurang Gizi pada Remaja Putri di SMU
Negeri 1 Semarang' [ar kel]. Semarang: Universitas
Diponegoro
Sari SH. 2010. Pengaruh Body Image terhadap Penyesuaian
Diri Wanita pada Kehamilan Pertama. [skripsi].
Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Setyono SF. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi,
Body Image dan Tindakan Diet dengan Status
Anemia dan Gizi Remaja Putri [skripsi]. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Siagian A. 2011. Citra Tubuh dan Gangguan Makan pada
Remaja. Universitas Sumatera Utara
Sivert, S. S., & Sinanovic, O. (2008) 'Body Dissa sfac on is
Age a Factor' Journal Series Philosophy, Psychology
and History, 7(1), pp.55-61.
Tarigan, N., Hadi, H. and Julia, M. (2005) ‘Hubungan Citra
Tubuh dengan Status Obesitas, Ak vitas Fisik dan
Asupan Energi Remaja SLTP di Kota Yogyakarta dan
Kabupaten Bantul’, Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 1(3),
pp. 130–136.
Tarwoto, Aryani R, Nuraeni A, Miradwiyana B, Nurbayani S,
dkk. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan
Solusinya. Jakarta : Salemba Medika. hal25-28.
Verawa R. 2015. Hubungan antara Body Image dengan
Pola Makan dan Status Gizi Remaja Putri di SMP Al
Islam 1 Surakarta [tesis]. Surakarta: Universitas
Muhammadiyyah Surakarta.
Wa , C. R., Lidiawa , M. and Bintoro, Y. (2019) ‘Hubungan
Indeks Massa Tubuh Dengan Body Image Pada
Remaja Putri Kelas I Dan Kelas II SMAN 4 Banda’,
Prosiding Seminar Nasional Mul Disiplin Ilmu
UNAYA). Aceh, 3(1), pp. 849–857.
Wa , D. K. and Sumarmi, S. (2017) ‘Citra Tubuh Pada
Remaja Perempuan Gemuk Dan Tidak Gemuk : Studi
Cross Sec onal Body I’, Amerta Nutri on, 044, pp.
398–405.
h ps://www.na onalea ngdisorders.org/body-image-
ea ng-disorders. Diakses tanggal 20 November
2019.
Yusintha, A. N. and Adriyanto (2018) ‘Rela onship between
Ea ng Behavior and Body Image with Nutri onal
Status of Adolescent Girl Age 15-18 Years’, Amerta
Nutri on, pp. 147–154.

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS

You might also like