You are on page 1of 7

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 493

Artikel Penelitian

Analisis Pengendalian Potensi Fraud di Rumah Sakit


Umum Daerah Achmad Moechtar Bukittinggi
1 2
Ayu Mitriza , Ali Akbar

Abstrak
Sejak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia, potensi fraud dalam pelayanan
kesehatan semakin meningkat karena adanya tekanan dari sistem pembiayaan yang baru berlaku, adanya
kesempatan karena minim pengawasan, serta ada pembenaran saat melakukan tindakan fraud. Tujuan:
Mengeksplorasi upaya pengendalian potensi fraud d Rumah Sakit Dr. Achmad Moechtar Bukittinggi. Metode:
Penelitian ini menggunakan desain metode kualitatif. Penelitian ini dilihat dari komponen input dan komponen
proses. Hasil: Komponen input mencakup kebijakan, tenaga dan sarana. Komponen proses mencakup faktor
pendorong dan faktor penghambat potensi fraud. Faktor pendorong potensi fraud yaitu perbedaan pemahaman
antara verifikator dan dokter penanggung jawab pasien tentang diagnosis. Kesenjangan tarif riil rumah sakit
dengan tarif INA CBGs. Faktor penghambat potensi fraud yaitu Penerapan Standar Operasional dan Clinical
Pathway. Simpulan: Upaya dari Rumah Sakit Dr. Achmad Moechtar dalam pencegahan potensi fraud dengan
melakukan tindakan sesuai Standar Prosedur Operasional. BPJS Kesehatan dalam pencegahan potensi fraud
dengan meningkatkan aplikasi penyaringan potensi fraud.
Kata kunci: JKN, sistem pembiayaan, pencegahan potensi fraud

Abstract
Since the enactment of the National Health Insurance (JKN) in Indonesia, the potential for fraud in health
services has increased due to pressure from the new system of financing, the opportunity due to minimal
supervision and there is justification when doing fraud. Objectives: To explored efforts to control the potential
of fraud at Achmad Moechtar Hospital Bukittinggi. Methods:This research used qualitative method design. This
research was seen from input components and process components. Input components were included policies,
personnel and facilities. Results:The process components were included the driving factors and potential
inhibiting factors of fraud, the efforts of Achmad Moechtar Hospital and Social Health Insurance Provider (BPJS
Kesehatan) in the prevention of potential fraud. The potential driving force of fraud was difference in
understanding between the verifier and the physician in charge of the patient regarding the diagnosis, the real
hospital tariff gap with the tariff of INA CBGs. Fraud potential inhibiting factors were the Application of
Operational Standard and Clinical Pathway. Conclusions: Efforts from Achmad Moechtar Hospital in
preventing potential fraud by taking action in accordance with Standard Operating Procedures. Social Health
Insurance Provider (BPJS Kesehatan) in the prevention of fraud potential by increasing fraud potential filtration
applications.
Keywords: JKN, financing system, prevention of fraud potential

Affiliasi penulis: 1. BPJS Kesehatan Cabang Pekanbaru, PENDAHULUAN


2.Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
Korespondensi : Ayu Mitriza
Email : drg.ayumitriza@gmail.com Telp: 08126747420 tentang kesehatan, di tegaskan bahwa setiap
warga Negara memiliki hak yang sama untuk
1
mendapatkan pelayanan kesehatan. Kesadaran

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 494

tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial, Sejak berlakunya Jaminan Kesehatan


Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Dasar Nasional (JKN) di Indonesia, potensi fraud dalam
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan layanan kesehatan semakin meluas karena
Sosial Nasional (SJSN) menyatakan bahwa prinsip adanya tekanan dari sistem pembiayaan yang baru
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional adalah berlaku, adanya kesempatan karena minim
kesetaraan (equity) mendapatkan akses pelayanan pengawasan serta ada pembenaran saat
kesehatan serta efektif dan efisien dalam melakukan tindakan fraud. Tindakan fraud
2 6
operasionalisasinya. SJSN merupakan terobosan menyebabkan kerugian finansial negara.
strategis dalam mengatasi permasalahan akses Rumah Sakit di negara Indonesia untuk
pelayanan kesehatan yang diharapkan dapat menentukan tarif ketika diberlakukan sistem JKN
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta adalah berdasarkan INA CBGs (Case Base
mempercepat pencapaian Universal Health Groups) adalah pengelompokkan diagnosa
2
Coverage (UHC). penyakit yang berdasarkan grouping dari tarif itu
Berdasarkan survei yang dilakukan sendiri, dengan demikian pemberian dan
Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) pemberlakuan tarif Rumah Sakit pada
tahun 2010 bahwa fraud tertinggi didunia terdapat pengelompokkan tersebut dinamakan diagnosa
pada Banking Service sebesar 17,8 %, sedangkan asuransi. Perbedaan antara diagnosa klinis yang
fraud pada Health Care menempati urutan ditegakkan dokter dan diagnosis grouping dari
6
keempat sebesar 7,3%, Indonesia menduduki Software INA CBGs yang cenderung upcoding.
peringkat ketiga dengan jumlah kasus terbanyak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44
3
dari 30 negara yang di survei. Amerika Serikat Tahun 2009 tentang Rumah Sakit adalah landasan
telah lama berupaya untuk mewujudkan Asuransi hukum bagi penyelenggaraan rumah sakit. Kontrak
Kesehatan Nasional, pada saat ini Amerika Serikat dengan BPJS Kesehatan dengan Fasilitas
hanya mempunyai Asuransi Kesehatan Nasional Kesehatan mengacu pada norma, standar dan
7
rawat inap untuk penduduk diatas 65 tahun saja kriteria. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.
(lansia) dari total penduduk Amerika Serikat sekitar Achmad Mochtar Bukittinggi merupakan salah satu
280 juta jiwa dimana 25% penduduk usia produktif rumah sakit daerah milik Pemerintah Provinsi
tidak memiliki Asuransi Kesehatan Nasional. Ini Sumatera Barat tipe B dengan status Badan
merupakan suatu bukti kegagalan mekanisme Layanan Umum Daerah (BLUD) yang bekerjasama
8
pasar dalam bidang kesehatan, karena Amerika dengan BPJS Kesehatan. Sesuai amanat
Serikat didominasi Asuransi Kesehatan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016, setiap
4
Komersial. fasilitas kesehatan pemerintah baik pemerintah
Sejak beroperasi 1 Januari 2014 sampai pusat ataupun daerah yang memenuhi persyaratan
sekarang, BPJS Kesehatan mengalami banyak wajib bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
tantangan dalam melaksanakan program Jaminan Adapun dasar penetapan tarif RSUD dr. Achmad
Kesehatan Nasional (JKN), salah satunya Moechtar Bukittinggi adalah dengan menggunakan
9
mencegah terjadinya tindakan potensi fraud. metode pembayaran fee for service.
Dalam masa awal pelaksanaan JKN, pemerintah Data monitoring klaim BPJS Kesehatan,
cukup banyak mendapat kritik dari berbagai pihak data jumlah kasus RSUD dr Achmad Moechtar
salah satunya berasal dari provider, terutama Bukittinggi meningkat dari tahun 2014 sampai
manajemen rumah sakit. Perubahan sistem dengan tahun 2017 adalah 103.326 kasus sampai
pentarifan dari fee for sevice menjadi pola INA dengan 111.016 kasus sampai November tahun
CBGs yang dirasa kurang memadai, menjadi salah 2017 atau sekitar 76,9%. Data utilisasi pelayanan
satu keluhan utama dan termasuk menjadi dasar peserta BPJS Kesehatan di RSUD dr. Achmad
5
"pembenaran" untuk melakukan potensi fraud. Moechtar Bukittinggi tahun 2016, diagnosa primer

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 495

terbanyak yaitu kemoterapi sebanyak 787 kasus sebagai instrumen kunci karena pada saat di
dan diagnosa sekunder terbanyak yaitu sectio lapangan, peneliti berhubungan langsung dengan
14
caesaria sebanyak 312 kasus. informan penelitian.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 69 Penelitian telah dilakukan di RSUD dr.
Tahun 2015 tentang “Standar tarif pelayanan Achmad Moechtar Bukittinggi dari bulan
kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan September sampai November 2017.
tingkat lanjutan dalam penyelenggaraan program Penentuan sumber data pada orang yang
jaminan kesehatan”. Dalam peraturan ini diwawancarai/informan penelitian dilakukan secara
dinyatakan bahwa penetapan tarif untuk purposive sampling, yaitu dipilih dengan
13
meningkatkan efisiensi biaya yang dapat membuat pertimbangan dan tujuan tertentu. Informan yang
perilaku rumah sakit berinovasi dalam diambil adalah orang yang mengetahui tentang
penghematan, seperti tidak perlu menggunakan pengendalian potensi fraud di RSUD dr Achmad
obat-obatan dan alat bahan habis pakai yang Moechtar Bukittinggi. Pemeriksaan keabsahan
berlebihan, pemeriksaan yang memakan biaya dan data dalam memberikan informasi mengenai
10
waktu rawat inap yang lama. Dengan adanya masalah penelitian digunakan metode triangulasi.
standar tarif yang jelas dapat menjadi pedoman
bagi rumah sakit dalam menghindari potensi fraud HASIL
untuk mematuhi peraturan Menteri Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah dr Achmad
tersebut. Perilaku rumah sakit ini sesuai dengan Moechtar Bukittinggi awalnya merupakan Rumah
Theory of Planned Behavior (TPB) oleh Icek Ajzen Sakit Militer Belanda yang didirikan Tahun 1908.
dan Martin Fishbein yang berasumsi bahwa 9
Pada waktu penjajahan Jepang. Sejak perang
manusia adalah makhluk rasional yang selalu kemerdekaan Indonesia dijadikan sebagai Rumah
menggunakan informasi secara sistematis dalam Sakit Tentara, pada tanggal 8 September 1952
11
melakukan suatu tindakan. Oleh karena itu rumah sakit ini diserahkan kepada Dinas
peraturan yang jelas tentang standar tarif dapat Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja Sumatera
mengarahkan mereka untuk menghindari potensi Tengah, yang kemudian menjadi milik Pemerintah
fraud. Daerah Sumatera Barat. Berdasarkan Surat
Fasilitas kesehatan merupakan pihak yang Keputusan Menteri Kesehatan tanggal 13 Oktober
berpotensi tinggi untuk melakukan potensi fraud 1981 Rumah Sakit Umum Bukittinggi resmi
dan bagaimana fasilitas kesehatan dapat berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum
12
mencegah terjadinya fraud. maka permasalahan Daerah dr. Achmad Moechtar Bukittinggi. Untuk
dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka
pengendalian potensi fraud di Rumah Sakit RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi di dukung
Achmad Moechtar Kota Bukittinggi. Penelitian ini 9
dengan 919 pegawai (PNS dan kontrak honor).
bertujuan untuk mengeksplorasi upaya Penelitian dilakukan dengan wawancara
pengendalian potensi fraud di Rumah Sakit mendalam, informan yang diwawancara memiliki
Achmad Moechtar Kota Bukittinggi. pengetahuan berkaitan pengendalian potensi fraud
di RSUD dr. Achmad Moechtar Kota Bukittinggi
METODE yaitu Kasie Monitoring Evaluasi Pelayanan Medis,
Penelitian ini menggunakan desain metode Ketua Komite Medis, Ketua Tim Casemix, Dokter
deskriptif kualitatif pendekatan fenomenologi yaitu Penanggung Jawab dan Verifikator BPJS
mengumpulkan, menyusun, menginterpretasikan Kesehatan.
dan menganalisis sehingga mengeksplorasi suatu Hasil wawancara mendalam dilihat dari
fenomena/kenyataan sosial sehingga dapat komponen input dan komponen proses. Komponen
memberikan pemecahan permasalahan yang input terdiri dari kebijakan, tenaga dan sarana.
13 Komponen proses terdiri dari faktor pendukung
dihadapi. Pada penelitian kualitatif, maka peneliti

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 496

terjadinya potensi fraud di RSUD dr. Achmad berlatar belakang medis dan spesialis, tim komite
Moechtar, faktor penghambat terjadinya potensi medis berlatar belakang medis dan spesialis
fraud di RSUD dr Achmad Moechtar dan Upaya sedangkan tim pengelola JKN berlatar belakang
19
yang dilakukan untuk pencegahan potensi fraud di medis dan non medis.
RSUD dr. Achmad Moechtar .
Dalam memaksimalkan pelayanan rumah - Sarana
sakit dan upaya pencegahan tindakan potensi Sarana pelayanan di RSUD dr. Achmad
fraud baik dalam pelayanan kepada pasien Moechtar Bukittinggi memiliki 21 poliklinik rawat
maupun dalam proses administrasi klaim maka jalan, 340 fasilitas tempat tidur. Bangunan,
Direktur RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi peralatan dan penunjang medis dilengkapi secara
mengeluarkan beberapa kebijakan antara lain bertahap dengan berpedoman kepada Standar
pembentukan Tim Anti Fraud, Tim Verifikator Rumah Sakit Kelas B (Profil RSAM Bukittinggi,
Klaim, Tim Komite Medis dan Tim JKN. 2017). RSUD dr Achmad Moechtar menyediakan
informasi pelayanan melalui media Sistem

PEMBAHASAN Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

Komponen Input maupun media yang dicetak digital print yang

- Kebijakan dipasang ditempat umum. Seperti Informasi tarif

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan pelayanan, informasi ketersediaan tempat tidur,
8
asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dan informasi jadwal pelayanan dokter.

dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,


kepemimpinan dan cara bertindak.
13
Berdasarkan Komponen Proses

hasil wawancara mendalam dan telaah dokumen - Faktor pendorong potensi fraud di RSUD dr.

yang dilakukan, peneliti melihat ada beberapa Achmad Moechtar Bukittinggi

kebijakan terkait analisis potensi fraud di Rumah Faktor terjadinya potensi fraud di RSUD dr.

Sakit Umum Daerah dr. Achmad Moechtar Achmad Moechtar sebagai berikut; Adanya

Bukittinggi. Kebijakan Direktur diambil berdasarkan perbedaan sistem pembayaran, sistem

Peraturan Menteri Kesehatan No 36 tahun 2015 pembayaran INA CBGs adalah sistem pembayaran

tentang Pencegahan Kecurangan (fraud) dalam prospektif sedangkan sistem pembayaran RSUD

Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada dr Achmad Moechtar masih menggunakan tarif

Sistem Jaminan Sosial Nasional, maka keluar Pergub Nomor 58 Tahun 2015 tentang Tarif

Surat Keputusan direktur RSUD dr. Achmad Pelayanan Kesehatan RSUD dr. Achmad Moechtar

Moechtar Bukittinggi No. 445/023/SK- Bukittinggi yaitu dengan menggunakan sistem


20
DIR/RSAM/II/2016 tentang pembentukan Tim pembayaran fee for service. Adanya pemahaman

Pencegahan Fraud RSUD dr. Achmad moechtar yang berbeda antara verifikator, koder dan DPJP
21
Bukittinggi.
15 tentang diagnosis.

- Tenaga - Faktor penghambat potensi fraud di RSUD dr.

Sumber daya manusia yang mendukung Achmad Moechtar Bukittinggi

secara aktif dan profesional di bidangnya dalam Faktor yang dapat menghambat potensi

pencegahan terjadinya potensi fraud di RSUD dr. fraud di RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi,

Achmad Moechtar Bukittinggi.


16
Jumlah tenaga dengan melakukan penerapan Standar

Tim Anti Fraud berjumlah 8 orang,


17
tenaga tim Operasional (SOP) dan Clinical Pathway dapat

verifikator klaim berjumlah 2 orang,


18
tenaga tim mencegah potensi fraud, Berdasarkan wawancara

komite medis berjumlah 18 orang,


19
tenaga tim mendalam dari informan, RSUD dr Achmad

pengelola Jaminan kesehatan Nasional (JKN) Moechtar Bukittinggi sudah memiliki Clinical

berjumlah 44 orang, latar belakang tim anti fraud Pathway untuk 5 area prioritas yaitu appendisitis,

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 497

sectio caesaria, demam berdarah dengue, Bayi Tujuan vedika untuk percepatan klaim,
Baru Lahir Rendah (BBLR) dan stroke non meningkatkan aplikasi dalam menyaring adanya
haemorrhagis. kasus bedah merupakan kasus potensi fraud di bidang klaim pelayanan kesehatan
yang terbanyak dilayani dan menyerap dana dan melakukan feedback jika ditemukan potensi
terbesar dalam pelayanan pasien rawat inap fraud serta melakukan audit klaim.
peserta BPJS Kesehatan yaitu sebesar 39,09%
dari total pendapatan rawat inap pasien BPJS SIMPULAN
Kesehatan. Penerapan Clinical Pathway yang baik Faktor pendorong terjadinya potensi fraud
akan dapat mengendalikan biaya karena dapat di RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi yaitu
diprediksi biaya yang akan timbul selama pemahaman yang berbeda antara verifikator, koder
pelayanan, di dalam Clinical Pathway terdapat dan DPJP tentang diagnosis dan ada kesenjangan
pencatatan perkiraan lama hari rawat, jenis penetapan tarif riil rumah sakit dengan tarif INA
21
tindakan dan komponen obat-obatan. CBGs.
Berdasarkan hasil wawancara, salah satu Faktor yang dapat menghambat potensi
informan ketepatan pengodean diagnosis dan fraud di RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi
prosedur akan mempengaruhi ketepatan tarif pada yaitu dengan melakukan tindakan medis sesuai
software INA CBGs, ketika pengodean tepat serta Penerapan standar Operasional (SOP) dan Clinical
penentuan diagnosis primer dan sekunder juga Pathway serta pelatihan dalam ketepatan coding.
tepat, maka tarif paket INA CBGs yang muncul
juga tepat sesuai dengan derajat keparahan SARAN
(severity level) dari kode diagnosis dan prosedur. Manajemen Rumah Sakit dapat melakukan
Namun ketika pengodean tidak tepat, monitoring dan evaluasi yang memastikan
mengakibatkan derajat keparahan yang tidak tepat, kepatuhan pelaksanaan aturan dan prosedur yang
maka tarif INA CBGs yang munculpun tidak tepat telah ditetapkan baik standar perilaku dan disiplin
pula, hal itu yang disebut upcoding atau di RSUD dr Achmad Moechtar Bukittinggi.
22
undercoding. Mengikuti pedoman clinical pathway dan SOP
yang sesuai tindakan medis dan mensosialisasi
Upaya dari RSUD dr Achmad Moechtar budaya anti fraud yang berorientasi pada kendali
Bukittinggi dan BPJS Kesehatan dalam mutu kendali biaya.
pencegahan potensi fraud Upaya BPJS Kesehatan adalah dengan
Upaya dari RSUD dr. Achmad Moechtar bersinergi dengan Fasilitas Kesehatan yang
Bukittinggi dengan melakukan efisiensi, subsidi bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam
silang, melakukan tindakan sesuai kepatuhan SOP pencegahan potensi fraud di Rawatan Tingkat
dan penyusunan clinical pathway dan mengkaji Lanjutan. Melakukan feedback dan monitoring
ulang penghitungan Pergub terutama bagian evaluasi jika terdeteksi adanya potensi fraud.
bedah serta memaksimalkan kinerja Tim Anti
Fraud.
UCAPAN TERIMA KASIH
Upaya BPJS Kesehatan adalah dengan
Terima kasih kepada RSUD dr. Achmad
melakukan strategi Verifikasi Digital Klaim (Vedika)
Moechtar Bukittinggi beserta jajarannya, BPJS
baik di Kantor cabang maupun kantor pusat.
Kesehatan Cabang Bukittinggi beserta jajarannya
dan semua pihak yang telah ikut andil dalam
penelitian ini.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 498

DAFTAR PUSTAKA 12. Sadikin H, Adisasmito W. Analisis pengaruh


1. Undang-Undang Nomor 36 Tentang Tenaga dimensi fraud triangle dalam kebijakan
Kesehatan. Republik Indonesia; 2009. pencegahan fraud terhadap program jaminan
2. Undang-Undang Nomor 40 Tentang SJSN. kesehatan nasional Cipto Mangunkusumo.
Republik Indonesia; 2004. Jurnal FKM UI. 2016;9(2).
3. Association of Certified Fraud Examiner 13. Bungin B. Metodologi penelitian kualitatif.
(ACFE). Global fraud study. USA, 2014.hlm.6- Jakarta: 2015.
56. 14. Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif,
4. Thabrany H. Asuransi kesehatan nasional. kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta;
FKM UI. Jakarta: 2013.hlm.28-33. 2014.hlm.25.
5. Direktur Pelayanan Badan Penyelenggara 15. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan menteri
Jaminan Sosial Kesehatan, Panduan Praktis kesehatan nomor 36 tahun 2015. tentang
Fraud dan Abuse. BPJS Kesehatan. Jakarta: pencegahan kecurangan (fraud) dalam
2014. pelaksanaan program jaminan kesehatan pada
6. Agiwahyuanto F, Sudiri, Hartini I. Upaya sistem jaminan sosial nasional. Jakarta:
pencegahan perbedaan diagnosis asuransi Kementerian Kesehatan RI; 2015.
dengan diberlakukan program jaminan 16. RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi. Surat
kesehatan nasional (JKN) dalam pelayanan Keputusan (SK) Direktur RSUD dr. Achmad
BPJS kesehatan studi di RSUD Kota Moechtar Bukittinggi No. 445/057/SK-
Semarang. Jurnal FKM UNS. 2016;1(3). DIR/RSAM/VIII/2017. tentang tim pencegahan
7. IUndang-Undang Nomor 44 Tentang Rumah fraud RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi.
Sakit. Republik Indonesia; 2009. Bukittinggi: 2017.
8. Badan Koordinasi Penanaman Modal. Tentang 17. RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi. Surat
izin operasioanl penyelenggaraan rumah sakit Keputusan (SK) Direktur RSUD dr. Achmad
umum dr. Achmad Moechtar Bukittinggi dengan Moechtar No. 445/048/SK-DIR/RSAM/
kelas B. Keputusan Gubernur Provinsi VII/2017, Tentang Tim Verifikator Klaim Pasien
Sumatera Barat. Padang: 2013. BPJS RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi.
9. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Bukittinggi: 2017.
Moechtar Bukittinggi. Profil tahun 2017 PPK- 18. RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi. Surat
BLUD, RSAM Bukiitinggi: Bukittinggi;2017. Keputusan (SK) Direktur RSUD dr. Achmad
10. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan menteri Moechtar Bukittinggi No. 445/048/SK-
kesehatan no 69 tahun 2015. tentang standar DIR/RSAM/VII/2017, Tentang Penetapan Ketua
tarif pelayanan kesehatan pada fasilitas dan Anggota Komite Medis (Revisi I) RSUD dr.
kesehatan tingkat pertama dan fasilitas Achmad Moechtar Bukiitinggi. Bukittinggi: 2017.
kesehatan tingkat lanjutan dalam 19. RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi. Surat
penyelenggaraan program jaminan kesehatan. Keputusan (SK) Direktur RSUD dr. Achmad
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015. Moechtar No. 032/048/SK-DIR/RSAM/I/2017,
11. Priyoto, Teori sikap dan perilaku dalam Tentang Tim Pengelola Jaminan Kesehatan
kesehatan. Yogyakarta: Erlangga; 2014.hlm.20- Nasional (JKN). RSUD dr. Achmad Moechtar
8. Bukittinggi: Bukittinggi: 2017.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 499

20. Peraturan Gubernur no 58 tahun 2015. tentang terhadap mutu layanan Di RSJ Dr. Radjiman
tarif pelayanan RSUD dr. Achmad Moechtar Wediodiningrat Lawang, Malang, Jurnal
Bukittinggi. Padang: 2015. Kebijakan Kesehatan Indonesia. 2014;03(04).
21. Nurfarida. Pengaruh potensi fraud dalam 22. Fitri A. Buku praktis deteksi fraud klaim ina
penerapan sistem jaminan kesehatan nasional CBGs secara prospektif. Jakarta: BPJS
Kesehatan; 2015.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)

You might also like