You are on page 1of 11

Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Gambaran Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Lutfi Fadhurullah 1

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman Samarinda

ABSTRACT. The research was about subjective well-being and self-acceptance of mothers who have
children with Down syndrome, how a mother had a positive subjective well-being when having a child with a
Down syndrome developmental disorder and self-acceptance of mother in facing a child with a Down
syndrome developmental disorder. In this research used a qualitative research based on the theory proposed
by Creswell with a phenomenological approach. Respondents were selected based on purposeful sampling,
means that the election of subjects and informants in the research based on characteristics that have fulfilled
the objectives that have been defined. The method of data collection was in-depth interviews method, with
four research subjects and two informants. Antenatal service is the service that is given to a pregnant woman
during her pregnancy with appropriate antenatal service standard. Antenatal service which covers the
activities of the weighing weight and height measurements, measurements of blood pressure, measurement of
high content of the uterus, the granting of complete tetanus immunization and drug iron tablet during
pregnancy. Maternal mortality is closely related to anemia. Anemia also causes lack of physical ability
because body cells doesn't quite get oxygen supply. In pregnant women, anaemia increases the frequency of
complications in pregnancy and childbirth. The risk of maternal mortality, the number prematuritas, the
baby's low birth weight, and increased perinatal mortality.

Keywords: quality of service, maternal and child health.

ABSTRAK. Penelitian ini membahas tentang kesejahteraan subjektif dan penerimaan diri ibu yang memiliki
anak dengan sindroma Down, bagaimana seorang ibu memiliki kesejahteraan subjektif yang positif saat
memiliki anak dengan gangguan perkembangan sindroma Down, dan penerimaan diri ibu dalam menghadapi
suatu masalah. anak dengan gangguan perkembangan sindrom Down. Dalam penelitian ini digunakan
penelitian kualitatif berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Creswell dengan pendekatan fenomenologi.
Pemilihan responden dilakukan berdasarkan purposive sampling, artinya pemilihan subjek dan informan
dalam penelitian didasarkan pada karakteristik yang telah memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Metode
pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, dengan empat subjek penelitian dan dua
informan. Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil selama masa kehamilannya
dengan standar pelayanan antenatal yang sesuai. Pelayanan antenatal yang meliputi kegiatan penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran kandungan tinggi rahim,
pemberian imunisasi tetanus lengkap dan obat tablet besi selama hamil. Kematian ibu sangat erat kaitannya
dengan anemia. Anemia juga menyebabkan kurangnya kemampuan fisik karena sel-sel tubuh tidak
mendapatkan suplai oksigen yang cukup. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi terjadinya
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian ibu, jumlah prematuritas, berat badan lahir bayi
rendah, dan peningkatan kematian perinatal.

Kata kunci: kualitas pelayanan, kesehatan ibu dan anak.

1
Email: Fadhurullah@gmail.com
81
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

PENDAHULUAN Kecamatan waru paling rendah jumlah dari ibu hamil


dan pasien KIA yang datang ke puskesmas. Dari ke
Salah satu indikator derajat kesehatan
empat kecamatan yang ada di kabupaten PPU hanya
masyarakat adalah angka kematian ibu. Berdasarkan
kecamatan waru yang mempunyai satu puskesmas
survei demografi kesehatan indonesia (SDKI) tahun
dan pasien yang datang di bagian bidang KIA hanya
2002-2003 angka kematian ibu di indonesia sebesar
empat orang setiap harinya. Hal ini dikarenakan
307 per 100.000 kelahiran hidup dan telah turun
kurangnya kesadaran dari masyarakat dan tidak
menjadi 290,8 per 100.000 kelahiran hidup pada
adanya sosialisasi nyata tentang kesehatan ibu dan
tahun 2005 (Anonim 2006). Upaya pemerintah
anak pada ibu-ibu khususnya ibu hamil serta
dalam menurunkan angka kematian ibu adalah
pelayanan yang belum optimal diberikan pihak
dengan melaksanakan safe motherhood. Salah satu
puskesmas yang membuat pasien enggan untuk
pilar dari empat pilar safe motherhood adalah
datang (hasil wawancara dengan pasien puskesms
pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal adalah
waru 1 februari 2017). (Dinkes Kab PPU, 2016).
pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
Kurangnya minat masyarakat atau pasien
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala
kesehatan ibu dan anak yang datang ke Puskesmas
yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
Kecamatan Waru di dasari faktor kurangnya
penyimpangan yang telah ditemukan. (Prabowo R A
pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak.
H, 2006).
Masyarakat lebih mempercayakan kesehatan mereka
Kelangsungan hidup ibu dan anak secara
terutama ibu hamil atau bayi mereka kepada metode
umum yang dapat diterima sebagai indikator adalah
zaman dahulu atau tradisional. Masih banyak juga
angka kematian ibu (AKI), angka kematian anak
yang masih mempercayakan kesehatan ibu hamil dan
(AKA) dan angka kematian bayi (AKB). Pentingnya
balita pada dukun bayi. (Hasil wawancara peneliti
mendapatkan indikator tercermin dari pemakaian
pada informan A pada tanggal 11 juli 2016).
AKI dan AKB sebagai derajat kesehatan yang
Kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang
diterapkan dalam indonesia sehat 2010 (Soemantri,
positif dan signifikan dengan tingkat kepuasan
2004).
pasien, sehingga menunjukkan bahwa tinggi
Data yang diperoleh peneliti dari dinas
rendahnya tingkat kepuasan pasien dipengaruhi oleh
kesehatan penajam paser utara ada terdapat sebelas
tinggi rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan.
puskesmas yang terdaftar di kabupaten penajam
Semakin baik kualitas pelayanan pasien maka akan
paser utara. Laporan yang didapat ada sekitar
semakin baik pula tingkat kepuasan pasien, dan
167.358 penduduk yang terdaftar dan jumlah untuk
berlaku sebaliknya jika kualitas pelayanan pasien
ibu hamil ada sekitar 4241 orang pada tahun 2016
kurang baik maka tingkat kepuasan pasien pun akan
jumlah data dari seluruh puskesmas yang ada di
berkurang (Andriani, 2009).
kabupaten penajam paser utara. Sementara itu data
Kesehatan merupakan hak asasi sehingga pada
dari puskesmas kecamatan waru dengan jumlah
setiap masyarakat berhak memperoleh kesehatan
penduduk 19032 jiwa terdapat jumlah ibu hamil
secara adil, merata, dan bermutu. Sejalan dengan hal
sekitar 482 orang. Hal ini sangat jauh sekali
tersebut, berbagai upaya dilakukan pemerintah
perbandingannya dengan jumlah pasien ibu hamil
daerah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
yang datang ke bidang pelayanan KIA di puskesmas
agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan
waru yaitu hanya kisaran empat orang setiap harinya.
yang berkualitas (Depkes RI, 2004).
(Hasil dari wawancara peneliti pada petugas atau
Mengetahui seberapa jauh pelayanan kesehatan
perawat dan bidan di puskesmas waru penajam paser
yang dilakukan puskesmas kepada masyarakat, maka
utara) (Dinkes Kab. PPU, 2016).
dibutuhkan penilaian dari sisi konsumen yaitu dari
Hasil data rujukan kasus risiko tinggi neonatal
kesehatan baik biasanya pasien akan puas dan tetap
dari empat kecamatan yang ada di kabupaten PPU
memilih sarana pelayanan tersebut sebagai tempat
diantaranya kecamatan penajam dengan empat puluh
berobat (Pohan, 2007). Azwar (dalam Depkes,
orang pasien gabungan dari ada tiga puskesmas
2002), menerangkan bahwa untuk pelayanan
terdiri dari puskesmas penajam, petung dan sotek.
kesehatan adalah menunjukkan pada tingkat
Kecamatan sepaku ada sembilan belas orang yang
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
terbagi dari empat puskesmas yaitu puskesmas
menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.
sepaku satu, sepaku tiga, maridan dan semoi dua.
Semakin sempurna kepuasan tersebut makin baik
Kecamatan babulu juga ada empat pasien dari tiga
kualitas pelayanan kesehatan. Kepuasan penerima
puskesmas yang ada di kecamatan babulu.
82
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

pelayanan dicapai apabila penerima pelayanan industri jasa pelayanan adalah suatu penyajian
memperoleh pelayanan sesuai dengan yang produk atau jasa sesuai ukuran yang berlaku di
dibutuhkan dan diharapkan, oleh karena itu setiap tempat produk tersebut diadakan dan
penyelenggara pelayanan secara berkala melakukan penyampaiannya setidaknya sama dengan yang
survei indeks kepuasan masyarakat. diinginkan dan diharapkan oleh konsumen. Kualitas
Kualitas pelayanan merupakan faktor yang disebut baik jika penyedia jasa memberikan
sangat penting. Mutu pelayanan kesehatan yang pelayanan yang setara dengan yang diharapkan oleh
diberikan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelanggan.
pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan Pengertian kualitas pelayanan menurut
dan tuntutan setiap pasien, makin sempurna Supranto (2006) Adalah sebuah kata yang bagi
kebutuhan dan tuntutan setiap pasien, makin baik penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus
pula mutu pelayanan kesehatan (Azwar, 1996). dikerjakan dengan baik. Sedangkan pengertian
Masyarakat tidak mampu meningkatkan kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh Haksever
kesehatannya, kelompok orang tidak sehat (2000) menyatakan bahwa jasa atau pelayanan
meningkat dan sekelompok orang sakit meningkat. (services) didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi
Minimnya pendidikan kesehatan tentang memelihara yang menghasilkan waktu, tempat, bentuk dan
kesehatan di kalangan masyarakat dan upaya kegunaan psikologis.
kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan Program KIA
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015),
bayi dan anak balita serta anak prasekolah. kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang
Pemberdayaan masyarakat bidang KIA (kesehatan kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
ibu dan anak) merupakan upaya memfasilitasi pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat Pemberdayaan masyarakat bidang pelayanan KIA
darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan serta (kesehatan ibu dan anak) masyarakat dalam upaya
anak prasekolah. (Purwoastuti dan walyani, 2015). mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik
Agar pelaksanaan program KIA berjalan terkait kehamilan dan persalinan.
lancar, aspek peningkatan mutu pelayanan program
KIA tetap diharapkan menjadi kegiatan proritas METODE PENELITIAN
utama baik ditingkat puskesmas maupun ditingkat Jenis penelitian mengenai gambaran kualitas
kabupaten/kota. Peningkatan mutu program KIA bidang pelayanan kesehatan ibu dan anak ini yaitu
juga dinilai dari besarnya cakupan program menggunakan jenis penelitian kualitatif dan
dimasing-masing wilayah kerja. (WHO, 2000; fenomenologi. Menurut Creswell (2014) penelitian
Setyowati 1999). kualitatif adalah penelitian yang dimulai dengan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas asumsi dan penggunaan kerangka penafsiran atau
maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang teori yang membentuk atau mempengaruhi studi
gambaran dinamika kualitas bidang pelayanan tentang permasalahan riset yang terkait dengan
kesehatan ibu dan anak dan kepuasan pasien di makna yang dikenakan oleh individu atau kelompok
Puskesmas Kecamatan Waru Penajam Paser Utara. pada suatu permasalahan sosial atau manusia.
Keunikan penelitian ini adalah menjelaskan Menurut Sugiyono (2010) metode
gambaran kualitas bidang pelayanan kesehatan ibu pengumpulan data merupakan langkah yang paling
dan anak yang dilakukan oleh petugas kesehatan strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
puskesmas untuk memberikan pelayanan yang baik sebuah penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
kepada pasien. mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
TINJAUAN PUSTAKA standar data yang ditetapkan. Metode pengumpulan
Kuliatas Pelayanan data yang digunakan dalam penelitian ini
Menurut Sugiarto (2003) kualitas merupakan menggunakan metode pengumpulan data kualitatif
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan berupa wawancara dan observasi.
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas dalam
83
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kesehatan ibu dan anak di puskesmas waru
kabupaten penajam paser utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
1. Hasil observasi
gambaran kualitas pelayanan
a. Hasil observasi kualitas pelayanan di puskesmas
waru

Tabel 1`. Kualitas pelayanan yang didapat di pelayanan KIA


Pelayanan yang di dapat Ya Tidak
1. Bukti tampilan 
2. Kehandalan 
3. Daya tanggap 
4. Jaminan 
5. Empati 

b. Hasil observasi ruang bidang pelayanan KIA


(kesehatan ibu dan anak)
Tabel 2. Pelayanan yang didapat di pelayanan KIA
Pelayanan yang didapat di KIA Ya Tidak
1. Ukur tinggi dan berat badan 
2. Ukur tekanan darah (tensi meter) 
3. Pengukuran tinggi fundus (pita ukur) 
4. Pemberian imunisasi tetanus (alat 
suntik)
5. Pemberian tablet atau obat zat besi 

c. Hasil observasi ruang pertolongan persalinan


puskesmas waru
Tabel 3. Alat bantu persalinan
Alat bantu persalinan Ada Tidak
1. Meja pemeriksaan 
2. Lampu sorot 
3. Tensimeter 
4. Stetoskop 
5. Pita ukur 
6. Thermometer 
7. Timbangan dewasa 
8. Timbangan bayi 
9. Celemek 
10. Sarung tangan 
11. Forsep/penjepit kasa atau kapas 
12. Alat penghisap lendir 
13. Air untuk mencuci tangan 
14. Ember plastic 
15. Masker wajah 

2. Hasil wawancara pelayanan menyatakan bahwa jasa atau pelayanan


1. Kualitas Pelayanan (services) didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi
Pengertian kualitas pelayanan Adalah sebuah yang menghasilkan waktu, tempat, bentuk dan
kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu kegunaan psikologis (Haksever, 2000).
yang harus dikerjakan dengan baik (Supranto, 2006).
Sedangkan pengertian lain mengenai kualitas

84
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

a. Bukti tampilan (fasilitas fisik) untuk membantu para pelanggan dan merespon
Fasilitas fisik dapat mencakup penampilan permintaan mereka dengan segera.
fasilitas atau elemen-elemen fisik, peralatan, Petugas kesehatan dituntut untuk tanggap dan
personel, dan material-material komunikasi. sigap dalam menjalankan tugasnya memberikan
Tujuannya adalah untuk memperkuat kesan tentang pelayanan kepada pasien. Pasien akan merasa puas
kualitas, kenyamanan, dan keamanan dari jasa yang dengan pelayanan yang diberikan dan akan
ditawarkan kepada konsumen. Bukti fisik meliputi cenderung kembali untuk memeriksakan
fasilitas fisik, perlengkapan karyawan, dan sarana kesehatannya jika petugas kesehatan cepat dan
komunikasi. Fisik nyata tercermin dengan indikator tanggap dalam memberikan pelayanan kepada
penggunaan perlatan dan teknologi dalam pasien.
operasional (Yazid, 2003). d. Jaminan
Fasilitas fisik yang tersedia di antaranya, ada Setiap bentuk pelayanan memerlukan adanya
kursi di ruang tunggu untuk pasien, televisi di ruang kepastian atas pelayanan yang diberikan. Bentuk
tunggu, kursi dan meja pemeriksaan di ruang kepastian dari suatu pelayanan sangat ditentukan
kesehatan ibu dan anak, kipas angin, dan alat bantu oleh jaminan dari pegawai yang memberikan
pemeriksaan. Fasilitas yang tersedia harus bersih, pelayanan, sehingga orang yang menerima
ruangan fasilitas juga harus bersih sehingga pelayanan merasa puas dan yakin bahwa segala
menimbulkan rasa nyaman bagi pasien yang bentuk urusan pelayanan yang dilakukan atas tuntas
menggunakan fasilitas tersebut. Fasilitas ini tersedia dan selesai sesuai dengan kecepatan, ketepatan,
sesuai dengan standar pelayanan yang ada di kemudahan, kelancaran dan kualitas layanan yang
puskesmas bertujuan untuk memberikan rasa diberikan (Parasuraman, 2001).
nyaman pada pasien yang berkunjung. Pelayanan yang dilakukan dengan baik dan
b. Kehandalan profesional oleh petugas kesehatan pada pasien yang
Setiap pelayanan memerlukan bentuk melakukan pemeriksaan akan menimbulkan rasa
pelayanan yang handal, artinya dalam memberikan aman dan jaminan atas pelayanan yang diberikan
pelayanan, setiap pegawai diharapkan memiliki oleh petugas kesehatan. Pemberikan pelayanan yang
kemampuan dalam pengetahuan, keahlian, dilakukan petugas kesehatan sangat ditentukan oleh
kemandirian, penguasaan dan profesionalisme kerja performance atau kinerja pelayanan yang di berikan
yang tinggi, sehingga aktivitas kerja yang dikerjakan pada pasien, sehingga petugas diyakini mampu
menghasilkan bentuk pelayanan yang memuaskan, memberikan pelayanan yang handal, mandiri dan
tanpa ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas profesional yang berdampak pada kepuasan
pelayanan yang diterima oleh masyarakat pelayanan yang diterima kepada pasien.
(Parasuraman, 2001). e. Empati
Petugas kesehatan dituntut untuk memiliki Setiap kegiatan atau aktivitas pelayanan
keahlian dalam menjalankan tugas. Selain bisa memerlukan adanya pemahaman dan pengertian
memberikan pelayanan yang baik pada pasien dalam kebersamaan asumsi atau kepentingan
petugas kesehatan harus bisa menggunakan alat-alat terhadap suatu hal yang berkaitan dengan pelayanan.
pemeriksaan pelayanan dengan baik, pelayanan yang Pelayanan akan berjalan dengan lancar dan
handal dari petugas akan menimbulkan kesan yang berkualitas apabila setiap pihak yang berkepentingan
baik pada pasien dan pasien tidak akan meragukan dengan pelayanan memiliki adanya rasa empati atau
keahlian atau kemampuan yang dimiliki oleh petugas perhatian (empathy) dalam menyelesaikan atau
kesehatan yang melakukan pemeriksaan pada pasien. mengurus atau memiliki komitmen yang sama
c. Daya tanggap terhadap pelayanan (Parasuraman, 2001).
Suatu kebijakan untuk membantu dan Petugas kesehatan disetiap memberikan
memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan pelayanan pada pasien dituntut untuk memberikan
tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian perhatian pada pasien. Hal ini bertujuan untuk
informasi yang jelas. Membiarkan konsumen memberikan rasa empati petugas pada pasien agar
menunggu persepsi yang negatif dalam kualitas pasien merasa nyaman dan menimbulkan kesan yang
pelayanan. Menurut Tjiptono (2012) berkenaan baik pada petugas yang memiliki rasa empati dan
dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan perhatian terhadap pasien selama masa mengikuti
proses pelayanan.

85
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Tabel. 4 Kualitas pelayanan yang di dapat subyek SI, AH, AM, NH


Kualitas Pelayanan
Aspek Umum Khusus
SI AH AM NH
Bukti Bentuk fisik dapat Fasilitas Fasilitas Fasilitas Fasilitas
tampilan digunakan yang ada pelayanan pelayanan pelayanan
petugas sesuai di sudah sudah sudah
dengan puskesma memadai memadai baik
pemanfaata yang s sudah bisa
dapat dirasakan memadai digunakan
membantu untuk semua
pelayanan yang pasien yang
diterima Pasien datang

Kehandalan Setiap petugas Petugas Petugas yang Petugas Petugas


diharapkan yang melakukan sudah yang
memiliki menangan pelayanan baik melayani
kemampuan i sudah sudah ahli dalam sudah
dalam handal menggunaka memberik baik
pengetahuan, n alat an
keahlian, pemeriksaan pelayanan
kemandirian,
penguasaan dan
profesionalis
kerja

Daya Suatu kebijakan Penangan Petugas Pemeriksa Petugas


tanggap untuk membantu an sudah sudah baikan yang kurang
dan memberikan baik tapi dalam dilakukan sigap
pelayanan yang kurang melakukan sudah dalam
cepat (responsive) sigap pemeriksaan
baik. memberik
dan tepat kepada tetapi kurang
Tetapi an
pelanggan tanggap petugas pelayanan
dalam kurang
memberikansigap
pelayanan dalam
melakuka
n
pelayanan
Jaminan Bentuk kepastian Petugas Pelayanan Petugas Pelayanan
dari suatu memberik yang melakuka yang
pelayanan sangat an rasa diberikan n diberikan
ditentukan oleh aman baik saat pemeriksa cukup
jaminan dari dengan pemeriksaan an dengan baik
pegawai yang memberik memberikan baik menimbul
memberikan an rasa aman kan rasa
pelayanan pelayanan pada pasien aman
yang baik pada
pasien
Empati Pelayanan akan Petugas Petugas Petugas Petugas
berjalan dengan selalu selalu yang yang
lancar dan perhatian perhatian menangan melakuka
berkualitas kepada pada pasien i selalu n
apabila setiap pasien selama perhatian pemeriksa
pihak yang mengikuti dan an sangat
berkepentingan pelayanan ramah perhatian
dengan pelayanan pada pada
86
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

memiliki adanya pasien pasien


rasa empati atau
perhatian
(empathy)

b. Prosedur Pelayanan KIA systole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari
Hasil wawancara peneliti dengan keempat 90 mmHg.
subjek yaitu subyek SI, subjek AH, subyek AM, dan c. Pengukuran tinggi fundus (kandungan Rahim)
subyek NH mengenai pelayanan antenatal yang akan Pengukuran tinggi fundus dilakukan dengan
diuraikan sebagai berikut: tujuan untuk mengetahui usia kandungan pada ibu
1. Pelayanan Antenatal hamil. Pengukuran tinggi fundus uteri diukur pada
Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang kehamilan lebih dari dua belas minggu karena pada
diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya usia kehamilan ini uterus dapat di raba dari dinding
sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang perut dan pada kehamilan lebih dari dua puluh empat
terdiri dari 5T Timbang berat badan dan ukur tinggi minggu dianjurkan menggunakan alat pita meter
badan, ukur tekanan darah, pemberian imuniasi TT pengukur tinggi fundus. Bila tinggi fundus kurang
lengkap, ukur tinggi fundus uteri/kandungan rahim, dari perhitungan umur kehamilan mungkin terdapat
dan pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet gangguan pertumbuhan pada janin, dan sebaliknya
selama kehamilan. Frekuensi pelayanan antenatal mungkin terdapat gemeli, hidramnion, atau
adalah minimal empat kali selama kehamilan dengan molahidatidosa (Depkes, 2009).
ketentuan waktu minimal satu kali pada triwulan d. Pemberian imunisasi TT (tetanus)
pertama (sebelum 14 minggu), minimal satu kali Pemberian imunisasi tetanus bisa dilakukan
pada triwulan kedua (antara minggu 14-28), dan sebelum hamil atau setelah hamil atau saat sebelum
minimal dua kali pada triwulan ketiga (antara menikah. Tujuan dari pemberian suntik tetanus ini
minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36). adalah untuk menghindari pasien dari penyakit
(Prawirohardjo, 2008). kelamin atau penyakit menular yang bisa berdampak
a. Ukur tinggi dan berat badan buruk ke pada calon janin atau bayi. Pemberian
Standar tubuh ideal yang harus di capai oleh imunisasi ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang
ibu hamil sebelum melakukan persalinan adalah sudah ditentukan oleh petugas kesehatan. Pada saat
tinggi badan tidak boleh kurang dari 145cm dan suntik tetanus pertama sudah dilakukan pasien akan
berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan diberikan selebaran jadwal suntik tetanus untuk
atas lebih dari 23,5 cm (Purwoastuti dan walyani, mengetahui jadwal suntik tetanus selanjutnya, hal ini
2015). Kenaikan berat badan pada wanita hamil rata- juga bertujuan agar pasien tidak lupa untuk kembali
rata antara 6,5 hingga sampai 16 kg. Bila berat badan melakukan suntik tetanus.
naik lebih dari semestinya, pasien di anjurkan untuk e. Pemberian imunisasi TT (tetanus)
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat Pemberian imunisasi tetanus bisa dilakukan
dan di sarankan untuk memperbanyak sebelum hamil atau setelah hamil atau saat sebelum
mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran agar menikah. Tujuan dari pemberian suntik tetanus ini
mempermudah saat proses persalinan. adalah untuk menghindari pasien dari penyakit
b. Pengukuran tekanan darah kelamin atau penyakit menular yang bisa berdampak
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengtahui buruk ke pada calon janin atau bayi. Pemberian
adanya kemungkinan kenaikan tekanan darah saat imunisasi ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang
hamil. Pemeriksaan ini dilakukan berkelanjutan sudah ditentukan oleh petugas kesehatan. Pada saat
selama masa kehamilan atau pada masa mengikuti suntik tetanus pertama sudah dilakukan pasien akan
program kesehatan ibu dan anak. Hal ini bertujuan diberikan selebaran jadwal suntik tetanus untuk
agar pasien bisa mengetahui kondisi darahnya mengetahui jadwal suntik tetanus selanjutnya, hal ini
normal atau tidak. Menurut Purwoastuti dan Walyani juga bertujuan agar pasien tidak lupa untuk kembali
(2015), standar tekanan darah yang ideal untuk ibu melakukan suntik tetanus.
hamil adalah Hb tidak boleh kurang dari delapan d. Kualitas pelayanan KIA (kesehatan ibu dan anak)
gram % atau tekanan darah tinggi yang mencapai pada subyek SI, AH, AM dan NH

87
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Table 5. Kualitas pelayanan KIA (kesehatan ibu dan anak)


Pelayanan Antenatal
Aspek Umum Khusus
SI AH AM NH
Ukur Tinggi Berat badan Berat badan Berat badan Berat badan
tinggi dan minimal tidak tidak tidak tidak
berat 145cm dan mempengaru mempengar mempengar mempengaru
badan berat badan hi persalinan uhi saat uhi hi proses
38kg persalinan persalinan
Pengukura Tidak lebih 110/80 100/80 100/80 120/80
n tekanan dari kategori kategori kategori Kategori
darah 140/90mmhg normal normal normal normal

Ukur Mengukur usia Pengukuran Mengetahui Mengetahui Mengetahui


fundus kandungan untuk usia janin usia usia
mengetahui dan tumbuh kandungan kandungan
usia janin kembang dan
dan janin perkembang
perkembanga an janin
n tumbuh
janin
Imunisasi Mencegah bayi lahir
bayi lahir bayi lahir bayi lahir
TT infeksi terhindar dari
terhindar terhindar terhindar
penyakit virus tetanus
dari dari virus dari virus
kelamin dan penyakit tetanus tetanus
menular tetanus dan
ibu hamil
yang
terluka
Pemberian Mencegah Mencegah Mencegah Terhindah Terhindar
obat zat anemia selama anemia dan anemia dan dari anemia dari anemia
besi kehamilan menambah untuk dan
Hb jika menjaga mencegah
tekanan kesehatan menurunnya
darah tekanan
menurun darah

2. Pertolongan persalinan dan menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik


Persalinan normal adalah proses pengeluran steril sekali pakai di dalam partus set. (Depkes RI,
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 - 2012)
42 minggu) lahir spontan dengan persentasi belakang b. Pakai celemek plastik
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa Penggunaan celemek plastik ini bertujuan agar
komplikasi pada ibu maupun janin (Prawihardjo, petugas kesehatan yang menjalankan proses
2008). persalinan tidak terkena lendir atau darah yang di
a. Kelengkapan alat persalinan hasilkan dari proses persalinan. (Depkes RI, 2012)
Petugas kesehatan yang membantu proses c. Melepas semua perhiasan
persalinan harus memastikan kelengkapan peralatan, Sebelum melakukan pertolongan persalinan
bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong petugas kesehatan harus melepas perhiasan yang
persalinan dan menatalaksanakan komplikasi ibu dan digunakan. Hal ini bertujuan agar tangan dalam
bayi baru lahir. Standar fasilitas yang harus tersedia keadaan steril atau bersih. Setelah melepas
diantaranya tempat datar, rata, bersih, kering dan perhiasan, cuci tangan hingga bersih dengan sabun
hangat, 3 handuk/ kain bersih dan kering, alat atau air bersih yang mengalir kemudian keringkan
penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak tangan dengan tissue atau handuk bersih dan dalam
60 cm di atas tubuh bayi, menggelar kain diatas keadaan kering. (Depkes RI, 2009).
perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi
88
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

d. Pakai sarung tangan DTT (disinteksi tingkat yang meliputi fasilitas fisik (gedung) perlengkapan
tinggi) dan peralatan. Yang termasuk fasilitas dapat berupa
Tujuan penggunaan sarung tangan adalah salah alat, benda-benda, perlengkapan, dan fasilitas ruang
satu cara untuk mengurangi resiko transmisi kerja. (Lupioadi, 2008). Fasilitas fisik dapat
pathogen yang dapat ditularkan melalui darah. mencakup penampilan fasilitas atau elemenelemen
Dengan menggunakan sarung tangan akan fisik, peralatan, personel, dan material-material
melindungi petugas kesehaan yang membantu proses komunikasi. Tujuannya adalah untuk memperkuat
persalinan dari resiko tersebut. Dalam metode kesan tentang kualitas, kenyamanan, dan keamanan
penggunaan sarung tangan terdapat dua acara, yaitu dari pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen.
steril dan tidak steril. Sarung tangan steril dipakai Bukti fisik meliputi fasilitas fisik, perlengkapan
bila prosedur steril misalnya mengganti balutan dan petugas, dan sarana komunikasi. Fisik nyata
memasang kateter. Sedangkan tangan tidak steril tercermin dengan indikator penggunaan perlatan dan
digunakan apabila prosedur tidak steril. Setelah teknologi dalam operasional (Yazid, 2003).
sarung tangan selesai digunakan usahakan sarung Setiap pelayanan memerlukan bentuk
tangan dilepas diatas larutan klorin kemudian simpan pelayanan yang handal, artinya dalam memberikan
sarung tangan dalam keadaan terbalik. (Depkes RI, pelayanan, setiap petugas diharapkan memiliki
2009). kemampuan dalam pengetahuan, keahlian,
e. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik kemandirian, penguasaan dan profesionalisme kerja
Oksitosin adalah hormon alami dengan fungsi yang tinggi, sehingga aktivitas kerja yang dikerjakan
untuk membuat Rahim berkontraksi. Oksitosin menghasilkan bentuk pelayanan yang memuaskan,
digunakan untuk menginduksi persalinan atau tanpa ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas
memperkuat kontraksi persalinan ketika melahirkan, pelayanan yang diterima oleh konsumen
dan untuk mengendalikan pendarahan setelah (Parasuraman, 2001).
melahirkan. Oksitosin juga digunakan untuk Suatu organisasi sangat menyadari pentingnya
merangsang kontraksi Rahim pada wanita yang kualitas layanan daya tanggap atas pelayanan yang
terancam keguguran atau telah keguguran. Dosis diberikan. Setiap orang yang mendapat pelayanan
untuk saat induksi persalinan, dosis awal 0,5-1 sangat membutuhkan penjelasan atas pelayanan yang
miliunit per jam. Selang 30-60 menit dapat ditambah diberikan agar pelayanan tersebut jelas dan
secara bertahap 1-2 miliunit sampai pola kontraksi dimengerti. Untuk mewujudkan dan merealisasikan
yang ditetapkan tercapai. Kemudian dosis saat masa hal tersebut, maka kualitas layanan daya tanggap
pemulihan pendarahan 10-14 unit (IV) infus di 1.000 mempunyai peranan penting atas pemenuhan
mL pada tingkat yang cukup untuk mengendalikan berbagai penjelasan dalam kegiatan pelayanan
pendarahan pada pasien. 10 unit (IM) selanjutnya kepada masyarakat. Apabila pelayanan daya tanggap
setelah mengeluarkan plasenta. (Depkes RI, 2009). diberikan dengan baik atas penjelasan yang
bijaksana, penjelasan yang mendetail, penjelasan
Pembahasan yang membina, penjelasan yang mengarahkan dan
Kualitas Pelayanan sebagai ukuran seberapa yang bersifat membujuk, apabila hal tersebut secara
bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai jelas 16 dimengerti oleh individu yang mendapat
dengan ekspektasi (harapan) konsumen. Berdasarkan pelayanan, maka secara langsung pelayanan daya
definisi dari kualitas layanan ditentukan oleh tanggap dianggap berhasil, dan ini menjadi suatu
kemampuan petugas memenuhi kebutuhan dan bentuk keberhasilan prestasi kerja (Parasuraman,
keinginan konsumen sesuai dengan ekspektasi 2001).
konsumen. Dengan kata lain, faktor utama yang Jaminan atas pelayanan yang diberikan oleh
mempengaruhi kualitas layanan adalah layanan yang pegawai sangat ditentukan oleh performance atau
diharapkan konsumen (expected service) dan kinerja pelayanan, sehingga diyakini bahwa pegawai
persepsi terhadap layanan (perceived service) tersebut mampu memberikan pelayanan yang handal,
(Tjiptono, 2008). Semakin baik pelayanan yang di mandiri dan profesional yang berdampak pada
berikan, memuaskan konsumen yang mendapatkan kepuasan pelayanan yang diterima. Selain dari
pelayanan tersebut. performance tersebut, jaminan dari suatu pelayanan
Fasilitas merupakan penampilan, kemampuan juga ditentukan dari adanya komitmen organisasi
sarana prasarana dan keadaan lingkungan sekitarnya yang kuat, yang menganjurkan agar setiap pegawai
dalam menunjukkan eksistensinya kepada konsumen memberikan pelayanan secara serius dan sungguh-

89
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

sungguh untuk memuaskan orang yang dilayani KESIMPULAN DAN SARAN


(Parasuraman, 2001). Kesimpulan
Empati dalam suatu pelayanan adalah adanya Berdasarkan hasil dari observasi dan
suatu perhatian, keseriusan, simpatik, pengertian dan wawancara yang telah dilakukan maka diperoleh
keterlibatan pihak-pihak yang berkepentingan data menganai kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
dengan pelayanan untuk mengembangkan dan anak. Gambaran mengenai kualitas pelayanan
melakukan aktivitas pelayanan sesuai dengan tingkat kesehatan ibu dan anak dari keempat subyek dapat
pengertian dan pemahaman dari masing-masing disimpulkan sebagai berikut:
pihak tersebut. Pihak yang memberi pelayanan harus 1. Hasil gambaran kualitas pelayanan yang
memiliki empati memahami masalah dari pihak yang didapatkan oleh keempat subyek menyatakan
ingin dilayani. Pihak yang dilayani seyogyanya penilaian tentang fasilitas pelayanan sudah
memahami keterbatasan dan kemampuan orang yang memadai, petugas yang melayani juga sudah
melayani, sehingga keterpaduan antara pihak yang handal dalam melakukan tugasnya. Tetapi petugas
melayani dan mendapat pelayanan memiliki kurang tanggap atau sigap dalam melayani pasien.
perasaan yang sama. Berarti empati dalamsuatu Petugas memberikan jaminan rasa aman dengan
organisasi kerja menjadi sangat penting dalam memberikan pelayanan yang baik dan petugas
memberikan suatu kualitas pelayanan sesuai prestasi juga menunjukan rasa perhatiannya pada pasien
kerja yang ditunjukkan oleh seorang pegawai. setiap kali mengikuti pelayanan di puskesmas
Empati tersebut mempunyai inti yaitu mampu waru. Ada berbagai kekurangan yang mungkin
memahami orang yang dilayani dengan penuh kedepannya bisa di tingkatkan guna mendapatkan
perhatian, keseriusan, simpatik, pengertian dan pelayanan yang lebih baik dan berkualitas di
adanya keterlibatan dalam berbagai permasalahan layanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas
yang dihadapi orang yang dilayani (Parasuraman, Waru.
2001). 2. Petugas kesehatan di puskesmas waru yang
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan menangani subyek selama pemeriksaan dapat
yang diberikan kepada wanita hamil selama masa meningkatkan pelayanannya guna untuk
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan meningkatkan kualitas dari pelayanan yang di
antenatal. Pelayanan antenatal yang meliputi berikan sebelumnya di layanan kesehatan ibu dan
kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran anak di Puskesmas Waru.
tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran
tinggi kandungan rahim, pemberian imunisasi Saran
tetanus lengkap dan pemberian obat tablet zat besi 1. Bagi subyek pelayanan kesehatan ibu dan anak
selama kehamilan. (Purwoastuti dan Walyani, 2015). sangat penting dilakukan selama masa kehamilan.
Pertolongan persalinan merupakan proses Program ini di adakan untuk membantu
persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan khususnya ibu-ibu yang sedang mengandung. Dan
seperti bidan, dokter dan tenaga ahli medis lainnya. saat ini di Puskesmas Waru khususnya sudah
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan tersedia layanan kesehatan ibu dan anak agar
menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril semua kalangan masyarakat yang tidak mampu
sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya bisa menjangkau layanan kesehatan lebih dekat.
kesehatan lainnya pada ibu hamil. (Depkes RI, Hal ini sangat penting juga untuk membantu
2009). Sebelum melakukan proses persalinan ibu mengontrol kesehatan ibu dan calon bayi sampai
hamil di ukur tekanan darah terlebih dahulu untuk waktunya melangsungkan proses persalinan.
mengetahui kondisi kesehatan dari ibu hamil 2. Bagi petugas kesehatan yang melayani pasien di
tersebut. Pertolongan persalinan tidak dapat layanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas
dilakukan di puskesmas jika Hb dari ibu hamil waru sebagai acuan untuk tetap bisa memberikan
kurang atau di bawah normal yaitu 90/60 mmHg, ibu yang terbaik untuk masyarakat. Bagi Puskesmas
hamil yang mengalami hal ini akan langsung di rujuk waru juga dapat mengadakan pelatihan
ke rumah sakit untuk dapat penanganan lebih lanjut. komunikasi dan kepribadian untuk petugas
kesehatan agar meningkatkan kualitas pelayanan
dan meningkatkan keterampilan komunikasi yang
efektif kepada pasien. Petugas kesehatan juga bisa
mengadakan sosialisasi tentang KIA kepada
90
Psikoborneo, Vol 6, No 1, 2018: 81-91 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

masyarakat agar masyarakat mendapatkan Haksever. (2000). Pengaruh Kualitas Pelayanan


pemahaman dan pengetahuan tentang KIA dan Terhadap Kepuasan Pasien. Jurnal Bisnis dan
bisa datang memeriksakan kesehatannya di Managemen 3 (1) 121-134.
puskesmas waru dengan melibatkan apparat desa Pohan. (2007). Kepuasan Pasien di Balai Pengobatan
atau PKK. Gigi (BPG). Jurnal Kesehatan Komunikasi
3. Bagi peneliti selanjutnya bisa sebagai bahan Indonesia 10 (1), 32-38.
acuan untuk bisa mengembangkan penelitian ini. Parasuraman. (2001). The Behavioral Consequenses
Peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan of Service Quality. Jurnal of Marketing 60 (4)
reverensi terbaru serta menambah subyek atau 12-20.
informan agar data yang dimiliki lebih baik dari Prawihardjo. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina
penelitian sebelumnya. Pustaka.
Prabowo, R. A. H. 2006. Hubungan Persepsi Ibu
DAFTAR PUSTAKA Tentang Saranan Pelayanan KIA. Jurnal
Azwar. (1996). Hubungan Antara Kualitas Promosi Kesehatan Indonesia 2 (2), 131-139.
Pelayanan dan Kepuasan Pasien. Jurnal Purwoastuti., & Elisabeth. (2015). Ilmu Kesehatan
Medika Respati, 10 (2), 27-34. Masyarakat dalam Kebidanan. Konsep Teori
Andriani. (2009). Hubungan Antara Kualitas dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Saifuddin. (2001). Buku Acuan Nasional Pelayanan
Pasien. Jurnal Medika Respati 10 (2), 27-34. Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Bina Pustaka.
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif.
Azwar. (2002). Kualitas Pelayanan Kesehatan. Bandung: Alfabeta
Jurnal Administrasi 1 (1), 29-38. Supranto. (2006). Pengaruh Kualitas Pelayanan
Creswell, J. W. (2014). Penelitian Kualitatif dan Terhadap Kepuasan Pasien. Jurnal Bisnis dan
Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Managemen 3 (1), 121-134.
Depkes, RI. (2012). Buku Acuan Pelatihan Asuhan Soemantri. (2004). Pencatatan dan Pelaporan Sistem
Persalinan Normal. Jakarta: Depkes RI. Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
Depkes, RI. (2009). Pedoman Pelayanan Antenatal dan Anak oleh Bidan di Puskesmas Sepatan
di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta: Depkes Kabupaten Tangerang. Jurnal Ekologi
RI. Kesehatan 10 (3), 157-167.
Depkes, RI. (2001). Program Penanganan Anemia Setyowati. (1999). Pencatatan dan Pelaporan Sistem
Gizi pada Wanita UsiaMSubur (WUS); (Safe Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
Motherhood Project: A Partnership and dan Anak oleh Bidan Puskesmas Sepatan
Family Approach). Direktorat Gizi Kabupaten Tangerang. Jurnal Ekologi
Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan 10 (3) 157-167.
Kesehatan Masyarakat. Tjiptono. (2008). Kualitas Pelayanan Kesehatan.
Depkes, RI. (2004). Pengaruh Kualitas Pelayanan Jurnal Administrasi 1 (1), 30-38.
Terhadap Kepuasan Pengguna Jasa. Jurnal Tjiptono. (2012). Pengaruh Kualitas Pelayanan
Ketsa Bisnis 1 (1), 80-92. Terhadap Kepuasan Pelanggan. (skripsi).
Yazid. (2003). Pemasaran Jasa dan Konsep
Iplementasi. Yogyakarta: Ekonisia

91

You might also like