Professional Documents
Culture Documents
Analisis Pengendalian Potensi Fraud Di Rumah Sakit Umum Daerah Achmad Moechtar Bukittinggi
Analisis Pengendalian Potensi Fraud Di Rumah Sakit Umum Daerah Achmad Moechtar Bukittinggi
id 493
Artikel Penelitian
Abstrak
Sejak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia, potensi fraud dalam pelayanan
kesehatan semakin meningkat karena adanya tekanan dari sistem pembiayaan yang baru berlaku, adanya
kesempatan karena minim pengawasan, serta ada pembenaran saat melakukan tindakan fraud. Tujuan:
Mengeksplorasi upaya pengendalian potensi fraud d Rumah Sakit Dr. Achmad Moechtar Bukittinggi. Metode:
Penelitian ini menggunakan desain metode kualitatif. Penelitian ini dilihat dari komponen input dan komponen
proses. Hasil: Komponen input mencakup kebijakan, tenaga dan sarana. Komponen proses mencakup faktor
pendorong dan faktor penghambat potensi fraud. Faktor pendorong potensi fraud yaitu perbedaan pemahaman
antara verifikator dan dokter penanggung jawab pasien tentang diagnosis. Kesenjangan tarif riil rumah sakit
dengan tarif INA CBGs. Faktor penghambat potensi fraud yaitu Penerapan Standar Operasional dan Clinical
Pathway. Simpulan: Upaya dari Rumah Sakit Dr. Achmad Moechtar dalam pencegahan potensi fraud dengan
melakukan tindakan sesuai Standar Prosedur Operasional. BPJS Kesehatan dalam pencegahan potensi fraud
dengan meningkatkan aplikasi penyaringan potensi fraud.
Kata kunci: JKN, sistem pembiayaan, pencegahan potensi fraud
Abstract
Since the enactment of the National Health Insurance (JKN) in Indonesia, the potential for fraud in health
services has increased due to pressure from the new system of financing, the opportunity due to minimal
supervision and there is justification when doing fraud. Objectives: To explored efforts to control the potential
of fraud at Achmad Moechtar Hospital Bukittinggi. Methods:This research used qualitative method design. This
research was seen from input components and process components. Input components were included policies,
personnel and facilities. Results:The process components were included the driving factors and potential
inhibiting factors of fraud, the efforts of Achmad Moechtar Hospital and Social Health Insurance Provider (BPJS
Kesehatan) in the prevention of potential fraud. The potential driving force of fraud was difference in
understanding between the verifier and the physician in charge of the patient regarding the diagnosis, the real
hospital tariff gap with the tariff of INA CBGs. Fraud potential inhibiting factors were the Application of
Operational Standard and Clinical Pathway. Conclusions: Efforts from Achmad Moechtar Hospital in
preventing potential fraud by taking action in accordance with Standard Operating Procedures. Social Health
Insurance Provider (BPJS Kesehatan) in the prevention of fraud potential by increasing fraud potential filtration
applications.
Keywords: JKN, financing system, prevention of fraud potential
terbanyak yaitu kemoterapi sebanyak 787 kasus sebagai instrumen kunci karena pada saat di
dan diagnosa sekunder terbanyak yaitu sectio lapangan, peneliti berhubungan langsung dengan
14
caesaria sebanyak 312 kasus. informan penelitian.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 69 Penelitian telah dilakukan di RSUD dr.
Tahun 2015 tentang “Standar tarif pelayanan Achmad Moechtar Bukittinggi dari bulan
kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan September sampai November 2017.
tingkat lanjutan dalam penyelenggaraan program Penentuan sumber data pada orang yang
jaminan kesehatan”. Dalam peraturan ini diwawancarai/informan penelitian dilakukan secara
dinyatakan bahwa penetapan tarif untuk purposive sampling, yaitu dipilih dengan
13
meningkatkan efisiensi biaya yang dapat membuat pertimbangan dan tujuan tertentu. Informan yang
perilaku rumah sakit berinovasi dalam diambil adalah orang yang mengetahui tentang
penghematan, seperti tidak perlu menggunakan pengendalian potensi fraud di RSUD dr Achmad
obat-obatan dan alat bahan habis pakai yang Moechtar Bukittinggi. Pemeriksaan keabsahan
berlebihan, pemeriksaan yang memakan biaya dan data dalam memberikan informasi mengenai
10
waktu rawat inap yang lama. Dengan adanya masalah penelitian digunakan metode triangulasi.
standar tarif yang jelas dapat menjadi pedoman
bagi rumah sakit dalam menghindari potensi fraud HASIL
untuk mematuhi peraturan Menteri Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah dr Achmad
tersebut. Perilaku rumah sakit ini sesuai dengan Moechtar Bukittinggi awalnya merupakan Rumah
Theory of Planned Behavior (TPB) oleh Icek Ajzen Sakit Militer Belanda yang didirikan Tahun 1908.
dan Martin Fishbein yang berasumsi bahwa 9
Pada waktu penjajahan Jepang. Sejak perang
manusia adalah makhluk rasional yang selalu kemerdekaan Indonesia dijadikan sebagai Rumah
menggunakan informasi secara sistematis dalam Sakit Tentara, pada tanggal 8 September 1952
11
melakukan suatu tindakan. Oleh karena itu rumah sakit ini diserahkan kepada Dinas
peraturan yang jelas tentang standar tarif dapat Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja Sumatera
mengarahkan mereka untuk menghindari potensi Tengah, yang kemudian menjadi milik Pemerintah
fraud. Daerah Sumatera Barat. Berdasarkan Surat
Fasilitas kesehatan merupakan pihak yang Keputusan Menteri Kesehatan tanggal 13 Oktober
berpotensi tinggi untuk melakukan potensi fraud 1981 Rumah Sakit Umum Bukittinggi resmi
dan bagaimana fasilitas kesehatan dapat berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum
12
mencegah terjadinya fraud. maka permasalahan Daerah dr. Achmad Moechtar Bukittinggi. Untuk
dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka
pengendalian potensi fraud di Rumah Sakit RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi di dukung
Achmad Moechtar Kota Bukittinggi. Penelitian ini 9
dengan 919 pegawai (PNS dan kontrak honor).
bertujuan untuk mengeksplorasi upaya Penelitian dilakukan dengan wawancara
pengendalian potensi fraud di Rumah Sakit mendalam, informan yang diwawancara memiliki
Achmad Moechtar Kota Bukittinggi. pengetahuan berkaitan pengendalian potensi fraud
di RSUD dr. Achmad Moechtar Kota Bukittinggi
METODE yaitu Kasie Monitoring Evaluasi Pelayanan Medis,
Penelitian ini menggunakan desain metode Ketua Komite Medis, Ketua Tim Casemix, Dokter
deskriptif kualitatif pendekatan fenomenologi yaitu Penanggung Jawab dan Verifikator BPJS
mengumpulkan, menyusun, menginterpretasikan Kesehatan.
dan menganalisis sehingga mengeksplorasi suatu Hasil wawancara mendalam dilihat dari
fenomena/kenyataan sosial sehingga dapat komponen input dan komponen proses. Komponen
memberikan pemecahan permasalahan yang input terdiri dari kebijakan, tenaga dan sarana.
13 Komponen proses terdiri dari faktor pendukung
dihadapi. Pada penelitian kualitatif, maka peneliti
terjadinya potensi fraud di RSUD dr. Achmad berlatar belakang medis dan spesialis, tim komite
Moechtar, faktor penghambat terjadinya potensi medis berlatar belakang medis dan spesialis
fraud di RSUD dr Achmad Moechtar dan Upaya sedangkan tim pengelola JKN berlatar belakang
19
yang dilakukan untuk pencegahan potensi fraud di medis dan non medis.
RSUD dr. Achmad Moechtar .
Dalam memaksimalkan pelayanan rumah - Sarana
sakit dan upaya pencegahan tindakan potensi Sarana pelayanan di RSUD dr. Achmad
fraud baik dalam pelayanan kepada pasien Moechtar Bukittinggi memiliki 21 poliklinik rawat
maupun dalam proses administrasi klaim maka jalan, 340 fasilitas tempat tidur. Bangunan,
Direktur RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi peralatan dan penunjang medis dilengkapi secara
mengeluarkan beberapa kebijakan antara lain bertahap dengan berpedoman kepada Standar
pembentukan Tim Anti Fraud, Tim Verifikator Rumah Sakit Kelas B (Profil RSAM Bukittinggi,
Klaim, Tim Komite Medis dan Tim JKN. 2017). RSUD dr Achmad Moechtar menyediakan
informasi pelayanan melalui media Sistem
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan pelayanan, informasi ketersediaan tempat tidur,
8
asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dan informasi jadwal pelayanan dokter.
hasil wawancara mendalam dan telaah dokumen - Faktor pendorong potensi fraud di RSUD dr.
kebijakan terkait analisis potensi fraud di Rumah Faktor terjadinya potensi fraud di RSUD dr.
Sakit Umum Daerah dr. Achmad Moechtar Achmad Moechtar sebagai berikut; Adanya
Peraturan Menteri Kesehatan No 36 tahun 2015 pembayaran INA CBGs adalah sistem pembayaran
tentang Pencegahan Kecurangan (fraud) dalam prospektif sedangkan sistem pembayaran RSUD
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada dr Achmad Moechtar masih menggunakan tarif
Sistem Jaminan Sosial Nasional, maka keluar Pergub Nomor 58 Tahun 2015 tentang Tarif
Surat Keputusan direktur RSUD dr. Achmad Pelayanan Kesehatan RSUD dr. Achmad Moechtar
Pencegahan Fraud RSUD dr. Achmad moechtar yang berbeda antara verifikator, koder dan DPJP
21
Bukittinggi.
15 tentang diagnosis.
secara aktif dan profesional di bidangnya dalam Faktor yang dapat menghambat potensi
pencegahan terjadinya potensi fraud di RSUD dr. fraud di RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi,
pengelola Jaminan kesehatan Nasional (JKN) Moechtar Bukittinggi sudah memiliki Clinical
berjumlah 44 orang, latar belakang tim anti fraud Pathway untuk 5 area prioritas yaitu appendisitis,
sectio caesaria, demam berdarah dengue, Bayi Tujuan vedika untuk percepatan klaim,
Baru Lahir Rendah (BBLR) dan stroke non meningkatkan aplikasi dalam menyaring adanya
haemorrhagis. kasus bedah merupakan kasus potensi fraud di bidang klaim pelayanan kesehatan
yang terbanyak dilayani dan menyerap dana dan melakukan feedback jika ditemukan potensi
terbesar dalam pelayanan pasien rawat inap fraud serta melakukan audit klaim.
peserta BPJS Kesehatan yaitu sebesar 39,09%
dari total pendapatan rawat inap pasien BPJS SIMPULAN
Kesehatan. Penerapan Clinical Pathway yang baik Faktor pendorong terjadinya potensi fraud
akan dapat mengendalikan biaya karena dapat di RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi yaitu
diprediksi biaya yang akan timbul selama pemahaman yang berbeda antara verifikator, koder
pelayanan, di dalam Clinical Pathway terdapat dan DPJP tentang diagnosis dan ada kesenjangan
pencatatan perkiraan lama hari rawat, jenis penetapan tarif riil rumah sakit dengan tarif INA
21
tindakan dan komponen obat-obatan. CBGs.
Berdasarkan hasil wawancara, salah satu Faktor yang dapat menghambat potensi
informan ketepatan pengodean diagnosis dan fraud di RSUD dr. Achmad Moechtar Bukittinggi
prosedur akan mempengaruhi ketepatan tarif pada yaitu dengan melakukan tindakan medis sesuai
software INA CBGs, ketika pengodean tepat serta Penerapan standar Operasional (SOP) dan Clinical
penentuan diagnosis primer dan sekunder juga Pathway serta pelatihan dalam ketepatan coding.
tepat, maka tarif paket INA CBGs yang muncul
juga tepat sesuai dengan derajat keparahan SARAN
(severity level) dari kode diagnosis dan prosedur. Manajemen Rumah Sakit dapat melakukan
Namun ketika pengodean tidak tepat, monitoring dan evaluasi yang memastikan
mengakibatkan derajat keparahan yang tidak tepat, kepatuhan pelaksanaan aturan dan prosedur yang
maka tarif INA CBGs yang munculpun tidak tepat telah ditetapkan baik standar perilaku dan disiplin
pula, hal itu yang disebut upcoding atau di RSUD dr Achmad Moechtar Bukittinggi.
22
undercoding. Mengikuti pedoman clinical pathway dan SOP
yang sesuai tindakan medis dan mensosialisasi
Upaya dari RSUD dr Achmad Moechtar budaya anti fraud yang berorientasi pada kendali
Bukittinggi dan BPJS Kesehatan dalam mutu kendali biaya.
pencegahan potensi fraud Upaya BPJS Kesehatan adalah dengan
Upaya dari RSUD dr. Achmad Moechtar bersinergi dengan Fasilitas Kesehatan yang
Bukittinggi dengan melakukan efisiensi, subsidi bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam
silang, melakukan tindakan sesuai kepatuhan SOP pencegahan potensi fraud di Rawatan Tingkat
dan penyusunan clinical pathway dan mengkaji Lanjutan. Melakukan feedback dan monitoring
ulang penghitungan Pergub terutama bagian evaluasi jika terdeteksi adanya potensi fraud.
bedah serta memaksimalkan kinerja Tim Anti
Fraud.
UCAPAN TERIMA KASIH
Upaya BPJS Kesehatan adalah dengan
Terima kasih kepada RSUD dr. Achmad
melakukan strategi Verifikasi Digital Klaim (Vedika)
Moechtar Bukittinggi beserta jajarannya, BPJS
baik di Kantor cabang maupun kantor pusat.
Kesehatan Cabang Bukittinggi beserta jajarannya
dan semua pihak yang telah ikut andil dalam
penelitian ini.
20. Peraturan Gubernur no 58 tahun 2015. tentang terhadap mutu layanan Di RSJ Dr. Radjiman
tarif pelayanan RSUD dr. Achmad Moechtar Wediodiningrat Lawang, Malang, Jurnal
Bukittinggi. Padang: 2015. Kebijakan Kesehatan Indonesia. 2014;03(04).
21. Nurfarida. Pengaruh potensi fraud dalam 22. Fitri A. Buku praktis deteksi fraud klaim ina
penerapan sistem jaminan kesehatan nasional CBGs secara prospektif. Jakarta: BPJS
Kesehatan; 2015.