You are on page 1of 6

Jurnal Photon Vol. 6 No.

2, Mei 2016

ANALISIS POTENSI LIMBAH TULANG AYAM DAN IKAN DARI PKL


SEBAGAI SUMBER MINERAL KALSIUM FOSFAT

Ahmad Kafrawi Nasution, Ekie Gilang Permata

Program Studi Teknik Mesin, FT - Universitas Muhammadiyah Riau


Jurusan Teknik Industri, FST - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
ahmadkafrawi@umri.ac.id, ekiegp@yahoo.com,

ABSTRACT
This study aimed to find out how much potential waste from chicken bones and fish collected from street vendors in
the city of Pekanbaru to pulverized bone and mineral calcium phosphate nanoparticle size. This research is
motivated by many vendors who are considered disturbing the aesthetics and cleanliness of the city. The research
was conducted in the city of Pekanbaru by using primary data obtained from a survey of street vendors. While
secondary data obtained from the Office of Market town of Pekanbaru, statistical data and the results of previous
studies. Data samples are taken randomly from street vendors in the city of Pekanbaru based on the types of food
sold as roasted chicken and fried catfish. The process of making bone powder are derived from chicken and fish
bones through several stages. For bone drying process is done at a temperature of 100 OC for 15 minutes. As for the
bone turnover process is performed at a temperature of 700 OC for 6 hours. The results showed that the huge
potential of the waste bones if used as a source of mineral raw materials Calcium Phosphate. This research could
also describe an increase in economic value if it produces powder bone and bone powder with the size of the
nanoparticles.

Keywords: waste, chicken and fish bones, calcination, hydroxyapatite nanoparticles.

1. PENDAHULUAN (Balázsi, Kövér et al. 2007). Sejumlah cara telah


Kalsium fosfat berupa hydroxyapatite (HAp) dikembangkan untuk memproduksi serbuk HAp
dan tricalcium phosphate (TCP) merupakan dan TCP, seperti metode mechanochemical, sol–
mineral yang dapat dijadikan biomaterial seperti gel, chemical precipitation, hydrothermal dan
biokeramik dan bioaktif. Biomaterial ini menjadi microemulsion (Wu, Tsou et al. 2013).
kandidat yang baik (good candidates) untuk Limbah tulang ayam dan ikan dari PKL
aplikasi orthopaedic, dental and maxillofacial khususnya di Kota Pekanbaru yang merupakan
(de Groot 1980, Rivera, Araiza et al. 1999, Saiz, sumber bahan baku kalsium fosfat (sintesis
Gremillard et al. 2007, Gergely, Wéber et al. mineral tulang) seperti hydroxyapatite, HAp
2010, Nikpour, Rabiee et al. 2012). Jika dilihat (Ca10(PO4)6(OH)2) (Ferraz, Monteiro et al. 2004,
komposisi kimianya maka mineral ini Malde, Graff et al. 2010) belum dimanfaatkan.
merupakan komponen utama dari inorganik Ini terlihat dari peneliti terdahulu seperti
tulang (Nurlaela, Dewi et al. 2014). Sedangkan penggunaan serbuk tulang ayam sebagai
mineral tulang dari makluk hidup disebut penurun intensitas warna air gambut
sebagai apatit biologi (Nurlaela, Dewi et al. (Darmayanto 2009). Pembuatan gelatin dari
2014). Apatit dalam jaringan makhluk hidup tulang ayam boiler dengan proses hidrolisa
banyak mengandung Karbonat (Nurlaela, Dewi (Retno 2012). Sedangkan Harris et al. (2012)
et al. 2014). Ion Karbonat dapat menggantikan melakukan penelitian tentang potensi
gugus Posfat atau Hidroksil (Nurlaela, Dewi et pengembangan industri tepung ikan dari limbah
al. 2014) pada hydroxyapatite (HAp) pengolahan makanan tradisional khas
(Darmayanto 2009). HAp dan TCP dapat Palembang berbasis ikan (Harris, Efreza et al.
diproduksi dari karang (coral) (Ripamonti, 2012). Winarsih et al (2012) di tahun yang sama
Crooks et al. 2009), kerang (seashell) (Vecchio, menentukan pengaruh perendaman limbah
Zhang et al. 2007), cangkang telur (eggshell) tulang ayam menggunakan NaOH terhadap
(Rivera, Araiza et al. 1999, Lee and Oh 2003, tingkat dekolagenasi, kandungan Kalsium dan
Balázsi, Wéber et al. 2007, Gergely, Wéber et al. Fospor (Winarsih, Rusmana et al. 2012).
2010), tulang sapi (bovine bones) (Jang and Cucikodana et al. (2012) melakukan penelitian
Kang 2002) dan tulang ikan (fish bones) (Ozawa tentang pengaruh perbedaan suhu perebusan dan
and Suzuki 2002) dengan mengontrol konsentrasi NaOH terhadap kualitas serbuk
perbandingan rasio Kalsium dan Posfor (Ca/P) tulang ikan gabus (Channa Striata) (Cucikodana,

FMIPA-UMRI 69
Jurnal Photon Vol. 6 No. 2, Mei 2016

Supriadi et al. 2012). Selanjutnya Mayasaroh et beberapa tahap. Tahap pertama diawali dengan
al. (2012) pada tahun yang sama melakukan survei pendahuluan, pengumpulan data,
dekolagenasi, kandungan Kalsium dan Fosfor pengolahan data dan percobaan pembuatan
limbah tulang ayam oleh larutan KOH serbuak tulang seperti yang ditampilkan pada
(Mayasaroh, Rusmana et al. 2012). Nurlaela et gambar 1. Survei awal dilakukan untuk
al. (2014) melakukan penelitian tentang mengetahui gambaran menyeluruh tentang PKL
pemanfaatan limbah cangkang telur ayam dan yang ada di Kota Pekanbaru. Data yang
bebek sebagai sumber kalsium untuk sintesis terkumpul terbagi menjadi dua, yaitu: data
mineral tulang (Nurlaela, Dewi et al. 2014). primer dan data skunder. Data primer
Maftuhin et al. (2014) ditahun yang sama merupakan data hasil pengamatan langsung di
melakukan kajian potensi pemanfaatan tulang lapangan (observasi), wawancara dengan
ayam sebagai adsorben kation timbal dalam pedagang kaki lima dan pengisian kuisioner.
larutan (Maftuhin, Hanifah et al. 2014). Sedangkan data skunder yang digunakan pada
Sedangkan Sumarto dan Pareng Rengi (2014) penelitian ini adalah data yang berasal dari
melakukan pengembangan penerapan produksi Dinas Pasar Kota Pekanbaru, data statistik dan
bersih hasil pengolahan perikanan berbasis ikan hasil penelitian sebelumnya.
patin (Sumarto and Rengi 2014). Usaha untuk menentukan potensi bahan
Dengan adanya kebutuhan yang terus baku dari limbah tulang dilakukan dengan
tumbuh untuk mengganti atau memperbaiki mengambil limbah tulang ayam dan ikan
fungsi dari setiap sistem utama dari tubuh (yang langsung dari PKL. Langkah selanjutnya adalah
rusak) membuat mineral ini diminati untuk mencuci limbah tulang dengan air sulingan dan
dijadikan biomaterial pada aplikasi medis. Ide dilanjutkan dengan mencuci tulang tersebut
ini timbul akibat menjamurnya PKL ilegal di menggunakan NaOH di dalam ultrasonic
Kota Pekanbaru, seiring dengan terus cleaner pada temperatur 40 OC selama 1 jam.
bertambahnya limbah tulang ayam dan ikan dari Setelah bersih tulang tersebut dikeringkan di
PKL tersebut. Dengan mengembangkan produk dalam oven pada temperatur 100 OC selama 15
bersih, tidak beracun dan ramah lingkungan menit. Setelah kering, dilakukan proses
menjadi fokus penelitian ini. Panelitian ini juga penimbangan untuk mendapatkan randemen dari
memberikan informasi seberapa besar tulang (perbandingan antara berat ayam dan ikan
peningkatan nilai ekonomis dan potensi limbah dalam kondisi utuh dengan berat tulang yang
tulang ayam dan ikan dari PKL di Kota sudah kering). Proses selanjutnya adalah proses
Pekanbaru untuk dijadikan sumber bahan baku pembakaran atau yang dikenal dengan proses
kalsium fosfat (sintesis mineral tulang) seperti kalsinasi. Proses ini dilakukan di dalam tungku
hydroxyapatite, HAp (Ca10(PO4)6(OH)2) (Ferraz, pada temperatur 700 OC selama 6 jam. Setelah
Monteiro et al. 2004, Malde, Graff et al. 2010) tulang dingin dilakukan proses penggilingan
dan tricalcium phosphate (TCP). untuk dijadikan serbuk tulang. Setelah menjadi
serbuk tulang dilakukan penimbangan kembali,
2. METODOLOGI PENELITIAN guna mendapatkan randemen yang merupakan
Penelitian pemanfaatan limbah tulang ayam perbandingan antara tulang kering dengan
dan ikan dari PKL sebagai sumber mineral serbuk tulang ayam dan ikan.
potensial untuk kalsium fosfat dilakukan dalam

Gambar 1. Diagram alir penelitian

FMIPA-UMRI 70
Jurnal Photon Vol. 6 No. 2, Mei 2016

3. HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan bahwa 1 kg ayam utuh dapat


Penentuan potensi bahan baku tulang ayam menghasilkan 73 gram tulang ayam bila proses
dan ikan dihitung berdasarkan jumlah PKL yang memasak dengan bakar. Sedangkan 51 gram
berjualan berdasarkan jenis makanan seperti untuk ayam yang dimasak dengan proses
ayam bakar, ayam penyet dan pecel lele. goreng. Dari kedua proses pengolahan ayam
Berdasarkan data hasil survei yang dibandingkan (proses dibakar dan digoreng) diambil rata-
dengan data Dinas Pasar Kota Pekanbaru ratanya, yakni 62 gram. Artinya randemen dari
diperoleh jumlah PKL yang berjualan dengan limbah tulang ayam dari PKL adalah 6.2% dari
jenis makanan di atas adalah sebanyak 10% dari berat ayam 1000 gram. Sedangkan untuk 1 kg
jumlah PKL ilegal (278 PKL). Data survei ikan hanya menghasilkan tulang ikan sebesar 14
menunjukkan bahwa konsumsi rata-rata ayam gram (dimasak dengan proses goreng) atau
dan ikan setiap PKL sebanyak 12 kg/malam dan randemen dari tulang ikan adalah sebesar 1.4%.
10 kg/malam. Hasil pengamatan dilapangan

Gambar 2. (a) & (b) pencucian tulang dengan NaOH dalam ultrasonic cleaner (c) tulang yang sudah bersih (d)
proses pengeringan tulang dengan oven pada 100 OC (e) tulang yang sudah kering.

Untuk menghitung potensi tulang ayam dan = 206,832 gram/malam


ikan dari PKL di Kota Pekanbaru dapat = 206.8 kg/malam (3)
mengalikan hasil perhitungan (1) dan (2) dengan
jumlah PKL yang berjualan berdasarkan jenis untuk tulang ikan dari PKL di Kota Pekanbaru
makanan seperti ayam bakar, ayam penyet dan sebesar:
pecel lele yakni sebanyak 278 PKL. 140 (gram/malam/PKL) X 278 PKL
Potensi tulang ayam per PKL per malam = 38,920 gram/malam
sebesar: = 39 kg/malam (4)
12 kg/malam X 62 gram/kg berat ayam
= 744 gram/PKL/malam. (1) Perhitungan jumlah serbuk tulang ditentukan
Potensi tulang ikan per PKL per malam sebesar: berdasarkan eksperimen murni dari proses
10 kg/malam X 14 gram/kg berat ikan pengeringan dan pembakaran tulang (kalsinasi)
= 140 gram/PKL/malam. (2) seperti terlihat pada gambar 3. Hasil pembakaran
tulang ayam yang berhasil dijadikan serbuk
Jadi, potensi tulang ayam dari PKL di Kota sebesar 8.4 gram. Sedangkan pembakaran tulang
Pekanbaru sebesar: ikan yang berhasil menjadi serbuk tulang ikan
744 (gram/malam/PKL) X 278 PKL sebesar 3.1 gram.

FMIPA-UMRI 71
Jurnal Photon Vol. 6 No. 2, Mei 2016

Gambar 3. Proses pembuatan serbuk tulang sampai serbuk tulang berukuran nanopartikel

Randemen serbuk tulang ayam untuk (ROBBANY 2015). Untuk harga per kg serbuk
serbuk tulang ayam didapat sebesar 8.4 gram / tulang juga bervariasi mulai dari Rp. 3,500/kg
62 gram)X 100% = 13.5%. Sedangkan untuk sampai Rp. 12,000/kg (ROBBANY 2015). Jika
tulang ikan randemen yang diperoleh sebesar diasumsikan produk serbuk tulang yang
(3.1 gram/14 gram)X 100% = 22.1%. diproduksi dengan kualitas menengah maka
Sehingga, potensi serbuk tulang ayam per PKL untuk harga/kg dari serbuk tulang adalah Rp.
per malam di Kota Pekanbaru sebesar: 6,000/kg (ROBBANY 2015). Sehingga
12 kg/malam X 8.4 gram/kg berat ayam peningkatan nilai ekonomis dari limbah tulang
= 100.8 gram /PKL/malam. (5) ayam dan ikan sebesar: 36.6 kg/malam X Rp.
6,000/kg = Rp. 219,600,-/malam. Jika dijadikan
potensi serbuk tulang ikan per PKL per malam serbuk tulang dalam ukuran nanopartikel, maka
di Kota Pekanbaru sebesar: harga jualnya 49,410,000,-/malam (Kurs 1 US $
10 kg/malam X 3.1 gram/kg berat ikan = Rp. 13,500,-)
= 31 gram /PKL/malam. (6)
4. KESIMPULAN
Jadi,  Potensi limbah tulang ayam dan ikan dari
potensi serbuk tulang ayam dari PKL di Kota PKL yang ada di Kota Pekanbaru masing-
Pekanbaru sebesar: masing sebesar 206.8 kg/malam dan 39
100.8 (gram/malam/PKL) X 278 PKL kg/malam.
= 28,022.4 gram/malam  Potensi sumber bahan baku sintesis kalsium
= 28 kg/malam (7) dari tulang ayam dan ikan masing-masing
sebesar 28 kg/malam dan 8.6 kg/malam.
untuk tulang ikan dari PKL di Kota Pekanbaru  Peningkatan nilai ekonomis jika
sebesar: memproduksi serbuk tulang Rp. 219,600,-
31 (gram/malam/PKL) X 278 PKL /malam
= 8,618 gram/malam  Peningkatan nilai ekonomis jika
= 8.6 kg/malam (8) memproduksi serbuk tulang dengan ukuran
nanopartikel Rp. 49,410,000,-/malam
Peningkatan nilai ekonomis berdasarkan
potensi serbuk tulang ayam dan ikan dari limbah DAFTAR PUSTAKA
PKL di Kota Pekanbaru sebesar 28 kg/malam + Balázsi, C., et al. (2007). "Examination of
8.6 kg/malam = 36.6 kg/malam. Untuk harga Calcium-Phosphates Prepared from
jual serbuk tulang bergantung kepada kadar Eggshell." Materials Science Forum
protein mulai dari 20% sampai dengan 60% 537-538: 105-112.

FMIPA-UMRI 72
Jurnal Photon Vol. 6 No. 2, Mei 2016

Balázsi, C., et al. (2007). "Preparation of growing pigs." Journal of Animal


calcium–phosphate bioceramics from Physiology and Animal Nutrition 94(5):
natural resources." Journal of the e66-e76.
European Ceramic Society 27(2–3): Mayasaroh, I., et al. (2012). Dekolagenasi,
1601-1606. Kandungan Kalsium dan Fosfor Limbah
Cucikodana, Y., et al. (2012). "Pengaruh Tulang Ayam oleh Larutan KOH.
Perbedaan Suhu Perebusan Dan Bandung, Fakultas Peternakan
Konsentrasi NaOH Terhadap Kualitas Universitas Padjadjaran.
Bubuk Tulang Ikan Gabus (Channa Nikpour, M. R., et al. (2012). "Synthesis and
Striata)." Jurnal Fishtech 1(1): 91-101. characterization of
Darmayanto (2009). Penggunaan Serbuk Tulang hydroxyapatite/chitosan nanocomposite
Ayam Sebagai Penurun Intensitas materials for medical engineering
Warna Air Gambut. Program Studi Ilmu applications." Composites Part B:
Kimia. Medan, Universitas Sumatera Engineering 43(4): 1881-1886.
Utara. Nurlaela, A., et al. (2014). "Pemanfaatan
de Groot, K. (1980). "Bioceramics consisting of Limbah Cangkang Telur Ayam dan
calcium phosphate salts." Biomaterials Bebek sebagai Sumber Kalsium untuk
1(1): 47-50. Sintesis Mineral Tulang." Jurnal
Ferraz, M. P., et al. (2004). "Hydroxyapatite Pendidikan Fisika Indonesia 10(1): 81-
nanoparticles: A review of preparation 85.
methodologies." Journal of Applied Ozawa, M. and S. Suzuki (2002).
Biomaterials & Biomechanics 2(2): 74- "Microstructural Development of
80. Natural Hydroxyapatite Originated from
Gergely, G., et al. (2010). "Preparation and Fish-Bone Waste through Heat
characterization of hydroxyapatite from Treatment." Journal of the American
eggshell." Ceramics International 36(2): Ceramic Society 85: 1315–1317.
803-806. Retno, D. T. (2012). Pembuatan Gelatin Dari
Harris, H., et al. (2012). "Potensi Pengembangan Tulang Ayam Boiler Dengan Proses
Industri Tepung Ikan Dari Limbah Hidrolisa. Seminar Nasional Aplikasi
Pengolahan Makanan Tradisional Khas Sains & Teknologi (SNAST) Periode
Palembang Berbasis Ikan." Jurnal III, Yogyakarta.
Pembangunan Manusia 6(3): 1-15. Ripamonti, U., et al. (2009). "The induction of
Jang, H. and S.-H. Kang (2002). "Phosphorus bone formation by coral-derived
removal using cow bone in calcium carbonate/hydroxyapatite
hydroxyapatite crystallization." Water constructs." Biomaterials 30(7): 1428-
Research 36(5): 1324-1330. 1439.
Lee, S. J. and S. H. Oh (2003). "Fabrication of Rivera, E. M., et al. (1999). "Synthesis of
calcium phosphate bioceramics by using hydroxyapatite from eggshells."
eggshell and phosphoric acid." Materials Materials Letters 41(3): 128-134.
Letters 57(29): 4570-4574. ROBBANY, C. B. A. (2015). "TEPUNG
Maftuhin, et al. (2014). Potensi Pemanfaatan TULANG IKAN KUALITAS TINGGI
Tulang Ayam Sebagai Adsorben Kation UNTUK PAKAN TERNAK." Retrieved
Timbal Dalam larutan. Pekanbaru, 11 Desember, 2015, from
Fakultas Matematika dan Ilmu http://agrobisnisprobolinggo.blogspot.co
Pengetahuan Alam, Universitas Riau: 1- .id/2013/12/tepung-tulang-ikan-kualitas-
8. tinggi-dan.html.
Malde, M. K., et al. (2010). "Fish bones – a Saiz, E., et al. (2007). "Preparation of porous
highly available calcium source for hydroxyapatite scaffolds." Materials

FMIPA-UMRI 73
Jurnal Photon Vol. 6 No. 2, Mei 2016

Science and Engineering: C 27(3): 546- Perendaman Limbah Tulang Ayam


550. menggunakan NaOH terhadap Tingkat
Sumarto and P. Rengi (2014). Pengembangan Dekolagenasi, Kandungan Kalsium dan
Penerapan Produksi Bersih Hasil Fosfor." Students e-Journal Fakultas
Pengolahan Perikanan Berbasis Ikan Peternakan Universitas Padjadjaran
Patin. Pekanbaru, Pusat Penelitian 1(1): 1-14.
Lingkungan Hidup, Universitas Riau. Wu, S.-C., et al. (2013). "A hydrothermal
Vecchio, K. S., et al. (2007). "Conversion of synthesis of eggshell and fruit waste
bulk seashells to biocompatible extract to produce nanosized
hydroxyapatite for bone implants." Acta hydroxyapatite." Ceramics International
Biomaterialia 3(6): 910-918. 39(7): 8183-8188.
Winarsih, W., et al. (2012). "Pengaruh

FMIPA-UMRI 74

You might also like