You are on page 1of 13

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (1), 2020, 117-129

Evaluasi Penerapan Metode Penghitungan Kerugian Negara Dalam


Membantu Penanganan Kasus Tindak Pidana Korupsi
Sumarto1. Yan Rahadian2
Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia12
Gedung Prof. Dr.M.Sadli (FEUI Salemba) Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta 10430, Indonesia

Abstract. This study aims to evaluate the application of the State Loss Calculation (PKN) method in the Indonesian
Supreme Audit Board (BPK). The research framework uses Policeman Theory which emphasizes the auditor's
responsibility to detect fraud. One of the effects of fraud / corruption in managing state finances is the occurrence of
state losses. The PKN method used in calculating state losses due to a corruption case is still diverse and has not
been standardized. The study uses a qualitative research methodology with a case study approach so that it is more
focused on exploring the phenomenon of PKN that occurs at BPK. The study was conducted by collecting secondary
data in the form of a document of court decisions on corruption cases that have permanent legal force (inkracht).
The results showed that the BPK had significantly met the expectations of the auditor's duties according to
Policeman Theory in detecting fraud. The choice of various BPK PKN methods in calculating state losses caused by
fraud is based on the consideration of irregularities that occur in cases of corruption, the availability of sufficient
and appropriate evidence, and the condition of PKN objects. The PKN method used by BPK investigative
investigators and already accepted in court includes Principal Plus Interest, Total Loss, Net Loss and Real Cost.

Keywords: BPK; Corruption; Method of Calculating State Losses; Policeman Theory; State Losses

Abstrak. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerapan metode Penghitungan Kerugian Negara (PKN) di Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Kerangka penelitian menggunakan Policeman Theory yang menekankan tanggung
jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan. Salah satu dampak akibat terjadinya kecurangan/korupsi dalam
pengelolaan keuangan negara adalah timbulnya kerugian negara. Metode PKN yang digunakan dalam menghitung
kerugian negara akibat suatu kasus korupsi masih beragam dan belum terstandarisasi. Penelitian menggunakan
metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus sehingga lebih menitikberatkan mengenai menggali
fenomena PKN yang terjadi di BPK. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa dokumen
putusan pengadilan kasus korupsi yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa BPK secara signifikan telah memenuhi ekspektasi tugas auditor menurut Policeman Theory dalam
mendeteksi fraud. Pemilihan metode PKN BPK yang beragam dalam menghitung kerugian negara yang diakibatkan
fraud didasari pertimbangan penilaian penyimpangan yang terjadi dalam kasus korupsi, ketersediaan bukti yang
cukup dan tepat, serta kondisi obyek PKN. Metode PKN yang digunakan oleh pemeriksa investigatif BPK dan
sudah diterima dalam pengadilan antara lain Pokok Plus Bunga, Total Loss, Net Loss dan Real Cost.

Kata Kunci: BPK; Korupsi; Kerugian Negara; Metode Penghitungan Kerugian Negara; Policeman Theory

Corresponding Author. sumarto@ui.ac.id


How to Cite This Article. Sumarto & Yan Rahadian. (2020). Evaluasi Penerapan Metode Penghitungan Kerugian
Negara Dalam Membantu Penanganan Kasus Tindak Pidana Korupsi. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 12 (1), 117-
129.
History of Article. Received: Februari 2020, Revision: Juni 2020, Published: Juni 2020
Online ISSN: 2541-0342. Print ISSN: 2086-2563. DOI : https://doi.org/10.17509/jaset.v12i1.23866
Copyright©2020. Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Program Studi Akuntansi FPEB UPI

PENDAHULUAN persepsi korupsi di suatu negara secara global.


Isu korupsi masih menjadi Skor CPI Indonesia sendiri termasuk rendah
permasalahan pelik di Indonesia. Salah satu di dunia. Berdasarkan data yang dirilis
indikator yang menggambarkan tingkat Transparency International Indonesia (TII) di
korupsi di suatu negara adalah Corruption dalam lamannya (2020), skor CPI Indonesia
Perception Index (CPI) yang menyajikan di tahun 2019 sebesar 40 dengan peringkat 85

117 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020


SUMARTO & YAN RAHADIAN/ Evaluasi Penerapan Metode Penghitungan Kerugian Negara Dalam Membantu
Penanganan Kasus Tindak Pidana Korupsi

dari 180 negara yang disurvei. Skor ini baik sengaja maupun lain yang dilakukan oleh
mengalami peningkatan dua poin pengelola keuangan negara”. Kondisi ini
dibandingkan skor CPI Indonesia di tahun diperkuat pula oleh Surat Edaran Mahkamah
2018 sebesar 38. Penilaian skor 0 dari CPI Agung (SEMA) Nomor 4 Tahun 2016 yang
menunjukkan negara tersebut sangat korup, menyebutkan bahwa BPK adalah lembaga
dan skor 100 menunjukkan suatu negara yang berwenang secara konstitusional untuk
sangat bersih. Skor CPI rata-rata global menyatakan adanya kerugian keuangan
sebesar 43 poin, sedangkan untuk rata-rata negara. Kondisi tersebut menggambarkan
skor CPI negara-negara Association of South pentingnya peranan BPK dalam membantu
East Asia Nations (ASEAN) berada di skor APH ketika menangani perkara suatu kasus
46. Hal ini menunjukkan bahwa skor CPI korupsi.
Indonesia masih berada di bawah rata-rata Dalam rangka memperkuat peranan
skor CPI global dan negara-negara ASEAN. BPK membantu pemberantasan tindak pidana
Sementara itu, menurut Indonesia korupsi dan dilatarbelakangi banyaknya
Corruption Watch (ICW) sebagaimana dimuat permintaan pemeriksaan investigatif dan
dalam kajiannya “Tren Penindakan Kasus penghitungan kerugian negara dari APH, BPK
Korupsi 2019” (2020) selama tahun 2019 telah membentuk unit eselon satu tersendiri
terdapat 271 perkara kasus korupsi yang yang menangani penghitungan kerugian
diproses oleh Aparat Penegak Hukum (APH) negara dan pemeriksaan investigatif yaitu
dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Auditorat Utama Investigasi (AUI). Unit kerja
Kepolisian dan Kejaksaan dengan jumlah ini dibentuk berdasarkan Keputusan BPK
tersangka sebanyak 580 orang. Selain itu Nomor 10 Tahun 2016 yang mengatur tentang
menurut ICW (2020), kasus korupsi yang struktur organisasi BPK.
terjadi pada tahun 2019 mengakibatkan Sementara itu, di sisi lain, hasil
kerugian negara sebesar Rp8,4 triliun. Hal ini penelitian yang dilakukan oleh Astuti dan
menunjukkan kasus korupsi di Indonesia Chariri (2015) pada Kantor BPK Perwakilan
masih signifikan dan memerlukan usaha Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa
bersama dalam melakukan pencegahan dan BPK menerapkan metode Penghitungan
mengurangi dampak yang disebabkan oleh Kerugian Negara (PKN) yang berbeda-beda
kasus korupsi. sesuai dengan jenis kasus korupsinya. Kajian
Salah satu perkembangan hukum terkait KPK pada tahun 2007 dalam (Tuanakotta,
penindakan kasus korupsi yang 2018) menyebutkan bahwa penerapan metode
mengakibatkan kerugian negara adalah PKN dalam kasus tindak pidana korupsi
adanya Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) sering kali tidak konsisten, tidak terlihat
Nomor 25 tahun 2016. Menurut Putusan MK adanya suatu pola penghitungan yang dapat
ini, unsur kerugian negara harus dibuktikan digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam
terlebih dahulu oleh APH sebelum menghitung kerugian keuangan negara.
meningkatkan tahap penyelidikan ke tahap Belum adanya metode PKN yang baku
penyidikan kasus korupsi. Kondisi ini tersebut dapat menimbulkan risiko perbedaan
menyebabkan pembuktian adanya unsur pandangan dari proses pengadilan dalam
kerugian negara semakin memegang peranan memutuskan apakah terdapat kerugian
penting dalam pengungkapan kasus korupsi. keuangan negara dalam suatu perkara kasus
Salah satu instansi yang berwenang dugaan korupsi.
untuk melakukan penghitungan kerugian Salah satu kasus dugaan korupsi yang
negara yang diakibatkan kasus korupsi adalah menggunakan PKN dari BPK adalah kasus
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal ini kredit macet PT Tirta Amarta Bottling (TAB)
berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2006 pada Bank Mandiri. Kasus ini menurut PKN
tentang BPK yang menyebutkan salah satu BPK diduga merugikan negara sebesar Rp1,8
wewenang BPK adalah “menilai dan/atau triliun. Tujuh terdakwa dalam kasus ini
menetapkan jumlah kerugian negara yang dibebaskan oleh Hakim Pengadilan Tindak
diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum Pidana Korupsi (Tipikor) Bandung.
118 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020
JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (1), 2020, 117-129

Pertimbangan hakim dalam membebaskan Isnayanda (2018) pada Kantor Akuntan


tujuh terdakwa salah satunya adalah bahwa Publik (KAP) yang menyebutkan bahwa
hakim berpendapat tidak ada kerugian kendala dalam melakukan PKN adalah
keuangan negara dalam kasus tersebut. Hal ini metode PKN yang bervariasi dan belum ada
disebabkan Hakim Tipikor Bandung standarisasi dalam melakukan PKN.
berpendapat bahwa PKN yang dihasilkan Berdasarkan penelitian terdahulu
BPK hanya berupa nilai tagihan utang Bank tersebut dapat disimpulkan metode PKN
Mandiri kepada PT TAB tanpa masih beragam dan belum terdapat
memperhitungkan jaminan utang dari standarisasi dalam melakukan PKN.
terdakwa. Sementara itu, menurut Jaksa Penelitian terdahulu hanya menggambarkan
Penuntut Umum (JPU), pemeriksaan yang mengenai keberagaman metode PKN yang
dilakukan BPK atas permintaan penyidik digunakan, namun tidak membandingkan
adalah untuk melakukan PKN bukan untuk dengan metode PKN yang sudah diterima
menghitung utang PT TAB (Nurokhman, oleh pengadilan melalui putusan hakim yang
2019). berkekuatan hukum tetap (inkracht).
Berdasarkan penelitian terdahulu yang Berdasarkan research gap berupa belum
disebutkan di atas dan permasalahan yang adanya penelitian yang memberikan
terjadi dalam PKN, penelitian ini berusaha rekomendasi metode PKN yang sudah
mengevaluasi metode PKN yang digunakan diterima di pengadilan, maka penelitian ini
oleh Pemeriksa Investigatif AUI BPK atas diharapkan dapat mengisi research gap
suatu kasus korupsi serta mengidentifikasi dan dengan memberikan rekomendasi metode
merekomendasikan metode PKN yang sudah PKN yang digunakan BPK dalam suatu kasus
diterima dalam proses pengadilan sehingga tindak pidana korupsi dan sudah diterima di
dapat dijadikan acuan dalam menghitung pengadilan berdasarkan putusan pengadilan
kerugian negara sesuai pola kasus korupsinya. yang berkekuatan hukum tetap (inkracht).
Tujuan penelitian ini adalah untuk Obyek penelitian ini sama dengan
mengevaluasi penerapan metode PKN di BPK penelitian sebelumnya yang dilakukan di
dan memberikan rekomendasi metode PKN Indonesia yaitu berupa penghitungan kerugian
yang sudah diterima di pengadilan atas suatu negara. Perbedaannya adalah penelitian yang
kasus korupsi tertentu. dilakukan oleh Astuti dan Chariri (2015)
Penelitian ini diharapkan dapat mengambil data pada di Kantor BPK
memberikan kontribusi bagi pengembangan Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, Munthe
ilmu Akuntansi Forensik di Indonesia berupa (2017) meneliti PKN pada BPKP Perwakilan
gambaran metode penghitungan keuangan Provinsi Sulawesi Selatan, dan Isnayanda
negara yang dapat dijadikan acuan dan sudah (2018) melakukan penelitian PKN yang
diterima di pengadilan dalam memutuskan dilakukan oleh KAP Tarmizi Achmad atas
perkara suatu kasus korupsi. permintaan Kejaksaan Tinggi Sumut dalam
membantu pengungkapan perkara suatu kasus
LANDASAN TEORI korupsi. Penelitian ini sendiri akan dilakukan
Penelitian sebelumnya yang dilakukan untuk mengevaluasi penerapan metode PKN
oleh Astuti dan Chariri (2015) pada Kantor di AUI Kantor Pusat BPK. Hal ini
BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah dilatarbelakangi karena adanya perbedaan
menunjukkan bahwa BPK menerapkan pandangan dari hakim atas hasil PKN di suatu
metode PKN yang berbeda-beda sesuai kasus korupsi yang dilakukan BPK. Kondisi
dengan jenis kasus korupsinya. Selain itu, tersebut menjadi salah satu motivasi untuk
penelitian yang dilakukan oleh Munthe (2017) melakukan evaluasi atas metode PKN yang
pada Kantor Badan Pengawas Keuangan dan digunakan oleh Pemeriksa Investigatif BPK
Pembangunan (BPKP) menyimpulkan bahwa atas suatu kasus korupsi.
metode PKN sebagai sesuatu yang tidak dapat Penelitian ini menggunakan single case
diseragamkan antar kasus korupsi. Hal ini study pada AUI Kantor Pusat BPK. Teori
sesuai juga dengan hasil penelitian oleh yang digunakan dalam penelitian ini adalah
119 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020
SUMARTO & YAN RAHADIAN/ Evaluasi Penerapan Metode Penghitungan Kerugian Negara Dalam Membantu
Penanganan Kasus Tindak Pidana Korupsi

Policeman Theory yang merupakan salah satu Dalam mengevaluasi pemahaman Pemeriksa
teori terkait permintaan dan penawaran jasa Investigatif BPK tentang kerugian negara
audit (Hayes, Wallage, & Gortemaker, 2017). yang terjadi, penelitian ini menggunakan
Berdasarkan teori ini, Pemeriksa Investigatif Better-Offness Concept yang merupakan
BPK diberikan tanggung jawab untuk acuan definisi kerugian negara dalam
mendeteksi kecurangan yang terjadi di obyek Keputusan BPK Nomor 9 Tahun 2015 tentang
pemeriksaan dan menghasilkan PKN akurat Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan
untuk digunakan oleh APH dalam penanganan Investigatif. Adapun mengenai metode yang
kasus korupsi. digunakan dalam menghitung kerugian negara
Selain menggunakan Policeman Theory yang diakibatkan kasus korupsi, penelitian ini
sebagai kerangka dasar, penelitian ini juga menggunakan Daubert Test sebagai acuan
menggunakan Fraud Theory Approach dalam dalam mengindentifikasi dan
ACFE (2014) sebagai acuan dalam melakukan menginventarisasi metode PKN yang sudah
evaluasi dan menganalisis langkah-langkah diterima di pengadilan. Berdasarkan
yang dilakukan Pemeriksa Investigatif BPK identifikasi dan inventarisasi metode PKN
dalam mendeteksi fraud atau tindak pidana yang sudah diterima di pengadilan tersebut,
korupsi yang terjadi di obyek pemeriksaan. selanjutnya akan merekomendasikannya
Selain itu, ketika sudah mendeteksi tindak sebagai pedoman dalam melakukan PKN atas
pidana korupsi yang terjadi di obyek kasus korupsi selanjutnya yang sejenis.
pemeriksaan, Pemeriksa Investigatif BPK Berdasarkan kerangka berpikir di atas,
selanjutnya akan menghitung kerugian negara maka kerangka penelitian dapat diilustrasikan
yang diakibatkan kasus korupsi tersebut. seperti gambar 1
.

Gambar 1. Kerangka Penelitian

METODE PENELITIAN penerapan metode PKN di BPK, latar


Penelitian ini menggunakan metode belakang Pemeriksa Investigatif BPK memilih
pendekatan studi kasus intrinsik karena menggunakan metode PKN tertentu atas suatu
bertujuan mengevaluasi cara mendeteksi kasus korupsi, dan memberikan rekomendasi
penyimpangan/kecurangan/korupsi dan metode PKN yang sudah diterima di
menghitung kerugian negara yang terjadi pengadilan sehingga dapat menghasilkan
akibat suatu kasus korupsi. Penelitian studi output yang berguna bagi BPK maupun bagi
kasus dilakukan dengan mengevaluasi
120 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020
JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (1), 2020, 117-129

pengembangan ilmu Akuntansi Forensik di putusan pengadilan kasus tindak pidana


Indonesia. korupsi (tipikor) yang menggunakan PKN
Metode penelitian yang digunakan BPK dan telah berkekuatan hukum tetap
adalah penelitian kualitatif karena (inkracht). Suatu kasus tindak pidana korupsi
menggunakan analisis induktif dan deduktif sering melibatkan lebih dari satu pelaku dan
untuk mendapatkan gambaran fenomena yang beberapa tahapan proses pengadilan yaitu
diteliti secara komprehensif. Selain itu, mulai dari proses pengadilan tingkat pertama,
penelitian ini juga menggunakan pemaknaan kedua, kasasi, dan peninjauan kembali. Oleh
yang didapatkan dari review dokumen sebab itu, dokumen yang dihasilkan dari satu
sehingga dapat menarik kesimpulan kasus korupsi dapat lebih dari satu dokumen
penelitian. putusan pengadilan. Dokumen putusan
Dokumen yang digunakan merupakan pengadilan yang digunakan dalam penelitian
data sekunder berupa putusan pengadilan ini sejumlah 24 dokumen atas 13 kasus tindak
kasus korupsi yang menggunakan pidana korupsi (detail dokumen terdapat
penghitungan kerugian negara dari BPK dalam lampiran).
dalam memutuskan perkaranya dan sudah Berdasarkan 24 dokumen putusan
berkekuatan hukum tetap (inkracht). pengadilan tipikor tersebut selanjutnya
Dokumen putusan pengadilan yang digunakan dilakukan review dan analisis serta
berasal dari periode tahun 2017 s.d. 2019 dikelompokkan sesuai kategori/tema
sejak Auditorat Utama Investigasi (AUI) berdasarkan jenis kasus korupsinya. Dalam
dibentuk oleh BPK. melakukan analisis data dokumen putusan
Teknik analisis data yang digunakan pengadilan tipikor, penelitian menggunakan
berupa metode content analysis dan thematic bantuan Aplikasi Nvivo 12 Plus untuk
analysis. Teknik analisis data ini digunakan mengatur, mengurutkan, dan mencari
dengan menganalisis kata-kata kunci informasi dalam basis data teks dari transkrip
permasalahan penelitian (“mengapa”, dan dokumen.
“bagaimana”) terkait metode PKN yang Berdasarkan informasi dalam basis data
digunakan oleh Pemeriksa Investigatif BPK teks yang disajikan oleh Aplikasi Nvivo 12
dalam dokumen putusan pengadilan kasus Plus menurut putusan pengadilan yang telah
korupsi yang sudah berkekuatan hukum tetap berkekuatan hukum tetap (inkracht) dan
(inkracht). Kata-kata kunci yang diambil dari menggunakan PKN BPK atas 13 kasus
dokumen putusan pengadilan berupa korupsi, diperoleh lima pola kasus korupsi
“langkah-langkah”, “pedoman”, “kerugian”, sebagai berikut: (1) Kredit macet sejumlah
“kriteria”, “metode”, “hitung”, empat kasus (30,77%); (2) Pengadaan barang
“pertimbangan” dan “mengadili”. dan jasa sejumlah tujuh kasus (53,85%); (3)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Penggelapan kas sejumlah satu kasus
review dokumen selanjutnya akan dianalisis (7,69%); (4) Penggelapan dana nasabah bank
dan dikelompokkan sesuai kategori/tema sejumlah satu kasus (7,69%).
dengan menggunakan thematic analysis Dua pola kasus korupsi mengacu ke
sehingga dapat menjawab rumusan sumber kerugian negara yang disajikan oleh
permasalahan penelitian. Dari deskripsi dan Tuanakotta (2018) yaitu kredit macet, dan
tema yang sudah dikelompokkan tersebut pengadaan barang/jasa. Dua pola kasus
selanjutnya dibuatkan interprestasi yang dapat lainnya belum terdapat di sumber kerugian
menghasilkan temuan atau hasil penelitian negara yang disajikan oleh Tuanakotta (2018)
mengenai rekomendasi metode PKN yang yaitu penggelapan kas dan penggelapan dana
sudah diterima di pengadilan. nasabah bank.
Menurut data 13 kasus tipikor yang
HASIL DAN PEMBAHASAN telah berkekuatan hukum tetap (inkracht) dan
Penelitian ini menggunakan dokumen menggunakan PKN BPK, didapatkan temuan
sekunder yang diperoleh dari website berikut: (1) Putusan hakim tidak sependapat
Mahkamah Agung (MA) berupa dokumen dengan hasil PKN sejumlah satu kasus
121 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020
SUMARTO & YAN RAHADIAN/ Evaluasi Penerapan Metode Penghitungan Kerugian Negara Dalam Membantu
Penanganan Kasus Tindak Pidana Korupsi

(7,69%); (2) Putusan hakim menolak hasil langkah-langkah yang dilakukan Pemeriksa
PKN BPK sejumlah satu kasus (7,69%); (3) Investigatif BPK dalam mendeteksi telah
Putusan hakim sependapat dengan hasil PKN terjadi korupsi yang mengakibatkan kerugian
BPK sejumlah 11 kasus (84,62%). negara adalah sebagai berikut: Melakukan
Berdasarkan hasil putusan hakim di atas analisis dengan melihat dokumen/keterangan
yang menerima PKN BPK sejumlah 11 kasus awal untuk memastikan telah terjadi indikasi
(84,62%), maka dapat disimpukan bahwa penyimpangan yang menyebabkan kerugian
Pemeriksa Investigatif BPK secara signifikan negara. Jika berdasarkan analisis disimpulkan
telah memenuhi ekspektasi atas tugas auditor terdapat hubungan kausalitas antara
untuk dapat mendeteksi terjadinya fraud di penyimpangan dengan kerugian negara yang
obyek pemeriksaan yang dimintakan oleh terjadi maka BPK akan membentuk tim untuk
APH. Hal ini sesuai dengan Policeman melakukan PKN.
Theory yang menyatakan bahwa auditor Tim ini melakukan pemeriksaan dengan
bertanggungjawab untuk mendeteksi dan meminta keterangan atau meminta data dan
menemukan kecurangan. bukti lainnya yang diperlukan untuk
Analisis lebih lanjut mengenai alasan mendukung kesimpulan telah terjadi
hakim tidak sependapat dan/atau menolak penyimpangan dan mengakibatkan kerugian
hasil PKN BPK, berdasarkan hasil review atas negara yang akan dihitung. Bukti ini
dokumen putusan pengadilan tipikor yang didapatkan dari penyidik APH atau jika bukti
telah inkracht tersebut juga diketahui bahwa dari penyidik dirasakan kurang maka tim
alasan hakim tidak sependapat dan/atau dapat melakukan koordinasi dengan penyidik
menolak hasil PKN BPK disebabkan hakim untuk memperoleh bukti lainnya. Berdasarkan
tidak sependapat dengan pemilihan metode bukti-bukti yang diperoleh selanjutnya tim
PKN yang digunakan BPK. PKN akan meneliti, menelaah, menganalisis
Sementara itu, terkait penerapan metode dan melakukan rekonstruksi fakta berdasarkan
PKN yang digunakan Pemeriksa Investigatif bukti-bukti tersebut. Tim PKN kemudian
BPK berdasarkan putusan pengadilan atas 13 menyimpulkan hasil penghitungan kerugian
kasus korupsi yang telah inkracht dapat negara.
dikelompokkan sebagai berikut: (1) Pokok Langkah-langkah yang dilakukan oleh
plus bunga sejumlah empat kasus (30,77%); Pemeriksa Investigatif BPK dalam
(2) Total loss sejumlah tiga kasus (23,08%); mendeteksi korupsi yang menyebabkan
(3) Net loss sejumlah empat kasus (30,77%); kerugian negara telah sesuai dengan Fraud
(4) Real cost sejumlah dua kasus (15,38%). Theory Approach. Hal ini diketahui
Berdasarkan pengelompokkan metode berdasarkan Fraud Theory Approach yang
PKN diketahui bahwa terdapat satu metode menggambarkan langkah-langkah melakukan
PKN yang belum ada di pola PKN menurut investigasi terhadap dugaan atau tanda-tanda
Tuanakotta (2018) yaitu metode Real Cost. fraud sebagai berikut: (a) Menganalisis data
Berdasarkan keterangan ahli yang diberikan yang tersedia; (b) Membuat hipotesis; (c)
oleh Pemeriksa Investigatif BPK di Menguji hipotesis; (d) Menyempurnakan dan
pengadilan sebagaimana dicantumkan dalam mengubah hipotesis.
putusan pengadilan tipikor, metode ini Pemeriksa Investigatif BPK dalam
diterapkan dengan menghitung selisih antara menetapkan telah terjadi kerugian negara
uang yang dikeluarkan oleh negara menggunakan definisi kerugian negara yang
dibandingkan dengan nilai pengeluaran rill disebutkan dalam UU Nomor 1 Tahun 2004
yang dikeluarkan oleh pihak ketiga untuk tentang Perbendaharaan Negara dan UU
menyediakan barang/jasa kepada negara Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK, yaitu
sesuai perjanjian kontrak yang disepakati. “kekurangan uang, surat berharga, dan
Menurut keterangan ahli yang barang, yang nyata dan pasti jumlahnya
disampaikan oleh Pemeriksa Investigatif BPK sebagai akibat perbuatan melawan hukum
dalam persidangan sebagaimana tercantum baik sengaja maupun lalai”.
dalam dokumen putusan pengadilan tipikor,
122 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020
JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (1), 2020, 117-129

Berdasarkan kriteria kerugian negara Pola


Metode
yang digunakan oleh Pemeriksa Investigatif Sumber Penghitungan
PKN
BPK diketahui bahwa Pemeriksa Investigatif Kerugian Kerugian
yang
BPK telah berpedoman pada peraturan Keuangan Menurut
digunakan
perundang-undangan terkait kerugian negara. Negara Tuanakotta
tim BPK
Hal ini berarti sesuai dengan konsep Better- (2018)
Offness yang membandingkan kekayaan atau Kas Loss
milik (seseorang, negara, perusahaan dan lain- Penggelapan
Total
lain) pada suatu titik dibandingkan kekayaan Dana Nasabah -
Loss
atau miliknya pada titik waktu sebelum atau Bank
sesudahnya. Jika kekayaan tersebut
mengalami pengurangan dibandingkan waktu Berdasarkan tabel perbandingan di atas,
sebelumnya atau sesudahnya maka itulah diketahui bahwa hampir semua pola PKN
yang dimaksud kerugian negara. telah sesuai dengan pengelompokkan pola
Berdasarkan metode PKN yang PKN yang disusun oleh Tuanakotta (2018)
digunakan oleh Pemeriksa Investigatif BPK namun terdapat satu metode PKN baru yang
menurut pola kasus korupsinya selanjutnya belum ada di pola PKN menurut Tuanakotta
dibandingkan dengan pengelompokkan pola (2018), yaitu metode Real Cost. Metode ini
perhitungan kerugian negara berdasarkan digunakan dengan menghitung selisih antara
sumber kerugian negaranya menurut dana yang dikeluarkan oleh negara untuk
Tuanakotta (2018) sebagaimana disajikan memperoleh barang/jasa dari pihak ketiga
pada tabel tabel 1 berikut. (setelah dikurangi pajak) dibandingkan
dengan nilai pengeluaran rill yang dikeluarkan
Tabel 1. Perbandingan Kelompok Jenis Kasus oleh pihak ketiga untuk menyediakan
Korupsi dan Metode PKN yang Digunakan barang/jasa kepada negara sesuai perjanjian
BPK kontrak yang disepakati.
Hakim pengadilan atas dua kasus
Pola korupsi yang menggunakan metode PKN
Metode
Sumber Penghitungan berupa Real Cost menerima metode PKN
PKN
Kerugian Kerugian yang digunakan tim Pemeriksaan Investigatif
yang
Keuangan Menurut BPK dan sependapat dengan nilai PKN yang
digunakan
Negara Tuanakotta dihasilkan sehingga metode Real Cost dapat
tim BPK
(2018) dijadikan acuan dalam melakukan PKN atas
Pokok kasus korupsi sejenis.
Pokok dan
Kredit macet plus Pemilihan metode PKN yang digunakan
bunga
bunga oleh Pemeriksa Investigatif BPK ketika
Total menghitung kerugian negara yang diakibatkan
Total Loss
Loss oleh suatu kasus korupsi berdasarkan
Total Loss pertimbangan sebagai berikut, Penggunaan
dengan - metode Total Loss oleh tim Pemeriksa
penyesuaian Investigatif BPK dilatarbelakangi
Net Loss Net Loss pertimbangan bahwa selain adanya
Pengadaan
Harga penyimpangan yang mengakibatkan kerugian
barang dan
Realisasi negara, hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa
jasa -
dikurangi yang dibiayai oleh negara tidak dapat
Harga Wajar dimanfaatkan seluruhnya atau laporan
- Real Cost pelaksanaan jasa yang disediakan oleh
Bunga untuk penyedia jasa tidak sesuai dengan realisasi
kerugian - pekerjaan sehingga tim pemeriksa
waktu menghitung kerugian negara berdasarkan nilai
Penggelapan - Total seluruh pembayaran yang dikeluarkan oleh
123 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020
SUMARTO & YAN RAHADIAN/ Evaluasi Penerapan Metode Penghitungan Kerugian Negara Dalam Membantu
Penanganan Kasus Tindak Pidana Korupsi

negara. Selain digunakan dalam kasus korupsi BUMN/BUMD tersebut bukan merupakan
terkait pengadaan barang dan jasa, metode risiko bisnis biasa yang dialami oleh
Total Loss juga dapat digunakan dalam kasus perbankan melainkan ada tindak pidana
penggelapan dana nasabah bank korupsi di dalamnya.
BUMD/BUMD, dan penggelapan kas. Selain berdasarkan pertimbangan
Penggunaan metode ini dihitung berdasarkan tersebut di atas, pemeriksa Investigatif BPK
seluruh kerugian yang ditimbulkan oleh juga menggunakan atau meminta pendapat
tindak pidana korupsi tersebut. ahli lain apabila diperlukan untuk
Pertimbangan tim Pemeriksa memberikan masukan terkait teknis pekerjaan
Investigatif BPK dalam menggunakan metode yang sedang dilakukan pemeriksaan
Net Loss adalah karena selain adanya investigatif dalam rangka PKN. Pendapat ahli
penyimpangan yang mengakibatkan kerugian ini selanjutnya dijadikan dasar pertimbangan
negara, tim juga menilai bahwa hasil suatu dalam melakukan PKN termasuk metode
pekerjaan pengadaan barang/jasa yang PKN yang dipilih oleh tim Pemeriksa
dibiayai oleh negara hanya dapat Investigatif BPK.
dimanfaatkan sebagian sedangkan sebagian Berdasarkan 13 kasus tipikor yang telah
lagi tidak dapat dimanfaatkan atau berkekuatan hukum tetap (inkracht) dan
volume/spesifikasi pekerjaan tidak sesuai menggunakan PKN BPK, dilakukan analisis
dengan kontrak yang disepakati sehingga tim lebih lanjut mengenai putusan hakim atas 13
menggunakan metode Net Loss dalam kasus korupsi tersebut, sebagai berikut:
menghitung kerugian negara yang terjadi. Putusan hakim pengadilan tipikor yang
Penggunaan metode Real Cost oleh tim sependapat dengan hasil PKN BPK termasuk
Pemeriksa Investigatif BPK dikarenakan metode PKN yang digunakan terdapat pada
adanya indikasi penyimpangan suatu 11 kasus. Menurut dokumen putusan
pengadaan barang/jasa sudah terjadi sejak pengadilan, putusan hakim ini
penganggaran, perencanaan hingga dilatarbelakangi hasil PKN BPK telah
pelaksanaan pekerjaan sehingga harga kontrak menggambarkan bahwa perbuatan melawan
yang disepakati dengan pihak ketiga bukan hukum yang didakwakan telah memenuhi
merupakan harga wajar yang dapat unsur merugikan keuangan negara atau
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, tim perekonomian negara.
Pemeriksa Investigatif BPK menggunakan Hakim pengadilan tipikor tidak
metode Real Cost yang merupakan nilai sependapat dengan hasil PKN BPK terdapat
pekerjaan riil yang dikeluarkan oleh pihak pada satu kasus dikarenakan hakim menilai
ketiga dalam menyediakan barang/jasa kepada penggunaan metode PKN oleh tim Pemeriksa
negara sesuai kontrak yang disepakati. Investigatif BPK berupa metode Total Loss
Metode ini digunakan ketika tim Pemeriksa tidak tepat. Hal ini disebabkan hakim
Investigatif BPK dapat memperoleh pengadilan lebih menggunakan pendapat ahli
komponen biaya rill yang dikeluarkan oleh teknis lain terkait pekerjaan yang jadi obyek
pihak ketiga melalui penyidik. PKN. Pendapat ahli teknis ini
Penggunaan metode Pokok plus Bunga mengungkapkan jika pekerjaan pengadaan
oleh tim Pemeriksa Investigatif BPK untuk barang/jasa yang jadi obyek PKN sebenarnya
kasus terkait perbankan. Kasus ini banyak telah dikerjakan dan dapat dimanfaatkan
melibatkan kredit macet yang dialami oleh namun terdapat perbedaan spesifikasi dari
Bank BUMN/BUMD. Kredit macet yang yang seharusnya dikerjakan sesuai kontrak
dialami diawali adanya penyimpangan sehingga metode PKN yang digunakan
prosedur sejak tahap analisis kredit dan seharusnya menurut pendapat ahli teknis
persetujuan kredit sampai dengan tahap adalah Net Loss bukan Total Loss.
pencairan dan penggunaan kredit berdasarkan Hakim pengadilan tipikor menolak hasil
bukti yang diperoleh oleh tim Pemeriksa PKN BPK terdapat pada satu kasus
Investigatif BPK. Kondisi menyebabkan disebabkan karena selain tidak terdapat unsur
kredit macet yang dialami Bank perbuatan melawan hukum dalam kasus yang
124 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020
JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (1), 2020, 117-129

didakwakan oleh APH, PKN BPK juga hanya Daubert Test yang menyatakan bahwa teknik
menghitung jumlah hutang pokok, bunga dan atau metode yang disampaikan oleh ahli
denda atas kredit macet tanpa menghitung dalam pengadilan harus sudah diuji secara
agunan dari kreditur yang dijadikan jaminan ilmiah sehingga tingkat kesalahan dalam
atas hutangnya. Selain itu, tim Pemeriksa menerapkan teknik tersebut dapat ditaksir
Investigatif BPK tidak menggunakan Laporan dengan memadai atau diketahui. Berdasarkan
Hasil Audit Internal entitas yang menyatakan penerapan metode PKN yang selama ini
bahwa pemberian kredit sudah dilaksanakan digunakan Pemeriksa Investigatif BPK dan
sesuai prosedur. Hal ini menurut hakim sudah diterima di pengadilan, didapatkan pola
menjadikan unsur yang dapat merugikan PKN yang dapat dijadikan acuan dalam
keuangan negara atau perekonomian tidak menghitung kerugian negara selanjutnya
terbukti kebenarannya. seperti disajikan pada tabel 2.
Pemeriksa Investigatif BPK sendiri
mengungkapkan alasan tidak Tabel 2. Metode PKN yang dapat dijadikan
menghitung agunan kreditur dalam acuan
melakukan PKN yaitu bahwa karena Jenis Kasus Metode PKN yang
Bank selaku debitur belum melelang Korupsi dapat digunakan
agunan tersebut sejak kredit tersebut Kredit macet Pokok plus bunga
macet. Selain itu, nilai wajar aset Pengadaan Net Loss
agunan berdasarkan penghitungan barang dan
Real Cost
Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) jasa
hanya berlaku enam bulan sedangkan Penggelapan
Total Loss
penghitungan KJPP disusun pada Kas
tahun 2015 sehingga nilainya akan Penggelapan
berubah dan menimbulkan Dana Nasabah Total Loss
ketidakpastian jika aset agunan Bank
tersebut belum dilelang oleh bank
selaku debitur. Metode Pokok plus bunga dapat
Berdasarkan tren putusan hakim diterapkan untuk kasus terkait perbankan (dhi.
pengadilan kasus tipikor, dapat diketahui Kasus kredit macet). Kredit macet yang
bahwa PKN yang dilakukan BPK diterima dialami oleh Bank BUMN/BUMD diawali
oleh hakim dalam memutuskan perkara karena adanya penyimpangan prosedur sejak
korupsi dengan kondisi sebagai berikut: Kasus tahap analisis kredit dan persetujuan kredit
korupsi yang didakwakan telah memenuhi sampai dengan tahap pencairan dan
unsur perbuatan melawan hukum, dalam hal penggunaan kredit. Kondisi tersebut
ini merupakan ranah APH. Terdapat mengakibatkan perjanjian kredit yang macet
hubungan kausalitas antara perbuatan menjadi kerugian negara dengan menghitung
melawan hukum dengan kerugian negara yang jumlah kredit yang dicairkan dikurangi
ditimbulkan. PKN yang dilakukan BPK angsuran dan aset jaminan yang telah
termasuk metode yang digunakan dapat dijual/dilelang ditambah bunga yang tidak
menggambarkan kerugian keuangan negara dilunasi dan dinyatakan sebagai kredit macet.
atau perekonomian negara yang timbul akibat Metode Net Loss diterapkan untuk kasus
perbuatan tindak pidana korupsi. pengadaan barang yang terdapat
PKN yang dilakukan BPK telah penyimpangan dengan kondisi barang yang
menghitung semua unsur terkait obyek diterima oleh negara hanya dapat
pemeriksaan. Pemilihan metode PKN harus dimanfaatkan sebagian atau
dapat diuji oleh ahli teknis lainnya sehingga spesifikasi/volume barang tidak sesuai dengan
pemeriksa invetigatif BPK harus memastikan perjanjian kontrak yang disepakati. Kerugian
PKN dan metode yang digunakan telah sesuai negara untuk kasus ini dihitung antara selisih
serta mendapatkan pertimbangan ahli teknis pembayaran yang dikeluarkan oleh negara
yang kompeten. Hal ini sesuai konsep
125 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020
SUMARTO & YAN RAHADIAN/ Evaluasi Penerapan Metode Penghitungan Kerugian Negara Dalam Membantu
Penanganan Kasus Tindak Pidana Korupsi

dibandingkan nilai/volume barang yang dapat konsultansi, laporan pekerjaannya ternyata


dimanfaatkan. tidak sesuai realisasi pekerjaan di lapangan.
Metode Real Cost diterapkan untuk Kerugian negara atas kasus seperti ini,
kasus pengadaan barang dengan kondisi sudah dihitung sebesar seluruh pembayaran yang
ada penyimpangan sejak tahapan dikeluarkan oleh negara (Total Loss).
penganggaran, perencanaan sampai tahap Pola PKN tersebut di atas selanjutnya
pelaksanaan pekerjaan sehingga harga kontrak dapat dijadikan pedoman dalam melakukan
yang disepakati dengan pihak ketiga bukan PKN oleh Pemeriksa Investigatif BPK,
merupakan harga wajar yang dapat mengingat pedoman PKN yang digunakan
dipertanggungjawabkan. Kondisi ini oleh Pemeriksa Investigatif BPK yaitu
menyebabkan tim Pemeriksa Investigatif BPK Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
menghitung nilai pekerjaan riil yang (SPKN) Tahun 2017 tidak menyebutkan
dikeluarkan oleh pihak ketiga dalam metode PKN yang dapat digunakan.
menyediakan barang/jasa kepada negara
sesuai kontrak yang disepakati. Metode ini KESIMPULAN
digunakan ketika tim pemeriksa dapat Pemeriksa Investigatif BPK secara
memperoleh komponen biaya rill yang signifikan telah menjalankan tanggung jawab
dikeluarkan oleh pihak ketiga melalui dalam mendeteksi penyimpangan/kecurangan
penyidik. Kerugian negara dihitung yang terjadi dalam suatu kasus korupsi
berdasarkan selisih antara nilai pembayaran dengan melakukan pemeriksaan investigatif
yang dikeluarkan oleh negara (setelah dalam rangka menghitung kerugian negara.
dikurangi pajak) dibandingkan nilai Hal ini berdasarkan putusan pengadilan
pengeluaran rill (real cost) pihak penyedia inkracht atas 13 kasus korupsi yang
barang dalam menyediakan barang kepada menggunakan PKN BPK menunjukkan bahwa
negara sesuai kontrak yang disepakati. hasil putusan hakim menerima PKN BPK
Metode Total Loss dapat diterapkan seluruhnya berjumlah 11 kasus atau sebesar
untuk kasus penggelapan kas dan kasus 84,62%. Kondisi tersebut selanjutnya dapat
penggelapan dana nasabah bank. Metode ini disimpulkan bahwa Pemeriksa Investigatif
digunakan dengan menghitung seluruh BPK telah memenuhi tugas auditor menurut
kerugian yang ditimbulkan akibat adanya Policeman Theory yang menekankan
penyalahgunaan kas pemerintah pusat/daerah tanggung jawab auditor untuk dapat
atau bank BUMN/BUMD untuk kepentingan mendeteksi dan menemukan kecurangan.
pribadi dan tidak dapat Dalam melaksanakan tanggung jawab
dipertanggungjawabkan. tersebut, pemeriksa investigatif BPK juga
Metode Total Loss selain digunakan telah melakukan langkah-langkah
untuk kasus penggelapan kas, dan kasus pemeriksaan yang sesuai dengan Fraud
penggelapan dana nasabah bank, metode ini Theory Approach. Hal ini dapat disimpulkan
juga digunakan pada satu kasus korupsi dari langkah-langkah yang dilakukan
pengadaan barang/jasa namun penerapannya pemeriksa investigatif BPK dalam
dianggap tidak sesuai oleh hakim sehingga menganalisis dan menyusun hipotesis
perlu penerapan yang lebih tepat sesuai berdasarkan data/informasi yang tersedia dari
kondisi penyimpangannya. Metode ini APH tentang fraud yang mungkin terjadi.
seharusnya dapat diterapkan untuk kasus Berdasarkan hipotesis yang telah disusun,
pengadaan barang/jasa yang terdapat selanjutnya pemeriksa investigatif BPK
penyimpangan dan pemeriksa memiliki melakukan pengujian dengan perolehan
keyakinan yang memadai (dapat pula informasi baru atau mengoreksi dan
meminta pendapat ahli teknis terkait untuk mengintegrasikan informasi yang diketahui
dapat mendukung keyakinannya) bahwa untuk menentukan apakah hipotesis tentang
kondisi barang/jasa yang diadakan dengan fraud yang terjadi dapat dibuktikan.
biaya negara tidak dapat dimanfaatkan Dalam menetapkan kerugian negara
seluruhnya atau jika pekerjaannya berupa jasa yang terjadi akibat kasus korupsi, pemeriksa
126 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020
JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (1), 2020, 117-129

investigatif BPK juga telah mengacu kepada (setelah dikurangi pajak) dibandingkan
kriteria menurut peraturan perundang- dengan nilai pengeluaran rill yang dikeluarkan
undangan yang berlaku. Konsep kerugian oleh pihak ketiga untuk menyediakan
negara ini sendiri mengacu kepada Better- barang/jasa kepada negara sesuai perjanjian
offness concept yang menyatakan bahwa kontrak yang disepakati. Metode ini dapat
kekayaan atau milik (seseorang, negara, dijadikan acuan dalam menghitung kerugian
perusahaan dan lain-lain) pada suatu titik negara karena penggunaannya telah diterima
dibandingkan kekayaan atau miliknya pada oleh hakim pengadilan tipikor melalui putusan
titik waktu sebelum atau sesudahnya. yang berkekuatan hukum tetap (inkracht).
Proses terakhir dalam PKN adalah Berdasarkan temuan penelitian, BPK
pemberian keterangan ahli yang dilakukan dapat menyempurnakan pedoman
oleh pemeriksa investigatif BPK di pemeriksaan investigatif dalam rangka
pengadilan. Berdasarkan proses pengadilan menghitung kerugian negara dengan
yang digambarkan dalam putusan pengadilan memasukan jenis metode PKN yang dapat
diketahui bahwa pemeriksa investigatif BPK digunakan dan diterima dalam pengadilan
dalam menjelaskan dan mempertahankan sebagai acuan. Metode PKN yang dijadikan
PKN termasuk metode yang digunakan telah acuan ini dengan tetap mempertimbangkan
melalui pengujian ahli lain baik ahli teknis fleksibilitas jenis kasus
terkait yang dimintakan pendapatnya saat korupsi/penyimpangan yang terjadi, kondisi
proses pemeriksaan atau ahli lain yang obyek PKN dan bukti yang diperoleh. Hal ini
dihadirkan saat proses pengadilan untuk dapat memberikan gambaran dan pedoman
memberikan pendapat mengenai PKN yang berkelanjutan bagi pemeriksa investigatif
dilakukan BPK. Hal ini sesuai Daubert Test BPK lainnya yang bisa jadi silih berganti
yang menyatakan bahwa bahwa teknik atau personel sehingga pemahaman mengenai
metode yang disampaikan oleh ahli dalam metode PKN yang digunakan dapat terus
pengadilan harus sudah diuji secara ilmiah berlanjut dan berada dalam level yang sama.
oleh ahli lainnya sehingga tingkat kesalahan Penelitian ini memiliki keterbatasan
dalam menerapkan teknik tersebut dapat berupa instrumen penelitian yang digunakan
ditaksir dengan memadai. hanya dokumen sekunder sehingga belum
Metode PKN yang digunakan menggali lebih dalam mengenai pendapat
Pemeriksa Investigatif BPK didasari pemeriksa investigatif BPK secara langsung.
pertimbangan penilaian penyimpangan yang Selain itu, dokumen putusan pengadilan yang
terjadi, ketersediaan bukti yang cukup dan digunakan hanya terbatas putusan pengadilan
tepat, serta hasil pekerjaan yang menjadi yang menggunakan PKN BPK sehingga
obyek PKN. Metode PKN yang digunakan ini pemetaan metode PKN lebih terbatas.
(Pokok plus Bunga, Total Loss, Net Loss dan Penelitian selanjutnya dapat memperluas
Real Cost) berdasarkan tren penggunaannya instrumen dan data penelitian sehingga dapat
telah mengikuti pola tertentu dan sudah menghasilkan penelitian yang lebih
diterima di pengadilan sehingga dapat komprehensif.
digunakan sebagai acuan dalam menghitung
kerugian negara yang diakibatkan kasus DAFTAR PUSTAKA
korupsi. Association of Certified Fraud Examiners
Salah satu metode PKN yang digunakan (ACFE). (2014). Fraud Examiners
BPK adalah Real Cost. Metode ini relatif baru Manual.
karena belum termasuk dalam pola PKN yang Badan Pemeriksa Keuangan. (2015).
diinventarisasi oleh Tuanakotta (2018). Keputusan BPK Nomor 9/K/I-
Metode Real Cost digunakan dengan XIII.2/12/2015 tentang Petunjuk
menghitung menghitung selisih antara dana Pelaksanaan Pemeriksaan Investigatif
yang dikeluarkan oleh negara untuk dan Penghitungan Kerugian Negara.
memperoleh barang/jasa dari pihak ketiga

127 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020


SUMARTO & YAN RAHADIAN/ Evaluasi Penerapan Metode Penghitungan Kerugian Negara Dalam Membantu
Penanganan Kasus Tindak Pidana Korupsi

Badan Pemeriksa Keuangan. (2016). https://putusan3.mahkamahagung.go.id/


Keputusan BPK Nomor 10/K/I- Mahkamah Konstitusi. (2016). Putusan
XIII.2/11/2016 tentang Perubahan Nomor 25/PUU-XIV/2016.
Kedua atas Keputusan BPK Nomor Nurokhman. (2019). JPU Ajukan Kasasi
3/K/I-XIII.2/7/2014. Kasus Pembobolan Bank Mandiri.
Chandra Ayu Astuti dan Anis Chariri. (2015). Diakses dari
Penentuan Kerugian Keuangan Negara https://www.suaramerdeka.com/news/ba
Yang Dilakukan Oleh BPK Dalam ca/171551/jpu-ajukan-kasasi-kasus-
Tindak Pidana Korupsi. Diponegoro pembobolan-bank-mandiri.
Journal of Accounting, Vol. 4, No. 3, 4, P.Munthe, A. S. (2017). Analisis pemaknaan
hlm. 2. perhitungan kerugian keuangan negara
Hayes, R., Wallage, P., & Gortemaker, H. oleh BPKP dalam tindak pidana korupsi.
(2017). Prinsip-Prinsip Pengauditan. Universitas Hasanuddin.
Jakarta: Salemba Empat. Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang
Indonesia Corruption Watch. (2020). Tren Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Penindakan Kasus Korupsi 2019. Perbendaharaan Negara.
Isnayanda, M. (2018). Perhitungan Kerugian Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang
Keuangan Negara oleh Kantor Akuntan Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Publik dalam Perkara Tindak Pidana Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Korupsi. Medan: Universitas Sumatera Jawab Keuangan Negara.
Utara. Transparency International Indonesia. (2020).
Mahkamah Agung. (2016). Surat Edaran CPI 2019: Korupsi dan Pentingnya
Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Integritas Politik. Diakses dari
Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat https://ti.or.id/cpi-2019-korupsi-dan-
Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun pentingnya-integritas-politik/ pada
2016 Sebagai Pedoman Pelaksanaan tanggal 10 Februari 2020
Tugas Bagi Pengadilan. Tuanakotta, T. M. (2018). Menghitung
Mahkamah Agung. (2020). Direktori Putusan Kerugian Keuangan Negara Dalam
Pengadilan Kasus Tindak Pidana Tindak Pidana Korupsi. Edisi 2.
Korupsi. Diakses dari Jakarta: Salemba Empat.

128 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 12 (1), 2020, 117-129

DAFTAR REKAPITULASI PUTUSAN PENGADILAN KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI INKRACHT


YANG MENGGUNAKAN PERHITUNGAN KERUGIAN NEGARA DARI BPK
Nilai KN menurut
No. Nomor Dokumen Putusan Pengadilan Jenis Kasus Korupsi Metode PKN Nilai KN menurut BPK
Putusan Hakim
1. 64/Pid.Sus-TPK/2017/PN Plk Penggelapan Kas Total Loss Rp726.068.380,00 Rp726.068.380,00
107/Pid.Sus-TPK/2017/PN Smg, Rp12.547.141.399,74 Rp12.547.141.399,74
2. Pengadaan Barang dan Jasa Real Cost
108/Pid.Sus-TPK/2017/PN Smg
7/Pid.Sus.TPK/2018/PN.Jap,
8/Pid.Sus-TPK/2018/PN Jap,
3. Kredit Macet Pokok plus Bunga Rp270.260.547.382,00 Rp270.260.547.382,00
36/PID.SUS-TPK/2018/PT JAP,
37/PID.SUS-TPK/2018/PT JAP
4. 15/Pid.Sus-TPK/2018/PN Mdn Pengadaan Barang dan Jasa Net Loss Rp1.013.877.289,19 Rp1.013.877.289,19
31Pid.Sus-TPK/2018/PN.Bgl,
5. Pengadaan Barang dan Jasa Real Cost Rp6.906.596.940,60 Rp6.906.596.940,60
32/Pid.Sus-TPK/2018/PN.Bgl
6. 80/Pid.Sus-TPK/2018/PN.Jkt.Pst Pengadaan Barang dan Jasa Total Loss Rp1.591.774.960,00 Rp366.518.766,70
77/Pid.Sus-TPK/2018/PN Bdg,
7. 74/Pid.Sus.-TPK/2018/PN.Bdg, Kredit Macet Pokok plus Bunga Rp1.833.493.172.815,57 Rp0,00
83/Pid.Sus.-TPK/2018/PN.Bdg
14 /Pid.Sus-TPK/2019/PN Ptk,
8. Penggelapan Dana Nasabah Total Loss Rp542.890.000,00 Rp206.300.000,00
8/Pid.Sus-TPK/2019/PT PTK
1/Pid.Sus-TPK/2019/PN Pgp,
9. Pengadaan Barang dan Jasa Net Loss Rp2.950.589.335,60 Rp2.950.589.335,60
.4/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Pgp
10. 37/Pid.Sus-TPK/2019/PN Mks Pengadaan Barang dan Jasa Net Loss Rp783.309.233,76 Rp783.309.233,76
26/Pid.Sus-TPK/2019/PN Pbr,
11. Pengadaan Barang dan Jasa Net Loss Rp2.247.880.014,23 Rp2.247.880.014,23
19/PID.SUS.TPK/2019/PT PBR
12. 13/Pid.Sus-TPK/2019/PN Pdg Kredit Macet Pokok plus Bunga Rp1.127.772.375,00 Rp1.127.772.375,00
18/Pid.Sus/TPK/2019/PN.Bdg,
13. Kredit Macet Pokok plus Bunga Rp63.686.805.665,83 Rp63.686.805.665,83
25/PID.TPK/2019/PT BDG
Sumber: Data Putusan Pengadilan Tipikor Mahkamah Agung 2017-2019, telah diolah kembali.

129 | Jurnal ASET (Akuntansi Riset) Vol.12 | No.1 | 2020

You might also like