You are on page 1of 9

PENGARUH PEMBELAJARAN METODE SNOW BALL

TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP


MASYARAKAT TENTANG DBD

Laksmi Ariefani Deliana, Hario Megatsari


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
E-mail:bunda.deliana1@gmail.com

Abstract:DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) can affect all age appropriate and if not
addressed can lead to deaths. Prevention of dengue outbreak in an area can be prevented
with a healthy lifestyle behaviors one of which is the PSN (mosquito nest eradication). The
aim of health promotion is a change in attitude towards healthy behaviors. One of the
factors that affect the process of health education methods are used. The purpose of this
study was to analyze Snow ball effect of learning methods to the improvement of public
knowledge and attitudes about dengue in Grogol Petamburan primary health care. The
design of this study used a quasi experimental design. The population in this study is a
housewife who lives in RW 06 and RW 012 Village Tomang. Samples in this study were 40
respondents in the intervention group using the snowball method (20 respondents) and the
control group (20 respondents). Way of collecting data using questionnaires knowledge and
attitudes about dengue. The analysis in this study using descriptive statistics. The results
showed that the snowball method can improve the knowledge and attitudes of society RW 06
Village Tomang of dengue. It can be concluded that health promotion with snowball
method is effective to improve the knowledge and attitudes about DHF of society RW 06
Village Tomang, so the snowball method can be used as one method of health promotion
Health Center Grogol Petamburan region as variations in conveying health information.

Keywords : Snowball method, Dengue Hemorrhagic Fever, knowledge andattitudes

Abstrak: Penyakit DBD ( Demam Berdarah Dengue) dapat mengenai semua umur jika tidak
ditangani dengan tepat dapat menimbulkan kematian. Pencegahan terjadinya wabah DBD
dalam suatu wilayah dengan perilaku hidup sehat yaitu PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk). Salah satu faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan kesehatan adalah
metode yang digunakan. Tujuan penelitian menganalisis apakah ada pengaruh pembelajaran
metode Snow ball terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang DBD
wilayah Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan. Rancangan penelitian menggunakan
quasi experimental design. Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga yang berdomisili di
RW 06 dan RW 012 Kelurahan Tomang Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat.
Sampel sebanyak 40 responden, terbagi dalam dua kelompok. Pada kelompok intervensi
menggunakan metode Snow ball (20 responden) dan kelompok kontrol (20 responden).
Analisis pada penelitian menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan
bahwa metode Snow ball dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat RW 06
Kelurahan Tomang tentang DBD. Hal dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan
menggunakan metode Snow ball efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang
DBD pada masyarakat RW 06 Kelurahan Tomang, sehingga metode Snow ball dapat
dijadikan pilihan metode promosi kesehatan diwilayah Puskesmas Kecamatan Grogol
Petamburan sebagai variasi dalam menyampaikan informasi kesehatan.

Kata kunci : MetodeSnow ball, Demam Berdarah Dengue, pengetahuan dan sikap
masyarakat

49
50 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 49-57

PENDAHULUAN Dari hasil observasi awal dengan


sepuluh keluarga pasien telah dirawat
DBD ( Demam Berdarah Dengue ) karena DBD di wilayah Puskesmas
adalah suatu penyakit yang disebabkan Kecamatan Grogol Petamburan 60 persen
oleh nyamuk aedes aegypti. Untuk saat ini (6 orang) belum mengetahui tentang
DBD masih menjadi suatu penyakit yang penanggulangan kejadian DBD. Data
menjadi masalah di dalam masyarakat ( yang diperoleh dari data kasus DBD yang
Kemenkes 2011 ). Hal ini terjadi karena terjadi di wilayah Puskesmas Kecamatan
pengetahuan masyarakat yang kurang Grogol Petamburan periode bulan Januari
tentang masalah DBD. Penyakit DBD sampai September 2013 Kelurahan
mempunyai gejala yang hampir mirip Tomang memiliki angka kejadian DBD
dengan batuk pilek biasa, ditandai dengan yang lebih tinggi sebanyak 59 kasus
demam dan sebelum tiga hari gejala kejadian DBD dibandingkan dengan
tersebut tidak dapat terdeteksi.Sedangkan kelurahan lainnya.
dengan penanganan yang terlambat DBD Data kasus DBD yang terjadi di
dapat menjadi suatu KLB ( Kejadian Luar wilayah Kelurahan Tomang Kecamatan
Biasa) yang berbahaya dan dapat Grogol Petamburan periode bulan Januari
menyebabkan kematian. sampai September 2013 dari 16 RW yang
Penyebab meningkatnya jumlah ada RW 06 memiliki angka kejadian
kasus DBD dan semakin bertambahnya kasus DBD yang lebih tinggi
wilayah yang terjangkit, karena semakin dibandingkan dengan RW lainnya yaitu
padatnya penduduk dan tingginya sebanyak 9 kasus.
mobilitas penduduk. faktor lain yang Mengingat rumitnya hakikat dari
mempengaruhi terjadinya DBD adalah perilaku terhadap derajat kesehatan maka
perilaku masyarakat serta partisipasi perlu adanya promosi kesehatan yang
masyarakat kurang dalam Pemberantasan paripurna untuk mengubah perilaku tidak
Sarang Nyamuk (PSN), pengetahuan sehat menjadi perilaku yang sehat
masyarakat tentang gejala DBD serta (Kemenkes, 2011). Menurut teori
keterlambatan membawa pasien ke Lawrence Green, 1980 perilaku seseorang
pelayanan kesehatan. (Depkes,2009) atau masyarakat tentang kesehatan
Data kasus DBD pada provinsi ditentukan oleh pengetahuan, sikap,
DKI tahun 2012 tercatat untuk daerah kepercayaan dan tradisi (Mubarak, 2007).
Jakarta Barat adalah 2267 (Dinkes Maka dengan promosi kesehatan
Jakarta,2012) Kecamatan Grogol diharapkan dapat membawa akibat
Petamburan selama dua tahun mengalami terhadap perubahan perilaku, Promosi
kenaikan jumlah kasus dimana tahun 2011 kesehatan merupakan suatu proses yang
sebanyak 154 kasus meningkat di tahun mempunyai masukan (input) dan
2012 menjadi 177 kasus. keluaran (output) (Notoatmodjo,2005).
Dari hasil observasi dan survey Sehingga individu, masyarakat dari tahap
awal pasien DBD pada wilayah “tahu” ketahap “mau” dan akhirnya
Puskesmas Kecamatan Grogol sampai ketahap “mampu” melaksanakan
Petamburan, dapat diketahui pengetahuan perilaku kesehatan agar terbebas dari
masyarakat yang kurang tentang DBD. masalah-masalah kesehatan (Depkes,
Mengingat hal tersebut maka perlu adanya 2007).
upaya tentang promosi kesehatan bagi Promosi kesehatan untuk
masyarakat sehingga pengetahuan mereka peningkatan pengetahuan masyarakat
meningkat dari perilaku tidak sehat sudah dilakukan pihak Puskesmas
menjadi perilaku yang sehat. Berdasarkan setempat dengan mengadakan penyuluhan
teori, perilaku seseorang tentang pada masyarakat.. Kegiatan penyuluhan
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan kelompok dilakukan di aula kelurahan
dan sikap dengan peningkatan ataupun aula RW dengan cara
pengetahuan ini diharapkan ada mengumpulkan warga, selain itu juga
perubahan sikap kesehatan kearah yang diadakan di puskesmas sebelum kegiatan
lebih baik.
Laksmi Ariefani Deliana, dkk., Pengaruh Pembelajaran Metode .... 51

pelayanan dilakukan. Metode yang Tujuan penelitian ini adalah untuk


dipakai adalah ceramah, yang aktif adalah Menganalisa pengaruh metode Snow ball
petugas Puskesmas. Padahal dilihat dari terhadap peningkatan pengetahuan dan
segi pendidikan tentang proses sikap masyarakat di RW 06 Kelurahan
pembelajaran efektif yaitu adanya Tomang terhadap DBD.
keaktifan dari peserta dan pemberi materi.
Dalam metode ceramah keaktifan ada
METODE PENELITIAN
pada pemberi materi sedangkan peserta
kurang aktif. Salah satu faktor yang Proses perubahan perilaku pada
mempengaruhi suatu proses pendidikan hakekatnya sama dengan proses belajar.
kesehatan salah satunya adalah faktor Proses perubahan perilaku tersebut
metode yang digunakan. menggambarkan proses belajar pada
Pada penelitian yang dilakukan, individu yang terdiri dari :
peneliti berusaha untuk menampilkan Stimulus (rangsang) diberikan pada
metode yang berbeda yaitu metode Snow organisme, responden mengerti stimulus
ball. Sebagaimana misi dari promosi kemudian organisme mengolah stimulus
kesehatan yaitu memampukan masyarakat tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk
secara langsung ataupun tidak langsung bertindak. Akhirnya dengan dukungan
(Notoatmodjo,2005). Sejalan dengan fasilitas serta dorongan dari lingkungan
tujuan promosi kesehatan, yakni maka stimulus tersebut mempunyai efek
Perubahan perilaku. Faktor yang (response) tindakan dari individu tersebut.
mempengaruhi suatu proses pendidikan Metode Penelitian mencakup
kesehatan salah satunya adalah factor rancangan penelitian, populasi dan
metode yang digunakan. Metode Snow bal sampel, variabel penelitian, definisi
lmerupakan salah satu metode promosi opersional, penyusunan instrumen
kesehatan yang efektif dengan cara penelitian, pengumpulan data, analisis dan
membagi peserta dalam kelompok kecil penulisan hasil penelitian (Nursalam,
(Notoatmodjo, 2005). Keuntungan 2008). Pada bab ini akan dijabarkan
peserta menjadi aktif, serta memupuk secara lebih mendalam tentang penelitian
kepemimpinan peserta. yang dilakukan.
Metode Snow ball merupakan suatu Rancangan penelitian merupakan
metode penigkatan pengetahuan yang suatu strategi penelitian dalam
dapat dipakai dalam promosi kesehatan mengidentifikasi masalah sebelum
dengan sasaran kelompok /masyarakat. perencanaan akhir pengumpulan data
Promosi kesehatan hakikatnya adalah yang dapat digunakan untuk
penyampaian pesan kesehatan kepada mendefinisikan penelitian yang akan
masyarakat dengan harapan dengan dilaksanakan (Nursalam, 2008).
adanya pesan tersebut masyarakat dapat Rancangan penelitiannya adalah
memperoleh pengetahuan kesehatan yang Quasi experimental design dengan
lebih baik yang pada akhirnya dapat menggunakan non equivalent control
berpengaruh terhadap perilaku kesehatan group yaitu membandingkan hasil
(Notoatmodjo,2005). intervensi program kesehatan dengan
Berdasarkan faktor yang telah suatu kelompok kontrol yang serupa tetapi
dijabarkan maka peneliti ingin melakukan tidak perlu kelompok yang sama.
penelitian tentang Pengaruh Pembelajaran Rancangan ini sangat baik digunakan
Metode Snow Ball Terhadap Peningkatan untuk evaluasi program pendidikan
Pengetahuan dan Sikap Masyarakat kesehatan dan juga baik untuk
Tentang membandingkan hasil intervensi program
DBD Wilayah Puskesmas kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Desain
Kecamatan Grogol Petamburan. Kegiatan ini hampir sama dengan pretest-posttest
promosi kesehatan menggunakan metode control group design, hanya pada desain
Snow Ball dimana berdasarkan hasil ini pada kelompok eksperimen maupun
penelitian Farida Ariani terlihat metode kontrol tidak dipilih secara random
Snow Ball dapat meningkatkan (Sugiyono,2013). Variabel pada penelitian
pengetahuan peserta. ini adalah karakteristik responden (umur,
52 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 49-57

pendidikan, status pekerjaan), tertentu), kemudian data dikelompokkan


pengetahuan sebelum perlakuan dan setelah itu dilakukan pengolahan data
sesudah perlakuan serta sikap sebelum serta di analisis menggunakan statistik
perlakuan dan sesudah perlakuan. deskriptif.
Responden pada penelitian ini
adalah masyarakat Rw 06 dan RW 12 di HASIL
wilayah Puskesmas Kelurahan Tomang
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Kecamatan Grogol Petamburan
Barat. Responden terdiri dari ibu rumah merupakan kecamatan yang terletak di
tangga yang berdomisili di Rw tersebut. wilayah Jakarta Barat, mempunyai satu
Jumlah responden sebanyak 40 orang, dan puskesmas pembina yang merupakan
terbagi dalam dua kelompok yaitu pemekaran dari Puskesmas Kecamatan
kelompok intervensi RW 06 terdiri dari 20 Palmerah dan sembilan pukesmas
responden dan kelompok kontrol RW 12 kelurahan. Salah satunya adalah
terdiri dari 20 responden. Kelurahan tomang.
Penentuan sampel menggunakan
criteria inklusi yaitu RW yang banyak Karakteristik Responden
kasus DBD nya sebagai kelompok Karakteristik responden dalam
intervensi dan RW yang tidak ada kasus penelitian ini terdiri dari usia, tingkat
DBD nya sebagai kelompok kontrol. pendidikan dan status pekerjaan.
Selain itu ada anggota keluarga yang Perilaku sehat dapat berupa emosi
pernah terkena DBD dan bersedia untuk yang positif, pengetahuan yang baik,
ikut kegiatan promosi kesehatanSnow pikiran sehat dan sebagainya. Umur dan
ball. pendidikan mempengaruhi seseorang
Cara pengambilan sampel dalam membuat suatu keputusan.
menggunakan tehnik purposive sampling. Penjelasan karakteristik responden akan
yaitu tehnik pengambilan sampel dengan lebih lanjut disajikan pada tabel 1 berikut
pertimbangan tertentu ( Sugiyono, 2013). ini :
Pelaksanaan pengambilan sampel
secarapurposive antara lain peneliti Tabel 1.Karakteristik Responden
mengidentifikasi semua karakteristik
populasi dengan mengadakan studi intervensi kontrol
pendahuluan atau observasi yang Res % Res %
berhubungan dengan populasi. Peneliti Usia
menetapkan kriteria berdasarkan 20-29 1 5 2 10
pertimbangan yang didasarkan dari 30-39 13 65 11 55
peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2010).
40-49 3 15 5 25
Instrumen pengumpulan data
dengan menggunakan kuesioner yang ≥ 50 3 15 2 10
berisi tentang pertanyaan mengenai Pendidikan
pengetahuan dan sikap responden tentang Tdk Sekolah 0 0 0 0
DBD. Pengumpulan data dalam penelitian SD 3 15 2 10
adalah menggunakan data sekunder dan SMP 4 20 6 30
primer. Data sekunder didapatkan dari SMA 12 60 11 55
data kasus DBD di Puskesmas Kecamatan PT 1 5 1 5
Grogol Petamburan periode Januari sd Pekerjaan
September 2013. Data primer tentang Tdk Bekerja 16 80 14 70
pengetahuan diperoleh melalui pre test Pedagang 3 15 2 10
dan post test kegiatan pembelajaran Kary Swasta 0 0 4 20
metode Snow ball. PNS/ABRI 0 0 0 0
Setelah pengumpulan data Buruh 0 0 0 0
kemudian dilakukan editing (memeriksa Wiraswasta 0 0 0 0
kelengkapan data), coding (memberi kode Pensiunan 1 5 0 0
terhadap hasil kuesioner dan transfering
(memindahkan data dalam program
Laksmi Ariefani Deliana, dkk., Pengaruh Pembelajaran Metode .... 53

Pada tabel 1 terlihat bahwa umur Tabel 3 menunjukan tingkat


responden yang terbanyak adalah usia 30- pengetahuan responden setelah
39 tahun pada kelompok intervensi perlakuan. Pada kelompok intervensi
sebanyak 65% dan kelompok kontrol setelah penerapan metode Snow ball
sebanyak 55 %. Pada tabel juga terlihat sebanyak 90 % responden dengan
bahwa tingkat pendidikan responden yang kategori baik dan pada kelompok kontrol
terbanyak ditemukan adalah SMA sebanyak 60 % responden dengan
sebanyak 60 % pada kelompok intervensi kategori baik. Setelah dilakukan
dan 55 % pada kelompok kontrol. perlakuan pada kedua kelompok terjadi
Pekerjaan responden yang banyak perubahan tingkat pengetahuan pada
ditemukan adalah tidak bekerja sebanyak kelompok control dengan peningkatan
80 % pada kelompok intervensi dan 70 % pengetahuan sebanyak 1,15 point dilihat
pada kelompok kontrol. dari hasil mean pada perhitungan hasil.
Sedangkan pada kelompok intervensi
Tabel 2. Pengetahuan Responden terlihat kenaikan 2 poin dari perhitungan
sebelum perlakuan hasil.

intervensi Kontrol Tabel 4. Sikap Responden sebelum


pre % pre % perlakuan.

Baik 8 40 5 25 intervensi Kontrol

Cukup 10 50 12 60 pre % pre %

Kurang 2 10 3 15 Negatif 8 40 9 45

20 100 20 100 Positif 12 60 11 55

Total 20 100 20 100


Tabel 2 Menunjukan bahwa pada
kelompok intervensi sebelum penerapan
metode Snow ball sebagian besar Tabel 4 menunjukan bahwa
responden yaitu sebanyak 50 % responden sebelum penerapan metode Snow ball
memiliki tingkat pengetahuan dengan sebanyak 40 % responden memiliki sikap
kategori cukup. Pada kelompok control negatif. Pada kelompok kontrol sebelum
sebelum penerapan metode ceramah penerapan metode promosi kesehatan
sebagian besar resonden yaitu sebanyak ceramah yang biasa dilakukan di wilayah
60 % responden memiliki tingkat puskesmas 45 % responden memiliki
pengetahuan dengan kategori cukup. sikapnegatif.

Tabel 5. Sikap Responden setelah


Tabel 3.Pengetahuan Responden setelah perlakuan
perlakuan
intervensi Kontrol
intervensi Kontrol
post % post %
post % post %
Negatif 1 6 5 30
Baik 18 90 12 60
Positif 19 95 14 70
Cukup 2 10 7 35
Total 20 100 20 100
Kurang 0 0 1 5
Tabel 5 menunjukan bahwa setelah
20 100 20 100
penerapan metode Snow ball pada
54 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 49-57

kelompok intervensi sebanyak sebanyak suasana yang menyenangkan dan dapat


95 % responden memiliki sikap positif membuat peserta menjadi aktif sehingga
dan pada kelompok control sebanyak 70 peserta mempunyai inisiatif (Azizahariy,
% responden memiliki sikap positif. 2011)
Setelah dilakukan perlakuan pada Menurut Wawan dan Dewi (2010)
kedua kelompok terjadi peningkatan sikap ada beberapa faktor yang mempengaruhi
positif untuk kelompok kontrol sebanyak pengetahuan seseorang terdiri dari faktor
1,4 point sedangkan kelompok intervensi internal dan faktor eksternal. Faktor
sebanyak 2,7 point. internal yang dapat mempengaruhi
pengetahuan adalah faktor pendidikan,
PEMBAHASAN pekerjaan dan umur. Menurut Nursalam
(2003) pendidikan diperlukan untuk
Hasil penelitian ini menunjukan mendapat informasi misalnya hal-hal yang
bahwa sebelum penerapan promosi menunjang kesehatan sehingga dapat
kesehatan metode Snow ball sebagian meningkatkan kualitas hidup, pada
besar responden memiliki tingkat umumnya makin tinggi pendidikan
pengetahuan tentang pencegahan DBD seseorang makin mudah menerima
kurang dan tingkat pengetahuan cukup. informasi. Menurut Thomas yang dikutip
Sesudah dilakukan penerapan promosi oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah
kesehatan metode Snow ball sebagian keburukan yang harus dilakukan terutama
besar responden memiliki tingkat untuk menunjang kehidupannya dan
pengetahuan dengan kategori baik. kehidupan keluarganya. Menurut
Hasil uji statistik deskriptip terlihat Elizabeth BH yang di kutip Nursalam
ada perubahan tingkat pengetahuan pada (2003), usia adalah umur individu yang
masyarakat tentang pencegahan DBD terhitung mulai saat dilahirkan sampai
dengan promosi kesehatan metode Snow berulang tahun, semakin cukup umur,
ball, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kematangan dan kekuatan
metode Snow ball efektif untuk seseorang akan lebih matang dalam
meningkatkan pengetahuan masyarakat. berfikir.
Perubahan perilaku mencakup tiga Promosi kesehatan metode Snow
ranah perilaku yaitu pengetahuan, sikap, ball dapat meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan melalui proses masyarakat RW 06 kelurahan Tomang
pendidikan kesehatan, sehingga dapat wilayah Puskesmas Kecamatan Grogol
disimpulkan perilaku seseorang atau Petamburan. Perubahan pengetahuan yang
masyarakat tentang kesehatan ditentukan terjadi pada masyarakat disebabkan
oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, karena adanya pemberian suatu informasi
tradisi, dan sebagainya dari orang atau kesehatan tentang pencegahan DBD,
masyarakat yang bersangkutan (Mubarak, sebagian besar responden telah menginjak
2007). Promosi kesehatan merupakan usia diatas 20 tahun sehingga
suatu proses yang mempunyai masukan memungkinkan untuk memiliki
(input) dan keluaran (output) pemahaman terhadap suatu hal lebih baik
(Notoatmodjo, 2005). Sehingga individu, dibandingkan dengan responden yang
masyarakat dari tahap “tahu” ke tahap memiliki usia yang lebih muda. Tingkat
“mau” dan akhirnya sampai ketahap pengetahuan juga dipengaruhi oleh
“mampu” melaksanakan perilaku pengalaman, dimana semakin
kesehatan agar terbebas dari masalah- bertambahnya usia maka pengalaman
masalah kesehatan (Depkes, 2007). Suatu seseorang akan semakin bertambah selain
proses pembelajaran akan berlangsung itu tingkat pendidikan juga mempengaruhi
paling efektif jika antara petugas dan suatu pemahaman. Terjadinya
kelompok sasaran bersifat aktif. Bahkan peningkatan pengetahuan pada responden
teori pembelajaran terkini menyatakan juga disebabkan karena penerapan metode
bahwa proses pembelajaran yang efektif Snow ball, pada metode ini responden
adalah apabila kelompok sasaran yang dibagi menjadi beberapa kelompok kecil,
mempunyai inisiatif (Notoatmodjo, 2005). lalu bergabung menjadi kelompok yang
Metode Snow ball dapat menciptakan lebih besar dan pada akhirnya menjadi
Laksmi Ariefani Deliana, dkk., Pengaruh Pembelajaran Metode .... 55

kelompok yang besar, dalam metode terhadap berbagai objek psikologis yang
Snow ball ini terjadi proses diskusi dihadapinya. Faktor lain yang
membahas hal yang sama yaitu mempengaruhi pembentukan sikap adalah
pencegahan DBD. Karena terjadi proses pengalaman pribadi, kebudayaan, orang
diskusi sehingga membuat responden lain yang dianggap penting, media massa,
semakin mengetahui cara pencegahan institusi atau lembaga pendidikan dan
DBD. Peningkatan tingkat pengetahuan lembaga agama, serta faktor emosi dari
pada penerapan metode Snow ball ini juga diri individu (Azwar, 2011).
dapat dilihat dari nilai antara sebelum dan Promosi kesehatan adalah suatu
sesudah peerapan metode Snow ball. Nilai usaha penyampaian pesan kepada
pada saat sebelum dan sesudah intervensi masyarakat, kelompok atau individu
terjadi peningkatan hal ini menandakan dengan harapan dapat membawa akibat
bahwa dengan metode Snow ball dapat terhadap perubahan perilaku kesehatan
meningkatkan pengetahuan masyarakat dari sasaran. Promosi kesehatan dengan
RW 06 tentang pencegahan DBD. metode Snow ball merupakan suatu
Pada aspek sikap sebelum penerapan metode pembelajaran dimana terjadi suatu
promosi kesehatan metode Snow ball proses interaksi sosial. Terjadinya
sebagian besar responden memiliki sikap perubahan sikap pada penelitian ini di
negatif tentang pencegahan DBD. karenakan dilakukannya suatu
Sesudah dilakukan penerapan promosi penyampaian pesan.
kesehatan metode Snow ball sebagian Tujuan promosi kesehatan, yakni
besar responden memiliki sikap positif, perubahan perilaku. Faktor yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa mempengaruhi suatu proses pendidikan
metode Snow ball efektif untuk merubah kesehatan salah satunya adalah faktor
sikap masyarakat dari negatif menjadi metode yang digunakan. Metode promosi
positif. kesehatan Snow ball merupakan salah satu
Perilaku sehat dapat berupa emosi metode promosi kesehatan yang efektif
yang positif, pengetahuan baik, pikiran dengan cara membagi peserta dalam
sehat, keinginan yang realistik, dan lain kelompok-kelompok kecil. Promosi
sebagainya yang selanjutnya perilaku kesehatan dapat disesuaikan dengan
tersebut diaplikasikan secara nyata oleh sasarannya.Metode Snow ball bertujuan
tiap-tiap individu dalam lingkungan untuk memecahkan suatu masalah
keluarga, kelompok dan masyarakat sehingga sasarannya perlu memiliki
(Mubarak, 2007). Perubahan sikap penguasaan bahan atau materi
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sumber (Notoatmodjo, 2005).
dari pesan dapat berasal dari seseorang, Pada kelompok kontrol dilakukan
kelompok, institusi, isi pesan umumnya intervensi promosi kesehatan yang biasa
berupa kata-kata dan simbol-simbol lain dilakukan diwilayah Puskesmas
yang menyampaikan informasi, penerima Kecamatan Grogol Petamburan yaitu
pesan sifat kepribadian seseorang tidak metode ceramah, terjadi perubahan
berhubungan dengan mudahnya seseorang tingkat pengetahuan pada kelompok
untuk dibujuk, pesan akan berpengaruh kontrol dengan peningkatan pengetahuan
pada penerima, tergantung dari persepsi sebanyak 1,15 point dilihat dari hasil
dan penafsirannya (Wawan dan Dewi, mean pada perhitungan hasil. Sedangkan
2010). pada kelompok intervensi terlihatkenaikan
Pembentukan sikap dapat terbentuk 2 poin dari perhitungan hasil. Untuk Sikap
dalam interaksi sosial yang dialami oleh terjadi peningkatan sikap positif untuk
individu. Dalam interaksi sosial, terjadi kelompok kontrol sebanyak 1,4 point
hubungan saling mempengaruhi diantara sedangkan kelompok intervensi sebanyak
individu yang satu dengan yang lain, 2,7 point.
terjadi hubungan timbal balik yang turut Sehingga dapat dianalisis bahwa
mempengaruhi pola masing-masing kedua metode baik ceramah maupun
individu sebagai anggota masyarakat. Snow ball sama berpengaruh terhadap
Dalam interaksi sosialnya, individu peningkatan pengetahuan di karenakan
bereaksi membentuk pola sikap tertentu keduanya sama melakukan intervensi.
56 Jurnal Promkes, Vol. 2 No. 1, Juli 2014 : 49-57

Pemberian metode Snow ball untuk dengan metode Snow ball dapat
peningkatan pengetahuan dan sikap lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat di
efektif dibandingkan metode ceramah, hal RW 06 Tomang. Promosi kesehatan
ini terlihat dari kenaikannya tingkat dengan metode Snow ball dapat
pengetahuan kelompok intervensi meningkatkan sikap positif masyarakat di
mencapai 63% sedangkan kelompok RW 06 Tomang. Promosi kesehatan
kontrol mencapai 37%. dengan metode Snow ball membuat
Promosi kesehatan adalah suatu peserta aktif hal ini terlihat dari antusias
usaha penyampaian pesan kepada peserta dalam mengikuti kegiatan selain
masyarakat, kelompok atau individu itu metode ini memberikan variasi dalam
dengan harapan dapat membawa akibat pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan
terhadap perubahan perilaku kesehatan yang menggunakan metode ceramah
dari sasaran. Promosi kesehatan dengan sehingga suasananya menyenangkan.
metode Snow ball dapat menjadi salah Metode Snow ball cukup efektif dalam
satu alternatif dalam pemberian promosi meningkatkan pengetahuan dan sikap
kesehatan kepada masyarakat. positif masyarakat di RW 06 Tomang.
Pada perubahan sikap positif terjadi
interaksi sosial dalam proses diskusi
DAFTAR PUSTAKA
sehingga terjadi perubahan sikap dari
negatif menjadi positif. Menurut analisis
A, Wawan & Dewi, 2010, Teori &
peneliti perubahan sikap dari kelompok
Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan
intervensi adalah 66% dan kelompok
Prilaku Manusia, Yogyakarta, Nuha
kontrol 34%. Sehingga dapat dikatakan
medika.
metode Snow ball sedikit lebih efektif
Azwar, S., 2011. Sikap Manusia Teori dan
dibanding metode ceramah.
pengukurannya, Yogyakarta, Pustaka
pelajar.
KESIMPULAN Depkes RI, 2007, Pedoman pelaksanaan
Promosi Kesehatan Di Puskesmas,
Karakteristik responden penelitian Jakarta, Pusat Promosi kesehatan.
adalah ibu rumah tangga yang sebagian Kemenkes RI, 2011, Promosi Kesehatan
besar berusia 30-39 tahun, rata- rata di daerah Bermasalah, Jakarta, Pusat
pendidikan adalah SMA dan sebanyak 80 Promosi Kesehatan.
persen dari responden tidak bekerja. Mubarak,W.I, 2007, Promosi Kesehatan
Metode Snow ball adalah metode Sebuah Proses Belajar Mengajar
pembelajaran dapat mengaktifkan peserta. Dalam
Dinamakan metode Snow ball karenakan Pendidikan, Yogyakarta, Graha Ilmu.
dalam pembelajaran melakukan tugas Notoatmodjo,S, 2005, Promosi Kesehatan
individu kemudian berpasangan. Dari Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka
pasangan tersebut kemudian mencari cipta.
pasangan yang lain sehingga semakin Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan
lama anggota kelompok semakin besar Metodologi Penelitian,Surabaya :
bagai bola salju yang menggelinding. Salemba Medika.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan Notoatmodjo,S, 2010, Metodologi
jawaban yang dihasilkan secara bertingkat penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka
hingga mendapatkan kesimpulan atau cipta.
jawaban dari seluruh kelas. Notoatmodjo,S, 2010, Ilmu dan seni,
Tingkat pengetahuan masyarakat di Jakarta, Rineka cipta.
RW 06 Tomang tentang DBD sebelum Notoatmodjo,S, 2010, Prisip-prinsip dasar
promosi kesehatan dengan metode Snow Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta,
ball sebanyak 50 persen dalam kategori Rineka cipta
cukup.Sikap masyarakat di RW 06 Puskesmas KecamatanGrogol
Tomang sebelum promosi kesehatan den Petamburan, 2013. Laporan DBD
gan metode Snow ball adalah 50 persen Tahun 2013,Jakarta Barat, (tidak di
memiliki sikap negatif. Promosi kesehatan publikasikan).
Laksmi Ariefani Deliana, dkk., Pengaruh Pembelajaran Metode .... 57

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bandung: alfabeta,CV.


Kuantitatif Dan Kualitatif.

You might also like