You are on page 1of 3

Sektor pariwisata harus recovery dari keterpurukan, di era new normal roda pariwisata sudah mulai

berputar. Pemerintah di seluruh dunia sudah mulai memberikan keloonggaran untuk mengadakan
aktivitas diluar rumah walaupun dengan syarat dan ketentuan yang telah di tetapkan oleh
pemerintah di negara masing-masing di dunia

#Responsible Recovery for People

Public health:

The COVID-19 pandemic has shown the strong connection between tourism and public health. The
tourism sector has proven to be of assistance by putting its infrastructure, supply chains and staff at
the service of public health and humanitarian aid. Creating long lasting synergies between public
health and tourism is an investment in preparedness in relation to future crisis and contributes to
confidence and trust.

Integrate epidemiological indicators in tourism: Epidemiological indicators are in the process of


being connected with tourism monitoring mechanisms. Strengthening monitoring mechanisms in
this direction has potential to lead the way for tourism to recover as an economic activity, ensuring
that the easing of travel restrictions or introduction of new measures and policies is based on
evidence. If well planned and managed, tourism can make a responsible contribution to the health
and wellbeing of those working in the sector and local people.

Connect hygiene with sustainability: Tailored guidance and protocols for tourism operations to
resume timely and safely shall reflect the outcomes of collaboration between tourism stakeholders,
the scientific community and health authorities. It is essential that such protocols integrate
sustainability principles as much as possible, to prevent decision-making and changes in processes in
connection to hygiene which could have harmful effects on the environment without measurable
gains with regards to health. Introducing new social distancing measures and safety protocols should
not suppose new barriers[1] for people with disabilities and seniors.

Restore trust through communication: To address the public health concerns of tourists, employees
and host communities and restore trust, transparent and proactive communication on the measures
put in place and current developments within businesses or destinations is key. Destinations shall
send clear and consolidated messages to their source markets and adjust to their perceptions and
needs to regain visitor confidence, given the importance and current sensitivities towards public
health.
Corona berdampak kepada pendidikan, dalam pembelajaran daring tidak akan terasa se efektif
luring karena banyak factor yang membuat kualitas belajar mengajar berkurang yaitu:

1. Jaringan, tidak semua pelajar dan guru memiliki jaringan internet yang bagus

2. kurangnya interaksi yang terjadi, dalam mengajar banyak perasaan yang harus dituangkan
dan interaksi antara guru dan murid yang membangun suatu pemahaman dalam pembelajaran,
dengan melakukan daring kualitas interaksi yang terjadi akan berkurang

3. Tidak semua murid memiliki fasilitas untuk belajar daring, tidak semua anak memiliki laptop
untuk mengerjakan tugas

4. kurangnya perhatian murid terhadap guru yang sedang mengajar

5. Joki tugas, tugas para murid menjadi tidak terkontrol

6. Psikologi para murid terganggu.

Yang saya rasa masa pandemic ini membuat para siswa menjadi stress, mereka butuh keluar dan
hang out merasakan hidupnya

Banyak negara memutuskan menutup sekolah, perguruan tinggi maupun

universitas, termasuk Indonesia. Krisis benar-benar datang tiba-tiba, pemerintah di

belahan bumi manapun termasuk Indonesia harus mengambil keputusan yang pahit

menutup sekolah untuk mengurangi kontak orang-orang secara masif dan untuk

menyelamatkan hidup atau tetap harus membuka sekolah dalam rangka survive para

pekerja dalam menjaga keberlangsungan ekonomi. Ada dua dampak bagi

keberlangsungan pendidikan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Pertama adalah

dampak jangka pendek, yang dirasakan oleh banyak keluarga di Indonesia baik di kota

maupun di desa. Di Indonesia banyak keluarga yang kurang familier melakukan

sekolah di rumah. Bersekolah di rumah bagi keluarga Indonesia adalah kejutan besar

khususnya bagi produktivitas orang tua yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya di

luar rumah. Demikian juga dengan problem psikologis anak-anak peserta didik yang

terbiasa belajar bertatap muka langsung dengan guru-guru mereka. Seluruh elemen

pendidikan secara kehidupan sosial “terpapar” sakit karena covid-19. Pelaksanaan

pengajaran berlangsung dengan cara online. Proses ini berjalan pada skala yang belum

pernah terukur dan teruji sebab belum pernah terjadi sebelumnya. Tak Pelak di desadesa

terpencil yang berpenduduk usia sekolah sangat padat menjadi serba

kebingungan, sebab infrastruktur informasi teknologi sangat terbatas. Penilaian siswa


bergerak online dan banyak trial and error dengan sistem yang tidak ada kepastian, malah

banyak penilaian yang banyak dibatalkan. Kedua adalah dampak jangka panjang.

Banyak kelompok masyarakat di Indonesia yang akan terpapar dampak jangka panjang

dari covid-19 ini. Dampak pendidikan dari sisi waktu jangka panjang adalah aspek

keadilan dan peningkatan ketidaksetaraan antar kelompok masyarakat dan antardaerah

di Indonesia.

You might also like