You are on page 1of 7

50

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER POSYANDU TENTANG


TUGAS PENGEMBANGAN KADER TERHADAP TINDAKAN PENEMUAN
KASUS TB PARU DI PUSKESMAS LITE

(The Correlation Between Knowledge and Attitude of Health Volunteers about


Additional Task with The Case Finding of Pulmonary Tuberculosis at Puskesmas Lite)

Simon Sara Hoko*, Ninuk Dian Kurniawati*, Herdina Maryanti*


*Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115
email: zhizhacho@gmail.com

ABSTRACT
TB case finding is one of the indicators of evaluating efforts in tackling TB in a
community, that can be carried out both actively and passively. The active case finding is
done by cadres of Posyandu in the community. This activity is influenced by knowledge
and attitude about the additional task of cadre in tackling TB in the community. The
aimed of this study was to analyze the correlation of knowledge and attitude of health
cadre about additional task of health volunteers with the case finding of TB in Puskesmas
Lite. This research was used descriptive analytic design, with cross sectional approach.
The population of this study was all health cadres in Puskesmas Lite consisted of 165
people. The sample were 65 people, recruited was used simple random sampling.
Independent variables were health volunteers knowledge and attitude. While dependent
variable was pulmonary TB case finding. The data were collected using questionnaires
and analyzed using Spearman rank test with α≤0.05. The results showed that there was a
very strong correlation between knowledge and attitude with health volunteers action in
the case finding of TB (p=0.000; r=1.000). It can be concluded that the level of
knowledge and attitude of health volunteers affecting their action in case finding of TB in
the community. Nurses should provide information to the health volunteers more
frequently, to improve their knowlegde and attitude.

Keywords : knowledge, attitude, action, case finding of TB, health volunteers

PENDAHULUAN
kader dalam penemuan kasus TB,
Penemuan kasus TB merupakan langkah namun hingga saat ini tugas
pertama kegiatan penanggulangan TB. pengembangan ini tidak dilakukan
Penemuan dan penyembuhan pasien TB karena masih adanya kecenderungan
menular, secara bermakna dapat kader yang hanya melakukan tugas
menurunkan angka kesakitan dan utamanya dalam pelayanan Kesehatan
kematian akibat TB. Upaya penemuan Ibu dan Anak (KIA) dan lansia dan
kasus TB perlu melibatkan banyak enggan untuk melakukan tugas
sektor, baik sektor kesehatan seperti tambahan dalam menemukan kasus TB
Puskesmas, maupun sektor lain seperti di masyarakat.
kader kesehatan (Depkes 2009). Hasil
wawancara terstruktur peneliti dengan 5 Data tambahan yang didapatkan peneliti
orang kader Posyandu di Dusun Tada melalui wawancara terstruktur dengan
pada bulan Agustus 2013 diperoleh data pengelola program TB di Puskesmas
bahwa pada tahun 2008 semua kader di Lite pada bulan Agustus 2013
Puskesmas Lite sudah diberikan disebutkan bahwa selama tahun 2011
pelatihan tentang tugas pengembangan tidak ditemukan kasus TB, tahun 2012
51

sebanyak 5 kasus, dan dalam periode adanya anggapan bahwa penemuan


Januari-Agustus 2013 sebanyak 20 secara pasif oleh tenaga kesehatan masih
kasus. Semua kasus ini ditemukan lebih efektif dari segi pembiayaan dari
secara pasif oleh pihak Puskesmas, pada melibatkan kader, tingginya beban
pasien datang sendiri ke Puskesmas tugas kader, tidak ada dana khusus
tanpa peran serta kader. untuk petugas/kader yang menemukan
kasus di lapangan, kurangnya
Upaya penemuan pasien TB di pengetahuan kader terkait tugas
Puskesmas secara umum tergambar pengembangannya. Penyebab rendahnya
dalam angka penemuan pasien baru TB pengetahuan kader ini sejalan dengan
BTA positif atau Case Detection Rate hasil penelitian Made (2013) tentang
(CDR) yang merupakan perbandingan hubungan pengetahuan, sikap, dan
antara jumlah pasien baru TB BTA motivasi kader kesehatan dengan
positif yang ditemukan dan diobati aktivitasnya dalam pengendalian kasus
dalam satu wilayah selama satu tahun tuberkulosis di Kabupaten Buleleng.
terhadap jumlah perkiraan pasien baru Made dalam kesimpulannya
TB BTA positif dalam satu wilayah memaparkan bahwa kader dengan
dalam waktu satu tahun. Tingginya pengetahuan tinggi memiliki
cakupan CDR menunjukkan semakin kemungkinan untuk aktif 18 kali lebih
banyaknya jumlah kasus baru yang besar dari pada kader dengan
ditemukan atau terjaring, sebaliknya pengetahuan rendah, kader dengan sikap
rendahnya cakupan CDR menunjukkan baik memiliki kemungkinan untuk aktif
kurangnya jumlah kasus baru yang 8 kali lebih besar dari pada kader
ditemukan atau terjaring. Tingginya dengan sikap kurang, dan kader dengan
jumlah penderita yang tidak terjaring motivasi tinggi memiliki kemungkinan
akan menjadi sumber penularan yang untuk aktif 15 kali lebih besar dari pada
membawa dampak pada peningkatan kader dengan motivasi rendah.Hasil
angka kesakitan dan kematian akibat TB wawancara peneliti dengan 5 orang
(Depkes 2009). Secara nasional, kader di dusun Tada pada bulan Agustus
cakupan CDR TB paru dari tahun 2009- 2013 diperoleh data bahwa hingga saat
2012 sudah mencapai target global, ini tugas pengembangan kader dalam
namun masih terdapat kesenjangan yang penemuan kasus TB tidak dilakukan
cukup besar antar provinsi di Indonesia. karena kader masih enggan melakukan
Cakupan CDR TB provinsi NTT tahun tugas tambahan ini dan masih adanya
2009 sebesar 35% dari target nasional kecenderungan kader yang hanya
70%, tahun 2010 38% dari target 73%, melakukan tugas utamanya dalam
tahun 2011 42% dari target global 75%, pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
dan tahun 2012 45% dari target 80% (KIA).
(Depkes 2010, 2011, 2012, dan 2013).
Upaya yang dapat dilakukan untuk
Ada banyak faktor yang menyebabkan meningkatkan keterlibatan kader dalam
kader Posyandu tidak melakukan tugas penemuan kasus TB adalah melalui
pengembangannya dalam menemukan pendidikan dan pelatihan. Munir (2012)
kasus TB di masyarakat. Shalis dan dalam penelitiannya tentang hubungan
Rediputra (2012) dalam laporan pelatihan kader komunitas TB DOTS
kasusnya tentang permasalahan dengan jumlah suspek yang terjaring di
penjangkauan kasus TB pada program Puskesmas Kabupaten Tuban
P2M di Puskesmas 1 Sokarajo, menyimpulkan bahwa terdapat
mengemukakan bahwa rendahnya hubungan yang signifikan antara
keterlibatan kader Posyandu dalam pelatihan kader dengan penemuan kasus
penemuan kasus TB di masyarakat TB di Puskesmas. Jumlah suspek yang
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu terjaring di Puskesmas yang telah
52

melakukan pelatihan kader lebih banyak 165 orang. Jumlah sampel sebanyak 65
dibandingkan dengan Puskesmas yang orang, diambil menggunakan simple
tidak melakukan pelatihan kader. random sampling dengan kriteria aktif
Pendidikan dan pelatihan kader tentang bekerja sebagai kader Posyandu
tugas pengembangan kader dalam minimal 3 bulan terakhir dan kader dari
penemuan kasus TB sudah dilakukan di Posyandu purnama. Kader yang Tidak
Puskesmas Lite pada tahun 2008, namun hadir pada waktu kegiatan
hingga saat ini kader Posyandu belum penelitian/waktu
mampu melakukan tugas pengembangan pengukuran/pengumpulan data
ini secara maksimal. Penjaringan kasus dieksklusikan.
TB selama ini hanya dilakukan secara Variabel independen adalah
pasif oleh pihak Puskesmas saja, peran pengetahuan dan sikap kader Posyandu
aktif kader dalam penemuan kasus TB di tentang tugas pengembangan kader
masyarakat tidak dilakukan. Penelitian dalam penemuan kasus TB. Variabel
tentang hubungan pengetahuan dan dependen adalah tindakan penemuan
sikap kader Posyandu dengan tindakan kasus TB oleh kader Posyandu.
penemuan kasus TB di Puskesmas Lite Instrumen yang digunakan untuk
belum pernah dilakukan. Penelitian ini mengukur pengetahuan dan sikap adalah
bertujuan untuk menjelaskan apakah ada kuesioner yang dimodifikasi dari Zahra
hubungan antara pengetahuan dan sikap (2011). Sementara kuesioner untuk
kader Posyandu tentang tugas mengukur tindakan kader menggunakan
pengembangan kader terhadap tindakan kuesioner terstruktur yang dimodifikasi
penemuan kasus TB di Puskesmas Lite. dari Depkes (2009). Data pada variabel
tindakan didukung oleh data pada buku
BAHAN DAN METODE register pengobatan TB di Puskesmas
Lite. Data yang diperoleh akan di
Penelitian ini berdesain deskriptif analisis dengan uji Spearman Rho
analitik dengan pendekatan cross Correlation dengan taraf signifikasi
sectional. Populasi adalah semua kader α≤0.05.
Posyandu di Puskesmas Lite berjumlah

HASIL

Tabel 1 Hubungan pengetahuan dan tindakan kader kesehatan dalam penemuan kasus TB
Tindakan
Total
Pengetahuan Cukup Kurang
n % n % N %
Cukup 58 89 0 0 58 89
Kurang 0 0 7 11 7 11
Total 58 89 7 11 65 10
Spearman,s rho p=0,000 r=1,000

Tabel 2 Hubungan sikap dan tindakan kader kesehatan dalam penemuan kasus TB
Tindakan
Total
Sikap Cukup Kurang
n % n % N %
Baik 28 43 0 0 28 43
Cukup 30 46 7 11 37 57
Total 58 89 7 11 65 100
Spearman,s rho p=0,014 r=1,000
53

Tabel 1 menunjukkan bahwa semakin korelasi yang sangat kuat dengan


baik pengetahuan kader tentang tugas tindakan kader dalam penemuan kasus
pengembangan kader dalam penemuan TB di Puskesmas Lite, semakin baik
kasus TB, maka semakin baik pula pengetahuan kader tentang tugas
tindakan kader dalam penemuan kasus pengembangan kader dalam penemuan
TB di Puskesmas Lite. Hal ini kasus TB semakin baik pula tindakan
dibuktikan dengan responden kader dalam menemukan kasus TB di
berpengetahuan cukup, tindakannya masyarakat. Hal ini dapat ditunjukkan
masuk dalam kategori cukup, sebaliknya dengan data penelitian responden yang
responden berpengetahuan kurang, berpengetahuan cukup, tindakannya
tindakannya masuk dalam kategori masuk dalam kategori cukup, sebaliknya
kurang. Uji Spearman rho didapatkan responden yang berpengetahuan kurang,
hasil hitung nilai rho (p)=0,000, artinya tindakannya masuk dalam kategori
H0 ditolak, ada hubungan antara kurang.
pengetahuan kader tentang tugas
pengembangan kader dengan tindakan Pengetahuan kader Posyandu tentang
penemuan kasus TB oleh kader di tugas pengembangan kader merupakan
masyarakat. Hasil uji juga menunjukkan domain yang sangat penting karena
koefisien korelasi (r)=1,000, artinya merupakan pijakan kader dalam
pengetahuan dan tindakan kader melakukan tindakan penemuan kasus
memiliki tingkat hubungan yang sangat TB di masyarakat. Hal ini sejalan
kuat. dengan toeri Green (1980) yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa semakin menyatakan bahwa faktor-faktor yang
baik sikap kader tentang tugas mempengaruhi perilaku seseorang salah
pengembangan kader dalam penemuan satu di antaranya adalah pengetahuan
kasus TB, semakin baik pula tindakan dari orang tersebut.
kader dalam penemuan kasus TB di
Puskesmas Lite. Hal ini dibuktikan Hasil penelitian di atas juga sejalan
dengan responden yang memiliki sikap dengan beberapa penelitian yang telah
cukup, tindakannya masuk dalam dilakukan sebelumnya. Nugroho (2008)
kategori cukup, sebaliknya responden dalam penelitinannya tentang hubungan
yang memiliki sikap kurang, antara pengetahuan dan motivasi kader
tindakannya masuk dalam kategori dengan keaktifan kader Posyandu di
kurang. Uji Spearman rho didapatkan desa Dukuh Tengah, kecamatan
hasil hitung nilai rho (p)=0,014, artinya Ketanggungan, kabupaten Brebes
H0 ditolak, ada hubungan antara sikap menemukan bahwa ada hubungan antara
kader tentang tugas pengembangan pengetahuan dengan keaktifan kader
kader dengan tindakan penemuan kasus Posyandu (p=0,000 dan r=0,784).
TB oleh kader di masyarakat. Hasil uji Wahyudi (2010) dalam penelitiannya
juga menunjukkan koefisien korelasi tentang hubungan pengetahuan, sikap
(r)=1,000, artinya sikap dan tindakan dan motivasi kader dengan penemuan
kader memiliki tingkat hubungan yang suspek TB paru di Puskesmas
sangat kuat. Sanankulon menemukan bahwa
pengetahuan kader merupakan salah satu
PEMBAHASAN faktor yang berhubungan dengan
penemuan suspek TB paru di Puskesmas
Penelitian ini memberikan gambaran Sanankulon (p=0,002 dan r=0,733).
bahwa setelah dilakukan analisis Made (2013) dalam penelitiannya
statistik ditemukan bahwa pengetahuan tentang hubungan pengetahuan, sikap
kader tentang tugas pengembangan dan motivasi terhadap keaktifan kader
kader dalam penemuan kasus TB dalam pengendalian TB di kabupaten
mempunyai hubungan dan tingkat Buleleng, Bali menemukan bahwa kader
54

kesehatan dengan pengetahuan tinggi


memiliki kemungkinan untuk aktif 18 Sikap merupakan respons atau reaksi
kali lebih besar dari pada kader dengan yang masih tertutup dari seseorang
pengetahuan rendah (p=0,012). terhadap sesuatu. Suatu sikap tidak
otomatis terwujud dalam suatu tindakan
Peneliti dapat berasumsi bahwa nyata. Sikap dapat diwujudkan dalam
pengetahuan kader Posyandu tentang suatu perbuatan nyata jika didukung
tugas pengembangannya berbanding oleh faktor-faktor lain seperti fasilitas
lurus dengan tindakan kader dalam dan dukungan dari pihak lain.
menemukan kasus TB di masyarakat,
semakin baik pengetahuan kader tentang Hasil penelitian ini sejalan dengan
tugas pengembangannya dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan
penemuan kasus TB di masyarakat sebelumnya. Wahyudi (2010) dalam
semakin baik pula upaya/tindakannya penelitiannya tentang hubungan
dalam menemukan kasus TB di pengetahuan, sikap dan motivasi kader
masyarakat dan semakin kurang dengan penemuan suspek TB paru di
pengetahuan kader tentang tugas Puskesmas Sanankulon menemukan
pengembangannya dalam menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif
kasus TB di masyarakat semakin kurang dan signifikan antara sikap dengan
pula tindakannya dalam menemukan penemuan suspek TB paru di Puskesmas
kasus TB di masyarakat. Sanankulon (p=0,012 dan r=0,717).
Made (2013) dalam penelitiannya
Penelitian ini juga memberikan tentang hubungan pengetahuan, sikap
gambaran bahwa setelah dilakukan dan motivasi terhadap keaktifan kader
analisis statistik ditemukan bahwa sikap dalam pengendalian TB di kabupaten
kader tentang tugas pengembangan Buleleng, Bali menemukan bahwa kader
kader dalam penemuan kasus TB kesehatan dengan sikap baik memiliki
mempunyai hubungan dan tingkat kemungkinan untuk aktif dalam
korelasi yang sangat kuat dengan pengendalian kasus TB 8 kali lebih
tindakan kader dalam penemuan kasus besar dari pada kader dengan sikap yang
TB di Puskesmas Lite, semakin baik kurang (p=0,011).
sikap kader tentang tugas
pengembangan kader dalam penemuan Peneliti dapat berasumsi bahwa tindakan
kasus TB semakin baik pula tindakan atau perilaku seseorang terhadap suatu
kader dalam menemukan kasus TB di objek sangat ditentukan oleh sikap orang
masyarakat. Hal ini dapat ditunjukkan tersebut terhadap objek yang
dengan data penelitian responden yang bersangkutan. Upaya kader Posyandu
berpengetahuan cukup, tindakannya dalam menemukan kasus TB di
masuk dalam kategori cukup, sebaliknya masyarakat sangat ditentukan oleh sikap
responden yang berpengetahuan kurang, kader Posyandu terhadap tugas
tindakannya masuk dalam kategori pengembangan kader dalam
kurang. menanganani kasus TB di masyarakat,
semakin baik sikap kader Posyandu
Sikap juga merupakan domain yang tentang tugas pengembangannya dalam
sangat penting sebagai dasar kader penemuan kasus TB semakin baik pula
Posyandu dalam melakukan upaya tindakannya dalam menemukan kasus
penemuan kasus TB di masyarakat. Hal TB di masyarakat dan semakin kurang
ini sejalan dengan teori Green (1980) sikap kader Posyandu tentang tugas
yang menyatakan bahwa faktor-faktor pengembangannya dalam penemuan
yang mempengaruhi perilaku seseorang kasus TB semakin kurang pula
salah satunya adalah sikap dari orang tindakannya dalam menemukan kasus
tersebut. TB di masyarakat.
55

Oktober 2013,
KESIMPULAN DAN SARAN <http://depkes.go.id>
Depkes 2011, Profil kesehatan Indonesia
Ada hubungan yang signifikan dan 2010, Jakarta, dilihat 1 Oktober
sangat kuat antara pengetahuan dan 2013, <http://depkes.go.id>
sikap kader Posyandu tentang tugas Depkes 2012, Profil kesehatan Indonesia
pengembangan kader dengan tindakan 2011, Jakarta, dilihat 1 Oktober
penemuan kasus TB di Puskesmas Lite. 2013, <http://depkes.go.id>
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan Depkes 2013, Profil kesehatan Indonesia
pihak Puskesmas melakukan pelatihan 2012, Jakarta, dilihat 14
dan refresing kader Posyandu tentang November 2013,
tugas pengembangan kader dalam <http://depkes.go.id>
penemuan kasus TB di masyarakat Dody, Ayuning, I, Mastoroh, L, dan
secara berkala dalam rencana kerja Piriani, E 2008, Faktor-faktor
tahunannya, dan melakukan evaluasi yang berkaitan dengan penemuan
secara berkala terkait pengetahuan, kasus tersangka tuberkulosis yang
sikap dan pelaksanaan tugas baru di kelurahan Krian,
pengembangan kader dalam penemuan kecamatan Krian, kabupaten
kasus TB di masyarakat, serta Sidoarjo, Surabaya, dilihat 3
mempertimbangkan kemungkinan untuk November 2013,
pembentukan kelompok kader yang <http://elib.fk.uwks.ac.id>
khusus bertugas menangani masalah TB Firdaufan, Murti, B, Santoso, Hartono,
di masyarakat, terlepas dari kelompok R, Sumardiyono, Henratno, dan
kader KIA dan Lansia. Penelitian Sutisna, E 2009, Evaluasi
selanjutnya dapat menganalisis faktor- program pengendalian
faktor yang mempengaruhi rendahnya tuberkulosis dengan strategi
keterlibatan kader dalam penemuan DOTS di eks karesidenan
kasus di masyarakat. surakarta, Solo, dilihat 2
November 2013,
KEPUSTAKAAN <http://fk.uns.ac.id>
Kemenkes 2008, Petunjuk teknik
Arifin, F 2013, Buku saku harrison standar pelayanan minimal
pulmonologi, edisi 1, KARISMA bidang kesehatandi
Publishing Group, Tangerang kabupaten/kota, Jakarta, dilihat 4
Selatan Oktober 2013,
Azwar, S 2003, Sikap manusia : teori <http://dinkeskabdemak.files.wor
dan pelaksanaannya, edisi 2, dpress>
Pustaka Pelajar, Yogyakarta Kemenkes 2009, Pedoman
Depkes 2006, Pedoman umum penanggulangan tuberkulosis
pengelolaan Posyandu, Jakarta, (TB), Jakarta, dilihat 4 Oktober
dilihat 4 Oktober 2013, 2013,
<http://depkes.go.id> <http://hukor.depkes.go.id>
Depkes 2006, Pedoman nasional Kemenkes 2012, Kurikulum dan modul
penanggulangan TB, Jakarta, pelatihan kader Posyandu,
dilihat 4 Oktober 2013, Jakarta, dilihat 9 November 2013,
<http://www.tbindonesia.or.id> <http://www.promkes.depkes.go.i
Depkes 2009, Buku saku kader program d>
penanggulangan TB, Jakarta, Made, I 2013, Hubungan pengetahuan,
dilihat 4 Oktober 2013, sikap, dan motivasi kader
<http://www.tbindonesia.or.id> kesehatan dengan aktivitasnya
Depkes 2010,. Profil kesehatan dalam pengendalian kasus
Indonesia 2009, Jakarta, dilihat 1 tuberkulosis di kabupaten
56

Buleleng, Bali, dilihat 14 Posyandu dengan keaktifan kader


November 2013, Posyandu di desa Dukuh Tengah,
<http://eprints.uns.ac.id> kecamatan Ketanggungan,
Munir, N 2012, Hubungan antara kabupaten Brebes, dilihat pada 08
pelatihan kader komunitas DOTS Februari 2014,
dengan jumlah suspek yang <portalgaruda.org>
terjaring di Puskesmas Purwanto, H 2010, Pengantar perilaku
Kabupaten Tuban, dilihat 8 manusia, EGC, Jakarta
Desember 2013, <http://Sain Shalis, S dan Rediputra, A 2012,
Med.kopertis 7.go.id> Permasalahan penjangkauan
Zahra, N 2011, Survey on the kasus TB pada program P2M di
knowledge, attitudes, and Puskesmas 1 Sokarajo, dilihat 8
practices on tuberculosis (TB) Desember 2013,
among health care workers in <www.scrib.com>
Kingston & St. Andrew, Jamaica, Wahyudi, E 2010, Hubungan
dilihat 8 Desember 2013, pengetahuan, sikap dan motivasi
<success.ohecampus.com> kader dengan penemuan suspek
Notoatmodjo, S 2007, Promosi tuberkulosis paru di Puskesmas
kesehatan dan ilmu perilaku, Sanankulon, dilihat 08 Februari
Rineka Cipta, Jakarta 2014, <eprints.uns.ac.id>.
Nugroho, AH 2008, Hubungan antara
pengetahuan dan motivasi kader

You might also like