You are on page 1of 23

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/344170642

Infrastruktur Data Spasial Berbasis Geoportal: Implementasi Kebijakan Satu


Peta (Geoportal-Based Spatial Data Infrastructure: One-Map Policy
Implementation)

Article · July 2020

CITATIONS READS

0 1,289

2 authors:

Fahmi Charish Mustofa Wahyuni Wahyuni


Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
19 PUBLICATIONS   17 CITATIONS    19 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

participatory cadastral mapping View project

Empowering participatory approach with mobile based GIS data collector View project

All content following this page was uploaded by Fahmi Charish Mustofa on 09 September 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISSN 0853 -1676
JURNAL
PERTANAHAN

Penanggung Jawab Dr. Oloan Sitorus, S.H., M.S.


(Chief Editor)

Mitra Bebestari Pro . Dr. Ir. Budi Mulyanto, M.Sc.


Praktisi Agraria
(Reviewer)
Pro . Dr. Endriatmo Soetarto, M.A.
Pakar Kajian Kebijakan Pertanahan

Dr. Surya jandra, S.H., LL.M.


Pakar Hukum

Dr. Ir. Irawan Sumarto, M.Sc., Ph.D.


Pakar Geospasial, Pengukuran, Pemetaan, Kadaster

rias Aditya K.M., S ., M.Sc., Ph.D.


Pakar Geodesi

Dr. sc. agr. Iwan Rudiarto, S. ., M.Sc.


Pakar Manajemen Lahan, Land use, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Desa

Pro . Dr. Ir. Walter imo de Vries


Pakar Land Management, Urban dan Rural Development Management

Alhilal Furqan, B.Sc., M.Sc., Ph.D.


Pakar Perencanaan Wilayah dan Kota

Dr. Sri Winarsi, S.H., M.H.


Pakar Hukum Agraria

Dr. Rikardo Simarmata, S.H.


Pakar Hukum Agraria

M. Nazir Salim, S.S., M.A.


Pakar Re orma Agraria, PPTKH, Perhutanan Sosial, Konfik, dan Isu-Isu Akuisisi Lahan

Nanang Haryono, S.IP., M.Si.


Pakar Kebijakan Publik, Pelayanan Publik

Ahmad Nashih Luthf, S.S., M.A.


Pakar Studi Agraria

Penyunting Pelaksana Arditya Wicaksono, S.IP., M.Si.


(Editor) Peneliti Ahli Pertama

Romi Nugroho, S.Si.


Peneliti Ahli Pertama

Dwi Suprastyo, S.P., M.Si.


Peneliti Ahli Pertama

Arsan Nurrokhman, S.Si.


Penyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran

Desain Grafs & Fotogra er Bella Nofanti, S.E.


(Graphic Designer & Photographer)
Dwi Purnani, S.Sos.

Sekretariat Nur Aliyanto S.Kom.


(Secretariat)
Jauhari Tonthowi, S.Si.
ri Siwi Kurniasari, S.AP.

Pusat Penelitian dan Pengembangan


Kementerian Agraria dan ata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Jl. Akses Tol Cimanggis, Cikeas Udik, Bogor
Telp./Fax. (021) 8674719, www.atrbpn.go.id
e-mail : puslitbang@bpn.go.id
ISSN 0853 -1676
JURNAL
PERTANAHAN

DAFTAR ISI

Pengantar Redaksi

1. Perombakan Pemilikan Tanah untuk Rumah Tinggal melalui


Sinkronisasi Data Elektronik antar Instansi ........................................ 1 - 14
Oemar Moechthar dan Agus Sekarmadji

2. Tata Kelola Peta di dalam KKP (Komputerisasi Kegiatan Pertanahan)


Menuju Terwujudnya Sistem Peta Tunggal ........................................ 15 - 23
Hadi Arnowo

3. Pemanfaatan Neraca Penatagunaan Tanah untuk Percepatan


Penyusunan RDTR-PZ ...................................................................... 25 - 38
Sutaryono dan Asih Retno Dewi

4. Digitalisasi Administrasi Pertanahan untuk Mewujudkan


Percepatan Pembangunan Nasional Perspektif Kebijakan
Hukum (Legal Policy) ......................................................................... 39 - 59
Riswan Erfa

5. Infrastruktur Data Spasial Berbasis Geoportal: Implementasi


Kebijakan Satu Peta .......................................................................... 61 - 78
Fahmi Charish Mustofa dan Wahyuni

6. Legalitas Bentuk Akta Keterangan Hak Mewaris bagi Warga


Negara Indonesia Keturunan Tionghoa dalam Turun Waris .............. 79 - 89
Samson Aprinaldi Situmorang dan Winoto Joyokusumo

7. Meninjau Efektivitas Penegakan Hukum Penataan Ruang dalam


Rangka Mewujudkan Tertib Tata Ruang ............................................ 91 - 107
Stevanus Eko Pramuji dan Viorizza Suciani Putri
ISSN 0853 - 1676
JURNAL
PERTANAHAN

8. Menghitung Dampak Tanah Terlantar terhadap Potensi


Kerugian Ekonomi di Indonesia ......................................................... 109 - 120
Benny Lala Sembiring dan Yohanes N Agung Wibowo

9. Pelaksanaan Reforma Agraria Berasal dari Tanah


Cabutan Asing (Studi Kasus Kabupaten Bangli Provinsi Bali) ........... 121 - 132
Achmad Tau q Hidayat
Infrastruktur Data Spasial Berbasis Geoportal: Implementasi Kebijakan Satu Peta
Fahmi Charish Mustofa dan Wahyuni

INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL BERBASIS


GEOPORTAL: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA
GEOPORTAL-BASED SPATIAL DATA
INFRASTRUCTURE: ONE-MAP
POLICY IMPLEMENTATION

Fahmi Charish Mustofa dan Wahyuni


Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta
E-mail : fahmicmdw@stpn.ac.id dan wahyuniwidigdo@stpn.ac.id

ABSTRAK
Perkembangan Infrastruktur Data Spasial (IDS) memasuki era baru dengan berkembangnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi yang melahirkan teknologi web 2.0 yang termanifestasi dalam muka pengguna (UI) yang disebeut sebagai
Geoportal. IDS yang telah diperjuangkan selama kurang-lebih satu dekade mulai tertata dari aspek teknologi, standar dan
akses jaringan. Implementasi IDS diberbagai negara telah mulai terwujud dalam bentuk geoportal yang dapat diakses
secara luas dengan konsep berbagai pakai. Dari kelima komponen IDS, komponen kebijakan menyisakan ruang diskusi
yang menarik untuk dibahas. Naskah ini mengelaborasi sejarah dan praktik penerapan IDS dengan bentuk Geoportal
sebagai model implementasi IDS di berbagai negara dengan berbagai kekuatan dan kelemahannya. Kajian dilakukan dengan
metode kajian pustaka (desk study) dengan mengumpulkan berbagai artikel, paper, dokumen laporan, maupun informasi
pengembangan IDS berbasis geoportal yang dipublikasikan di website resmi institusi-institusi penyedia data geospasial di
berbagai negara dan di Indonesia. Tujuan yang hendak dicapai adalah usulan kerangka kerja IDS di Indonesia dimana
sebagian dari Kementrian dan Lembaga Non Kementerian juga sudah menerapkan dalam bentuk Geoportal.

Kata kunci : Infrastruktur Data Spasial, Geoportal, Kebijakan Satu Peta, Data Pertanahan.

ABSTRACT
The development of Spatial Data Infrastructure (IDS) entered a new era when the development of Information and
Communication Technology which gave birth to web 2.0 technology that was manifested in the face of the user (UI), which
was referred to as Geoportal. IDS which has been fought for for about a decade began to be arranged in terms of technology,
standards and network access. The implementation of IDS in various countries has begun to materialize in the form of geoportal
which can be accessed widely with various usage concepts. Of the ve components of the IDS, the policy component leaves
an interesting discussion space for discussion. This paper elaborates the history and practice of implementing IDS with the
Geoportal form as a model of IDS implementation in various countries with various strengths and weaknesses. The goal to be
achieved is the proposed IDS framework in Indonesia in which a number of Ministries and Non-Ministry Institutions have also
implemented it in the form of Geoportal.

Keywords : Spatial Data Infrastructure, Geoportal, One Map Policy, Land-Related Data

61
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 61 - 78

I. PENDAHULUAN IDS atau IDGS yaitu Standar, Kebijakan, dan


Jaringan berserta aksesnya. Beberapa negara yang
Perkembangan Infrastruktur Data Geospasial
sudah melaksanakan IDGS berbasis Geoportal
(IDGS) telah memasuki satu dekade dengan
dapat menjadi rujukan bagi penyelenggaraaan IDSG
berbagai dinamika. Ide IDGS atau lebih dikenal
berbasis Geoportal di Indonesia.
sebagai Infrastruktur Data Spasial (IDS) berawal
dari kehendak untuk mengurangi duplikasi II. METODE
pekerjaan pemetaan dari berbagai sektor, menjadi
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
pekerjaan yang bersifat kolaboratif dengan
yang dilaksanakan dengan studi/kajian pustaka.
mengedepankan sinergitas dari masing-masing
Berpijak dari kajian pustaka dirumuskan skema
sektor yang memproduksi data geospasial dalam
konseptual yang dituangkan dalam tahapan
hal pengumpulan data dan pemanfaatannya secara
penelitian (Gambar 1). Bagian penting dalam
bersama.
rumusan tersebut adalah kajian tentang sejarah
Era baru perkembangan IDGS di Indonesia dan praktik implementasi IDS di berbagai negara.
adalah munculnya gagasan Kebijakan Satu Peta Tahapan berikutnya dirumuskan usulan kerangka
Nasional (One Map Policy/OMP). Kebijakan Satu kerja berdasarkan sintesis uraian tesebut dikaitkan
Peta pertama kali dilaksanakan di masa Presiden dengan pengembangan dan rencana eksekusi di
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2010. masa mendatang terkait portal IDS di Indonesia.
Ucapan SBY saat itu terkait kebijakan ini“(There)
should be One Map as the one and only national
reference”, semestinya hanya ada satu peta saja
sebagai referensi nasional (Mawanda, 2016).
Kebijakan Satu Peta sampai saat ini masih terus
berlanjut di masa Presiden Joko Widodo (Detik.com,
2017, 2018a, 2018b; Wikipedia, 2018).

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian


menjadi koordinator utama kebijakan ini (Perpres
Nomor 9, 2016) oleh karena Kebijakan Satu Peta ini
merupakan salah satu instrument untuk menaikkan
peringkat Ease of Doing Bussiness (EODB) yang
menarik banyak investor menanamkan modal
di Indonesia. Naiknya EODB diharapkan dapat
mengungkit geliat ekonomi dengan perputaran
uang dan penyerapan tenaga kerja. Pelaksanaan
Gambar 1 : Tahapan penelitian
tugas tersebut dilaksanakan oleh Ketua Pelaksana
Kebijakan Satu Peta Nasional yakni Badan Informasi III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Geospasial (BIG). Model impelementasi IDS berbasis
A. Sejarah Pengembangan
geoportal yang banyak berkembang di berbagai
Infrastruktur Data Spasial
belahan dunia diadobsi dengan membentuk Jaringan
1) Infrastruktur Data Spasial: De nisi, Struktur dan
Informasi Geospasial Nasional. Implementasi
Fungsi
Kebijakan Satu Peta berbasis Geoportal perlu dikaji
Infrastruktur Data Spasial (IDS), juga dikenal
dari 5 aspek yang merupakan syarat pemberlakuan
sebagai Infrastruktur Data Geospasial (IDGS),

62
Infrastruktur Data Spasial Berbasis Geoportal: Implementasi Kebijakan Satu Peta
Fahmi Charish Mustofa dan Wahyuni

dicetuskan selaras dengan prinsip WORM “write koordinasi survei dan pemetaan, serta standarisasi
once, read many” (Narayanamurthy, Muthyala, & peta-peta ini terus berkembang secara konsisten
Makkar, 2015) perform many computations on large sampai pada tahun 1994, ketika Presiden Bill Clinton
volumes of data. That is, large quantities of data are mengeluarkan Excecutive Order untuk membentuk
ingested once and read many times mostly in large Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) di
chunks, which is characterized as write-once read- Amerika. Semenjak perkembangan IDS di Amerika,
many (WORM atau “create once, use many” (dibuat IDS berkembang pesat dan luas ke seluruh dunia
sekali, digunakan berkali-kali). Penerapan IDS di (Cetl, Roi, & Matijevi, 2014).
berbagai negara selain ditandai dengan dibangunnya Perkembangan teknologi informasi yang
berbagai geoportal, juga ditandai ditulisnya penelitian menjadi tonggak tersendiri dalam evolusi peradaban
yang mendokumentasikan pembangunan geoportal. manusia sangat mempengaruhi bagaimana kita
Istilah IDS sering digunakan untuk merujuk kepada memperlakukan informasi geogra untuk mendukung
suatu kumpulan data dasar yang saling terkait antara pengambilan keputusan. Dukungan teknologi
teknologi, kebijakan dan pengaturan kelembagaan informasi yang berkembang pesat memungkinkan
yang memfasilitasi ketersediaan dan akses ke pengelolaan data spasial secara online dengan
data spasial (OGC-Open Geospatial Consortium, jaringan internet. Tahun 2003 pada Konferensi Tingkat
2008). IDS memberikan pondasi untuk penemuan Tinggi (KTT) tentang Pembangunan Berkelanjutan
data spasial, evaluasi, dan aplikasi yang bisa di Johannesburg, Afrika Selatan, dapat disimpulkan
dimanfaatkan oleh pengguna dan penyedia dalam bahwa menggunakan informasi geogra s secara
semua tingkat pemerintahan, sektor komersil, sektor online digital dapat membantu proses pengambilan
non-pro t, akademisi dan warga pada umumnya. keputusan untuk mendapatkan lebih efektif. Informasi
Sejarah awal IDS dimulai dari deklarasi Agenda geogra s dapat lebih efektif dan berguna dengan
21 yang dicanangkan pada tahun 1992 di Rio de paradigma “dibuat sekali, digunakan berkali-kali”.
Janeiro Brazil (OGC, 2008), meskipun sebenarnya Mengawali pembangunan infrastruktur informasi,
embrio dari IDS yang disebut sebagai “Spatial Data di lain pihak, adalah kegiatan yang memerlukan
Coordination” (Robinson, 2008) telah jauh-jauh hari dana yang tidak sedikit. Pembangunan infrastruktur
menjadi pembicaraan. Agenda 21 dideklarasikan informasi spasial, oleh karenanya, memerlukan
pada Konferensi PBB tentang Lingkungan dan komitmen yang tinggi dari pemegang kebijakan,
Pembangunan yang berbicara tentang bagaimana terutama terkait pendanaan. Namun, bahkan dalam
mengelola dan mengatasi keberlanjutan pelestarian era baru komputer jaringan, kebiasaan sosial masa
lingkungan. Informasi geogra s dipandang akan lalu terus membatasi pengguna dari menemukan
dapat memberikan dukungan yang baik dalam dan menggunakan informasi geogra s yang lebih
mengelola pelestarian lingkungan yang berkelanjutan terbuka dan valid (McKee, 1996).
ini (OGC, 2008). Infrastruktur Data Spasial dapat secara
Presiden Amerika Serikat (USA), Theodore optimal mendukung kebijakan satu peta sepanjang
Roosevelt, pada tahun 1906 menandatangani komponen-komponennya dapat dikembangkan
Excutive Order untuk membentuk United States secara optimal. Komponen-komponen yang harus
Geographic Board sebagai lembaga yang diperhatikan untuk medukung terselenggaranya IDS,
mengoordinasikan pengumpulan data geospasial sebagaimana bisa dilihat dalam Gambar 2, adalah:
di lingkup pemerintahan Amerika Serikat, sebagai (1) Pemangku Kepentingan: pengaturan institusional
upaya untuk mengurangi duplikasi pekerjaan. yang memungkinkan pemangku kepentingan untuk
Pengaturan secara kelembagaan bentuk-bentuk berkolaborasi dan secara aktif bekerjasama dalam

63
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 61 - 78

perencanaan dan implementasi IDS. (2) Kerangka perkembangan teknologi dan produk geoprocessing,
Data: merupakan data set dan data spasial terintegrasi dan tren teknologi. Hal ini berguna untuk dapat
yang menyediakan informasi konteks dan referensi mengkomunikasikan informasi ini kepada pelaksana
untuk yurisdiksi; (3) Kebijakan: merupakan instrumen IDS di semua sektor.
tingkat strategis atau operasional yang membantu Infratsruktur Data Spasial memerlukan
memfasilitasi pembangunan atau penggunaan IDS; dukungan teknologi informasi dan komunikasi yang
(4) Standar-standar Spasial: adalah dokumen teknis memungkinkan untuk interoperabilitas data, karena
yang merinci antarmuka atau pengkodean, yang fungsi pokok dari IDS adalah interoperabilitas data
telah dikembangkan untuk mengatasi tantangan antar sektor. Komunikasi data dibangun dengan
interoperabilitas tertentu. Organisasi pelaksana arsitektur Service Object Architecture (SOA) yang
IDS mengadopsi standar internasional yang memungkinkan semua pihak saling melayani dan
dikembangkan secara kolaboratif oleh organisasi saling melayerkan informasi geospasial masing-
level internasional seperti Organisasi untuk masing dalam sebuah geoportal, lihat Gambar 3.
Standarisasi Internasional (ISO) dan Konsorsium
Geospasial Terbuka (OGC). (5) Teknologi Informasi
dan Komunikasi: arsitektur teknologi IDS meliputi
jaringan server sik yang menyediakan jaringan, dan
data sehingga suatu aplikasi dapat dikembangkan
dengan memanfaatkan layanan ini (Rajabifard dkk,
2002).

Sumber: Vinoski, 2002, dalam Akinci and Comert, 2008


Gambar 3 : Arsitektur IDS dalam konsep SOA
Arsitektur IDS dalam konsep SOA
Konsorsium Geospasial Terbuka (OGC) akan menjadi
bagian penting dalam membangun IDS dalam
skala global (McKee, 1996). OGC menyediakan
Sumber: Rajabifard dkk, 2002
forum untuk vendor, integrator, peneliti, lembaga,
Gambar 2 : Komponen IDS
pemasok data, dan pengguna untuk membuat

Sebagian besar infrastruktur teknis IDS teknologi interoperabilitas geoprocessing bersama

dibangun memanfaatkan teknologi informasi. dan untuk menemukan peluang untuk bekerja

Teknologi merupakan prasyarat mutlak dan sama, komersial dan sebaliknya. OGC memberikan

bagian penting dari IDS (McKee, 1996). Semakin kesempatan untuk pembangun IDS yang terdiri atas

majunya teknologi GPS, citra satelit, basis data dan pengguna, konsultan, lembaga atau integrator untuk

geoprocessing interoperability menjadi faktor kunci mendapatkan keuntungan dari kerjasama dengan

perkembangan IDS di berbagai belahan dunia. Oleh lembaga penelitian dan pengembangan. Spesi kasi

karenanya tujuan pembangunan IDS harus mengikuti disesuaikan yang memungkinkan masyarakat

64
Infrastruktur Data Spasial Berbasis Geoportal: Implementasi Kebijakan Satu Peta
Fahmi Charish Mustofa dan Wahyuni

informasi geogra s untuk memastikan penyedia variasi. Sebuah WCS menyediakan akses
jasa bersaing menawarkan produk yang diperlukan. klien untuk set berpotensi rinci dan kaya in-
Produk tersebut harus interoperable dengan sistem formasi geospasial, dalam bentuk yang ber-
lama yang sudah ada di masyarakat. Berikut guna untuk sisi klien rendering, liputan multi-
spesi kasi teknis untuk mendukung interoperabilitas. nilai, dan masukan ke dalam model ilmiah
a) Catalog Service Web (CSW): adalah dan klien lainnya.
standar untuk mengekspos katalog catatan d) Web Feature Service (WFS): keberadaan
geospasial di internet (melalui HTTP). Kata- WFS memungkinkan klien untuk mengambil
log ini terdiri dari catatan metadata yang dan memperbarui data geospasial dikode-
menggambarkan jenis data: data geospasial kan dalam Geogra Markup Language
(misalnya KML), layanan geospasial (mis- (GML) Web dari Fitur layanan multiple.
alnya WMS), sumber informasi lainnya yang
2) Penerapan Infrastruktur Data Spasial di
terkait. Bidang inti, seperti: Judul, Format,
berbagai Negara
Jenis (misalnya Dataset, Dataset Collection
Berikut diuraikan secara ringkas beberapa
atau Service), BoundingBox (persegi pan-
penelitian mengenai penerapan IDS di beberapa
jang yang menarik, dinyatakan dalam lintang
negara. Negara-negara tersebut meliputi beberapa
dan bujur), dan sistem referensi koordinat.
negara di wilayah Eropa (Slovenia, Spanyol, Denmark
b) Web Map Service (WMS): bertugas meng-
dan Swedia) dan Asia (Taiwan dan Indonesia).
hasilkan peta data spasial direferensikan se-
Lembaga survei dan pemetaan Slovenia, SMA
cara dinamis dari informasi geogra s. Peta
(Slovenia Mapping Agency), memiliki tanggung jawab
WMS diproduksi umumnya diberikan dalam
melaksanakan tugas layanan survei tanah nasional
format bergambar seperti PNG, GIF atau
yang meliputi penciptaan, pengadministrasian dan
JPEG, atau kadang-kadang sebagai elemen
pembaruan basisdata pertanahan; sistem dasar
gra s berbasis vektor di Scalable Vector
geodetik, real estate, perbatasan negara, unit
Graphics (SVG) atau Web Computer Graph-
spasial dan nomor rumah; dan sistem topogra
ic Meta le (WebCGM). Operasi-operasi
dan kartogra (Azman Petek, 2009). Organisasi
WMS, antara lain: GetCapabilities, GetMap,
kadaster di Slovenia ingin memberikan layanan
dan GetFeatureInfo. Operasi GetCapabili-
untuk sector perumahan dan informasi pasar tanah
ties adalah untuk mendapatkan metadata
dalam kerangka e-Government.
layanan, yang merupakan deskripsi ma-
Azman dan Petek (2009) dalam papernya selain
chinereadable (dan terbaca-manusia) dari
menceritakan pengalaman penerapan IDS di SMA,
konten informasi server dan nilai-nilai pa-
juga memberikan perbandingan elemen infrastruktur
rameter permintaan diterima. Operasi Get-
SMA dengan ketentuan panduan dari Infrastructure
Map mengembalikan peta. Operasi GetFea-
for Spatial Information in Euro (INSPIRE) dengan
tureInfo dirancang untuk menyediakan klien
maksud menilai unsur-unsur IDS yang perlu diubah
dari WMS dengan informasi lebih lanjut ten-
atau dibuat untuk memastikan infrastruktur data
tang tur dalam gambar peta yang dikemba-
spasial di wilayah Eropa lebih interoperable.
likan oleh map request.
Bergeser ke barat daya, berbatasan dengan
c) Web Coverage Service (WCS): mendukung
benua Afrika, Spanyol memiliki badan yang bernama
pengambilan elektronik data geospasial se-
Infraestructura de Datos Especiales de Espana
bagai “pertanggungan” yaitu, informasi geo-
(IDEE) yang merupakan pengelola IDSN Spanyol.
spasial digital mewakili fenomena ruang ber-

65
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 61 - 78

IDEE membangun geoportal nasional sejak tahun Instansi pemerintah, profesional dan peneliti
2004 yang memiliki lebih dari 50 simpul jaringan. yang terlibat dalam analisis spasial dapat mengambil,
Geoportal IDEE menerbitkan lebih dari 300 web menyimpan, menganalisis, dan melakukan berbagai
services dan 3.000 layer/lapisan data yang tersedia tugas-tugas menggunakan data spasial digital
mencakup semua tema di INSPIRE (Rodriguez, yang tersedia melalui jaringan. NGIS adalah sistem
Abad, Alonzo, Sanchez, & Gonzalez, 2009). informasi geogra s untuk anggota masyarakat Taiwan

Badan legislatif Denmark telah menerapkan yang berfungsi sebagai repositori komprehensif data

INSPIRE dengan cara mengaitkan ke proyek geospasial yang berkaitan dengan semua instansi

e-Government yang sedang berlangsung (Mazzoli, pemerintah. NGIS mengintegrasikan berbagai

2009). Dengan cara demikian proyek-proyek terkait jenis informasi geogra s digital untuk membangun

e-Government dapat berjalan seiring sehingga infrastruktur data spasial untuk berbagi informasi

menciptakan sinergi. Mazzolli (2009) menyebutkan (Sun, Kuo, & Min-Fun, 2009).

bahwa proyek e-Government Denmark didasarkan Pembangunan data geospasial di Indonesia


pada paradigma desentralisasi dan konsensus antar sudah dirintis oleh Badan Koordinasi Survei dan
pemangku kepentingan bidang geospasial. Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), sekarang telah

The National Geodata Strategy (NGS) di berganti nama menjadi Badan Informasi Geospasial

Swedia telah mengembangkan kebijakan nasional (BIG), sejak tahun 1980-an. Desain jaringan data

yang mencakup semua isu-isu strategis yang waktu itu dibangun dengan pola konvensional.

berkaitan dengan penanganan data geospasial. Setelah dibuatnya peraturan perundangan tentang

Pemerintah Swedia menunjuk lembaga Lantmäteriet Informasi Geospasial (UU Nomor 4, 2011) mulai

bertanggung jawab untuk menuntaskan kebijakan ini dipikirkan pembangunan geoportal nasional. Hingga

bekerjasama dengan Dewan Penasehat Geodata kemudian Geoportal IDS Indonesia versi awal

dan pemangku kepentingan lainnya (Ranestig & diluncurkan pada tanggal 17 Oktober 2011 (Tempo.

Sandgren, 2009). Tujuan dasar dari NGS adalah co, 2011).

untuk membangun infrastruktur nasional untuk data Satu dari sekian banyak tugas penting
geospasial dan mendorong peningkatan kerjasama IDS adalah integrasi data yang efektif yang
dalam sektor data geospasial. Selama jangka waktu semestinya melibatkan teknis dan non teknis,
tiga tahun proyek ini menciptakan model bisnis termasuk persyaratan-persyaratannya yakni:
dan infrastruktur teknis untuk ketersediaan data jaringan, standar-standar dan perangkat kebijakan
geospasial dan layanan untuk masyarakat Swedia (Williamson, Enemark, Wallace, & Rajabifard, 2010).
dan Eropa. Permasalahan atau isu di seputar kegiatan integrasi

Sejalan dengan perkembangan IDS data dalam IDS dapat dibagi dalam aspek-aspek:

dunia internasional, negara-negara Asia juga institusional (teknis), kebijakan, legal dan sosial (non-

mengembangkan IDS di negara masing-masing. teknis) (Mohammadi, Rajabifard, Binns, & Williamson,

Taiwan membuat kebijakan utama dalam The DIGI+ 2006; Mohammadi, Rajabifard, & Williamson, 2010;

Taiwan (https://digi.taiwan.gov.tw/). Sun, Kuo, & Williamson et al., 2010) many initiatives including

Min-Fun (2009) menyebutkan bahwa salah satu federated databases, feature manipulation engines

bentuk inovasi dalam kebijakan tersebut adalah (FMEs. Isu integrasi data dalam IDS antara lain:

dibangunnya National Geographic Information keberagaman proses komputerisasi (standar-

System (NGIS). NGIS berfungsi sebagai sistem standar dan interoperabilitas), pemeliharaan topologi

informasi geogra s serbaguna, yang cakupannya vertikal, keberagaman semantik, sistem referensi,

meliputi seluruh wilayah Taiwan. konsistensi skala, kualitas data, keberadaan &

66
Infrastruktur Data Spasial Berbasis Geoportal: Implementasi Kebijakan Satu Peta
Fahmi Charish Mustofa dan Wahyuni

kualitas metadata, konsistensi format, konsistensi tematik dan (b) geoportal nasional atau regional
model data dan keberagaman dalam pemberian (Aditya & Kraak, 2009, p. 43). Berikut diuraikan
atribut (Mohammadi dkk., 2010) many initiatives secara singkat tinjauan mengenai pembangunan
including federated databases, feature manipulation geoportal dan tur- tur yang disediakan sebagai
engines (FMEs). bagian dari perjalanan implementasi IDS di beberapa
negara di dunia.
B. Geoportal Sebagai Implementasi
Infrastruktur Data Spasial Portal GEOSS dibangun oleh Group on

Geoportal adalah implementasi IDS yang Earth Observations (GEO) memberikan informasi
spasial mengenai curah hujan, permukaan tanah,
memanfaatkan teknologi web. Portal di dalam diskusi
temperatur, tutupan lahan, urbanisasi, suhu
topik IDS disebut sebagai Geoportal. Geoportal yang
permukaan laut, pengamatan aliran sungai, kondisi
memiliki motto “kebebasan yang bersatu” freedom
atmosfer, ketinggian, kelembaban tanah (Group
united (Koerten, 2011), mencerminkan fakta bahwa
on Earth Observations, 2019). Halaman awal
geoportal adalah jaringan portal yang didirikan
GEOSS Portal cukup sederhana (Gambar 4). Fitur
oleh berbagai organisasi, masing-masing dengan
yang langsung ditawarkan secara jelas adalah tur
otonomi sendiri, tetapi bekerja dalam sekumpulan
pencarian (GEOSS, 2019). Pengguna tidak dijejali
aturan yang disepakati bersama. Geoportal tidak
terlalu banyak tur. Pengguna cukup memasukkan
hanya menyediakan produk dari suatu sumber
sembarang kata kunci yang sekiranya terkait dengan
namun melibatkan sumber-sumber yang tersedia
target informasi yang dikehendaki. Fitur- tur lain
dan memfasilitasi fungsi pencarian dan sekaligus
berada di sisi kanan laman, yakni: zoom in, zoom out,
aksesnya. Ditinjau dari konten dan lingkup
kewenangannya, geoportal terdiri dari (a) geoportal extent, bounding box, layer dan pilihan peta dasar.

Sumber: GEOSS, 2019


Gambar 4 : Muka GEOSS Portal

67
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 61 - 78

Semisal dimasukkan kata “Semarang” (nama menjanjikan 285 le, atau pilihan format yang
ibu kota salah satu provinsi di Indonesia). Pengguna menyediakan berbagai jenis le yang tersedia seperti
akan disuguhi lter lanjut, yakni: keywords (kata shp, aplikasi dan teks. Filter lanjut lembaga penyedia
kunci), format data yang diinginkan, source (sumber), (source) salah satunya adalah FAO (organisasi
protocol dan organization (lembaga penyedia). pangan dunia) yang menyediakan 133 le (Gambar

Konten menu lanjutan dari lter lanjut tersebut, 5).

pengguna bisa memilih kata kunci “Java” yang

Sumber: GEOSS, 2019


Gambar 5 : Fitur pencarian lanjut

Implementasi IDS di Amerika Serikat (USA), antara lain: bidang tanah, batas wilayah administrasi,
diterapkan di hampir semua negara bagian atau kota. zonasi, wilayah kode pos, dll yang disertai informasi
Masing-masing kota membangun geoportal sebagai atribut, antara lain: nomor rumah, nomor identi kasi
contoh: POLARIS 3G (Property Ownership Land bidang tanah, dan lain-lain (Gambar 6).
Records Information System - A Third Generation Portal disajikan berbasis peta dari
System) oleh Mecklenburg County (North Carolina, OpenStreetMap menyediakan tema-tema: label,
USA) dan GEOPORTAL oleh negara bagian batas wilayah, pembanguna tanah, situs bersejarah
California. dan lain-lain (Mecklenburg County, 2015b). POLARIS
POLARIS 3G menyediakan informasi bidang 3G pada tahun 2014 mendapat penghargaan
tanah. POLARIS 3G merupakan portal informasi dalam kategori teknologi informasi dari asosiasi
spasial milik pemerintah daerah Mecklenburg County pemerintahan daerah di Amerika Serikat atau NACo
USA yang memuat informasi mengenai bidang - The National Association of Counties (Mecklenburg
tanah. POLARIS 3G memberikan informasi spasial, County, 2015a).

68
Infrastruktur Data Spasial Berbasis Geoportal: Implementasi Kebijakan Satu Peta
Fahmi Charish Mustofa dan Wahyuni

Sumber: Mecklenburg County, 2015b


Gambar 6 : Halaman Portal POLARIS 3G
GEOPORTAL menyediakan informasi terkait GEOPORTAL, menyediakan informasi terkait
lingkungan, seperti: bencana alam, sumberdaya lingkungan wilayah pesisir pantai California (Gambar
alam, dan lain-lain (California Government, 2015). 7).
Portal milik pemerintah negara bagian California,

Sumber: California Government, 2015

Gambar 7 : Halaman Portal GEOPORTAL

69
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 61 - 78

Portal disajikan sederhana memuat 3 (tiga) Europe). INSPIRE mempunyai tujuan mewujudkan
subportal. Subportal tersebut terdiri dari: Featured IDS di Eropa (Europe Union) yang memungkinkan
Data – yang menyediakan data spasial pantai dan bagi-pakai informasi spasial antara organisasi
kelautan prioritas tinggi. Coastal Viewer – yang masyarakat dan menyediakan akses informasi
menyediakan penambahan dan tampilan data spasial yang lebih baik bagi masyarakat seluruh
serta cetak peta. Tools and Resources – yang Eropa (INSPIRE, 2015).
menyediakan tautan ke perangkat analisis atau Tampilan geoportal INSPIRE menyediakan 3
geoportal lain (California Government, 2015). (tiga) fungsi umum, yaitu: (1) Discovery/Viewer, (2)
Negara-negara Eropa bahkan telah memiliki Metadata Editor dan (3) Validator (Gambar 8). Tidak
satu portal bersama yang menyediakan wadah bagi sekedar portal, INSPIRE menyediakan pedoman
proses bagi-pakai informasi geospasial di antara yang memberikan arahan terhadap pengambilan
negara Eropa. Portal bersama tersebut adalah kebijakan lintas batas.
INSPIRE (Infrastructure for Spatial Information in

Sumber: INSPIRE, 2015


Gambar 8 : Halaman Portal INSPIRE

70
Infrastruktur Data Spasial Berbasis Geoportal: Implementasi Kebijakan Satu Peta
Fahmi Charish Mustofa dan Wahyuni

Pedoman INSPIRE menuntun pembangunan Geoportal yang menyediakan informasi spasial,


IDS di Eropa dengan berdasar kepada prinsip-prinsip antara lain: lokasi goa, jenis iklim, garis kontur
umum, yaitu: (1) data dibuat atau dikumpulkan sekali dalam berbagai skala, pengelolaan hutan berbasis
saja, disimpan dan dikelola dengan baik sehingga masyarakat dan lain-lain. Geoportal tersebut juga
memudahkan pemeliharaan, (2) data dapat menyediakan peta dasar berbagai skala untuk
dikombinasikan menghasilkan informasi spasial yang keperluan perencanaan strategis, pengambilan
utuh dari berbagai sumber di seluruh Eropa dan bisa kebijakan, analisis situsasi dan berbagai keperluan
dibagi-pakai oleh berbagai pengguna dan aplikasi, lain yang membutuhkan analisis spasial (The
(3) data dibuat atau dikumpulkan sedemikian rupa Philippine Geoportal Project, 2015).
sehingga bisa digunakan dalam berbagai tingkat Tampilan awal Philippine Geoportal (Gambar 9)
skala (dapat didetilkan untuk penelitian yang mudah dipahami dengan 4 (empat) modul aplikasi,
mendalam dan mendukung keperluan strategik), (4) yakni: (1) Map Viewer: layanan yang menyediakan
informasi geogra s yang diperlukan untuk pemerintah tampilan informasi geospasial; (2) Map Catalog:
harus senantiasa tersedia dan transparan, (5) layanan metadata untuk pencarian konten informasi
mudah ditemukan (INSPIRE, 2015; Vandenbroucke, geospasial dengan bantuan kata kunci; (3) Map
Zambon, Crompvoets, & Dufourmont, 2008) Builder: kumpulan prosedur untuk mengunggah
Negara-negara Asia juga membangun geoportal informasi geospasial; dan (4) Web Map: kumpulan
untuk mendapat dukungan data spasial dalam aplikasi peta berbasis web untuk berbagai
pengambilan keputusan. Filipina, salah satunya, kepentingan (pariwisata, mitigasi bencana, dan lain
membangun geoportal dengan nama Philippine sebagainya).

Sumber: The Philippine Geoportal Project, 2015


Gambar 9 : Halaman Portal Phillipine Geoportal

71
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 61 - 78

C. Ina-Geoportal 27, 2014; UU Nomor 4, 2011). Sebagai bagian


dari pembangunan IDS di Indonesia, pada tanggal
1) Implementasi kebijakan satu peta
17 Oktober 2011, BIG meluncurkan portal IDS
Pengembangan IDS di Indonesia dikoordinir
Indonesia yang dinamai Ina-Geoportal (Tempo.co,
oleh Badan Informasi Geospasial/BIG sebagai
2011). Halaman muka Ina-Geoportal, diambil tahun
penyelenggaran Informasi Geospasial Dasar/
2015, di masa-masa awal implementasi bisa dilihat
IGD dan sekaligus sebagai penghubung Jaringan
pada Gambar 10.
Informasi Geospasial Nasional (Perpres Nomor

Sumber: http://maps.ina-sdi.or.id
Gambar 10 : Halaman Muka Portal Ina-Geoportal tahun 2015

72
Infrastruktur Data Spasial Berbasis Geoportal: Implementasi Kebijakan Satu Peta
Fahmi Charish Mustofa dan Wahyuni

Ina-Geoportal merupakan jaringan data spasial http://tanahair.indonesia.go.id, berperan sebagai


berbasis web/internet. Ide pokok Ina-Geoportal penghubung berbagai Kementerian, Lembaga,
adalah bahwa permasalahan sosial dan ekonomi Provinsi, dan Daerah yang menjadi mitra penghubung
dapat diamati dan dianalisis lebih baik dengan simpul Jaringan Informasi Geospasial Nasional
menggunakan data spasial sehingga ketersediaan (Badan Informasi Geospasial, 2011). Menu utama
data spasial yang baik. Data spasial yang baik menyediakan dokumen yang bisa diunduh untuk
akan mencegah terjadinya fenomena pulau-pulau keperluan analisis spasial dasar, antara lain: peta RBI
informasi. Pulau informasi terjadi karena kurangnya (topogra ) dalam bentuk shape le (.shp), peta DEM
koordinasi antara lembaga pengelola data spasial (digital elevation model), peta KSP (kebijakan satu
sehingga data spasial terpecah-pecah di masing- peta), peta cetak dalam bentuk portable document
masing lembaga (Karsidi, 2012; Pusat SJSDS BIG, format (.pdf) atau joint photographic expert group
2013). (.jpg), dan peta RBI terdampak bencana.

2) Pengembangan Ina-Geoportal: tinjauan Ina-Geoportal menyediakan tur- tur analisis


antarmuka pengguna data, geoprocessing, geotagging, drag and drop

Pengembangan aplikasi geoportal perlu data le dengan teknologi mapviewer berbasis

memperhatikan faktor-faktor, antara lain: (a) opensource. Gambar 11 menunjukkan aspek-aspek

visualisasi: antarmuka peta berbasis web, antarmuka yang perlu diperhatikan dalam pengembangan

geoportal, legenda (keterangan simbolisasi peta); (b) geoportal telah diakomodir dalam Ina-Geoportal.

perangkat query yang handal, tampilan pencarian, Metadata, aplikasi berbasis web untuk analisis

(c) Daftar data spasial dan data atribut, (d) layanan spasial, peta berbasis web dan dokumen pendukung.

metadata, (e) fungsi cetak dan (f) analisis spasial: Memasuki laman utama disajikan menu-menu
operasi standar SIG dalam tampilan peta berbasis yang lebih lengkap. Menu-menu tersebut adalah
web. (Aditya & Kraak, 2009; Maguire & Longley, (Gambar 12): 1. simpul jaringan, 2. manajemen
2005; Sari & Erdi, 2013). layer, 3. fungsi simpan, 4. tambah layer, 5. fungsi

Ina-Geoportal, lamannya bisa diakses di pengukuran, 6. analisis, 7. fungsi cetak, 8. penunjuk

alamat http://portal.ina-sdi.or.id/portal/home/ atau rute dan arah, dan 9. peta dasar.

Sumber: http://portal.ina-sdi.or.id/portal
Gambar 11 : Konten yang tersedia di Ina-Geoportal

73
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 61 - 78

Sumber: http://portal.ina-sdi.or.id/portal
Gambar 12 : Menu-menu di laman Ina-Geoportal

Sumber: http://portal.ina-sdi.or.id/portal

Gambar 13 : Menu Simpul Jaringan, informasi Status dan Tambah Layer

Menu simpul jaringan memiliki konten: (a) gagal, secara real-time diinformasikan dalam laman
simpul, (b) jenis (type), dan layanan (service). ini (Gambar 13). Menu “Tambah Layer” disajikan
Simpul memuat badan/lembaga/organisasi penyedia dalam 2 submenu; submenu le dan submenu
layanan, seperti: Kementerian/Lembaga, Pemerintah webservice. File- le yang diakomodasi yaitu jenis le
Kota/Kabupaten, dan organisasi lainnya. Sampai csv, txt, shp, zip, gpx dan geojson. Kemudian menu
dengan September 2019 telah tersedia 221 simpul analisis layer memuat: summarize data, nd location,
jaringan. Status ketersediaan, tersambung atau analyze patterns, use proximity dan manage data.

74
Infrastruktur Data Spasial Berbasis Geoportal: Implementasi Kebijakan Satu Peta
Fahmi Charish Mustofa dan Wahyuni

IV. KESIMPULAN
Implementasi IDS berbasis Geoportal telah
banyak dilakukan oleh berbagai negara di dunia.
Tujuan utama dari IDS yaitu memperkecil redundansi
pengumpulan data yang sama oleh sektor yang
berbeda dapat dicapai dengan menetapkan standar
dataset yang diproduksi oleh berbagai sektor,
sedangkan prinsip pemanfaatan data bersama
dengan berbagi pakai dicapai dengan menyediakan
user interface berupa geoportal. Konsep one stop
atau one place data dapat dengan mudah disediakan
melalui geoportal yang sangat memungkinkan para
Sumber: http://portal.ina-sdi.or.id/portal pengguna data geospasial mengakses data dengan
Gambar 14 : Fungsi analisis: rute dan penunjuk arah mudah.

Standarisasi berbagai aspek menjadi syarat


untuk interoperabilitas geodataspasial melalui
geoportal. Mencermati sejarah perkembangan
implementasi IDS di berbagai negara dapat
dirumuskan tahapan-tahapannya dan spesi kasi
yang mesti diperhatikan dalam tiap tahapan tersebut.
Seiring waktu, Ina-Geoportal kini makin dewasa dan
memenuhi tahapan pengembangan yang banyak
menjadi acuan di dunia. Penyedia simpul jaringan
makin banyak dengan tingkat reliabilitas yang baik.
Menu-menu yang tersedia makin lengkap dan
sesuai dengan koridor yang diproyeksikan berbagai
penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber: http://portal.ina-sdi.or.id/portal
Gambar 15 : Peta dasar yang tersedia Buku

Menu lain yang diakomodasi adalah menu yang


Koerten, H. (2011). Taming Technology: The
cukup populer dan menjadi menu yang paling sering narrative anchor reconciling time,
digunakan dalam aplikasi Google Map, yakni: analisis territory and technology in geoinformation
rute. Dibandingkan dengan analisi rute pada Google infrastructures. Amsterdam, The
Map yang menyediakan fungsi-fungsi: alternatif Netherlands: Delft University of Technology
rute, kondisi lalu-lintas, jarak, dan waktu tempuh
Vandenbroucke, D., Zambon, M., Crompvoets,
berbagai moda; fungsi-fungsi yang disediakan oleh
J., & Dufourmont, H. (2008). INSPIRE
Ina-Geoportal cukup sederhana: rute dan penunjuk
Directive: Speci c requirements to monitor
arah (Gambar 14). Sementara itu, peta dasar yang
its implementation. In J. Crompvoets, A.
tersedia, antara lain: peta citra satelit, peta RBI, peta Rajabifard, B. van Loenen, & T. Delgado
OpenStreetMap, peta MapBox, peta citra ESRI, dan Fernández (Eds.), A Multi-view Framework
peta jaringan jalan (Gambar 15).

75
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 61 - 78

to Assess Spatial Data Infrastructures Environment and Urban Systems,


(pp. 327–355). Wageningen, Germany 29(1), 3–14. https://doi.org/10.1016/j.
& Melbourne, Australia: Space for Geo- compenvurbsys.2004.05.012
Information (RGI), Wageningen University
Mazzoli, U. K. (2009). Creating synergy between
& Centre for SDIs and Land Administration,
INSPIRE and E-Government in Denmark.
Department of Geomatics, The University
The 11th GSDI International Conference.
of Melbourne.
Rotterdam, The Netherlands.
Williamson, I., Enemark, S., Wallace, J., &
McKee, L. (1996). Building the GSDI: An Open GIS
Rajabifard, A. (2010). Land Administration
Consortium White Paper. Retrieved October
for Sustainable Development. California,
20, 2014, from www.opengeospatial.org
USA: ESRI Press Academic
Mohammadi, H., Rajabifard, A., Binns, A., &
Jurnal
Williamson, I. P. (2006). Bridging SDI
Aditya, T., & Kraak, M.-J. (2009). Geoportals and Design Gaps to Facilitate Multi-source
the GDI Accessibility. In H. A. Karimi (Ed.), Data Integration. Coordinates, 2, 26–29.
Handbook of Research on Geoinformatics
Mohammadi, H., Rajabifard, A., & Williamson, I. P.
(pp. 42–50). https://doi.org/10.4018/978-1-
(2010). Development of an interoperable
59140-995-3.ch006
tool to facilitate spatial data integration
Akinci, H., & Comert, C. (2008). Geoportals and in the context of SDI. International
their role in spatial data infrastructures. In Journal of Geographical Information
A. Demirci, M. Karakuyu, M. A. Mcadams, Science, 24(4), 487–505. https://doi.
S. İncekara, A. Karaburun (Eds.), 5th org/10.1080/13658810902881903
International Conference on Geographic
Narayanamurthy, S., Muthyala, K., & Makkar,
Information Systems (ICGIS-2008).
G. (2015). WORMStore: A specialized
Istanbul, Turkey: Fatih University
object store for write-once read-
Publications.
many workloads. Proceedings - IEEE
Azman, I., & Petek, T. (2009). Spatial Data Computer Society’s Annual International
Infrastructure at the SMA in Slovenia. Symposium on Modeling, Analysis,
The 11th GSDI International Conference. and Simulation of Computer and
Retrieved from http://www.gsdi.org/ Telecommunications Systems, MASCOTS,
gsdiconf/gsdi11 2015-Febru(February), 91–99. https://doi.
org/10.1109/MASCOTS.2014.19
Cetl, V., Roi, M., & Matijevi, H. (2014). Internet and
Spatial Data Infrastructure - Towards a Pusat SJSDS BIG. (2013). Ina-GeoPortal Untuk
Spatial Society Internet and Spatial Data Berbagi Pakai (Sharing) Data & Informasi
Infrastructure - Towards a Spatial Society. GeoSpasial Dalam Ina-SDI Network.
(January 2002) Presentasi.

Karsidi, A. (2012). Ina-Geoportal: Satu Peta, Satu Rajabifard, A., Feeney, M.-E. F., & Williamson,
Solusi. Workshop Geospasial, Bandung 11 I. P. (2002). Future directions for SDI
Agustus 2012. development. International Journal
of Applied Earth Observation and
Maguire, D. J., & Longley, P. a. (2005). The
Geoinformation, 4(1), 11–22. https://doi.
emergence of geoportals and their role in
org/10.1016/S0303-2434(02)00002-8
spatial data infrastructures. Computers,

76
Infrastruktur Data Spasial Berbasis Geoportal: Implementasi Kebijakan Satu Peta
Fahmi Charish Mustofa dan Wahyuni

Ranestig, E., & Sandgren, U. (2009). The Swedish Media Online


National Geodata Strategy and The
Detik.com. (2017, June 13). Jokowi Bikin One Map
Geodata Project. The 11th GSDI
Policy, Apa Manfaatnya? Surat Kabar
International Conference. Rotterdam, The
Online: Detik.Com, Jurnalis: Ray Jordan.
Netherlands.
Retrieved from https:// nance.detik.com/
Robinson, M. (2008). A History of Spatial Data berita-ekonomi-bisnis/d-3529595/jokowi-
Coordination. (May). bikin-one-map-policy-apa-manfaatnya

Rodriguez, A., Abad, P., Alonzo, J. A., Sanchez, A., Detik.com. (2018a, March 21). Jokowi Resmikan
& Gonzalez, C. (2009). Data and Services Portal Kebijakan Satu Peta Agustus
availability in Spanish NSDI. The 11th GSDI 2018. Surat Kabar Online: Detik.Com,
International Conference. Rotterdam, The Jurnalis: Fadhly Rachman. Retrieved from
Netherlands. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-
bisnis/d-3928433/jokowi-resmikan-portal-
Sari, F., & Erdi, A. (2013). GeoPortals for Providing
kebijakan-satu-peta-agustus-2018
Interoperability Infrastructure Standards to
Constitute GeoPortal Infrastructure. Recent Detik.com. (2018b, December 11). Jokowi
Advances in Geodesy and Geomatics Rilis Kebijakan Satu Peta dan Buku
Engineering GeoPortals, (October 2013), Infrastruktur Nasional. Surat Kabar
69–77. Online: Detik.Com, Jurnalis: Trio Hamdani.
Retrieved from https:// nance.detik.
Sun, C.-H., Kuo, F.-Y., & Min-Fun. (2009).
com/in frastr uktur/ d-4337 854/j okowi-
Development of A Service Oriented
ri l is - ke b i ja k an - s at u -p e t a- d an - b uk u -
Architecture Framework for The National
infrastruktur-nasional
Geographic Information System in Taiwan.
The 11th GSDI International Conference. Tempo.co. (2011, October 20). Satu Portal, Beragam
Rotterdam, The Netherlands. Data Spasial. Surat Kabar Online:
Tempo.Co, Jurnalis: Anton William.
Peraturan
Retrieved from http://www.tempo.co/read/
Perpres Nomor 27. (2014). Peraturan Presiden news/2011/10/20/095362496/Satu-Portal-
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 Beragam-Data-Geospasial
tentang Jaringan Informasi Geospasial
Website Lembaga
Nasional. Retrieved from http://www.bpn.
go.id/PUBLIKASI/Peraturan-Perundangan Badan Informasi Geospasial. (2011). Ina-Geoportal.
Retrieved May 15, 2019, from www.big.
Perpres Nomor 9. (2016). Peraturan Presiden
go.id/ina-geoportal-2
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016
tentang Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta California Government. (2015). California Coastal
pada tingkat ketelitian Peta skala 1:50.000. Geoportal (version 1.0). Retrieved May 14,
Retrieved from http://www.bpn.go.id/ 2015, from https://data.cnra.ca.gov/portal/
PUBLIKASI/Peraturan-Perundangan coastal/

UU Nomor 4. (2011). Undang-Undang Nomor 4 GEOSS. (2019). GEOSS Portal. Retrieved May
Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial. 14, 2019, from Website GEO (Group on
Retrieved from http://www.bpn.go.id/ Earth Observations) website: http://www.
PUBLIKASI/Peraturan-Perundangan geoportal.org/

77
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 61 - 78

Group on Earth Observations. (2019). The Global Mecklenburg County. (2015b). POLARIS 3G
Earth Observations (GEOSS). Retrieved (Property Ownership Land Records
May 14, 2019, from Website GEO (Group Information System - A Third Generation
on Earth Observations) website: https:// System). Retrieved May 14, 2015, from
www.earthobservations.org/geoss.php http://polaris3g.mecklenburgcountync.gov/

INSPIRE. (2015). About INSPIRE. Retrieved May OGC. (2004). Developing Spatial Data Infrastructure:
15, 2015, from http://inspire.ec.europa.eu/ The SDI Cookbook (Ver. 2.0; D. Nebert,
index.cfm/pageid/48 Ed.). Retrieved from www.opengeospatial.
org
Mawanda, A. H. (2016). Menanti Terwujudnya
Kebijakan Satu Peta yang Komprehensif. OGC. (2008). The SDI Cookbook (version update
Retrieved July 20, 2019, from Mongabay: 2008). Retrieved October 10, 2014, from
situs berita lingkungan website: https:// www.gsdidocs.org/GSDIWiki/index.php/
www.mongabay.co.id/2016/06/13/menanti- Main_Page
terwujudnya-kebijakan-satu-peta-yang-
The Philippine Geoportal Project. (2015). What Is
komprehensif/
Geoportal? Retrieved May 15, 2015, from
Mecklenburg County. (2015a). Geospatial Information http://www.geoportal.gov.ph/.
Services. Retrieved May 14, 2015, from
http://charmeck.org/mecklenburg/county/
LUESA/GIS/Pages/Default.aspx

78

View publication stats

You might also like