Professional Documents
Culture Documents
835-Article Text-2245-1-10-20200129
835-Article Text-2245-1-10-20200129
ABSTRACT
It is important to making systematic, coordinated and integrated for create collection data of
population and handling between agencies in Palu city, to obtain valid data about the number
of street children, vagrants, beggars, livelihoods and decent living because the number of them
is always increased, so it must be handled in effective and efficient way. The purpose of research
is to understand the basic tasks and functions of the of Population and Civil Registration Office,
and knowing the orderly administration of vulnerable residents, and also to know the outcome
process of realizing the orderly administration of vulnerable populations.
The conclusion of this study is coordination of Organization of Regional Devices in the data
collection of vulnerable population in Palu City is adjusting the main tasks and functions of
each agency, and the each instances still have sectoral ego so it make obstacles in coordination
conducted on vulnerable population, and facilities and infrastructure owned by the government
of Palu City in dealing with vulnerable residents are still inadequate.
The organization of the regional apparatus in the data collection on street children, homeless
and beggars has made an effort to resolve the problem by conducting coordination meetings to
do the main job list division in accordance of each agency function.
ABSTRAK
Pentingnya melakukan pandataan sistematik, terkoordinasi dan terintegrasi dalam pendataan
kependudukan dan penanganan antara instansi di Kota Palu agar mendapatkan data jumlah anak
jalanan, gelandangan dan pengemis yang valid serta bantuan penghidupan dan kehidupan yang
layak karena jumlahnya yang semakin banyak sehingga harus di tangani dengan cara yang efektif
dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami tugas pokok dan fungsi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, mengetahui tertib administrasi penduduk rentan, serta
untuk mengetahui Hasil Kerja dari proses mewujudkan tertib administrasi Penduduk rentan.
Kesimpulan yang di dapatkan adalah koordinasi Organisasi Perangkat Daerah dalam pendataan
penduduk rentan di Kota Palu dilakukan dengan menyesuaikan terhadap tugas pokok dan fungsi
masing-masing tiap instansi, dan masih adanya ego sektoral antar instansi sehingga
menimbulkan hambatan dalam koordinasi yang dilakukan terhadap penduduk rentan dan masih
kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pemerintah Kota Palu dalam menangani para
penduduk rentan.
Organisasi Perangkat Daerah dalam pendataan kependudukan terhadap anak jalanan,
gelandangan dan pengemis telah melakukan upaya mengatasi masalah yang menjadi hambatan
dengan melakukan rapat koordinasi kembali untuk dilakukan pembagian tugas yang sesuai
dengan fungsi masing-masing instansi tersebut.
61
JURNAL REGISTRATIE
VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2019 : 61 - 78
62
Koordinasi Pemerintahan Dalam.... (Asri B dan Adee Fatahilah)
dihadapi dan upaya apa saja yang dilakukan 2. Untuk menganalisis hambatan-
organisasi perangkat daerah dalam hambatan apa saja yang dihadapi
mengatasi hambatan tersebut. Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil dalam pendataan
RUMUSAN MASALAH kependudukan terhadap anak
jalanan gelandangan dan pengemis
Berdasarkan latar belakang masalah
di Kota Palu
yang telah duraikan di atas, maka berbagai
3. Untuk menganalisis upaya-upaya
permasalahan diidentifikasi antara lain :
apa yang dilakukan Organisasi
1. Bagaimana koordinasi Perangkat Daerah dalam mengatasi
pemerintahan dalam mewujudkan hambatan tersebut.
tertib administrasi penduduk rentan
di Kota Palu Provinsi Sulawesi KAJIAN PUSTAKA
Tengah Koordinasi
2. Hambatan-hambatan apa saja yang Koordinasi merupakan suatu proses
dihadapi Dinas Kependudukan dan untuk mengembangkan dan memelihara
Pencatatan Sipil dalam pendataan hubungan yang baik di antara kegiatan-
kependudukan terhadap anak kegiatan fisik maupun kegiatan-kegiatan
jalanan gelandangan dan pengemis rohaniah. Secara luas koordinasi diartikan
di Kota Palu Provinsi Sulawesi oleh Leonard dalam Syafei (2011:33)
Tengah bahwa “Koordinasi adalah penyesuaian diri
3. Upaya yang dilakukan Organisasi dari masing-masing bagian dan usaha
Perangkat Daerah dalam mengatasi menggerakkan serta mengoperasikan
hambatan tersebut. bagian-bagian pada waktu yang cocok
Maksud dan Tujuan Penelitian sehingga dengan demikian masing-masing
bagian dapat memberikan sumbangan
Maksud Penelitian
terbanyak pada keseluruhan hasil”.
Kegiatan penelitian ini bermaksud Sedangkan Awaluddin dalam Hasibuan
untuk memperoleh data serta bagaimana (2011:86) menguraikan bahwa koordinasi
koordinasi yang dilakukan dinas diartikan sebagai “Suatu usaha kerja sama
kependudukan dan pencatatan sipil, dinas antara badan, instansi, unit dalam
sosial dan tenaga kerja dan satuan polisi pelaksanaan tugas-tugas tertentu, sehingga
pamong praja dalam pendataan terhadap terdapat saling mengisi, saling membantu
anak jalanan, gelandangan dan pengemis di dan saling melengkapi”. Dengan demikian
Kota Palu. koordinasi dapat diartikan sebagai suatu
Tujuan Peneliatian usaha yang mampu menyelaraskan
Tujuan kegiatan penelitian ini adalah: pelaksanaan tugas maupun kegiatan dalam
suatu organisasi.
1. Untuk menganalisis bagaimana
koordinasi pemerintahan dalam Berdasarkan Undang-Undang Nomor
mewujudkan tertib administrasi 32 Tahun 2004 tentang Bupati/Walikota
penduduk rentan di Kota Palu tidak lagi berkedudukan sebagai kepala
Provinsi Sulawesi Tengah wilayah. Dengan demikian tidak otomatis
mempunyai kewenangan melakukan
koordinasi instansi vertikal di daerah.
63
JURNAL REGISTRATIE
VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2019 : 61 - 78
64
Koordinasi Pemerintahan Dalam.... (Asri B dan Adee Fatahilah)
66
Koordinasi Pemerintahan Dalam.... (Asri B dan Adee Fatahilah)
yang tidak mempunyai tempat tinggal atau dikarenakan faktor sosial dan ekonomi yang
rumah dan pekerjaan yang tetap atau layak, rendah dan tidak dapat memenuhi
berkeliaran di dalam kota, makan-minum kebutuhannya dan memilih untuk hidup dan
serta tidur di sembarang tempat”. mencari nafkah di jalanan. Jamaludin
(2015:314-315) berbagai dampak yang
Pengemis ditimbulkan oleh permasalahan anak
Masyarakat yang berpenghasilan jalanan, gelandangan dan pengemis, yaitu
dengan meminta-minta di jalanan dan sebagai berikut:
tempat-tempat umum dengan mendapatkan 1. Masalah lingkungan, gelandangan
rasa kasihan dari masyarakat lainnya. dan pengemis pada umumnya tidak
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor memiliki tempat tinggal tetap,
31 Tahun 1980 tentang Penanggulangan tinggal di wiayah yang sebenarnya
Gelandangan dan Pengemis pada Pasal 1 dilarang dijadikan tempat tinggal
ayat (2) menyebutkan Pengemis adalah seperti taman-taman, bawah
“orang-orang yang mendapatkan jembatan, dan pinggiran kali. Oleh
penghasilan dengan meminta-minta dimuka karena itu, kehadiran mereka di
umum dengan berbagai cara dan alasan kota-kota besar sangat mengganggu
untuk mengharapkan belas kasihan dari ketertiban umum, ketenangan
orang lain“. Kuswarno dalam Jamaluddin masyarakat dan kebersihan serta
(2015:313) membagi tiga kategori keindahan kota.
pengemis sebagai berikut: 2. Masalah kependudukan,
1. Pengemis berpengalaman, yaitu gelandangan dan pengemis yang
pengemis yang menetapkan hidupnya berkeliaran di jalan-jalan
hidupnya sebagai peminta-minta. & tempat umum, kebanyakan tidak
Sebetulnya mereka masih memiliki memiliki kartu identitas yang
peluang lain, tetapi mengemis sudah tercatat di kelurahan (RT/RW)
menjadi pilihan dalam pekerjaannya setempat dan sebagian besar hidup
sehingga sulit dilepaskan karena bersama suami istri tanpa ikatan
sudah menjadi kebiasaannya. pernikahan yang sah
2. Pengemis kontemporer, yaitu 3. Masalah keamanan dan ketertiban,
pengemis masa kini. Kontemporer maraknya gelandangan dan
artinya mengikuti perkembangan pengemis di suatu wilayah dapat
kebutuhan kekinian, hidup untuk menimbulkan kerawanan sosial,
hari ini atau dalam taraf jangka serta mengurangi keamanan dan
pendek, misalnya untuk kehidupan ketertiban di daerah tersebut.
sehari-hari
3. Pengemis berencana, yaitu METODE PENELITIAN
pengemis ini melakukan
Penelitian ini merupakan penelitian
kegiatannya untuk tujuan atau
kualitatif dengan metode deskriptif melalui
rencana tertentu
pendekatan induktif. Effendy (2014:119)
Anak jalanan, gelandangan dan bahwa “Induktif dimulai dari peneliti
pengemis adalah masyarakat penyandang sebagai instrumen penelitian, peneliti
masalah kesejahteraan sosial yang mengumpulkan informasi dengan membaca
67
JURNAL REGISTRATIE
VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2019 : 61 - 78
68
Koordinasi Pemerintahan Dalam.... (Asri B dan Adee Fatahilah)
69
JURNAL REGISTRATIE
VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2019 : 61 - 78
yang apabila kita lihat cara hidup anak direncanakan. Pelaksanaan koordinasi ini
jalanan, gelandangan, dan pengemis dibutuhkan komunikasi yang baik oleh
tersebut mereka hidupnya terlantar penanggung jawab atas koordinasi maupun
dijalanan dan tempat umum. semua yang terlibat dalam pelaksanaan
Penjelasan diatas disimpulkan bahwa kegiatan koordinasi.
pejabat yang berwenang melaksanakan Hal ini seperti yang dikatakan oleh
kegiatan pendataan terhadap penduduk Kepala Dinas Kependudukan dan
rentan di Kota Palu sesuai dengan Pencatatan Sipil bahwa “Untuk
bidangnya masing-masing dan telah menginformasikan adanya pelaksanaan
berjalan sebagaimana mestinya. Namun koordinasi rapat kerja lintas sektor
hasil pengamatan yang dilakukan oleh sebelumnya harus dilakukan komunikasi
penulis menemukan bahwa dalam yang baik dengan dinas-dinas yang terkait
pendataan penduduk rentan yang dilakukan dalam pendataan penduduk rentan di Kota
oleh instansi terkait masih ada ego antar Palu”.
instansi yang menyebabkan data yang Sedangkan Kepala Dinas Sosial Kota
dimiliki tiap instansi berbeda satu sama lain Palu yang mengatakan, bahwa “Diperlukan
sehingga dalam pengumpulan data yang adanya komunikasi yang baik dengan Dinas
dilakukan oleh penulis berbeda antar Kependudukan dan Catatan Sipil dan
instansi yang satu dengan instansi lainnya. Satuan Polisi Pamong Praja karena adanya
Komunikasi saling ketergantungan antara dinas-dinas
Komunikasi merupakan salah satu dari tersebut dalam pendataan penduduk rentan
sekian banyak kebutuhan manusia dalam di Kota Palu”.
menjalani hidup dan kehidupannya. Dalam Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
organisasi komunikasi sangat penting menguraikan bahwa “Dalam melakukan
karena dengan komunikasi partisipasi pendataan kependudukan terhadap
anggota akan semakin tinggi dan pimpinan penduduk rentan harus melakukan
memberitahukan tugas kepada karyawan komunikasi terlebih dahulu terhadap
harus dengan komunikasi. instansi yang terkait karena yang bertugas
Instansi terkait yang bertugas dalam dalam pendataan penduduk rentan adalah
pendataan penduduk rentan harusnya Dinas Sosial dan Tenaga Kerja sedangkan
melakukan komunikasi yang intens agar Satpol PP bertugas mengamankan dlm
tidak ada kesalahan informasi di dalamnya pendataan penduduk rentan.
yang menyebabkan pendataan penduduk Pelaksanaan Koordinasi Rapat Kerja
rentan tidak berjalan lancar dan ada Lintas Sektor ini terjadi karena adanya
perbedaan data dan hasil dalam pendataan komunikasi berupa pemberian informasi
penduduk rentan. Dinas Kependudukan dan kepada setiap instansi yang terkait.
Pencatatan Sipil, Dinas Sosial dan Tenaga Informasi yang pertama disampaikan oleh
Kerja dan Satuan Polisi Pamong Praja Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil
merupakan instansi yang bertanggung melalui surat edaran yang mengharuskan
jawab dalam pendataan penduduk rentan kepada pemerintah Kabupaten/Kota untuk
sehingga dalam pelaksanaannya harus melakukan pendataan penduduk rentan.
saling berkomunikasi dengan baik agar Pemerintah Kota Palu pun langsung
dapat berjalan sesuai dengan yang mengeluarkan Surat Keputusan Kota Palu
70
Koordinasi Pemerintahan Dalam.... (Asri B dan Adee Fatahilah)
tentang Pembentukan Tim Kerja Lintas tiang dasarnya adalah prinsip pembagian
Sektor kepada Instansi atau Dinas yang kerja (Division of labor). Prinsip pembagian
terkait. kerja dimaksudkan agar organisasi dalam
Media yang digunakan dalam pencapaian tujuannya harus melakukan
penyampaian informasi ini yaitu melalui pembagian kerja yaitu uraian atau rincian
surat Keputusan Walikota dan media tugas dan pekerjaan bagi setiap individu
Komunikasi yang digunakan yaitu telepon dalam organisasi dan bertanggung jawab
genggam sebagai alat komunikasi. Adapun untuk melaksanakan tugas yang dibebankan
media lain yang digunakan instansi yang kepadanya secara terbatas.
terkait untuk mempermudah komunikasi Hasil wawancara dengan Kepala Dinas
yaitu melalui media sosial. Pemberian Kependudukan dan Pencatatan Sipil
informasi dalam bentuk komunikasi tetap diperoleh informasi bahwa tugas dan fungsi
harus selalu dilakukan dalam pelaksanaan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
koordinasi. Media yang dapat digunakan dalam pendataan kependudukan terhadap
sebagai penghubung atas pelaksanaan penduduk rentan diantaranya adalah
koordinasi juga dilakukan oleh semua “Melakukan koordinasi dengan instansi
instansi/dinas yang terkait. terkait atau melakukan koordinasi lintas
Berdasarkan penjelasan diatas penulis sektoral dalam pendataan kependudukan
menyimpulkan bahwa dalam pendataan terhadap penduduk rentan atau anak
penduduk rentan yang dilakukan oleh jalanan, gelandangan dan pengemis
pemerintah diperlukan adanya komunikasi sehingga ada pembagian tugas sesuai
yang baik antara masing-masing instansi dengan tugas pokok dan fungsi masing-
terkait, sehingga dalam perencanaan dan masing dinas dan Satuan Kerja Perangkat
pendataan dilapangan dapat berjalan lancar Daerah yang terkait dalam pendataan
sebagaimana mestinya. penduduk rentan tersebut.
Selama penelitian penulis mengamati Hal yang tidak jauh berbeda diutaraka
bahwa komunikasi yang baik belum efektif oleh Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
dilakukan antar instansi terkait dalam saat wawancara dengan penulis mengatakan
pendataan penduduk rentan. Penulis bahwa tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial
berkesimpulan demikian karena didalam dan Tenaga Kerja dalam pendataan
pengambilan data yang dilakukan oleh kependudukan terhadap penduduk rentan
penulis ditemukan perbedaan dalam yaitu “Melakukan koordinasi dengan Dinas
kepemilikan data masing-masing instansi, Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan
sehingga penulis mengalami kesulitan instansi terkait lainnya dalam hal pendataan
untuk menentukan data yang akurat. kependudukan terhadap penduduk rentan
sehingga Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Pembagian Kerja
dapat memperoleh data yang lebih akurat
Pada prinsipnya suatu organisasi atau valid yang dapat membantu dalam
terbentuk untuk mewujudkan tujuan pelaksanaan program Dinas Sosial dan
bersama, dengan demikian untuk Tenaga Kerja terkait masalah Kesejahteraan
mencapainya tidak dapat dilakukan secara Sosial di Kota Palu.
individu melainkan harus berkelompok
Sedangkan Kepala Satuan Polisi
yang bekerja sama dan berkolaborasi dalam
Pamong Praja menguraikan saat wawancara
pencapaiannya. Dalam suatu organisasi,
71
JURNAL REGISTRATIE
VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2019 : 61 - 78
dengan penulis bahwa tugas pokok dan masing bidang merupakan salah satu kunci
fungsi Satuan Polisi Pamong Praja dalam keberhasilan dalam pendataan penduduk
pendataan kependudukan terhadap rentan agar pendataan dapat dilakukan
penduduk rentan, yaitu “Berkoordinasi semaksimal mungkin dan dalam jangka
dengan instansi-instansi terkait lainnya dan waktu yang telah ditentukan karena apabila
melaksanakan sesuai dengan tugas dan salah satu bidang bekerja dengan kurang
fungsi Satuan Polisi Pamong Praja yaitu disiplin maka proses pendataan akan
melakukan razia terhadap anak jalanan, berjalan lamban dan menyebabkan kerugian
gelandangan, dan pengemis di jalanan dan waktu dan biaya yang lebih besar lagi.
tempat umum lainnya dan Sedangkan Kepala Dinas Sosial dan
mengumpulkannya di tempat yang telah Tenaga Kerja mengutarakan dalam
disediakan untuk dilakukan pendataan wawancara bahwa “Setiap dinas yang
kependudukannya terhadap anak jalanan, terkait tentunya sudah mengetahui apa
gelandangan, dan pengemis sehingga tupoksinya masing-masing juga tentu sudah
mereka dapat memperoleh dokumen mempunyai bidang-bidang yang mengatasi
kependudukannya. terkait masalah penduduk rentan, sekarang
Hasil beberapa penjelasan di atas tergantung dari dinas masing-masing
menggambarkan bahwa pejabat yang apakah akan terus mengawasi agar bidang-
berwenang melaksanakan kegiatan sesuai bidang yang terkait tersebut tetap bekerja
dengan bidangnya masing-masing dalam dengan baik agar pendataan terhadap
pendataan penduduk rentan di Kota Palu penduduk rentan dapat berjalan sebaik
dan telah berjalan sebagaimana mestinya. mungkin, itu merupakan langkah yang tepat
Namun lebih baiknya ditingkatkan lagi agar pendataan tetap berjalan sedisiplin
demi perbaikan organisasi kedepannya mungkin dan semaksimal mungkin.
dalam melakukan pelayanan bagi Hal tidak jauh berbeda diutarakan oleh
masyarakat. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja bahwa
Disiplin “Dari pihak Satuan Polisi Pamong Praja
Organisasi yang baik dan kompleks dalam pendataan penduduk rentan telah
harus memiliki anggota yang disiplin dalam bertindak sedisplin mungkin karena pada
bekerja, agar segala ketentuan yang dasarnya kami dari Satuan Polisi Pamong
direncanakan berjalan sebagaimana Praja harus bertindak tegas terhadap
mestinya, termasuk dalam melakukan penduduk rentan, karena penduduk rentan
koordinasi dengan instansi lain. Koordinasi juga merupakan salah satu tugas dan
adalah usaha penyesuaian bagian-bagian permasalahan yang harus ditangani oleh
yang berbeda-beda agar kegiatan dari pada satuan kami karena mereka dapat
bagian-bagian itu selesai pada waktunya, menganggu ketertiban dan kenyamanan
sehingga masing-masing dapat memberikan masyarakat disekitarnya.
sumbangan usahanya secara maksimal agar Penjelasan dari beberapa pejabat
diperoleh hasil secara keseluruhan, untuk terkain di atas dapat disimpulkan bahwa
itu diperlukan disiplin. dalam pendataan penduduk rentan yang
Kepala Dinas Kependudukan dan dilakukan oleh pemerintah harus dilakukan
Pencatatan saat wawancara dengan penulis sedisiplin mungkin dan semaksimal
mengatakan bahwa “Kedisiplinan masing- mungkin, agar pendataan dapat berjalan
72
Koordinasi Pemerintahan Dalam.... (Asri B dan Adee Fatahilah)
secara optimal dan tepat waktu sehinga instansi yang terkait membuat adanya
lebih efektif dan efisien. perbedaan data kependudukan terhadap
Hasil pengamatan penulis penduduk rentan. Kemudian adanya
mendapatkan bahwa setiap bidang yang kepentingan dari masing-masing instansi
ditugaskan dalam pelaksanaan pendataan terkait yang membuat adanya perbedaan
penduduk rentan belum disiplin yang data yang dimiliki.
menyebabkan kinerja tidak tercapai Kurangnya Sarana dan Prasarana
maksimal. Seperti dalam pengumpulan data
Ketersediaan sarana dan prasarana
yang mereka lakukan masing-masing
menjadi salah satu hambatan dalam
bidang belum memiliki kesamaan data yang
pendataan penduduk rentan. Hal tersebut
mereka miliki sehingga menimbulkan
diperoleh berdasarkan dari hasil wawancara
perbedaan data yang dimiliki masing-
dengan Kepala Dinas Sosial dan Tenaga
masing instansi. Karena penulis merhasil
Kerja, Kepala Dinas Kependudukan dan
mewawancari pada salah satu anak jalanan
Pencatatan Sipil, Kepala Satuan Polisi
mengatakan bahwa “Dia tidak tahu kalau
Pamong Praja, Kepala Bidang Pelayanan
ada pendataan yang dilakukan oleh
Rehabilitasi dan Bantuan Sosial, Kepala
pemerintah, sehingga dia tidak pernah ikut
Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk,
dalam pendataan yang dilakukan.
anak jalanan, gelandangan dan pengemis
HAMBATAN-HAMBATAN serta hasil pengamatan penulis yang
Ego Sektoral dari Setiap Instansi Terkait dilakukan saat dalam penelitian.
Salah satu hambatan dalam pendataan Kurangnya sarana dan prasarana dalam
penduduk rentan anak jalanan, gelandangan pendataan anak jalanan, gelandangan dan
dan pengemis yaitu adanya ego sektoral dari pengemis dikarenakan belum adanya
setiap instansi terkait, hal tersebut terlihat bangunan untuk tempat mengumpulkan
pada perbedaan data yang dikeluarkan oleh anak jalanan, gelandangan dan pengemis
masing-masing instansi terkait. Karena tersebut, seperti:
hasil wawancara penulis dengan Kepala a. Panti Sosial;
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil b. Pusat Rehabilitasi Sosial;
dan Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran c. Pusat Pendidikan dan Pelatihan;
Penduduk diperoleh informasi bahwa d. Pusat Kesejahteraan Sosial;
terjadinya perbedaan data yang dimiliki e. Rumah Singgah;
oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dengan f. Rumah Perlindungan Sosial.
Satuan Polisi Pamong Praja dikarenakan Kurangnya Sosialisasi
instansi-instansi tersebut memiliki ego dan
Hal lain yang menjadi hambatan dalam
kepentingannya masing-masing dalam
pendataan penduduk rentan adalah
melakukan tugas terkait masalah anak
kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh
jalanan, gelandangan dan pengemis
instansi terkait. Dimana Kepala Dinas
tersebut.
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Berdasarkan penjelasan diatas dan mengatakab bahwa “Sosialisasi yang
pengamatan yang dilakukan oleh penulis dilakukan oleh dinas kependudukan sendiri
diperoleh informasi bahwa masih adanya dalam pendataan penduduk rentan masih
ego yang dimiliki bidang-bidang dari kurang dikarenakan biaya yang dibutuhkan
73
JURNAL REGISTRATIE
VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2019 : 61 - 78
tergolong besar sehingga untuk sosialisasi dan sesuai dengan rencana sehingga
sendiri sulit untuk dilakukan”. memperoleh hasil data yang akurat dan
Penulis saat melakukan penelitian valid tentang jumlahnya.
memperoleh informasi bahwa sosialisasi
Melibatkan Wartawan untuk Sosialisasi
pemerintah dalam pendataan penduduk
rentan masih belum terlihat jelas dilapangan Sosialisasi pendataan penduduk rentan
dikarenakan berbagai kendala yang dimiliki dilakukan dengan cara memanfaatkan
oleh dinas kependudukan dan pencatatan media baik cetak maupun elektronik, seperti
sipil. koran, baliho, spanduk, televisi, radio dan
media sosial tentang pentingnya pendataan
UPAYA DALAM MENGATASI penduduk. Kepala instansi terkait saat
HAMBATAN-HAMBATAN wawancara diperoleh informasi bahwa
Melakukan Rapat Koordinasi untuk untuk mengatasi masalah sosialisasi
Pembagian Tugas tersebut instansi-instansi yang terlibat
dalam pendataan kependudukan untuk
Upaya untuk mengatasi adanyak ego
orang terlantar tersebut melibatkan
sektoral antar instansi yang terjadi adalah
wartawan sebagai media untuk mengangkat
mengadakan rapat koordinasi untuk
masalah tersebut ke dalam media baik
pembagian tugas masing-masing instansi
secara media cetak maupun media eletronik
yang memiliki kepentingan dalam
serta melibatkan lembaga swadaya
pendataan penduduk rentan tersebut.
masyarakat untuk mengumpulkan secara
Hasil wawancara dari masing-masing personal dan memberitakan terkait
kepala instansi terkait mengatakan bahwa pentingnya memiliki dokumen
“Untuk mengatasi adanya ego sektoral antar kependudukan bagi penduduk rentan
instansi dalam pendataan kependudukan tersebut sehingga anak jalanan,
terhadap penduduk rentan atau anak gelandangan, dan pengemis sebagai sasaran
jalanan, gelandangan, dan pengemis informasi tersebut dapat menerima
tersebut sehingga dilakukan rapat informasi tersebut.
koordinasi dengan instansi-instansi yang
Analisis Fokus Magang dari Perspektif
terlibat untuk pembagian tugas sesuai
Legalistik
dengan tugan pokok dan fungsinya masing-
masing instansi sebelum melakukan Koordinasi organisasi perangkat daerah
pendataan sehingga tidak terjadi tumpang dalam mewujudkan tertib administrasi
tindih tugas antar instansi dan dapat berdasarkan peraturan Menteri Dalam
memperoleh hasil maksimal yang sesuai Negeri Nomor 11 Tahun 2010 pada Pasal 1
dengan sasaran kegiatan. ayat (2) menyebutkan Penduduk Rentan
Administrasi Kependudukan adalah
Sewa Bangunan untuk Digunakan dalam “penduduk yang mengalami hambatan
Pendataan Penduduk Rentan dalam memperoleh dokumen
Panti sosial belum ada di Kota Palu kependudukan yang disebabkan bencana
sehingga perlu dilakukan penganggaran alam dan bencan sosial.
penyewaan gedung untuk dipergunakan Kepala Dinas Kependudukan dan
selama proses pendataan orang terlantar Pencatatan Sipil dalam wawancara
tersebut agar kegiatan yang akan mengatakan bahwa “Dinas Kependudukan
dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan Pencatatan Sipil dalam pendataan
74
Koordinasi Pemerintahan Dalam.... (Asri B dan Adee Fatahilah)
75
JURNAL REGISTRATIE
VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2019 : 61 - 78
DAFTAR PUSTAKA
Rujukan Buku
Bajari, Atwar. 2012. Anak Jalanan. Bandung: Humaniora
Bungin, Burhan H.M. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana Prenama Media Group
76
Koordinasi Pemerintahan Dalam.... (Asri B dan Adee Fatahilah)
Cresswell, John W. 2013. Research Design Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Departemen Sosial Republik Indonesia. 2007. Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Tuna Susila Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial. Jakarta: Departemen
Sosial Republik Indonesia
Effendy, Hasan. 2014. Memadukan Metode Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung.: CV Indra
Prahasta
Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:
Rineka Cipta
Gulo. 2010.Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo
Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Edisi Revisi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara.
................... 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Jamaludin Adon Nasrullah. 2015. Sosiologi Perkotaan. Bandung: Pustaka Setia.
Manullang, Marihot AMH. 2008. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University.
Moekijat. 1994. Koordinasi Suatu Tinjauan Teoritis. Bandung: Mandar Maju.
Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suparman, Ujang. 2009. Qualitative Research for Language Teaching and Learning.
Bandung: Arfino Raya.
Supadi dan Rozany Achmad, 2008. Kemiskinan dan Globalisasi : Pencarian Solusi Alternatif.
Penerbit Lapera Pustaka Utama Yogyakarta.
Suyanto, Bagong. 2013. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Syafiie, Inu Kencana. 2011. Manajemen Pemerintahan. Jakarta: Pustaka Reka Cipta.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Bupati/Walikota Tidak Lagi Berkedudukan
Sebagai Kepala Wilayah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang Lama.
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga.
77
JURNAL REGISTRATIE
VOL. 1 NO. 1, FEBRUARI 2019 : 61 - 78
Sumber Lain
http//sulteng.bps.go.id
http//palukota.bps.go.id
78