You are on page 1of 10

Wacana Publik ISSN 1858-2400 (p)

Volume 14, No. 01, Juni 2020, pp. 47– 55 ISSN 2656-9558 (e)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN


TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
(STUDI PADA PROGRAM INDONESIA DIGITAL COMMUNITY
KOTA BANDARLAMPUNG)

Supriyanto1*& Maulana Agung2


Jurusan Administrasi Bisnis, FISIP, Universitas Lampung
1,2

Jalan Sumantri Brodjonegoro No. 1, Rajasaba, Bandarlampung, Indonesia


Korespondensi: supriyantojts9@gmail.com

Recieved: 08/08/2019|Revised: 18/01/2020|Accepted: 19/01/2020

Abstract

The purpose of this research is to find out people's perceptions of the implementation of corporate social
responsibility in the Indonesia digital community program in the city of Bandar Lampung, as a preliminary
research, people's perceptions of the implementation of corporate social responsibility are focused on the target
SMEs of the CSR / PKBL program located at Witel Indonesia digital. community (INDIGO) in Bandar
Lampung City. Corporate Social Responsibility (CSR) carried out by a company can be classified into
several dimensions, namely: environment, community involvement, products, and employees. Each of these
dimensions has several company measurement indicators to assess whether the social activities that have
been announced have been carried out well. Therefore, companies must have a strategy to apply the
dimensions to achieve these social activities. With a quantitative approach and data collection is carried out
with the help of a questionnaire. Sampling in this study was carried out purposively, namely the sample was
selected specifically for the SME target of the CSR / PKBL program located at the Witel Indonesia digital
community (INDIGO) in the city of Bandar Lampung. The results of this study found that corporate image
47 is a full intervening variable because it is proven that there is a significant effect of corporate social
responsibility on company reputation through corporate image but there is no significant effect of direct
corporate responsibility on company reputation.

Keywords: Corporate Social Responsibility, Digital Community

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan pada program Indonesia digital community kota Bandar
Lampung, sebagai penelitian awal, persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan difokuskan pada UKM sasaran program CSR/PKBL yang berlokasi pada Witel
Indonesia digital community (INDIGO) di Kota Bandar Lampung. Corporate Social Responsibility
(CSR) yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
dimensi, yaitu: lingkungan, keterlibatan masyarakat, produk, dan karyawan. Masing-masing
dimensi tersebut memiliki beberapa indikator pengukuran perusahaan untuk menilai apakah
kegiatan sosial yang dicanangkan telah terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, perusahaan
harus memiliki strategi untuk menerapakan dimensi untuk mencapai kegiatan sosial
tersebut. Dengan pendekatan kuantitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan bantuan
kuisioner. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive yaitu sampel
dipilih secara khusus pada UKM sasaran program CSR/PKBL yang berlokasi pada Witel Indonesia
digital community (INDIGO) di Kota Bandar Lampung. Hasil penelitian ini menemukan bahwa
citra perusahaan adalah variabel full intervening karena terbukti terdapat pengaruh signifikan
dari tanggung jawab sosial perusahaan terhadap reputasi perusahaan melalui citra perusahaan
namun tidak terdapat pengaruh signifikan dari tanggung jawab perusahaan secara langsung
terhadap reputasi perusahaan.

Kata kunci: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Komunitas Digital

DOI: https://doi.org/10.37295/wp.v14i01.39 website: wacanapublik.stisipoldharmawacana.ac.id


Wacana Publik ISSN 1858-2400 (p)
Volume 14, No. 01, Juni 2020, pp. 47– 55 ISSN 2656-9558 (e)

PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi yang semakin menglobal, maka semua sektor usaha, baik swasta,
pemerintah, maupun organisasi masyarakat berusaha merumuskan suatu tanggung jawab sosial
perusahaan mereka terhadap masyarakat sekitar. Tanggung jawab sosial inilah yang dikenal dengan
nama Corporate Social Responsibility (CSR). Saat ini, perusahaan dituntut untuk memiliki kepekaan
dan kepedulian terhadap kesejahteraan publik namun belum dilakukan penelitian atau
pengungkapan seperti apakah pengelolaan program CSR/PKBL bagaimana progres yang dicapai
dan sudahkan sesuai dengan mekanisme pengelolaan yang ditetapkan dalam model pemberdayaan
UKM berbasis digital.
Keberhasilan PT. Telkom Indonesia meraih penghargaan Indonesia CSR Award 2014 dari
lembaga nirlaba Corporate Forum for Community Development (CFCD) berkat program CSR PT.
Telkom yang telah menerapkan ISO 26000 dan mengacu kepada tata kelola, ketenagakerjaan dan
operasi, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, serta, keberlanjutan yang seluruhnya
sudah diatur di dalam ISO 26000 SR. Corporate Forum for Community Development (CFCD) dalam hal
ini hanya berperan untuk mensosialisasikan perusahaan-perusahaan yang belum melaksanakan
program CSR, kehadiran CFCD dalam hal ini hanya mendorong agar perusahaan-perusahaan
tersebut dapat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar wilayah operasinya. Dimana perusahaan-
perusahaan yang melaksaakan program CSR terdapat pada keputusan menteri badan usaha milik
negara nomor : kep-117/m-mbu/2002 tentang penerapan praktek good corporate governance pada
badan usaha milik negara (bumn).
Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa dimensi, yaitu: lingkungan, keterlibatan masyarakat, produk, dan
karyawan. Masing-masing dimensi tersebut memiliki beberapa indikator pengukuran bagi
perusahaan untuk menilai apakah kegiatan sosial yang dicanangkan telah terlaksana dengan baik.
Dimensi pertama adalah lingkungan yang meliputi: pengendalian pencemaran; program
pencegahan dan perbaikan; konversi dan bahan baku daur ulang; dan program penghargaan
lingkungan. Dimensi lingkungan ini sesuai dengan salah satu kategori dalam Global Reporting 48
Initiative yang perlu diperhatikan perusahaan dalam mengungkapkan CSR mereka. pada dimensi
kedua adalah pelibatan masyarakat meliputi: program donasi tunai; program amal; program
beasiswa; sponsor untuk kegiatan olahraga; mendukung kebanggaan nasional; proyek kesehatan
masyarakat. Dimensi ketiga adalah produk yang meliputi: proses pengembangan produk, keamanan
produk, dan kualitas produk. Dimensi ini sesuai dengan kategori sosial menurut Global Reporting
Initiative. Dimensi terakhir yaitu employee relation meliputi: kesehatan dan keselamatan; pelatihan
dan pendidikan; keuntungan karyawan; profil karyawan; opsi saham karyawan; pemberian
penghargaan bagi karyawan (Santosa, 2012). Dimensi ini sesuai dengan teori stakeholder yang
dijelaskan dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan karyawan memiliki peran penting dalam suatu
perusahaan.

METODE
Secara umum penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap tanggung jawab sosial
perusahaan studi kasus program Indonesia digital community (INDIGO) di Kota Bandar Lampung
dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan bantuan
kuisioner. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive yaitu sampel dipilih
secara khusus pada UKM sasaran program CSR/PKBL yang berlokasi pada Witel Indonesia digital
community (INDIGO) di Kota Bandar Lampung.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model yang dibuat oleh
Basrowi dan Suwandi (2008) yang terkenal dengan analisis interaktif. Model analisis interaktif
terdiri dari tiga komponen utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.Dalam melaksanakan proses ini, aktivitas peneliti tetap bergerak di antara komponen
analis dengan pengumpulan datanya selama proses pengumpulan data masih berlangsung.
Selanjutnya peneliti bergerak diantara tiga komponen analisis tersebut sesudah pengumpulan data
selesai pada setiap unitnya, dengan menggunakan waktu yang masih tersisa dalam penelitian ini.

Supriyanto & Agung (Persepsi Masyarakat terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan….)
Wacana Publik ISSN 1858-2400 (p)
Volume 14, No. 01, Juni 2020, pp.41– 46 ISSN 2656-9558 (e)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hidayati (2019) Berdasarkan hasil olah data lapangan tentang tanggung jawab sosial
perusahaan yang memiliki dimensi berperilaku etik (BE), pembangunan berkelanjutan (PB), dan
peningkatan kualitas hidup (PKH) yang dilaksanakan oleh perusahaan menurut persepsi
masyarakat yang menjadi responden di Provinsi Lampung (Hidayati, 2019).
Dalam mengkaji perilaku etis perusahaan yang ada di Telkom Indonesia Digital Community
(Indigo) di Kota Bandar Lampung, ada beberapa indikator atau pengukuran sesuai dengan hasil
kajian teori yang penulis kembangkan yaitu aspek patuh pada peraturan & norma yang berlaku,
bersaing secara sehat diantara perusahaan, mengedepankan kejujuran dan keadilan, perhatian
terhadap budaya setempat (kearifan lokal), kebijakan yang berpihak pada lingkungan yang akan
disajikan dalam bentuk pie chart.
Aspek kepatuhan pada peraturan disini dimaksudkan adalah apakah perusahaan dalam
melakukan aktivitas usahanya mengikuti ketentuan yang telah diatur oleh pemerintah setempat atau
sebaliknya, misalnya saja dalam hal membuang limbah perusahaan yang memiliki kecenderungan
perusahaan pada umumnya tidak mau direpotkan dengan berbagai kewajiban pengolahan limbah
diperusahaannya untuk menghasilkan limbah yang tidak membahayakan masyarakat di
lingkungannya apabila dibuang. Untuk melihat bagaimana perusahaan yang ada di Telkom
Indonesia Provinsi Lampung dalam hal membuang limbahnya menurut masyarakat responden
terlihat pada gambar 1.
Berdasarkan gambar 1 tersebut dapat dikatakan bahwa pengelolaaan limbah oleh perusahaan
dipersepsikan oleh masyarakat yang ada disekitar perusahaan masih digolongkan baik sebagaimana
responden yang mengatakan baik ada sebesar 52 %, yang berarti bahwa sebagian besar perusahaan
telah berusaha untuk membuang limbah dengan hati-hati walaupun belum semua perusahaan
melakukannya sebagaimana responden menjawab kurang baik ada sebanyak 28,3%, tidak baik ada
8,8% dan yang mengatakan sangat tidak baik ada sebanyak 6,7%.
Dengan gambaran tersebut mengindikasikan belum maksimalnya pengawasan yang dilakukan
oleh aparat yang ditugasi untuk memantau persoalan lingkungan, khususnya yang ada di Telkom
Indonesia provinsi Lampung. Apabila dibiarkan akan merugikan masyarakat setempat apabila
49 masih ada perusahaan yang membuang limbah sembarangan tanpa mempedulikan akibatnya.

Gambar 1. Pengelolaan Limbah

4,10% 6,70%
8,80%

52% 28,30%

Sangat tidak baik Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik

Sumber: Hasil Penelitian, 2019.

Persoalan kurang pedulinya perusahaan dalam melakukan pengelolaan limbahnya dengan baik
sebelumnya, akan menimbulkan persoalan yang sangat besar terhadap resistensi masyarakat
terhadap masyarakat yang bersangkutan sebab masyarakat tidak mau dengan adanya limbah yang
mencemari lingkungannya, yang berakibat lebih lanjut akan merugikan masyarakat atas
pencemaran tersebut.
Selain hal kepatuhan yang harus dimiliki oleh perusahaan, persoalan keterlibatan perusahaan
pada setiap aktivitas masyarakat yang sudah menjadi tradisi, menunjukkan adanya kepemilikan

Supriyanto & Agung (Persepsi Masyarakat terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan…)
Wacana Publik ISSN 1858-2400 (p)
Volume 14, No. 01, Juni 2020, pp. 47– 55 ISSN 2656-9558 (e)

perusahaan terhadap norma yang berlaku dimasyarakat. Untuk melihat sejauhmana perusahaan
dalam keterlibatan perusahaan pada kegiatan yang ada pada masyarakat dapat terlihat pada gambar
2.

Gambar 2. Keikutsertaan Perusahaan dalam Kegiatan Tradisi Masyarakat

5,10% 5,80%

21,20% Sangat rendah


23,90%
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi

43,90%

Sumber: Hasil Penelitian, 2019.

Berdasarkan gambar 2 terlihat bahwa keikutsertaan perusahaan dalam kegiatan tradisi yang ada
dimasyarakat dinilai oleh responden masih kurang baik, hal ini sesuai dengan jawaban responden
yang mengatakan keikutsertaannya tinggi sebesar 23,9% hampir sama dengan yang mengatakan
rendah yaitu sebsar 21,2%, sementara yang mengatakan sedang ada sebesar 43,9% dan yang
mengatakan sangat tinggi keterlibatannya ada sebanyak 5,1% hampir sama dengan yang
mengatakan sangat rendah yaitu sebesar 5,8%.
Dengan gambaran tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan masih kurang peduli untuk
dapat melakukan kegiatan tradisi yang ada dimasyarakat, padahal apabila diikuti dengan baik 50
masyarakat akan senang dan kemungkinan besar mengurangi resistensi pada perusahaan.
Keikutsertaan perusahaan pada aktivitas tradisi masyarakat berupa tingkat partisipasi dalam
pendanaan sedikit saja sebetulnya akan memberikan kesan lain pada perusahaan oleh masyarakat,
karena dengan adanya partisipasi yang dilakukan perusahaan akan berdampak positif pada
keberadaan perusahaan.
Aspek lain dalam berperilaku etis, juga adalah tidak melakukan persaingan yang tidak sehat,
perilaku kebersamaan dalam berbagai hal adalah cermin dari tidak terjadinya persaingan yang tidak
sehat, seperti dalam hal pengelolaan dana CSR seyogyanya dilakukan tidak sendiri-sendiri tapi
secara bersama diantara perusahaan agar bentuk bantuan yang diberikan lebih terasa nilainya
dibandingkan apabila dilakukan sendiri-sendiri. Untuk melihat bagaimana kebersamaan perusahaa
di Telkom Indonesia provinsi Lampung dalam hal pengelolaan dan CSR menurut persepsi
masyarakat responden dapat terlihat seperti gambar 3.

Gambar 3. Kerjasama antar Perusahaan di Telkom Indonesia dalam Program CSR

Supriyanto & Agung (Persepsi Masyarakat terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan….)
Wacana Publik ISSN 1858-2400 (p)
Volume 14, No. 01, Juni 2020, pp.41– 46 ISSN 2656-9558 (e)

4% 3,40%
11,80%
Sangat tidak baik
Tidak baik
Kurang baik

27,40% Baik
53,40%
Sangat baik

Sumber: Hasil Penelitian, 2019.

Berdasarkan gambar 3 tersebut menunjukkan bahwa kebersamaan dalam pengelolaan dana


CSR oleh perusahaan yang ada di Telkom Indonesia provinsi Lampung dinilai sudah baik
sebagaimana ada 53,4% yang menjawabnya, artinya ini sudah sebagian lebih dari responden yang
mengatakan baik yang tentunya ini mencerminkan bahwa diantara perusahaan mencoba untuk
melakukan sesuatu yang positif secara bersama-sama, dengan kondisi demikian diindikasikan
bahwa perusahaan apabila bersaing diantara mereka dilakukan secara sehat.
Dengan adanya kebersamaan diantara perusahaan mengurangi ketegangan dalam persaingan
berbisnis, karena telah terjadi komunikasi sesama perusahaan dalam suatu kegiatan CSR yang
bersifat komunikasi insidental. Hal ini akan berdampak positif terhadap perusahaan untuk
menunjukkan dan sekaligus bahwa antar perusahaan memiliki harmonisasi dimata masyarakat
sekitarnya.
51 Etika dalam suatu kehidupan juga sangat berkaitan dengan menepati janji, yang mana menepati
janji memberikan kepercayaan dari seseorang kepada orang lain, bagi perusahaan dalam hal
melaksanakan program CSRnya yang dikatakan baik adalah sesuai dengan apa yang telah
dikatakan, baik jenis bantuan maupun besarnya nilai bantuan harus dapat direalisasikan.
Untuk melihat bagaimana tanggapan responden tentang ketepatan janji dalam program CSR
yang dilakukan oleh perusahaan yang ada di Telkom Indonesia provinsi Lampung dapat dilihat
seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Ketepatan Janji Program CSR Perusahaan

4,80% 4,40%
Selalu tidak ditepati
17,20%
Kurang ditepati

35% Kadang-kadang
ditepati
Ditepati

Selalu ditepati

38,50%

Sumber: Hasil Penelitian, 2019.

Dari gambar 4 di atas terlihat bahwa jawaban yang tertinggi adalah menjawab kadang-kadang
ditepati (38,5%), yang paling rendah adalah jawaban selalu tidak ditepati (4,4%). Ini

Supriyanto & Agung (Persepsi Masyarakat terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan…)
Wacana Publik ISSN 1858-2400 (p)
Volume 14, No. 01, Juni 2020, pp. 47– 55 ISSN 2656-9558 (e)

mengindikasikan bahwa perusahaan yang ada di Telkom Indonesia provinsi Lampung dalam
menjanjikan program CSR dinilai oleh masyarakat responden masih kurang baik. Hal ini berakibat
pandangan masyarakat pada perusahaan yang ada di Telkom Indonesia kurang dapat dipercaya
oleh sebagian masayarakat, ini akan berpengaruh pada reputasi yang kurang baik dimata
masyarakat sekitar perusahaan.
Dengan gambaran tersebut yang mengindikasikan kadang-kadang saja janji program CSR
ditepati menunjukkan adanya program CSR yang sudah dicanangkan namun realisasinya tidak
pernah muncul, ini tentu berakibat negatif dinilai oleh masyarakat, yang memungkinkan bahwa
pandangan masyarakat terhadap perusahaan belum sungguh-sungguh dalam melaksanakan
program CSR. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan yang ada di Telkom Indonesia provinsi
Lampung dalam menciptakan rasa keadilan yang dimiliki oleh masyarakat sekitar perusahaan
dalam hal menerima manfaat dana CSR pesepsinya terlihat pada gambar 5.

Gambar 5. Keadilan Pemberian Manfaat Dana CSR yang Dibagikan

6,40% 4,80%
7,80%

Sangat tidak adil


Tidak adil
Kurang adil
42,20%
Adil
38,70%
Sangat adil

52
Sumber: Hasil Penelitian, 2019.

Gambar 5 menunjukkan bahwa jawaban yang tertinggi adalah menjawab adil (42,2%), yang
paling rendah adalah jawaban sangat tidak adil (4,8%). Ini mengindikasikan bahwa perusahaan
yang ada di Telkom Indonesia Provinsi Lampung dalam pendistribusian dana CSR dinilai oleh
masyarakat responden masih kurang baik, karena jumlah responden yang menyatakan kurang adil,
tidak adil dan sangat tidak adil yang terkategorikan pada penilaian negatif ada sebanyak 51,4%. Hal
ini berakibat pandangan masyarakat pada perusahaan yang ada di Telkom Indonesia kurang dapat
memberikan kepercayaan pada sebagian besar masayarakat, ini akan berpengaruh pada citra dan
reputasi yang dimiliki oleh perusahaan dari masyarakat sekitarnya.
Dengan demikian mengindikasikan lebih dari separuhnya mengatakan tidak adil, akibatnya
tentu berdampak negatif terhadap perusahaan dimata sebagian besar masyarakat penerima manfaat
dana CSR, dampak negatif ini tentu sangat merugikan perusahaan dalam arti bisa memunculkan
isu-isu buruk terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Hal yang lain yang dapat mengukur etika perusahaan atau perusahaan berperilaku etik adalah
yang berkaitan dengan perilaku perusahaan dalam beradaptasi dengan budaya setempat, sehingga
apabila mampu dengan baik beradaptasi, akan memberikan nilai positif dimata masyarakatyang
ada di lingkungan perusahaan. Untuk melihat bagaimana tanggapan masyarakat responden yang
ada di lingkungan Telkom Indonesia provinsi Lampung dapat terlihat pada gambar 6.

Gambar 6. Perilaku Perusahaan pada Budaya Setempat

Supriyanto & Agung (Persepsi Masyarakat terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan….)
Wacana Publik ISSN 1858-2400 (p)
Volume 14, No. 01, Juni 2020, pp.41– 46 ISSN 2656-9558 (e)

3,70%
4,10%
5,70%

Sangat tidak baik


Tidak baik
28,60% Kurang baik
Baik
57,80%
Sangat baik

Sumber: Hasil Penelitian, 2019.

Gambar 6 memberikan informasid bahwa jawaban yang tertinggi adalah menjawab baik
(57,8%), yang paling rendah adalah jawaban sangat tidak baik (3,7%). Ini mengindikasikan bahwa
perusahaan yang ada di Telkom Indonesia provinsi Lampung dalam hal beradaptasi pada budaya
setempat sudah baik sebagimana responden yang menyatakan sangat baik dan baik di atas
separuhnya yaitu sebanyak 61,9% sehingga hal ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap
citra dan reputasi perusahaan.
Gambaran persepsi masyarakat tersebut sangat memberikan dampak yang menguntungkan bagi
perusahaan yang melakukan adaptasi dengan budaya setempat secara baik dalam bentuk adanya
pembangunan pabrik dan gedung yang tidak bertentangan dengan adat istiadat setempat, sehingga
keberadaan tidak dipermasalahkan masyarakat lingkungan perusahaan.
Untuk melihat bagaimana tingkat kepedulian perusahaan pada kepentingan sosial
kemasyarakatan yang merupakan bagian dari berperilaku etis oleh perusahaan dapat di lihat pada
53 gambar 7 yang terlihat bahwa jawaban yang tertinggi adalah menjawab peduli (56,8%), yang paling
rendah adalah jawaban sangat tidak peduli (3,7%). Ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang
ada di Telkom Indonesia provinsi Lampung dalam hal kepedulianannya pada kegiatan
kepentingan sosial kemasyarakatan sudah dinilai baik oleh sebagian besar masyarakat responden
yang berarti memberikan penilaian positif ada sebanyak 61,4% (yang menjawab peduli dan sangat
peduli).

Gambar 7. Kepedulian Perusahaan pada Kepentingan Sosial Kemasyarakatan


3,70%
4,60% 5,40%

Sangat tidak peduli


Tidak peduli
29,50% Kurang peduli
Peduli
56,80% Sangat peduli

Sumber: Hasil Penelitian, 2019.

Dengan kondisi jawaban responden di atas mengindikasikan bahwa perusahaan di Telkom


Indonesia provinsi Lampung telah berupaya dirinya agar mendapat perhatian dari masyarakat
sekitarnya sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian yang tinggi dalam setiap aktivitas sosial

Supriyanto & Agung (Persepsi Masyarakat terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan…)
Wacana Publik ISSN 1858-2400 (p)
Volume 14, No. 01, Juni 2020, pp. 47– 55 ISSN 2656-9558 (e)

kemasyarakatan yang dilakukan oleh perusahaan seperti bantuan pada hari raya idhul adha dengan
pemberian hewan qurban, pemberian bantuan untuk memeriahkan pada setiap kegiatan HUT RI,
sehingga berimplikasi positif pada perusahaan dalam hal sosial kemasyarakatan yang dilakukan
oleh perusahaan tentang kepeduliannya tergolong baik.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yang ada di Telkom Indonesia provinsi Lampung dilihat dari dimensi berperilaku etis
dipersepsikan oleh masyarakat sekitarnya hanya sebatas cukup baik belum menunjukkan yang
maksimal, hal ini dimaknai bahwa perilaku perusahaan masih setengah hati dalam mengupayakan
agar segala bentuk aturan dan ketentuan baik dari pusat maupun pemerintah daerah masih ada yang
melanggar, sehingga ini akan berakibat pada citra dan reputasi perusahaan tentu dinilai oleh
masyarakat responden belum baik.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa citra perusahaan adalah variabel full intervening karena
terbukti terdapat pengaruh signifikan dari tanggung jawab sosial perusahaan terhadap reputasi
perusahaan melalui citra perusahaan namun tidak terdapat pengaruh signifikan dari tanggung jawab
perusahaan secara langsung terhadap reputasi perusahaan.
Tanggung jawab Sosial Perusahaan (TSP) tidak berpengaruh signifikan terhadap Reputasi
Perusahaan (RP) mengindikasikan pada dasarnya dapat dikatakan bahwa ada pengaruh antara TSP
dengan RP pada tingkat 0,380 (keeratan hubungannya rendah) pada tingkat keyakinan α=10%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengaruh tanggung jawab sosial terhadap citra
perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan tanggung jawab sosial terhadap reputasi perusahaan.
Pengaruh TSP terhadap RP yang tergolong sedang ini berarti mendukung pendapat Dubbink et
al. (2008), “tranparansi adalah bagian yang krusial untuk mengimplemtasikan sebuah kebijakan
dasar CSR dalam kaitannya dengan membangun reputasi”. Artinya disini transparansi yang
merupakan bagian dari aktivitas CSR ternyata apabila dilakukan oleh perusahaan akan memberikan
citra yang baik pada perusahaan yang bersangkutan. Branco & Rodrigues (2008), “CSR terkait
dengan pengaruhnya terhadap reputasi perusahaan. Reputasi Perusahaan dapat dipahami sebagai
sumber daya tidak berwujud mendasar yang dapat dibuat atau habis sebagai akibat dari keputusan
untuk terlibat atau tidak dalam kegiatan tanggung jawab sosial dan pengungkapannya”.
54
PENUTUP
Kinerja Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) tergolong cukup, Citra Perusahaan (CIm)
dan Reputasi Perusahaan (CR) tergolong baik di Telkom Indonesia provinsi Lampung yang
dipersepsikan oleh masyarakat.
Pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap citra perusahaan (CIm) positif dan
signifikan.Pada variabel CSR dimensi yang sangat menentukan adalah pembangunan berkelanjutan
dan pada citra perusahaan adalah dimensi kesan (impresi) perusahaan yang muncul. Dimensi
pembangunan berkelanjutan berpengaruh dalam mengangkat citra perusahaan, hal ini menunjukan
bahwa sangat penting bagi perusahaan karena dengan pelaksanaan CSR yang memperhatikan
dengan baik dimensi pembangunan berkelanjutan berdampak positif terhadap citra perusahaan.
Pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap reputasi perusahaan (CR) positif
dan tidak signifikan. Dimensi yang menentukan dari variabel CSR adalah dimensi pembangunan
berkelanjutan sedangkan untuk reputasi perusahaan adalah dimensi daya tarik emosional.
Hasil penelitian menunjukkan perlunya masukan dalam rangka memberikan sumbangan
pemikiran yaitu:
a. Pada kinerja reputasi perusahaan (CR) yang dipersepsikan masyarakat ada dimensi yang
paling lemah dibandingkan dengan dimensi lainnya yaitu penyampaian visi dan
kepemimpinan perusahaan pada masyarakat, yang artinya masyarakat belum mengetahui
denganbaik visi dan kepemimpinan perusahaan. Selain itu, masyarakat belum mengenal
dengan baik kepemimpinan dari kelompok manajemen perusahaan dan belum mampu
menjadi panutan yang baik bagi masyarakat. Berdasarkan hal tersebut visi yang dibuat
perusahaan agar disosialisasikan baik pada karyawan maupun masyarakat agar dapat
memahami arah dan tujuan perusahaan secara jelas, sehingga kelompok masyarakat tidak
lagi memberikan penilaian negatif terhadap perusahaan, dan para manajemen perusahaan
sebagai seorang pemimpin, hendaklah menjadi seorang yang mampu mempengaruhi orang

Supriyanto & Agung (Persepsi Masyarakat terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan….)
Wacana Publik ISSN 1858-2400 (p)
Volume 14, No. 01, Juni 2020, pp.41– 46 ISSN 2656-9558 (e)

lain baik itu terhadap karyawan maupun masyarakat sekitar perusahaan sehingga
memudahkan pencapaian tujuan dari perusahaan.
b. Pada kinerja citra perusahaan (CIm) ditemukan dimensi yang paling lemah dibandingkan
dengan dimensi lainnya yaitu pencentusan gagasan (idea), yang artinya program CSR masih
kurang mendapat respon yang baik. Indikator yang paling lemah pada dimensi ini adalah
ketepatan menggunakan alat komunikasi dalam penyampaian gagasan perusahaan. Alat
komunikasi yang digunakan selama ini untuk penyampaian ide yang datangnya dari
perusahaan dinilai kurang. Oleh karena itu disarankan agar dalam penyampaian gagasan,
perusahaan harus benar-benar menggunakan alat komunikasi yang sesuai dengan
keperluan masyarakat untuk dapat memahami pesan yang disampaikan perusahaan.
Sedangkan dimensi yang kuat yaitu kesan (impresi) perlu dipertahankan, dan bahkan perlu
ditingkatkan untuk mengangkat reputasi perusahaan

DAFTAR PUSTAKA
Santosa, R. E. W. A. (2012). Corporate Social Responsibility : Dimensi dan Perspektif dalam
Penelitian-Penelitian Empiris. Value Added: Majalah Ekonomi dan Bisnis, 8(2): 63–77.
Branco, M. C., & Rodrigues, L. L. (2008). Factors influencing social responsibility disclosure by
Portuguese companies. Journal of Business Ethics, 83(4), 685–701
Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dubbink, W., Graafland, J., & Van Liedekerke, L. (2008). CSR, transparency and the role of
intermediate organizations. Journal of Business Ethics, 82(2), 391–406.
Kepmen BUMN Kep-117/M-MBU/2002 tentang Good Corporate Governace (GCG).
Hidayati, R.N. (2019). Persepsi Masyarakat tentang Program Keluarga Harapan (PKH), Kualitas
Pendampingan, dan Pengelolaan Dana Bantuan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (skripsi
tidak diterbitkan).
55

Supriyanto & Agung (Persepsi Masyarakat terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan…)
Wacana Publik ISSN 1858-2400 (p)
Volume 14, No. 01, Juni 2020, pp. 47– 55 ISSN 2656-9558 (e)

56

Supriyanto & Agung (Persepsi Masyarakat terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan….)

You might also like