You are on page 1of 7

230

Media Ilmu Kesehatan Vol. 8, No. 3, Desember 2019

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI FRAKTUR FEMUR

EFFECT OF DEEP BREATHING RELAXATION TECHNIQUE OF ANXIETY LEVEL


ON PREOPERATIVE FEMUR FRACTUR PATIENTS
1* 2 3
Wahyuningsih , Sutanta , Vina Asna Afifah

*1
Stikes Estu Utomo, Jl. Tentara Pelajar Mudal Boyolali Jawa Tengah, email: wahyubyi28@gmail.com,
Indonesia
2
Stikes Estu Utomo, Jl. Tentara Pelajar Mudal Boyolali Jawa Tengah, email: paksutanta@gmail.com,
Indonesia
3
Stikes Estu Utomo, Jl. Tentara Pelajar Mudal Boyolali Jawa Tengah, email: vina.asna92@gmail.com,
Indonesia

ABSTRACT
Background: Fracture is a break of tissue continuity caused by trauma or physical exertion. Surgery or
operative action is a management of fracture that can cause anxiety. One of therapy to reduce anxiety can
use deep breathing relaxation techniques to reduce tension especially preoperative moment.
Objective: To determine effect of deep breathing relaxation techniques on anxiety level of femur fracture
preoperative patient in Karima Utama Surgical Hospital.
Method: The type of research used quantitative research with a Quasi Experiment with Pre Test and Post
Test Nonequivalent Control Group design. Sampling technique used Accidental Sampling as many as 30
respondents. Analysis data used Mann-Whitney test with confidence level of 95%.
Result: Obtained P-value = 0.000 means there is a significant effect on the administration of deep breathing
relaxation techniques on the anxiety level of femur fracture preoperative patients.
Conclusion: There was a significant effect on the administration of deep breathing
relaxation techniques on the anxiety level of femur fracture preoperative patients in the Karima Utama
Surgical Hospital.

Keywords: Anxiety, Deep Breathing Relaxation, Fracture

PENDAHULUAN yang terjadi, terdapat 5,8% korban cidera


Menurut Global Status Report On Road atau sekitar delapan juta orang mengalami
Safety tahun 2015 menyebutkan data di fraktur pada bagian ekstremitas atas sebesar
seluruh dunia terdapat lebih dari 1,25 juta 36,9% dan ekstremitas bawah sebesar
korban meninggal akibat kecelakaan lalu 65,2%. Kejadian kecelakaan lalu lintas di
lintas dan 50 juta korban luka berat. Menurut daerah Jawa Tengah sebanyak 6,2%
data kepolisian Republik Indonesia periode mengalami fraktur.1 Menurut Desiartama &
bulan Oktober 2017–Januari 2018 Aryana (2017) di Indonesia kasus fraktur
menyatakan jumlah kecelakaan di jalan Femur merupakan yang paling sering yaitu
mencapai 25.391 kasus dengan kematian sebesar 39% diikuti fraktur humerus (15%)
sebesar 6.253 orang. Menurut Departemen dan fraktur tibia fibula (11%).2
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 Penatalaksanaan fraktur adalah
menyebutkan bahwa dari jumlah kecelakaan melakukan imobilisasi di daerah fraktur

Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Fraktur Femur
Wahyuningsih, Sutanta, Vina Asna Afifah
Media Ilmu Kesehatan P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
231
Media Ilmu Kesehatan Vol. 8, No. 3, Desember 2019
tindakan operasi atau pembedahan yang setelah operasi. Intervensi dalam mengatasi
dapat menimbulkan kecemasan pada kecemasan dapat menggunakan teknik nafas
3
pasien. Kecemasan merupakan reaksi dalam, untuk mengurangi ketegangan,
emosional terhadap persepsi adanya menurunkan kecemasan, melepaskan
bahaya, baik yang nyata maupun yang kemarahan, atau mengatasi perasaan yang
hanya dibayangkan. Kecemasan dapat menyakitkan. Penatalaksanaan keperawatan
berpengaruh terhadap fungsi tubuh yang mandiri yang lebih dipilih peneliti adalah
ditandai dengan adanya peningkatan teknik relaksasi nafas dalam untuk
frekuensi nadi dan respirasi, perubahan mengevaluasi tindakan yang sudah
tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos dilaksanakan setiap hari karena kurangnya
pada kandung kemih dan usus, kulit dingin pemantauan hasil dari tindakan tersebut.
dan lembab, dilatasi pupil dan mulut kering.4 Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
Perawat mempunyai kontak yang lama melakukan penelitian tentang pengaruh
dalam menangani persoalan pasien dan terapi relaksasi nafas dalam terhadap tingkat
peran perawat dalam upaya penyembuhan kecemasan pada pasien pre operasi fraktur
pasien menjadi sangat penting. Seorang femur di Rumah Sakit Khusus Bedah Karima
perawat dituntut bisa mengetauhui kondisi Utama Surakarta.
dan kebutuhan pasien, salah satunya dalam
perawatan pasien pada saat pre operasi. METODE PENELITIAN
Perawatan pre operasi dimulai ketika Jenis penelitian yang digunakan adalah
keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan penelitian kuantitatif dengan rancangan
berakhir saat pasien dikirim ke meja operasi. Quasi Ekxperiment dengan Pre Test and
Perawatan pre operasi yang efektif dapat Post Test Nonequivalent Control Group.
mengurangi resiko post operasi, salah satu Sampel dalam penelitian ini adalah pasien
prioritas keperawatan pada periode ini yang mengalami fraktur femur yang dirawat
4
adalah mengurangi kecemasan pasien. di ruang rawat inap Rumah Sakit Khusus
Fenomena yang ditemukan peneliti Bedah Karima Utama Surakarta yang
dalam studi pendahuluan di Rumah Sakit memenuhi kriteria inklusi sebanyak 30
Karima Utama Surakarta menunjukan bahwa responden yang dibagi menjadi kelompok
3 dari 6 pasien fraktur femur yang akan intervensi dan kelompok control yang
menjalani operasi merasa khawatir dan dilakukan pada bulan Agustus 2019. Teknik
mengatakan takut akan terjadinya cacat, pengambilan sampel menggunakan
tidak sembuh, bahkan meninggal. Perawat Accidental Sampling. Analisa data
mempunyai peran penting dalam setiap menggunakkan uji Mann-Whitney dengan
tindakan baik sebelum operasi sampai tingkat kepercayaan 95%.

Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Fraktur Femur
Wahyuningsih, Sutanta, Vina Asna Afifah
Media Ilmu Kesehatan P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
232
Media Ilmu Kesehatan Vol. 8, No. 3, Desember 2019
HASIL DAN PEMBAHASAN menyebabkan fraktur. Kelompok intervensi
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan dengan usia 46 -55 tahun sebanyak 8
Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan dan
Pekerjaan (N=30) responden (53%). Tulang yang mendapatkan
Kelompok Kelompok tekanan terus menerus di luar kapasitas
Intervensi Kontrol
Karakteristik
( n=15) ( n = 15)
dapat mengalami keretakan tulang.5 Bagi
df % df % penderita usia kelompok tua, massa tulang
Usia
18 – 35 3 20 5 33 yang rendah cenderung mengalami fraktur
36 – 45 3 20 3 20 karena massa tulang yang rendah tidak
46 – 55 8 53 4 27
56 – 65 1 7 3 20 mampu menahan daya benturan.
Jenis Kelamin
Laki – laki 5 67 7 47 Pengurangan massa tulang jelas pada
Perempuan 10 53 8 53 kelompok usia tua, konsumsi kalsium dan
Tingkat
Pendidikan vitamin D dapat menguatkan jaringan tulang.
Tidak Sekolah 1 7 0 0
SD 5 33 3 20
Hal ini disebabkan karena kesibukan atau
SMP 2 13 1 7 tingkat mobilitas golongan usia tersebut
SMA 4 27 6 40
PT 3 20 5 33 diatas tinggi. Aktivitas pada usia tersebut
Tingkat
lebih banyak dan aktivitas di luar rumah
Pekerjaan
Tidak bekerja 0 0 0 0 cukup tinggi dengan pergerakan yang cepat,
IRT 7 47 2 13
Karyawan 2 13 3 20 dapat meningkatkan resiko terjadinya
Tani 2 13 2 13 benturan atau kecelakaan yang
PNS 0 0 0 0
Wiraswasta 3 20 4 27 menyebabkan fraktur.
Lainnya 1 7 4 27
Sumber : Data Primer 2019. Berdasarkan tabel 1 sebagian besar
responden pada kelompok intervensi
Sebagian besar responden yang
sebanyak 10 responden (53%) dan
mengalami fraktur femur pada kelompok
kelompok kontrol berjenis kelamin
kontrol adalah usia 18 - 35 tahun sebanyak 5
perempuan yaitu sebanyak 8 responden
responden (33%). Hal ini didukung data
(53%). Hal ini sejalan dengan penelitian6
Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah
yang menunjukkan bahwa perempuan lebih
Jawa Tengah (2017) usia paling tertinggi
banyak dibanding laki-laki yaitu 19
yaitu usia 15-24 tahun (10,6%) dan usia 25 –
responden (59%). Perempuan lebih cemas
34 tahun (41,3%). Pada kelompok usia
akan ketidakmampuannya dibandingkan
muda, mereka lebih banyak melakukan
laki-laki karena laki-laki lebih aktif dan
aktivitas yang berat daripada kelompok usia
eksploratif sedangkan perempuan lebih
tua. Aktivitas masyarakat usia muda di luar
sensitif.7
rumah cukup tinggi dengan pergerakan yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
cepat dapat meningkatkan resiko terjadinya
sebagian besar responden yang mengalami
benturan atau kecelakaan yang
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Fraktur Femur
Wahyuningsih, Sutanta, Vina Asna Afifah
Media Ilmu Kesehatan P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
233
Media Ilmu Kesehatan Vol. 8, No. 3, Desember 2019
fraktur femur pada kelompok kontrol adalah tertibnya pengguna lalu lintas. Hal ini
SMA sebanyak 6 responden (33%) dan disebabkan karena kesibukan atau tingkat
kelompok intervensi sebanyak 5 responden mobilitas golongan usia tersebut diatas tinggi.
(33%) mempunyai tingkat pendidikan SD. Aktivitas pada usia tersebut lebih banyak
Tingkat pendidikan rendah mempengaruhi dan aktivitas di luar rumah cukup tinggi
tingkat pengetahuan responden dalam dengan pergerakan yang cepat, dapat
menerima informasi, dalam hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya benturan atau
meningkatkan kecemasan. Hal ini sesuai kecelakaan yang menyebabkan fraktur,
dengan penelitian8 sebagian besar status penyebab paling banyak yaitu berolahaga,
pendidikan responden yang mengalami kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian
kecemasan pada fraktur adalah pada tingkat maupaun karena lingkungan.
status pendidikan SMA. Kejadian fraktur Tabel 2. Tingkat kecemasan pada kelompok
intervensi dan kelompok control
bisa terjadi pada individu dengan tingkat
Kelompok Kelompok Kontrol
pendidikan tinggi maupun rendah. Latar
Intervensi ( n = 15)
Tingkat
belakang pendidikan merupakan faktor yang ( n=15)
Kecemasan
Pre Post pre post
mempengaruhi pola pikir seseorang, df % df % df % df %
pendidikan membetuk cara berpikir Tidak 0 0 3 20 0 0 0 0
cemas
seseorang termasuk membentuk Ringan 0 0 8 53 0 0 1 7
Sedang 9 60 4 27 5 33 6 40
kemampuan untuk memahami faktor-faktor Berat 6 40 0 0 10 67 8 53
yang berkaitan dengan penyakit dan Asymp. Sig 0.000 0.083
Sumber : Data Primer 2019.
menggunakan pengetahuan tersebut untuk
menjaga kesehatan.3 Pendidikan yang tinggi Hasil penelitian pada tabel diatas

memudahkan seseorang untuk menerima menunjukkan bahwa tingkat kecemasan

pengetahuan untuk upaya mengatasi responden kelompok kontrol sebagian besar

masalah atau persiapan yang dilakukan berada pada tingkat kecemasan “berat” baik

sebelum operasi. saat pretest atau posttest dengan Asymp.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sign/p value 0.083 artinya tidak ada

sebagian besar responden yang mengalami perbedaan sebelum dan sesudah, sedangkan

fraktur femur pada kelompok intervensi yaitu kelompok intervensi mengalami penurunan

Ibu Rumah Tangga sebanyak 7 responden dari kecemasan sedang (60%) menjadi

(47%) dan pada kelompok kontrol bekerja kecemasan ringan (53%) dengan p value

sebagai wiraswasta sebanyak 4 responden 0.000 artinya terdapat perbedaan sebelum

(27%). Penyebab dari fraktur adalah dan sesudah dilakukan intervensi. Hal ini

kecelakaan lalu lintas, hal ini karena sesuai penelitian9 yang berjudul Relaksasi

meningkatnya jumlah kendaraan dan kurang Nafas Dalam menurunkan Kecemasan

Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Fraktur Femur
Wahyuningsih, Sutanta, Vina Asna Afifah
Media Ilmu Kesehatan P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
234
Media Ilmu Kesehatan Vol. 8, No. 3, Desember 2019
Pasien Pre Operasi Bedah Abdomen. Pre Test dan Post Test. Hasil dari penelitian
Kecemasan merupakan reaksi emosional ini p value 0.000 artinya teknik nafas dalam
terhadap persepsi adanya bahaya, baik yang ada pengaruh terhadap tingkat kecemasan
nyata maupun yang hanya dibayangkan. pre operasi fraktur Femur di Rumah Sakit
Keadaan emosional pasien dalam hal ini Khusus Bedah Karima Utama.
cemas, akan berpengaruh kepada fungsi Mekanisme relaksasi nafas dalam
tubuh menjelang operasi. Kecemasan yang (deep breathing) pada system pernafasan
tinggi, dapat mempengaruhi fungsi fisiologis berupa suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi
tubuh yang ditandai dengan adanya pernafasan dengan frekuensi pernafasan
peningkatan frekuensi nadi dan respirasi, menjadi 6 – 10 kali permenit sehingga terjadi
pergeseran tekanan darah dan suhu, peningkatan regangan kardiopulmonari.
relaksasi otot polos pada kandung kemih dan Stimulasi peregangan di arkus aorta dan sins
usus, kulit dingin dan lembab, peningkatan karoris diterima dan diteruskan oleh syaraf
4
respirasi, dilatasi pupil, dan mulut kering. vagus ke medulla oblongata (pusat regulasi
Hasil penelitian di ruang rawat inap RS kardiovaskuler), selanjutnya merespon
Karima Utama Surakarta didapatkan tingkat terjadinya peningkatan reflex baroreseptor.11
kecemasan responden setelah diberikan Respon tahap awal tubuh HPA
teknik relaksasi nafas dalam yaitu sebagian (Hipotalamus-Pituitary-Adrenal) memegang
responden tingkat kecemasan ringan. peranan penting dalam beradaptasi terhadap
Kecemasan ringan berhubungan dengan stress eksternal maupun internal dan pada
ketegangan kehidupan sehari-hari. keadaan depresi terjadi peningkatan aktivitas
Ketegangan tersebut akan menyebabkan HPA yang ditandai dengan pelepasan CRH
seseorang menjadi waspada dan (Corticotropin-Releasing-Hormone) dari
meningkatkan lahan persepsinya.10 hipotalamus.12 CRH banyak ditemukan di
Tabel 3. Perbedaan kecemasan post test PVN (Paraventricular-Nucleus) hipotalamus.
kelompok intervesi dan kelompok kontrol
Hasil post-test kelompok Kemudian pelepasan CRH dari hipotalamus
kontrol & intervensi dirangsang noradrogenik, serotonergik dan
Z -4.007
Asymp. Sig. 0.000
kalinergik yang menyebabkan terjadinya
(2-tailed) depresi/ cemas. Peningkatan rangsangan
Sumber : Data Primer 2019.
terhadap hipofesis anterior menyebabkan
Berdasarkan Uji Mann – Whitney test
sekresi ACTH (Adreno Cortico Tropin
digunakan untuk mengetahui perbedaan
Hormone). ACTH berperan merangsang
pengaruh antara hasil Pre test dan Post test.
keluarnya kortisol dari korteks adrenal.
Pada masing – masing variabel. Jika nilai
Kemudian peningkatan ACTH pada keadaan
sig.2 tailed / nilai p value < 0.05 artinya
cemas bila berlangsung lama dapat
terdapat perbedaan yang signifikan antara

Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Fraktur Femur
Wahyuningsih, Sutanta, Vina Asna Afifah
Media Ilmu Kesehatan P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
235

Media Ilmu Kesehatan Vol. 8, No. 3, Desember 2019

menimbulkan hiperaktifitas kelenjar adrenal penanganan non farmakologi menggunakan


dan kortisol setelah itu, yang dikeluarkan dari teknik relaksasi dalam untuk menurunkan
kelenjar adrenal lalu masuk dalam sirkulasi kecemasan.
umum, dimana pada pasien cemas terjadi
peningkatan kadar kortisol terutama pada TERIMA KASIH
sore atau malam hari. Sehingga penting untuk 1. Nining Tri Maryani, dr, Direktur RSKB
mempertahankan kondisi mental dan fisik Karima Utama Surakarta, email:
seseorang. rskarimautama.solo@gmail.com
2. Seluruh responden dan perawat di ruang
KESIMPULAN rawat inap dan ruang operasi RSKB
Karima Utama Surakarta
Berdasarkan penelitian mengenai
Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
KEPUSTAKAAN
terhadap tingkat kecemasan pasien pre
1. Riset Kesehatan Dasar. Riset kesehatan
operasi Fraktur Femur di RS Khusus Bedah dasar 2013 provinsi Jawa Tengah.
Karima Utama Surakarta dapat disimpulkan Jakarta : Kemenkes RI
2. Desiartama, A. Aryana, I.G.N.W.
yaitu: Usia Kelompok intervensi rentang usia Gambaran karakteristik pasien fraktur
46 – 55 tahun & kelompok kontrol usia 18 – femur akibat kecelakaan lalu lintas pada
orang dewasa di RSUP Sanglah
35 tahun, jenis kelamin kelompok intervensi Denpasar Tahun 2013. E-Jurnal Medika.
dan kontrol jenis kelamin perempuan, tingkat Mei 2017; Volume 4, (5), Hal. 1-4
3. Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A.,
pendidikan kelompok intervensi adalah SD Hall, A.M. Fundamental of nursing. Edisi
dan kelompok kontrol tingkat adalah SMA, 8. St. Louis Missouri: Elsevier Mosby;
2013.
pekerjaan kelompok intervensi adalah Ibu 4. Smeltzer, C.S. Bare. B.G. Buku ajar
Rumah Tangga dan kelompok kontrol keperawatan medikal bedah volume 1
Brunner & Suddart. Edisi 8. Jakarta :
wiraswasta. Responden yang mengalami EGC; 2009.
kecemasan pada kelompok kontrol adalah 5. Sjamsuhidajat, R. Jong, W.D. Buku ajar
ilmu bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC;
kecemasan berat, sedangkan kelompok 2011.
intervensi adalah kecemasan ringan. 6. Widyastuti, Y. Gambaran kecemasan
pada pasien pre operasi faktur femur di
Terdapat perbedaan yang signifikan pada RS Ortopedi Prof Dr.R. Soeharso
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Surakarta. Profesi (Profesional Islam) :
Media Publikasi Penelitian. Maret 2015;
Saran untuk peneliti selanjutnya bisa Volume 12, (2), Hal. 31-36
menggunakan intervensi yang sama namun 7. Mubarak, I. Indrawati, L. Susanto, J.
Buku 1 ajar ilmu keperawatan dasar.
menggunakan metode dan pasien yang Jakarta : Salemba Medika; 2015.
berbeda. Bagi Institusi pendidikan hasil ini 8. Permana, O. Nurchayati, S. Herlina.
Pengaruh range of motion (ROM)
dapat dijadikan sebagai bahan masukan terhadap intensitas nyeri pada pasien
dalam proses pembelajaran khususnya post operasi fraktur ekstremitas

Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Fraktur Femur
Wahyuningsih, Sutanta, Vina Asna Afifah
Media Ilmu Kesehatan P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268
236

Media Ilmu Kesehatan Vol. 8, No. 3, Desember 2019

bawah. Jurnal Online Mahasiswa


Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau. Oktober 2015; Volume
2, (2), Hal. 1327-1334
9. Rokawie, A.C.N. Sulastri. Anita.
Relaksasi nafas dalam menurunkan
kecemasan pasien pre operasi bedah
abdomen. Jurnal Kesehatan Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan

Tanjung Karang. Agustus 2017; Volume

8, (2), Hal. 257–262
10. Manurung, N. Keperawatan medikal
bedah jilid 3 konsep mind mapping dan
NANDA NIC NOC. Jakarta : Trans Info
Media; 2018.
11. Muttaqin, A. Buku ajar asuhan
keperawatan klien ganguan Sistem
muskuluskeletal. Jakarta : EGC; 2008.
12. Amir, N. Depresi: aspek neurobiologi,
diagnosis dan tatalaksana. Jakarta: Balai
penerbit FK UI; 2005.


Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Fraktur Femur
Wahyuningsih, Sutanta, Vina Asna Afifah
Media Ilmu Kesehatan P-ISSN 2252-3413, E-ISSN 2548-6268

You might also like