Professional Documents
Culture Documents
PMC5 Makromekanik
PMC5 Makromekanik
1. Pendahuluan
1.1 Lamina, Laminate
Lamina:
Satu lapis pelat datar/lengkung dari unidirectional
fiber atau woven fabrics dalam matrix
Laminate:
Pelat yang terdiri dari dua atau lebih lamina yang
disusun dengan berbagai orientasi yang berbeda
UD Lamina
Laminate
Hubungan Lamina-Laminate,
Micromechanics-Macromechanics
Introduction to Polymer Matrix Composites 5
Macromechanics
2. Elastic Behaviour
2.1 Methodology
Analisis:
-statik
-buckling
-dinamik
-impak
-dll.
1 C11 C12 C13 C14 C15 C16 1 1 S11 S12 S13 S14 S15 S16 1
C S S26 2
C22 C23 C24 C25 C26 2 2 12
S22 S23 S24 S25
2 12
3 C13 C23 C33 C34 C35 C36 3 3 S13 S23 S33 S34 S35 S36 3
4 C14 C24 C34 C44 C45 C46 4 4 S14 S24 S25 S44 S45 S46 4
5 C15 C25 C35 C45 C55 C56 5 5 S15 S25 S35 S45 S55 S56 5
6 C16 C26 C36 C46 C56 C66 6 6 S16 S26 S36 S46 S56 S66 6
i Cij j i Sij j
Specially Orthotropic
Strain-stress relationship:
Isotropic
1 S11 S12 S13 0 0 0 1
S S22 S23 0 0 0
2 12 2 (2 konstanta elastik)
3 S13 S23 S33 0 0 0 3
4 0 0 0 2 S11 - S12 0 0 4
5 0 0 0 0 2 S11 - S12 0 5
6 0 0 0 0 0 2 S11 - S12 6
E1 21E1 E vE
0 0
1 - 1 - 12 21 1 1 - 1 - 2
2
1 12 21
1 1
12 E2 vE
0 2
E2 E
2 0 2 2
1 - 12 21 1 - 12 21 1 - 1 - 2
2
12
12 12 E 12
0 0 G12 0 0
2(1 v )
1 12 1 v
E - 0 E - 0
1 1
E1 1
1 E
1
21 v 1
2 -
1
0 2 2 - 0 2
E2 E2 12 E E
12 12 2(1 v ) 12
1 0 0
0 0
G12 E
bandingkan Isotropic
Orthotropic
Pembahasan
Dalam aplikasi bentuk pelat, material jenis orthotropic akan
banyak dipakai
Uni-directional lamina (UD lamina), di samping woven
fabrics, adalah jenis orthotropic lamina yang akan menjadi
building block composite laminate yang akan dibahas
setelah ini
Dalam orthotropic plate, terdapat 4 konstanta teknik atau
sifat mekanik independen, yaitu:
Modulus elastisitas arah utama, E1
Modulus elastisitas tegak lurus arah utama, E2
Modulus geser, G12
Poisson’s ratio, 12
Isotropic plate hanya memiliki 2 sifat mekanik
independen: Modulus elastisitas, E dan Poisson’s ratio
(modulus geser secara teoretik bisa diturunkan dari kedua
besaran tersebut, namun dalam praktek biasanya diukur
secara tersendiri
Introduction to Polymer Matrix Composites 12
Macromechanics
Konsep:
Sifat-sifat mekanik/elastik pelat pada arah
seratnya ditransformasikan ke arah beban
menjadi Sifat mekanik arah beban
Sistem Koordinat
Transformasi
1 yx xy , x
-
E Ey Gxy
x x x
xy 1 xy , y
y - y
E x Ey Gxy
xy xy
x , xy y , xy 1
E x Ey Gxy
Glass/epoxy
Persamaan defleksi:
u( x, y, z ) u( x, y ) - z w
x
v( x, y, z ) v ( x, y ) - z w
y
w( x, y, z ) w( x, y )
Nx x M x x
n hk
n hk
y y dz
N y y zdz
M
N k 1 hk -1 M k 1 hk -1
xy xy xy xy
1 N
Bij (Q ij )k ( zk2 - zk2-1 )
M x B11 B12 B16 D11 D12 D16 x 2 k 1
M y B12 B22 B26 D12 D22 D26 y 1 N
Dij (Q ij )k ( zk3 - zk3-1 )
3 k 1
M xy B16 B26 B66 D16 D26 D66 xy
N A B 0
M B D
Introduction to Polymer Matrix Composites 21
Macromechanics
Notasi:
Symmetric
Jika terhadap mid-plane / reference
plane, setiap lapis memiliki
cerminannya pada jarak yang sama
dari mid-plane tersebut
Contoh: isotropik, UD laminae,
symmetric cross-ply (0/90/90/0),
symmetric angle-ply (q/-q/-q/q,
q1/q2/q2/q1
Sifat utama laminat simetri: Bij = 0,
artinya tidak ada coupling antara
gaya-gaya normal/geser dan
Symmetric angle-ply deformasi lengkung/puntir atau
(+a/-a/+a = +a/-a/-a/+a) momen tekuk/puntir dengan
deformasi normal/geser
Introduction to Polymer Matrix Composites 26
Macromechanics
Antisymmetric
Jika terdiri dari layer-layer yang
disusun dengan orientasi bolak-
balik, masing-masing +q dan –
q dari arah prinsipalnya
Contoh: antisymmetric cross-
ply (0/90/0/90), antisymmetric
angle-ply (q/-q/q/-q)
Sifat utama laminat antisimetri:
memiliki coupling, salah
satunya berbentuk pre-twisting
Antisymmetric angle-ply
(+a/-a)
Assymmetric/Non-symmetric
Konfigurasi laminat selain simetrik dan antisimetrik
Contoh: q1/q2/-q1/-q2
Tidak ada sifat khusus, tergantung konfigurasi
Quasi-isotropik
Jika laminat terdiri dari banyak layer dengan berbagai
orientasi, maka sifat-sifat mekaniknya akan cenderung
sama ke semua arah isotropik
3.4 Summary
Laminate Name Description Stiffness Characteristics
Symmetric cross-ply Alternating 00 and 900 A16 = A26 = D16 = D26 =0;
layers; n = ganjil and all Bij = 0
Anti-symmetric cross- Alternating 00 and 900 A16 = A26 = D16 = D26 = 0;
ply layers; n = genap B22 = -B11 and other Bij = 0
Symmetric regular Alternating +q and -q All Bij = 0; and , but decrease as
angle-ply layers; n = ganjil n is increased
Anti-symmetric Alternating +q and -q A16 = A26 = D16 = D26 = B11 =
(balanced) regular layers; n = genap B22 = B12 = B66 =0
angle-ply
Penjelasan
Laminat dengan layer jamak, memiliki karakteristik yang
bervariasi tergantung dari geometri, sifat masing-masing
layer
Secara umum, laminat memiliki karakteristik yang
disebabkan oleh adanya komponen-2 coupling, yaitu Bij,
A16, A26, D16, D26.
Pengabaian coupling ini bisa berakibat fatal, terutama
dalam penggabungan dua struktur, misalnya antara bejana
silindris dengan penguat yang diletakkan di luar bejana
Bending coupling, Bij, muncul akibat susunan laminat
asymmetric/ antisymmetric, menyebabkan adanya
deformasi tekuk/puntir akibat gaya normal/geser atau
deformasi ekstensi akibat momen tekuk/puntir
Penjelasan (lanjutan)
Shear coupling, A16, A26, menyebabkan adanya deformasi
shear akibat gaya normal, atau deformasi ekstensi normal
akibat gaya geser. Coupling ini tidak terjadi dalam laminat
cross-ply (simetrik maupun non-simetrik).
Torsion coupling, D16, D26, menimbulkan puntiran pada
laminat jika dibebani momen tekuk, atau tekukan jika
dibebani puntir. Coupling ini akan hilang dalam laminat
antisimetrik atau cross-ply.
Dalam desain dan analisis, kehadiran komponen coupling
ini lebih banyak membawa kerumitan, tetapi dalam kasus-
kasus khusus justru menguntungkan, misal, desain sirip
turbin, sengaja dibuat non-simetrik sehingga timbul
coupling untuk menimbulkan pre-twisting setelah curing-
time.
4. Hygrothermal Effects
4.1 Umum
Saat fabrikasi menggunakan thermal cycle,
komposit mengalami reversible atau irreversible
effects
Selama operasi, komposit, selain mengalami
pembebanan, juga thermal dan kelembaban yang
akan mempengaruhi performans (sifat-sifat
mekanik) komposit, yang berbeda dari kondisi
semula
Kedua kondisi tersebut diatas bisa dilihat sebagai
proses yang mirip dalam skala mikro dan digunakan
sebagai basis analisis performans komposit
Introduction to Polymer Matrix Composites 32
Macromechanics
N A B 0 N HT
M B D - M
HT
n
N HT Q k aT bc tk
k 1
n
M HT Q k aT bc zk tk
k 1
5. References
“Engineering Mechanics of Composite Materials”,
I.M. Daniel & O Ishai
“Mechanics of Composite Materials”, R.M. Jones