You are on page 1of 6

Bionatura – Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik Vol. 13, No.

1, Maret 2011 : 79 -84


ISSN 1411 - 0903

AKTIVITAS ANTIJAMUR ASAP CAIR DARI SEBUK GERGAJI


KAYU AKASIA (Acacia mangium WILLD) Dan
KAYU LABAN (Vitex pubescens VAHL)

Oramahi, H.A., Diba, F., dan Wahdina


Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura Pontianak
E-mail: oramahi_stp@yahoo.com

ABSTRAK
Aspergillus flavus merupakan jamur toksigenik yang sering ditemukan tumbuh dominan pada produk
hasil pertanian. Penelitian ini ditujukan untuk pengujian asap cair dari serbuk gergaji sebagai
antijamur. Tahap-tahap penelitian antara lain: pirolisis asap cair, analisis kadar fenol dan asam dalam
asap cair, serta pengujian asap cair sebagai antijamur. Bahan baku untuk pembuatan asap cair berasal
dari serbuk gergaji kayu akasia (Acacia mangium Willd) dan laban (Vitex pubescens Vahl). Pengujian
asap cair terhadap jamur menggunakan media PDA dengan konsentrasi asap cair yang digunakan
adalah 0, 1, 2, dan 3% (v/v). Hasil penelitian menunjukkan bahwa asap cair serbuk gergaji mampu
menghambat pertumbuhan jamur. Konsentrasi asap cair sebanyak 2% mempunyai nilai indeks
penghambatan sebesar 80,19-100%. Tingkat pertumbuhan A. flavus menurun dengan meningkatnya
konsentrasi asap cair. Kandungan kimiawi asap cair seperti fenol dan asam yang berbeda
menyebabkan perbedaan aktivitas antijamur.

Kata kunci: serbuk gergaji, asap cair, aspergillus flavus, aktivitas antijamur

ANTIFUNGAL ACTIVITY OF LIQUID SMOKE FROM (Acacia mangium WILLD)


AND (Vitex pubescens VAHL) WOOD WASTES

ABSTRACT
Aspergillus flavus is the most important fungi species because of its toxygenic characteristic on
agricultural product. This research was conducted to test wood vinegar as antifungal activity. The
research was conducted in several steps i.e. pyrolisis of liquid smoke, analysis of liquid smoke content,
and efficacy test of liquid smoke as antifungal. Liquid smoke was made from burning wood meal from
wood wastes. Wood wastes consist of Acacia mangium Willd (akasia) and Vitex pubescens Vahl
(laban). Agar media used was PDA (potatoes dextrose agar) and concentration of liquid smoke was 0,
1, 2, and 3% (v/v). The results indicated that the liquid smoke inhibited the fungi growth. The liquid
smoke at the concentration of 2% had anti fungal index of 80.19-100%. The growth rate of A. flavus
was decreased with the increasing concentrations of liquid smoke. The contents of organic fraction of
liquid smoke such as acid and phenol might be responsible for the difference in antifungal activities
among these liquid smokes.

Key words: wood wastes, liquid smoke, aspergillus flavus, antifungal activity

PENDAHULUAN antara ketiga jenis jamur tersebut,


Aspergillus spp., terutama A. flavus meru-
Beberapa jamur yang menyerang biji pakan jamur yang sangat merugikan karena
jagung antara lain Aspergillus spp., mampu menghasikan aflatoksin. Oleh
Fusarium spp., dan Penicillium spp. (Muis karena itu, perlu dilakukan pe- ngendalian
et al. 2002). Jamur-jamur tersebut merupa- terhadap jamur A. flavus agar tidak meru-
kan jamur yang sangat penting untuk gikan. Penggunaan fungisida sintetik yang
dikendalikan karena selain menimbulkan mengandung zat-zat kimia yang sulit ter
kerusakan bahan yang disimpan, meng- degradasi sehingga berpotensi menyebabkan
hasilkan mikotoksin (Thompson & Henke, pencemaran lingkungan. Penggunaan fungi-
2000; Sekiyama et al. 2005; Essono et al., sida alami yang ramah lingkungan, namun
2007), dan menyebabkan kehilangan hasil tetap dapat di gunakan untuk mengatasi
yang cukup besar (Oramahi, 2008). Di kerusakan yang disebabkan oleh jamur
80 Oramahi, H.A., Diba, F., dan Wahdina

sangat perlu untuk di kem- bangkan. Salah Isolasi dan identifikasi Jamur
satu fungisida alami yang dimaksud adalah Isolasi jamur Aspergillus mengacu pada me-
bahan-bahan alami yang berasal dari tode (Bhatnagar & Garcia, 2001; Essono,
tumbuh-tumbuhan berupa serbuk gergaji 2007) yang dimodifikasi. Biji jagung didesin-
untuk pembuatan asap cair. feksi dengan alkohol 70%, diletakkan pada
Asap cair merupakan suatu campuran medium PDA sebanyak 3 potong tiap cawan
larutan dari dispersi koloid asap kayu dalam petri, lalu diinkubasikan selama tujuh hari
air, yang dibuat dengan mengkondensasikan dalam pada suhu kamar (28oC) (Oramahi et al.
asap dari hasil pembakaran kayu tersebut. 2006; Oramahi et al. 2008).
Kayu sebagai komponen bahan bakar umum- Identifikasi dilakukan dengan cara sebagai
nya tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan berikut: biakan murni yang di peroleh pada
lignin sedangkan komponen lainnya terdiri dari medium PDA dipindahkan ke cawan petri yang
tanin, resin dan terpentin (Maga, 1987). berisi medium PDA lainnya (Raper & Fennel,
Bahan baku untuk pembuatan asap cair 1977; Klich & Pitt, 1988; Klich, 2002).
sangat berlimpah. Salah satunya limbah serbuk Pemindahan biakan murni ke medium PDA
gergaji mempunyai potensi yang besar untuk dalam bentuk suspensi spora. Pembuatan sus-
bahan baku pembuatan asap cair. Velmurugan pensi spora menggunakan medium agar air
et al. (2009a) melaporkan bahwa serbuk (0,2%) dan Tween 80 (0,05%) (Pitt & Hocking,
gergaji dari kayu Pinus densiflora var. brevi- 1997). Identifikasi terhadap jamur marga
folia Liou dan Quercus serrata var. tomentosa Aspergillus hasil isolasi dilakukan dengan
Ding mengandung komponen yang berfungsi mengamati koloni (karakteristik makro) dan
sebagai antimikrobia (antijamur). Hasil pene- karakteristik mikro (spora). Preparat diamati
litian menunjukkan bahwa asap cair tersebut secara mikroskopis dengan mengacu pada
mampu menghambat pertumbuhan jamur sifat-sifat morfologi jamur (Raper & Fennel,
Ophiostoma polonicum, O. flexuosum, O. Nar- 1977; Klich & Pitt, 1988; Klich, 2002).
cissi dan O. tetropii (Velmurugan et al. 2009a;
Velmurugan et al. 2009b). Menurut Inoue et. Prosedur Penelitian
al. (2000), asap cair mampu menghambat per- Persiapan bahan baku serbuk gergaji
tumbuhan Fomitopsis palustris dan Trametes Bahan baku terdiri dari serbuk gergaji
versicolor. Berdasarkan kenyataan tersebut, kayu akasia (Acacia mangium WILLD) dan
perlu dilakukan penelitian keefektifan asap kayu laban (Vitex pubescens VAHL).
cair dari serbuk gergaji untuk pengendalian Serbuk gergaji diayak dengan ukuran 40-60
jamur A. flavus secara in vitro. mesh. Serbuk yang lolos saringan 40 mesh
dan tertahan oleh saringan 60 mesh
BAHAN DAN METODE digunakan sebagai bahan baku dalam pem-
buatan asap cair. Selanjutnya serbuk gergaji
Persiapan bahan baku serbuk gergaji dikeringkan sampai kadar air mencapai
dilakukan di laboratorium Wood Workshop, 12%.
pen ujian asap cair terhadap jamur di lakukan
di Laboratorium Teknologi Kayu Fakultas Pembuatan asap cair
Kehutanan Universitas Tanjungpura. Pirolisis Serbuk gegaji dimasukkan ke dalam
asap cair serbuk gergaji dilakukan di Labo- reaktor kemudian ditutup dan rangkaian
ratorium Rekayasa Fakultas Teknologi Perta- kondensor dipasang. Selanjutnya dapur
nian Universitas Gadjah Mada, analisis kadar pemanas dihidupkan dengan suhu yang di
fenol dan asam dilakukan di Laboratorium kehendaki. Pada penelitian ini suhu yang
Kimia dan Biokimia Fakultas Teknologi Perta- digunakan adalah 350C, 400C, dan 450C.
nian Universitas Gadjah Mada. Penelitian dila- Waktu pirolisis yang digunakan adalah 90
kukan pada bulan Juli sampai dengan Oktober menit. Asap yang keluar dari reaktor
2009. disalurkan ke kolom pendingin melalui pipa
penyalur, kemudian ke dalam kolom pen-
dingin ini dialirkan air dingin dengan
menggunakan pompa. Embunan berupa asap
Aktivitas Antijamur Asap Cair dari Sebuk Gergaji Kayu Akasia (Acacia mangium Willd 81

cair ditampung dalam botol, sedangkan asap cit. Velmurugan et al. 2009a) dengan
yang tidak dapat diembunkan dibuang persamaan sebagai berikut:
melalui pipa penyalur asap sisa. Rendemen Indeks antijamur= (1-Dt/Dc) x 100%
asap cair termasuk di dalamnya tar dan Keterangan:
arang yang diperoleh dihitung sebagai % Dt= diameter koloni jamur perlakuan
berat (Tranggono et al., 1996; Darmadji et Dc=diameter koloni jamur kontrol
al., 2000).
Rancangan Percobaan
Analisis Fenol Pengaruh suhu pirolisis terhadap kompo-
Satu ml asap cair serbuk gergaji nen asap cair serbuk gergaji (kadar asam dan
ditimbang dan diencerkan sampai volume fenol) dengan menggunakan Rancangan Acak
1.000 ml. Kemudian dari larutan ini diambil 1 Lengkap. Rancangan yang digunakan untuk uji
ml dan ditambahkan dengan 5 ml larutan pengaruh suhu dan konsentrasi asap cair ter-
NaCO3 alkalis dan dibiarkan pada suhu kamar hadap indeks antijamur adalah rancangan acak
selama 10 menit. Kemudian ditambahkan 0,5 lengkap dengan pola faktorial. Faktor I adalah
ml reagen Folin-Ciocalteau (reagen komersial: konsentrasi asap cair terdiri atas 0, 1, 2, dan
aquades 1:1 v/v) dan digoyang dengan vortex- 3%. Faktor II adalah suhu pirolisis asap cair
shaker. Setelah dibiarkan selama 30 menit terdiri atas 350, 400, dan 450C.
absorbansinya dibaca terhadap larutan blanko Data yang diperoleh dianalisis dengan
pada panjang gelombang 750 mm. Konsentrasi sidik ragam (analysis of variance). Untuk
fenolat larutan sampel dihitung berdasarkan mengungkapkan pengaruh antar perlakuan
kurva standar yang diperoleh dari larutan fenol digunakan uji BNT pada taraf nyata 5%.
murni (Senter et al. 1989).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Asam
Asap cair serbuk gergaji ditimbang Hasil Isolasi dan Identifikasi Jamur
seanyak lebih kurang 1 ml, kemudian Diameter koloni 60-70 mm, warna
diencerkan sampai volume 100 ml. Selanjut- konidium hijau, dan warna miselium putih.
nya dititrasi dengan larutan standar NaOH Ciri-ciri mikroskopis isolat yang digunakan
0,1 N sampai pHnya 8. Kadar asam dinya- adalah: kepala konidium berbentuk Radiate-
takan dalam persen berat asam asetat columnar, bentuk vesikel bulat, bentuk
(AOAC, 1990). fialid biseriate, dan dinding konidium halus
dengan ukuran 3-8 m. Sesuai dengan
Aktivitas Antijamur Asap Cair Serbuk kriteria Klich (2002) dan Klich & Pitt
Gergaji (1988), isolat diidentifikasi sebagai A.
Efikasi aktivitas antijamur asap cair serbuk flavus.
gergaji dilakukan dengan menggunakan pera-
cunan makanan. Pengujian antijamur asap cair Komponen Kimiawi Penyusun Asap Cair
dilakukan secara in vitro dengan mengacu pada Serbuk Gergaji
Loman, 1970 cit. Yoshimoto dan Syafii (1993) Kadar asam dalam asap cair serbuk gergaji
yang dimodifikasi. Petri dish yang sudah sekitar 6,05-8,73%. Makin tinggi suhu pirolisis
disterilkan diisi dengan media PDA masing- makin tinggi kadar asam (Tabel 1). Hal ini
masing 10 ml, lalu dicampur dengan asap cair menunjukkan bahwa suhu pirolisis berpe-
dengan konsentrasi sebagai berikut: 0, 1, 2, dan ngaruh terhadap kadar asam asap cair. Hasil
3%. Biakan murni jamur A. flavus diinokulasi penelitian sesuai dengan penelitian Lin et al
dibagian tengah petri dish dan diinkubasi pada (2008) yang meneliti asap cair dari bambu
suhu kamar. Pengamatan dilakukan terhadap Moso (Phyllostachys heterocycla Milf) pada
pertumbuhan koloni jamur dengan mengukur berbagai suhu pirolisis yang berbeda. Suhu
diameter koloni pada hari ke 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 pirolisis yang digunakan Lin et al (2008)
setelah inokulasi. sebesar 80-150oC dan menghasilkan asap cair
Efikasi aktivitas anti jamur dinyatakan dengan kandungan asam sebesar 3,52-7,21%
dengan indeks antijamur (Zhong et al. 2007 dan nilai kadar asam tertinggi diperoleh pada
82 Oramahi, H.A., Diba, F., dan Wahdina

suhu pirolisis 150oC. Menurut Tranggono et al. Asap cair dengan konsentrasi 2% pada
(1996), kadar asam asap cair dari berbagai suhu pirolisis 350 oC, 400 oC, dan 450oC
serbuk kayu dan tempurung kelapa terdapat mampu menghambat pertumbuhan A. flavus
perbedaan. Perbedaan ini dipengaruhi oleh dengan indeks antijamur sekitar 80,19-100%.
berbagai faktor diantaranya jenis kayu, kadar Indeks antijamur asap cair tertinggi diperoleh
air kayu dan suhu pirolisis yang digunakan pada suhu pirolisis 450oC dengan konsentrasi
(Maga, 1987; Girard, 1992). 2% (Tabel 2). Menurut Lin et al (2008),
aktivitas antijamur asap cair dari bambu Moso
Tabel 1. Komponen penyusun asap cair (Phyllostachys heterocycla Milf) dipengaruhi
serbuk gergaji pada suhu pirolisis oleh suhu pirolisis. Asap cair hasil pirolisis
yang berbeda pada suhu 80-150oC mampu menghambat
Kadar Asam Kadar Fenol pertumbuhan jamur Trichoderma viride
Suhu (oC) dengan efisiensi penghambatan sebesar 50-
(%) (%)
350 6,05a 2,17a 150%. Velmurugan (2009a) melaporkan
400 7,46b 6,30c bahwa asap cair dari serbuk gergaji kayu Pinus
450 8,73c 3,11b densiflora var. brevifolia Liou dan Quercus
Keterangan: Rata-rata yang diikuti oleh serrata var. tomentosa Ding yang telah dinet-
huruf yang sama berarti tidak ralkan mempunyai kemampuan sebagai anti-
berbeda nyata (P<0,05) jamur. Konsentrasi asap cair sebesar 2%
mempunyai kemampuan yang kuat meng-
Aktivitas Antijamur hambat pertumbuhan jamur Ophiostoma polo-
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan nicum, O. flexuosum, O. narcissi dan O.
bahwa suhu pirolisis dan interaksi antara tetropii.
suhu dan konsentrasi asap cair tidak Hasil analisis komponen penyusun asap
berpengaruh nyata. Sedangkan konsentrasi cair terutama kadar asam dan fenol (Tabel
asap cair berpengaruh nyata terhadap 1) mampu berperan sebagai antijamur. Hal
indeks antijamur. Makin tinggi konsentrasi ini diperkuat hasil penelitian yang dilakukan
asap cair makin tinggi indeks antijamur oleh Velmurugan et al.(2009b) yang
(Tabel 2). menyatakan bahwa komponen 2,6 dimet-
hoxy phenol, dehydroacetic acid dan 2,3,5
Tabel 2. Pengaruh suhu pirolisis dan konsentrasi trimethoxytoluene dalam asap cair serbuk
asap cair serbuk gergaji terhadap indeks gergaji dan bambu mampu berperan sebagai
anti jamur. antijamur. Menurut Velmurugan et al.
(2009a), terdapat tujuh komponen dalam
Perlakuan asap cair hasil pirolisis dari serbuk Pinus
Indeks
Suhu Konsentrasi
(oC) (%)
Antijamur densiflora var. brevifolia Liou dan Quercus
350 0 2,78 a serrata var. tomentosa Ding yaitu 2,6
350 1 2,78 a dimethoxy Phenol, Phenol (Izal), 2-methyl
350 2 75,42 b phenol (o-cresol), 4-methyl phenol (p-
350 3 89,04 b cresol), 2-methoxy phenol (guaiacol), 2-
400 0 2,78 a
methoxy-4 methyl phenol dan 4-ethyl-2-
400 1 2,78 a
400 2 79,98 b methoxy phenol yang mampu berperan
400 3 89,04 b sebagai antijamur.
450 0 2,78 a Sifat antimikrobia asam asetat terkait
450 1 2,78 a dengan kondisi pH. Hal ini disebabkan
450 2 89,04 b karena asam asetat yang tidak terdisosiasi
450 3 89,04 b
Keterangan: Data ditransformasi dengan arcsin
lebih cepat berpenetrasi ke dalam sel.
Rata-rata yang diikuti oleh huruf Sedangkan asam propionat mampu meng-
yang sama berarti tidak berbeda hambat mikrobia dengan cara memblok
nyata (P<0,05) sistem metabolisme sel melalui pengham-
batan terhadap aktivitas enzim (Luck &
Jager, 1997 cit. Karseno et al., 2001).
Aktivitas Antijamur Asap Cair dari Sebuk Gergaji Kayu Akasia (Acacia mangium Willd 83

Mekanisme aktivitas senyawa anti Datta, R., 1981, Acidomic Fermentation of


mikrobia fenol meliputi reaksi dengan Corn Stover, Biotechnology and Bio-
membran sel yang menyebabkan meningkat- engineering, vol XXIII, 61-71.
nya permeabilitas membran sel dan meng-
akibatkan hilangnya isi sel, inaktivasi Essono, G., M. Ayodele., A. Akoa., J. Foko., S.
enzim-enzim esensial dan perusakan atau Olembo & J. Gockowski, 2007. Asper-
inaktivasi fungsional materi genetik gillus species on Cassava Chips in Storage
(Davidson & Branen, 1993 cit. Karseno et in Rural Areas of Southern Cameroon:
al., 2001). Their Relationship with Storage Duration,
Moisture Content and Processing Met-
SIMPULAN hods. Afr J. Microbiol Res. Online
http://www/academicjournals.org/ajmr
Berdasarkan hasil penelitian dapat (Diakses tanggal 7 Agustus 2007)
ditarik beberapa simpulan yaitu (1) asap cair
dari serbuk gergaji campuran kayu akasia Girard, J.P.,1992, Technology of Meat and
dan kayu laban berperan sebagai antijamur, Meat Product Smoking, Ellis Harwood,
(2) konsentrasi asap cair sebesar 2% pada New York, London, Toronto, Sydney,
suhu 450oC mempunyai indeks antijamur Tokyo, Singapore, 162-201.
tertinggi (100%), (3) makin tinggi suhu
pirolisis asap cair makin tinggi indeks anti Inoue, S., T. Hata, Y. Imamura & D. Meier,
jamur, dan (4) kadar asam dan fenol dalam 2000. Component and Antifungal
asap cair yang berperan sebagai antijamur. Efficiency of Wood-Vinegar-Liquor
Prepared Under Different Carbonization
UCAPAN TERIMA KASIH Condition, Wood Research, 87: 34-36
Penulis menyampaikan ucapan terima Karseno, Darmadji, P., & R. Kapti. 2001.
kasih kepada Kementerian Pendidikan Daya Hambat Asap Cair Kayu Karet
Nasional Republik Indonesia melalui DP2M Terhadap Bakteri Pengkontaminan
Ditjen DIKTI yang telah memberikan Lateks dan Ribbed Smoke Sheet.
bantuan dana penelitian melalui Program Agritect, 21 (1): 10-15
Penelitian Strategi Nasional BATCH I tahun
2009. Klich, M.A., 2002. Identification of
Common Aspergillus Species. Centraal-
DAFTAR PUSTAKA bureau voor Schimmelcultures, Nether-
land.
AOAC, 1990. Association of Analytical
Chemist, Official Method of Analysis, & J.I. Pitt, 1988. A Laboratory
18th edition, Benyamin Franklin, Guide to Common Aspergillus sp. and
Washington DC. Their Teleomorphs. Commenwealth
Scientific and Industial Research
Bhatnagar, D & S. Garcia, 2001. Asper- Organization. Nort Ryde. Australia
gillus. Dalam : Labbe, R.G & S. Garcia
(Eds.) Guide to Foodborn Pathogens. p: Lin, H. C., Y. Murase, T.C, Shiah, . G. S.
35-49. John Wiley & Sons. New York Hwang, P. K. Chen & W. L. Wu, 2008.
Application of Moso Bamboo Vinegar
Darmadji, P., Oramahi, H.A., Haryadi & with Different Collection Temperatures
Armunanto, R., 2000. Optimasi Pro- to Evaluate Fungi Resistance of Moso
duksi dan Sifat Fungsional Asap Cair Bamboo Materials, J. Fac. Agr., 53 (1),
Kayu Karet. Agritech 20 (3): 147-155 107–113.
84 Oramahi, H.A., Diba, F., dan Wahdina

Maga, J.A., 1987, Smoke in Food Proces- Ochratoxin A And Zearalenone In


sing , Bacarotan, CRC Press, Florida, 1- Maize-Based Food Products, Braz. J.
9. Microbiol. (36): 289-294.

Muis, A., S. Pakki, & A.H. Talanca. 2002. Thompson & Henke, 2000. Effect of
Inventarisasi dan identifikasi cendawan Climate and Type of Storage Container
yang menyerang biji jagung di Sulawesi on Aflatoxin Production in Corn and its
Selatan. Hasil Penelitian Hama dan Associated Risks to Wildlife Species
Penyakit, Balitsereal, Maros. p. 21-30. Journal of Wildlife Diseases, 36 (1):
172–179
Oramahi, H.A., Sumardiyono, C.,
Pusposendjojo & Haryadi. 2006. Identi- Tranggono, Suhardi, Setiadji, B., Darmadji,
fikasi Jamur Genus Aspergillus pada P., Supranto, & Sudarmanto., 1996,
Gaplek di Kabupaten Gunung- kidul, J. Identifikasi Asap Cair dari Berbagai
Perlindungan Tanaman Indonesia 12 Jenis Kayu dan Tempurung Kelapa, J.
(1): 13-24. Ilmu dan Teknologi Pangan, vol. 1,
No.2: 15-24.
Oramahi, 2008. Penyakit Simpanan pada
Gaplek yang Disebebkan oleh Asper- Velmurugan, N. Han, S. S. & Y.S. Lee,
gillus flavus. Disertasi pada Program 2009a. Antifungal Activity of Neutra-
Studi Fitopatologi Universitas Gadjah lized Wood Vinegar with Water Ex-
Mada (tidak dipublikasikan). tracts of Pinus densiflora and Quercus
serrata Saw Dusts, Int. J. Environ.
Pitt. J.I & A.D. Hocking., 1997. Fungi and Res., 3(2):167-176
Food Spoilage. Academic Press,
London Velmurugan, N., S. S Chun, N. Han, S. S. &
Y.S. Lee, 2009b. Characterization of
Raper, K.B & D.I. Fennell., 1977. The Chikusaku-Eki and Mokusaku-Eki and
Genus Aspergillus. Robert E. Krieger Its Inhibitory Effect on Sapstaining
Publishing Company, New York Fungal Growth in Laboratory Scale, Int.
J. Environ. Sci. Tech., 6 (1), 13-22
Senter, S.d., Robertson, J.A., & Meredith,
F.I., 1989, Phenolic Compound of The Yoshimoto, T. & W. Syafii, 1993. Extrac-
Mesocarp of Creathaven Peaches tives from Some Tropical Hardwoods
During Storage and Ripening, J. Food and Their Influnces on the Growth of
Sci, 54:1259-1268. Wood Decaying Fungi. Journal Tro-
pical Agriculture, 4 (2): 31-35
Sekiyama, B.L., Ribeiro, A.B; Machinski,
P.A & Junior, M.M., 2005. Aflatoxins,

You might also like