You are on page 1of 16

TINJAUAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN

RUAS JALAN SOEKARNO HATTA


KOTA PAYAKUMBUH

M. Syaiful1, Yuliadra 2, Masril3


Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik UMSB

email: saipuljhambak@yahoo.com

Abstract

The highway is one of the means of transport, in which the characteristics of


the traffic is a very important factor in the planning of road construction including the
planning of pavement thickness. Traffic density on a road segment can disrupt traffic
flow, vehicle capacity is exceeded due to increasing number of vehicles each year
will also lead to disruption of traffic movement if it is not addressed.
To overcome this need to be made an appropriate and well-planned system, so
that desired goal can be achieved. Planning a comprehensive road is expected to
address the problem not just the problem of traffic congestion but also issues of
safety, comfort and economics.
Soekarno Hatta street at Payakumbuh is the main street of the city and the
traffic direction toward Bukittinggi Payakumbuh and also private vehicles coming
into the city center. By reviewing the construction of road to achieve maximum
results from both quality and quantity, necessary planning of road construction in
accordance with wearing Component Analysis Method Study of Literature and a
review of the literature for references about the theoretical calculation of pavement
thickness.
The planning of minimum value in the table compared with those calculated
by the consultant, then cost can be less expensive in the guided system takes a
minimum value on the table. With the results of the review means the system takes a
minimum value on the table less costly component analysis to the related parties
should be advised on the planning calculating pavement thickness using this system.
In this final project, the authors only discuss and analyze the pavement
structure with an average CBR or only represent 14 and the correlation between the
CBR and DDT = 4.5 that is using nomogram 3 thus obtained ITP = 8.9.

Keywords: Review of Pavement Thickness using Highways Component Analysis method,


CBR, LHR, DDT, ITP
1
Mahasiswa penulis Skripsi Prodi Teknik Sipil untuk wisuda periode Oktober 2014.
2
Pembimbing I, dosen Fakultas Teknik UMSB.
3
Pembimbing II, dosen Fakultas Teknik UMSB.

1
Pendahuluan Pendapatan dan Belanja daerah

Proyek peningkatan ruas (APBD) Propinsi Sumatera Barat

jalan Soekarno Hatta merupakan tahun 2012.

bagian dari jalan lingkar utara Tujuan dari Proyek ini

yang berfungsi mengalihkan arus adalah untuk meningkatkan

lalu lintas untuk tidak melalui pelayanan bagi masyarakat

pusat kota Payakumbuh, pengguna jalan tersebut sehingga

sehingga dapat mengurangi akan memberikan pelayanan

kepadatan lalu lintas di pusat yang aman dan nyaman dan

kota, jalan ini berlokasi pada secara tidak langsung juga dapat

wilayah perbatasan Kota meningkatkan taraf hidup

Payakumbuh dengan wilayah masyarakat di sekitar lokasi

Kabupaten Lima Puluh Kota, Proyek dan juga memperlancar

yang berjarak + 5 Km dari pusat sarana perhubungan dari suatu

kota dan + 83 Km dari Ibu Kota tempat ketempat lainnya.

Propinsi Sumatera Barat. Selanjutnya tujuan khusus proyek

Proyek Jalan  ini ini adalah mengurangi kepadatan

dikerjakan oleh Kontraktor, yang arus lalu lintas di pusat kota,

diawasi oleh Konsultan meningkatkan perekonomian

Pengawas yang pembangunannya masyarakat pariwisata,

didukung dengan dana Anggaran menunjang pemasaran hasil

2
pertanian dan Holti Cultura, serta : Agregat Base

menunjang perkembangan Klass C tebal 30

daerah, khususnya Kota Cm.

Payakumbuh. Selanjutnya sumber daya

Proyek ruas jalan proyek ini terdiri dari tenaga

Soekarno Hatta merupakan kerja, peralatan dan material

peningkatan jalan Propinsi yang yang digunkan dalam kegiatan

tebal perkerasannya dihitung proyek. Tenaga kerja yang

dengan metode RDS oleh Dirjen terlibat dalam proyek ini, dibagi

Bina Marga Dapertemen menjadi tiga kelompok. Pertama,

Pekerjaan Umum dengan hasil tenaga kerja terdidik dan terlatih,

perhitungan sebagai berikut: seperti staf dan pelaksana.

- Status / Fungsi Jalan : Arteri Skunder Kedua, Tenaga terlatih, seperti

- Lebar Badan Jalan : 9,00 M mandor dan kepala tukang.

- Panjang efektif : 1100 M  Ketiga, tenaga kerja tidak

- Lapisan Permukaan : Laston Tebal  10 terdidik dan tidak terlatih seperti

Cm buruh dan tenaga kerja harian.

- Lapis Pondasi Atas ( LPA ) Sedangkan jenis, banyak dan

: Agregat Base komposisi alat ditentukan berdasarkan

Klass A tebal 20 jenis macam dan kondisi pekerjaan yang

Cm akan dilaksanakan. Terakhir, material

- Lapis Pondasi Bawah ( LPB )  yang digunakan. Dalam pengerjaan

3
proyek jalan Soekarno Hatta Kota pengujian. Pengujian tersebut

Payakumbuh ini material yang adalah sbb.

digunakan adalah aspal, agregat dan air. 1. Uji Penetrasi

Aspal adalah material Angka Penetrasi

yang berwarna hitam atau coklat menunjukan tingkat kekerasan

tua, yang pada tempratur ruang aspal, makin rendah tingkat

berbentuk padat dan bersifat penetrasi maka aspal itu makin

perekat yang akan keras dan sebaliknya.

melembek/meleleh jika 2. Uji titik nyala

dipanaskan dan berasal dari Untuk mengetahui suhu padat saat

bahan utamanya adalah bitumen. aspal mulai menyala  waktu dipanaskan.

Jenis aspal yang digunakan pada 3. Uji  Daktilitas

pembangunan jalan ini dibagi Untuk mengetahui tingkat

menurut lapisan mana yang akan elastisitas dari aspal

dipakai, baik untuk lapisan resap 4. Uji  kelarutan dalam Ocly

pengikat ( Prime Coat ), lapisan Kelarutan aspal dalam ocly

perekat ( Tack Coat ) maupun menunjukan tingkat kemurnian

lapisan Aspal beton. Bisa aspal

tidaknya aspal digunakan dapat 5. Uji  kehilangan berat

ditentukan dengan terlebih Bertujuan untuk mengetahui

dahulu melakukan beberapa zat minyak yang hilang sewaktu

dipanaskan.

4
6. Uji  Penetrasi setelah kehilangan volumenya. Kedua, Analisis

berat saringan agregat, yaitu

Setelah penurunan berat menentukan pembagian butir

diukur kemudian diukur lagi (gradasi) agregat. Data distribusi

harga penetrasi setelah butiran pada agregat diperlukan

kehilangan berat dimana dalam perencanaan adukan

berkurangnya pada saat aspal beton. Pelaksanaan penentuan

akan mempengaruhi nilai gradasi ini dilakukan pada

penetrasi. agregat kasar. Ketiga, Analisis

Material lainya adalah Specific-Grafity dan Penyerapan

agregat. Untuk kepentingan Agregat Kasar. Pengujian ini

pelaksanaan pembangunan secara untuk menentukan Bulk dan

umum, penggunaan agregat Apparent specific grafity dan

dilapangan dapat diyakini setelah penyerapan (absorption) dari

melalui kegiatan pengujian agregat menurut prosedur ASTM

sebagai berikut. Pertama, C127, nilai ini diperlukan untuk

Pemeriksaan berat volume. menetapkan besarnya komposisi

Pengujian ini untuk menentukan volume agregat dalam adukan

berat isi agregat atau campuran beton.

yang didefinisikan sebagai Material berikutnya adalah air.

perbandingan antara berat Air yang dimaksud disini adalah sebagai

material kering dengan bahan pembantu dalam  kontruksi

5
bangunan yaitu meliputi kegunaannya pertumbuhan perekonomian

dalam pembuatan pasangan batu kali dan masyarakat Kota Payakumbuh

adukan mortar serta pembuatan gorong- dan Kabupaten Lima Puluh

gorong. Air harus selalu bersih dan tidak Kota. Penulisan ini dimaksudkan

mengandung minyak dan benda cair untuk dapat mengaplikasikan

terapung lainnya yang dapat dilihat kosentrasi ilmu sipil sesuai

secara nyata, serta tidak mengandung dengan apa yang telah didapat

benda-benda yang tersuspensi lebih dari dalam bangku perkuliahan

2 gram/liter. Air tidak boleh dengan mencoba

mengandung garam-garaman yang dapat membandingkan serta

larut dan dapat merusak pasangan (asam- menerapkan di dunia kerja,

asaman, zat organik dan sebagainya) sesuai kosentrasi ilmu sipil

lebih dari 15 gram/liter, kandungan  tentang transportasi. Berdasarkan

clorida tidak lebih dari 500 PPM, serta hal tersebut maka pada

senyawa sulfat tidak lebih dari 100 PPM kesempatan ini penulis mencoba

sebagai S03. membandingkan sebuah

Berdasarkan hal tersebut, perencanaan dengan pengetahuan

penulis melakukan peninjau dibangku perkuliahan.

kembali perencanaan ruas jalan

Soekarno Hatta Kota Metode Penelitian

Payakumbuh sebagai jalan Metode dalam penelitian ini

Propinsi untuk meningkatkan adalah dengan melakukan perbandingan

6
hasil yang telah dilakukan oleh murah biayanya, untuk itu disarankan

konsultan dengan cara penghitungan pada pihak terkait sebaiknya dalam

yang dilakukan oleh penulis sesuai menghitung perencanaan tebal

dengan ilmu yang didapat di bangku perkerasan menggunakan sistim ini.

perkuliahan. Dengan peninjauan


Pada perkerasan jalan umumnya
pembangunan jalan, maka untuk
meliputi lapisan bawah (sub base cours),
mencapai hasil yang maksimal baik dari
lapisan pondasi atas (base cours) dan
kualitas dan kuantitasnya, diperlukan
lapisan permukaan (surfase cours).
perencanaan konstruksi jalan sesuai

Metoda Analisa Komponen dengan


D1 Lapisan Permukaan
memakai Studi Literatur dan tinjauan
Lapisan Pondasi Atas
D2
kepustakaan untuk refrensi tentang teori
Lapisan Pondasi bawah
perhitungan tebal perkerasan. Dari D3

perencanaan nilai minimum pada tabel


Gambar II. 1 ( Susunan Lapis Perkerasan Jalan )
dibandingkan dengan yang telah Sumber : Departemen Pekerjaan Umum 1987.
Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan.
dihitung oleh konsultan, maka biayanya

di dapat lebih murah dengan Kekuatan dan keawetan

mempedomani sistim mengambil nilai konstruksi perkerasan jalan

minimum pada tabel. sangat tergantung dari sifat-sifat

Dengan hasil tinjauan tersebut dan daya dukung tanah dasar.

berarti sistim mengambil nilai minimum Tanah dasar harus dikerjakan

pada tabel analisa komponen lebih sesuai dengan “Peraturan

7
Pelaksanaan Pembangunan Jalan Untuk daya tahan tanah dasar

Raya” edisi terakhir. Pondasi (DDT) dan CBR, daya dukung tanah

bawah, pondasi atas dan lapisan dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan

juga menentukan kualitas grafik korelasi yang di maksud dengan

perkerasan jalan. Bermacam- harga CBR disini adalah harga CBR

macam type tanah setempat lapangan atau CBR laboratorium. Jika

(CBR > 20 % P1 < 10 %) yang digunakan CBR lapangan maka

relatif lebih baik dari tanah dasar mengambil contoh tanah dasar dilakukan

dapat digunakan sebagai bahan dengan tabung, kemudian direndam dan

pondasi bawah. Sedangkan diperiksa harga CBRnya. Dapat juga

macam-macam bahan mengukur langsung dilapangan, CBR

alam/bahan setempat (CBR>50% lapangan biasanya digunakan untuk

P1<4%) dapat digunakan sebagai perencanaan lapisan tambahan (overlay).

bahan lapisan pondasi atas, Selanjutnya faktor regional merupakan

antara lain, batu pecah, kerikil keadaan lapangan mencakup

pecah dan stabilisasi tanah permeabilitas tanah, perlengkapan

dengan semen atau kapur. Bahan drainase, serta persentase kendaraan

untuk lapisan permukaan dengan berat > 13 ton dan kendaraan

umumnya adalah sama dengan yang berhenti, sedangkan keadaan iklim

bahan untuk lapisan pondasi atas, mencakup curah hujan rata-rata

dengan persyaratan yang lebih pertahun.

tinggi.

8
Indek Permukaan (IP) ini beban dengan aspal), kuat tekan (untuk
menyatakan nilai dari pada kerataan /
beban yang distabilisasi dengan semen
kehausan serta kekokohan permukaan
atau kapur) atau CBR (untuk beban
yang bertalian dengan tingkat pelayanan
bagi lalu lintas yang lewat. pondasi bawah) jika alat marshall test
Adapun beberapa nilai IP beserta
tidak tersedia, maka kekuatan (Stabilitas)
artinya adalah seperti yang tersebut
bahan beraspal bisa diukur dengan cara
dibawah ini :
IP – 1.0 :Adalah menyatakan lain seperti Hueem Test, Hubbard Field,
permukaan jalan dalam keadaan
dan Smith Triaxial.
rusak berat sehingga sangat
Mengingat persyaratan
mengganggu lalu lintas
kendaraan. penggunaan disesuaikan dengan
IP – 1.5 :Adalah tingkat pelayanan
Peraturan Pelaksanaan Pembangunan
yang masih mungkin
Jalan Raya, edisi terakhir, maka
IP – 2.0        : Adalah tingkat pelayanan
rendah bagi jalan yang pengaruh keadaan lapangan yang
masih mantap.
menyangkut permeabilitas tanah dan
IP – 2.5 :Adalah menyatakan
perlengkapan drainase dapat dianggap
permukaan jalan masih
sama.
mantap
Dalam menganalisa komponen
Koefisien kekuatan relatif (a)
perkerasan, perhitungan perencanaan ini
masing-masing bahan kegunaannya
didasarkan pada kekuatan relatif masing-
sebagai lapis permukaan, pondasi atas,
masing lapisan perkerasan jangka
pondasi bawah, ditentukan secara
panjang, dimana penentuan tebal
korelasi sesuai nilai Marshall test (untuk

9
perkerasan dinyatakan oleh ITP (Indeks  Data – data

Tebal Perkerasan), dengan rumus Lalu lintas Harian Rata-rata ( LHR )

sebagai berikut : Tahun 2012 :

ITP = a1 D1 + a2 D2 + a3 D3 ………...(3.8) - Mobil penumpang 2 ton (1+1 )= 2.105


Dimana : a1 + a2 + a3 =Koefisien kend / hr / 2 arah
- B u s 8 ton ( 3+5 ) = 460 kend / hr /
Kekuatan relatif perkerasan
2 arah
D1 + D2 + D3 = Tabel masing- - Truck 2 AS 13 ton ( 5+8 ) = 788 kend
masing perkerasan (cm) / hr / 2 arah
- Truck 3 AS 20 ton ( 6+7,7 ) = 461
Angaka 1,2 dan 3 : masing-masing
kend / hr / 2 arah
untuk lapis permukaan, lapis pondasi - Truck 5 AS 30 ton (6+7,7+5+5) = 66
atas dan lapis pondasi bawahi. kend/hr/2 arah
 Jalan 2 jalur 2 arah
Pembahasan
 Umur rencana ( n ) = 10 tahun

Berdasarkan hal di atas, tinjauan  Lebar jalan = 9.0 M

penulis terhadap tebal kekerasan ruas  Pertumbuhan lalu lintas ( i ) 5 %


jalan Soekarno Hatta Kota Payakumbuh per tahun
adalah sebagai berikut.  Kelandaian 1,0 – 1,5 % dengan

1. Tinjuauan Terhadap Perkerasan curah hujan ( 900 mm/tahun (

Jalan FR=1.5 )

Perhitungan konstruksi perkerasan  Daya dukung tanah ( DDT ) dan

jalan dengan metode komponen (Bina nilai CBR masing-masing titik

Marga) sebagai berikut :

10
4 ; 4 ; 4,5 ; 4,5 ; 4,5 ; 4,5 ; 5 ; 5 ; 5 ; 5 ;  - Mobil penumpang 2 ton ( 1+ 1 )=
566 (1+0,05)10= 921
5,5 ; 5,5 ; 5,5 ; 6
No CBR Jumlah yang Sama  -

1 4 2
Bus 8
2 4 -
3 4,5 4 ton
4 4,5 -
5 4,5 - (3+5
6 4,5 -
7 5 4
8 5 - ) =
9 5 -
10 5 - 461
11 5,5 3
12 5,5 -
13 5,5 -
14 6 1

Tabel : IV.1 Jumlah CBR yang sama


( 1+0.05 )10 = 750
 - Truk 2 AS 13 ton ( 5+8 ) = 789
( 1+0.05 )10 = 1285
 - Truk 3 AS 20 ton ( 6+7,7 ) = 462
(1+0.05 ) 10 = 751
 - Truk 5 AS 30 ton (6+7,7+5+5) =
67 (1+0.05) 10 =
109
 LEP = LHR o .C.E
 - Mobil Penumpang 2 ton (1+ 1)
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
= 566 .0,5 .0,0004 = 0,113
Tabel : IV.2 Perhitungan CBR Titik ( 90  - Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 461 . 0,5 .
%) 0,1593 = 36.71

Jumlah yang sama Persen % yang sama


CBR
Atau lebih besar Atau lebih besar
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
4 14 14/14 x 100 % = 100 %
PERHITUNGAN 4,5 12 12/14 x 100 % = 85.71%
5 8 8/14 x 100 % = 57.14 %
 LHR ur = LHR o ( 1 + i )n 5,5 4 4/14 x 100 % = 35.70 %
6 1 1/14 x 100 % = 7.14 %

11
 - Truk 2 AS 13 ton ( 5+8 )  LER = LET.FP  FP = UR/10 = 10/10
1,0648 =1
 - Truk 3 AS 20 ton ( 6+7,7 ) = 973 .1 = 973
0,5 .1,0375  Jenis Lapis Perkerasan Jalan
 - Truk 5 AS 30 ton(6+7,7+5+5)  ( MS 744 )
67 . 0,5. 1,3195 = 44.20
 Batu pecah klas A ( CBR 100 % )
 LEP
 LEA = LHRur. C.E  Sirtu klas C ( CBR 50 % )

 - Mobil penumpang 2 ton ( 1+ 1 )  Dari CBR design = 4,3 didapat


DDT = 4,5
921 .0,5. 0,0004 = 0,18
 Dari LER dan klasifikasi jalan
 - Bus 8 ton ( 3 + 5 )
didapat IPt = 2,5
0,1593 = 59.73  Dari Laston dengan roghness > 1000
didapat IPo = 4
 - Truk 2 AS 13 ton ( 5+8 )
 Dengan Ipo =  4 dan Ipt = 2 maka
0,5. 1,0648 = 684.13
dapat dipakai nomogram 3
 - Truk 3 AS 20 ton ( 6+7,7 )  Maka :a1 = 0,40 ( Laston AC 744 )

0,5. 1,0375 = 389.58 a2 = 0,14 ( Batu pecah klas A CBR 100

 - Truk 5 AS 30 ton (6+7,7+5+5) %)

a3 = 0,11 ( Sirtu klas B CBR 50 % )


109 .0,5. 1,3195= 71.91
Perhitungan :
= 1205.5
D1=10Cm (Tebal Minimum menurut
 LET = ( LEP +  LEA ) : 2
= ( 740.743 + 1205.53 ) : 2 Tabel )
= 973
D2 = 20Cm (Tebal Minimum menurut

Tabel)

12
D3 = ?

ITP = 9,5 ( Nomogram 3 )


1. Tinjauan Terhadap Anggaran
ITP = a1. D1 + a2.D2 + a3.D3
Biaya
9,5 = 0,40.10 + 0,14. 20 + 0,12 D3
a. Perhitungan Volume
9,5 – 6,8 = 0,12 D3
Dalam perhitungan volume ini
2,7 = 0,12 D3
hanya yang diambil khusus untuk lokasi
D3 = 22,50 Cm.
jalan saja sepanjang 100 M terdiri dari
 D3 = 25 Cm
galian dan timbunan dengan lebar
 Susunan lapis perkerasan jalan sebagai
perkerasan yang direncanakan 9 M
berikut :
D 1 = 10 Cm Lapis Permukaan
 Untuk Perencanaan awal :
D2 = 20 Cm Lapis Pondasi Atas

D3 = 25 Cm Lapis Pondasi Bawah


 Lapis pondasi bawah

100 M x 9 M x 0,40 M = 360 M3


Gambar IV - 2 Sesuai Lapis Perkerasan ( D3 )

 Lapis pondasi atas


Hasil perbandingan perhitungan tebal
100 M x 9 M x 0,20 M = 180 M3
perkerasan jalan
 Lapis permukaan

No Uraian pekerjaan Perhitungan Perencana dengan Laston tebal 8 Cm


Metode Metode
100 M x 9 M x 0.08 = 72 M3
Aalisa AASTHO

Komponen

Bina Marga
 dari hasil perhitungan :
1 Tebal lapisan 8,5 Cm 8 Cm
b. Perhitungan perbandingan anggaran
permukaan
2 Lapisan pondasi atas 20 Cm 20 Cm
biaya
(LPA)
3 Lapisan pondasi bawah 25 Cm 40 Cm

(LPB)
13
Untuk perhitungan perbandingan Sumber : analisa data

anggaran biaya ini telah ditetapkan harga


Perhitungan Biaya Penulis :
satuan pekerjaan, sebagai berikut :
Tabel Biaya perhitungan Penulis :
a. Harga satuan pekerjaan
Harga Jml.Harg
N Uraian Stn Vol. Stn a
untuk lapis pondasi bawah Aggregat o pekerjaan (Rp.) (Rp.)

1. Lapis pondasi M3 225 95.825


21.560.6
Klass C = Rp. 105.000,- / M3 bawah
25
(LPB)
Tebal25 Cm
b. Harga satuan pekerjaan
2. Lapis pondasi M3 180 195.612
untuk lapis pondasi atas agregat atas
35.210.1
(LPA) tebal
20 Cm 60
klass A = Rp. 195.612,- /
3. Lapis M3 76,5 1.160.85
permukaan 2
M3 Laston tebal 78.357.5
8,5 Cm 10

c. Harga satuan pekerjaan Jumlah 145.575.


963.

untuk lapis permukaan ATB


Sumber : analisa data
( laston ) = Rp.
Tabel Hasil perbandingan biaya untuk
3
1.160.852,-/ M
volume 100 Meter
Tabel IV – 3 Biaya Sesuai Perencanaan
N Uraian Perhitungan Perencana
Jumlah Jumlah
Harga Jml.Harga
o biaya(Rp) biaya(Rp)
N Uraian St Vol. Stn (Rp.)
o pekerjaan n (Rp.) 1 Lapisan 78.357.510 104.476.680

permukaan
1 Lapisponda M3 360 95.825 34.497.00 2 Lapisan 35.210.150 35.210.150
. si bawah 0
(LPB) pondasi
Tebal 40
Cm atas
2 3 Lapisan 21.560.625 34.497.000
3
. Lapis M 180 195.61 35.210.160
pondasi 2
pondasi
3 atas
3
. (LPA) tebal M 72
104.476.680 bawah
20 Cm 1.160.8
Total 147.575.963 153.228.204
52
Laston
tebal 8 Cm
Simpulan dan Saran
Jumlah 153.288.204

14
Kesimpulan 1. Pelaksanaan survey, hendaknya

Dari perbandingan yang benar-benar dilaksanakan dengan

penulis lakukan pada perencanaan yang baik dan tingkat ketelitian yang

dibuat oleh Konsultan Perencana, desain tinggi serta oleh tenaga yang

tebal masing-masingnya ada yang tidak terlatih, sehingga produk survey ini

menggunakan tebal minimum, dan dapat dipertanggung jawabkan,

ternyata pada perencanaan tebal Lapis karena hasil survey sangat

Permukaan lebih besar dari pada menentukan terhadap perencanaan

perhitungan dengan metoda komponen teknis dan pelaksanaan lapangan.

Bina Marga dengan cara mengambil 2. Pada waktu peninjauan

tebal minimum untuk tiap-tiap lapisan. lapangan, sebelum perencanaan

Dengan membandingkan hasil dibuat, kondisi lapangan atau areal

dan biaya pelaksanaan yang didapat, lokasi proyek benar-benar dapat

maka dapat diambil kesimpulan bahwa diidentifikasi secara detail, hal ini

perencanaan peningkatan jalan Soekarno diharapkan agar perencanaan dan

Hatta Kota Payakumbuh, lebih murah pelaksanaan dapat mencapai hasil

biayanya dengan memakai sistim maksimum.

mengambil nilai minimum pada tebal 3. Untuk perhitungan

perkerasan dengan Metode Analisa ketebalan perkerasan juga harus

Komponen (Bina Marga). mempertimbangkan pembiayaan

yang efektif dan efisien tanpa

Saran

15
mengenyampingkan ketentuan- Daftar Rujukan

ketentuan teknis yang diberlakukan. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat


Jenderal Bina marga. 1983.
4. Hasil yang didapat menurut Manual Pemeliharaan Jalan.
Jakarta
sistim mengambil nilai minimum
Departemen Pekerjaan Umum,
dengan metode analisa komponen Direktorat Jenderal Bina Marga.
1983. Petunjuk Pelaksanaan
(Bina Marga) pada suatu proyek Lapis Tipis Aspal Beton
(LASTON). Jakarta
peningkatan tebal perkerasan jalan
Departemen Pekerjaan Umum. 1987.
lebih murah biayanya, oleh sebab itu Petunjuk Perencanaan Tebal
Perkerasan  Lentur Jalan Raya
disarankan dalam perencanaan dengan metode Komponen (Bina
Marga). Jakarta
dengan mengambil nilai minimum
D.U. Sudarsono. 1984. Teori Gradasi
dalam menentukan tebal perkerasan dan Penerapannya. Jakarta:
Badan Penerbit Pekerjaan
kemudian dihitung untuk Umum.

mendapatkan biaya yang lebih Shirley.L.Hendarsin. 2000. Perencanaan


Teknik Jalan Raya. Bandung:
murah. Politeknik Negeri Bandung.

Catatan: artikel ini disusun berdasarkan

skripsi penulis dengan Pembimbing I

Yuliadra, SsT, MT dan Pembimbing II

Masril, ST.

16

You might also like