Professional Documents
Culture Documents
Nested Dalam Pembelajaran Pemecahan
Nested Dalam Pembelajaran Pemecahan
2 September 2020
Aan Armini
SMAN 1 Garawangi Kabupaten Kuningan, Jalan Raya Garawangi No. 34, Kuningan,
Jawa Barat, Indonesia
aanarmini123@gmail.com
Abstract
Through classroom action research, researchers seek to improve students 'mathematical problem
solving abilities on mathematical induction material by using nested integrated learning methods and
explore students' attitudes towards the application of the given learning model. The study was
conducted during two cycles which included four stages of learning, namely: planning,
implementation, observation, and reflection. The study was conducted in the odd semester of the
2019/2020 school year involving 34 students of class XI MIPA-2 SMAN 1 Garawangi, Kuningan.
There are 2 types of research instruments used, namely tests and questionnaires. Based on the test
results, it can be seen that in the post-test, the N-Gain index obtained was 0.61 (moderate).
Meanwhile, based on the results of the questionnaire, it can be seen that 100% of students show a
positive attitude. Thus, it can be concluded that the nested type integrated learning model can
improve students' mathematical problem solving abilities on mathematical induction material and get
a good appreciation with the presence of a positive attitude shown by all participants.
Keywords: mathematical induction, mathematical problem solving, Nested integrated learning
model
Abstrak
Melalui penelitian tindakan kelas, peneliti berupaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada materi induksi matematika menggunakan metode pembelajaran terpadu tipe
nested serta menggali sikap siswa terhadap penerapan model pembelajaran yang diberikan. Penelitian
dilaksanakan selama dua siklus yang mencakup empat tahapan pembelajaran, yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2019/2020 dengan melibatkan 34 siswa kelas XI MIPA-2 SMAN 1 Garawangi Kabupaten Kuningan.
Terdapat 2 jenis instrumen penelitian yang dipakai, yaitu tes dan angket. Berdasarkan hasil tes, dapat
diketahui bahwa pada post-test, indeks N-Gain yang diperoleh adalah 0,61 (sedang). Sementara itu,
berdasarkan hasil angket, dapat diketahui bahwa 100% siswa menunjukkan sikap positif. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran terpadu tipe nested mampu meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi induksi matematika serta
mendapatkan apresisai yang baik dengan adanya sikap positif yang ditunjukkan oleh seluruh
partisipan.
Kata Kunci : Induksi matematika, pemecahan masalah matematika, model pembelajaran terpadu
tipe nested
Cara Menulis Sitasi: Armini, A. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Tipe
Nested dalam Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika pada Materi Induksi
Matematika. Jurnal Edukasi dan Sains Matematika (JES-MAT),6 (2), 113-128.
113
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
114
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
masalah dengan konsep yang diberikan disesuaikan dengan materi ajar dan tujuan
oleh guru saja. dari pembelajaran, sehingga dapat
Selain itu, Juanti, Santoso & memperjelas konsep-konsep yang
Hiltrimartin (2016) mengemukakan bahwa diberikan, sehingga hasilnya peserta didik
dalam pelaksanaan tes pemecahan masalah akan selalu berpikir dan berperan aktif.
matematika, hanya 33% siswa yang mampu Dengan adanya tujuan belajar proses
mengerjakan soal matematika dengan baik pembelajaran akan lebih terarah sehingga
dan benar. Sehingga dapat dikatakan tidak akan keluar atau menyimpang dari
bahwa, kemampuan matematika peserta materi ajar.
didik masih perlu ditingkatkan lagi. Beberapa peneliti terdahulu telah
Kemampuan matematika siswa tidak hanya melakukan penelitian untuk meningkatkan
merujuk pada perhitungan dasar, tetapi juga kemampuan pemecahan masalah
bagaimana menggunakannya untuk diantaranya, Aini (2016) melakukan upaya
menganalisis masalah yang kompleks dan peningkatan pemecahan masalah melalui
memperkirakan efisiensi cara yang berbeda pembelajaran open-ended. Akhyar &
dari pemecahan masalah yang ada dalam Rokhmah (2018), melakukan upaya
kehidupan (Cai & Steven, 2005). Dengan peningkatan kemampuan pemecahan
kata lain, siswa harus terbiasa untuk masalah matematis siswa melalui model
menganalisis beragam masalah yang pembelajaran Knisley berbasis masalah.
kompleks sehingga kemampuan Firdaus (2019) melalukan upaya
matematika siswa dalam memecahkan peningkatan pemecahan masalah melalui
masalah matematika dapat mengalami pembelajaran probing promting. Fathani,
peningkatan. Ilmi, dan Santriyo (2020) melakukan
Kemampuan pemecahan masalah penelitian mengenai penerapan group
merupakan kemampuan yang sangat investigation untuk meningkatkan
penting dalam pembelajaran matematika kemampuan pemecahan masalah
(Aini, 2016). Untuk mengatasi hal tersebut, kontekstual dalam pembelajaran
diperlukan suatu model pembelajaran pertidaksamaan rasional dan irrasional.
matematika yang tidak hanya menekankan Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu,
kepada pengetahuan suatu konsep saja, yang berupaya meningkatkan kemampuan
melainkan model pembelajaran yang pemecahan masalah, para peneliti tersebut
mampu merangsang daya pikir siswa untuk menggunakan model pembelajaran inovatif
membentuk pengetahuan mereka sendiri sebagai upaya untuk meningkatkan
dalam memecahkan beragam masalah kemampuan pemecahan masalah matematis
matematika. Sejatinya, tidak ada satupun siswa. Dengan banyaknya model
model pembelajaran yang dianggap lebih pembelajaran matematika yang telah
baik dibandingkan dengan model diterapkan, dalam penelitian ini, penulis
pembelajaran yang lain. Baik tidaknya bermaksud untuk memperkaya sumber
suatu model pembelajaran bisa dilihat dari literatur pembelajaraan matematika dengan
efektif atau tidaknya model tersebut menerapkan salah satu metode
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran terpadu.
pembelajaran yang telah ditentukan. Model pembelajaran terpadu
Pemilihan model pembelajaran harus merupakan pendekatan pembelajaran yang
115
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
116
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
terpadu tipe nested dan menggali sikap a) masalah transalasi, masalah kehidupan
siswa terhadap penerapan metode sehari-hari yang memerlukan transalasi
pembelajaran terpadu tipe nested. dari bentuk verbal ke bentuk
matematika;
LANDASAN/KAJIAN TEORI b) masalah aplikasi, memberikan
Induksi Matematika kesempata siswa untuk menyelesaikan
Induksi matematika merupakan masalah dengan menggunakan
metode pembuktian yang dapat digunakan berbagai macam keterampilan dan
untuk menentukan kebenaran dari suatu prosedur matematika;
pernyataan yang diberikan dalam bentuk c) masalah proses, memberikan
bilangan asli (Kristanto, 2013). Induksi kesempatan siswa untuk menyusun
matematika dapat digunakan untuk: (a) langkah-langkah merumuskan pola dan
membuktikan bahwa teori atau sifat itu strategi khusus dalam menyelesaikan
benar untuk semua bilangan asli atau semua masalah;
bilangan dalam himpunan bagiannya, (b) d) masalah teka-teki, merangsang
pembuktian pernyataan, (c) mengecek hasil keterampilan afektif siswa dalam
proses yang terjadi secara berulang dengan pembelajaran.
pola tertentu, (d) membuktikan universal Pemecahan masalah matematika
statement, dsb. Dalam pengerjaannya, tidak terlepas dari pengetahuan seseorang
terdapat tiga tahapan induksi matematika, akan substansi penyelesaian masalah
yaitu langkah dasar (basis step), langkah tersebut, sehingga hal ini merupakan suatu
induktif (inductive step), dan Kesimpulan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap
(conclusion). siswa. Pemecahan masalah merupakan
tahapan berbeda pada pembelajaran soal
Pemecahan Masalah Matematika matematika karena memerlukan berbagai
Pemecahan masalah matematika ialah pengetahuan konsep matematika. Sejalan
penggunaan matematika baik itu untuk dengan Suwangsih (2006) bahwa dalam
matematika itu sendiri ataupun aplikasi pemecahan masalah diperlukan proses
matematika di kehidupan sehari-hari dan berfikir tingkat tinggi dan mempunyai
ilmu pengetahuan yang lain secara kreatif peranan yang penting dalam pembelaja
untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika. Terdapat 4 langkah
yang belum diketahui cara penyelesaiannya penyelesaian pemecahan masalah
(Hudoyo dalam Suwangsih, 2006). Dalam matematika yang diusulkan oleh Polya
pembelajaran matematika, suatu masalah (Suwangsih, 2006), yaitu pemahaman
dapat dikatakan masalah matematika masalah, membuat rencana penyelesaian,
karena mengandung konsep matematika mengerjakan rencana, dan peninjauan
didalamnya. Masalah tersebut bisa kembali hasil perhitungan. Dengan
disajikan dalam bentuk soal tidak rutin demikian, dapat dikatakan bahwa dalam
yang berupa soal cerita, penggambaran pemecahan masalah membutuhkan
fenomena atau kejadian, ilustrasi gambar pengetahuan matematika siswa yang tinggi
dan teka-teki. Sejalan dengan Hudoyo serta beragam proses didalamnya guna
(Suwangsih, 2006) yang mengelompokkan menghasilkan jawaban atas masalah
masalah matematika kedalam 4 jenis, yaitu: matematika tersebut.
117
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
118
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
119
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
120
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
121
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
122
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
123
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
Gambar 2. Tingkatan Sikap Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Tipe
Nested dalam Pengajaran Pemecahan Masalah Matematika pada Materi Induksi Matematika
124
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
125
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
126
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
127
JES-MAT, Vol. 6 No.2 September 2020
128